Syntax
Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia pISSN: 2541-0849
e-ISSN: 2548-1398
Vol. 6, No. 3, Maret 2021
SERIKAT KERJA KARYAWAN DAN HUBUNGAN
INDUSTRIAL TERHADAP KESEJAHTERAAN KARYAWAN PADA PT. MUSI HUTAN PERSADA SOUTH
SUMATERA PROVINCE
Siti Juariah, Widia dan Titin Hartini
UIN Raden Fatah Palembang,
Sumatera Selatan, Indonesia
Email: tyasjuju@gmail.com,widia1526200@gmail.com dan titinhartini_uin@radenfatah.ac.id
Abstract
This study aims to determine the effect of labor unions and
industrial relations on the welfare of permanent employees at PT. Musi Hutan
Persada South Sumatra Province, to determine the influence of trade unions on
the welfare of permanent employees at PT. Musi Hutan Persada South Sumatra
Province, and to determine the effect of industrial relations on the welfare of
permanent employees at PT. Musi Hutan Persada South Sumatra Province. The type
of research used is quantitative research using an associative or relationship
research approach. The population in this study were all permanent employees at
PT. Musi Hutan Persada South Sumatra Province, amounting to 108 people. The
sampling used by the researcher was census sampling which obtained 50
respondents. The data analysis technique used is multiple regression processed
using SPSS. The results of the study indicate that the Labor Union and
Industrial Relations have a positive and significant effect on the Welfare of
Permanent Employees at PT. Musi Hutan Persada South Sumatra Province.
Keywords: labor
union, industrial relations, employee welfare
Abstract
Penelitian
ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh serikat pekerja dan hubungan industrial
terhadap kesejahteraan karyawan tetap pada PT. Musi Hutan Persada Provinsi
Sumatera Selatan, untuk mengetahui pengaruh serikat pekerja / serikat buruh
terhadap kesejahteraan karyawan tetap pada PT. Musi Hutan Persada Provinsi
Sumatera Selatan, dan untuk mengetahui pengaruh hubungan industrial terhadap
kesejahteraan karyawan tetap pada PT. Musi Hutan Persada Provinsi Sumatera
Selatan. Jenis
penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif dengan pendekatan
penelitian asosiatif atau relasional. Populasi dalam penelitian ini adalah
seluruh karyawan tetap PT. Musi Hutan Persada Provinsi Sumatera Selatan yang
berjumlah 108 orang. Pengambilan sampel yang digunakan oleh peneliti adalah sampling
sensus
yang diperoleh 50 responden. Teknik analisis data yang digunakan adalah regresi
berganda yang diolah dengan menggunakan SPSS. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa serikat pekerja dan hubungan industrial
berpengaruh positif dan signifikan terhadap kesejahteraan karyawan tetap pada
PT. Musi Hutan Persada Provinsi Sumatera Selatan.
Kata Kunci: serikat pekerja, hubungan industrial, kesejahteraan karyawan
Coresponden Author
Email: tyasjuju@gmail.com
Artikel dengan akses terbuka dibawah lisensi
Pendahuluan
Perkembangan dunia usaha dipengaruhi oleh sumber daya manusia
sebagai pekerja yang ada dalam perusahaan
untuk melancarkan aktivitas operasional dan produksinya. Perusahaan perlu merekrut, memelihara dan mempertahankan para pekerjanya
demi kelancaran usahanya memperoleh laba. Kegiatan yang dilakukan perusahaan tersebut menyebabkan timbulnya suatu hubungan kerja yang diharapkan dapat membawa keuntungan
bagi pekerja, manajemen, masyarakat dan pemerintah. Pemberitaan mengenai buruh tidak pernah berhenti
menghiasi media, (Charla A.
Ernita, Fajary, & Rahayu, 2018). Permasalahan yang melingkupi buruh tersebut mulai dari kesejahteraan
dengan tolak ukur utama jumlah
upah buruh, sistem kontrak dan outsourching, Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) dan masih banyak masalah
lainnya. Buruh selalu dipinggirkan, padahal di sisi lain buruh memiliki kontribusi untuk menopang perekonomian negara. Buruh juga menjadi salah satu kekuatan utama
dalam menentukan wajah masyarakat indonesia secara keseluruhan, (Surasa,
Utami, & Isnaeni, 2014).
Kontribusi buruh yang demikian besar ternyata tidak mendapat apresiasi. Dari tahun ke tahun selalu
muncul permasalahan buruh terutama yang berkaitan finansial, (Tisnawati,
2013). Kesejahteraan karyawan dapat terpenuhi apabila pekerja mendapatkan penghasilan yang layak, dan adanya jaminan sosial, sehingga dapat mencukupi kebutuhan hidup sendiri dan keluarganya, dapat meningkatkan produktivitas kerja mereka dan mampu meningkatkan daya beli masyarakat.
Oleh karena itu sistem pengupahan harus dapat mencerminkan
keadilan dengan memberikan imbalan yang sesuai dengan kontribusi
jasa mereka dan mendorong peningkatan kesejahteraan dan keluarganya (Kasmir,
2015).
Pekerja sering dilupakan oleh pihak manajemen. Akibatnya pekerja merasa dirugikan oleh pihak manajemen dan terjadi perselisihan antara pihak manajemen dengan pekerja sehingga terjadi demo dalam bentuk mogok
kerja, merusak fasilitas umum, hingga melakukan tindakan anarkis yang merugikan baik perusahaan, pekerja, maupun masyarakat di sekitarnya yang mencerminkan ketidaksejahteraan para pekerja, (Ayu &
Permatasari, 2018). Dampak yang timbul adalah adanya ketidak
harmonisan hubungan kemitraan antara pengusaha dan pekerja yang disebabkan oleh selain tingkat kesejahteraan pekerja juga masalah keberadaan serikat pekerja/ serikat buruh di perusahaan maupun kurang terbukanya
sistem manajemen perusahaan, (Suhartini,
2015).
Sistem hubungan yang terjadi antara pihak-pihak yang saling berkaitan untuk mencapai tujuan yang diharapkan dalam proses produksi dinamakan hubungan industrial. Kelancaran usaha dalam proses produksi tersebut terjadi apabila pihak-pihak dalam perusahaan berhasil memelihara hubungan kerja pada lingkup industrial. Hubungan kerja dalam lingkup
industrial penting untuk dipelihara dalam mengelola pekerja yang memiliki karakter, kemampuan dan motivasi yang berbeda dalam bekerja
di perusahaa, (Ayu Ernita,
2018).
Tujuan yang ingin dicapai dalam
hubungan industrial adalah mewujudkan masyarakat adil dan makmur dengan cara menciptakan
ketenagan bekerja dan berusaha yang dilandasi dengan prinsip kemitraan dan keseimbangan, berasaskan kekeluargaan dan
gotong royong serta musyawarah
untuk mencapai mufakat. Asas kekeluargaan
dan gotong royong serta asas
musyawarah mufakat ini secara filosofis
merupakan landasan bagi sikap mental dan sikap sosial dalam
hubungan industrial, (Purnomo,
Abidin, & Ardianto, 2017).
Pemeliharaan hubungan pekerja dalam lingkup industrial yang dilakukan oleh serikat pekerja sebagai perwakilan pekerja dan manajemen yang mewakili perusahaan sangat diperlukan untuk mencegah konflik dalam dunia kerja. Konflik kepentingan antara pekerja dalam serikat pekerja
dengan manajemen perusahaan terjadi akibat adanya perbedaan
persepsi dan pemenuhan kebutuhan yang saling bertolak belakang. Pekerja dalam serikat
pekerja menginginkan kesejahteraan yang tinggi dan kondisi lingkungan kerja yang menyenangkan sedangkan manajemen perusahaan menginginkan pengeluaran biaya kecil dengan perolehan
laba tinggi, (Sadili,
2006).
Bagi pekerja keputusan mereka bergabung dengan sebuah serikat
pekerja disebabkan oleh dua hal yaitu
ekonomi dan penghapusan kondisi yang tidak adil. Para pekerja meyakini bahwa serikat pekerja
dapat meningkatkan ekonomi atau kesejahteraan
mereka dengan peningkatan upah juga fasilitas-fasilitas tunjangan
yang lebih baik. pekerja juga percaya jika serikat pekerja
dapat melindungi mereka dari perbuatan
diskriminatif dan tidak adil oleh manajemen, (Ayu Ernita,
2018). PT. Musi Hutan Persada South Sumatera
Province merupakan perusahaan
Hutan Tanaman Industri di wilayah Sumatera Selatan, yang berkomitmen menjadi perusahaan hutan industri yang unggul di nusantara yang memegang prinsip Sumber Daya merupakan aset terbesar masa depan karena perusahaan
berinvestas. PT. Musi Hutan
Persada South Sumatera Province sangat
menjamin kebersihan dan kualitas produk yang dipasarkan, perusahaan ini juga telah memenuhi beberapa standar dari kualitas
jenis tanaman yang berkualitas dan menghasilkan kertas yang berkualitas juga dalam menggerakan roda perekonomian negara dan perusahaan memiliki pedoman bagi industri
khususnya yang bergerak dalam bidang hutan
industry untuk meningkatkan
mutu hasil produksinya terutama yang terkait dengan kualitas tanaman yang dihasilkan. PT. Musi Hutan Persada South Sumatera Province ini
beralamat di Jl. Raya PT TEL Desa
Banuayu, Kecamatan Empat Petulai Dangku,
Muara Enim, Sumatera Selatan.
PT. Musi Hutan Persada South Sumatera
Province juga memiliki serikat
pekerja yang tentunya berperan sebagai mediasi kebutuhan karyawan dengan target yang diharapkan perusahaan, ada beberapa hal
yang menggambarkan pelayanan
kesejahteraan yang disediakan
oleh perusahaan seperti, asuransi kecelakaan, pemberian program K3 bagi karyawan dan pemberian kegiatan sosial berupa rekreasi. Asuransi kecelakaan dan program
K3 penting untuk membantu meringankan beban karyawan serta memberikan rasa nyaman bagi karyawan
dalam bekerja karena karyawan butuh dukungan dari perusahaan tempat karyawan bekerja. Jika hal-hal yang tidak diinginkan seperti kecelakaan terjadi yang menyebabkan karyawan tidak masuk tentunya penghasilan karyawan akan berkurang yang akan berdampak pada kondisi perekonomian karyawan tersebut. Kegiatan sosial berupa pemberian rekreasi ini penting
bagi karyawan. Karyawan juga butuh waktu refreshing untuk menghindari rasa jenuh dan stress
selama bekerja. Karyawan yang kurang mendapatkan perhatian terkait pemberian program kesejahteraan dari pihak perusahaan juga sangat mempengaruhi kesejahteraan karyawan.
Akibat dari kurangnya pelayanan kesejahteraan ini adalah karyawan
tidak mendapatkan hak-haknya sebagai karyawan yang telah berkontribusi terhadap perusahaan. Dalam hal ini diperlukan
peran dari serikat pekerja. Serikat pekerja diharapkan mampu menangani masalah yang berkaitan dengan kesejahteraan karyawan tersebut, akan tetapi dengan adanya
masalah tersebut mengindikasikan bahwa serikat pekerja yang ada dalam perusahaan
tersebut kurang peduli terhadap masalah yang timbul sehingga kurang terpenuhinya kesejahteraan karyawan. Kurangnya kepedulian tersebut menunjukkan adanya jarak antara karyawan
dan pihak manajemen. Jika kondisi tersebut berkelanjutan maka akan menyebabkan hubungan semakin renggang yang dapat memicu tindakan anarkis seperti demo, merusak fasilitas umum yang dapat merugikan perusahaan. Oleh karena itu, pihak
atasan dan bawahan harus menjaga hubungan
baik dalam perusahaan dan mencari jalan keluar yang terbaik dalam menangani
masalah yang ada tanpa menggunakan kekerasan.
Oleh karena itu, setiap
bentuk undang-undang dan peraturan yang dimaksudkan untuk menegakkan keadilan dan menghilangkan kezhaliman. Sesuai dengan permasalahan yang ada, disinilah serikat pekerja berperan untuk menyampaikan keluhan pekerja terhadap pihak pimpinan perusahaan agar permasalahan yang
dirasakan karyawan bisa teratasi dan hubungan industrial didalamnya
juga akan membaik. Dilihat dari masalah
diatas dapat dihubungkan dengan teori keadilan (Equity theory).
Teori ini mengemukakan bahwa orang akan merasa tidak
puas, tergantung pada ada atau tidaknya
keadilan dalam suatu situasi, khususnya situasi kerja. Menurut teori ini komponen
utama dalam teori keadilan adalah input, hasil, keadilan dan ketidakadilan. Input
adalah faktor bernilai bagi karyawan
yang dianggap mendukung pekerjaannya, seperti pendidikan, pengalaman, kecakapan, jumlah tugas dan peralatan atau perlengkapan yang dipergunakan untuk melaksanakan pekerjaannya. Hasilnya adalah sesuatu yang dianggap bernilai oleh seorang karyawan yang diperoleh dari pekerjaannya, seperti: upah/ gaji, keuntungan sampingan, simbol, status, penghargaan dan kesempatan untuk berhasil atau aktualisasi diri, (Anna,
Suryana, Maulina, Rizal, & Hindayani, 2017).
Berdasarkan penelitian terdahulu terdapat perbedaan hasil penelitian, hasil penelitian yang dikemukakan oleh Geby Alvita, Ari Pradhanawati Reni Shinta Dewi, yang berjudul Pengaruh Peran Serikat Pekerja dan Kompensasi Terhadap Kesejahteraan Buruh Wanita Studi Kasus di PT. Hanil Indonesia yang menyatakan bahwa peran serikat
pekerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap kesejahteraan buruh wanita, dan pengaruh peran serikat pekerja dan kompensasi terhadap kesejahteraan buruh wanita berdasarkan penelitian ini menunjukkan adanya pengaruh positif secara simultan. Sedangkan penelitian (Rachman,
2017 ) tentang Pemeliharaan Hubungan Industrial yang Harmonis
untuk Menjamin Kesejahteraan Karyawan menyatakan bahwa Pemeliharaan hubungan industrial berpengaruh positif yang signifikan terhadap kesejahteraan karyawan, bahwa pemeliharaan hubungan industrial yang terdiri dari peraturan perusahaan, serikat pekerja dan perjanjian kerja bersama sangat
penting dilakukan. Pemeliharaan ini akan semakin meningkatkan
kesejahteraan karyawan.
Adapun penelitian (Barry T. Hirsch dan Albert N,
2015:2) tentang Peran Serikat
Pekerja terhadap Aktivitas Inovatif memiliki berpengaruh negatif atau dapat
diartikan peran serikat pekerja perusahaan tidak meningkatkan aktivitas karyawan untuk melakukan inovasi terhadap pekerjaan yang ada.
Berdasarkan masalah diatas, maka peneliti tertarik
mengambil judul Pengaruh Serikat Pekerja dan Hubungan Industrial terhadap Kesejahteraan Karyawan pada PT. Musi Hutan Persada (MHP) South Sumatera Province.
Metode
Penelitian
Jenis penelitian yang
digunakan yaitu penelitian kuantitatif. Penelitian ini dilakukan dengan
mengumpulkan data pada PT. Musi Hutan Persada South Sumatera Province yang
berupa angka, atau data berupa kata- kata atau kuisioner yang dikonversi
menjadi data yang berbentuk angka. Lokasi penelitian pada PT. Musi Hutan
Persada South Sumatera Province.
Hasil dan Pembahasan
Serikat buruh, federasi dan konfederasi serikat pekerja
memiliki tujuan untuk memberikan pembelaan hak, kepentingan dan perlindungan,
serta meningkatkan kesejahteraan yang layak bagi pekerja dan keluarganya.
Sebagaimana bentuk penjelasan bahwa pekerja/buruh merupakan mitra kerja pengusaha
yang sangat penting dalam proses produksi dalam rangka meningkatkan
kesejahteraan pekerja/ buruh dan keluarganya, menjamin kelangsungan perusahaan,
dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat Indonesia pada umumnya.
Sehubungan dengan hal itu, serikat pekerja merupakan sarana
memperjuangkan kepentingan pekerja dan menciptakan hubungan industrial yang,
dinamis, harmonis dan berkeadilan. Oleh karena itu, pekerja/buruh dan serikat
pekerja/serikat buruh harus mempunyai rasa memiliki, dan tanggung jawab atas kelangsungan
jalannya operasional perusahaan dan sebaliknya pengusaha harus memperlakukan
pekerja/buruh sebagai mitra kerja sesuai dengan harkat dan martabat
kemanusiaan. Dikarenakan hubungan tersebut, maka dalam upaya meningkatkan
kesejahteraan rakyat. Terjadilah sistim hubungan antara para pihak yang saling
berkaitan untuk mencapai tujuan yang diharapkan dalam proses produksi yang
disebut sebagai Hubungan Industrial. (Swasto, 2011: 111).
Tabel 1
Hasil Uji Reliabilitas
Variabel X1 |
Scale Mean If Item Deleted |
Scale Variance If Item Deleted |
Corrected Item-Total Correlation |
Validitas |
Cronbach's Alpha If Item Deleted |
Reliabilitas |
Meningkatkan
Kesejahteraan Yang Layak Bagi Pekerja Dan Keluarga |
34.50 |
18.397 |
.451 |
Valid |
.764 |
Reliabel |
Pekerja Mampu Menjaga Kerukunan Sesama Pekerja |
33.80 |
21.959 |
.365 |
Valid |
.775 |
Reliabel |
Pekerja Menghormati Perbedaan Latar Belakang Budaya
Masing-Masing |
33.97 |
21.137 |
.581 |
Valid |
.762 |
Reliabel |
Menerapkan Prinsip Kerja
Sama Antar Pekerja |
34.50 |
18.397 |
.451 |
Valid |
.764 |
Reliabel |
Melindungi Hak Dan Kepentingan Pekerja |
33.93 |
20.754 |
.625 |
Valid |
.757 |
Reliabel |
Berpartisipasi Dalam Perumusan Kebijakan Dan
Keputusan Terkait Pekerja |
33.93 |
20.202 |
.567 |
Valid |
.755 |
Reliabel |
Variable X2 |
Scale Mean if Item Deleted |
Scale Variance if Item Deleted |
Corrected Item-Total Correlation |
Validitas |
Cronbach's Alpha if Item Deleted |
Reabilitas |
Perusahaan memenuhi tugas dan kewajiban dengan baik |
14.33 |
9.885 |
0.552 |
Valid |
0.769 |
Reliabel |
Perusahaan memberikan sarana dan fasilitas yang memadai |
14.27 |
10.478 |
0.665 |
Valid |
0.749 |
Reliabel |
Perusahaan mengontrol setiap aktifitas produksi karyawan |
14.57 |
8.599 |
0.664 |
Valid |
0.733 |
Reliabel |
Data Olah, 2021
Variabel
Y |
Scale
Mean if Item Deleted |
Scale
Variance if Item Deleted |
Corrected
Item-Total Correlation |
Validitas |
Cronbach's
Alpha if Item Deleted |
Reabilitas |
Perusahaan
memberikan tunjangan sesuai dengan posisi karyawan |
15.27 |
11.168 |
0.845 |
Valid
|
0.826 |
Reliabel |
Perusahaan
memberikan asuransi pada karyawan |
14.93 |
13.444 |
0.63 |
Valid
|
0.878 |
Reliabel |
Prodedur
pemberian cuti karyawan dapat diperoleh dengan mudah |
14.87 |
14.533 |
0.676 |
Valid
|
0.874 |
Reliabel |
Karyawan
memperoleh perlindungan hukum |
15.17 |
11.868 |
0.747 |
Valid
|
0.852 |
Reliabel |
Perusahaan
memberikan fasilitas yang memadai |
15.37 |
11.757 |
0.743 |
Valid
|
0.853 |
Reliabel |
Tabel 2
Uji
Normalitas
Descriptive Statistics |
|||||
|
N |
Skewness |
Kurtosis |
||
Statistic |
Statistic |
Std. Error |
Statistic |
Std. Error |
|
Unstandardized Residual |
30 |
-.324 |
.427 |
-.629 |
.833 |
Valid N (listwise) |
30 |
|
|
|
|
Data Olah, 2021
+
)
+
)
16.95
Pada perhitungan diatas menunjukkan nilai
Jarque Bera sebesar 16.95. Nilai ini jika dibandingakn dengan c2 tabel dengan
df hitung = (n-k) = 50 3 = 47 dan tingkat signifikansi 0,05 didapat nilai c2
tabel 64,00. Oleh karena nilai JB < dari c2 tabel. Maka dapat disimpulkan
bahwa nilai residual terstandarisasi dinyatakan berdistribusi normal.
Tabel 3
Uji Heterokedastisitas
Model Summaryb |
|||||
Model |
R |
R Square |
Adjusted R Square |
Std. Error of the Estimate |
|
1 |
.330a |
.109 |
-.077 |
1.42108 |
|
a. Predictors: (Constant), X1X2, X1KUADRAT, X2, X2KUADRAT, X1 |
|||||
b. Dependent Variable: RES_KUADRAT |
Data Olah, 2021
Pada pengujian didapat
nilai R Square sebesar 0,109 dengan jumlah n
observasi 30, maka besarnya nilai c2 hitung= 50 x 0,109= 3,27. Nilai
ini dibandingkan dengan c2 tabel dengan df = (n-k) = 50-2
= 48 dengan tingkat signifikansi 0,05, didapat nilai c2 tabel
sebesar 41,33. Oleh karena
nilai c2 hitung <
c2 tabel,
maka dapat disimpulkan bahwa hipotesis alternatif adanya heteroskedatisitas
dalam model ditolak.
Tabel 4
Uji Multikolinieritas
Coefficientsa |
|||
Model |
Collinearity Statistics |
||
Tolerance |
VIF |
||
1 |
X1 |
.581 |
1.722 |
X2 |
.581 |
1.722 |
|
a. Dependent Variable: Y |
Data Olah, 2021
Dari tabel diatas dapat dilihat
bahwa nilai Tolerance semua variabel menunjukkan hasil > 0,1 begitupula
dengan nilai Variance Inflation Factor (VIF) dari semua variabel menunjukkan
hasil <10 sehingga bisa disimpulkan bahwa tidak terjadi multikolinieritas.
Tabel 5
Uji Autokolerasi
Model Summaryb |
|||||
Model |
R |
R Square |
Adjusted R Square |
Std. Error of the Estimate |
Durbin-Watson |
1 |
.967a |
.935 |
.931 |
1.151 |
1.920 |
a. Predictors: (Constant), X1, X2 |
|||||
b. Dependent Variable: Y |
Data Olah, 2021
Uji Autokorelasi bertujuan untuk
menguji apakah ada korelasi antar variabel itu sendiri. Pada penelitian ini menggunakan
metode Durbin-Watson Test. Data yang bagus adalah data yang tidak ada
autokorelasi yaitu angka D-W di antara -2 sampai +2. Berdasarkan tabel diatas
diketahui nilai DW adalah 2,205. Berdasarkan kriteria pengambilan keputusan
ialah apabila nilai Dw di antara -2 sampai +2 berarti tidak terjadi
autokorelasi
Tabel 6
Uji Linieritas
Model Summaryb |
|||||
Model |
R |
R Square |
Adjusted R Square |
Std. Error of the Estimate |
Durbin-Watson |
1 |
.964a |
.930 |
.925 |
1.198 |
2.025 |
a. Predictors: (Constant), X2KUADRAT, X1KUADRAT |
|||||
b. Dependent Variable: Y |
Data Olah, 2021
Hasil output menunjukkan bahwa nilai
R Square adalah 0,930. Dengan jumlah n observasi sebanyak 30, maka besarnya
nilai c2 hitung pada persamaan 1 adalah 30 x 0,930 = 27,90. Nilai ini dibandingkan
dengan c2 tabel dengan df hitung = 30 2 = 28 dan tingkat signifikansi 0,05
didapat nilai c2 tabel 41,33. Oleh karena nilai c2 hitung < dari c2 tabel.
Maka dapat disimpulkan bahwa model yang benar adalah model linear.
Tabel 7
Uji Simultan
Coefficientsa |
||||||
Model |
Unstandardized Coefficients |
Standardized Coefficients |
t |
Sig. |
||
B |
Std. Error |
Beta |
||||
1 |
(Constant) |
2.592 |
1.724 |
|
1.504 |
.144 |
X1 |
-.153 |
.059 |
-.170 |
-2.608 |
.014 |
|
X2 |
1.210 |
.074 |
1.063 |
16.278 |
.000 |
|
a. Dependent Variable: Y |
Data Olah,
2021
Jika t-hitung lebih besar t-tabel,
maka Ho ditolak dan Ha diterima dan sebaliknya jika t-hitung lebih kecil
t-tabel, maka Ho diterima dan Ha ditolak.
1. Besarnya
angka t-tabel dengan ketentuan α = 0,05 dan dk= (n-2) atau (30-2) = 28.
Dari ketentuan tersebut diperoleh angka t-tabel sebesar -2,608 yang berarti
bahwa Kualitas SIA berpengaruh negatif terhadap Kinerja Karyawan dan dianggap
signifikan dengan angka signifikansi 0,014 < α = 0,05.
2. Besarnya
angka t-tabel dengan ketentuan α = 0,05 dan dk= (n-2) atau (30-2) = 28.
Dari ketentuan tersebut diperoleh angka t-tabel sebesar 16,27 yang berarti
bahwa Keamanan SIA berpengaruh positif terhadap Kinerja Karyawan dan dianggap
signifikan dengan angka signifikansi 0,000< α = 0,05.
Tabel 8
Uji Partial
ANOVAa |
||||||
Model |
Sum of Squares |
df |
Mean Square |
F |
Sig. |
|
1 |
Regression |
516.958 |
2 |
258.479 |
195.260 |
.000b |
Residual |
35.742 |
27 |
1.324 |
|
|
|
Total |
552.700 |
29 |
|
|
|
|
a. Dependent Variable: Y |
||||||
b. Predictors: (Constant), X2, X1 |
Data Olah, 2021
Digunakan untuk mengetahui apakah
variabel independen secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap
variabel dependen. Hasil uji pengaruh variabel Serikat Kerja Karyawan dan
Hubungan Industrial terhadap Kesejahteraan Karyawan menunjukan hasil 195,260
lebih besar jika dibandingkan dengan Ftabel dengan tingkat signifikansi sebesar
0,000 yang artinya variabel variabel .
Berdasarkan uji parsial dan uji
simultan diatas maka dapat disimpulkan bahwa Serikat Kerja Karyawan dan
Hubungan Industrial berpengaruh positif signifikan terhadap Kesejahteraan
Karyawan.
Kesimpulan
Berdasarkan
uraian hasil penelitian tentang Pengaruh Serikat Pekerja dan Hubungan Industrial terhadap Kesejahteraan Karyawan pada PT. Musi Hutan Persada South Sumatera Province ditarik
kesimpulan dari penelitian ini ialah Hasil pengujian hipotesis melalui Uji Simultan telah membuktikan bahwa terdapat pengaruh secara simultan antara serikat pekerja dan hubungan industrial
pada PT. Musi Hutan Persada
South Sumatera Province. Hal ini dikarenakan
pada sebuah perusahaan, serikat pekerja dan hubungan industrial adalah sesuatu yang dapat menunjang tercapainya kesejahteraan karyawan. Maka model regresi dapat digunakan untuk memprediksi kesejahteraan karyawan atau dapat dikatakan
bahwa serikat pekerja dan hubungan industrial secara bersama-sama berpengaruh terhadap kesejahteraan karyawan tetap pada PT. Musi Hutan Persada South Sumatera Province, Berdasarkan hasil pengujian secara
parsial dan hasilnya menunjukkan bahwa serikat pekerja mempunyai pengaruh
positif dan signifikan terhadap kesejahteraan karyawan tetap. Hal ini
menunjukkan bahwa serikat pekerja memengaruhi kesejahteraan karyawan tetap pada
pada PT. Musi Hutan Persada South
Sumatera Province Dan Berdasarkan hasil pengujian
secara parsial yang menunjukkan bahwa hubungan industrial berpengaruh positif
dan signifikan terhadap kesejahteraan karyawan tetap. Hal ini menunjukkan bahwa
hubungan industrial memengaruhi kesejahteraan karyawan tetap pada pada PT. Musi
Hutan Persada South Sumatera Province.
BIBLIOGRAFI
Anna,
Zuzy, Suryana, Asep Agus Handaka, Maulina, I. N. E., Rizal, Achmad, &
Hindayani, Purna. (2017). Biological parameters of fish stock estimation in
Cirata Reservoir (West Java, Indonesia): A comparative analysis of bio-economic
models. Biodiversitas Journal of Biological Diversity, 18(4),
14681474.
Ayu, Fitri, & Permatasari, Nia. (2018).
Perancangan Sistem Informasi Pengolahan Data PKL (Praktek Kerja Lapangan) Di
Devisi Humas Pada PT Pegadaian. Jurnal Intra Tech, 2(2), 1226.
Ernita, Ayu. (2018). Pengaruh Serikat Pekerja dan
Hubungan Industrial tehadap Kesejahteraan karyawan Tetap pada PT. Bogatama
Marinusa (Bomar) Makassar. Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar.
Ernita, Charla A., Fajary, Faiz R., & Rahayu,
Rahmawati. (2018). Verification of surface runoff volume prediction with
statistical downscaling method by using climate forecast system version 2
(CFSv2) output. AIP Conference Proceedings, 1987(1), 20055. AIP
Publishing LLC.
Kasmir, S. E. (2015). Studi Kelayakan Bisnis: Edisi
Revisi. Jakarta: Prenada Media.
Husni, Lalu, 2000, Pengantar Hukum Ketenagakerjaan
Indonesia, Jakarta: RajaGrafindo Persada.
Kansil, C.S.T., dan Christine S.T. Kansil, 1996, Hukum
Perusahaan Indonesia (Aspek Hukum dalam Ekonomi) Bagian 3, Jakarta: Pradnya
Paramita.
Muhammad, Abdulkadir, 1991, Pengantar Hukum
Perusahaan Indonesia, Bandung: PT. Citra Aditya Bakti.
Muhammad, Abdulkadir, 2000, Hukum Perdata Indonesia,
Bandung: PT. Citra Aditya Bakti.
Narbuko, Cholid dan Abu Achmadi, 1997, Metodologi
Penelitian, Jakarta: Bumi Aksara.
Patrik, Purwahid, 1994, Dasar-Dasar Hukum Perikatan
(Perikatan Yang Lahir dari Perjanjian dan Undang-Undang), Bandung: Mandar
Maju.
Rusli, Hardijan, 2011, Hukum Ketenagakerjaan,
Bogor: Ghalia Indonesia. Saebani, Beni Ahmad, 2008, Metode Penelitian Hukum. Bandung: Pustaka Setia.
Purnomo, Didik, Abidin, Zainal, & Ardianto, Rio.
(2017). Pengaruh Nebulizer, Infrared Dan Terapi Latihan Pada Penyakit Paru
Obstruktif Kronik (Ppok) Et Causa Asma Bronkial. Jurnal Fisioterapi Dan
Rehabilitasi, 1(2), 6069.
Rachman, Rizal. (2017). Pemeliharaan Hubungan
Industrial yang Harmonis untuk Menjamin Kesejahteraan Karyawan. Konferensi
Nasional Ilmu Sosial Dan Teknologi, 1(1).
Sadili, Samsudin. (2006). Manajemen Sumber Daya
Manusia: Pustaka Setia. Bandung.
Suhartini, Eka. (2015). Islamic human resource
management. Cet II. Makassar: Alauddin University Press.
Surasa, Ngudy Jaka, Utami, Nur Rahayu, & Isnaeni,
Wiwi. (2014). Struktur mikroanatomi hati dan kadar kolesterol total plasma
darah tikus putih strain Wistar pasca suplementasi minyak lemuru dan minyak
sawit. Biosaintifika: Journal of Biology & Biology Education, 6(2),
117127.
Tisnawati, Ayudha Widya. (2013). Pengaruh Corporate
Governance Index dan Struktur Kepemilikan terhadap Kualitas Laba Perusahaan
(Studi Empiris Pada Perusahaan Peserta Corporate Governance Perception Index
Tahun 2005-2010). Universitas Negeri
Semarang.