Syntax Literate : Jurnal Ilmiah Indonesia � ISSN : 2541-0849

e-ISSN : 2548-1398

Vol. 2, No 4 April 2017

 

ANALISIS GREEN PRODUCT TERHADAP NILAI PELANGGAN DAN DAMPAKNYA PADA REPURCHASE INTENTION KONSUMEN SARIAYU DI YOGYA DEPARTMENT STORE JALAN KEPATIHAN BANDUNG

Soesanty Maulany

Fakultas Ekonomi Universitas Swadaya Gunung Jati Cirebon

E-mail: [email protected]

Abstrak

Adanya persaingan yang meninggi di industri kosmetik di Indonesia, serta dengan munculnya banyaknya produk kosmetik berbagai merek yang muncul, mengakibatkan penurunan penjualan produk PT. Martina Berto Tbk. Hal tersebut mengisyaratkan bahwa adanya masalah perilaku konsumen pada proses pembelian produk. Perlu adanya upaya lebih, yang harus dilakukan perusahaan untuk mempertahankan, atau bahkan meningkatkan kunsumen. Adapun salah satu caranya adalah dengan menawarkan diferensiasi produk green product. Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui pengaruh green product terhadap nilai planggan dan dampaknya pada repurchase intention. Green product berpengaruh terhadap nilai pelanggan, sedang nilai pelanggan sendiri memiliki pengaruhterhadap repurchase intention. Adapun metode yang digunakan dalam penelitian sendiri adalah Metode explanatory survey dengan teknik simple random sampling dengan sampel berjumlah 175 responden. Teknik analisis data yang diterapkan disini yakni regresi linier sederhana dengan alat bantu software komputer SPSS 16.0. Hasil yang diperoleh penelitian mengungkapkan bahwa green product memiliki dampak sebesar 4,1% terhadap nilai pelanggan, sedang pengaruh nilai pelanggan terhadap repurchase intention sebesar 25,1%. Dengan kata lain, secara sederhana, green product tidak berpengaruh secara langsung terhadap repurchase intention.

 

Kata Kunci : Green Product, Nilai Pelanggan, Repurchase Intention

Pendahuluan

Setiap mahluk hidup memiliki kebutuhan yang harus dipenuhi. Menurut Kotler (2009:12) kebutuhan ialah syarat hidup ynag mendasar bagi manusia, setiap orang memiliki kebutuhan yang berbeda dan dapat dipenuhi oleh barang dan jasa. Jenis kebutuhan manusia sendiri ialah kebutuhan primer, kebutuhan sekunder, dan kebutuhan tersier. Adapun Kosmetik sendiri merupakan salah satu produk yang ditawarkan guna memenuhi kebutuhan manusia, terlebih kaum hawa.

Walaupun selama ini konsumen dari produk kosmetik adalah wanita, beberapa tahun teakhir anggapan tersebut berubah, karena telah banyak konsumen pria yang juga sadar akan penampilan dan membutuhkan kosmetik yang khusus untuk pria. Hal tersebut menjadikan Indonesia sebagai salah satu pasar yang cukup potensial dalam industri kosmetik.

Merujuk pada data Kementrian Perindustrian, hingga saat ini, perkembangan industri kosmetik Indonesia terbilang cukup solid. Hal tersebut terlihat dari peningkatan penjualan kosmetik yang terjadi pada 2012 sebesar 14% menjadi Rp 9,76 triliun dari sebelumnya Rp 8,5 triliun dan pada tahun 2013 tumbuh hingga Rp 11,22 triliun naik 15% dibandingkan tahun 2012 dan diprediksikan akan terus meningkat pada setiap tahunnya.

PT Martina Berto Tbk sebagai perusahaan utama dan tertua dalam industri kosmetik nasional Indonesia yang memiliki berbagai merek untuk produk kosmetiknya seperti Sariayu, Caring Colours dan PAC, Mirabella, Belia, Cempaka, Rudy Hadisuwarno, Biokos dan Dewisri Spa yang tergabung dalam Martha Tilaar Group. PT Martina Berto Tbk harus melakukan berbagai strategi untuk tetap bertahan dan bersaing di industri kosmetik. Bermunculannya produk kosmetik dari pesaing dapat merebut pasar yang selama ini telah dikuasai oleh Martha Tilaar Group.

Pendapatan penjualan perusahaan PT Martina Berto Tbk mengalami penurunan pendapatan 10,66% menjadi Rp 641,28 miliar dibandingkan dengan penjualan tahun 2012 yang mencapai Rp 717,79 miliar (www.infofesta.com dan annual report MBTO, 2014). Penjualan pada Q1 2014 sebesar Rp 140,44 miliar lebih rendah dibandingkan dengan Q1 2013 sebesar Rp 166,85 miliar. Penurunan penjualan juga terjadi pada Q2 dan Q3 2014 yaitu masing-masing sebesar Rp 308,18 miliar dan Rp 438,42 miliar dibandingkan dengan Q2 2013 yang mencapai Rp 337,41 miliar dan Q3 2013 dengan penjualan Rp 486,22 miliar.

Penurunan penjualan mengisyaratkan adanya masalah perilaku konsumen pada saat penentuan putusan pembelian produk Martina Berto yang dalam penelitian ini diwakili oleh produk kosmetik Sariayu, lebih lanjut lagi terdapat permasalahan ketika menimbulkan minat pembelian ulang pada produk tersebut.

Produk Marina Berto sendiri adalah satu dari sekian produk yang masuk dalam klasifikasi green product, yakni produk yang tidak akan mencemari bumi, menyayangkan sumber daya alam yang ada, serta dapat didaur ulang (Shamdasani et al. dalam Dehghanan dan Bakhshandeh, 2014). Kendati terbilang baik karena dapat didaur ulang dan tidakm mencemari bumi, namun keberadaannya membuat manajemen merasa gusar. Sebab, pada prosesnya, adanya produk semacamnya ini justru menimbulkan penurunan yang relatif buruk untuk pihak manajemen. Oleh karenanya, guna mengatasi masalah tersebut, peneliti kemudian penulis kemudian menyusun penelitian ini. Adapun tujuan penulis membuat karya ilmiah ini sendiri adalah untuk melaksanakan analisis green product atas nilai pelanggan dan dampaknya pada repurchase intention konsumen sariayu di yogya department store jalan Kepatihan Bandung.

����������� Secara garis besar green product adalah produk yang tidak mencemari bumi atau menyayangkan sumber daya alam serta dapat didaur ulang (Shamdasani et al. dalam Dehghanan dan Bakhshandeh, 2014). Adapun pengertian dari repurchase intention ialah Minat beli menunjukkan reaksi emosional yang dihasilkan dari evaluasi keseluruhan konsumen atas suatu produk, serta menunjukkan keinginan konsumen untuk membeli produk (Grewal, Monroe, & Krishnan dalam Wu dan Chen, 2014). Di samping kedua hal yang telah disampaikan di atas, nilai pelanggan juga jadi hal yang diperhatikan dalam penelitian ini. Ketiganya dianalisa guna menemukan simpulan apakah ketiga hal di atas memiliki kaitan sama lain, atau tidak.

Metodologi Penelitian

Metode penelitian yang diterapkan di sini ialah explanatory survey. Menurut Sugiyono (2014: 6), metode penelitian tersebut ialah metode yang memberi tekanan pada survey. Adapun survey yang dilakukan disini adalah survey informasi, yang dimana survey informasi yang dimaksud disini adalah Survey informasi yangt bersumber dari sebagian populasi (sampel responden) dikumpulkan langsung di tempat kejadian secara empirik, dengan tujuan untuk mengetahui pendapat dari sebagian populasi terhadap objek yang sedang diteliti.

Penelitian ini sendiri menetapkan objek penelitian berupa tanggapan konsumen produk Sariayu Martha Tilaar mengenai kesadaran konsumen terhadap green product dan repurchase intentionmelalui nilai pelnggan, adapun pihak yang dijadikan subjek dalam penelitian ini ialah konsumen Sariayu Martha Tilaar di Yogya Department Store Jl.Kepatihan Bandung.

Adapun untuk perihal data, baik itu jenis maupun sumber data, penulis rangkum ke dalam tabel berikut:

 

 

 

Tabel 1

Jenis Dan Sumber Data

No.

Data

Jenis

Sumber

1

Tingkat penjualan PT Martina Berto

Sekunder

Laporan Keuangan PT Martina Berto

2

Pembelian kosmetik dimasa yang akan datang

Primer

Prapenelitian Maret 2015

3

Faktor yang dipertimbangkan kosnumen dalam melakukan pembelian ulang

Primer

Prapenelitian Maret 2015

4

The Best Outstanding Corporate Innovator Indonesia 2015

Sekunder

SWA06 XXXI, 19 Maret-1 April 2015

5

Tanggapan responden mengenaiGreen Marketing yang dimiliki konsumen Sariayu Bandung

Primer

Konsumen Produk Sariayu Martha Tilaar Yogya Kepatihan Bandung

6

Tanggapan responden mengenaiNilai Pelanggan yang dirasakan konsumen Sariayu Bandung

Primer

Konsumen Produk Sariayu Martha Tilaar Yogya Kepatihan Bandung

7

Tanggapan responden mengenai Repurchase Intention terhadap produk Sariayu Bandung

Primer

Konsumen Produk Sariayu Martha Tilaar Yogya Kepatihan Bandung

 

8

Data laba penjualan PT Martina Berto Tbk.

Sekunder

Website Martina Berto

9

Profil PT Martina Berto Tbk.

Sekunder

Website Martina Berto

 

Di samping menggunakan hal-hal yang tadi disebutkan, peneliti juga menggunakan populasi berupa seluruh konsumen yang membeli produk Sariayu Martha Tillar di Yogya Kepatihan Bandung dengan kriteria pernah membeli produk Sariayu Martha Tilaar lebih dari satu kali dan/atau terdaftar seabagai member. Lebih lanjut, berdasarkan hasil wawancara dengan SPG counter Martha Tilaar Yogya Kepatihan, didapatkan simpulan bahwa � 300 pelanggan yang datang ke counter tersebut selama satu bulan terakhir yaitu Maret 2015.

Dalam penelitian ini peneliti juga menggunakan sampel berupa175 orang. Jumlah responden 175 tersebut dianggap sudah representastif karena sudah lebih dari batas minimal sampel. Adapun teknik sampling yang diterapkan disini adalahProbability Sampling dan secara khusus menggunakan simple random sampling.

Guna memastikan tingkat kevalidan data dan instrumen yang digunakan, peneliti kemudian melakukan uji validitas. Pengujian validitas instrumen dilakukan untuk menjamin bahwa terdapat kesamaan anatara data yang didapat dengan data yang sebenarnya terjadi pada objek yang diteliti. Validitas ialah suatu ukuran yang digunakan dalam mengukur tingkat kevalidan dan kesahihan suatu instrumen. Suatu instrumen penelitian yang valid atau sahih akan memiliki validitas yang tinggi, sebaliknya instrumen yang kurang berarti memiliki validitas yang rendah (Sugiyono, 2010:177).

Tabel 2

Hasil Pengujian Validitas Green Product

No

Pernyataan

rhitung

rtabel

Ket

������� Green Product

 

Energy Based Product

1

Produk Sariayu dirancang sebagai produk yang hemat energi, misalnya dapat digunakan tanpa menggunakan air.

0,509

0,361

Valid

 

Material Driven Product

2

Penggunaan bahan dasar alami pada setiap produk Sariayu.

0,439

0,361

Valid

3

Penggunaan bahan dasar yang dapat didaur ulang pada produk Sariayu.

0,536

0,361

Valid

4

Penggunaan kemasan mengikuti isi produk sehingga dapat meminimalkan ukuran kemasan.

0,134

0,361

Tidak Valid

 

Pollution Preventation Product

5

Penghapusan segala jenis bahan kimia yang mencemari lingkungan dari semua formulasi produk Sariayu.

0,703

0,361

Valid

6

Penghapusan penggunaan alcohol pada produk yang dapat mencemari udara.

0,723

0,361

Valid

7

Penghapusan penggunaan pump action spray untuk produk dengan tipe spray untuk menghindari pemakaian aerosol.

0,655

0,361

Valid

 

Packaging

8

Penggunaan kemasan yang berbahan dasar ramah lingkungan.

0,747

0,361

Valid

9

Penggunaan botol plastik PET yang 100% dapat didaur ulang.

0,772

0,361

Valid

Sumber: Hasil Pengolahan Data 2015 (Menggunakan SPSS 16.0 For Windows)

 

 

 

 

 

Tabel 3

Hasil Pengujian Validitas Nilai Pelanggan

No

Pernyataan

rhitung

rtabel

Ket

Nilai Pelanggan

 

Rational Value

1

Rangkaian produk kosmetik Sariayu membantu untuk menunjang penampilan saya.

0,426

0,361

Valid

2

Rangkaian produk Sariayu menjaga kesehatan kulit saya.

0,816

0,361

Valid

3

Rangkaian produk Sariayu membantu merawat kulit saya.

0,801

0,361

Valid

4

Rangkaian produk Sariayu membantu mengobati permasalahan kulit saya.

0,242

0,361

Tidak Valid

 

Emotional Value

5

Sariayu merupakan merk kosmetik besar terpercaya sehingga memberikan saya rasa percaya atas produknya.

0,565

0,361

Valid

6

Produk kosmetik Sariayu membuat saya semakin percaya diri.

0,658

0,361

Valid

7

Saya merasa senang terhadap kualitas produk Sariayu.

0,858

0,361

Valid

Sumber: Hasil Pengolahan Data 2015 (Menggunakan SPSS 16.0 For Windows)

Tabel 4

Hasil Pengujian Validitas Repurchase Intention

No.

Pernyataan

rhitung

rtabel

Ket

Repurchase Intention

 

Intensitas Pembelian

1

Frekuensi pembelian kosmetik Sariayu?

0,849

0,361

Valid

2

Kepentingan keberadaan kosmetik Sariayu bagi saya?

0,791

0,361

Valid

3

Ketergantungan saya terhadap kosmetik Sariayu?

0,752

0,361

Valid

 

Kuantitas Pembelian

4

Saya menggunakan beberapa jenis produk kosmetik Sariayu.

0,733

0,361

Valid

5

Jumlah pembelian produk Sariayu pada pembelian berikutnya dibandingkan dengan pembelian terakhir?

0,647

0,361

Valid

 

Minat Meneruskan Pembelian

6

Keinginan saya kembali membeli dan menggunakan produk Sariayu.

0,620

0,361

Valid

7

Saya senang menggunakan produk kosmetik Sariayu.

0,749

0,361

Valid

Sumber: Hasil Pengolahan Data 2012 (Menggunakan SPSS 16.0 For Windows)

Uji Reliabilitas

Tabel 5

Hasil Pengujian Reliabilitas

No.

Variabel

rhitung

rtabel

Ket

1

Green Product

0,745

0,361

Reliabel

2

Nilai Pelanggan

0,727

0,361

Reliabel

3

Repurchase Intention

0,852

0,361

Reliabel

������� Sumber: Hasil Pengolahan Data 2012

(Menggunakan SPSS 16.0 For Windows

Pengaruh Green Product Terhadap Nilai Pelanggan

1.      Uji Regresi Linier Sederhana

Tabel 6

Output Anova Green Product Terhadap Nilai Pelanggan

Anovab

Model

Sum of Squares

df

Mean Square

F

Sig.

1

Regression

81.165

1

81.165

7.374

.007a

Residual

1904.264

173

11.007

 

 

Total

1985.429

174

 

 

 

a. Predictors: (Constant), Green Product

 

 

 

b. Dependent Variable: Nilai Pelanggan

 

 

 

���� ������ ��Sumber: Hasil Pengolahan Data 2015

Berdasarkan Tabel 6 ANOVA, dapat diketahui besar F hitung adalah 7,374 sedangkan F tabel adalah 3,048, karena nilai Fhitung>Ftabel, yaitu 7,374 > 3,89 juga nilai signifikansi sebesar 0,007<0,05 (taraf signifikansi 5%) maka dapat disimpulkan Ho ditolak, yang artinya terdapat hubungan linier antara green product dengan nilai pelanggan.

Tabel 7

Output Koefisien Regresi Green Product Terhadap Nilai Pelanggan

 

���������������������������������������������������������� Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t

Sig.

B

Std. Error

Beta

1

(Constant)

16.788

1.696

 

9.897

.000

Green Product

.163

.060

.202

2.715

.007

a. Dependent Variable: Nilai Pelanggan

 

 

 

Sumber: Hasil Pengolahan Data 2015

Dari perhitungan di atas, dapat diperoleh persamaan regresi sebagai berikut:

Y = a + bX

Y = 16,788+ 0,163X

 

Dimana:

Y= Nilai Pelanggan

X = Green Marketing

����������� Berdasarkan persamaan tersebut uji regresi linier sederhana dapat dijelaskan sebagai berikut:

1)      Koefisien konstanta sebesar 16,788 menunjukkan apabila green product bernilai 0 (nol) maka nilai pelanggan bernilai 16,788.

2)      Setiap peningkatan skor sebesar satu satuan green product, maka akan berdampak pada kenaikan nilai pelanggan sebesar 0,163.

2.      Analisis Koefisien Korelasi

Tabel 8

Output Koefisien Korelasi Green Product Terhadap Nilai Pelanggan

Correlations

 

 

Green Product

Nilai Pelanggan

Green Product

Pearson Correlation

1

.202**

Sig. (2-tailed)

 

.007

N

175

175

Nilai Pelanggan

Pearson Correlation

.202**

1

Sig. (2-tailed)

.007

 

N

175

175

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Sumber: Hasil Pengolahan Data 2015

����������� Berdasarkan tabel 8 dapat diketahui bahwa nilai pearson correlation adalah sebesar 0,202 artinya green product berpengaruh rendah terhadap nilai pelanggan berdasarkan interpretasi koefisien korelasi nilai r (0,20-0,399). Nilai siginifikansi 0,007<0,05 level of significant (α) berartiHo ditolak. Artinya, green product berkorelasi dengan nilai pelanggan. Jika semakin meningkat green product maka nilai pelanggan pun akan semakin meningkat, dan sebaliknya jika green product semakin menurun maka nilai pelanggan akan menurun juga.

 

 

 

 

3.      Koefisien Determinasi

Tabel 9

Hasil Uji Koefisien Determinasi Green Product Terhadap Nilai Pelanggan

Model Summaryb

Model

R

R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

1

.202a

.041

.035

3.318

a. Predictors: (Constant), Green Product

 

b. Dependent Variable: Nilai Pelanggan

 

����� Sumber: Hasil Pnegolahan Data 2015

Koefisien determinasi sebesar 4,1%, artinya nilai pelanggan yang dapat dipengaruhi oleh program green product (X) oleh persamaan regresi Y = 16,788+ 0,163X adalah sebesar 4,1%, sisanya sebesar 95,9% dipengaruhi faktor lain.

Pengaruh Nilai Pelanggan Atas Repurchase Intention

1.      Uji Regresi Linier Sederhana

Tabel 10

Output Anova Nilai Pelanggan Terhadap Repurchase Intention

Anovab

Model

Sum of Squares

df

Mean Square

F

Sig.

1

Regression

958.235

1

958.235

58.017

.000a

Residual

2857.342

173

16.516

 

 

Total

3815.577

174

 

 

 

a. Predictors: (Constant), Nilai Pelanggan

 

 

 

b. Dependent Variable: Repurchase Intention

 

 

 

Sumber: Hasil Pengolahan Data 2015

Berdasarkan Tabel 4.22 ANOVA, dapat diketahui besar F hitung adalah 58,017 sedangkan F tabel adalah 3,048, karena nilai Fhitung>Ftabel, yaitu 58,017 > 3,89 juga nilai signifikansi sebesar 0,000<0,05 (taraf signifikansi 5%) maka dapat disimpulkan Ho ditolak, yang artinya terdapat hubungan linier antara nilai pelanggan dengan repurchase intention.

 

 

 

 

 

 

 

Tabel 11

Output Koefisien Regresi Nilai Pelanggan Terhadap Repurchase Intention Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t

Sig.

B

Std. Error

Beta

1

(Constant)

7.784

1.971

 

3.950

.000

Nilai Pelanggan

.695

.091

.501

7.617

.000

a. Dependent Variable: Repurchase Intention

 

 

 

����������� Sumber: Hasil Pengolahan Data 2015

Dari perhitungan di atas, dapat diperoleh persamaan regresi sebagai berikut:

Y = a + bX

Y = 7,784+ 0,695X

Dimana:

Y= Repurchase Intention

X = Nilai Pelanggan

����������� Berdasarkan persamaan tersebut uji regresi linier sederhana dapat dijelaskan sebagai berikut:

1)      Koefisien konstanta sebesar 7,784 menunjukkan apabila nilai pelanggan bernilai 0 (nol) maka nilai pelanggan bernilai 7,784.

2)      Setiap peningkatan skor sebesar satu satuan nilai pelanggan, maka akan berdampak pada kenaikan nilai repurchase intention sebesar 0,695.

2.      Analisis Koefisien Korelasi

��������������������������������������������������� Tabel 12

Output Koefisien Korelasi Nilai Pelanggan Terhadap Repurchase Intention

Correlations

 

 

Nilai Pelanggan

Repurchase Intention

Nilai Pelanggan

Pearson Correlation

1

.501**

Sig. (2-tailed)

 

.000

N

175

175

Repurchase Intention

Pearson Correlation

.501**

1

Sig. (2-tailed)

.000

 

N

175

175

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

 

������������ Sumber: Hasil Pengolahan Data 2015

Berdasarkan tabel 12 dapat diketahui bahwa nilai pearson correlation adalah sebesar 0,501 artinya nilai pelanggan berpengaruh sedang terhadap repurchase intention berdasarkan interpretasi koefisien korelasi nilai r (0,40-0,599). Nilai siginifikansi 0,000<0,05 level of significant (α) berartiHo ditolak. Artinya, nilai pelanggan berkorelasi dengan repurchase intention. Jika semakin meningkat nilai pelanggan maka repurchase intention pun akan semakin meningkat, dan sebaliknya jika nilai pelanggan semakin menurun maka repurchase intention akan menurun juga.

3.      Koefisien Determinasi

Tabel 13

Hasil Uji Koefisien Determinasi Nilai Pelanggan Terhadap Repurchase Intention

���������� Model Summaryb

Model

R

R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

1

.501a

.251

.247

4.064

a. Predictors: (Constant), Nilai Pelanggan

 

b. Dependent Variable: Repurchase Intention

���������� ���������Sumber: Hasil Pnegolahan Data 2015

Koefisien determinasi sebesar 25,1%, artinya nilai pelanggan yang dapat dipengaruhi oleh program green product (X) oleh persamaan regresi Y = 7,784+ 0,695X adalah sebesar 25,1%, sisanya sebesar 74,9% dipengaruhi faktor lain.

Pengaruh Green Marketing Terhadap Repurchase Intention

1.      Uji Regresi Linier Sederhana

Tabel 14

Output Anova Green Product Terhadap Repurchase Intention

Anovab

Model

Sum of Squares

df

Mean Square

F

Sig.

1

Regression

24.107

1

24.107

1.100

.296a

Residual

3791.470

173

21.916

 

 

Total

3815.577

174

 

 

 

a. Predictors: (Constant), Green Product

 

 

 

b. Dependent Variable: Repurchase Intention

 

 

 

Sumber: Hasil Pengolahan Data 2015

Berdasarkan Tabel 14 ANOVA, dapat diketahui besar F hitung adalah 1,100 sedangkan F tabel adalah 3,048, karena nilai Fhitung<Ftabel, yaitu 1,100 < 3,89 juga nilai signifikansi sebesar 0,296>0,05 (taraf signifikansi 5%) maka dapat disimpulkan Ho diterimaa, yang artinya tidak terdapat hubungan linier antara green product dengan repurchase intention.

Tabel 15

Output Koefisien Regresi Green Product Terhadap Repurchase Intention

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t

Sig.

B

Std. Error

Beta

1

(Constant)

25.094

2.393

 

10.485

.000

Green Product

-.089

.085

-.079

-1.049

.296

a. Dependent Variable: Repurchase Intention

 

 

 

Sumber: Hasil Pengolahan Data 2015

Dari perhitungan di atas, dapat diperoleh persamaan regresi sebagai berikut:

Y = a + bX

Y = 25,094+ (-0,089)X

Dimana:

Y= Repurchase Intention

X = Green Product

����������� Berdasarkan persamaan tersebut uji regresi linier sederhana dapat dijelaskan sebagai berikut:

1)      Koefisien konstanta sebesar 25,094 menunjukkan apabila green product bernilai 0 (nol) maka repurchase intention bernilai 25,094.

2)      Setiap peningkatan skor sebesar satu satuan green product, maka akan berdampak pada penurunan nilai repurchase intention sebesar 0,089.

2.      Analisis Koefisien Korelasi

������������ Tabel 16

Output Koefisien Korelasi Green Product Terhadap Repurchase Intention

Correlations

 

 

Green Product

Repurchase Intention

Green Product

Pearson Correlation

1

-.079

Sig. (2-tailed)

 

.296

N

175

175

Repurchase Intention

Pearson Correlation

-.079

1

Sig. (2-tailed)

.296

 

N

175

175

��� ������� �������Sumber: Hasil Pengolahan Data 2015

����������� Berdasarkan tabel 4.28 dapat diketahui bahwa nilai pearson correlation adalah sebesar -0,079 artinya green product tidak berpengaruh terhadap repurchase intention. Nilai siginifikansi 0, 296>0,05 level of significant (α) berartiHo diterima. Artinya, green product tidak berkorelasi dengan repurcase intention. Karena hasil menunjukan bahwa green product tidak berpengaruh terhadap repurchase intention maka tidak dilakukan uji koefisien determinasi.

Pembahasan Hasil Penelitian

Berdasarkan hasil perhitungan koefisien path yang dinyatakan oleh nilai beta pada output coefficients dalam perhitungan menggunakan SPSS 16.0 terlihat bahwa pengaruh green product terhadap nilai pelanggan memiliki pengaruh signifikan sebesar 4,1%. Analisis nilai pelanggan terhadap repurchase intention juga menunjukan bahwa nilai pelanggan memberikan pengaruh yang cukup signifikan pada repurchase intention hingga mencapai 25,1%. Namun, hal sebaliknya justru ditunjukan oleh analisis untuk pengaruh green product terhadap repurchase intention memiliki nilai signifikansi sebesar 0,296 lebih besar dari taraf signifikansi sebesar 0,05, yang artinya tidak terdapat pengaruh green product terhadap repurchase intention. Hal tersebut mungkin dikarenakan responden sebagian besar belum memahami benar mengenai konsep green product.

Konsep green product yang dilakukan untuk memberikan nilai lebih terhadap produk yang ditawarkan untuk konsumen, namun ketika konsumen tidak memahami apa yang dimaksudkan oleh produsen hasilnya nilai lebih yang ditawarkan menjadi tidak dapat diterima oleh konsumen, sehingga perlu komunikasi yang baik agar upaya Sariayu dalam konsistensinya memproduksi produk alami (green product) dapat dipahami oleh konsumen dan menjadikan faktor besar untuk menarik konsumen kembali menggunakan produk Sariayu.

 

 

 

 

 

 

 

Kesimpulan

Kesimpulan dari penelitiaan ini adalah sebagai berikut:

1.      Semakin tinggi keunggulan green product akan semakin tinggi juga nilai pelanggan yang dirasakan konsumen. Maka dari itu Green product berpengaruh positif terhadap nilai pelanggan dengan korelasi sangat rendah.

2.      Semakin tinggi nilai pelanggan yang dirasakan akan semakin tinggi juga repurchase intention yang dilakukan konsumen. Maka dari itu nilai pelanggan berpengaruh positif terhadap repurchase intention dengan korelasi rendah.

3.      Green product tidak memiliki pengaruh langsung terhadap repurchase intention. Hal tersebut dikarenakan green product cenderung rendah sedangkan repurchase intention cenderung tinggi.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

BIBLIOGRAFI

 

Dehghanan, H., and Bakhshandeh,G. (2014). The Impact of Green Perceived Value and Green Perceived Risk on Green Purchase Behavior of Iranian Consumers. International Journal of Management and Humanity Sciences. Vol., 3 (2), 1349-1357, 2014 Available online at http://www.ijmhsjournal.com ISSN 2322-424X.

Haery, F.A., Dehaghi, M.R., dan Yazdani, A. (2013) Effect of Green Marketing on Consumer Purchase Intentions With Regard to the Company's Image as a Mediator in the Retail Setting, Case study: The Customers of Naghshe-e Jahan Sugar Company. International Journal of Academic Research in Business and Social Sciences, Vol. 3, No. 11 ISSN: 2222-6990.

Kotler, P. dan Keller, L.K. (2009). Manajemen Pemasaran (Edisi 13 Jilid 1), Jakarta; Erlangga.

Kotler, P., dan Kevin L.K. (2012). Marketing Management (Edisi 14e). Jerse: Pearson Education.

Li, H., dan Hong, J. (2013). Factors Influencing Consumers� Online Repurchasing Behavior: A Review and Research Agenda. iBusiness, 2013, 5, 161-166 Published Online December 2013 (http://www.scirp.org/journal/ib) http://dx.doi.org/10.4236/ib.2013.54020.

Maheshwari, Shruti P. (2014). Awareness of Green Marketing and its Influence on Buying Behavior of Consumers: Special Reference to Madhya Pradesh, India. AIMA Journal of Management & Research, Volume 8 Issue 1/4, ISSN 0974 � 497.

Meysam Salimi., Hamid Reza Hadjali and Syahrar Sorooshian. (2012). Amoderator�s Perspective From Service Quality and Purchase Intention Relasionship: A Case Study of Airasia Airlanes. Research Journal of Applied Sciences, Engineering and Technology, ISSN: 2040-7467 4(23):5074-5078

Sugiyono. (2014). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung; Alfabeta.

Sugiyono. (2010). Metode Penelitian Bisnis, Bandung; Alfabeta.

Wu, Shwu-Ing., Yen-Jou Chen. (2014). The Impact of Green Marketing and Perceived Innovation on Purchase Intention for Green Products. International Journal of Marketing Studies, Vol. 6, No. 5, ISSN 1918-719X E-ISSN 1918-7203.