Syntax Literate: Jurnal Ilmiah
Indonesia p�ISSN: 2541-0849 eISSN: 2548-1398
Vol. 7, No. 11,
November 2022
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI INVESTOR
UNTUK BERINVESTASI SUKUK DI INDONESIA
Umar Kholifa Al Ghifari, Hamdy Hady, Febria Nalurita
Magister Manajemen Universitas Trisakti,
Email : [email protected],
[email protected]
Abstrak
Surat Berharga Syariah (SBS) atau sukuk
merupakan salah satu instrumen investasi yang mengalami perkembangan pesat,
terutama Surat Berharga Syariah Negara (SBSN). Penelitian ini bertujuan untuk
menganalisis faktor yang mempengaruhi investor untuk berinvestasi sukuk di
Indonesia. Faktor-faktor yang diteliti sebagai variabel independen yaitu agama,
kompatibilitas, pengaruh media massa, motivasi intrinsik, harapan terhadap
hasil, dan pengaruh lingkungan sosial. Data yang digunakan dalam penelitian ini
merupakan data primer yang bersumber dari penyebaran kuesioner. Penyebaran
kuesioner dilakukan secara daring. Sampel penelitian dipilih menggunakan metode
purposive sampling sehingga diperoleh 215 responden sesuai kriteria yang
menjadi sampel. Responden merupakan pelaku atau investor pada pasar modal yang
mengetahui adanya sukuk. Analisis data yang digunakan untuk uji hipotesis yaitu
analisis SEM (Structural Equation Modelling) melalui PLS (Partial
Least Squares) menggunakan aplikasi SmartPLS 3. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa kompatibilitas, motivasi intrinsik, harapan terhadap hasil,
dan pengaruh lingkungan sosial memiliki pengaruh positif dan signifikan
terhadap niat berinvestasi sukuk. Adapun variabel agama dan pengaruh media
massa tidak signifikan terhadap niat investor untuk berinvestasi sukuk.
Kata Kunci: Sukuk; Kompatibilitas; Motivasi Intrinsik; Harapan Terhadap Hasil;
Pengaruh Lingkungan Sosial.
Abstract
Sharia Bonds (SBS) or sukuk are investment instruments
that are growing rapidly, especially the State Sharia Bonds (SBSN). This study
aims to analyze the factors that influence investors to invest in sukuk in
Indonesia. The factors studied as independent variables are religion,
compatibility, the influence of mass media, intrinsic motivation, expected
returns, and the influence of the social environment. This study uses primary
data sourced from questionnaires. Questionnaires were distributed online. The research
sample used purposive sampling method in order to obtain 215 respondents
according to the sample criterias. Respondents are investors in the capital
market who are aware of the existence of sukuk. Analysis of the data used to
test the hypothesis is SEM (Structural Equation Modeling) through PLS (Partial
Least Squares) using SmartPLS 3. The results show that compatibility, intrinsic
motivation, expected returns, and the influence of social environment have a
positive and significant influence on intention invest in sukuk. Religion and
the influence of mass media are not significant on investors' intention to
invest in sukuk.
Keywords:
Sukuk; Compatibility; Intrinsic Motivation; Expected Returns; Influence of the
Social Environment.
Pendahuluan
Salah
satu sarana masyarakat untuk memanfaatkan dana menganggur (idle) yang
dimiliki adalah dengan berinvestasi di pasar modal. Beragam
produk investasi telah tersedia di pasar modal, baik berupa produk investasi
konvensional maupun syariah. Produk investasi syariah yang tersedia di pasar modal diantaranya
adalah sukuk atau obligasi syariah yang diterbitkan oleh negara maupun
korporasi. Terdapat beberapa karakteristik yang membedakan sukuk dengan
obligasi konvensional. Obligasi konvensional merupakan utang terhadap pemegang
obligasi, sedangkan sukuk secara nominal memberikan kepemilikan saham atau aset
kepada pemegangnya, sesuai dengan prinsip-prinsip islam
Pemerintah
Republik Indonesia sejak tahun 2008 rutin menerbitkan Sukuk Negara sebagai
alternatif pembiayaan. Dari tahun ke tahun, Sukuk Negara mengalami perkembangan
pesat dan memiliki peran sangat vital sebagai alternatif
pembiayaan negara. Pertumbuhan pembiayaan negara yang
berasal dari sukuk melonjak signifikan mulai dari Rp4,7 triliun (2008)
hingga menjadi Rp258,28 triliun (2018). Secara
akumulasi, jumlah penerbitan Sukuk Negara pada jangka waktu 2008 - 2019
mencapai Rp1.230 triliun, dengan outstanding Sukuk Negara per 17
September 2020 mencapai Rp890 triliun
Sebagai negara dengan
penduduk mayoritas muslim, Indonesia menjadi pasar besar produk investasi syariah. Selain untuk
memenuhi pembiayaan negara dan korporasi, sukuk diharapkan dapat
memenuhi keinginan investasi masyarakat. Potensi investasi sukuk dapat dilihat
dari seberapa besar niat masyarakat dalam memilih sukuk sebagai investasi yang
dapat memberikan keuntungan masa depan. Niat investor untuk berinvestasi sukuk dapat
dipengaruhi oleh beberapa faktor. Literatur tentang investasi mengungkapkan bahwa
terdapat peran positif yang signifikan terhadap kecenderungan berinvestasi
produk islam pada individu terutama di negara-negara islam
Penelitian
untuk menyelidiki faktor yang mempengaruhi niat berinvestasi sukuk telah
dilakukan di Pakistan. Penelitian tersebut menggunakan faktor kompatibilitas
atau kesesuaian dengan gaya hidup, pengaruh internal (lingkungan sosial), pengaruh
eksternal dari media massa, dan motivasi intrinsik yang mempengaruhi niat
investor untuk berinvestasi sukuk
Pada penelitian lain
disebutkan bahwa terdapat faktor yang berpengaruh pada niat investor untuk berinvestasi
sukuk yaitu harapan terhadap hasil (expected return)
Berdasarkan latar belakang di atas dan beberapa penelitian
terdahulu, penulis tertarik untuk melakukan
penelitian di Indonesia
terhadap faktor
yang mempengaruhi
investor
untuk berinvestasi
sukuk
di Indonesia. Adapun faktor yang menjadi variabel adalah agama,
kompatibilitas, pengaruh media massa, motivasi intrinsik, harapan terhadap
hasil, dan pengaruh lingkungan sosial. Faktor-faktor
tersebut akan diteliti pengaruhnya terhadap niat investor untuk berinvestasi
sukuk.
Metode Penelitian
Variabel dependen dalam penelitian ini adalah niat berinvestasi sukuk, sedangkan variabel independen terdiri dari agama, kompatibilitas, pengaruh media massa, motivasi
intrinsik, harapan terhadap hasil, dan pengaruh lingkungan sosial. Penelitian ini menggunakan
data primer yang diperoleh melalui penyebaran
kuesioner. Penyebaran kuesioner dilakukan
secara daring karena dampak pandemi COVID-19. Pengukuran terhadap variabel
dependen dan independen dilakukan secara obyektif menggunakan 21 pertanyaan
dalam kuesioner dengan skala likert 5 (lima). Poin skala 1 (satu)
menandakan sangat tidak setuju dan poin skala 5 (lima) berarti sangat setuju.
�Pengambilan sampel dalam
penelitian ini dilakukan dengan teknik purposive sampling. Purposive sampling dipilih
karena penelitian ini berfokus pada sampel dengan kriteria sebagai berikut:
1)
Merupakan investor pada pasar modal,
2)
Merupakan investor sukuk atau non-investor sukuk,
3)
Mengetahui tentang sukuk.
Sampel dalam penelitian ditargetkan sebanyak 210
responden, yang diambil berdasarkan rumus
Tabel 1. Identifikasi Operasional Variabel
Jenis Variabel |
Nama Variabel |
Definisi Operasional
Variabel |
Sumber |
Variabel
Dependen |
Niat
Berinvestasi Sukuk |
1. Saya berniat untuk berinvestasi sukuk saat ini. 2. Saya memperkirakan akan rutin
berinvestasi sukuk. 3. Untuk investasi saya, saya akan berinvestasi di sukuk |
Khan, Khan, et al., (2020)
dan Abdulkareem et al., (2021) |
Variabel
Independen |
Agama |
1. Sukuk menyediakan alternatif yang sesuai dengan syariah
terhadap obligasi konvensional. 2. Saya suka investasi sukuk karena motivasi agama. 3. Saya lebih suka menghindari investasi riba. |
Khan, Khan, et al (2020) |
Jenis Variabel |
Nama Variabel |
Definisi Operasional
Variabel |
Sumber |
Variabel
Independen |
Kompatibilitas |
1. Berinvestasi sukuk akan sesuai dengan gaya hidup saya. 2. Berinvestasi sukuk akan cocok dengan investasi yang
ingin saya lakukan. 3. Berinvestasi sukuk akan sesuai dengan sebagian besar
aspek aktivitas investasi saya. |
Khan, Khan, et al (2020) dan Boateng et al (2016) |
Variabel
Independen |
Pengaruh
Media Massa |
1. Informasi media tentang sukuk mempengaruhi keputusan
saya. 2. Informasi dari media massa akan mendorong saya untuk
mencoba sukuk. 3. Media massa menganjurkan masyarakat untuk berinvestasi
sukuk. |
|
Variabel
Independen |
Motivasi
Intrinsik |
1. �Investasi sukuk
adalah bagian dari cara saya dalam menjalani hidup saya. 2. Saya mendapatkan banyak kenyamanan dari berinvestasi
dan mengadopsi produk-produk Islami seperti sukuk. 3. Untuk kepuasan, saya berinvestasi pada produk syariah
seperti sukuk. |
Khan, Khan, et al (2020) |
Variabel
Independen |
Harapan
Terhadap Hasil |
1. Saya memilih sukuk untuk mengurangi risiko. 2. Saya berinvestasi sukuk untuk mendapatkan keuntungan. 3. Saya lebih memilih investasi sukuk daripada saham umum
jika menguntungkan. |
(Duqi &
Al-Tamimi, 2019) |
Jenis Variabel |
Nama Variabel |
Definisi Operasional
Variabel |
Sumber |
Variabel
Independen |
Pengaruh
Lingkungan Sosial |
1. Rekan/rekan/teman saya berpikir bahwa saya perlu berinvestasi
sukuk. 2. Orang yang saya kenal berpikir bahwa menggunakan sukuk
adalah ide yang bagus. 3. Orang yang saya kenal mempengaruhi saya untuk mencoba
berinvestasi sukuk. |
Khan, Khan, et al (2020) |
�Sumber: Data diolah, 2022
Uji
Validitas (Convergent Validity)
Hasil pengujian dari convergent validity
melalui aplikasi SmartPLS dapat dilihat pada Tabel 2 dan Gambar 2.
Tabel
2 Convergent Validity
Indikator |
Convergent
Velidity |
Indikator |
Indikator Validity |
X1.1 |
0,800 |
X5.1 |
0,864 |
X1.2 |
0,889 |
X5.2 |
0,830 |
X1.3 |
0,626 |
X5.3 |
0,808 |
X2.1 |
0,920 |
X6.1 |
0,946 |
X2.2 |
0,951 |
X6.2 |
0,941 |
X2.3 |
0,928 |
X6.3 |
0,925 |
X3.1 |
0,710 |
Y1 |
0,930 |
X3.2 |
0,923 |
Y2 |
0,936 |
X3.3 |
0,940 |
Y3 |
0,943 |
X4.1 |
0,921 |
|
|
X4.2 |
0,894 |
|
|
X4.3 |
0,932 |
|
|
����������� ����������� Sumber:
Olah data hasil SmartPLS 3.3.9, 2022
Sumber: output SmartPLS 3.3.9, 2022
Gambar 2. Outer Model (Convergent Validity)
Berdasarkan hasil pengujian outer loading
diketahui bahwa convergent validity seluruh indikator memiliki nilai
> 0,6 dan melebihi ambang batas syarat validitas sebesar 0,4. Nilai terendah
convergent validity adalah indikator X1.3 dengan nilai 0,626 dan nilai
tertinggi adalah indikator X6.1 dengan nilai 0,946 Dengan demikian, seluruh
indikator dari semua variabel telah valid sebagai instrumen penelitian.
Uji
Validitas (Average Variance Extracted)
Hasil pengujian dari pengujian AVE
dapat dilihat pada Tabel 3.
Tabel 3 Average Variance Extracted (AVE)
Variabel |
AVE |
Niat Investasi Sukuk |
0,877 |
Agama |
0,607 |
Kompabilitas |
0,871 |
Media Massa |
0,747 |
Motivasi Intrinsik |
0,838 |
Harapan Terhadap Hasil |
0,696 |
Pengaruh Lingkungan Sosial |
0,879 |
� Sumber: Olah data hasil SmartPLS 3.3.9, 2022
Berdasarkan hasil
pengujian diketahui bahwa seluruh variabel memiliki nilai AVE > 0,50. Nilai
AVE terendah adalah variabel agama dengan nilai sebesar 0,607 dan nilai
tertinggi adalah variabel pengaruh lingkungan sosial dengan nilai 0,879.
Variabel yang memiliki nilai AVE > 0,5 menunjukkan bahwa indikator
berkorelasi baik dengan indikator lainnya. Hasil tersebut menunjukkan bahwa
seluruh indikator memiliki validitas untuk digunakan sebagai instrumen
penelitian.
Uji Reliabilitas (Cronbach�s
Alpha)
Hasil pengujian dari Cronbach�s Alpha dapat
dilihat pada Tabel 4.
Tabel 4 Cronbach�s
Alpha
Variabel |
Conbrach�s Alpha |
Niat Investasi Sukuk |
0,930 |
Agama |
0,689 |
Kompabilitas |
0,926 |
Media Massa |
0,833 |
Motivasi Intrinsik |
0,904 |
Harapan Terhadap Hasil |
0,782 |
Pengaruh Lingkungan Sosial |
0,931 |
����� Sumber: Olah data hasil SmartPLS 3.3.9,
2022
Hasil pengujian untuk mengetahui cronbach�s alpha
melalui aplikasi SmartPLS sebagaimana tersaji pada Tabel 4. Dari tabel tersebut
diketahui bahwa nilai cronbach�s alpha seluruh variabel berada di atas
0,60. Nilai cronbach�s alpha terendah adalah variabel agama dengan nilai
0,689 dan nilai tertinggi oleh variabel pengaruh lingkungan sosial sebesar
0,931. Dengan hasil tersebut maka seluruh indikator memenuhi syarat
reliabilitas.
Uji Reliabilitas (Composite Reliability)
����������� Hasil pengujian nilai composite
reliability diketahui sebagaimana pada Tabel 5.
Tabel 5 Composite Reliability
Variabel |
Conbrach�s Alpha |
Niat Investasi Sukuk |
0,955 |
Agama |
0,820 |
Kompabilitas |
0,953 |
Media Massa |
0,897 |
Motivasi Intrinsik |
0,940 |
Harapan Terhadap Hasil |
0,873 |
Pengaruh Lingkungan Sosial |
0,956 |
Sumber: Olah
data hasil SmartPLS 3.3.9, 2022
����������� Dari hasil pengujian diketahui bahwa
seluruh variabel memiliki nilai composite reliability di atas 0,80 dan
melebihi ambang batas persyaratan reliabel yaitu 0,70. Nilai terendah composite
reliability adalah variabel agama dengan nilai 0,820 dan nilai tertinggi
adalah variabel pengaruh lingkungan sosial dengan nilai 0,956. Berdasarkan hal
tersebut maka seluruh variabel telah reliabel untuk dijadikan instrumen
penelitian.
Uji Multikolinieritas (Variance Inflation Factor)
����������� Hasil pengujian Variance
Inflated Factor (VIF) pada penelitian
ini menggunakan aplikasi SmartPLS 3.3.9 adalah sebagai berikut:
Tabel 6 Variance Inflated Factor (VIF)
Sumber:
Olah data hasil SmartPLS 3.3.9, 2022
����������� Berdasarkan hasil pengujian Variance
Inflated Factor (VIF) sebagaimana tersaji pada Tabel 6, diketahui bahwa
seluruh indikator memiliki nilai VIF < 5,0. Nilai tersebut masih jauh di
bawah atau belum melampaui batas indikasi terjadi multikolinieritas yaitu 10
(sepuluh). Nilai VIF terendah terdapat pada indikator X1.3 dengan nilai 1,25
dan nilai tertinggi terdapat pada indikator X2.2 dengan nilai 4,81. Hasil
tersebut menunjukkan bahwa seluruh variabel terbebas dari permasalahan
multikolinieritas.
Pengujian Inner Model atau pengujian model
struktural digunakan untuk mengukur hubungan antar variabel laten atau variabel
yang tidak bisa diukur secara langsung. Pada penelitian ini, pengujian inner
model dilakukan dengan melihat nilai R Square (R2).
Besaran kontribusi variabel independen terhadap variabel dependen dapat
diketahui dengan pengujian R2. Variabel independen memiliki hubungan
yang sangat kuat terhadap variabel dependen apabila nilai R2
mendekati 1. Sebaliknya, variabel independen dapat disimpulkan memiliki
hubungan yang sangat lemah terhadap variabel dependen apabila nilai R2
mendekati 0. Adapun hasil pengujian R Square menggunakan aplikasi
SmartPLS 3.3.9 dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
Tabel 7 Nilai
R Square
Variabel |
R Square |
�R Square
Adjusted |
Niat Investasi Sukuk |
0,642 |
0,613 |
�Sumber: Olah data hasil SmartPLS 3.3.9, 2022
Berdasarkan hasil pengujian sebagaimana pada Tabel 7,
diketahui bahwa nilai R square dan R square adjusted
variabel dependen sebesar 0,624 dan 0,613. Nilai 0,624 merupakan kategori
hubungan moderat mendekati kuat (Ghozali, 2008). Dengan nilai tersebut berarti
variabel agama, kompatibilitas, pengaruh media
massa, motivasi intrinsik, harapan terhadap hasil, dan pengaruh lingkungan
sosial dapat menjelaskan variabel niat berinvestasi sukuk sebesar 62,4%. Adapun sisanya yaitu sebesar 37,6%
dijelaskan oleh variabel lain di luar penelitian ini.
Hasil Dan Pembahasan
Data responden yang digunakan dalam penelitian ini
sebanyak 215 responden. Karakteristik responden yang diteliti pada penelitian
ini meliputi jenis kelamin, usia, latar belakang pendidikan, pendapatan, dan
pengalaman sebagai investor sukuk. Adapun data masing-masing karakteristik
responden adalah sebagaimana Tabel 8.
Dari tabel
tersebut diketahui bahwa mayoritas responden berjenis kelamin laki-laki yaitu
sejumlah 143 orang atau 66,51%. Adapun responden perempuan berjumlah 72 orang
atau 33,49% dari total responden. Berdasarkan klasifikasi usia responden,
secara ringkas klasifikasi responden diketahui bahwa terdapat 50 responden
berusia antara 20-30 tahun (23,26%), 145 responden berusia 31-40 tahun (67,44%),
16 responden berusia 41-50 tahun (7,44%), dan hanya 4 responden yang berusia di
atas 50 tahun (1,86%). Hal ini menggambarkan bahwa mayoritas responden berusia
menengah yaitu rentang 31 tahun sampai 40 tahun.
Tabel 8 Karakteristik
Responden
Sumber: Olah data responden, 2022
Selain itu, mayoritas responden memiliki latar
belakang pendidikan perguruan tinggi terutama tingkat Strata 1 (S1). Dari sisi
pendapatan, mayoritas responden memiliki penghasilan pada tingkat 10 juta
hingga 20 juta. Dari sisi pengalaman berinvestasi sukuk,
terdapat sejumlah 74 responden atau 34,42% dari keseluruhan responden telah
berinvestasi sukuk. Adapun sejumlah 141 responden atau 65,58% berinvestasi
selain sukuk.
Penilaian persepsi responden terhadap masing-masing
variabel dilakukan dengan menggunakan skala likert dengan rentang 1-5.
Pernyataan mengenai masing-masing variabel pada kuesioner diwakili oleh 3
(tiga) pernyataan. Berdasarkan pengembalian kuesioner yang diterima dan diolah
menggunakan SmartPLS 3.3.9 diperoleh hasil sebagai mana pada Tabel 9.
Tabel 9 Statistik Deskriptif
Sumber:
Data diolah menggunakan SmartPLS 3.3.9, 2022
Berdasarkan Tabel 9, diketahui bahwa rata-rata skor mean
untuk variabel niat berinvestasi sukuk adalah 3,47. Hal ini menunjukkan secara
umum persepsi responden masuk ke dalam kategori tinggi untuk melakukan
investasi sukuk. Nilai mean tertinggi adalah pada pernyataan Y1 yaitu
�Saya berniat untuk berinvestasi sukuk� dengan skor mean sebesar 3,72.
Adapun skor mean terendah sebesar 3,26 terdapat pada pernyataan Y2 yaitu
�Saya memperkirakan akan berinvestasi sukuk secara rutin�. Dari dua pernyataan
tersebut terdapat persepsi bahwa responden banyak yang berniat investasi sukuk
namun tidak secara rutin.
�Rata-rata skor
untuk variabel agama adalah 4,24. Hal ini menunjukkan secara umum persepsi
responden masuk ke dalam kategori sangat tinggi untuk perspektif agama dalam
berinvestasi. Nilai mean tertinggi adalah pada pernyataan X1.3 yaitu
�Saya lebih suka menghindari investasi riba� dengan skor mean sebesar
4,42. Adapun skor mean terendah sebesar 3,94 terdapat pada pernyataan
X1.2 yaitu �Saya suka investasi sukuk karena motivasi agama�. Pernyataan
tersebut juga memiliki nilai di bawah skor rata-rata variabel. Dari dua
pernyataan dengan nilai mean tertinggi dan terendah, terdapat persepsi
bahwa responden lebih suka investasi yang bebas riba namun terdapat motivasi
lain (tidak hanya motivasi agama) ketika berinvestasi sukuk.
�Diketahui bahwa
rata-rata skor untuk variabel kompatibilitas adalah 3,55. Hal ini menunjukkan
secara umum persepsi responden masuk ke dalam kategori tinggi untuk perspektif
kompatibilitas dalam berinvestasi sukuk. Nilai mean ketiga indikator
hampir sama, yaitu X2.1 sebesar 3,54, X2.2 sebesar 3,56, dan X2.3 sebesar 3,54.
Nilai mean tertinggi adalah pada pernyataan X2.2 yaitu �Berinvestasi
sukuk akan cocok dengan investasi yang ingin saya lakukan� dengan skor mean
sebesar 3,56. Adapun skor mean terendah sebesar 3,54 terdapat pada
pernyataan X2.1 dan X2.3.
�Diketahui bahwa
rata-rata skor untuk variabel pengaruh media massa adalah 3,66. Hal ini
menunjukkan secara umum persepsi responden masuk ke dalam kategori tinggi untuk
perspektif pengaruh media massa dalam berinvestasi. Nilai mean tertinggi
adalah pada pernyataan X3.1 yaitu �Saya memperoleh informasi tentang sukuk dari
media massa� dengan skor mean sebesar 3,94. Adapun skor mean
terendah sebesar 3,51 terdapat pada pernyataan X3.2 yaitu �Informasi media
tentang sukuk mempengaruhi keputusan saya�. Pernyataan tersebut juga memiliki
nilai di bawah skor rata-rata variabel. Dari dua pernyataan dengan nilai mean
tertinggi dan terendah, terdapat persepsi bahwa responden mengetahui sukuk dari
media massa namun belum tentu terpengaruh untuk berinvestasi sukuk karena
informasi dari media massa.
�Diketahui bahwa
rata-rata skor untuk variabel motivasi intrinsik adalah 3,69. Hal ini
menunjukkan secara umum persepsi responden masuk ke dalam kategori tinggi untuk
perspektif motivasi intrinsik dalam berinvestasi sukuk. Nilai mean
tertinggi adalah pada pernyataan X4.2 yaitu �Saya mendapatkan banyak kenyamanan
dari berinvestasi dan mengadopsi produk-produk islami seperti sukuk� dengan
skor mean sebesar 3,79. Adapun skor mean terendah sebesar 3,58
terdapat pada pernyataan X4.1 yaitu �Investasi syariah seperti sukuk adalah
bagian dari cara saya dalam menjalani hidup�. Pernyataan tersebut juga memiliki
nilai di bawah skor rata-rata variabel. Dari dua pernyataan dengan nilai mean
tertinggi dan terendah, terdapat persepsi bahwa responden mendapatkan
kenyamanan dalam berinvestasi sukuk namun belum tentu menjadikan sukuk sebagai way
of life dalam berinvestasi.
�Berdasarkan
Tabel 9, diketahui bahwa rata-rata skor untuk variabel harapan terhadap hasil
adalah 3,85. Hal ini menunjukkan secara umum persepsi responden masuk ke dalam
kategori tinggi untuk perspektif harapan terhadap hasil dalam berinvestasi
sukuk. Nilai mean tertinggi adalah pada pernyataan X5.1 yaitu �Saya
memilih sukuk untuk mengurangi risiko investasi� dengan skor mean
sebesar 3,92. Adapun skor mean terendah sebesar 3,80 terdapat pada
pernyataan X5.3 yaitu �Saya lebih memilih investasi sukuk daripada saham umum
jika menguntungkan�. Pernyataan tersebut juga memiliki nilai di bawah skor
rata-rata variabel. Dari dua pernyataan dengan nilai mean tertinggi dan
terendah, terdapat persepsi bahwa responden memilih sukuk untuk menghindari
risiko investasi namun masih mempertimbangkan saham sebagai investasi yang
menguntungkan.
�Diketahui bahwa
rata-rata skor mean untuk variabel pengaruh lingkungan sosial adalah
3,38. Hal ini menunjukkan secara umum persepsi responden masuk ke dalam
kategori tinggi untuk perspektif pengaruh lingkungan sosial terhadap investasi
sukuk. Nilai mean tertinggi adalah pada pernyataan X6.2 yaitu �Orang
yang saya kenal berpikir bahwa menggunakan sukuk adalah ide yang bagus� dengan
skor mean sebesar 3,49. Adapun skor mean terendah sebesar 3,31
terdapat pada pernyataan X6.1 yaitu �Rekan/rekan/teman saya berpikir bahwa saya
perlu berinvestasi sukuk�. Dari dua pernyataan tersebut terdapat persepsi bahwa
responden merasa orang-orang terdekat responden menganggap investasi sukuk
adalah bagus namun belum tentu responden menganggap investasi tersebut perlu
dilakukan.
�Pengujian
hipotesis pada penelitian ini menggunakan
analisis path coefficients hasil output aplikasi SmartPLS
yang meliputi Original Sample (O) dan P Values. Adapun pengujian
akan menjelaskan analisis hubungan langsung antara variabel independen terhadap
variabel dependen. Hasil pengujian hipotesis hubungan langsung antara variabel
independen dengan variabel dependen yang diteliti dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut:
Tabel 10 Hasil Pengujian Hipotesis
Sumber: Olah data hasil SmartPLS 3.3.9, 2022
Adapun hasil pengujian secara model adalah sebagai
berikut:
Sumber: output SmartPLS 3.3.9, 2022
Gambar 3. Analisis Path dan P Values
Pengujian hipotesis pada penelitian ini menggunakan output
dari aplikasi SmartPLS. Alat yang digunakan untuk menentukan pengujian
hipotesis adalah P Value. Adapun Original Sample digunakan untuk
mengetahui arah dan besaran pengaruh suatu variabel terhadap variabel lain.
Kriteria yang digunakan ialah apabila signifikansi P Value di bawah 0,05
maka hubungan antar variabel yang diteliti bersifat signifikan (hipotesis
didukung).
Pada penelitian ini, hasil pengujian sebagaimana pada
Tabel 10 menunjukkan bahwa pengaruh variabel agama terhadap niat berinvestasi
sukuk bernilai positif namun tidak signifikan. Pengaruh positif didasarkan pada
nilai Original Sample yang positif yaitu 0,045. Namun demikian pengaruh
tersebut tidak signifikan karena nilai signifikansi P Value variabel
agama sebesar 0,321 atau melebihi nilai kriteria signifikansi 0,05. Berdasarkan
hasil tersebut, maka hipotesis 1 (H1) yang menyatakan bahwa agama
memiliki pengaruh signifikan dengan niat berinvestasi sukuk pada penelitian ini
ditolak.
�Temuan pada
penelitian ini tidak sesuai dengan penelitian
�Faktor
lain yang menyebabkan variabel agama dalam penelitian ini tidak berpengaruh
signifikan dalam berinvestasi sukuk antara lain karena karakteristik responden
yang merupakan investor pasar modal secara umum. Responden sebagai pelaku pasar
modal tidak hanya berinvestasi produk syariah saja namun juga produk-produk
investasi lain yang tidak memandang faktor agama. Pelaku pasar modal yang
berinvestasi sukuk pada penelitian ini hanya 34% dari jumlah keseluruhan
responden.
�Berdasarkan hasil pengujian pada Tabel 10, variabel
kompatibilitas memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap niat
berinvestasi sukuk. Pengaruh positif kompatibilitas tercermin dari nilai Original
Sample yang positif yaitu 0,472. Adapun pengaruh yang signifikan
digambarkan oleh nilai signifikansi P Value sebesar 0,000 atau di
bawah kriteria signifikansi yang ditetapkan sebesar 0,05. Semakin di bawah
batas kriteria P Values maka semakin signifikan pengaruhnya. Dengan
demikian, hipotesis 2 (H2) yang menyatakan bahwa kompatibilitas
memiliki pengaruh signifikan dengan niat berinvestasi sukuk diterima.
�Temuan pada
penelitian ini sesuai dengan penelitian
�Selain
itu, gaya hidup berinvestasi meningkatkan potensi investor untuk melakukan
diversifikasi investasi salah satunya terhadap investasi yang bersifat aman
seperti sukuk negara. Dalam rangka kompatibilitas, untuk menyesuaikan dengan
gaya hidup saat ini, para penerbit sukuk berupaya memberi kemudahan dalam
bertransaksi investasi sukuk. Diantara upaya tersebut adalah kemudahan
bertransaksi sukuk secara online, proyek sukuk untuk tema lingkungan (green
sukuk), sukuk tabungan, sukuk infrastruktur, sukuk wakaf.
�Pada penelitian
ini, hasil pengujian sebagaimana pada Tabel 10 menunjukkan bahwa pengaruh
variabel pengaruh media massa terhadap niat berinvestasi sukuk bernilai negatif
dan tidak signifikan. Pengaruh negatif didasarkan pada nilai Original Sample
yang minus yaitu -0,065. Namun demikian pengaruh tersebut tidak signifikan
karena nilai signifikansi P Value variabel pengaruh media massa sebesar
0,342 atau melebihi nilai kriteria signifikansi 0,05. Dalam hal ini, semakin
besar nilai P Value melebihi kriteria maka semakin kecil signifikansi
pengaruhnya. Berdasarkan hasil tersebut, maka hipotesis 3 (H3) yang
menyatakan bahwa pengaruh media massa memiliki pengaruh signifikan dengan niat
berinvestasi sukuk pada penelitian ini ditolak.
�Hasil pada
penelitian ini tidak sesuai dengan penelitian
�Berdasarkan
hasil pengujian pada Tabel 10, variabel motivasi intrinsik memiliki pengaruh
positif dan signifikan terhadap niat berinvestasi sukuk. Pengaruh positif
kompatibilitas tercermin dari nilai Original Sample yang positif yaitu
0,182. Adapun pengaruh yang signifikan digambarkan oleh nilai signifikansi
P Value sebesar 0,017 atau di bawah kriteria signifikansi yang
ditetapkan sebesar 0,05. Semakin di bawah batas kriteria P Value maka
semakin signifikan pengaruhnya. Dengan demikian, hipotesis 4 (H4)
yang menyatakan bahwa motivasi intrinsik memiliki pengaruh signifikan dengan
niat berinvestasi sukuk diterima.
�Temuan pada
penelitian ini sesuai dengan riset Khan, Khan, et al., (2020) yang menunjukkan
bahwa motivasi intrinsik memiliki pengaruh signifikan terhadap niat investor
untuk berinvestasi sukuk. Motivasi intrinsik investor sukuk diantaranya karena
mendapat kepuasan, kenyamanan, dan kemudahan dalam berinvestasi. Metode
penjualan sukuk secara online saat ini dan melalui perbankan mitra
distribusi sukuk negara semakin memberi kemudahan dan kenyamanan investor dalam
bertaransaksi. Kemudahan dalam berinvestasi dan keuntungan yang lain akan
meningkatkan kepuasan bagi investor. Adanya beberapa fitur sukuk juga
meningkatkan kepuasan dan ketertarikan bagi investor (Duqi & Al-Tamimi,
2019). Terkait dengan hal tersebut, fitur sukuk negara seperti sukuk ritel,
sukuk tabungan, dan sukuk wakaf dapat meningkatkan niat investor dalam
berinvestasi sukuk.
�Berdasarkan
hasil pengujian pada Tabel 10, variabel harapan terhadap hasil memiliki
pengaruh positif dan signifikan terhadap niat berinvestasi sukuk. Pengaruh
positif harapan terhadap hasil tercermin dari nilai Original Sample yang
positif yaitu 0,143. Adapun pengaruh yang signifikan digambarkan oleh nilai signifikansi
P Value sebesar 0,032 atau di bawah kriteria signifikansi yang
ditetapkan sebesar 0,05. Semakin di bawah dari batas kriteria P Value
maka semakin signifikan pengaruhnya. Dengan demikian, hipotesis 5 (H5)
yang menyatakan bahwa harapan terhadap hasil memiliki pengaruh signifikan
dengan niat berinvestasi sukuk diterima.
�Salah satu tujuan investasi adalah untuk memperoleh
keuntungan atau imbal hasil. Untuk mendapatkan tujuan tersebut, investor akan
mempertimbangkan risk and return atas investasi yang dilakukan. Perlunya
diversifikasi investasi, membuat investor akan menaruh sebagian investasinya
pada produk yang aman sebagai buffer investasi lain yang berisiko. Sukuk
memiliki kecenderungan risiko yang relatif rendah dengan pengembalian yang
stabil
�Berdasarkan hasil pengujian pada Tabel 10, variabel
pengaruh lingkungan sosial memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap
niat berinvestasi sukuk. Pengaruh positif variabel pengaruh lingkungan sosial
tercermin dari nilai Original Sample yang positif yaitu 0,137. Adapun
pengaruh yang signifikan digambarkan oleh nilai signifikansi P Value
sebesar 0,011 atau di bawah kriteria signifikansi yang ditetapkan sebesar 0,05.
Semakin di bawah batas kriteria P Value maka semakin signifikan
pengaruhnya. Dengan demikian, hipotesis 6 (H6) yang menyatakan bahwa
pengaruh lingkungan sosial memiliki pengaruh signifikan dengan niat
berinvestasi sukuk diterima.
�Hasil pada
penelitian ini sesuai dengan penelitian Khan, Khan, et al (2020) yang
membuktikan bahwa pengaruh lingkungan sosial berdampak positif dan signifikan
pada niat berinvestasi sukuk. Pengaruh komunitas sosial sangat memberikan
pertimbangan pada keinginan melakukan sesuatu termasuk dalam hal investasi.
Fenomena saat ini membuktikan bahwa kekuatan jejaring dan lingkungan sosial
sangat kuat mempengaruhi individu atau kelompok. Beberapa perusahaan investasi
memanfaatkan para social influencer yang memiliki follower
berjumlah banyak untuk melakukan persuasi. Pengaruh dari social influencer
dapat mempengaruhi kelompok terdekat dan juga masyarakat yang berinteraksi
untuk melakukan investasi. Di sisi lain, pengaruh lingkungan sosial berguna
bagi investor pemula yang belum memiliki pengalaman. Dengan adanya saran dan
pertimbangan dari lingkungan sosial, investor dapat mengambil keputusan take
it or leave it dalam berinvestasi.
Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengujian dan pembahasan sebelumnya,
terdapat beberapa kesimpulan sebagai berikut:
1.
Agama memiliki
pengaruh positif namun tidak signifikan terhadap niat berinvestasi sukuk.
2.
Kompatibilitas
memiliki pengaruh positif dan signifikan dengan niat berinvestasi sukuk.
3.
Pengaruh media
massa memiliki pengaruh negatif namun tidak signifikan dengan niat berinvestasi
sukuk.
4.
Motivasi intrinsik
memiliki pengaruh positif dan signifikan dengan niat berinvestasi sukuk.
5.
Harapan terhadap
hasil memiliki pengaruh positif dan signifikan dengan niat berinvestasi sukuk.
6.
Pengaruh
lingkungan sosial memiliki pengaruh positif dan signifikan dengan niat
berinvestasi sukuk.
Abdulkareem,
I. A., Mahmud, M. S., & Oyetunji, A. M. (2021). Factors influencing
Nigerians to invest in Sukuk for infrastructure development. Journal of
Emerging Economies and Islamic Research, 9(2), 57.
https://doi.org/10.24191/jeeir.v9i2.13212
Ahmed,
E. R., Islam, M. A., Alabdullah, T. T. Y., & Amran, A. bin. (2019). A
qualitative analysis on the determinants of legitimacy of sukuk. Journal of
Islamic Accounting and Business Research, 10(3).
https://doi.org/10.1108/JIABR-01-2016-0005
Aloui,
C., Hammoudeh, S., & Hamida, H. ben. (2015). Co-movement between sharia
stocks and sukuk in the GCC markets: A time-frequency analysis. Journal of
International Financial Markets, Institutions and Money, 34.
https://doi.org/10.1016/j.intfin.2014.11.003
Ashidiqi,
C., & Arundina, T. (2017). Indonesia Students�s intention to invest in
Sukuk: Theory of planned behaviour approach. International Journal of
Economic Research, 14(15), 395-407.
https://www.researchgate.net/publication/321704998_Indonesia_Students's_intention_to_invest_in_Sukuk_Theory_of_planned_behaviour_approach
Azis,
M. A., Wardhani, A. M., Pradivta, I. W. N. B., & Prahasto, S. (2021).
ANALYSIS OF FACTORS AFFECTING THE DEMAND OF RETAIL SUKUK. Indonesian
Interdisciplinary Journal of Sharia Economics (IIJSE), 3(2),
149�164. https://doi.org/10.31538/iijse.v3i2.1074
Boateng,
H., Adam, D. R., Okoe, A. F., & Anning-Dorson, T. (2016). Assessing the
determinants of internet banking adoption intentions: A social cognitive theory
perspective. Computers in Human Behavior, 65. https://doi.org/10.1016/j.chb.2016.09.017
DJPPR.
(2020). Buletin Sahabat Sukuk Negara. 1(1).
https://www.djppr.kemenkeu.go.id/page/load/3183
Duqi,
A., & Al-Tamimi, H. (2019). Factors affecting investors� decision regarding
investment in Islamic Sukuk. Qualitative Research in Financial Markets, 11(1),
60�72. https://doi.org/10.1108/QRFM-01-2018-0009
Fitriati,
R., & Fathurahman, H. (2013). Comparative analysis of return on sukuk and
conventional bonds. American Journal of Economics, 2013(3),
159�163. https://doi.org/10.5923/j.economics.20130303.05
Gu,
D., Khan, S., Khan, I. U., & Khan, S. U. (2019). Understanding mobile
tourism shopping in Pakistan: An integrating framework of innovation diffusion
theory and technology acceptance model. Mobile Information Systems, 2019.
https://doi.org/10.1155/2019/1490617
Gunawan,
D. D., & Huarng, K. H. (2015). Viral effects of social network and media on
consumers� purchase intention. Journal of Business Research, 68(11).
https://doi.org/10.1016/j.jbusres.2015.06.004
Hair,
J. F., Hult, G. T. M., Ringle, C. M., & Sarstedt, M. (2017). A Primer on
Partial Least Squares Structural Equation Modeling (PLS-SEM). Second Edition.
In California: Sage.
Himel,
Md. T. A., Ashraf, S., Bappy, T. A., Abir, M. T., Morshed, M. K., &
Hossain, Md. N. (2021). Users� attitude and intention to use mobile financial
services in Bangladesh: an empirical study. South Asian Journal of Marketing,
2(1), 72�96. https://doi.org/10.1108/sajm-02-2021-0015
Ghozali,
I. (2008). Strutural Equation Modeling (edisi ke-2). Semarang: Badan
Penerbit Universitas Diponegoro.
Haryono,
S. (2016). Metode SEM Untuk Penelitian Manajemen dengan AMOS 22.00, LISREL 8.80
dan Smart PLS 3.0. Bekasi: PT Intermedia Personalia Utama
KBBI.
(2021). https://kbbi.web.id/religiositas.
KBBI.
(2022a). https://kbbi.kemdikbud.go.id/entri/media%20massa.
KBBI.
(2022b). https://kbbi.kemdikbud.go.id/entri/niat.
Khan,
A., Rashid, H.A., Yaqub, R., M., S., & Abbas, S. (2020). Determinants of
Customer Perception about adoption of Islamic Insurance (Takaful) in Pakistan. Journal
of Business and Social Review in Emerging Economies, 6(4),
1505�1516. https://doi.org/10.26710/jbsee.v6i4.1485
Khan,
Khan, I. U., Khan, I., Din, S. U., & Khan, A. U. (2020). Evaluating
ṣukūk investment intentions in Pakistan from a social cognitive
perspective. ISRA International Journal of Islamic Finance, 12(3),
347�365. https://doi.org/10.1108/IJIF-12-2019-0194
Khan,
Liu, X., Khan, I. U., Liu, C., & Hameed, Z. (2020). Measuring the Effects
of Risk and Cultural Dimensions on the Adoption of Online Stock Trading. In Foreign
Direct Investments (pp. 1219�1243). IGI Global.
https://doi.org/10.4018/978-1-7998-2448-0.ch053
Ladamay,
A. Z. F., Supriyanto, T., & Nugraheni, S. (2021). Pengaruh Media Sosial,
Literasi Keuangan, Risiko, Imbal Hasil, dan Religiusitas Terhadap Minat
Berinvestasi Sukuk Generasi Z di Jakarta. Islamic Economics Journal, 7(2).
https://doi.org/10.21111/iej.v7i2.6552
Mindra,
R., Bananuka, J., Kaawaase, T., Namaganda, R., & Teko, J. (2022). Attitude
and Islamic banking adoption: moderating effects of pricing of conventional
bank products and social influence. Journal of Islamic Accounting and
Business Research, 13(3). https://doi.org/10.1108/JIABR-02-2021-0068
Mohammadi,
H. (2015). A study of mobile banking usage in Iran. International Journal of
Bank Marketing, 33(6). https://doi.org/10.1108/IJBM-08-2014-0114
Njuguna,
P. K., Namusonge, G. S., & Kanali, C. (2016). Determinant of investment
intention: An individual retail investor�s perspective from Nairobi Securities
Exchange. International Journal of Arts and Commerce, 5(6),
120�132.
https://www.ijac.org.uk/images/frontImages/gallery/Vol._5_No._6/11._120-132.PDF
Rana,
N. P., & Dwivedi, Y. K. (2015). Citizen�s adoption of an e-government
system: Validating extended social cognitive theory (SCT). Government
Information Quarterly, 32(2), 172�181.
https://doi.org/10.1016/j.giq.2015.02.002
Ratten,
V. (2012). Social Cognitive Theory in Mobile Banking Innovations. In Mobile
Applications and Knowledge Advancements in E-Business. https://doi.org/10.4018/978-1-4666-1960-9.ch003
Riaz,
U., Khan, M., & Khan, N. (2017). An Islamic banking perspective on
consumers� perception in Pakistan. Qualitative Research in Financial Markets,
9(4). https://doi.org/10.1108/QRFM-03-2017-0020
Saputri,
W., & Nurwahidin. (2021). FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUTUSAN INVESTASI
GENERASI MILENIAL PADA PRODUK SYARIAH DI PASAR MODAL. Jurnal Tabarru�:
Islamic Banking and Finance, 4(2), 423�430.
https://doi.org/10.25299/jtb.2021.vol4(2).7805
Schmidt,
A. (2019). The impact of cognitive style, consumer demographics and cultural
values on the acceptance of Islamic insurance products among American
consumers. International Journal of Bank Marketing, 37.
https://doi.org/10.1108/IJBM-02-2018-0033
Sugiyono.
(2018). Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan
R&D. Bandung: Alfabeta.
Tauni,
M. Z., Fang, H. X., & Iqbal, A. (2017). The role of financial advice and
word-of-mouth communication on the association between investor personality and
stock trading behavior: Evidence from Chinese stock market. Personality and
Individual Differences, 108. https://doi.org/10.1016/j.paid.2016.11.048
Yoo,
S. J., Han, S., & Huang, W. (2012). The roles of intrinsic motivators and
extrinsic motivators in promoting e-learning in the workplace: A case from
South Korea. Computers in Human Behavior, 28(3), 942�950.
https://doi.org/10.1016/j.chb.2011.12.015
Zamani,
A., Bagher, M., & Talatapeh, B. (2014). Discussion of the Motivation in the
Islamic and Non-Islamic Worlds. J. Appl. Environ. Biol. Sci, 4(4).
https://www.textroad.com/pdf/JAEBS/J.%20Appl.%20Environ.%20Biol.%20Sci.,%204(4)68-73,%202014.pdf