� Syntax Literate : Jurnal Ilmiah Indonesia � ISSN : 2541-0849
�� e-ISSN : 2548-1398
�� Vol. 2, no 4 April 2017
ANALISIS PENGARUH PERSEPSI MUTU LAYANAN
ANTENATAL CARE (ANC) TERHADAP KEPUASAN IBU HAMIL DI PUSKESMAS LAMEPAYUNG
KABUPATEN KUNINGAN �TAHUN 2009
Yadi Suryadi
Universitas Islam Al-Ihya Kuningan
Email: [email protected]
Abstrak
Pelayanan ANC di Puskesmas Lamepayung Kabupaten Kuningan cenderung kurang
berhasil oleh karena rendahnya kunjungan ulang (K4). Mutu pelayanan ANC dapat dilihat dari 5 dimensi mutu yaitu; reliabilitas, assurance, empathy, responsivenes dan tangible. Pencapaian mutu ini dapat dinilai dengan parameter kepuasan. Adapun tujuan dari penelitian ini ialah
untuk menganalisis
pengaruh persepsi mutu layanan antenatal care (ANC) terhadap kepuasan ibu
hamil. Penelitian ini adalah studi observasional analitik yang dilakukan dengan
pendekatan cross sectional. Jumlah responden dalam penelitian ini sebanyak 106
orang ibu hamil yang melakukan kunjungan pertama kali ke Puskesmas Lamepayung. Hasil penelitian menunjukkan
mayotitas responden (87,7%) berusia 20 � 35 tahun, (61,3%) pendidikan SMA, (76,4 %) tidak bekerja, mempunyai status sosial keluarga sejahtera 1 (90,6 %). Mayoritas responden (52,38 %) mempunyai tingkat
kepuasan baik.Persepsi mutu pada dimensi
reliability baik (55,66 %), responsiveness baik (44,34 %), assurance baik
(49,06 %), empathy baik (45,28 %) dan
tangible baik (52,83 %). Ada hubungan
antara tingkat kepuasan dengan reliability (p =
0,001), responsiveness (p = 0,005), assurance (p = 0,010), empathy (p = 0,022) dan tangible (p = 0,007). Ditemukan
4 variabel dimensi mutu yang memiliki pengaruh terhadap kepuasan yaitu variabel reliability (p =
0,009), assurance (p = 0,008), empathy (p = 0,016) dan
tangible (p = 0,006). Disarankan kepada Puskesmas untuk meningkatkan mutu pada dimensi
reliability: perlakuan bidan
dalam pengambilan sampel darah untuk pemeriksan Hb, agar dilakukan sesuai prosedur dan dilakukan pada
setiap ibu hamil. Pada dimensi
responsiveness petugas sebaiknya
melakukan pelayanan segera agar ibu hamil tidak menunggu
lama.
Kata Kunci: Pelayanan ANC, Mutu, Kepuasan, Ibu Hamil, Puskesmas
Pendahuluan
Satu dari
sekian strategi pembangunan nasional bidang kesehatan adalah peningkatan mutu
dan cakupan pelayanan kesehatan ibu dan anak (KIA), pelayanan KIA adalah
merupakan program kesehatan ibu dan anak yang�
bertanggungjawab terhadap pelayanan kesehatan bagi ibu hamil, ibu
melahirkan, ibu menyusui dan bayi neonatal. Tujuan utama program KIA sendiri ialah meminimalisir angka kematian dan/atau kejadian sakit
di kalangan ibu, serta untuk meningkatkan percepatan penurunan angka kematian
ibu dan anak dengan meningkatkan mutu pelayanan antenatal (ANC).
Pelayanan antenatal (ANC) merupakan kegiatan pemeriksaan ibu hamil yang digunakan untuk mengetahui kondisi ibu dan janin
secara berkala, yang pada prosesnya,
pemeriksaan tersebut akan diimbangi dengan koreksi penyimpangan yang mungkin
ditemukan, sedang mutu pelayanan ANC dapat ditinjau berdasarkan standar pelayanan yang
terdiri dari;
1. Standar masukan, yaitu; standar tenaga,
sarana, prasarana dan metode
2. Standar proses, yaitu; proses pelayanan
administrasi, serta beberapa tingkat kepuasannya
3. Standar hasil; kesembuhan pasien, jumlah
kunjungan, kepuasan pasien pelayanan antenatal. Standar hasil adalah
pengetahuan pasien akan pelayanan antenatal.
Pemeriksaan antenatal dilakukan dengan mengkaji standar pelayanan antenatal
yang meliputi 7T yaitu timbang berat badan, ukur tinggi badan, ukur tekanan
darah, pemberian imunisasi TT, ukur tinggi fundus
uteri dan pemberian tablet besi
dengan total 90 tablet tiap masa
kehamilan. Tes darah PMS atau
penyakit menular seksual dan temu wicara. Tujuh standar pelayanan ini merupakan
indikator dasar risiko keselamatan ibu dan janin disaat hamil oleh karena
kehamilan merupakan suatu proses dinamisasi risiko. �
SPM
atau standar pelayanan minimal cakupan pelayanan antenatal terdiri dari intervensi dasar
yaitu: pemberian imunisasi TT dengan SPM sekurang-kurangnya dua kali, pemberian
tablet tambah darah (Fe) sedikitnya
90 tablet pada
tiap kehamilan. Dan intervensi khusus yaitu: perlakukan yang sehubungan
faktor risiko yang meliputi, umur, paritas, interval, tinggi badan, lingkar
lengan atas, kelainan bentuk tubuh, SPM intervensi khusus ini termasuk dalam
kunjungan ibu hamil ke pusat
pelayanan kesehatan yaitu minimal tercapai 95 %.
Cakupan K4 di Kabupaten Kuningan Provinsi Jawa Barat selama dalam periode tiga tahun
menurun, yaitu tahun 2005 (76,21 %) menurun menjadi 74,58 % (tahun 2006)6 dan tahun 2007 menjadi 74,10 %7 dari target cakupan 80 %8, demikian pula
gambaran yang terjadi di seluruh puskesmas di Kabupaten Kuningan cenderung
memiliki cakupan K4 yang menurun dari tahun ke tahun sejak tahun 2005.
Salah satu puskesmas dengan
cakupan ANC terendah dan terjadi penurunan dari tahun ke tahun adalah Puskesmas
Lamepayung dimana selama tiga tahun berturut-turut cenderung terjadi penurunan,
yaitu dari 50,58 % (tahun 2005) turun menjadi 44,22 % (tahun 2006), namun tahun
2007 meningkat meskipun tidak terlalu tinggi yaitu 46,66 %, dan turun kembali
menjadi 38.54 % (tahun 2008). Keadaan ini sesuai laporan hasil evaluasi
bulanan puskesmas yang dilakukan pada setiap pertemuan micro planning puskesmas, yang mencakup K4.
Metode Penelitian
Variable penelitian ini terdiri dari; (1) Persepsi reliability, (2) Persepsi responsiveness, (3) Persepsi assurance, (4) Persepsi empathy, (5) Persepsi tangibles sebagai variable independent
sedang variabel dependent dalam penelitian ini adalah kepuasan ibu hamil
terhadap layanan ANC dengan variabel pengganggu adalah (1) Umur, (2) Usia Kehamilan, (3) Hamil ke (Paritas), (4)
Pendidikan, (5) Pekerjaan, (6) Penghasilan Keluarga dan (7) Status Sosial.
Penelitian yang digunakan disini ialah jenis penelitian
kuantitatif, yang dimana, penelitian kuantitatif disini ditujukan dan/atau
diarahkan pada pendekatan survei analitik.
Populasi pada penelitian berikut ialah seluruh ibu hamil dengan status
kunjungan K-1 yang ada di wilayah kerja Puskesmas Lamepayung kabupaten Kuningan
Jawa Barat. Jumlah populasi berdasarkan laporan LB 3 Puskesmas Tahun 2008
adalah sebanyak 697 ibu hamil. Sampel penelitian yang digunakan disini adalah
ibu hamil yang telah mendapatkan pelayanan K1. Survei ini untuk mempelajari
sifat populasi yang memiliki kaitan dengan nilai persentase maka sampel
diperoleh dengan rumus.
n |
= |
N |
1 + N . (d2) |
Dimana;
n������ =� jumlah
sampel
N����� =� jumlah populasi, adalah jumlah ibu hamil yang
telah melaksanakan K1 di tahun 2008, berdasarkan laporan LB 3 Puskesmas
Lamepayung
d������ =� persentase
kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan sampel masih biasa yang ditolerir
(10%) atau e2 = 0,01. Berdasarkan jumlah populasi yang ada maka
jumlah sampel adalah sebanyak;
n |
= |
697 |
|
1 + (697 .
0,007921) |
|||
n |
= |
697 |
|
1 + 5,520937 |
|
n��� =���� 106,8865
≈ 106 ibu hamil
Jumlah sampel yang dibulatkan sebanyak 106 orang, survei dilakukan
kepada ibu hamil yang sedang melakukan pemeriksaan ANC di Puskesmas Lamepayung
dan merupakan kunjungan pertama (K1)
Pengambian sampel dilakukan dengan nonprobability dengan pendekatan consecutive sampling, dengan kriteria inklusi untuk penentuan sampel tersebut adalah; (1) Pasien KIA
dengan status pengunjung �pasien umum� (bukan jamkesmas), (2) Sedang melakukan
pemeriksaan ANC di Puskesmas, (3) Merupakan kunjungan baru atau pertama kali
(K1), (4) Pendidikan minimal SMP, (5) Bersedia diwawancarai
Dalam
penelitian ini instrumen penelitian yang diterapkan ialah berupa kuesioner yang
berisi pertanyaan-pertanyaan terstruktur dilakukan dengan wawancara secara
langsung oleh peneliti terhadap ibu hamil yang melakukan pemeriksaan kehamilan di
Puskesmas Lamepayung. Uji validitas yang digunakan
disini ialah analisis butir (item) yakni
dengan menghubungkan skor item dengan skor total per konstruk (contract);
dan total skor seluruh item. Uji reliabilitas adalah kestabilan alat ukur. Uji reliabilitas adalah suatu cara untuk melihat apakah
alat ukur dalam hal ini
kuesioner akan memberikan hasil yang sama
apabila pengukuran dilakukan
secara berulang-ulang.
Pengukuran variabel menggunakan
pengukuran sekali saja atau one shot. Secara
sederhana, pengukuran sekali yang dimaksud disini ialah pengukuran yang hanya
dilakukan satu kali, yang dimana setelah pengukuran tersebut dilakukan, hasil
dari pengukuran kemudian dibandingkan dengan pertanyaan lain dan/atau mengukur korelasi antar jawaban pertanyaan. Pengukuran reliabilitas menggunakan uji statistik Cronbach Alpha. Sebuah
�konstruk atau variabel dapat dikatakan reliable
jika memberikan nilai Cronbach Alpha > 0,60.
Data
yang terkumpul secara terstruktur diolah menggunakan langkah proses; editing
yaitu dengan melakukan pengecekan data ulang, kesinambungan data, kejelasan
data, keterkaitan jawaban dan keseragaman data hasil penelitian, koding dengan
mengklasifikasikan data yang ada berdasarkan jenisnya dengan tanda kode
tertentu, tabulasi dengan melakukan pengelompokan data sesuai dengan tujuan
penelitian dan diasumsikan ke dalam tabel dalam bentuk nilai. Kemudian dijumlah
berdasarkan kelompok masing-masing yang sejenis.
Analisis
data diterapkan secara bertingkat yaitu analisis univariat untuk mendapatkan gambaran masing-masing variabel
independen dan variable dependen secara distribusi frekuensi, meliputi seluruh
variabel pertanyaan yang terdapat didalam kuesioner, analisis bivariat
dengan analisis tabulasi silang antara variabel independen dan variable
dependen untuk menemukan keterkaitan yang bermakna proses ini menggunakan uji Chi-Square untuk mengetahui antara
variabel bebas dan variabel terikat, analisis multivariate untuk mencari pengaruh pada tiap variable independen
terhadap vaiabel dependen atau secara bersama-sama terhadap variable dependen
melalui uji analisis regresi logistik.
Hasil dan Pembahasan
Responden
dalam penelitian ini sebagian besar (87,7 %) berusia antara 20 � 35 tahun
(WUS)� dengan usia kehamilan� > 2 � 3 bulan (47,2 %) serta 47,2 %
merupakan kehamilan yang pertama, yang menggambarkan bahwa responden penelitian
ini relatif masih muda dengan kehamilan termasuk trimester pertama. Berdasarkan
karakteristik pendidikan dan pekerjaan mayoritas dengan berpendidikan SMA (61,3
%) dan umumnya tidak bekerja (76,4 %) yang menggambarkan bahwa responden dapat
dianggap telah mampu menyampaikan informasi tentang persepsinya secara baik,
sebab dengan dasar pendidikan SMA keatas responden sudah dapat melakukan
penilaian dengan baik dan objektif.
Pola sebaran data memperlihatkan adanya
keterkaitan mutu layanan ANC pada dimensi reliability atas tingkat kepuasan ibu
terhadap layanan ANC, dimana persepsi dimensi reliability yang baik banyak
didapatkan pada responden dengan derajat kepuasan baik (58,93 %), dari pada
responden yang memiliki tingkat kepuasan tidak
Square test diperoleh x2 (continuity
correction) = 0,0001 dengan p-value = 0,0001 (p< 0,05), maka Ho ditolak
dan Ha diterima, hasil ini memiliki arti ada keterkaitan yang signifikan antara
persepsi ibu hamil mengenai mutu layanan ANC pada dimensi kehandalan (reliability)
dengan derajat kepuasan pasien. Semakin kurang baik persepsi pasien atas
mutu layanan ANC pada dimensi kehandalan (reliability)
maka semakin tidak baik tingkat kepuasan ibu hamil atas �layanan ANC.
Pola sebaran data menunjukkan ada hubungan
dimensi responsiveness dengan derajat kepuasan terhadap layanan ANC
dimana persepsi terhadap dimensi mutu responsiveness baik terjadi pada mayoritas
responden yang memiliki tingkat kepuasan baik (48,21 %) lebih besar jumlahnya
daripada yang memiliki kepuasan tidak baik (40,00 %), demikian pula sebaliknya
persepsi mutu responsiveness tidak baik terjadi pada mayoritas responden
yang memiliki kepuasan tidak baik (60,00 %) lebih besar jumlahnya dari yang
memiliki tingkat kepuasan baik (51,79 %).
Berdasarkan hasil perhitungan dengan dengan Chi
Square test diperoleh nilai continuity correction = 0,004 dengan
p-value = 0,005 (p< 0,05), maka Ho ditolak dan Ha diterima, hasil ini
memiliki arti ada keterkaitan yang signifikan antara persepsi ibu hamil mengenai
mutu layanan ANC pada dimensi responsiveness dengan derajat kepuasan
pasien. Semakin kurang persepsi pasien terhadap mutu layanan ANC pada dimensi responsiveness
maka semakin tidak baik derajat/tingkat kepuasan ibu hamil atas layanan ANC.
Distribusi data menunjukkan adanya pola
hubungan antara dimensi mutu assurance dengan tingkat kepuasan
responden, dimana persepsi dimensi mutu assurance baik sebagian besar
terjadi pada responden dengan tingkat kepuasan baik (53,37 %) lebih besar
jumlahnya daripada yang memiliki tingkat kepuasan tidak baik (44,00 %),
demikian pula sebaliknya persepsi dimensi mutu assurance tidak baik
sebagian besar terjadi pada responden yang memiliki tingkat kepuasan tidak baik
(56,00 %) lebih besar jumlahnya dari pada yang memiliki tingkat kepuasan baik
(46,43 %),� hal ini menunjukkan bahwa
jika dimensi assurance dilaksanakan tidak sesuai dengan harapan ibu
hamil maka akan membuat ibu hamil berpersepsi kepuasan tidak baik.
Berdasarkan hasil perhitungan dengan dengan Chi
Square test diperoleh nilai continuity correction = 0,003 dengan
p-value = 0,010 (p< 0,05), maka Ho ditolak dan Ha diterima, hasil ini
memiliki arti ada keterkaitan yang cukup kuat antara persepsi ibu hamil mengenai
mutu layanan ANC pada dimensi assurance (jaminan) dengan tingkat
kepuasan pasien. Semakin kurang baik persepsi pasien terhadap mutu layanan ANC
pada dimensi assurance (jaminan) maka semakin tidak baik tingkat
kepuasan ibu hamil terhadap layanan ANC.
Pola distribusi data yang memperlihatkan adanya
keterkaitan antara dimensi mutu empathy dengan derajat kepuasan
responden, dimana pada persepsi dimensi mutu empathy baik sebagian besar
ditemukan pada tingkat kepuasan baik (51,79 %), lebih tinggi dari yang meberi
pernyataan tingkat kepuasan tidak baik (38,00 %) demikian pula sebaliknya
pernyataan tidak baik pada dimensi mutu empathy sebagian besar
terdistribusi pada responden dengan derajat kepuasan tidak baik (62,00 %) lebih
besar jumlahnya dari pada yang menyatakan kepuasan baik (48,21 %). Hal ini memperlihatkan
bahwa jika ibu hamil menyatakan dimensi mutu empathy dilakukan dan
membuat pernyatan tidak baik maka akan memberikan tingkat kepuasan yang tidak
baik.
Merujuk pada hasil perhitungan dengan dengan Chi
Square test diperoleh nilai continuity
correction = 0,051 dengan p-value = 0,022 (p< 0,05), maka Ho ditolak dan
Ha diterima, hasil ini mengartikan bahwa ada keterikatan yang cukup kuat antara
pandangan ibu hamil mengenai mutu layanan ANC pada dimensi empathy
(perhatian) dengan derajat/tingkat kepuasan pasien. Semakin kurang baik pandangan
pasien atas mutu layanan ANC pada dimensi empathy (perhatian) maka
semakin buruk tingkat kepuasan ibu hamil atas layanan ANC.
Pola distribusi data menunjukkan adanya
hubungan persepsi dimensi mutu tangible dengan tingkat kepuasan
responden, dimana pada persepsi mutu tangible baik sebagian besar
terdistribusi pada tingkat kepuasan baik (58,93 %) lebih besar jumlahnya
daripada yang memiliki tingkat kepuasan tidak baik (46,00 %), demikian pula
sebaliknya persepsi dimensi mutu tangible tidak baik sebagian besar
terdistribusi pada responden dengan tingkat kepuasan tidak baik (54,00 %) lebih
besar jumlahnya daripada yang memiliki tingkat kepuasan baik (41,07 %).
Berdasarkan hasil perhitungan dengan dengan
Chi Square test diperoleh nilai continuity correction = 0,011 dengan
p-value = 0,007 (p< 0,05), maka Ho ditolak dan Ha diterima, hasil ini
memiliki makna ada hubungan yang signifikan antara persepsi ibu hamil tentang
mutu layanan ANC pada dimensi tangible (bukti langsung) dengan tingkat
kepuasan pasien. Semakin kurang baik pandangan pasien atas mutu layanan ANC
pada dimensi tangible (bukti langsung) maka semakin buruk tingkat
kepuasan ibu hamil atas layanan ANC.
Rekapitulasi hasil pembahasan analisis
hubungan persepsi mutu layanan ANC terhadap kepuasan ibu hamil berdasarkan
tabulasi silang yang telah diuraikan sebelumnya, sebagai berikut:
Tabel
1
Hasil
Uji Hubungan Variabel Bebas dengan Variabel Terikat
Pada
Pelayanan ANC Di Puskesmas Lamepayung
Kabupaten Kuningan Tahun 2009
No |
Variabel
Bebas |
p-value |
Keterangan |
1 |
Reliability |
0,0001 |
Berhubungan |
2 |
Responsivenes |
0,005 |
Berhubungan |
3. |
Assurance |
0,010 |
Berhubungan |
4. |
Empathy |
0,022 |
Berhubungan |
5 |
Tangible |
0,007 |
Berhubungan |
Pada tahap
sebelumnya pengujian hubungan variabel bebas dan variabel terikat yang
mempunyai hasil p < 0,05 selanjutnya analisis dengan menggunakan model
logistik bivariat untuk mendapatkan model pengaruh yang paling baik,
sebagaimana disajikan pada Tabel 2
Tabel 2
Hasil Analisis
Regresi Bivariat Metode Enter Variabel Bebas
Pada Pelayanan
ANC Di Puskesmas Lamepayung
Kabupaten
Kuningan Tahun 2009
Variabel |
B |
SE |
Wald |
df |
p-value |
Exp-B |
Reliability |
0,044 |
0,396 |
0,013 |
1 |
0,009 |
0,957 |
Responsiveness |
0,334 |
0,394 |
0.720 |
1 |
0,400 |
1,397 |
Assurance |
0,098 |
0,391 |
0,063 |
1 |
0,008 |
0,907 |
Empathy |
0,561 |
0,395 |
2,012 |
1 |
0,016 |
1,752 |
Tangible |
0,214 |
0,401 |
0,286 |
1 |
0,006 |
1,202 |
Pada Tabel 2
dapat dilihat bahwa ditemukan empat variabel bebas pada penelitian ini
mempunyai batas signifikansi p-value < 0,25 yaitu variabel reliability,
assurance, empathy dan tangible yang berarti Ho ditolak dan Ha diterima,
sehingga dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh antara masing-masing variabel
bebas dengan variabel terikat. Selanjutnya masing-masing variabel tersebut
dapat dimasukkan dalam uji statistik multivariat.
Setelah
dilakukan analisis multivariat dengan metode enter dengan berbagai
variasi dalam memasukkan variabel bebas secara bersama-sama dengan variabel
terikat hasil yang terbaik adalah :
Tabel 3
Hasil Analisis Regresi Multivariat Metode Enter Variabel Bebas
Penelitian Analisis Mutu Layanan ANC Terhadap Kepuasan Ibu Hamil Di Puskesmas Lamepayung
Kabupaten Kuningan Tahun 2009
Variabel |
B |
SE |
Wald |
df |
p-value |
Exp-B |
95% Confidence
Interval for Exp (B) |
|
Lower Bound |
Upper Bound |
|||||||
Reliability |
0,015 |
0,040 |
0,013 |
1 |
0,007 |
2,156 |
0,526 |
2,539 |
Assurance |
0,043 |
0,041 |
0,010 |
1 |
0,003 |
2,653 |
0,294 |
1,449 |
Empathy |
0,033 |
0,040 |
0,007 |
1 |
0,004 |
2,394 |
0,639 |
3,044 |
Tangible |
0,019 |
0,019 |
0,041 |
1 |
0,006 |
2,828 |
0,373 |
1,840 |
Pada Tabel 3
dapat diketahui bahwa masing-masing variabel memiliki nilai� p-value < 0,05, yaitu variabel realibility
memiliki p-value 0,007 dan Exp.(B) sebesar 2,156 atau OR > 2, variabel assurance
memiliki p-value 0,003 dan� Exp.� (B)�
sebesar� 2,653� atau�
OR > 2, dan variabel empathy memiliki nilai p-value 0,004 dan
Exp. (B) sebesar 2,394 atau��� OR > 2,
serta variabel tangible memiliki nilai p-value 0,005 dan Exp (B) 2,828
atau OR > 2.
Dari
hasi uji statistik tersebut diperoleh model regresi yang sesuai yaitu ada
pengaruh persepsi mutu layanan ANC terhadap kepuasan ibu hamil, yang berarti
responden yang memiliki persepsi mutu yang tidak sesuai dengan harapannya maka
akan memberikan nilai ketidak kepuasan 2,156 kali untuk dimensi reliability,
2,653 kali untuk dimensi assurance dan 2,394 kali untuk dimensi empathy
serta 2,828 kali untuk dimensi tangible. Dengan demikian maka dapat
dismpulkan bahwa puas tidaknya ibu hamil terhadap mutu layanan ANC secara
signifikan dipengaruhi oleh bermutu tidaknya pelayanan ANC yang diberikan oleh
bidan.
Berdasarkan hasil analisis multivariat tersebut maka dapat
dilakukan upaya peningkatan kepuasan ibu hamil pada layanan ANC di Puskesmas
Lamepayung dengan ditingkatkannya secara bersama-sama variabel mutu pada
dimensi reliability, assurance, empathy dan tangible,
dengan melakukan upaya yang sistematis meningkatkan seluruh
pernyataan-pernyataan mutu yang tidak sesuai dengan harapan ibu hamil menjadi
sesuai dengan harapannya dan mempertahankan pernyataan mutu yang sudah sesuai
agar tetap sesuai dengan harapan ibu hamil.
Kesimpulan
Berdasarkan
hasil penelitian dan pembahasan maka dapat disusun beberapa kesimpulan yaitu;
Karakteristik responden sebagian besar berada pada 20 � 35 tahun yaitu 87,7%,
pendidikan responden sebagian besar dengan pendidikan SMA (61,3 %), dan �tidak bekerja (76,4 %). Persepsi ibu hamil
terhadap kepuasan layanan ANC sebagian besar menyatakan baik (52,83 %), dan
umumnya terjadi pada pernyataan bidan mengambil urin dan darah untuk
pemeriksaan laboratorium (81,1 %) sedang yang tidak baik umumnya pada
pernyataan pelayanan di apotik saat ibu hamil mengambil tablet tambah darah
(45,3 %). Persepsi mutu sesuai dengan persepsi kepuasan baik terjadi pada
dimensi reliability (58,93 %) dan dimensi tangible (58,93 %) yang
berarti memiliki pola hubungan jika persepsi mutu sesuai maka kepuasan akan
baik. Persepsi mutu tidak sesuai dan persepsi kepuasan tidak baik terjadi pada
dimensi responsiveness (60,00 %), dimensi assurance (56,00 %), dan
dimensi empathy (62,00 %) yang berarti memiliki pola hubungan jika mutu
tidak sesuai maka persepsi kepuasan tidak baik.
Hubungan
variabel bebas (persepsi mutu) terhadap variabel terikat (tingkat kepuasan)
umumnya memiliki p value < 0,5 yang berarti memiliki keterkaitan hubungan,
yaitu masing-masing p value 0,0001 pada dimensi reliability,� 0,005 pada dimensi responsiveness, 0,010 pada
dimensi assurance, 0,022 pada dimensi empathy dan 0,007 pada dimensi tangible.
Secara bersama-sama variabel bebas memiliki pengaruh yang signifikan terhadap
variabel terikat dengan masing-masing nilai Exp-B atau odd ratio (OR > 2),
yaitu 2,156 pada dimensi reliability,�
2,653� pada dimensi assurance,
2,394 pada dimensi empathy dan 2,828 pada dimensi tangible.
Dengan demikian maka diberikan saran untuk puskesmas yaitu; (a)
perlu adanya peningkatan mutu pada dimensi reliability terutama yang
menyangkut perlakuan bidan pada pengambilan contoh darah ibu diujung jari untuk
pemeriksan Hb; (b) perlu dilakukan upaya peningkatan pada dimensi responsiveness
(daya tanggap) petugas terutama pada saat ibu hamil sedang dalam ruang
perawatan sebaiknya dilakukan pelayanan yang segera agar ibu hamil tidak
menunggu lama untuk dilayani ketika di dalam ruang pelayanan ANC; (c) perlu
diperhatikan sistem pelayanan ANC yang disesuaikan dengan ruang kerja yang
sempit dengan jumlah tenaga yang banyak; (d) perlu dilakukan upaya peningkatan
mutu pada dimensi assurance (jaminan) terutama dalam hal pemberian
informasi yang mudah dimengerti tentang kehamilan dari bidan yang melakukan
pelayanan ANC kepada ibu hamil; (e) perlu adanya peningkatan mutu layanan pada
dimensi empathy (perhatian) oleh petugas loket dengan memberikan
pelayanan yang ramah, dan sebaiknya di lakukan penambahan loket dipisahkan
antara pasien umum dan pasien KIA untuk penyelesaian masalah pada dimensi tangible;
(f) perlu adanya upaya peningkatan mutu pada dimensi tangible (bukti
langsung) khususnya dalam hal kerapihan dan kebersihan kamar periksa serta
pengaturan tata letak barang agar suasana ruangan tidak pengap; (g) perlu
adanya perbaikan sistem pelayanan di apotik dengan memperhatikan sistem
antrian; (h) perlunya bidan melakukan upaya kunjungan rumah (home visit) untuk
memotivasi ibu hamil melakukan kunjungan ulang (K 4 ) di puskesmas.
BIBLIOGRAFI
Adam, Arlin. dkk.
2006. Survey Kepuasan Masyarakat Terhadap Pelayanan
Puskesmas di Wilayah Timur Indonesia. Jakarta; Deparetemen
Kesehatan R.I
Badan PPSDM Depkes RI.
2007. Pedoman Standar Profesi Tenaga Kesehatan. Jakarta; BPPSDM Depkes. R.I.
Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Kuningan. 2009. Profil Wilayah Kabupaten Kuningan Tahun 2008. Kuningan; BPS Kabupaten Kuningan.
Basorah, K. 2007. Kristalisasi
Faktor Kekurang Berhasilan Layanan KIA dan Gizi di Provinsi Sulawesi Selatan.
Buletin Madising. Vol. 4. Makasar; Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan.
Departemen Kesehatan RI.
1993. Pedoman Pelayanan Antenatal Di Wilayah Kerja
Puskesmas. Jakarta; Direktorat Pembinaan Kesehatan Masyarakat
Direktorat Bina Kesehatan Keluarga.
Dinas Kesehatan Provisni Jawa Barat.
2006. Profil Kesehatan Kabupaten Kuningan Tahun 2005. Kuningan; Bagian Data Dinkes Kab. Kuningan.
______. 2007. Profil Kesehatan Kabupaten Kuningan Tahun 2006. Kuningan; Bagian Data Dinkes Kab. Kuningan.
______.
2008. Profil
Kesehatan Kabupaten Kuningan Tahun 2007. Kuningan;
Bagian Data Dinkes Kab. Kuningan.
______.
2005. Standar
Pelayanan Minimal (SPM) Program Kesehatan. Bandung;
Bagian Data Dinkes Prov. Jabar.
______. 2004. Survei Kesehatan Daerah Tahun 2003. Bandung; Bagian Perencanaan Dinas Kesehatan Provinsi
Jawa Barat.
Hermawan.
2003. Disaat Hamil Tiba. Solo; �Insani.
Istiqomah. 2007. Skripsi
Analisis Persepsi Kepuasan Pelanggan Terhadap Pelayanan
Puskesmas Lamepayung Tahun 2006. Bandung; Fakultas Kesehatan Masyarakat Unuiversitas
Pajajaran.
Karo Karo, Santoso.
2005. Promosi dan Pendidikan Kesehatan. Jakarta; Badan Pusat Pengambangan Sumber Daya Kesehatan
Departemen Kesehatan Republik Indonesia.
Kuntjaraningrat. 1999. Pengantar
Antropologi. Jakata; PT. Gramedia.
Masri, S. Sofian E. 1989.
Metode Penelitian Survey. Jakarta; PT. Pustaka LP2S Indoensia.
Hizrani, May. 2002. Analisis Kepuasan Pasien Rawat Inap Terhadap Mutu Pelayanan Dan Hubungan
Dengan Minat Beli di RS X di jakarta Tahun 2002. Jakarta; Jurnal Manajemen & Adminsitrasi Rumah Sakit Indonesia.
Menteri Kesehatan R.I.
2008. Peraturan Menteri Kesehatan R.I Nomor
741/MENKES/PER/VII/2008 Tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan Di
Kabupaten Kota. Jakarta; Biro Hukum
Depkes.R.I.
Manuaba, G. Memahami
Kesehatan Repoduksi Wanita. Jakarta; Arcan.
Notoadmojo, Soekidjo. 2005.
Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta; Rieneke Cipta.
Puskesmas Lamepayung Kabupaten Kuningan. 2008. Laporan Pelayanan ANC Puskesmas Tahun 2008. Kuningan; Bagian KIA Puskesmas Lamepayung.
Robbins,
Stephen P. 2001. Perilaku Organisasi: Konsep. Kontroversi. Aplikasi.
Jakarta; PT Prenhallindo.
Saifuddin, B.A, Et, Al. 2002. �Pelayanan
Kesehatan Maternal dan Neonatal�. Jakarta; Bina Pustaka.
Sastroasmoro, Sudigdo dan Sofyan Ismael. 2002.
Dasar-dasar Metodologi Penelitian Klinis Edisi Ke 2. Jakarta; CV. Sugeng Seto.
Sayogyo. 1999. Gizi dan Pembangunan Indonesia. Widya Karya Pangan dan Gizi 1998. Jakarta; Direktorat Bina
Gizi Depkes R.I.
Sugiono. 1999. Metode Penelitian Bisnis. Bandung; �CV. Alfabeta
Bandung.
Supranto,
J. 1997. Pengukuran Tingkat Kepuasan Pelanggan Untuk Menaikkan Pangsa Pasar.
Jakarta; Penerbit Rineka Cipta.
Tara, E. 2002. Kesehatan Kehamilan. Jakarta; Ladang Pustaka dan Inti Media. Jakarta.
Tjiptono, F. 2000. Manajemen Jasa. Yogyakarta; Penerbit Andi.
Djoko,
Wijono. 1999. Manajemen Mutu Pelayanan
Kesehatan. Buku 2. Surabaya; Universitas Airlangga.
Yamit, Zulian. 2001. Manajemen Kualitas Produk dan Jasa. Yogyakarta; Penerbit Ekonisia.
Zulfansyah, Wahyu. dkk. 2008. Kebijakan
Pelayanan Antenatal. Yogyakarta; �KMPK Universitas Gajahmada. Yogyakarta. 2008