Syntax Literate : Jurnal Ilmiah Indonesia p�ISSN: 2541-0849

e-ISSN : 2548-1398

Vol. 5, No. 4 April 2020

 


PENGARUH EDUKASI NUTRISI TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG PENGELOLAAN DIET NUTRISI PASIEN CHRONIC KIDNEY DISEASE YANG MENJALANI HEMODIALISADI RUMAH SAKIT GUNUNG JATI CIREBON 2019

 

Healthy Seventina Sirait

Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKes) Cirebon

Email: [email protected]

 

Abstract

The level of knowledge of patients with chronic kidney disease who undergo hemodialysis each year in the less category, especially in the management of nutritional diets. The role of nurses as a role model of health education and one of the non-pharmacological actions by providing nutrition education about the management of nutrition diets.This study aims to look at the effect of nutritional education on the level of knowledge about nutrition diet management in chronic patients with kidney disease undergoing hemodialysis at the Hospital in Cirebon This type of research uses Pre-test and post-test without control group design with one group. Sampling uses purposive sampling. The number of samples was 36 respondents with nutrition education treatment. The research instrument used was a nutrition diet management questionnaire. The results of this study were obtained after intervening for 3 weeks, the independent non parametic paired test independent showed that the p-value was 0,000. Nutrition education has a significant influence on the level of knowledge about managing a nutrition diet. Nutritional education has a changing effect on the level of knowledge of patients with chronic kidney disease who undergo hemodialysis on the management of nutritional diets, interventions can be recommended and applied as one of the education provided to patients undergoing hemodialysis.

 

Keywords:Knowledge, CKD nutrition diet management education.

 

Abstrak

Tingkat pengetahuan pasien chronic kidney disease yang menjalani hemodialisa setiap tahunnya dalam kategori kurang khususnya dalam pengelolaan diet nutrisi. Peran perawat sebagai role model health education dan salah satu tindakan non farmakologi dengan memberikan edukasi nutrisi tentang pengelolaan diet nutrisi. Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh edukasi nutrisi terhadap tingkat pengetahuan tentang pengelolaan diet nutrisi pada pasien chronic kidney disease yang menjalani hemodialisa di Rumah Sakit Gunung Jati Cirebon. Jenis penelitian menggunakan Pre-test dan post-test without control group design dengan satu kelompok. Pengambilan sampel menggunakan purposive sampling. Jumlah sampel sebanyak 36 responden dengan diberikan perlakuan edukasi nutrisi. Instrument penelitian yang digunakan berupa kuesioner pengelolaan diet nutrisi. Hasil penelitian ini didapatkan setelah melakukan intervensi selama 3 minggu, uji beda berpasangan non parametik independent menunjukan bahwa nilai p-value 0,000. Edukasi nutrisi memberikan pengaruh signifikan terhadap tingkat pengetahuan tentang pengelolaan diet nutrisi. Edukasi nutrisi mempunyai pengaruh perubahan terhadap tingkat pengetahuan pasien chronic kidney disease yang menjalani hemodialisa terhadap pengelolaan diet nutrisi dapat direkomendasikan intervensi dan diaplikasikan sebagai salah satu edukasi yang diberikan pada pasien yang menjalani hemodialisa.

 

Kata kunci: Pengetahuan, Edukasi pengelolaan diet nutrisi CKD.

 

Pendahuluan.

Salah Satu Penyebab penyakit Yang Menarik perhatian Dunia saat ini Adalah adalah chronic kidney disease yaitu adanya gangguan pada fungsi ginjal yang progresif dan ireversibel ,dimana kemampuan tubuh gagal untuk mempertahankan metabolisme serta keseimbangan cairan dan elektrolit sehingga menyebabkan uremia, yang kemudian berkembang menjadi end stage renal disease (ESRD) sehingga diperlukan hemodialisa untuk kelangsungan hidup pasien (Smeltzer, et al, 2010; Kemenkes, 2018), Penyakit ginjal merupakan salah satu isu kesehatan dunia dengan beban pembiayaan yang tinggi. (Natalia, 2018).

Menurut WHO penyakit ginjal memerlukan terapi dialisis atau transplantasi ginjal (Bhatia et al., 2013). Di seluruh dunia jumlah yang menerima terapi pengganti ginjal diperkirakan lebih dari 1,4 juta dengan kejadian tumbuh sekitar 8%. Berdasarkan data dari United Stated Renal Data System (USRDS) prevalensi CKD pada tahun 2013 sebanyak 2.997.680 orang, namun pada tahun 2014 meningkat sebanyak 3.091.240 orang (Saran et al., 2017).

Hemodialisis merupakan terapi pendungkung keberlangsungan dari penyakit gagal ginjal kronis. Terapi ini dapat memperpanjang usia pasien namun tidak bisa mengembalikan fungsi ginjal seutuhnya Berdasarkan data Indonesia Renal Registry (IRR) sebanyak 98% penderita Chronic Kidney Disease menjalani terapi Hemodialisa dan 2% menjalani terapi peritoneal dialysis (PD). Penyebab penyakit Chronic Kidney Disease terbesar adalah Nefropati Diabetik (52%) dan Hipertensi (24%) (RI, n.d.).

Hasil Riset Kesehatan Dasar menunjukan bahwa prevelensi penyakit Chronic Kidney Disease di Indonesia mengalami kenaikan dibandingkan dengan hasil penelitian dari Reskesdas 2013, dari 0,2% ada kenaikan pada tahun 2018 yaitu 3,8% (RI, n.d.).

Berdasarkan Data Riset Kesehatan Dasar Prevalensi Gagal Ginjal Kronis berdasarkan Diagnosis Dokter pada Penduduk Umur ≥15 Tahun menurut Karakteristik di Provinsi Jawa Barat adalah 0,48 % dan Proporsi Hemodialisis pada Penduduk Umur ≥15 Tahun dengan Gagal Ginjal berdasarkan Diagnosis Dokter di Provinsi Jawa Barat adalah 19,34 % (RI, n.d.).

Sedangkandi Kota Cirebon khususnya di Rumah Sakit Gunung Jati Cirebon jumlah pasien Chronic Kidney Disease sesuai hasil data wawancara dengan petugas rekam medik Rumah Sakit Gunung Jati didapatkan data selama 1 bulan terakhir berjumlah 112 orang yang terdiagnosa Chronic Kidney Disease dan masuk kedalam 10 besar penyakit di Rumah Sakit Gunung Jati Cirebon dan data yang didapatkan dari hasil wawancara dengan perawat bagian hemodialisa didapatkan data pasien Chronic Kidney Disease dengan Hemodialisa berjumlah 57 orang untuk periode Januari. Dan untuk pasien Initial sudah masuk dalam jadwal Hemodialisa dan tindakan untuk Hemodialisa dari tahun 2017 sebanyak 4.369 dan di tahun 2018 ada peningkatan tindakan Hemodialisa sebanyak 4.749 tindakan.

Berdasarkan hasil penelitian dari Maryudella Afrida. Jurnal tersebut membahas tentang rendahnya tingkat pengetahuan ini menyebabkan kurangnya kewaspadaan dan penurunan kualitas hidup pada pasien hemodialisa. Self care education program bertujuan untuk meningkatkan kepatuhan terkait pengolahan nutrisi, cairan dan akses vaskuler pada pasien hemodialisa dirumah. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh self education program terhadap tingkat pengetahuan terkait perawatan diri pada pasien hemodialisa di rumah. Penelitian ini menggunakan quasi experiment dengan desain pretest-postest without control group design. Pengambilan sampel dengan cara consecutive sampling dengan jumlah sampel 38 responden (19 responden untuk masing-masing kelompok). Kelompok intervensi diberikan self care education program sedangkan pada kelompok kontrol diberikan terapi standard dari rumah sakit. Hasil dari penelitian ini menunjukan adanya pengaruh pemberian self care education program terhadap tingkat pengetahuan perawatan diri terkait pengelolan nitrisi, cairan dan akses vaskuler pada pasien hemodialisa dirumah dengan p value 0.000.

Kesimpulan dari hasil penelitian dari peniliti Maryudella Afrida yaitu self care education program memberikan pengaruh signifikan terhadap tingkat pengetahuan perawatan diriterkait pengelolaan nutrisi, cairan dan akses vaskuler pada pasien hemodialisa dirumah. Diharapkan perawat dapat menerapkan self care education program dalam meningkatkan pengetahuan terkait self care education program.

Peran perawat sebagai role model health education dan salah satu tindakan non farmakologi dengan memberikan edukasi mempunyai tanggung jawab untuk mempersiapkan kemampuan pasien dalam pengelolaan diet nutrisi. Sehingga dalam beraktifitas dapat mengontrol hidupnya selama menjalani perawatan khususnya pada pasien Chronic Kidney Disease yang menjalani terapi hemodialisa sehingga dapat meningkatkan pengetahuan tentang pengelolaan diet nutrisi sehingga dapat meningkatkan kualitas hidup pasien Chronic Kidney Disease yang menjalani terapi hemodialisa.

Maka berdasarkan hal tersebut yang menjadikan latar belakang penelitian dan dengan didukung data yang diambil dari hasil wawancara dengan petugas rekam medik Rumah Sakit Gunung Jati Cirebon dan dari hasil wawancara dengan perawat bagian hemodialisa Rumah Sakit Gunung Jati Cirebon maka penulis tertarik melakukan penelitian tentang Pengaruh Edukasi Nutrisi Terhadap Tingkat Pengetahuan Tentang Pengelolaan Diet Nutrisi Pasien Chronic Kidney Disease Yang Menjalani Hemodialisa di Rumah Sakit Gunung Jati Cirebon.

 

Metode Penelitian

����������� Jenis penelitian ini adalah analisis regresi merupakan salah satu analisis yang bertujuan untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh edukasi nutrisi terhadap tingkat pengetahuan tentang pengelolaan diet nutrisi pasien chronic kidney disease di Rumah Sakit Gunung Jati Cirebon Tahun 2019

����������� Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan quasi eksperimental design melalui pendekatan pre-test and post test without control group design. Sebelum responden diberikan treatment (perlakuan) terlebih dahulu dilakukan test dengan diberikan kuesioner tentang pengelolaan diet nutrisi untuk mengetahui tingkat pengetahuan pasien Chronic Kidney Disease yang menjalani hemodialisa dalam pengelolaan diet nutrisi.

����������� Penelitian ini terdapat satu kelompok yaitu kelompok perlakuan dengan mendapatkan perlakuan yaitu diberikanedukasi nutrisi.

����������� Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh edukasi nutrisi terhadap tingkat pengetahuan tentang pengelolaan diet nutrisi pasien chronic kidney disease khususnya pasien yang menjalani hemodialisa.

 

Hasil dan Pembahasan

A.    Hasil Penelitian

1.      Tingkat Pengetahuan Tentang Pengelolaan Diet Nutrisi Pada Pasien Chronic Kidney Disease Yang Menjalani Hemodialisa Sebelum Dilakukan Edukasi Nutrisi

Hasil analisis data berdasarkan tingkat pengetahuan tentang pengelolaan diet nutrisi pada pasien Chronic Kidney Disease Yang menjalani hemodialisa responden penelitian 36 responden dapat dilihat pada table sebagai berikut :

Tabel 1

Distribusi Frekuensi Tingkat Pengetahuan Tentang Pengelolaan Diet Nutrisi Pada Pasien Chronic Kidney Disease Yang Menjalani Hemodialisa Sebelum Dilakukan Edukasi Nutrisi

Tingkat Pengetahuan Pengelolaan Diet Nutrisi

Frekuensi (f)

Presentase (%)

Kurang

30

83,3

Cukup

4

11,1

Baik

2

5,6

Total

36

100

 

Tabel 1 diatas dapat diketahui bahwa responden dengan tingkat pengetahuan pengelolaan diet nutrisi sebelum edukasi nutrisi yang paling banyak dengan kategori kurang dengan responden 30 (83,3%) dan untuk kategori cukup 4 responden (11,1%) sisanya dengan kategori baik 2 responden (5,6%).

2.      Tingkat Pengetahuan Tentang Pengelolaan Diet Nutrisi Pada Pasien Chronic Kidney Disease Yang Menjalani Hemodialisa Sesudah Dilakukan Edukasi Nutrisi

Hasil analisis data berdasarkan tingkat pengetahuan tentang pengelolaan diet nutrisi pada pasien Chronic Kidney Disease Yang menjalani hemodialisa responden penelitian 36 responden dapat dilihat pada table sebagai berikut :

Tabel 2

Distribusi Frekuensi Tingkat Pengetahuan Tentang Pengelolaan Diet Nutrisi Pada Pasien Chronic Kidney Disease Yang Menjalani Hemodialisa Dilakukan Edukasi Nutrisi

Tingkat Pengetahuan Pengelolaan Diet Nutrisi

Frekuensi (f)

Presentase (%)

Kurang

2

5,6

Cukup

16

44,4

Baik

18

50,0

Total

36

100

 

Tabel 2 diatas dapat diketahui bahwa responden dengan tingkat pengetahuan pengelolaan diet nutrisi sesudah edukasi nutrisi kategori yang paling banyak kriteria baik dengan jumlah responden 18 (50,0%) dan kategori cukup 16 responden (44,4%), kategori kurang 2 responden (5,6%).

3.      Perbedaan Nilai Rata-rata Tingkat Pengetahuan Tentang Pengelolaan Diet dukasi Nutrisi

Berdasarkan hasil analisis data perbedaan nilai pretest dan posttest tingkat Pengetahuan Pengelolaan Diet Nutrisi Pada Pasien Chronic Kidney Disease dengan Hemodialisa di Ruang Hemodialisa Rumah Sakit Gunung Jati Cirebon Tahun 2019 dapat dilihat pada tabel sebagai berikut:

Tabel 3

Perbedaan Nilai Rata-rata Tingkat Pengetahuan Tentang Pengelolaan Diet Nutrisi Pada Pasien Chronic Kidney Disease Yang Menjalani Hemodialisa Sebelum dan Sesudah Dilakukan Edukasi Nutrisi

Kelompok

Mean

Std. Deviaton

P Value

N

Prettest

1,11

0,319

0,000

36

Posttest

2,53

������� 0,506

�������������������������������������������������������������������������������������������

Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa p � Value adalah 0,000 dan taraf signifikansi 0,000. Ketentuan pengujian adalah bila taraf signifikansi ≤ nilai a (0,05) maka Ho ditolak dan Ha diterima. Sehingga dapat disimpulkan bahwa edukasi nutrisi dapat meningkatkan Tingkat Pengetahuan Tentang Pengelolaan Diet Nutrisi pada pasien Chronic Kidney Disease dengan Hemodialisa di Ruang Hemodialisa Rumah Sakit Gunung Jati Cirebon Tahun 2019.

 

 

 

B.     Pembahasan

1.      Tingkat Pengetahuan Sebelum Dilakukan Intervensi Edukasi Nutrisi tentang Pengelolaan Diet Nutrisi pada Pasien Chronic Kidney Disease Yang Menjalani Hemodialisa

Berdasarkan tabel 1 dapat dilihat bahwa dari 36 responden di Rumah Sakit Gunung Jati Cirebon sebelum diberikan edukasi nutrisi tentang pengelolaan diet nutrisi pada pasien Chronic Kidney Disease yang menjalani Hemodialisa didapatkan hasil bahwa 30 (83,3%) orang dengan kategori kurang, 4 (11,1%) orang memiliki tingkat pengetahuan cukup dan 2 orang (5,6%) memiliki tingkat pengetahuan baik.

2.      Tingkat Pengetahuan Sebelum Dilakukan Intervensi Edukasi Nutrisi tentang Pengelolaan Diet Nutrisi pada Pasien Chronic Kidney Disease Yang Menjalani Hemodialisa

Setelah diberikan edukasi nutrisi tingkat pengetahuan responden penelitian mengalami peningkatan signifikan dimana terdapat 18 (50%) orang mengalami peningkatan pengetahuan dalam kategori baik, 16 (44,4%) orang dalam kategori cukup dan kategori tingkat pengetahuan menurun dengan jumlah responden 2 (5,6%) orang.

3.      Perbedaan Nilai Rata-rata Tingkat Pengetahuan Tentang Pengelolaan Diet Nutrisi Sebelum dan Sesudah Dilakukan Intervensi Edukasi Nutrisi

Berdasarkan Tabel 3 menunjukkan rata-rata tingkat pengetahuan tentang pengelolaan diet nutrisi sebelum dilakukan intervensi edukasi nutrisi sebesar 1,11, rata-rata tingkat pengetahuan tentang pengelolaan diet nutrisi sesudah dilakukan intervensi edukasi nutrisi 2,53 dengan beda rata-rata sebesar 1,42. Berdasarkan uji analisis wilcoxon didapatkan p value sebesar 0,000 di mana kurang dari batas kritis penelitian 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan bermakna antara tingkat pengetahuan tentang pengelolaan diet nutrisi sebelum dan sesudahdilakukan intervensi edukasi nutrisi atau terdapat pengaruh secara signifikan edukasi nutrisi terhadap tingkat pengetahuan tentang pengelolaan diet nutrisi pasien chronic kidney disease yang menjalani hemodialisa.

Hal ini menunjukkan bahwa edukasi nutrisi merupakan suatu intervensi untuk meningkatkan pengetahuan tentang pengelolaan diet nutrisi pasien chronic kidney disease yang menjalani hemodialisa merupakan salah satu intervensi yang efektif sebagai program edukasi.

Berdasarkan hasil penelitian peneliti berpendapat bahwa pada pengukuran sebelum dan sesudah dilakukan intervensi edukasi nutrisi pada tingkat pengetahuan tentang pengelolaan diet nutrisi mengalami peningkatan. Disarankan kepada instansi terkait agar dapat mensosialisasikan edukasi nutrisikepada seluruh pasien chronic kidney disease yang menjalani hemodialisa sehingga pasien chronic kidney disease dapat mengetahui bahwa pengelolaan diet nutrisi sangat penting untuk meningkatkan kualitas hidup pasien chronic kidney disease yang menjalani hemodialisa.

 

Kesimpulan

Tingkat pengetahuan tentang pengelolaan diet nutrisi pada pasien chronic kidney disease yang menjalani hemodialisa sebelum diberikan edukasi nutrisi didapatkan hasil dengan tingkat pengetahuan dengan kategori kurang 30 (83%) orang, 4 (11,1%) orang memiliki tingkat pengetahuan cukup, yang memiliki tingkat pengetahuan baik 2 (5,6%) orang.

Tingkat pengetahuan tentang pengelolaan diet nutrisi pada pasien chronic kidney disease yang menjalani hemodialisa sesudah diberikan edukasi nutrisi didapatkan hasil dengan tingkat pengetahuan dengan kategori baik mengalami peningkatan yang signifikan dengan jumlah responden 18 (50%) orang, untuk katageri cukup dengan jumlah responden 16 (44,4%) orang, 2 (5,6%) orang dengan katageri kurang.

Terdapat perbedaan rata-rata tingkat pengetahuan tentang pengelolaan diet nutrisi pada pasien chronic kidney disease yang menjalani hemodialisa

Sebelum dan sesudah dilakukan intervensi edukasi nutrisi dan nilai probabilitas (p value = 0,000), maka Ho ditolak dan Ho diterima artinya ada pengaruh edukasi nutrisi terhadap tingkat pengetahuan tentang pengelolaan diet nutrisi pada pasien chronic kidney disease yang menjalani hemodialisa.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

BIBLIOGRAFI

 

Bhatia, R., Dash, A. P., & Sunyoto, T. (2013). Changing epidemiology of dengue in South-East Asia. WHO South-East Asia Journal of Public Health, 2(1), 23.

 

Marpuah, M. (2017). Manajemen Dakwah Persistri Sebagai Upaya Untuk Meningkatkan Kualitas Da�iyah. Syntax Literate; Jurnal Ilmiah Indonesia, 2(6), 83�97.

 

Natalia, E. (2018). Pengaruh Edukasi Berbasis Self Care Terhadap Tingkat Kelelahan Pasien Chronic Kidney Disease. MNJ (Mahakam Nursing Journal), 2(4), 141�150.

 

RI, K. (n.d.). Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. 2010a. Penuntun Hidup Sehat. Jakarta (ID): UNICEF Indonesia.

 

Saran, R., Robinson, B., Abbott, K. C., Agodoa, L. Y. C., Albertus, P., Ayanian, J., Balkrishnan, R., Bragg-Gresham, J., Cao, J., & Chen, J. L. T. (2017). US renal data system 2016 annual data report: epidemiology of kidney disease in the United States. American Journal of Kidney Diseases, 69(3), A7�A8.