Syntax Literate : Jurnal Ilmiah
Indonesia � ISSN : 2541-0849
e-ISSN : 2548-1398
Vol. 2,
No 4 April 2017
ANALISIS GREEN PRODUCT TERHADAP NILAI PELANGGAN DAN DAMPAKNYA PADA
REPURCHASE INTENTION KONSUMEN SARIAYU DI YOGYA DEPARTMENT STORE JALAN KEPATIHAN
BANDUNG
Soesanty Maulany
Fakultas
Ekonomi Universitas Swadaya Gunung Jati Cirebon
E-mail: [email protected]
Abstrak
Adanya persaingan yang meninggi di
industri kosmetik di Indonesia, serta dengan munculnya banyaknya produk
kosmetik berbagai merek yang muncul, �mengakibatkan penurunan penjualan produk PT.
Martina Berto Tbk. Hal tersebut mengisyaratkan bahwa adanya masalah perilaku
konsumen pada proses pembelian produk. Perlu adanya upaya lebih, yang harus
dilakukan perusahaan untuk mempertahankan, atau bahkan meningkatkan kunsumen.
Adapun salah satu caranya adalah dengan menawarkan diferensiasi produk green
product. Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui pengaruh green product
terhadap nilai planggan dan dampaknya pada repurchase intention. Green product
berpengaruh terhadap nilai pelanggan, sedang nilai pelanggan sendiri memiliki
pengaruh� terhadap repurchase intention. Adapun
metode yang digunakan dalam penelitian sendiri adalah Metode explanatory survey
dengan teknik simple random sampling dengan sampel berjumlah 175 responden.
Teknik analisis data yang diterapkan disini yakni regresi linier sederhana
dengan alat bantu software komputer SPSS 16.0. Hasil yang diperoleh penelitian mengungkapkan
bahwa green product memiliki dampak sebesar 4,1% terhadap nilai pelanggan, sedang pengaruh nilai
pelanggan terhadap repurchase intention sebesar 25,1%. Dengan kata lain, secara
sederhana, ��green product tidak berpengaruh secara
langsung terhadap repurchase intention.
Kata
Kunci : Green
Product, Nilai Pelanggan, Repurchase
Intention
Pendahuluan
Setiap mahluk
hidup memiliki kebutuhan yang harus dipenuhi. Menurut Kotler (2009:12)
kebutuhan ialah syarat hidup ynag mendasar bagi manusia, setiap orang memiliki
kebutuhan yang berbeda dan dapat dipenuhi oleh barang dan jasa. Jenis kebutuhan
manusia sendiri ialah kebutuhan primer, kebutuhan sekunder, dan kebutuhan
tersier. Adapun Kosmetik sendiri merupakan salah satu produk yang ditawarkan guna
memenuhi kebutuhan manusia, terlebih kaum hawa.
Walaupun selama
ini konsumen dari produk kosmetik adalah wanita, beberapa tahun teakhir
anggapan tersebut berubah, karena telah banyak konsumen pria yang juga sadar
akan penampilan dan membutuhkan kosmetik yang khusus untuk pria. Hal tersebut
menjadikan Indonesia sebagai salah satu pasar yang cukup potensial dalam
industri kosmetik.
Merujuk pada
data Kementrian Perindustrian, hingga saat ini, perkembangan industri kosmetik
Indonesia terbilang cukup solid. Hal tersebut terlihat dari peningkatan
penjualan kosmetik yang terjadi pada 2012 sebesar 14% menjadi Rp 9,76 triliun
dari sebelumnya Rp 8,5 triliun dan pada tahun 2013 tumbuh hingga Rp 11,22
triliun naik 15% dibandingkan tahun 2012 dan diprediksikan akan terus meningkat
pada setiap tahunnya.
PT Martina Berto
Tbk sebagai perusahaan utama dan tertua dalam industri kosmetik nasional
Indonesia yang memiliki berbagai merek untuk produk kosmetiknya seperti
Sariayu, Caring Colours dan PAC, Mirabella, Belia, Cempaka, Rudy Hadisuwarno,
Biokos dan Dewisri Spa yang tergabung dalam Martha Tilaar Group. PT Martina
Berto Tbk harus melakukan berbagai strategi untuk tetap bertahan dan bersaing di
industri kosmetik. Bermunculannya produk kosmetik dari pesaing dapat merebut
pasar yang selama ini telah dikuasai oleh Martha Tilaar Group.
Pendapatan
penjualan perusahaan PT Martina Berto Tbk mengalami penurunan pendapatan 10,66%
menjadi Rp 641,28 miliar dibandingkan dengan penjualan tahun 2012 yang mencapai
Rp 717,79 miliar (www.infofesta.com dan annual
report MBTO, 2014). Penjualan pada Q1 2014 sebesar Rp 140,44 miliar lebih
rendah dibandingkan dengan Q1 2013 sebesar Rp 166,85 miliar. Penurunan
penjualan juga terjadi pada Q2 dan Q3 2014 yaitu masing-masing sebesar Rp
308,18 miliar dan Rp 438,42 miliar dibandingkan dengan Q2 2013 yang mencapai Rp
337,41 miliar dan Q3 2013 dengan penjualan Rp 486,22 miliar.
Penurunan
penjualan mengisyaratkan adanya masalah perilaku konsumen pada saat penentuan
putusan pembelian produk Martina Berto yang dalam penelitian ini diwakili oleh
produk kosmetik Sariayu, lebih lanjut lagi terdapat permasalahan ketika
menimbulkan minat pembelian ulang pada produk tersebut.
Produk Marina
Berto sendiri adalah satu dari sekian produk yang masuk dalam klasifikasi green product, yakni produk yang tidak
akan mencemari bumi, menyayangkan sumber daya alam yang ada, serta dapat didaur
ulang (Shamdasani et al. dalam Dehghanan dan Bakhshandeh, 2014). Kendati
terbilang baik karena dapat didaur ulang dan tidakm mencemari bumi, namun
keberadaannya membuat manajemen merasa gusar. Sebab, pada prosesnya, adanya
produk semacamnya ini justru menimbulkan penurunan yang relatif buruk untuk
pihak manajemen. Oleh karenanya, guna mengatasi masalah tersebut, peneliti
kemudian penulis kemudian menyusun penelitian ini. Adapun tujuan penulis membuat
karya ilmiah ini sendiri adalah untuk melaksanakan analisis green product atas nilai pelanggan dan
dampaknya pada repurchase intention
konsumen sariayu di yogya department store jalan Kepatihan Bandung.
����������� Secara
garis besar green product adalah
produk yang tidak mencemari bumi atau menyayangkan sumber daya alam serta dapat
didaur ulang (Shamdasani et al. dalam Dehghanan dan Bakhshandeh, 2014). Adapun
pengertian dari repurchase intention ialah
�Minat beli menunjukkan reaksi emosional
yang dihasilkan dari evaluasi keseluruhan konsumen atas suatu produk, serta
menunjukkan keinginan konsumen untuk membeli produk (Grewal, Monroe, &
Krishnan dalam Wu dan Chen, 2014). Di samping kedua hal yang telah disampaikan di
atas, nilai pelanggan juga jadi hal yang diperhatikan dalam penelitian ini.
Ketiganya dianalisa guna menemukan simpulan apakah ketiga hal di atas memiliki
kaitan sama lain, atau tidak.
Metodologi
Penelitian
Metode penelitian
yang diterapkan di sini ialah explanatory
survey. Menurut Sugiyono (2014: 6), metode penelitian tersebut ialah metode
yang memberi tekanan pada survey. Adapun survey yang dilakukan disini adalah
survey informasi, yang dimana survey informasi yang dimaksud disini adalah Survey
informasi yangt bersumber dari sebagian populasi (sampel responden) dikumpulkan
langsung di tempat kejadian secara empirik, dengan tujuan untuk mengetahui
pendapat dari sebagian populasi terhadap objek yang sedang diteliti.
Penelitian ini
sendiri menetapkan objek penelitian berupa tanggapan konsumen produk Sariayu
Martha Tilaar mengenai kesadaran konsumen terhadap green product dan repurchase
intention� melalui nilai pelnggan, adapun
pihak yang dijadikan subjek dalam penelitian ini ialah konsumen Sariayu Martha
Tilaar di Yogya Department Store Jl.Kepatihan Bandung.
Adapun untuk
perihal data, baik itu jenis maupun sumber data, penulis rangkum ke dalam tabel
berikut:
Tabel
1
Jenis
Dan Sumber Data
No. |
Data |
Jenis
|
Sumber
|
1 |
Tingkat
penjualan PT Martina Berto |
Sekunder |
Laporan Keuangan PT Martina Berto |
2 |
Pembelian
kosmetik dimasa yang akan datang |
Primer |
Prapenelitian Maret 2015 |
3 |
Faktor
yang dipertimbangkan kosnumen dalam melakukan pembelian ulang |
Primer |
Prapenelitian Maret 2015 |
4 |
The Best Outstanding Corporate
Innovator
Indonesia 2015 |
Sekunder |
SWA06 XXXI, 19 Maret-1 April 2015 |
5 |
Tanggapan responden mengenai� Green
Marketing yang dimiliki konsumen Sariayu
Bandung |
Primer |
Konsumen Produk Sariayu Martha Tilaar Yogya
Kepatihan Bandung |
6 |
Tanggapan responden mengenai� Nilai Pelanggan yang dirasakan konsumen
Sariayu Bandung |
Primer |
Konsumen
Produk Sariayu Martha Tilaar Yogya Kepatihan Bandung |
7 |
Tanggapan responden mengenai Repurchase Intention terhadap produk Sariayu Bandung |
Primer |
Konsumen
Produk Sariayu Martha Tilaar Yogya Kepatihan Bandung |
8 |
Data laba penjualan PT Martina Berto Tbk. |
Sekunder |
Website Martina Berto |
9 |
Profil PT Martina Berto Tbk. |
Sekunder |
Website Martina Berto |
Di samping
menggunakan hal-hal yang tadi disebutkan, peneliti juga menggunakan populasi
berupa seluruh konsumen yang membeli produk Sariayu Martha Tillar di Yogya
Kepatihan Bandung dengan kriteria pernah membeli produk Sariayu Martha Tilaar
lebih dari satu kali dan/atau terdaftar seabagai member. Lebih lanjut,
berdasarkan hasil wawancara dengan SPG counter
Martha Tilaar Yogya Kepatihan, didapatkan simpulan bahwa � 300 pelanggan
yang datang ke counter tersebut
selama satu bulan terakhir yaitu Maret 2015.
Dalam penelitian
ini peneliti juga menggunakan sampel berupa175 orang. Jumlah responden 175
tersebut dianggap sudah representastif karena sudah lebih dari batas minimal
sampel. Adapun teknik sampling yang diterapkan
disini adalah� Probability Sampling dan secara khusus menggunakan simple random sampling.
Guna memastikan
tingkat kevalidan data dan instrumen yang digunakan, peneliti kemudian
melakukan uji validitas. Pengujian validitas instrumen dilakukan untuk menjamin
bahwa terdapat kesamaan anatara data yang didapat dengan data yang sebenarnya
terjadi pada objek yang diteliti. Validitas ialah suatu ukuran yang digunakan
dalam mengukur tingkat kevalidan dan kesahihan suatu instrumen. Suatu instrumen
penelitian yang valid atau sahih akan memiliki validitas yang tinggi,
sebaliknya instrumen yang kurang berarti memiliki validitas yang rendah
(Sugiyono, 2010:177).
Tabel 2
Hasil
Pengujian Validitas Green Product
No |
Pernyataan |
rhitung |
rtabel |
Ket |
������� Green Product |
||||
|
Energy Based Product |
|||
1 |
Produk Sariayu dirancang sebagai produk yang hemat
energi, misalnya dapat digunakan tanpa menggunakan air. |
0,509 |
0,361 |
Valid |
|
Material Driven Product |
|||
2 |
Penggunaan bahan dasar alami pada setiap produk
Sariayu. |
0,439 |
0,361 |
Valid |
3 |
Penggunaan bahan dasar yang dapat didaur ulang
pada produk Sariayu. |
0,536 |
0,361 |
Valid |
4 |
Penggunaan kemasan mengikuti isi produk sehingga
dapat meminimalkan ukuran kemasan. |
0,134 |
0,361 |
Tidak Valid |
|
Pollution Preventation Product |
|||
5 |
Penghapusan segala jenis bahan kimia yang
mencemari lingkungan dari semua formulasi produk Sariayu. |
0,703 |
0,361 |
Valid |
6 |
Penghapusan penggunaan alcohol pada produk yang dapat
mencemari udara. |
0,723 |
0,361 |
Valid |
7 |
Penghapusan penggunaan
pump action spray untuk produk dengan tipe
spray untuk menghindari pemakaian aerosol. |
0,655 |
0,361 |
Valid |
|
Packaging |
|||
8 |
Penggunaan kemasan yang
berbahan dasar ramah lingkungan. |
0,747 |
0,361 |
Valid |
9 |
Penggunaan botol plastik
PET yang 100% dapat didaur ulang. |
0,772 |
0,361 |
Valid |
Sumber: Hasil Pengolahan Data 2015 (Menggunakan
SPSS 16.0 For Windows)
Tabel 3
Hasil
Pengujian Validitas Nilai Pelanggan
No |
Pernyataan |
rhitung |
rtabel |
Ket |
Nilai Pelanggan |
||||
|
Rational
Value |
|||
1 |
Rangkaian produk kosmetik Sariayu membantu untuk
menunjang penampilan saya. |
0,426 |
0,361 |
Valid |
2 |
Rangkaian produk Sariayu menjaga kesehatan kulit
saya. |
0,816 |
0,361 |
Valid |
3 |
Rangkaian produk Sariayu membantu merawat kulit
saya. |
0,801 |
0,361 |
Valid |
4 |
Rangkaian produk Sariayu membantu mengobati
permasalahan kulit saya. |
0,242 |
0,361 |
Tidak Valid |
|
Emotional Value |
|||
5 |
Sariayu merupakan merk
kosmetik besar terpercaya sehingga memberikan saya rasa percaya atas
produknya. |
0,565 |
0,361 |
Valid |
6 |
Produk kosmetik Sariayu
membuat saya semakin percaya diri. |
0,658 |
0,361 |
Valid |
7 |
Saya merasa senang terhadap
kualitas produk Sariayu. |
0,858 |
0,361 |
Valid |
� Sumber: Hasil Pengolahan Data 2015 (Menggunakan
SPSS 16.0 For Windows)
Tabel 4
Hasil
Pengujian Validitas Repurchase Intention
No. |
Pernyataan |
rhitung |
rtabel |
Ket |
Repurchase
Intention |
||||
|
Intensitas Pembelian |
|||
1 |
Frekuensi pembelian kosmetik Sariayu? |
0,849 |
0,361 |
Valid |
2 |
Kepentingan keberadaan kosmetik Sariayu bagi saya? |
0,791 |
0,361 |
Valid |
3 |
Ketergantungan saya terhadap kosmetik Sariayu? |
0,752 |
0,361 |
Valid |
|
Kuantitas
Pembelian |
|||
4 |
Saya menggunakan beberapa jenis produk kosmetik
Sariayu. |
0,733 |
0,361 |
Valid |
5 |
Jumlah pembelian produk
Sariayu pada pembelian berikutnya dibandingkan dengan pembelian terakhir? |
0,647 |
0,361 |
Valid |
|
Minat
Meneruskan Pembelian |
|||
6 |
Keinginan saya kembali
membeli dan menggunakan produk Sariayu. |
0,620 |
0,361 |
Valid |
7 |
Saya senang menggunakan
produk kosmetik Sariayu. |
0,749 |
0,361 |
Valid |
�Sumber: Hasil Pengolahan Data 2012 (Menggunakan
SPSS 16.0 For Windows)
Uji
Reliabilitas
Tabel 5
Hasil
Pengujian Reliabilitas
No. |
Variabel |
rhitung |
rtabel |
Ket |
1 |
Green
Product |
0,745 |
0,361 |
Reliabel |
2 |
Nilai Pelanggan |
0,727 |
0,361 |
Reliabel |
3 |
Repurchase
Intention |
0,852 |
0,361 |
Reliabel |
������� �Sumber: Hasil Pengolahan Data 2012
(Menggunakan
SPSS 16.0 For Windows
Pengaruh
Green Product Terhadap Nilai
Pelanggan
1.
Uji
Regresi Linier Sederhana
Tabel 6
Output Anova Green Product Terhadap Nilai Pelanggan
Anovab |
||||||
Model |
Sum of
Squares |
df |
Mean Square |
F |
Sig. |
|
1 |
Regression |
81.165 |
1 |
81.165 |
7.374 |
.007a |
Residual |
1904.264 |
173 |
11.007 |
|
|
|
Total |
1985.429 |
174 |
|
|
|
|
a. Predictors:
(Constant), Green Product |
|
|
|
|||
b. Dependent
Variable: Nilai Pelanggan |
|
|
|
���� ������ ��Sumber: Hasil Pengolahan Data 2015
Berdasarkan Tabel 6 ANOVA, dapat
diketahui besar F hitung adalah 7,374 sedangkan F tabel adalah 3,048, karena
nilai Fhitung>Ftabel, yaitu 7,374 > 3,89 juga nilai
signifikansi sebesar 0,007<0,05 (taraf signifikansi 5%) maka dapat
disimpulkan Ho ditolak, yang artinya terdapat hubungan linier antara green product dengan nilai pelanggan.
Tabel 7
Output Koefisien Regresi Green Product Terhadap Nilai Pelanggan
����������������������������������������������������������
Coefficientsa |
||||||
Model |
Unstandardized
Coefficients |
Standardized
Coefficients |
t |
Sig. |
||
B |
Std. Error |
Beta |
||||
1 |
(Constant) |
16.788 |
1.696 |
|
9.897 |
.000 |
Green Product |
.163 |
.060 |
.202 |
2.715 |
.007 |
|
a. Dependent
Variable: Nilai Pelanggan |
|
|
|
Sumber:
Hasil Pengolahan Data 2015
Dari perhitungan di
atas, dapat diperoleh persamaan regresi sebagai berikut:
Y
= a + bX
Y
= 16,788+ 0,163X
Dimana:
Y� = Nilai Pelanggan
X
= Green Marketing
����������� Berdasarkan
persamaan tersebut uji regresi linier sederhana dapat dijelaskan sebagai
berikut:
1) Koefisien
konstanta sebesar 16,788 menunjukkan apabila green product bernilai 0 (nol) maka nilai pelanggan bernilai
16,788.
2) Setiap
peningkatan skor sebesar satu satuan green
product, maka akan berdampak pada kenaikan nilai pelanggan sebesar 0,163.
2.
Analisis
Koefisien Korelasi
Tabel 8
Output
Koefisien Korelasi Green Product Terhadap
Nilai Pelanggan
Correlations |
|||
|
|
Green Product |
Nilai Pelanggan |
Green Product |
Pearson Correlation |
1 |
.202** |
Sig. (2-tailed) |
|
.007 |
|
N |
175 |
175 |
|
Nilai Pelanggan |
Pearson Correlation |
.202** |
1 |
Sig. (2-tailed) |
.007 |
|
|
N |
175 |
175 |
**. Correlation is significant at the 0.01 level
(2-tailed).
Sumber: Hasil Pengolahan Data 2015
����������� Berdasarkan
tabel 8 dapat diketahui bahwa nilai pearson
correlation adalah sebesar 0,202 artinya green product berpengaruh rendah terhadap nilai pelanggan
berdasarkan interpretasi koefisien korelasi nilai r (0,20-0,399). Nilai siginifikansi
0,007<0,05 level of significant (α) berarti� Ho ditolak. Artinya, green product berkorelasi dengan nilai pelanggan. Jika semakin
meningkat green product maka nilai
pelanggan pun akan semakin meningkat, dan sebaliknya jika green product semakin menurun maka nilai pelanggan akan menurun
juga.
3.
Koefisien
Determinasi
Tabel 9
Hasil Uji Koefisien Determinasi Green Product Terhadap Nilai Pelanggan
Model Summaryb |
||||
Model |
R |
R Square |
Adjusted R Square |
Std. Error of the Estimate |
1 |
.202a |
.041 |
.035 |
3.318 |
a. Predictors: (Constant), Green Product |
|
|||
b. Dependent Variable: Nilai Pelanggan |
|
����� Sumber:
Hasil Pnegolahan Data 2015
Koefisien determinasi sebesar 4,1%,
artinya nilai pelanggan yang dapat dipengaruhi oleh program green product (X) oleh persamaan regresi
Y = 16,788+ 0,163X adalah sebesar 4,1%, sisanya sebesar 95,9% dipengaruhi
faktor lain.
Pengaruh Nilai
Pelanggan Atas Repurchase Intention
1.
Uji
Regresi Linier Sederhana
Tabel 10
Output Anova Nilai Pelanggan Terhadap Repurchase Intention
Anovab |
||||||
Model |
Sum of Squares |
df |
Mean Square |
F |
Sig. |
|
1 |
Regression |
958.235 |
1 |
958.235 |
58.017 |
.000a |
Residual |
2857.342 |
173 |
16.516 |
|
|
|
Total |
3815.577 |
174 |
|
|
|
|
a. Predictors: (Constant), Nilai Pelanggan |
|
|
|
|||
b. Dependent Variable: Repurchase Intention |
|
|
|
Sumber: Hasil
Pengolahan Data 2015
Berdasarkan Tabel 4.22 ANOVA, dapat
diketahui besar F hitung adalah 58,017 sedangkan F tabel adalah 3,048, karena
nilai Fhitung>Ftabel, yaitu 58,017 > 3,89 juga
nilai signifikansi sebesar 0,000<0,05 (taraf signifikansi 5%) maka dapat
disimpulkan Ho ditolak, yang artinya terdapat hubungan linier antara nilai
pelanggan dengan repurchase intention.
Tabel 11
Output Koefisien Regresi Nilai Pelanggan
Terhadap Repurchase Intention Coefficientsa
Model |
Unstandardized
Coefficients |
Standardized
Coefficients |
t |
Sig. |
||
B |
Std.
Error |
Beta |
||||
1 |
(Constant) |
7.784 |
1.971 |
|
3.950 |
.000 |
Nilai
Pelanggan |
.695 |
.091 |
.501 |
7.617 |
.000 |
|
a.
Dependent Variable: Repurchase Intention |
|
|
|
����������� Sumber: Hasil Pengolahan Data 2015
Dari perhitungan di
atas, dapat diperoleh persamaan regresi sebagai berikut:
Y = a + bX
Y = 7,784+ 0,695X
Dimana:
Y� = Repurchase
Intention
X
= Nilai Pelanggan
����������� Berdasarkan persamaan tersebut uji
regresi linier sederhana dapat dijelaskan sebagai berikut:
1)
Koefisien konstanta
sebesar 7,784 menunjukkan apabila nilai pelanggan bernilai 0 (nol) maka nilai pelanggan bernilai 7,784.
2)
Setiap peningkatan skor
sebesar satu satuan nilai pelanggan, maka akan berdampak pada kenaikan nilai repurchase intention sebesar 0,695.
2.
Analisis
Koefisien Korelasi
���������������������������������������������������
Tabel 12
Output
Koefisien Korelasi Nilai Pelanggan Terhadap Repurchase
Intention
�
Correlations |
|||
|
|
Nilai Pelanggan |
Repurchase Intention |
Nilai Pelanggan |
Pearson Correlation |
1 |
.501** |
Sig. (2-tailed) |
|
.000 |
|
N |
175 |
175 |
|
Repurchase Intention |
Pearson Correlation |
.501** |
1 |
Sig. (2-tailed) |
.000 |
|
|
N |
175 |
175 |
|
**. Correlation is significant at the 0.01 level
(2-tailed). |
|
������������ Sumber: Hasil Pengolahan Data 2015
Berdasarkan
tabel 12 dapat diketahui bahwa nilai pearson
correlation adalah sebesar 0,501 artinya nilai pelanggan berpengaruh sedang terhadap repurchase intention berdasarkan
interpretasi koefisien korelasi nilai r (0,40-0,599). Nilai siginifikansi
0,000<0,05 level of significant (α) berarti� Ho ditolak. Artinya, nilai pelanggan berkorelasi dengan repurchase intention. Jika semakin meningkat nilai pelanggan maka repurchase intention pun akan semakin
meningkat, dan sebaliknya jika nilai pelanggan semakin menurun maka repurchase
intention akan menurun juga.
3.
Koefisien
Determinasi
Tabel 13
Hasil
Uji Koefisien Determinasi Nilai Pelanggan Terhadap Repurchase Intention
���������� Model Summaryb |
||||
Model |
R |
R Square |
Adjusted R Square |
Std. Error of the Estimate |
1 |
.501a |
.251 |
.247 |
4.064 |
a. Predictors: (Constant), Nilai Pelanggan |
|
|||
b. Dependent Variable: Repurchase Intention |
���������� ���������Sumber:
Hasil Pnegolahan Data 2015
Koefisien determinasi sebesar 25,1%,
artinya nilai pelanggan yang dapat dipengaruhi oleh program green product (X) oleh persamaan regresi
Y = 7,784+ 0,695X adalah sebesar 25,1%, sisanya sebesar 74,9% dipengaruhi
faktor lain.
Pengaruh
Green Marketing Terhadap Repurchase Intention
1.
Uji
Regresi Linier Sederhana
Tabel 14
Output
Anova Green Product Terhadap Repurchase Intention
Anovab
Model |
Sum
of Squares |
df |
Mean
Square |
F |
Sig. |
|
1 |
Regression |
24.107 |
1 |
24.107 |
1.100 |
.296a |
Residual |
3791.470 |
173 |
21.916 |
|
|
|
Total |
3815.577 |
174 |
|
|
|
|
a.
Predictors: (Constant), Green Product |
|
|
|
|||
b. Dependent Variable: Repurchase
Intention |
|
|
|
�
Sumber: Hasil Pengolahan Data 2015
Berdasarkan
Tabel 14 ANOVA, dapat diketahui besar F hitung adalah 1,100 sedangkan F tabel
adalah 3,048, karena nilai Fhitung<Ftabel, yaitu 1,100
< 3,89 juga nilai signifikansi sebesar 0,296>0,05 (taraf signifikansi 5%)
maka dapat disimpulkan Ho diterimaa, yang artinya tidak terdapat hubungan
linier antara green product dengan repurchase intention.
Tabel
15
Output Koefisien Regresi Green Product Terhadap Repurchase Intention
� Coefficientsa |
||||||
Model |
Unstandardized
Coefficients |
Standardized
Coefficients |
t |
Sig. |
||
B |
Std.
Error |
Beta |
||||
1 |
(Constant) |
25.094 |
2.393 |
|
10.485 |
.000 |
Green Product |
-.089 |
.085 |
-.079 |
-1.049 |
.296 |
|
a. Dependent Variable: Repurchase Intention |
|
|
|
�Sumber: Hasil Pengolahan Data 2015
�Dari perhitungan di atas, dapat diperoleh
persamaan regresi sebagai berikut:
Y
= a + bX
Y
= 25,094+ (-0,089)X
Dimana:
Y�
= Repurchase Intention
X = Green Product
����������� Berdasarkan
persamaan tersebut uji regresi linier sederhana dapat dijelaskan sebagai
berikut:
1) Koefisien
konstanta sebesar 25,094 menunjukkan apabila green product bernilai 0 (nol) maka repurchase intention bernilai 25,094.
2) Setiap
peningkatan skor sebesar satu satuan green
product, maka akan berdampak pada penurunan nilai repurchase intention sebesar 0,089.
2. Analisis Koefisien
Korelasi
������������ Tabel 16
Output Koefisien Korelasi Green Product Terhadap Repurchase Intention
�Correlations |
|||
|
|
Green Product |
Repurchase Intention |
Green Product |
Pearson Correlation |
1 |
-.079 |
Sig. (2-tailed) |
|
.296 |
|
N |
175 |
175 |
|
Repurchase Intention |
Pearson Correlation |
-.079 |
1 |
Sig. (2-tailed) |
.296 |
|
|
N |
175 |
175 |
��� ������� �������Sumber: Hasil Pengolahan Data 2015
����������� Berdasarkan
tabel 4.28 dapat diketahui bahwa nilai pearson
correlation adalah sebesar -0,079 artinya green product tidak berpengaruh terhadap repurchase intention. Nilai siginifikansi 0,
296>0,05 level
of significant (α) berarti� Ho
diterima. Artinya, green product tidak berkorelasi dengan repurcase intention. Karena hasil menunjukan bahwa green product tidak berpengaruh terhadap repurchase intention maka tidak dilakukan uji koefisien determinasi.
Pembahasan
Hasil Penelitian
Berdasarkan
hasil perhitungan koefisien path yang dinyatakan oleh nilai beta pada output coefficients dalam perhitungan
menggunakan SPSS 16.0 terlihat bahwa
pengaruh green product terhadap nilai
pelanggan memiliki pengaruh signifikan sebesar 4,1%. Analisis nilai pelanggan
terhadap repurchase intention �juga menunjukan bahwa nilai pelanggan
memberikan pengaruh yang cukup signifikan pada repurchase intention �hingga
mencapai 25,1%. Namun, hal sebaliknya justru ditunjukan oleh analisis untuk
pengaruh green product terhadap repurchase intention memiliki nilai
signifikansi sebesar 0,296 lebih besar dari taraf signifikansi sebesar 0,05,
yang artinya tidak terdapat pengaruh green
product terhadap repurchase intention.
Hal tersebut mungkin dikarenakan responden sebagian besar belum memahami benar
mengenai konsep green product.
Konsep green product yang
dilakukan untuk memberikan nilai lebih terhadap produk yang ditawarkan untuk
konsumen, namun ketika konsumen tidak memahami apa yang dimaksudkan oleh
produsen hasilnya nilai lebih yang ditawarkan menjadi tidak dapat diterima oleh
konsumen, sehingga perlu komunikasi yang baik agar upaya Sariayu dalam
konsistensinya memproduksi produk alami (green
product) dapat dipahami oleh konsumen dan menjadikan faktor besar untuk menarik
konsumen kembali menggunakan produk Sariayu.
Kesimpulan
Kesimpulan dari penelitiaan ini
adalah sebagai berikut:
1. Semakin
tinggi keunggulan green product akan
semakin tinggi juga nilai pelanggan yang dirasakan konsumen. Maka dari itu Green product berpengaruh positif
terhadap nilai pelanggan dengan korelasi sangat rendah.
2. Semakin
tinggi nilai pelanggan yang dirasakan akan semakin tinggi juga repurchase intention yang dilakukan
konsumen. Maka dari itu nilai pelanggan berpengaruh positif terhadap repurchase intention dengan korelasi
rendah.
3. Green product
tidak memiliki pengaruh langsung terhadap repurchase
intention. Hal tersebut dikarenakan green
product cenderung rendah sedangkan repurchase
intention cenderung tinggi.
BIBLIOGRAFI
Dehghanan,
H., and Bakhshandeh,� G. (2014). The
Impact of Green Perceived Value and Green Perceived Risk on Green Purchase
Behavior of Iranian Consumers. International
Journal of Management and Humanity Sciences. Vol., 3 (2), 1349-1357, 2014 Available
online at http://www.ijmhsjournal.com ISSN 2322-424X.
Haery,
F.A., Dehaghi, M.R., dan Yazdani, A. (2013) Effect of Green Marketing on
Consumer Purchase Intentions With Regard to the Company's Image as a Mediator
in the Retail Setting, Case study: The Customers of Naghshe-e Jahan Sugar
Company. International Journal of
Academic Research in Business and Social Sciences, Vol. 3, No. 11 ISSN:
2222-6990.
Kotler,
P. dan Keller, L.K. (2009). Manajemen
Pemasaran (Edisi 13 Jilid 1), Jakarta; Erlangga.
Kotler,
P., dan Kevin L.K. (2012). Marketing
Management (Edisi 14e). Jerse: Pearson Education.
Li,
H., dan Hong, J. (2013). Factors Influencing Consumers� Online Repurchasing
Behavior: A Review and Research Agenda. iBusiness, 2013, 5, 161-166 Published
Online December 2013 (http://www.scirp.org/journal/ib) http://dx.doi.org/10.4236/ib.2013.54020.
Maheshwari,
Shruti P. (2014). Awareness of Green Marketing and its Influence on Buying
Behavior of Consumers: Special Reference to Madhya Pradesh, India. AIMA Journal of Management & Research,
Volume 8 Issue 1/4, ISSN 0974 � 497.
Meysam
Salimi., Hamid Reza Hadjali and Syahrar Sorooshian. (2012). Amoderator�s
Perspective From Service Quality and Purchase Intention Relasionship: A Case Study of Airasia Airlanes. Research Journal of Applied Sciences, Engineering and Technology, ISSN:
2040-7467 4(23):5074-5078
Sugiyono.
(2014). Metode Penelitian Kuantitatif,
Kualitatif dan R&D. Bandung; Alfabeta.
Sugiyono.
(2010). Metode Penelitian Bisnis, Bandung; Alfabeta.
Wu, Shwu-Ing., Yen-Jou Chen. (2014). The
Impact of Green Marketing and Perceived Innovation on Purchase Intention for
Green Products. International Journal of
Marketing Studies, Vol. 6, No. 5, ISSN 1918-719X E-ISSN 1918-7203.