Syntax
Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia p–ISSN: 2541-0849
e-ISSN: 2548-1398
Vol. 6, No. 2, Februari 2021
ANALISIS
KOMPARATIF KEKUATAN DIPLOMASI DIGITAL INDONESIA DAN KAWASAN AMERIKA TENGAH
Fadhil Muhammad Perdanakusuma
Universitas Paramadina,
Jakarta
Email: fmperdanakusuma@gmail.com
Abstract
Digital diplomacy is a form of diplomacy renewal by following
the times that are supported by advances in technology, information, and
communication (ICT). Indonesia is also involved in digital diplomacy activities, this can be seen from government support and
also the high interest of Indonesian internet users in the use of digital
spaces. Indonesia, in
developing its foreign cooperation, sees the Latin American market (in
particular) as a great potential for cooperation between these parties.
Therefore, by looking at Indonesia's needs in international cooperation, a
comparative analysis of the strength of digital diplomacy between Indonesia and
Central America will be carried out. This comparison is to see the readiness
between the parties in modern era international cooperation. This study, using the Open Source
Intelligence (OSINT) method for data retrieval from open digital sources as a
research method to see the strength of digital diplomacy between two parties.
This study finds a comparative result of Indonesia's digital diplomacy that is
stronger than the average for the Central American region.
Keywords: comparative analysis; digital diplomacy; osint;
indonesia; central america
Abstract
Diplomasi digital adalah bentuk dari pembaharuan
diplomasi dengan mengikuti perkembangan zaman yang
didukung dari kemajuan teknologi, informasi dan komunikasi (TIK).
Indonesia juga terlibat dalam
aktifitas digital diplomasi,
hal ini dilihat
dari dukungan pemerintah dan juga tingginya minat pengguna internet masyarakat Indonesia dalam penggunaan ruang digital.
Indonesia dalam mengembangkan
kerja sama luar negerinya, melihat pasar Amerika Latin (secara
khusus) menjadi potensi besar untuk
mengadakan kerja sama diantara pihak
tersebut. Oleh karena itu dengan melihat
kebutuhan Indonesia dalam kerja sama internasional,
maka akan dilakukan analisa komparatif kekuatan digital diplomasi antara Indonesia dan
Amerika Tengah. Perbandingan tersebut
untuk melihat kesiapan antara para pihak dalam kerja
sama internasional era
modern. Dalam penelitian ini menggunakan metode Open
Source Inteligence (OSINT) untuk pengambilan data dari sumber digital terbuka sebagai metode penelitian untuk melihat kekuatan
digital diplomasi antara dua pihak. Penelitian
ini mendapatkan hasil komparatif kekuatan digital diplomasi
Indonesia yang lebih kuat dibandingkan dengan rata-rata kawasan Amerika Tengah.
Kata Kunci: analisis komparatif; diplomasi digital; osint; indonesia; amerika tengah
Pendahuluan
Kemajuan teknologi membuat
negara-negara berlomba untuk
mengembangkan potensinya dibidang tersebut. Potensi yang dikembangkan bertujuan untuk membuat negara mempunyai nation
branding dalam rangka memberikan citra yang baik dimata internasional
(Wang,
2006). Potensinya
berupa negara aktif berperan dalam dunia digital yang
merupakan upaya negara dalam bertahan mengikuti perkembangan zaman yang
berfokus pada persaingan teknologi dalam ruang lingkup digital (Renken,
2014).
Aktifnya negara-negara
dalam dunia digital seperti
di media sosial merupakan dukungan dari adanya
hypermedia, yang merujuk pada dinamika interaksi hubungan internasional dalam perkembangan teknologi sebagai sebuah bentuk hubungan
internasional yang terbarukan
(Evan
H. Potter, 2002). Interaksi
tersebut membuat polaritas dalam hubungan internasional yang membuat negara-negara terjun langsung dalam dinamika persaingan teknologi digital (Melissen
& de Keulenaar, 2017). Dalam dinamika diplomasi digital
Indonesia di wilayah Amerika Tengah (Belize, El-Salvador, Guatemala, Honduras,
Kosta Rika, Panama, dan Nikaragua), Indonesia telah melakukan perkembangan teknologi digital di
dalam negeri sebagai salah satu bentuk entitas
baru dari kedaulatannya (Madu,
2018).
Teknologi
digital ini memiliki sistem operasi melalui variasi kode, hal tersebut
melihat kepada pemberian kode pada data yang ada dalam digit biner. Pengkodean data ini akan membentuk hasil yang hanya terdiri dari dua
kondisi. Kondisi tersebut terdiri dari situasi aktif
atau nonaktif dalam bentuk angka
1 atau 0. Teknis yang ada tersebut menggambarkan bentuk dasar dari
interaksi teknologi digital
(Eyman, 2018).
Ilustrasi
teknis dalam teknologi digital tersebut, menjadi faktor utama yang ada dalam penelitian ini. Dimana bentuk kebijakan luar negeri sebuah negara akan juga dilihat dari performa
kekuatan diplomasi digital
negara yang dilihat dari penggunaan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) yang
ada. Karena dalam penggunaan internet yang ada dalam TIK, membuat peluang serta tantangan
secara bersamaan bagi negara atau aktor-aktor dalam hubungan internasional untuk berperan langsung dalam ruang kebijakan baru yang ada pada internet (melalui media sosial ataupun hal lainnya
yang berhubungan dengan
TIK) (Adesina, 2017).
Teknologi
digital kemudian juga mulai
mengambil peran dalam ranah para diplomat dengan istilah diplomasi digital. Dalam dunia diplomasi di era modern ini, pembentukan citra menjadi hal utama
yang sering dilakukan
negara-negara untuk mendapatkan
keuntungan dalam menjalankan kebijakan luar negerinya (Manor, 2016).
Akfititas diplomasi digital
juga dilakukan oleh Indonesia untuk
mengejar perkembangan teknologi digital pada pemerintahan
presiden Joko Widodo (Syaifani & Qubba, 2018).
Selain
itu Indonesia dalam menjalankan kebijakan luar negerinya, melihat potensi baru dalam kawasan
Amerika Tengah yang dijadikan rekan
dalam kerja sama internasional antara mereka (Marwati, 2018).
Pada penelitian ini menggunakan analisis komparatif dalam melihat kekuatan diplomasi digital antara
Indonesia dan kawasan Amerika Tengah. Perbandingan yang ada digunakan dalam analisis komparatif berbasis dasar pada kreatifitas dan penambahan dalam ilmu pengetahuan
(Haas, 1962).
Analisis
komparatif digunakan untuk memberikan penjelasan mengenai dua kondisi atau
lebih (sebagai perbandingan) dan metode dalam memberikan penjelasan mengenai deskripsi kata perbandingan (dalam hal ini
membandingan Indonesia dan Amerika Tengah dalam kekuatan diplomasi digital). Penelitian ini mempunyai rumusan masalah yaitu: bagaimana analisis komparatif kekuatan digital
Indonesia dan Amerika Tengah (Pickvance, 2001).
Penelitian berfokus pada analisis komparatif dalam diplomasi digital antara Indonesia dengan
negara-negara di kawasan Amerika Tengah (Belize, El-Salvador, Guatemala,
Honduras, Kosta Rika, Panama, dan Nikaragua).
Penelitian ini menggunakan pendekatan Open
Source Inteligence (OSINT) dalam
menginput data dari Twitter
sebagai media sosial yang merupakan data terbuka.
Penelitian
ini bertujuan untuk menganalisis perbandingan kekuatan diplomasi digital antara
Indonesia dan kawasan Amerika Tengah serta untuk mendeskripsikan
kekuatan digital diplomasi
digital Indonesia di kawasan Amerika Tengah. Dalam penelitian mengenai digital diplomasi sebelumnya sudah dijelaskan mengenai pentingnya teknologi, informasi dan komunikasi (TIK) yang membuat
negara akan mendapatkan citra baik (Fitriah & Haryanto, 2017).
Dimana Indonesia mengupayakan hal
yang sama dalam mengikuti perkembangan yang ada, dengan mengikuti
perkembangan TIK dalam ruang digital. Upaya untuk melakukan diplomasi digital bagi Indonesia untuk dapat bersaing
dalam hubungan internasional (dalam penelitian ini dikomparasikan dengan
negara-negara kawasan Amerika Tengah), Penelitian melihat kekuatan digital diplomasi
Indonesia di wilayah Amerika Tengah yang terdiri dari Belize, El-Salvador, Guatemala, Honduras, Kosta Rika,
Panama, dan Nikaragua sebagai
sasaran kerja sama Indonesia di benua Amerika
(Adesina, 2017).
Mengenai
analisis kekuatan diplomasi digital maka akan digunakan penelitian yang mengambil sumber data dengan pendekatan OSINT. Pendekatan ini merupakan pengambilan
data yang bersumber dari
data-data terbuka yang ada
di Internet (Dokman & Ivanjko, 2020).
Dalam penelitian sebelumnya mengenai kekuatan digital diplomasi terdapat penulisan mengenai kekuatan digital diplomasi Indonesia di Amerika Selatan, maka
dalam penelitian ini menggunakan pendekatan OSINT akan melakukan analisis komparatif kekuatan digital diplomasi Indonesia di kawasan
Amerika Tengah. Penelitian ini
juga melihat aktivitas
digital baik itu anggota dari negara-negara Amerika
Tengah atau aktivitas
digital dari negara lain yang berada
di wilayah Amerika Tengah serta dikomparasikan
dengan keberadaan
Indonesia. Hal tersebut akan
menjadi corak utama sebagai perkembangan
dari penelitian yang sudah ada sebelumnya
(Diara, 2020).
Metode Penelitian
Dalam
penelitian ini menggunakan pendekatan Open
Source Inteligence (OSINT). Penelitian
ini menggunakan OSINT sebagai pendekatan untuk mencari data mentah yang dapat diakses oleh semua orang karena sifatnya umum. Data mentah tersebut kemudian akan diolah menjadi
sebuah informasi atau wawasan mengenai
dunia intelijen yang tidak hanya bermanfaat sebagai strategi hubungan negara tapi juga dapat dijadikan sebuah ruang lingkup pengetahuan
baru dalam mengakses OSINT ini (Dokman & Ivanjko, 2020).
Menurut DiploFoundation dalam “Digital Diplomacy and Its Effect on International
Relations”, memberikan definisi
digital diplomasi sebagai
mode baru dalam praktik diplomasi melalui internet atau teknologi, informasi dan komunikasi (TIK) serta menjelaskan kausalitasnya pada praktik diplomatik kontemporer (Verrekia, 2017).
Media sosial
Twitter digunakan karena termasuk dalam open source
data yang bisa diakses melalui API yang disediakan oleh
Twitter. Twitter digunakan sebagai
media sosial untuk perbandingan data kuantitatif atas ruang digital Indonesia di kawasan Amerika Tengah. Kajian lebih
mendalam mengenai metodologi ini dapat dilihat dengan
diplomasi digital dan analisis
komparatifnya melalui penjabaran berikut:
1. Pengumpulan
Data Via Application Programming Interface (API) Twitter
API Twitter bertujuan mendapatkan informasi dalam perangkat lunak untuk dokumentasi dan pengumpulan data (Meng, Steinhardt, & Schubert, 2018).
API Twitter diakses melalui
Twitter
Developer, sebagai platform
via Twitter untuk mengakses
serta menganalisis tweet
dari akun target yang akan di teliti (Twitter, 2021).
Penelitian ini didapatkan dari akun-akun berikut:
Tabel 1
Akun
Twitter Kedutaan Besar
Indonesia dan Amerika Tengah
AKUN TWITTER
KEDUTAAN BESAR ATAU MOFA (MINISTRY of FOREIGN AFFAIRS) |
|||
Kedutaan Besar |
Akun Twitter |
MoFA |
Akun Twitter |
Panama, Honduras, Kosta Rika, Nikaragua
di Indonesia |
@embpanamaidn |
Indonesia |
@Kemlu_RI |
Meksiko (Guetemala, El-Salvador, Belize di
Indonesia) |
@EmbMexIno |
Guetemala |
@MinexGt |
Indonesia di Panama, Honduras, Kosta Rika, Nikaragua |
@INAinPanamaCity |
Honduras |
@CancilleriaHN |
Indonesia diMeksiko (Guetemala, El-Salvador, Belize) |
@KBRIMexicoCity |
Panama |
@CancilleriaPma |
Nikaragua (Kedubes di London) |
@embaniclondon |
Kosta Rika |
@CRcancilleria |
|
|
El Salvador |
@cancilleriasv |
|
|
Belize |
@MFABelize |
Data pada akun-akun tersebut diakses dari tanggal
11 November 2020 s/d 29 November 2020. Data dari akun-akun itu merupakan
basic data/row data dalam format Excel
dan diolah lebih lanjut menggunakan Gephi.
2. Pengolahan Data Via Gephi
Data tweet dan akun-akun yang ada dalam Twitter, diaplikasikan dengan Gephi untuk mengetahui interaksi dari row data Excel yang ada
pada akun Twitter. Dalam akses data tersebut diambil data utama yang masing-menunjukkan interaksi utama dalam penelitian
ini. Data tersebut terdiri dari dari:
-
Akses
akun Twitter Kedutaan Besar Meksiko di Indonesia
(Guatemala, El-Salvador, dan Belize) dan Kedutaan Besar Indonesia di Meksiko dengan nodes (akun) berjumlah 34 dan edges (keterkaitan)
39;
-
Akses
akun Twitter Kedutaan Besar Panama, Honduras, Kosta Rika, Nikaragua
di Indonesia dan Kedutaan Besar
Indonesia di Panama, Honduras, Kosta Rika, Nikaragua dengan nodes berjumlah 11
dan edges 19;
-
Akses
akun Twitter melalui keseluruhan Ministry of Foreign Affairs (MoFA) dan satu Kedutaan Besar Nikaragua di London (sebagai alternatif dari akun Twitter Kedutaan Besar Nikaragua di Indonesia) dengan total nodes 764 dan edges 734.
Akses
data tersebut diolah dalam Gephi dengan layout modularity
untuk melihat interaksi akun-akun tersebut dalam Twitter antara satu node dengan node lainnya. Tujuannya untuk melihat klasterisasi data yang mengimplikasikan ukuran nodes,
edges, dan warna. Ukuran
nodes menggunakan degree yang digunakan dalam penelitian ini.
Ukuran
nodes ditentukan nilai
degree dari akun tersebut. Implikasi dalam Twitter untuk menunjukkan intensitas suatu akun dalam
interaksi satu akun target di Twitter mengenai banyaknya mention/di-mention dengan akun Twitter lainnya. Hal tersebut mempengaruhi ukuran degree
yang ada pada pengolahan
Gephi. Penelitian ini menggunakan degree dengan tujuan untuk memfilter
hanya akun yang terkait dengan kedutaan atau diplomasi
saja yang dapat diambil dalam pengolahan.
3. Normalisasi Data Dari Excel
Skema penelitian
yang digunakan dalam metodologi diplomasi digital setelah mendapatkan data dari API Twitter maka akan dilakukan pengolahan data melalui Microsoft
Excel. Dalam pengolahan
data ini, API yang ada dilakukan normalisasi data agar terbaca dengan baik dalam pengolahan
akhir Gephi. Tahapan dalam Excel sebagai berikut:
-
Mencari
dan mengakses target akun
Twitter (target akun dalam penelitian ini adalah Kedutaan Besar Indonesia di kawasan
Amerika Tengah dan sebaliknya);
-
Target akun yang didapat kemudian diakses melalui http://36.89.22.163/parmadleaks/ untuk
di download dengan file CSV dalam
Microsoft Excel;
-
File CSV dari Excel kemudian di import melalui Gephi dengan import spreadheet API Twitter dan menjalankan
nodes untuk membuat visualisasi data;
-
Nodes dan
grafik yang sudah disesuaikan dalam Gephi kemudian di normalize data dalam
Microsoft Excel melalui export table dari Gephi;
-
Gambar 1
Formula Normalize Data Pada Excel Untuk
Mengolah API Twitter
Sumber: dibuat dari
Microsoft Excel
Formulasi
normalize dijalankan sesuai
tahapan yang ada, kemudian hasil normalize
data tersebut menjadi kajian analisa terkait interaksi diplomasi digital antara
Indonesia dan Amerika Tengah.
Hasil dan Pembahasan
Indonesia menjadi
negara yang melakukan kegiatan
diplomasi digital, hal ini dikarenakan potensi Indonesia yang sangat besar dalam kegiatan
di ruang digital, hal ini terlihat dari
posisi Indonesia yang masuk
urutan ke-4 pengguna
internet terbanyak di dunia dengan
jumlah 171.260.00 jiwa pengguna internet dari 273.523.615
juta jiwa pada tahun 2020 di kuartal pertama (States, 2020).
Berkembangnya pengguna internet
di Indonesia juga didukung oleh pemerintah
Indonesia yang mendorong aktifitas
ruang digital seperti media
sosial yang juga digunakan
oleh pejabat publik
Indonesia. Contoh yang dapat
dilihat dari aktifnya presiden Indonesia yakni Joko Widodo yang menggunakan
beberapa media sosial seperti Twitter, Youtube,
Instagram dan Facebook (Syaifani & Qubba, 2018).
Perkembangan
diplomasi digital dapat dilihat perkembangan terbarunya dengan diselenggarakan Regional Conference on Digital Diplomacy
(RCDD) pada tanggal 10 September 2019. Dimana konferensi tersebut menjadi wadah mengenai
potensi dan tantangan para
diplomat khususnya dan negara pada umumnya dalam menggunakan
TIK sebagai sarana dalam melakukan kegiatan diplomasi (Indonesia, 2019).
Perbandingan kekuatan diplomasi digital Indonesia dan kawasan
Amerika Tengah juga dilihat dari
potensi Amerika Tengah khususnya
dan Amerika Latin umumnya yang dapat
dijadikan pasar prospektif bagi Indonesia. Oleh karena itu Analisa komparatif kekuatan digital diplomasi
Indonesia dengan kawasan
Amerika Tengah dilakukan untuk
melihat segala kesiapan dan tantangan yang akan dihadapi oleh Indonesia dalam kerja sama
tersebut (Marwati, 2018).
Tabel 2
Akun Twitter dari Indonesia dengan kawasan Amerika Tengah (Panama, Honduras, Kosta Rika, Nikaragua, Guatemala, El-Salvador, dan Belize)
Countries |
Twitter Account |
|
Indonesia Embassy |
Embassy in Indonesia |
|
Panama |
@INAinPanamaCity |
@embpanamaidn |
Honduras |
@INAinPanamaCity |
@embpanamaidn |
Kosta Rika |
@INAinPanamaCity |
@embpanamaidn |
Nikaragua |
@INAinPanamaCity |
@embpanamaidn |
Guatemala |
@KBRIMexicoCity |
@EmbMexIno |
El-Salvador |
@KBRIMexicoCity |
@EmbMexIno |
Belize |
@KBRIMexicoCity |
@EmbMexIno |
Penelitian
ini menggunakan akun Twitter Kedutaan Besar yang terbagi dalam dua bagian.
Bagian pertama yakni
Indonesia-Meksiko (Guatemala, El-Salvador, dan Belize)
dan kedua adalah
Indonesia-Panama (Honduras, Kosta Rika, dan Nikaragua)
yang dapat dilihat pada tabel 2. Akun Twitter yang digunakan tersebut menjadi analisa utama dalam analisis
komparatif dalam digital diplomasi Indonesia dengan
negara-negara kawasan Amerika Tengah. Kawasan Amerika
Tengah yang terdiri dari tujuh negara tersebut dalam ruang digital diplomasi hanya diwakilkan oleh dua negara saja yakni Panama dan Meksiko (yang berada diluar kawasan Amerika Tengah, namun menjadi host dari Guatemala, El-Salvador, dan Belize untuk
menjalin hubungan diplomatik dengan Indonesia).
Setelah didapat
akun Twitternya, kemudian dilakukan pengolahan data mentah di Gephi. Menggunakan layout circle park dengan aturan sebagai
berikut:
-
Hirarki
1: modularity class dalam melihat
aliansi dari pengolahan data yang dilakukan;
-
Hirarki
2: pagerank untuk melihat nodes yang dominan
dalam interaksi tersebut.
Gambar
2
Nodes Indonesia dengan kawasan Amerika Tengah
Sumber: dibuat dari
aplikasi Gephi
Interaksi negara Indonesia dengan kawasan Amerika Selatan dalam jaringan internet melalui Twitter dapat dilihat pada gambar 2. Data analisa yang berhasil dipetakan tersebut merupakan pengolahan data mentah yang di dapat melalui http://36.89.22.163/parmadleaks/. Untuk mendapatkan
keseluruhan data diplomasi
digital yang diperlukan maka
diperlukan pencarian secara lebih mendalam
selain akun kedutaan besar antara Indonesia dan kawasan
Amerika Tengah. Gambar 2 merupakan hasil dari penggabungan
data secara keseluruhan
yang di dapat dari akun-akun yang terdapat pada tabel 1. Kemudian untuk menggali secara lebih dalam
akan dilihat secara komprehensif mengenai pengolahan data akun resmi Twitter antara dua kedutaan
besar Indonesia-Amerika Tengah pada pembahasan selanjutnya.
A. Diplomasi Digital Indonesia - Mexico (Guatemala,
El-Salvador, Belize) Via Akun Twitter Kedutaan Besar di Masing-Masing
Wilayah
Penelitian
yang digunakan dalam interaksi Indonesia – Meksiko
(Guatemala, El-Salvador, dan Belize) yaitu:
- Pengambilan
data atau datum yang merupakan
kumpulan dari fakta yang dapat diperoleh dari API Twitter. Data
yang diambil dalam interaksi Indonesia – Meksiko
(Guatemala, El-Salvador, dan Belize) diinput ke dalam file Excel untuk mendapatkan tabel nodes. Meksiko diambil sebagai sampling karena mewakilkan Guatemala,
El-Salvador dan Belize di Indonesia. Dimana ketiga
negara ini (Guatemala, El-Salvador, dan Belize) berafiliasi dengan Meksiko dalam hal
tersebut dan juga hanya Meksiko saja yang secara khusus memiliki
Kedutaan Besarnya di
Indonesia. Berikut adalah gambar tabel dari
akun Twitter resmi Kedutaan Besar Indonesia di Meksiko dengan akun @EmbMexIno (lihat tabel 3) dan akun Twitter
resmi Kedutaan Besar Meksiko di Indonesia dengan akun @KBRIMexicoCity (lihat tabel 4), yaitu:
Tabel 3
Tabel nodes Excel akun Twitter resmi kedutaan Besar Indonesia di Meksiko
Tabel 4
Tabel nodes Excel akun Twitter resmi kedutaan Besar Meksiko di Indonesia
Dalam tabel 3 dan 4 merupakan hasil pengambilan data API
Twitter yang diakses dari http://36.89.22.163/parmadleaks/. Kemudian digabungkan seperti pada tabel 5 dibawah ini:
Tabel 5
Tabel gabungan dari nodes Excel antara akun Twitter resmi Kedutaan Besar Indonesia dengan Meksiko
Penggabungan tersebut yang ada pada tabel 5 merupakan data mentah atau row data yang akan diolah di dalam Gephi.
-
Pengolahan row
data pada Gephi, untuk memvisualisasi
data serta melihat interaksi digital pada akun-akun dalam penelitian ini yaitu akun
Twitter Kedutaan Besar
Indonesia di Meksiko dan sebaliknya.
Pengaturan pada Gephi Menggunakan
layout circle park dengan aturan sebagai berikut:
o
Hirarki 1: modularity
class dalam melihat aliansi dari pengolahan data yang dilakukan;
o
Hirarki 2: pagerank untuk melihat nodes yang dominan
dalam interaksi tersebut.
Pengaturan yang ada tersebut, kemudian
divisualisasikan interaksinya
dengan Gephi, berikut tampilan gambar Gephi dari akun Twitter Indonesia dan Meksiko:
Gambar 3
Tampilan Klaster Gephi Indonesia dan Meksiko
Sumber: dibuat dari
aplikasi Gephi
Dalam Gephi (pada gambar 3) kemudian dilakukan filterasisasi klaster untuk klasifikasi
interaksi digital yang ada
pada akun-akun tersebut.
Cara filter ada dua dalam penelitian ini, yaitu:
a. Filter by Modularity Class: langkahnya dimulai dari filters > attributes > partition
> modularity class. Berikut ini adalah hasil
filter yang dilakukan dengan
menggunakan Degree untuk
melihat banyaknya nodes
saling terintegrasi melalui aktivitas mention
Twitter, yaitu:
Gambar
4
Klaster Gephi terbesar antara
nodes Indonesia dan Meksiko
Sumber: dibuat dari
aplikasi Gephi
Gambar
5
Klaster Gephi terkecil antara
nodes Indonesia dan Meksiko
Sumber: dibuat dari
aplikasi Gephi
Klaster Gephi
pada gambar 4 menunjukan Klaster terkecil yang ada antara Indonesia dengan Meksiko. Dimana terdapat akun @AribelContreras sebagai epicentrum dari akun resmi
Kedutaan Besar Indonesia
dan Meksiko. Pada gambar 5 menunjukan klaster Gephi terkecil antara Kedutan Besar Indonesia-Meksiko. Nodes yang terkecil
terdiri dari akun @AlexisR18683396 dan @Pixelatl.
b. Filter by ego network: langkahnya dimulai dari filters > topology > ego network.
Berikut hasil filter
by ego network:
Gambar
6
Klaster EmbMexIno
Sumber: dibuat dari
aplikasi Gephi
Gambar
7
Klaster KBRI
MEKSIKO CITY
Sumber: dibuat dari
aplikasi Gephi
Gambar
8
Nodes terbesar
dalam klaster Gephi
Indonesia-Meksiko
Sumber: dibuat dari
aplikasi Gephi
Penggunaan kedua filter pada Gephi untuk penelitian ini mempunyai tujuan masing-masing, yaitu:
a. Filter
by Modularity Class: bertujuan untuk melihat aliansi
dan seberapa besar pengaruhnya dalam Gephi tersebut. Terdapat akun @AribelContreras (lihat gambar 5) sebagai pemilik interaksi serta aliansi terbanyak
dengan 29,41%. Meskipun dalam kluster keseluruhan
(dapat dilihat gambar 3) bukan kluster terbesar tapi dilihat dari
aliansinya akun @AribelContreras
terbanyak. Dalam degree
akun @AribelContreras merupakan
akun yang berpengaruh karena sering mendapat
interaksi dari akun lainnya karena
baik itu membuat mention akun lain atau di-mention akun lainnya. Fakta tersebut dalam diplomasi digital antara Indonesia dengan Meksiko (Guetamala, El-Salvador
dan Belize), menandakan akun
yang memiliki pengaruh yang
kuat dalam interaksi antara akun Kedutaan Besar
Indonesia di Meksiko atau sebaliknya. Kemudian akun yang paling sedikit yaitu @AlexisR18683396 dan @Pixelatl dengan
5,88% (lihat gambar 4).
b. Filter
by ego network: bertujuan untuk melihat aliansi
atau “teman sepermainan” berdasarkan tiga pencarian kata. Dua kata pertama adalah akun utama
yang dianalisa yakni akun Twitter resmi Kedutaaan Besar Indonesia di Meksiko yaitu @KBRIMexicoCity (lihat gambar 7) dan akun Twitter resmi Kedutaaan Besar Meksiko di Indonesia dengan akun @EmbMexIno (lihat gambar 6). Lalu ada tambahan filter dengan akun @JohnBricenoBZE, akun tersebut memiliki kluster yang paling besar (lihat gambar 8).
c. Normalisasi data
di Gephi dengan export table, bertujuan untuk
memastikan nilai maksimal data adalah “1” sebagai bentuk dari keutuhan kedaulatan
digital. Kemudian diberikan
penambahan kolom parties
(Indonesia dan Meksiko). Namun
ada hal yang menarik dalam kolom
parties pada tabel 7, yakni
adanya Jerman sebagai negara diluar penelitian yang masuk dalam interaksi digital Indonesia
dan Meksiko (Guatemala, El-Salvador, dan Belize). Kemudian ada pengisian
kolom kluster yang terdiri dari empat
jenis yaitu government,
mass media, NGO, dan others (Normalisasi
data bisa dilihat pada tabel 6 dan tabel 7 sebagai tahap akhir).
Tabel 6
Pada tabel 7 Indonesia
melalui akun
@KBRIMexicoCity mendapatkan peringkat
tertinggi dalam pengaturan kolom sort larger
to smallest dengan nilai
sebagai berikut:
-
Level of influencenya adalah 75:
-
Level of interestnya adalah 100;
-
Digital diplomacy index dengan
nilai 87,5.
Tabel 7
Nilai yang dimiliki
Indonesia mempunyai makna bahwa kemampuan interaksi diplomasi secara kuantitatif lebih baik dari
Meksiko (Guatemala, El-Salvador, dan Belize). Situasi lain yang perlu diperhatikan adalah Jerman yang mempunyai nilai yang tidak rendah dalam interaksi
digital diplomasi antara
Indonesia dan Meksiko (Guatemala, El-Salvador, dan
Belize). Eksistensi Jerman tersebut menandakan adanya pihak diantara
Indonesia dengan kawasan
Amerika Tengah yang juga memberikan ruang lain dalam ruang digital mereka untuk masuk, tentu
saja hal ini juga bukan berarti baik karena
dapat diartikan adanya kelemahan interaksi digital antara
Indonesia dengan kawasan
Amerika Tengah.
B. Diplomasi Digital Indonesia - Panama,
Honduras, Kosta Rika, Nikaragua Via Akun
Twitter Kedutaan Besar di
Masing-Masing Wilayah
Panama menjadi perwakilan Kedutaan Besar di Indonesia dari Honduras, Kosta Rika dan Nikaragua.
Oleh karena itu pengambilan data akan menggunakan dua akun saja yaitu
akun Twitter Kedutaan Besar Panama di Indonesia dengan akun @embpanamaidn
dan akun Twitter Kedutaan Besar Indonesia di Panama dengan akun @INAinPanamaCity.
Penelitian yang digunakan dalam interaksi Indonesia –
Panama, Honduras, Kosta Rika, Nikaragua yaitu:
1.
Pengambilan data melalui
akun Twitter dan diambil dari http://36.89.22.163/parmadleaks/. Berikut adalah
gambar tabel dari akun Twitter Kedutaan Besar Panama di Indonesia
(lihat tabel 8) dan sebaliknya seperti Kedutaan Besar Indonesia di Panama
(lihat tabel 9), yaitu:
Tabel 8
Tabel nodes Excel akun Twitter resmi kedutaan Besar Panama di
Indonesia
Tabel 9
Kemudian data dari tabel 8 dan tabel 9 dijadikan satu untuk menganalisa dalam interaksi digital dua wilayah tersebut. Hasil penggabungan data dapat dilihat pada tabel 10 berikut ini:
Tabel 10
Tabel gabungan dari nodes Excel antara akun Twitter resmi Kedutaan Besar Indonesia dan
Panama
Pengolahan data melalui
Gephi antara akun Kedutaan Besar Indonesia di
Panama dan sebaliknya dapat
dilihat sebagai berikut:
Gambar 9
Tampilan Klaster
Gephi Indonesia dan Panama
Sumber: dibuat dari aplikasi Gephi
Pengolahan dalam
Gephi tetap menggunakan pengaturan layout circle park dengan
pengaturan sebagai berikut:
-
Hirarki pertama
adalah modularity class untuk
melihat aliansi
-
Hirarki kedua
adalah Pagerank untuk melihat pengaruh
antara edges.
a.
Filter by Modularity Class:
Gambar 10
Nodes terbanyak dalam
klaster Gephi Indonesia-Panama
Sumber: dibuat dari aplikasi Gephi
Gambar 11
Nodes paling sedikit dalam
klaster Gephi Indonesia-Panama
Sumber: dibuat dari aplikasi Gephi
Terdapat akun
@n pada gambar 10 sebagai akun yang memiliki interaksi dan aliansi terbanyak dengan 63,64%. Kemudian
akun @INAinPanamaCity (pada gambar
11) yang paling sedikit persentasenya
dengan 36,36%. Anomali
terjadi dalam interaksi digital ini karena akun @embpanamaidn (akun Twitter resmi dari Kedutaan Besar
Panama di Indonesia) tidak keluar
menjadi pembanding utama dengan Kedutaan
Besar Indonesia di Panama.
b.
Filter by ego network:
Filter by ego network berfokus pada pencarian
dan pengambilan data utama yaitu akun @INAinPanamaCity (lihat gambar 12) (Kedutaan Besar Indonesia untuk Panama, Honduras, Kosta Rika, dan Nikaragua)
serta akun @embpanamaidn (lihat gambar 13) yang merupakan akun dari Kedutaan Besar
Panama di Indonesia).
Gambar 12
Filter dari Ego Network dalam akun @INAinPanamaCity
Sumber: dibuat dari aplikasi Gephi
Gambar 13
Filter dari Ego Network dalam akun @embpanamaidn
Sumber: dibuat dari aplikasi Gephi
2.
Normalisasi data di Gephi dengan
export table data di Gephi menggunakan export
table, dapat dilihat
pada tabel 11 sebagai row
data dan dilihat pada tabel
12 sebagai data final. Berikut
tabel 11 dan tabel 12:
Tabel 11
Posisi akun Twitter @n
tetap kuat berada dipuncak, hal ini dilihat
dari sistem pemilihan sort larger to smallest pada tabel 11. Akun @n memiliki rincian nilai sebagai berikut:
-
Nilai level of influence adalah 100;
-
Nilai level of interestnya
adalah 100;
-
Digital diplomacy index dengan nilai 100.
Setelah melihat interaksi digital melalui Twitter, pada tabel 12 dibawah diperlihatkan keseluruhan nilai diplomasi digital dari Indonesia dengan kawasan Amerika Tengah
pada tabel 12. Pada tabel 12
ini hanya diambil 5 besar dari 764 akun Twitter yang menjadi bagian nodes antara Kedutaan Besar Indonesia dan Kedutaan Besar di kawasan Amerika Tengah. Akun Twitter resmi Kedutaan Besar El Salvador berhasil menduduki posisi pertama disusul dengan Indonesia pada posisi kedua. Melihat
hasil tersebut, menaruh posisi Indonesia di kawasan Amerika Tengah memanglah kuat walaupun bukan
di posisi yang teratas. Hal
lain yang perlu diperhatikan
juga adanya eksistensi
Amerika Serikat dan Spanyol
yang masuk dalam tabel 12 tersebut.
Tabel 12
Urutan 5 besar kekuatan diplomasi digital antara Indonesia dengan Amerika
Tengah
Id |
Label |
Parties |
Cluster |
Level of Influence |
Level of Interest |
Digital Diplomacy Index |
cancilleriasv |
Cancilleriasv |
El
Salvador |
Government |
100 |
100 |
100 |
Kemlu_RI |
Kemlu_RI |
Indonesia |
Government |
67,79661017 |
56,39546859 |
62,09603938 |
denunciasNicar2 |
denunciasNicar2 |
Nikaragua |
NGO |
55,93220339 |
2,599839799 |
29,26602159 |
PAULBRIERE |
PAULBRIERE |
Guatemala |
Others |
52,54237288 |
18,24236183 |
35,39236735 |
OEA_oficial |
OEA_oficial |
Amerika |
NGO |
52,54237288 |
26,51104245 |
39,52670767 |
Almagro_OEA2015 |
Almagro_OEA2015 |
Spanyol |
Others |
50,84745763 |
0,260899416 |
25,55417852 |
Pada tabel 12 terdapat kolom nama yang terdiri dari id, label, parties, cluster, level of
influence, level of interest, dan digital diplomacy index. Dimana id
atau label menunjukan
nama atau akun Twitter yang masuk dalam kluster Gephi antara Indonesia dan Amerika Tengah. Parties menunjukan negara asal dari pemilik akun
tersebut, cluster menunjukan
lembaganya. Dalam cluster
lembaga yang digunakan dalam penelitian ini digunakan tiga
cluster yaitu government, NGO, dan others.
Level of influence menunjukan pengaruh dari akun
tersebut dan angka 100 menunjukan nilai maksimal yang digunakan dalam penelitian ini.
Level of interest menunjukan berapa banyaknya akun tersebut diretweet/meretweet. Kemudian
digital diplomacy index menunjukan nilai kekuatan dari digital diplomasi yang ada. Digital diplomacy index ini
yang dimaksud dengan kekuatan digital diplomasi dalam analisa komparatif
antara Indonesia dengan kawasan Amerika Tengah.
Kesimpulan
Kajian hubungan internasional dalam diplomasi digital merupakan sebuah pembaharuan yang masih membutuhkan pengembangan dari banyak unsur
dan pihak. Pemanfaat diplomasi digital ini juga dapat menjadi sarana
untuk mengkuantifikasikan ilmu sosial dalam
konteks ilmu hubungan internasional. Pada penelitian mengenai perbandingan antara Indonesia dengan negara kawasan Amerika
Tengah menjadi lebih terukur secara sistematis meskipun kajiannya dalam bentuk interaksi sosial.
Pada pengolahan Gephi dalam diplomasi digital, Indonesia mempunyai
kekuatan digital diplomasi
yang lebih kuat dengan negara kawasan di wilayah
Amerika Selatan. Hal tersebut diambil
dari analisa dua pembagian utama
yang menjadi corak dalam penelitian. Pembagian pertama yaitu Kedutaan Besar Indonesia di Meksiko dan kedua Indonesia di Panama. Meskipun
Indonesia di Panamatidak menempati
posisi teratas dan di Meksiko teratas, tapi Indonesia selalu menempati posisi tinggi. Selain hal tersebut ada
hal menarik lainnya yang dapat dilihat dari digital diplomasi Indonesia di kawasan
Amerika Tengah, yaitu:
1.
Jerman terintegrasi dalam diplomasi digital Indonesia
di Amerika Tengah;
2.
Akun personal yang dengan
label @n memiliki nilai
dominan dalam kekuatan digital diplomasi di
wilayah Panama – Indonesia;
3.
Indonesia memiliki
kekuatan digital diplomasi
yang sangat rapih dan kuat, walaupun belum menjadi yang terkuat di ruang digital diplomasi Indonesia dengan kawasan Amerika Tengah;
4.
Spanyol dan Amerika Serikat
terintegrasi dalam interaksi akun Twitter Kementrian Luar Negeri Indonesia
di Amerika Tengah-Indonesia. Kedua negara tersebut juga menjadi parties diluar Analisa negara Indonesia dan kawasan
Amerika Tengah, tetapi termasuk
dalam 7 besar kekuatan digital diplomasi.
Penemuan fakta-fakta
yang ada dalam digital diplomasi antara Indonesia-kawasan Amerika Tengah, Indonesia perlu
adanya peningkatan yang lebih baik dalam
hubungan digital diplomasi
di wilayah Amerika Tengah.
BIBLIOGRAFI
Adesina, O.
S. (2017). Foreign policy in an era of digital diplomacy. Cogent Social
Sciences, 3(1).
Diara, D. D. (2020). Analisis
Jejaring Sosial Dalam Mengetahui Kekuatan Diplomasi Digital Indonesia Di
Kawasan Amerika Selatan. Jurnal Indonesia Sosial Sains, 1(September),
132–141.
Dokman, T., &
Ivanjko, T. (2020). Open Source Intelligence (OSINT): issues and trends. INFuture2019:
Knowledge in the Digital Age, (January).
Evan H. Potter. (2002). Cyber-Diplomacy
Managing Foreign Policy in the Twenty-first Century. Retrieved from
http://library1.nida.ac.th/termpaper6/sd/2554/19755.pdf
Eyman, D. (2018).
Defining and Locating Digital Rhetoric. Digital Rhetoric, 12–60.
Fitriah, P. A., &
Haryanto, A. (2017). 21st Century Statecraft: Diplomasi Digital Amerika Serikat
Era Presiden Obama. JIPSi, VII(2), 257–267.
Haas, M. (1962). Comparative
Analysis. (April), 294–303. https://doi.org/10.1177/106591296201500207
Indonesia, K. L. N. R.
(2019). Regional Conference on Digital Diplomacy (RCDD) 2019. Retrieved from https://kemlu.go.id/portal/id/page/55/regional_conference_on_digital_diplomacy__rcdd__2019
Madu, L. (2018).
Indonesia’s Digital Diplomacy: Problems and Challenges. Jurnal Hubungan
Internasional, 7(1). https://doi.org/10.18196/hi.71121
Manor, I. (2016). What is
Digital Diplomacy, and how is it Practiced around the World? A brief
introduction. University of Oxford, 9(2),
Marwati. (2018). Latin
America is Prospective Market for Indonesia. Retrieved from Universtas Gadjah
Mada website:
https://ugm.ac.id/en/news/16208-latin-america-is-prospective-market-for-indonesia
Melissen, J., & de
Keulenaar, E. V. (2017). Critical Digital Diplomacy as a Global Challenge: The
South Korean Experience. Global Policy, 8(3), 294–302.
Meng, M., Steinhardt, S.,
& Schubert, A. (2018). Application programming interface documentation:
What do software developers want? Journal of Technical Writing and
Communication, 48(3), 295–330.
https://doi.org/10.1177/0047281617721853
Pickvance, C. (2001).
Four Varieties of Comparative Analysis. Journal of Housing and the Built
Environment, 97(1–4), 8–27. https://doi.org/10.1023/A:1011533211521
Renken, W. (2014). Social
Media Use in Science. Retrieved from https://lup.lub.lu.se/luur/download?func=downloadFile&recordOId=4770251&fileOId=4770252
States, I. W. (2020). TOP
20 Countries With The Highest Number Of Internet Users. Retrieved from
https://www.internetworldstats.com/top20.htm
Syaifani, S., &
Qubba, N. R. (2018). Joko Widodo’s Digital Diplomacy: A Prospect and Challenge
for Indonesia’s Digital Diplomacy towards Middle Power. Jurnal Hubungan
Internasional, 10(2), 106. https://doi.org/10.20473/jhi.v10i2.7299
Twitter. (2021). Explore
a user’s Tweets. Retrieved from
https://developer.twitter.com/en/docs/tutorials/explore-a-users-tweets
Verrekia, B. (2017). Digital
Diplomacy and Its Effect on International Relations. 30. Retrieved from
https://digitalcollections.sit.edu/isp_collection
Wang, J. (2006). Managing
national reputation and international relations in the global era: Public
diplomacy revisited. Public Relations Review, 32(2), 91–96.
https://doi.org/10.1016/j.pubrev.2005.12.001