Syntax Literate:
Jurnal Ilmiah Indonesia p–ISSN: 2541-0849 e-ISSN: 2548-1398
Vol. 9, No. 2, Februari 2024
PENGARUH SOCIAL MEDIA MARKETING TERHADAP
MINAT BELI DIMODERASI ELECTRONIC WORD-OF-MOUTH
Kirana
Sandra Devi, Gilang Ahmad Riva’i, Chelsea Angelica
Program
Magister Ilmu Komunikasi, Institut Komunikasi dan Bisnis LSPR, Indonesia
Email:
[email protected], [email protected], [email protected]
Abstrak
Instagram termasuk media
sosial dengan pengguna paling banyak di Indonesia. Beragam bisnis ini saat ini
memanfaatkan Instagram untuk memasarkan produknya sehingga persaingan bisnis
menjadi lebih ketat, tidak terkecuali pada industri perawatan gigi. PT Rupa
Aestetika Teknologi Aktual (RATA) merupakan perusahaan rintisan asal Indonesia
yang memproduksi clear aligner dengan teknologi Artificial Intelligence (AI)
dengan harga terjangkau. Sejak berdiri, RATA telah memanfaatkan Instagram
sebagai media promosi produk. Tujuan penelitian untuk mengetahui pengaruh
social media marketing pada Instagram terhadap minat beli, pengaruh social
media marketing dan Electronic Word-of-Mouth pada minat beli, dan pengaruh
Electronic Word-of-Mouth dalam memoderasi social media marketing terhadap minat
beli. Metode kuantitatif kausal dipergunakan pada penelitian ini. Data primer
didapatkan melalui upaya menyebar kuesioner secara online kepada 360 responden
pengguna aktif di Instagram dan mengikuti akun Instagram RATA. Multi Regression
Analysis dimanfaatkan sebagai analisis data penelitian dan didapatkan hasil
bahwa 1) ada pengaruh positif dan signifikan pada social media marketing
terhadap minat beli sebesar 55.8%, 2) ada pengaruh simultan positif dan
signifikan pada social media marketing dan Electronic Word-of-Mouth terhadap
minat beli sebesar 51.7%, 3) variabel Electronic Word-of-Mouth tidak memoderasi
pengaruh variabel social media marketing terhadap minat beli.
Kata
Kunci: Social
Media Marketing, Electronic Word-Of-Mouth, Variabel Moderasi, Minat Beli
Abstract
Instagram is one of the
social media that has most users in Indonesia. These
various businesses currently use Instagram to market their products so business
competition is getting tougher, not least in the dental care industry. PT Rupa
Aestetika Teknologi Aktual (RATA) is a start-up company from Indonesia that
produces clear aligners with Artificial Intelligence (AI) technology at
affordable prices. Since its establishment, RATA has used Instagram as a
product promotion medium. This study aimed to determine the effect of social
media marketing on buying interest at RATA, the effect of social media
marketing and Electronic Word-of-Mouth on buying interest, and the influence of
Electronic Word-of-Mouth moderating social media marketing on buying interest.
The research method used is the causal quantitative method. Primary data was
obtained by distributing online questionnaires to 360 respondents who are
active users of Instagram and follow the RATA Instagram account. This research
analyzed the data used Multi Regression Analysis and the results showed that 1)
there was a positive and significant influence on social media marketing on
buying interest by 55.8%, 2) there was a positive and significant influence on
social media marketing and Electronic Word-of-Mouth on buying interest. by
51.7%, 3) Electronic Word-of-Mouth variable does not moderate the influence of
social media marketing variables on buying interest.
Keywords: Social Media
Marketing, Moderating Variable, Electronic Word-Of-Mouth, Purchase Intention
Pendahuluan
Menurut
Raharjo (Wijayanti & Putri, 2022)
hadirnya Friendster di tahun 2002 menandakan awal dari pertumbuhan media sosial
di Indonesia, yang kemudian diikuti platform media sosial lainnya semacam
Instagram, Twitter, Facebook, dan LinkedIn. Per Februari 2022, 68.9 persen
penduduk Indonesia merupakan pengguna aktif dari media sosial, sebagian besar
merupakan anak muda berusia antara 18 sampai 34 tahun, menurut data dari We Are
Social (2022). Seperti diketahui, WhatsApp, Instagram, Facebook, dan TikTok
adalah empat platform media sosial terbanyak digunakan oleh masyarakat
Indonesia.
Aktivitas di media sosial saat ini telah merambah
tidak hanya untuk berkomunikasi dengan teman dan kerabat, tetapi juga untuk
berbagai aktivitas lain seperti mencari informasi dan hiburan, mengikuti tren
topik terkini, hingga mencari informasi tentang produk sebelum membeli. Sebagai
platform yang terbuka, media sosial memungkinkan bagi pemasar untuk
meningkatkan brand awareness dengan membagikan informasi kepada pengguna, serta
berkomunikasi secara langsung kepada konsumen mereka yang dapat membangun
loyalitas terhadap merek dengan lebih mudah dan berbiaya rendah (Alves et al., 2016).
Dengan perkembangan media sosial dan
pertumbuhan pengguna yang pesat, hal ini mempengaruhi perilaku konsumen dan
perubahan mindset ketika berbelanja. Konsumen, baik wanita maupun pria, dewasa
ataupun remaja, menggunakan media sosial untuk menjadi sarana informasi dan
komunikasi antara penjual dengan pembeli. Proses jual beli barang dan jasa
secara online tanpa harus bertemu langsung adalah suatu hal yang wajar.
Konsumen mempergunakan media sosial dalam menemukan informasi terkait merek,
produk atau layanan, hingga mencari ulasan produk atau jasa untuk mengetahui
pengalaman pelanggan lain yang telah membeli produk atau jasa tersebut
sebelumnya. Hal ini sangat penting dalam dunia bisnis digital.
Media sosial yang penggunaannya terbanyak di
Indonesia yaitu Instagram. Ini adalah platform media sosial berbasis foto
dengan banyak fitur untuk membuat foto yang memukau dan menarik secara visual,
sehingga mampu menginspirasi pengguna untuk mengeksplor kreativitas secara
visual (Ardhiansyah & Marlena, 2021).
Instagram saat ini telah memiliki fitur Feed, Story, Live, Video, dan Reels
yang memungkinkan pengguna untuk mengunggah foto, merekam video dengan berbagai
durasi, melakukan siaran langsung, memakai filter digital, berkomunikasi
langsung dengan pengikut melalui fitur like, comment, quiz, polling, link
click, dan aktivitas lainnya. Ditambah lagi fitur terbaru Instagram Shopping
yang memungkinkan konsumen untuk berbelanja melalui foto dan video di
Instagram, asalkan akun Instagram brand terlah terhubung dengan website resmi
berbasis e-commerce. Kepopuleran Instagram ini membuat banyak orang terjun ke
bisnis daring dan mempromosikan bisnisnya melalui Instagram (Nisrina, 2015).
Selain itu, konten media sosial dari pengguna
media sosial lain dianggap lebih dapat dipercaya karena dianggap tidak
dibuat-buat dan tidak mengandung unsur pemaksaan atau iklan apapun, sehingga
murni hanya konten yang dibagikan secara sukarela. Dikenal sebagai E-WOM
(Electronic Word-of-Mouth), dimana ini adalah strategi yang baik untuk
dimasukkan pada komunikasi pemasaran di era digital media sosial saat ini.
E-WOM ini adalah komunikasi dari antar orang melalui media elektronik, secara
sukarela berbicara tentang produk, layanan, atau merek tertentu (Husna et al., 2021).
Ulasan yakni pertukaran ide, pendapat, pemikiran, atau komentar antara beberapa
konsumen (Nihlah et al., 2018).
Kekuatan E-WOM bisa menciptakan minat beli atas produk atau jasa tertentu di
benak konsumen, terutama ketika produk atau jasa tersebut terus-menerus
dibicarakan oleh banyak orang.
Melansir
data dari We are Social (2022), 67.5 persen masyarakat melakukan riset brand di
internet sebelum melakukan pembelian. Sumber pencarian informasi mengenai brand
yang paling banyak digunakan adalah search engines (40.3%), social media ads
(35.7%), social media comment (35.0%), brand website (31.5%), diikuti
word-of-mouth (30%) dan consumer review sites (29.4%). Sangat penting bagi
bisnis saat ini untuk memiliki identitas perusahaan di dunia digital sebagai
cara untuk eksis di internet, sehingga publik dapat dengan mudah menemukan
ketika mencari informasi tentang perusahaan.
Dalam
beberapa tahun belakangan ini, tren perawatan untuk merapikan gigi menggunakan
clear aligner menjadi salah satu yang sering dibicarakan di kalangan pengguna
media sosial Instagram. Clear aligner adalah salah satu jenis perawatan
ortodontik yang dilakukan oleh dokter gigi dengan tujuan untuk menyeimbangkan
antara proporsi gigi, estetika wajah, dan stabilitas perawatan gigi dengan
menggunakan aligner berbahan plastik bening yang menutupi seluruh atau sebagian
gigi. Keuntungan menggunakan clear aligner dibandingkan kawat gigi konvensional
adalah dapat meminimalisir rasa sakit dan tidak nyaman yang dirasakan pasien
saat perawatan, lebih mudah menjaga kebersihan gigi, dan tidak mengganggu
penampilan. Clear aligner ini sendiri dibuat dalam beberapa set yang
disesuaikan dengan perkiraan kondisi perubahan susunan gigi setiap pasien dari
waktu ke waktu dibawah pengawasan dokter gigi yang ahli di bidangnya. Umumnya
pasien membutuhkan waktu perawatan gigi dalam enam bulan hingga lebih dari satu
tahun, bergantung pada tingkat masalah gigi yang dialami oleh pasien.
Salah
satu perusahaan di Indonesia yang memproduksi produk ini adalah PT Rupa
Aestetika Teknologi Aktual dengan merek RATA, yang menawarkan clear aligner
yang diproduksi di Indonesia menggunakan teknologi Artificial Intelligence (AI)
dengan harga yang terjangkau dan dapat dikirim ke seluruh Indonesia. Calon
pasien dapat berkonsultasi secara gratis terlebih dahulu melalui chat WhatsApp
atau membuat janji konsultasi ke klinik RATA di Indonesia, antara lain ada di
Surabaya, Tangerang, Bekasi, akarta, Bali, Yogyakarta, serta lainnya. Kemudahan
yang ditawarkan dan keterjangkauan produk dari segi harga dan tempat, membuat
RATA menjadi salah satu brand clear aligner lokal yang cukup menarik perhatian
dan banyak diminati, terutama oleh masyarakat generasi Millennial dan Z yang
dirasa sudah cukup paham dan memiliki kebutuhan akan perawatan gigi.
RATA
memanfaatkan social media marketing secara masif untuk memperkenalkan dan
mengedukasi clear aligner kepada masyarakat Indonesia, membangun brand
awareness, serta membangun brand trust di tengah-tengah masyarakat. Dalam kurun
waktu tiga tahun sejak berdiri pada April 2019 lalu, RATA saat ini telah
memiliki 245.000 pengikut di Instagram dan termasuk merek clear aligner yang
memiliki pengikut terbanyak di Instagram dibandingkan dengan merek lain yang
serupa (Tanjung, 2022).
Peneliti
melakukan observasi terhadap sejumlah konten melalui kolom pencarian di
Instagram, YouTube, Facebook, dan Google dimana merek RATA cukup mendominasi
mengenai konten clear aligner di Indonesia. Hal ini menandai strategi pemasaran
RATA yang cukup agresif di dunia digital demi menjangkau masyarakat
seluas-luasnya. Di akun resmi Instagramnya, RATA berusaha untuk selalu
berinteraksi dengan pengikutnya dengan membagikan konten berupa informasi
produk, informasi promosi, kuis berupa giveaway, ulasan dari pengguna, dan
penggunaan KOL (Key Opinion Leader) yang mengulas pengalaman mereka memakai
RATA dalam hal ini termasuk dalam influencer marketing.
Sebagai
brand yang menawarkan produk perawatan untuk merapikan gigi, RATA sendiri
tergolong ke dalam sektor industri kecantikan. Menurut data yang dilansir dari
Social Insider (Cucu, 2022),
industri kecantikan saat ini dinilai merupakan industri yang paling tidak
menarik di Instagram dan tidak memiliki keterlibatan atau engagement yang cukup
tinggi di media sosial, meskipun memiliki daya tarik visual yang kuat. Nilai
rerata engagement rate akun Instagram pada brand kecantikan saat ini hanya
sebesar 0.34 persen, dimana berdasarkan analisis menggunakan Analisa.io, nilai
engagement rate Instagram RATA sendiri hanyalah sebesar 0,11 persen yang
berarti di bawah rata-rata engagement rate akun Instagram di sektor industri
kecantikan.
Hal
ini mendasari peneliti untuk memilih RATA sebagai objek penelitian, selain
cukup banyak dibicarakan di internet, clear aligner merupakan jenis perawatan
ortodonti yang tergolong cukup baru bagi masyarakat Indonesia dan membutuhkan
edukasi secara terus-menerus untuk memperkenalkan produk dan manfaatnya.
Berdasarkan penjelasan tersebut, maka dipaparkan bahwa tujuan penelitian guna
melihat apakah social media marketing mempengaruhi minat beli, social media
marketing dan electronic word-of-mouth mempengaruhi minat beli, dan Electronic
Word-of-Mouth berpengaruh dalam memoderasi social media marketing terhadap
minat beli.
Metode Penelitian
Paradigma
secara hakikatnya adalah pandangan yang dijadikan dasar dalam cara memandang
dunia, yang berarti cara berpikir yang mendasari seseorang dalam memahami
realitas, termasuk di dalam ilmu pengetahuan (Abidin, 2015).
Penelitian ini menggunakan paradigma positivisme (positivism) yang bertujuan
untuk menjelaskan suatu fenomena perilaku manusia secara universal dan kausal.
Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif kausalitas sebab ingin menguji
hubungan antar variabel secara kuantitatif atau statistik.
Model moderasi adalah model penelitian ini,
sebagaimana yang terlihat dalam Gambar 1. Tiga variabel yang dikaji yaitu,
Social Media Marketing sebagai variabel independen, Electronic Word-of-Mouth
sebagai variabel moderator, dan minat beli adalah variabel terikat.
Gambar
1. Model Penelitian
Sumber: Data diolah
Peneliti (2022)
Total
populasi dari penelitian ini yaitu sejumlah 245.000 pengikut akun Instagram
@rata.id. Teknik penarikan sampel guna memperoleh sampel survei yaitu purposive
sampling atau sampling bertarget. Kriteria pengambilan sampel adalah pria dan
wanita yang memiliki akun Instagram dan pengguna aktif Instagram, serta
mengikuti akun Instagram @rata.id. Dengan menggunakan rumus Isaac & Michael
untuk pengambilan sampel, maka jumlah sampel yang diperoleh adalah 359.97
responden. Untuk menyederhanakan survei, ukuran sampel dibulatkan menjadi 360
responden.
Perolehan
data primer penelitian ini dari responden langsung dengan mengisi jawaban
kuesioner online sebagai sumber data. Metode perolehan data diukur
mempergunakan skala Likert lima poin. Pemberian nilai untuk skala ini yaitu
skor 1 atau bermakna sangat tidak setuju hingga sangat setuju atau skor 5.
MRA
(Moderated Regression Analysis) dipergunakan sebagai metode analisis statistik
penelitian ini dengan tujuan menguji pengaruh Electronic Word-of-Mouth terhadap
hubungan social media marketing dan minat beli. Kaitannya dengan konteks
penelitian ini, Electronic Word-of-Mouth adalah variabel moderasi di antara
social media marketing dan minat beli. Variabel moderasi yakni suatu variabel
yang memperlemah atau memperkuat hubungan variabel bebas dengan variabel
tergantung (Ghozali, 2013).
Variabel Electronic Word-of-Mouth sebagai variabel moderasi berfungsi menjadi
variabel bebas sekaligus berinteraksi dengan variabel independen lain, yaitu
social media marketing (Sharma et al., 1981).
Interaksi
dua arah dari variabel bebas dengan variabel moderasi dalam mengestimasi
variabel bebas bisa dijadikan acuan dalam mengetahui pengaruh variabel
moderasi. Dalam model regresinya, kedua variabel social media marketing dan
Electronic Word-of-Mouth disebut sebagai pengaruh utama yang akan ditambahkan
pengaruh interaksi antara social media marketing dan Electronic Word-of-Mouth.
Apakah variabel Electronic Word-of-Mouth sebagai variabel moderasi atau bukan
akan bisa dilihat dari pengaruh interaksi tersebut.
Validasi
instrumen diuji menggunakan persamaan Pearson Correlation, dimana pengujiannya
memanfaatkan taraf signifikansi senilai 0.05. Item instrumen disebut valid
apabila p value menghasilkan nilai < 0.05 dan Pearson Correlation bernilai
positif. Uji reliabilitas menggunakan rumus Croncbach Alpha dengan memanfaatkan
software SPSS 27. Dinyatakan reliabel sebuah konstruk jika hasil uji
menunjukkan hasil Cronbach Alpha bernilai ≥ 0.60, dan kebalikannya dikatakan
tidak reliabel bila bernilai ≤ 0.60.
Uji
asumsi klasik berikut dipergunakan sebagai teknik untuk menganalisis data:
a. Uji
heterokedastisitas mempergunakan uji Glejser melalui meregresi nilai absolut
residual atas variabel bebas.
b. Uji
multikolinieritas yang menunjukkan terdapatnya multikolinearitas melalui
menguji nilai VIF dan tolerance.
c. Uji
normalitas atas residual melalui uji Kolmogorov-Smirnov.
d. Uji
hipotesis dengan uji selisih mutlak dan analisis regresi linear berganda.
Hasil dan Pembahasan
Karakteristik Responden
Responden
penelitian ini memiliki karakteristik yang bisa dipaparkan, yaitu:
Tabel
1. Gambaran Umum Karakteristik Responden
Karakteristik |
Keterangan |
Jumlah (Orang) |
Persentase (%) |
Jenis Kelamin |
Laki-laki |
52 |
14.4 |
Perempuan |
308 |
85.6 |
|
Jumlah |
360 |
100 |
|
Usia |
18 – 24 Tahun |
332 |
92.2 |
25 – 31 Tahun |
22 |
6.1 |
|
32 – 40 Tahun |
2 |
0.6 |
|
> 40 Tahun |
4 |
1.1 |
|
Jumlah |
360 |
100 |
|
Tingkat Pendidikan |
SD/MI SMP/MTs |
1 13 |
0.3 3.6 |
SMA/SMK/MA |
261 |
72.5 |
|
Diploma/Sarjana |
85 |
23.6 |
|
Jumlah |
360 |
100 |
|
Domisili |
Jabodetabek |
143 |
39.7 |
P. Jawa |
156 |
43.3 |
|
P.
Sumatera |
40 |
11.1 |
|
Bali Nusa
Tenggara |
3 2 |
0.8 0.6 |
|
P.
Kalimantan |
9 |
2.5 |
|
P.
Sulawesi |
7 |
1.9 |
|
Jumlah |
360 |
100 |
Sumber: Hasil Penelitian, 2022
Sejumlah 360 pengguna aktif di Instagram dan
mengikuti akun RATA di Instagram dijadikan responden penelitian ini
(https://www.instagram.com/rata.id). Berdasarkan Tabel 1. responden dari segi
jenis kelamin mayoritas sejumlah 308 orang (85.6%) adalah perempuan, sementara
hanya sejumlah 52 orang (14.4%) untuk laki-laki. Dari segi usia, responden
berusia 18 sampai 24 tahun lebih mendominasi yaitu sebanyak 332 orang (92.2%)
serta paling sedikit yakni dengan usia 32 sampai 40 tahun yang hanya ada dua
orang (0.6%). Tingkat pendidikan terakhir terbanyak yang dimiliki oleh
responden adalah SMA/SMK/MA sebanyak 261 orang (72.5%) dan tingkat pendidikan
terakhir paling rendah adalah SD/MI yang hanya dimiliki oleh satu orang (0.3%).
Responden penelitian ini paling banyak berdomisili di Pulau Jawa sebanyak 156
orang (49.3) dan sisanya tersebar di sejumlah wilayah di Indonesia. Responden
yang paling sedikit berdomisili di Nusa Tenggara sebanyak dua orang (0.6%).
Uji Validitas dan
Reliabilitas
Dalam uji validitas diperoleh hasil yaitu
keseluruhan pertanyaan mengenai variabel social media marketing, Electronic
Word-of-Mouth, dan minat beli adalah valid sebab signifikansinya (< 0.001)
< 0.05 dan bernilai positif dengan demikian data tersebut bisa digunakan
untuk analisis lanjutan.
Tabel
2. Hasil Uji Reliabilitas Variabel
Variabel |
Cronbach’s Alpha |
Social Media Marketing |
0.701 |
Electronic Word-of-Mouth |
0.766 |
Minat Beli |
0.775 |
Sumber: Hasil Penelitian, 2022
Guna melihat reliabel tidaknya variabel penelitian
ini, maka digunakan uji reliabilitas. Hasil uji Cronbach’s Alpha (α) menyatakan
bahwa seluruh instrument pertanyaan mengenai variabel social media marketing
(0.701 ≥ 0.60), EWOM (0.766 ≥ 0.60), dan minat beli (0.775 ≥ 0.60) adalah
reliabel sehingga bisa dipergunakan dalam penelitian.
Uji Asumsi Klasik
Tabel
3. Hasil Uji Asumsi Klasik
Nama Uji |
Multikolinieritas |
Heteroskedastisitas |
Normalitas |
|
Variabel Bebas |
Collinearity Statistics |
Sig. |
Asymp. Sig. (2-tailed) |
|
Tolerance |
VIF |
|||
Social Media Marketing |
0.465 |
2.151 |
0.969 |
0.194 |
Electronic Word of Mouth |
0.465 |
2.151 |
0.646 |
0.194 |
Sumber: Hasil Penelitian, 2022
Mengacu uji asumsi klasik, didapat kesimpulan bahwa
lolos uji asumsi klasik serta menunjukkan hubungan yang signifikan, sebab tidak
terdapat multikolinearitas dimana tolerance bernilai 0.465 > 0.1 serta VIF
(2.151 < 10) telah memenuhi syarat, heteroskedastisitas tidak timbul dimana
sig. pada variabel Social Media Marketing (0.969) > 0.05 serta sig.
Electronic Word-of-Mouth (0.646) > 0.05, dan data terdistribusi normal
dimana nilai sig. (0.194) > 0.05.
Uji Hipotesis
Multi
Regression Analysis (MRA)
Variabel
moderasi didefinisikan oleh Ghozali (2013) sebagai variabel yang sifatnya untuk
memperlemah atau memperkuat hubungan antara variabel independent terhadap
variabel dependent. Tiga persamaan untuk uji MRA, yaitu:
1.
Analisis
regresi variabel social media marketing terhadap variabel minat beli
Y = α + β1X1 + ε
2.
Analisis
regresi variabel social media marketing dan Electronic Word-of-Mouth terhadap
variabel minat beli
Y = α + β1X1 +
β2Z1 + ε
3.
Analisis
regresi variabel social media marketing, Electronic Word-of-Mouth, dan variabel
interaksi terhadap variabel minat beli
Y = α + β1X1 +
β2Z1 + β3X1*Z1 + ε
Analisis
regresi berganda dilakukan dalam tiga tahap melalui pelibatan variabel
interaksi dan variabel moderasi. Variabel interaksi merupakan hasil variabel
independent (Social Media Marketing) dan variabel moderasi (Electronic Word of
Mouth) yang dikalikan.
X = Social Media Marketing
Z = Electronic Word of Mouth
Y = Minat Beli
X*Z = Interaksi yang diukur dari
mengalikan variabel Social Media Marketing dan Electronic Word of Mouth
1.
Analisis
Regresi Linear Berganda Variabel Social Media Marketing Terhadap Variabel Minat
Beli
Tabel 4. Hasil Uji Analisis Regresi Linear
Variabel |
B |
Nilai t |
Signifikansi |
(Constant) |
1.115 |
0.365 |
0.715 |
Social Media Marketing |
0.915 |
16.829 |
< 0.001 |
F |
283.205 |
|
|
R2 |
0.442 |
|
|
Sig. F |
< 0.001 |
|
|
Sumber: Hasil Penelitian, 2022
Mengacu hasil
tersebut, bisa didapatkan persamaan regresi yaitu:
Y = 1.115 +
0.915X1
Sehingga, bisa didapatkan
kesimpulan:
a.
:
Apabila tidak mengalami perubahan atau didapatkan nilai 0 untuk variabel
independen social media marketing (X1), maka minat beli (Y) senilai 1.115 dan
antara variabel bebas dan variabel terikat memiliki pengaruh searah.
b.
:
Apabila variabel social media marketing (X1) naik 1 persen, maka akan naik
sejumlah 0.915 untuk variabel minat beli.
Mengacu
analisis tersebut didapatkan thitung senilai 16.829 serta signifikansi senilai
< 0.001 < 0.05, sehingga ditolak H0 yang bermakna ada pengaruh signifikan
dan positif dari social media marketing (X1) terhadap minat beli (Y), sehingga
hipotesis “Social media marketing berpengaruh positif dan signifikan terhadap
minat beli” terbukti kebenarannya. Nilai uji Fhitung sebesar 283.205 dan
signifikansi senilai < 0.001 < 0.05 mengartikan variabel social media
marketing terhadap minat beli memiliki pengaruh signifikan.
Nilai
koefisien regresi pada persamaan ini didapatkan senilai 0.442 yang dapat
dinyatakan yaitu, variabel social media marketing memberikan pengaruh sebesar
44.2 persen kepada variabel minat beli, sementara sebagiannya lagi (100% -
44.2%) = 55.8% dipengaruhi variabel lain di luar penelitian ini.
2.
Analisis
Regresi Linear Berganda Variabel Social Media Marketing dan Variabel Electronic
Word-of-Mouth Terhadap Variabel Minat Beli
Tabel
5. Hasil Uji Analisis Regresi Linear Berganda
Variabel |
B |
Nilai t |
Signifikansi |
(Constant) |
-3.249 |
-1.119 |
0.264 |
Social Media Marketing |
0.432 |
8.970 |
< 0.001 |
Electronic Word-of-Mouth |
0.361 |
7.488 |
< 0.001 |
F |
191.426 |
|
|
R2 |
0.517 |
|
|
Sig. F |
< 0.001 |
|
|
Sumber: Hasil Penelitian, 2022
Analisis
ini bertujuan melihat pengaruh social media marketing (X1) dan Electronic
Word-of-mouth (Z1) terhadap minat beli (Y). Oleh karenanya, didapatkan
persamaan regresi yaitu:
Y = -3.249 +
0.432X1 + 0.361Z1
Maka
dari hal tersebut didapatkan kesimpulan, yaitu:
a.
:
Apabila tidak adanya perubahan atau bernilai nol untuk social media marketing
(X1) dan Electronic Word-of-Mouth (Z1), maka senilai -3.249 untuk minat beli
(Y) dan antara variabel bebas dengan variabel terikat memiliki pengaruh
berlawanan.
b.
:
Apabila naik 1 persen variabel social media marketing (X1), maka akan naik
0.432 untuk variabel minat beli (Y) dengan asusmsi bahwa dianggap konstan
variabel Electronic Word-of-Mouth (Z1).
c.
:
Jika naik 1 persen variabel Electronic Word-of-Mouth (Z1), maka variabel akan
naik 0.361 untuk minat beli (Y) dengan asusmsi bahwa social media marketing
(X1) dianggap konstan.
Didapatkan
thitung social media marketing senilai 8.970 dan taraf signifikansi < 0.001
< 0.05 serta thitung Electronic Word-of-Mouth senilai 7.488 yang memiliki
signifikansi senilai < 0.001 < 0.05, oleh karenanya ditolak H0 atau
bermakna social media marketing (X1) dan Electronic Word-of-Mouth (Z1) terhadap
minat beli (Y) berpengaruh signifikan dan positif, sehingga hipotesis
penelitian ini terbukti kebenarannya.
Nilai
uji Fhitung sebesar 191.426 memiliki signifikansi senilai < 0.001 < 0.05
atau bermakna bahwa ditolak H0. Ini menandakan antara variabel social media
marketing (X1) dan Electronic Word-of-Mouth (Z1) terhadap minat beli (Y) adanya
pengaruh signifikan, serta model untuk menguji penelitian ini sudah tepat.
Dari
hasil dalam Tabel 3., didapatkan R-square dengan nilai 0.517 yang bermakna
social media marketing (X1) dan Electronic Word-of-Mouth (Z1) terhadap minat
beli (Y) memberi pengaruh sejumlah 51.7%, sedangkan sebagiannya lagi (100% -
51.7%) = 48.3% dipengaruhi faktor lainnya di luar penelitian ini.
3.
Analisis
Regresi Linear Berganda Variabel Social Media Marketing, Electronic
Word-of-Mouth, dan Variabel Interaksi terhadap Variabel Minat Beli
Tabel
6. Hasil Uji Analisis Regresi Linear Berganda
Variabel |
B |
Nilai t |
Signifikansi |
(Constant) |
6.421 |
1.481 |
0.139 |
Social Media Marketing |
0.404 |
4.413 |
< 0.001 |
Electronic Word of Mouth |
0.418 |
3.543 |
< 0.001 |
Interaksi |
0.005 |
2.979 |
0.003 |
F |
133.389 |
|
|
R2 |
0.529 |
|
|
Sig. F |
< 0.001 |
|
|
Sumber: Hasil Penelitian, 2022
Tujuan
analisis adalah menguji pengaruh variabel social media marketing (X1),
Electronic Word-of-mouth (Z1), dan interaksi (X1Z1) terhadap minat beli (Y).
Sehingga, mengacu hasil tersebut maka diperoleh persamaan regresi yakni:
Y = 6.421 + 0.404X1 + 0.418Z1
+ 0.005X1Z1
Mengacu
hasil tersebut, bisa diinterpretasikan yaitu:
a.
:
Apabila tidak adanya perubahan atau sama dengan nol untuk social media
marketing (X1), Electronic Word-of-Mouth (Z1), maka adalah 6.421 nilai minat
beli (Y) dan antara variabel bebas dengan variabel terikat memiliki pengaruh
searah.
b.
:
Bila naik 1 persen variabel social media marketing (X1), maka akan naik 0.404
untuk variable minat beli dengan asusmsi bahwa dianggap konstan variabel
lainnya.
c.
:
Jika variabel Electronic Word-of-Mouth (Z1) naik 1 persen, maka akan naik 0.418
untuk variabel minat beli dengan asusmsi bahwa dianggap konstan variabel yang
lain.
d.
:
Jika variabel interaksi (X1Z1) naik 1 persen, maka akan naik 0.005 untuk
variabel minat beli dengan asusmsi bahwa dianggap konstan variabel lainnya.
Diperoleh thitung social media marketing senilai
4.413 dengan signifikansi < 0.001 < 0.05, thitung Electronic
Word-of-Mouth senilai 3.543 memiliki tingkat signifikansi bernilai < 0.001
< 0.05, thitung variabel interaksi bernilai 2.979 memiliki signifikansi
0.003 < 0.05, maka ada pengaruh social media marketing (X1), Electronic
Word-of-Mouth (Z1) dan variabel interaksi yang signifikan dan positif terhadap
minat beli (Y).
Dari hasil perhitungan yang tertera dalam Tabel 3.,
didapatkan R-square senilai 0.529 yang bermakna ada pengaruh variabel social
media marketing (X1), Electronic Word-of-Mouth (Z1), dan interaksi terhadap
minat beli (Y) adalah 52.9%, sementara sebagiannya lagi (100% - 52.9%) = 46.1%
dipengaruhi faktor lainnya di luar penelitian ini.
Nilai uji Fhitung sebesar 133.389 dengan
signifikansi bernilai < 0.001 < 0.05 memperlihatkan bahwa ditolak H0. Ini
menandakan antara variabel social media marketing (X1), Electronic
Word-of-Mouth (Z1), dan interaksi terhadap minat beli clear aligner RATA (Y)
memiliki pengaruh signifikan, serta model untuk menguji penelitian ini sudah
tepat.
Meninjau dari tiga persamaan regresi sebelumnya,
didapatkan hasil yaitu β2 ≠ 0 (signifikan) serta β3 ≠ 0 (signifikan), atau
didapatkan kesimpulan Electronic Word-of-Mouth sebagai Squasi Moderator yang
memoderasi hubungan variabel bebas dengan variabel tergantung, di mana variabel
semu bisa sekaligus menjadi variabel bebas dan tidak sebatas bisa dengan
variabel bebas saja. Bisa ditarik kesimpulan jika variabel Electronic
Word-of-Mouth mempengaruhi social media marketing secara langsung, akan tetapi
juga sebagai variabel moderator yang berinteraksi dengan minat beli serta
selanjutnya memengaruhi social media marketing.
Uji Nilai Selisih Mutlak
Guna
melihat pengaruh variabel moderasi dibutuhkan uji nilai selisih mutlak dengan
memodelkan nilai selisih mutlak dari variabel social media marketing serta
variabel Electric Word-of-Mouth melalui persamaan di bawah ini:
Y = α + β1X1 + β2Z2
|ZX1 – ZZ1| + ε
Tabel 7. Hasil Uji Selisih Nilai Mutlak
Variabel |
Koefisien |
Nilai t |
Signifikansi |
(Constant) |
52.109 |
131.389 |
< 0.001 |
Social Media Marketing |
3.003 |
8.965 |
< 0.001 |
Electronic Word-of-Mouth |
2.545 |
7.500 |
< 0.001 |
ABSZX1_ZZ1 |
0.334 |
0.702 |
0.483 |
F |
127.601 |
|
|
R2 |
0.518 |
|
|
Sig. F |
< 0.001 |
|
|
Sumber:
Hasil Penelitian, 2022
Mengacu
uji selisih nilai mutlak bisa didapatkan persamaannya adalah:
Y = 52.109 + 3.003X1 + 2.545Z2
+ 0.334 |ZX1 – ZZ1|
Dari Tabel 5. didapatkan thitung senilai 0.702 yang
memiliki taraf signifikansi senilai 0.483 (> 0.05) atau menunjukkan bahwa
Electronic Word-of-Mouth tidak memoderasi social media marketing terhadap minat
beli. Nilai Fhitung didapatkan sebesar 127.601 < 133.389 hasil Fhitung dari
uji analisis regresi berganda sebelumnya, oleh karenanya dinyatakan variabel
Electronic Word-of-Mouth tidak tepat untuk dijadikan pemoderasi variabel social
media marketing terhadap minat beli.
Besaran R-square turun menjadi 0.518 dari sebelumnya
0.529 yang bermakna variabel Electronic Word-of-Mouth tidak memoderasi antara
variabel social media marketing terhadap minat beli.
Pembahasan
Pengaruh
social media marketing terhadap minat beli
Perhitungan uji t didapatkan hasil yaitu pengaruh
social media marketing terhadap minat beli didapat thitung senilai 16.829 yang
memiliki taraf signifikansi bernilai > 0.001 > 0.05. Hal ini menunjukkan,
social media marketing terhadap minat beli memiliki pengaruh positif dan
signifikan. Maka dari hal tersebut hipotesis I yakni “Social media marketing
berpengaruh positif dan signifikan terhadap minat beli clear aligner RATA”
terbukti kebenarannya.
Maknanya bertambah baiknya social media marketing
yang dijalankan oleh RATA bermakna, minat beli pengikut akun Instagram RATA
akan semakin meningkat. Akun Instagarm RATA sendiri cukup gencar mempromosikan
dan mengedukasi produknya melalui media sosial Instagram @rata.id dengan
memanfaatkan beragam fitur di Instagram seperti link yang memudahkan responden
untuk beralih ke halaman yang ditunjukkan dengan lebih cepat, contact yang
mempermudah responden untuk secara cepat mengirim pesan pada pihak RATA,
sehingga dapat menyebabkan responden berminat untuk membeli produk dari RATA.
RATA juga senantiasa memperbarui kontennya di Instagram dengan mengikuti tren
dan memberikan konten edukasi mengenai perawatan gigi menggunakan clear aligner
secara konsisten. Disamping itu, RATA rutin memberikan promosi berupa potongan
harga untuk pemesanan clear aligner untuk menarik minat beli responden dalam membeli
produk clear aligner.
Hasil hipotesis ini selaras akan sejumlah penelitian
Tungka et al. (2020), Sanjaya (2020), Arief dan Millianyani (2015), Ariesandy
dan Zuliestiana (2019) yaitu social media marketing terhadap minat beli
konsumen berpengaruh positif dan signifikan. Sehingga bisnis di masa kini perlu
menjalankan social media marketing guna menjangkau konsumen yang memberikan
dampak pada munculnya minat beli produk.
Pengaruh
social media marketing dan Electronic Word-of-Mouth terhadap minat beli
Hasil analisis pada thitung social media marketing
adalah sebesar 8.970 yang memiliki signifikansi senilai < 0.001 < 0.05
serta thitung electronic word-of-mouth senilai 7.488 yang mempunyai
signifikansi senilai < 0.001 < 0.05 atau bermakna social media marketing
dan electronic word-of-mouth terhadap minat beli berpengaruh signifikan dan
positif.
Nilai uji Fhitung sebesar 191.426 memiliki
signifikansi senilai < 0.001 < 0.05 atau bermakna ditolak H0. Hal ini
menandakan adanya pengaruh signifikan antara social media marketing (X1) dan
Electronic Word-of-Mouth (Z1) terhadap minat beli (Y), serta model untuk
menguji penelitian ini sudah tepat. Dengan demikian hipotesis 2 yang menyatakan
“Social media marketing dan Electronic word-of-mouth berpengaruh positif dan signifikan
terhadap minat beli clear aligner RATA” terbukti kebenarannya.
Dalam hal ini, ketika social media marketing dan
Electronic Word-of-Mouth diuji sebagai variabel independen, kedua variabel ini
berpengaruh signifikan dan positif dalam meningkatkan minat beli. RATA telah
menjalankan kedua hal ini secara bersamaan dimana dalam menjalankan pemasaran
di media sosial, RATA secara kontinyu memberikan konten berupa testimonial dari
pelanggan yang telah menggunakan produk RATA dan mengalami perubahan posisi
gigi yang lebih rapi dan rata ketika menggunakan clear aligner RATA. Konten
testimonial dari pelanggan di internet kini menjadi sesuatu yang
dipertimbangkan audiens ketika ia berminat untuk membeli suatu produk guna
meyakinkan diri dan mempelajari pengalaman orang lain dalam menggunakan produk.
Ini dapat mengurangi risiko seseorang terkait pengalaman kurang menyenangkan
dalam pembelian tersebut. Selain konten yang diunggah oleh RATA, peneliti juga
menemukan sejumlah konten review yang dibuat oleh pelanggan RATA secara
sukarela berupa video review di YouTube, blog post, dan konten di media sosial
dimana mereka membagikan cerita berupa permasalahan yang dihadapi, perjalanan
dalam membeli produk clear aligner, durasi penggunaan, perubahan yang
dirasakan, dan penilaian pribadi atas produk.
Hasil penelitian dari Muhammad et al. (2021),
Susanto dan Keni (2018), Sinaga dan Sulistiono (2020) menyatakan bahwa social
media marketing dan electronic word-of-mouth terhadap minat beli memiliki
pengaruh signifikan dan positif secara serempak. Maknanya bahwa sebuah bisnis
yang menjalankan social media marketing dan electronic word-of-mouth memberikan
dampak yang signifikan dalam meningkatkan minat beli masyarakat akan suatu
produk, sebab electronic word-of-mouth, baik itu secara negatif atau positif,
yang disebarkan dengan sukarela membuat produk dan merek menjadi bahan
pembicaraan yang membuat orang awam dari tidak tahu menjadi tahu tentang suatu
produk.
Electronic
word of mouth memoderasi pengaruh social media marketing terhadap minat beli
Hasil analisis uji t menunjukkan yaitu pengaruh
electronic word-of-mouth dalam memoderasi social media marketing terhadap minat
beli didapatkan thitung senilai 0.702 serta signifikansi senilai 0.483 >
0.05 atau bermakna tidak terdapat pengaruh signifikan dari electronic
word-of-mouth dalam memoderasi social media marketing terhadap minat beli.
Maka, “Electronic word-of-mouth memoderasi pengaruh social media marketing
terhadap minat beli clear aligner RATA” tidak diterima.
Hal tersebut memperlihatkan pengaruh social media
marketing terhadap minat beli tidak dapat dimoderasi Electronic Word-of-Mouth,
namun koefisien regresi yang dihasilkan bernilai positif, artinya meskipun
positif tidak signifikan Electronic Word-of-Mouth tetapi bisa memperkuat
pengaruh social media marketing terhadap minat beli.
Implikasi hasil penelitian ini yaitu peningkatan
Electronic Word-of-Mouth dapat meningkatkan minat beli konsumen. Electronic
Word-of-Mouth oleh konsumen akan meningkat jika perusahaan memperhatikan nilai
serta kepuasan kosumen. Dalam upaya meningkatkan minat beli, perusahaan sudah
menerapkan Electronic Word-of-Mouth yang positif dalam strategi social media
marketing yang dijalankan selama ini.
Hasil ini
selaras akan penelitian Kusumawati et al. (2016), Nihlah et al. (2018),
Prasetyo dan Suseno (2015) sekaligus membantah penelitian Pangeran et al.
(2022) dimana Electronic Word-of-Mouth tidak berpengaruh siginifikan dalam
memoderasi variabel independen terhadap variabel dependen.
Kesimpulan
Mengacu
hasil pengumpulan, pengolahan, dan analisis data sebelumnya, maka diperoleh
beberapa kesimpulan, yaitu social media marketing berpengaruh secara positif
signifikan terhadap minat beli clear aligner RATA serta sebagiannya lagi
dipengaruhi variabel lainnya di luar penelitian ini, social media marketing dan
Electronic Word-of-Mouth berpengaruh signifikan terhadap minat beli clear
aligner RATA secara serempak. Secara parsial, social media marketing dan
Electronic Word-of-Mouth berpengaruh terhadap minat beli. Electronic
word-of-mouth tidak berpengaruh signifikan dalam memoderasi social media
marketing terhadap minat beli clear aligner RATA.
Saran
yang bisa diusulkan yaitu dengan mempertahankan dan meningkatkan pengelolaan social
media marketing RATA, terutama dalam peningkatan engagement rate agar audiens
lebih merasa terlibat dengan akun Instagram RATA. RATA diharapkan dapat
mempertahankan produk yang dihasilkan dan meningkatkan kinerja produk agar
semakin memuaskan pelanggan, sehingga didapatkan Electronic Word-of-Mouth yang
positif terhadap produk dan merek RATA.
Abidin, Y.
Z. (2015). Metode Penelitian Komunikasi: Penelitian Kuantitatif Teori &
Aplikasi. Bandung: CV Pustaka Setia.
Alves,
H., Fernandes, C., & Raposo, M. (2016). Social media marketing: a
literature review and implications. Psychology & Marketing, 33(12),
1029–1038. https://doi.org/10.1002/mar.20936.
Ardhiansyah,
A. N., & Marlena, N. (2021). Pengaruh social media marketing dan e-wom
terhadap minat beli produk geoffmax. AKUNTABEL, 18(3), 379–391.
https://doi.org/10.30872/jakt.v18i3.9704.
Cucu.
(2022). Social Media Industry Benchmarks - Know Exactly Where You Stand in
Your Market. Bucharest: Socialinsider.
Ghozali,
I. (2013). aplikasi analisis multivariate dengan program IBM SPSS 21 Update
PLS Regresi. semarang: Badan penerbit Universitas Diponegoro. Semarang:
Badan Penerbit Universitas Diponegoro.
Husna,
A. L., Wijiastuti, S., & Sulistiyono, M. N. (2021). Dampak Social Media dan
Word of Mouth Marketing terhadap Minat Beli Konsumen pada Produk Ayam Geprek 26
di Mojolaban Sukoharjo. JURNAL GANESHWARA, 1(2), 1–9.
https://doi.org/10.36728/jg.v1i2.1556.
Nihlah,
Z., Latuihamallo, D. W., Susanty, A., & Purwaningsih, R. (2018). Analisis
Pengaruh Perceived Value, Citra Merek, dan Kualitas Layanan terhadap Minat Beli
dan Keputusan Pembelian dengan Word of Mouth sebagai Variabel Moderasi (Studi
Kasus Pengguna Kosmetik Merek Wardah di Universitas Diponegoro).
Nisrina,
M. (2015). Bisnis Online, Manfaat Media Sosial Dalam Meraup Uang.
Yogyakarta: Kobis.
Sharma,
S., Durand, R. M., & Gur-Arie, O. (1981). Identification and analysis of
moderator variables. Journal of Marketing Research, 18(3),
291–300. https://doi.org/10.1177/002224378101800303.
Wijayanti,
D. T. R., & Putri, B. P. S. (2022). Pengaruh Electronic Word of Mouth Wot
Batu Bandung Pada Media Sosial Tiktok Terhadap Brand Awareness. Jurnal Ilmu
Komunikasi UHO : Jurnal Penelitian Kajian Ilmu Komunikasi Dan Informasi, 7(1),
1–18.
Copyright holder: Kirana Sandra Devi, Gilang Ahmad Riva’i,
Chelsea Angelica (2024) |
First publication right: Syntax
Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia |
This article is licensed under: |