Syntax Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia p�ISSN: 2541-0849 e-ISSN: 2548-1398

Vol. 7, No. 5, Mei 2022

 

PERAN MANAJEMEN BIAYA DAN INOVASI TERHADAP DAYA SAING PRIORITAS STRATEGIS PADA USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH (UMKM)

 

Rahmasari Fahria, Husnah Nur Laela Ermaya

Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jakarta, Indonesia�����������

Email: [email protected], [email protected]

 

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh manajemen biaya dan inovasi terhadap daya saing prioritas strategis pada sektor UMKM. Entrepreneurial Leadership digunakan sebagai variabel moderasi dengan asumsi bahwa kepemimpinan berjiwa kewirausahaan mampu melihat peluang ke depan serta menyusun berbagai alternatif strategi yang dapat dipilih untuk menghadapi lingkungan bisnis di masa yang akan datang. Data penelitian berupa data primer berbentuk kuesioner yang disebarkan kepada para pelaku UMKM. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Manajemen Biaya dan Inovasi memiliki pengaruh signifikan yang positif terhadap Daya Saing Prioritas Strategis. Variabel Entrepreneurial Leadership sebagai variabel moderasi tidak memiliki peran di dalam memperkuat hubungan antara Manajemen Biaya dan Inovasi terhadap Daya Saing Prioritas Strategis.

 

Kata Kunci: UMKM, Manajemen Biaya, Inovasi, Entrepreneurial Leadership, Daya Saing Prioritas Strategis

 

Abstract

This study aims to examine the effect of cost management and innovation on the competitiveness of strategic priorities in the MSMEs sector. Entrepreneurial Leadership is used as a moderating variable with the assumption that it can see opportunities and develop various alternative strategies that can be chosen to face the business environment in the future. The data used in this study is primary data and data collection is carried out in the form of a questionnaire which is distributed to MSME actors. This study indicates that cost management and innovation have a significant positive effect on the competitiveness of strategic priorities. It means that business actors perceive cost management and innovation as one of the factors that can help them achieve competitive advantage. Entrepreneurial Leadership as a moderating variable does not have a role in strengthening the relationship between cost management and innovation on the competitiveness of strategic priorities.

 

Keywords: MSMEs, Cost Management, Innovation, Entrepreneurial Leadership, Competitiveness of strategic priorities

 

Pendahuluan

Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) merupakan salah satu penggerak sektor perekonomian Indonesia. Berdasarkan data (Kementerian Koperasi dan UKM, 2019), jumlah UMKM di Indonesia sebesar 64,2 juta pelaku usaha dimana 98 persen didominasi oleh Usaha Mikro. Selain itu, Kontribusi UMKM terhadap Produk Domestik Bruto sebesar 61 persendan sisanya merupakan sumbangan Unit Usaha Besar.

Walaupun Sektor UMKM masih memberikan harapan melalui kontribusinya yang masih tinggi terhadap perekonomian nasional, namun kontribusi tersebut relatif stagnan selama 4 tahun terakhir. Produk-produk UMKM yang didistribusikan untuk pasar ekspor UMKM Indonesia sampai dengan akhir tahun 2020 berada pada kisaran 15%-16% dari total nilai ekspor nasional. Pemeringkatan Rangking of world competitiveness menunjukkan bahwa pada tahun 2021, Indonesia berada pada urutan ke-37 dari 64 negara (IMD, 2021). Hal ini menunjukkan bahwa daya saing produk-produk Indonesia masih rendah di tingkat internasional. Realisasi kesepakatan Asean China Free Trade Area (ACFTA) mendorong semakin derasnya produk-produk Cina membanjiri pasar dalam negeri dan persaingan produk lokal dengan produk impor terjadi di hampir semua level industri , baik di sektor industri skala kecil maupun skala besar (Suyatna, 2010).

Salah satu kelemahan UMKM adalah produk-produk UMKM menjadi lebih mahal dibandingkan produk-produk impor karena UMKM tidak mampu untuk memanfaatkan skala ekonomis sehingga biaya produk per unit menjadi tinggi dan harga yang ditawarkan kepada kosnumen menjadi mahal (Saumi, 2020). Dalam rangka mengatasi permasalahan tersebut, pelaku UMKM seharusnya memiliki prioritas strategik yang tepat jika ingin memperoleh keunggulan bersaing (Hafiz & Ismail, 2015). Jika hal tersebut tidak dilakukan maka UMKM menghadapi tingkat resiko yang tinggi terkait dengan keberlangsungan usaha di masa depan (Amir et al., 2016). Salah satu cara untuk menurunkan biaya produk per unit adalah dengan mengimplementasikan praktek manajemen biaya yang tepat karena manajemen biaya merupakan ilmu yang menyelaraskan antara sumber daya perusahaan dengan strategi jangka panjang maupun jangka pendek (Anderson & Dekker, 2009). Pada level UMKM di Malaysia, (Amir et al., 2016) menemukan bahwa praktik manajemen biaya memiliki hubungan positif dengan daya saing prioritas strategisPenelitian yang membahas manajemen biaya terkait dengan daya saing prioritas strategis secara spesifik belum banyak dilakukan di Indonesia dan hanya menggunakan satu perusahaan atau satu jenis unit usaha.

Faktor lain yang memiliki pengaruh terhadap keunggulan bersaing adalah kemampuan melakukan inovasi produk (Falahat et al., 2020). Inovasi juga merupakan salah satu bentuk strategi pemulihan usaha di tengah pandemik Covid-19 (Caballero-Morales, 2021). Penelitian terkait dengan inovasi produk dan keunggulan bersaing telah banyak dilakukan di Indonesia, seperti yang dilakukan oleh (Setyawati & Rosiana, 2015), (Suhaeni, 2018) yang mengarah pada kesimpulan yang sama bahwa strategi inovasi berpengaruh terhadap keunggulan bersaing. Kelemahan atas penelitian sebelumnya di Indonesia adalah bahwa objek penelitian bersifat terbatas, hanya meliputi satu perusahaan atau hanya menggunakan satu jenis usaha dengan wilayah pengamatan yang juga bersifat terbatas.

Inovasi bisnis model dapat meningkatkan penjualan jika seorang pemimpin memiliki kemampuan untuk menyampaikan dengan jelas proses dan tujuan serta mengalokasikan sumber daya organisasi untuk mendukung penerapan rencana strategik (Uzarski & Broome, 2019). Kepemimpinan yang efektif merupakan faktor pendorong kinerja organisasi, sehingga untuk meningkatkan kinerja UMKM di masa yang akan datang (Madanchian & Taherdoost, 2019). Penelitian yang dilakukan oleh (Dabić et al., 2021) pada UMKM di Turki menunjukkan bahwa kepemimpinan yang berorientasi pada kewirausahaan (entrepreneurship) memainkan peran yang sangat penting dalam mewujudkan kemampuan intelektual anggota perusahaan menjadi inovasi yang bermanfaat bagi perusahaan. Penelitian yang dilakukan (Amir et al., 2016) menemukan bahwa kepemimpinan berjiwa kewirausahaan yang dimiliki oleh pelaku UMKM efektif dalam memediasi hubungan antara manajemen biaya dan daya saing prioritas strategis.

Pemahaman mengenai arti penting manajemen biaya dan inovasi serta karakter kepemimpinan berjiwa kewirausahaan memiliki peran penting bagi UMKM dalam rangka memperoleh keunggulan bersaing. Studi ini bertujuan untuk menguji apakah manajemen biaya dan inovasi memiliki pengaruh terhadap daya saing prioritas strategis pada sektor UMKM di Indonesia dan apakah entrepreneurial leadership memiliki peran di dalam memperkuat hubungan diantara manajemen biaya, inovasi dan daya saing prioritas strategis.Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi sebagai referensi bagi penelitian-penelitian selanjutnya di bidang akuntansi manajemen atau manajemen strategik, khususnya terkait dengan topik manajemen biaya atau keunggulan bersaing serta memberikan informasi kepada pengusaha UMKM mengenai arti penting manajemen biaya dan inovasi sehingga dapat menjadi pertimbangan di dalam menentukan prioritas strategi yang tepat dalam rangka mencapai keunggulan bersaing.

Daya saing prioritas strategis merupakan kompetisi diantara berbagai prioritas strategis yang dapat dipilih dalam rangka memenuhi kebutuhan pelanggan dan mencapai efisiensi biaya (Amir et al., 2016). Penrose (1959) menyatakan sumber daya yang dimiliki dan strategi yang dijalankan perusahaan saat ini merupakan hasil dari berbagai pilihan strategik dan posisi kompetitif yang dibayangkan oleh pemimpin sebelumnya (Kor & Mahoney, 2000). Keselarasan antara strategi dengan sumber daya dan struktur biaya perusahaan merupakan hal yang sangat penting, baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang (Henri et al., 2014). Tujuan utama manajemen biaya strategik adalah mendorong penurunan biaya namun secara bersamaan mendorong penguatan posisi strategik perusahaan (Cooper et al., 1998). Penelitian yang dilakukan oleh (Gliaubicas & Kanapickienė, 2015), (Amir et al., 2016) menunjukkan bahwa manajemen biaya berpengaruh positif terhadap daya saing prioritas strategik. Berdasarkan uraian tersebut, maka peneliti mengajukan hipotesis pertama:

H1: Manajemen biaya berpengaruh signifikan positif terhadap daya saing prioritas strategik

Aktivitas inovasi dilakukan dalam rangka penciptaan nilai dan nilai yang tinggimendorong naiknya profit perusahaan dan memiliki posisi strategik yang lebih baik di hadapan konsumen serta mendorong proses bisnis semakin efisien (Obradovic, D and Obradovic, 2016). Inovasi produk juga dapat dimaknai sebagai kemampuan perusahaan untuk mengembangkan, memodifikasi, atau menciptakan produk dalam rangka memenuhi kebutuhan pelanggan (Falahat et al., 2020). Inovasi memiliki pengaruh yang positif terhadap keunggulan bersaing (Suhaeni, 2018).Kemampuan melakukan inovasi juga menciptakan berbagai manfaat bagi perusahaan, salah satunya adalah meningkatkan kinerja bisnis (Maldonado-Guzm�n et al., 2019), bahkan inovasi merupakan salah satu cara yang efektif untuk mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan di saat kondisi ekonomi nasional melemah karena terdampak pandemic Covid-19 (Caballero-Morales, 2021). Berdasarkan uraian tersebut, maka peneliti mengajukan Hipotesis kedua:

H2: Inovasi berpengaruh signifikan positif terhadap daya saing prioritas strategis

Kepemimpinan mengambil peran yang sangat penting dalam proses manajemen strategik, termasuk memutuskan strategi yang akan diterapkan untuk mencapai tujuan perusahaan (Mjaku & c, 2020). Lingkungan bisnis yang selalu dinamis menyebabkan perusahaan, khususnya perusahaan skala kecil, membutuhkan pemimpin yang memenuhi kualifikasi entrepreneurial leadership sehingga perusahaan mampu bertahan dan berkompetisi di dalam industri. Pemimpin berjiwa Entrepreneurial Leadership memiliki karakteristik berani mengambil risiko, selalu mengevaluasi berbagai peluang bisnis, memiliki kemampuan inovatif, produktif, dan strategik (Esmer & Dayi, 2017). Berdasarkan uraian tersebut, peneliti mengajukan Hipotesis ketiga:

H3: Entrepreneurial Leadership memperkuat hubungan antara inovasi dengan daya saing prioritas strategis

Seorang entrepreneurial leaders harus memiliki kemampuan untuk membayangkan dan menciptakan skenario atas berbagai peluang yang mungkin terjadi di masa depan dan bagaimana untuk dapat meraih peluang tersebut dengan sumberdaya yang terbatas (scenario enactment) serta harus mampu meyakinkan bawahan dan juga para stakeholder lainnya bahwa proses transformasi dapat dilakukan dengan menyatukan seluruh sumber daya yang dimiliki dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditetapkan sesuai dengan skenario atau cast enactment (Gupta et al., 2004). Berdasarkan uraian diatas, maka peneliti mengajukan Hipotesis keempat:

H4: Entrepreneurial Leadership memperkuat hubungan antara manajemen biaya dengan daya saing prioritas strategis

 

Metode Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif untuk menguji pengaruh manajemen biaya dan inovasi terhadap daya saing prioritas strategis dan apakah entrepreneurial leadership memiliki peran di dalam memperkuat hubungan antara variabel independen dan dependen. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan pengambilan data dilakukan dalam bentuk questionnaire yang dibagikan kepada pelaku UMKM, dalam hal ini pemilik atau manajer utama, yang terdaftar sebagai mitra UMKM pada Dinas Koperasi, Perindustrian dan Perdagangan di wilayah Tangerang Selatan, Serang, Malang, dan Lombok . Penyebaran questionnaire dilakukan secara online sepanjang bulan JuniAgustus 2021 dengan menggunakan google form. Data yang telah dikumpulkan akan dianalisis dengan menggunakan Software Smart PLS 3.0

Diagram, schematic

Description automatically generated

Gambar 1

Model Penelitian

 

Variabel yang digunakan dalam penelitian terdiri dari manajemen biaya dan inovasi sebagai variabel independen, daya saing prioritas strategis sebagai variabel dependen, serta entrepreneurial leadership sebagai variabel moderasi. Masing-masing variabel diukur dengan menggunakan skala Likert dari 1 sampai dengan 7 dimana angka 1 menunjukkan kategori �Sangat Tidak Penting� dan angka 7 menunjukkan �Sangat Penting Sekali�

Manajemen Biaya

Manajemen biaya adalah proses mengidentifikasi, mengumpulkan, mengukur, mengelompokkan, dan melaporkan informasi biaya dalam rangka penentuan biaya produk, pelanggan, pemasok dan objek relevan lainnya serta untuk keperluan perencanaan, pengendalian, perbaikan berkelanjutan, dan pengambilan keputusan (Garrison et al., 2010). Penelitian ini menggunakan empat dimensi pengukuran yaitu penerapan anggaran, activity-based costing, penerapan manajemen persediaan, dan pembebanan biaya target sebagaimana yang dikembangkan oleh (Fayard et al., 2012) dan (Gliaubicas & Kanapickienė, 2015).

 

 

 

 

Tabel 1

Atribut Pengukuran Manajemen Biaya

Dimensi Pengukuran

Atribut Pengukuran

Penganggaran

Informasi biaya dan mengelompokkan biaya ke dalam biaya variabel dan biaya tetap

Standar Kinerja dan Anggaran untuk mengendalikan biaya dalam perusahaan

Pengukuran efisiensi produksi dengan membandingkan antara realisasi pengeluaran biaya atas faktor produksi (bahan baku, tenaga kerja, overhead) dengan biaya yang sudah dianggarkan

Activity-based Costing

Metode pembebanan biaya berbasis aktivitas untuk menentukan biaya dan aktivitas yang menimbulkan biaya tersebut

Metode pembebanan biaya berbasis aktivitas untuk mengevaluasi biaya internal yang muncul sebagai akibat dari bekerja dengan pemasok kami (contoh; biaya pemesanan bahan baku, biaya penyimpanan)

Target Costing

Biaya target di awaluntuk perencanaan, desain, dan pengembangan produk dan jasa

Inventory management

Prosedur pengelolaan persediaan untuk mengendalikan biaya persediaan

Sumber: Fayard. 2012, diolah

 

Inovasi

Inovasi dapat digambarkan sebagai penerapan gagasan yang baru dalam rangka meningkatkan nilai tambah, baik dalam produk, jasa, proses, sistem pemasaran maupun dalam sistem manajemen perusahaan (Weerawardena, 2003). Pengukuran inovasi menggunakan empat dimensi yang dikembangkan oleh (OECD, 2005), yaitu inovasi produk, inovasi proses, inovasi pemasaran dan inovasi organisasional.

 

Tabel 2

Atribut Pengukuran Inovasi

Dimensi Pengukuran

Atribut Pengukuran

Inovasi Produk

Menghasilkan dan meluncurkan produk baru yang memiliki perbedaan karakteristik yang signifikan dengan produk sebelumnya atau melakukan perbaikan signifikan atas produk lama melalui perbaikan kualitas material, komponen, atau perbaikan karakteristik lainnya yang mendukung kinerja produk.

Inovasi Proses

Pembelian dan penggunaan peralatan produksi yang baru Penggunaan bantuan software computer added design untuk pengembangan produk

Perbaikan sistem logistik dengan membina hubungan jangka panjang dengan pemasok

Pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi dalam menjalankan aktivitas operasional perusahaan keseluruhan

Inovasi Pemasaran

Menemukan dan menerapkan jalur (channel) pemasaran yang baru

Melakukan perubahan desain atau kemasan produk untuk menunjang tampilan produk

Membuat variasi produk Mengubah simbol merek untuk membentuk image yang baru atas produk

Membuat penyesuaian strategi harga dengan kondisi permintaan pasar.

Inovasi Organisasional

Menerapkan prosedur atau metode pelaksanaan kerja yang baru

Menerapkan metode desentralisasi tanggung jawab dan pengambilan keputusan diantara anggota organisasi

Menemukan metode baru untuk meningkatkan hubungan dengan pelanggan

Menemukan metode yang baru untuk menjalin integrasi dengan pemasok

Sumber: OECD Oslo Manual.2005. diolah

 

Daya saing prioritas strategis

Daya saing prioritas strategis merupakan kompetisi diantara berbagai prioritas strategis dalam rangka memenuhi kebutuhan pelanggan dan mencapai efisiensi biaya (Amir et al., 2016). Daya saing prioritas strategik akan diukur dengan menggunakan pendekatan 5 dimensi yaitu kualitas, biaya, fleksibilitas, pengiriman dan jasa (D�az-Garrido et al., 2011).

 

Tabel 3

Atribut Pengukuran Daya Saing Prioritas Strategis

Dimensi

Atribut

Kualitas

Reliabilitas produk

Kinerja produk

Kesesuaian Produk dengan spesfikasi/standar

Estetika produk

Biaya

Biaya produksi rendah

Biaya kualitas rendah

Pengiriman

Kecepatan produk sampai ke tangan pelanggan

Kualitas dan kuantitas Produk yang dikirimkan telah sesuai dengan permintaan/harapan pelanggan

Fleksibilitas

Kesesuaian desain produk dengan kebutuhan atau permintaan pelanggan

Kecepatan penyesuaian antara tingkat produksi dan dengan tingkat permintaan

Kecepatan perusahaan untuk mengembangkan variasi produk

Fokus kepada pelanggan

Menyediakan jalur (channel) untuk komplain produk oleh pelanggan

Melakukan produksi dengan memperhatikan aspirasi dari pelanggan

Menyediakan jalur untuk memberikan informasi mengenai produk

Menyediakan dukungan bagi produk sampai dengan produk tersebut siap digunakan

Sumber: Garrido, 2015. Diolah

 

Entrepreneurial Leadership

Entrepreneurial leadership merupakan kepemimpinan yang memiliki kemampuan untuk merancang berbagai skenario atas kejadian di masa yang akan datang yang kemudian digunakan untuk mendorong bawahan agar ikut mendukung visi perusahaan (Gupta et al., 2004).

 

 

Tabel 4

Atribut Pengukuran Entrepreneurial leadership

Dimensi

Atribut

Scenario Enactment

Menetapkan standar kinerja yang tinggi

Menetapkantujuan kerja yang jelas, pekerja keras, memiliki pengetahuan, mengikuti perkembangan informasi

Scenario Enactment

Memiliki pikiran intuitif

Memiliki visi dan kemampuan membayangkan masa depan

Memiliki kemampuan mengantisipasi berbagai perubahan yang mungkin terjadi di masa depan

Memiliki sikap percaya diri dan mampu mempengaruhi orang lain agar percaya diri

Scenario Enactment

Memiliki kemampuan yang dalam berhubungan dengan orang lain

Memiliki kemampuan negosiasi dan transaksi secara efektif

Memiliki kemampuan untuk meyakinkan orang lain

Memiliki kemampuan untuk mendorong dan menginspirasi orang lain

Cast Enactment

Memiliki kemampuan yang baik untuk mempengaruhi emosi, nilai dan perilaku orang lain dan memotivasi orang lain untuk bekerja keras

Memiliki kemampuan untuk menunjukkan dan mendorong emosi yang positif di tempat kerja

Memiliki kemampuan untuk mendorong anggota tim agar dapat bekerja sama

Selalu mencari cara untuk terus menerus melakukan perbaikan

Cast Enactment

Memiliki kemampuan untuk menyatukan orang atau segala sesuatu menjadi satu kesatuan di tempat kerja

Mampu mendorong orang lain untuk memanfaatkan kemampuan berpikir mereka dan perilaku orang lain

Sumber: Gupta et.al. 2004

 

Hasil dan Pembahasan

Deskripsi Responden

Berdasarkan hasil penyebaran questionnaire yang dilakukan di wilayah Banten, Nusa Tenggara Barat, Jawa Timur dan Jawa Barat diperoleh sebanyak 82 responden yang didominasi oleh Usaha Perseorangan (92,7%), lama usaha kurang dari 10 tahun (84,1%), dan omzet usaha di bawah 300 juta rupiah per tahun (90,2%).

Deskripsi Data Penelitian

Data yang diperoleh dari hasil penyebaran kuesioner selanjutnya dimasukkan ke dalam tabel distribusi frekuensi yang selanjutnya berdasarkan tabel distribusi frekuensi tersebut akan dihitung nilai mean, standar deviasi dan interval kelas menurut rumus Sturgess untuk menentukan tingkat arti penting masing-masing variabel bagi responden. Hasil pengukuran menunjukkan bahwa rata-rata responden menganggap bahwa setiap indikator yang mewakili variabel daya saing prioritas strategis, manajemen biaya, inovasi, dan entrepereneurial leadership merupakan sesuatu penting di dalam menjalankan usaha.

 

 

 

 

Tabel 5

Nilai Mean masing-masing variabel

Variabel

Jumlah Pertanyaan

Rata-rata skor jawaban

Hasil

Daya Saing Prioritas Strategis

10

60,87

Penting

Manajemen Biaya

6

35,43

Penting

Inovasi

9

52,39

Penting

Entrepreneurial leadership

11

66,88

Penting

Sumber: Data diolah

 

Uji Validitas dan Reliabilitas

Hasil uji validitas konvergen atau convergent validity dapat dilihat dari loading factor yang menunjukkan bahwa setiap indikator sudah memenuhi convergent validity jika korelasinya lebih dari 0.7 dengan konstruk yang ingin diukur. Jika nilai loading factor lebih kecil dari 0.7 maka indikator tersebut dinyatakan tidak valid dan dihapus dari konstruk. Berdasarkan hasil pengukuran awal, terdapat 4 indikator yang dihapus dari variabel daya saing prioritas strategis, 2 indikator yang dihapus dari variabel inovasi serta 2 indikator yang dihapus dari variabel entrepreneurial leadership. Hasil pengukuran yang kedua kali menunjukkan bahwa semua loading factor telah berada diatas 0,7.

 

Tabel 6

Loading factor masing-masing variabel

CM

DPS

EL

IN

Moderating Effect 1

Moderating Effect 2

CM * EL

 

 

 

 

1.108

 

CM1

0.862

 

 

 

 

 

CM2

0.828

 

 

 

 

 

CM3

0.851

 

 

 

 

 

CM4

0.829

 

 

 

 

 

CM5

0.729

 

 

 

 

 

CM6

0.846

 

 

 

 

 

EL1

 

 

0.766

 

 

 

EL10

 

 

0.879

 

 

 

EL11

 

 

0.844

 

 

 

EL2

 

 

0.815

 

 

 

EL3

 

 

0.926

 

 

 

EL4

 

 

0.830

 

 

 

EL5

 

 

0.848

 

 

 

EL6

 

 

0.740

 

 

 

EL7

 

 

0.880

 

 

 

I1

 

 

 

0.732

 

 

I2

 

 

 

0.746

 

 

I3

 

 

 

0.865

 

 

I4

 

 

 

0.738

 

 

I6

 

 

 

0.785

 

 

I8

 

 

 

0.835

 

 

I9

 

 

 

0.832

 

 

IN * EL

 

 

 

 

 

1.069

PS4

 

0.859

 

 

 

 

PS5

 

0.868

 

 

 

 

PS6

 

0.856

 

 

 

 

PS8

 

0.816

 

 

 

 

PS9

 

0.828

 

 

 

 

Sumber: Hasil Output PLS

������

Pada uji validitas diskriminan digunakan untuk melihat nilai validitas konstruk dengan cara melihat nilai average variance extraced (AVE), yaitu diatas dari 0.5 dan hasil pengukuran menunjukkan bahwa nilai AVE semua variabel lebih besar dari 0,5 yang artinya bahwa semua variabel telah memiliki discriminant validity yang baik.

 

Tabel 7

Average Variance Extraced (AVE)

 

Average Variance Extracted (AVE)

CM

0.681

DPS

0.715

EL

0.703

IN

0.627

Moderating Effect 1

1.000

Moderating Effect 2

1.000

Sumber: Hasil Output PLS.

������

Hasil uji reliabilitas menunjukkan nilai composite reliability dan cronbach�s alpha��yang dimiliki oleh indikator-indikator dari variabel yang diteliti diatas 0,7 yang artinya semua konstruk yang ada dalam penelitian ini telah dinyatakan memenuhi kriteria sehingga dapat dikatakan bahwa model ini telah memiliki reliabilitas yang baik.

 

Tabel 8

Nilai Composite Reliability dan Cronbach�s Alpha

Composite Reliability

Cronbach's Alpha

Manajemen Biaya

0.927

0.906

Daya Saing Prioritas Strategis

0.926

0.900

Entrepreneurial Leadership

0.955

0.946

Inovasi

0.921

0.901

Moderating Effect 1

1.000

1.000

Moderating Effect 2

1.000

1.000

Sumber: Hasil Output PLS

 

Adjusted R-square

Pada pengujian R-square yang digunakan untuk variabel dependen, maka diperoleh hasil adjusted R-square sebesar 0,681 yang memiliki arti bahwa variabel manajemen biaya dan inovasi mampu menjelaskan pengaruhnya secara kumulatif terhadap daya saing prioritas strategis sebesar 68,1%.

 

 

 

 

Tabel 9

Adjusted R-square

R Square Adjusted

DPS

0.681

����������������������������������������������� Sumber: Hasil Output PLS

 

Pembahasan

Hasil pengolahan data model struktural untuk koefisien jalur (Path Coefficients) dan uji hipotesis menunjukkan hasil bahwa manajemen biaya dan inovasi memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap daya saing prioritas strategis.

 

Tabel 10

Pengujian PLS Algoritma Path dan Bootstrapping

Original Sample (O)

Sample Mean (M)

Standard Deviation (STDEV)

T Statistics (|O/STDEV|)

P Values

CM -> DPS

0.364

0.358

0.190

1.920

0.028

EL -> DPS

0.175

0.184

0.123

1.425

0.077

IN -> DPS

0.372

0.376

0.194

1.920

0.028

Moderating Effect 1 -> DPS

0.244

0.239

0.155

1.578

0.058

Moderating Effect 2 -> DPS

-0.158

-0.161

0.172

0.918

0.180

Sumber: Hasil Output PLS

 

Manajemen Biaya mengajarkan manajer bagaimana menggunakandata biaya untuk mencapai efisiensi yang pada akhirnya menggunakan keunggulan biaya tersebut dalam rangka memperkuat posisi strategik perusahaan, baik pada perusahaan yang menerapkan strategi kepemimpinan biaya maupun diferensiasi. Implementasi strategi ini tidak dapat berjalan efektif jika tidak disertai dengan pengelolaan atau manajemen biaya yang baik dari perusahaan. Teknik-teknik manajemen biaya kontemporer yang menggabungkan informasi keuangan dan non keuangan seperti activity-based costing dan benchmarking dengan jelas fokus pada strategi perusahaan (Chenhall & Langfield-Smith, 1998). Hasil penelitian ini juga sejalan dengan temuan (Amir et al., 2016) bahwa praktek manajemen biaya dapat mendorong UKM untuk mencapai keunggulan strategik.

Hasil penelitian ini juga menunjukkan bahwa variabel inovasi memiliki pengaruh yang signifikan positif terhadap daya saing prioritas strategis atau dengan kata lain inovasi yang dilakukan dapat membantu perusahaan meningkatkan daya saing prioritas strategis. Perusahaan memperoleh keunggulan bersaing jika mampu menjadi yang terbaik diantara para pesaing terbaiknya dalam lingkungan bisnis yang penuh tekanan dan tantangan. Salah satu cara untuk memperoleh keunggulan bersaing adalah dengan cara melakukan inovasi, baik inovasi pada produk, inovasi pada proses produksi dan distribusi, inovasi dalam hal metode pemasaran maupun inovasi dalam menjalankan organisasi. Inovasi merupakan salah satu cara yang efektif untuk mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan di saat kondisi ekonomi nasional melemah karena terdampak pandemic Covid-19 (Caballero-Morales, 2021). Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh (Falahat et al., 2020; dan (Suhaeni, 2018) yang memberikan gambaran bahwa inovasi memiliki pengaruh yang positif terhadap keunggulan bersaing. Inovasi dapat membantu meningkatkan posisi kompetitif perusahaan diantara para pesaing dalam industri.

Hasil penelitian yang dilakukan menunjukkan bahwa Entrepreneurial Leadership tidak memiliki peran di dalam memperkuat hubungan antara Manajemen Biaya maupun Inovasi dengan Daya Saing Prioritas Strategis. Hal ini menunjukkan bahwa peran manajemen biaya dan inovasi sebagai prioritas strategis tidak ditentukan oleh tipe kepemimpinan tertentu, melainkan tipe kepemimpinan lainnya juga dapat melakukan atau memilih manajemen biaya dan inovasi sebagai prioritas strategik. Seseorang yang memiliki jiwa wirausaha belum tentu memilih manajemen biaya dan inovasi sebagai prioritas strategik. Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh (Esmer & Dayi, 2017) yang menemukan bahwa karakter kepemimpinan Entrepreneurial Leadership memiliki kemampuan inovatif, produktif, dan strategik.

 

Kesimpulan

Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh manajemen biaya dan inovasi terhadap daya saing prioritas strategik pada Usaha Mikro, Kecil dan Menengah dengan dimoderasi oleh Entrepreneurial Leadership yang diduga mempengaruhi hubungan antara manajemen biaya dan inovasi terhadap daya saing prioritas strategis. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa manajemen biaya dan inovasi memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap daya saing prioritas strategis. Entrepreneurial Leadership sebagai salah satu tipe kepemimpinan tidak memiliki peran di dalam memperkuat hubungan antara manajemen biaya dan inovasi terhadap daya saing prioritas strategis.

Penelitian ini memiliki keterbatasan, yaitu jumlah sampel yang sedikit akibat keterbatasan akses ke mitra UMKM dan penyebaran kuesioner dilakukan secara online dan tidak dapat dikontrol sepenuhnya mengenai pihak-pihak yang mengisi kuesioner sehingga dapat muncul bias di dalam penelitian ini

 


BIBLIOGRAPHY

Amir, A., Auzair, S. M., & Amiruddin, R. (2016). Cost Management, Entrepreneurship and Competitiveness of Strategic Priorities for Small and Medium Enterprises. Procedia - Social and Behavioral Sciences, 219, 84�90. https://doi.org/10.1016/j.sbspro.2016.04.046

 

Anderson, S. W., & Dekker, H. C. (2009). Strategic cost management in supply chains, part 1: Structural cost management. Accounting Horizons, 23(2), 201�220. https://doi.org/10.2308/acch.2009.23.2.201

 

Caballero-Morales, S. O. (2021). Innovation as recovery strategy for SMEs in emerging economies during the COVID-19 pandemic. Research in International Business and Finance, 57(January), 101396. https://doi.org/10.1016/j.ribaf.2021.101396

 

Chenhall, R. H., & Langfield-Smith, K. (1998). Adoption and benefits of management accounting practices: An Australian study. Management Accounting Research, 9(1), 1�19. https://doi.org/10.1006/mare.1997.0060

 

Collecting, G. F. O. R., & Data, I. I. (2005). Third edition ORGANISATION FOR ECONOMIC CO-OPERATION. In Communities: Vol. Third edit. http://scholar.google.com/scholar?hl=en&btnG=Search&q=intitle:Oslo+manual#0

Cooper, R., Slagmulder, R., Cooper, R., & Slagmulder, R. (1998). trategic Cost Management. February.

 

Dabić, M., Stojčić, N., Simić, M., Potocan, V., Slavković, M., & Nedelko, Z. (2021). Intellectual agility and innovation in micro and small businesses: The mediating role of entrepreneurial leadership. Journal of Business Research, 123(July 2020), 683�695. https://doi.org/10.1016/j.jbusres.2020.10.013

 

D�az-Garrido, E., Mart�n-Pe�a, M. L., & S�nchez-L�pez, J. M. (2011). Competitive priorities in operations: Development of an indicator of strategic position. CIRP Journal of Manufacturing Science and Technology, 4(1), 118�125. https://doi.org/10.1016/j.cirpj.2011.02.004

 

ESMER, Y., & DAYI, F. (2017). GİRİŞİMCLi̇derli̇k:Teori̇kBi̇r �er�eve. Mehmet Akif Ersoy �niversitesi İktisadi ve İdari Bilimler Fak�ltesi Dergisi, 4(2), 112�124. https://doi.org/10.30798/makuiibf.332570

 

Falahat, M., Ramayah, T., Soto-Acosta, P., & Lee, Y. Y. (2020). SMEs internationalization: The role of product innovation, market intelligence, pricing and marketing communication capabilities as drivers of SMEs� international performance. Technological Forecasting and Social Change, 152(June 2019), 119908. https://doi.org/10.1016/j.techfore.2020.119908

 

Fayard, D., Lee, L. S., Leitch, R. A., & Kettinger, W. J. (2012). Effect of internal cost management, information systems integration, and absorptive capacity on inter-organizational cost management in supply chains. Accounting, Organizations and Society, 37(3), 168�187. https://doi.org/10.1016/j.aos.2012.02.001

 

Garrison, R. H., Noreen, E. W., Brewer, P. C., & McGowan, A. (2010). Managerial Accounting. In Issues in Accounting Education (Vol. 25, Issue 4). https://doi.org/10.2308/iace.2010.25.4.792

 

Gliaubicas, D., & Kanapickienė, R. (2015). Contingencies Impact on Strategic Cost Management Usage in Lithuanian Companies. Procedia - Social and Behavioral Sciences, 213, 254�260. https://doi.org/10.1016/j.sbspro.2015.11.534

 

Gupta, V., MacMillan, I. C., & Surie, G. (2004). Entrepreneurial leadership: Developing and measuring a cross-cultural construct. Journal of Business Venturing, 19(2), 241�260. https://doi.org/10.1016/S0883-9026(03)00040-5

 

Hafiz, M. R., & Ismail, K. (2015). The Propensity of Adapting Strategic Reactiveness and Entrepreneurial Management Amongst SMEs. Procedia - Social and Behavioral Sciences, 181, 356�365. https://doi.org/10.1016/j.sbspro.2015.04.898

 

Henri, J. F., Boiral, O., & Roy, M. J. (2014). Strategic cost management and performance: The case of environmental costs. British Accounting Review, 48(2), 269�282. https://doi.org/10.1016/j.bar.2015.01.001

 

IMD. (n.d.). World Competitiveness Ranking. https://www.imd.org/centers/world-competitiveness-center/rankings/world-competitiveness/

 

Kor, Y. Y., & Mahoney, J. T. (2000). Penrose�s resource-based approach: The process and product of research creativity. Journal of Management Studies, 37(1), no. https://doi.org/10.1111/1467-6486.00174

 

Madanchian, M., & Taherdoost, H. (2019). Assessment of Leadership Effectiveness Dimensions in Small and Medium Enterprises (SMEs). Procedia Manufacturing, 32, 1035�1042. https://doi.org/10.1016/j.promfg.2019.02.318

 

Maldonado-Guzm�n, G., Garza-Reyes, J. A., Pinz�n-Castro, S. Y., & Kumar, V. (2019). Innovation capabilities and performance: are they truly linked in SMEs? International Journal of Innovation Science, 11(1), 48�62. https://doi.org/10.1108/IJIS-12-2017-0139

 

Mjaku, G., & c, Ph. D. (2020). Strategic Management and Strategic Leadership. International Journal of Scientific and Research Publications (IJSRP), 10(8), 914�918. https://doi.org/10.29322/ijsrp.10.08.2020.p104113

 

Obradovic, D and Obradovic, D. (2016). connections Generating Selection Implementation Innovative organizations. 5(1), 90�95.

 

Pemerintah, C. (2019). Kementerian Koperasi dan Usaha Mikro Kecil dan Menengah. Kementerian Koperasi Dan Usaha Mikro Kecil Dan Menengah, 2018�2019. https://www.depkop/go.id

 

Saumi, A. (n.d.). Kemenkop ungkap penyebab produk UKM sulit bersaing. (Kemenkop Ungkap Penyebab Produk UKM Sulit Bersaing, n.d.)

 

Setyawati, S. M., & Rosiana, M. (2015). Inovasi Dan Keunggulan Kompetitif Sebagai Variabel Mediasi Pengaruh Orientasi Pasar Terhadap Kinerja Bisnis (Studi Empiris Pada Usaha Kecil Dan Menengah Di Purwokerto). Sustainable Competitive Advantage (SCA), 5(1).

 

Suhaeni, T. (2018). Pengaruh Strategi Inovasi Terhadap Keunggulan Bersaing di Industri Kreatif (Studi Kasus UMKM Bidang Kerajinan Tangan di Kota Bandung). Jurnal Riset Bisnis Dan Investasi, 4(1), 57. https://doi.org/10.35697/jrbi.v4i1.992

Suyatna, H. (2010). Reorientasi Kebijakan UMKM di Era Asia China Free Trade Area (ACFTA). Jurnal Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik, 13(3), 26�41.

 

Uzarski, D., & Broome, M. E. (2019). A Leadership Framework for Implementation of an Organization�s Strategic Plan. Journal of Professional Nursing, 35(1), 12�17. https://doi.org/10.1016/j.profnurs.2018.09.007

 

Weerawardena, J. (2003). The role of marketing capability in innovation-based competitive strategy. Journal of Strategic Marketing, 11(1), 15�35. https://doi.org/10.1080/0965254032000096766