Syntax
Literate: Jurnal Ilmiah
Indonesia p�ISSN: 2541-0849 e-ISSN: 2548-1398
Vol.
7, No. 12, Desember 2022
PENGARUH
MOTIVASI, KOMPETENSI PROFESIONAL DAN KECERDASAN EMOSIONAL TERHADAP KINERJA GURU
DI MODERASI OLEH GAYA KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL KEPALA SEKOLAH
Rofiqul A�la, Jacobus Widiatmoko
Universitas Stikubank, Indonesia
Email:
[email protected]
Abstrak
Penelitian
ini bertujuan untuk menguji Pengaruh
Motivasi, Kompetensi Profesional dan kecerdasan Emosional Terhadap Kinerja Guru di Moderasi Gaya Kepemimpinan Transformasional Kepala Sekolah. Populasi dan sampel dalam
penelitian ini adalah guru SMK Muhammadiyah di kabupaten Pemalang yang dipilih melalui model Non Probability Sample, data diperoleh langsung dari responden dengan menggunakan kuesioner. Metode analisis data menggunakan
Moderation Regression Analisys
(MRA) tipe quasi
moderator. Dari proses analisis dan uji data diperoleh
bukti empiris tentang hasil penelitian
bahwa: (1) Motivasi guru
memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja guru, (2) Kompetensi profesional guru memiliki pengaruh positif dan signifikan
terhadap kinerja guru,
(3) Kecerdasan emosinal guru memiliki pengaruh positif dan signifikan
terhadap kinerja guru,
(4) Kepemimpinan transformasional tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap
kinerja guru,
(5) Kepemimpunan transformasional dapat memoderasi hubungan
Motivasi guru dengan kinerja guru, (6) Kepemimpunan transformasional dapat memoderasi hubungan Motivasi guru
dengan kinerja guru,
(7) Kepemimpunan transformasional tidak dapat memoderasi
hubungan kecerdasan emosional guru dengan kinerja guru.
Kata
Kunci: Motivasi, Kompetensi Profesional, Kecerdasan Emosional, Kepemimpinan Transformasional, Kinerja.
Abstract
This study aims
to examine the influence, professional competence and emotional intelligence on
teacher performance in the moderation of the principal's transformational
leadership style. The population and sample in this study were teachers of SMK Muhammadiyah in Pemalang district
who were selected through the Non Probability Sample model,
the data were obtained directly from the respondents using a questionnaire. The
data analysis method used Moderation Regression Analysis (MRA) quasi moderator
type. From the process of analyzing and testing data, empirical evidence is
obtained about the results of the study that: (1) Teacher motivation has a
positive and significant influence on teacher performance, (2) Teacher
competence has a positive and significant influence on teacher performance, (3)
Teacher intelligence has teacher emotionality. positive
and significant influence on teacher performance, (4) transformational
leadership has no significant effect on teacher performance, (5)
transformational leadership can moderate the relationship between teacher
motivation and teacher performance, (6) transformational leadership can
moderate the relationship between teacher motivation and teacher performance,
(7) Transformational leadership cannot moderate the relationship between
teacher emotional intelligence and teacher performance.
Keywords: Motivation, Professional
Competence, Emotional Intelligence, Transformational leadership, Performance.
Pendahuluan
Dalam
rangka mewujudkan tujuan pendidikan nasional seorang guru memiliki peranan yang sangat penting, Oleh karena itu,
seorang guru harus dapat mengembangkan potensi yang dimilikinya (Raharjo,
2010).
Dalam rangka mempersiapkan generasi penerus bangsa pada masa yang akan datang
pendidikan menjadi tumpuan dalam mempersiapkan
dan menyediakan sumber daya manusia
yang berkualitas. Pendidikan
diharapkan dapat menumbuhkan kemampuan untuk dapat menghadapi
perkembangan zaman yang penuh tantangan dengan perubahan-perubahan yang dinamis (Dacholfany, 2015).
Guru merupakan salah satu komponen yang menempati posisi sentral dan sangat
strategis dalam sistem pendidikan (Ardiana,
2017).
Guru merupakan faktor yang dominan dalam kaitannya
dengan peningkatan kualitas pendidikan, karena guru merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari sistem pendidikan secara keseluruhan yang terlibat langsung dalam proses belajar mengajar, gurulah yang berperan langsung dalam mengajar dan mendidik (Mahmud
et al., 2020).
Sehubungan
dengan itu, perlu dilakukan berbagai program untuk meningkatkan kualitas kinerja guru dalam mengembangkan aspek-aspek pendidikan dan pembelajaran.
Seorang
guru dituntut untuk memiliki berbagai kemampuan yang tinggi untuk menunjang keberhasilan pendidikan mulai dari jasmani
dan rohani yang sehat, motivasi yang tinggi, kompetensi profesional yang memadai, kecerdasan emosional yang tinggi serta kinerja
yang positif, sehingga akan menghasilkan pembelajaran yang maksimal dan tercapainya tujuan pembelajaran dan pendidikan (Gunawan
et al., 2020).
Keberhasilan
seorang guru dalam melaksanakan tugas dipengaruhi oleh beberapa faktor, salah satunya adalah
motivasi kerja yang dimiliki guru (Pianda,
2018).
Motivasi kerja merupakan suatu keinginan yang menyebabkan adanya dorongan, semangat serta gairah dalam
bekerja. Menurut (Hasibuan
& Hasibuan, 2016)
motivasi adalah pemberian daya penggerak yang menciptakan kegairahan kerja seseorang agar mereka mau bekerja sama,
bekerja efektif, dan terintegrasi dengan segala daya
upayanya untuk mencapai kepuasan. Sehingga motivasi kerja guru memiliki peranan yang sangat penting dalam mewujudkan tujuan pembelajaran.
Penelitian
mengenai pengaruh motivasi, kompetensi profesional, dan kepemimpinan kepala sekolah terhadap kinerja memiliki hasil yang beragam.
Misalnya hasil penelitian yang dilakukan oleh (Sedarmayanti,
2011);
(Oktaviani
& Putra, 2021)
maupun (Agustina
et al., 2020)
mendapatkan bahwa motivasi berpengaruh signifikan terhadap kinerja guru, namun sebaliknya penelitian (Megawati,
2021)
mendapatkan bahwa motivasi tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja guru.
Seorang
guru juga harus memiliki kompetensi profesional yang tinggi sebagai salah satu
faktor yang mempengaruhi tujuan dan mutu
pembelajaran dan pendidikan di tingkat satuan pendidikan.
Selain motivasi dan kompetensi
professional kecerdasan emosional
juga memiliki peranan yang sangat penting yaitu sebagai
penyeimbang yang menopang kinerja guru yang efektif dan maksimal. (Goleman
et al., 2013),
seorang pakar psikologi yang melakukan penelitian secara mendalam tentang kecerdasan emosional menyatakan bahwa: �Para ahli psikologi sepakat bahwa IQ hanya menyumbang sekitar 20% faktor-faktor yang menetukan suatu keberhasilan dan 80% sisanya berasal dari faktor lain,
termasuk kecerdasan emosional�. Penelitian empiris mengenai pengaruh kecerdasan emosional terhadap kinerja guru diperoleh adanya pengaruh yang signifikan misalnya penelitian (Julita
et al., 2019)
maupun (Efendi,
2020).
Namun penelitian sebelumnya oleh (Suhaeb
& Hanisah, 2021).
Kinerja
guru dapat meningkat apabila ditunjang oleh� pemimpin
yang dapat menerapkan kaidah kepemimpinan transformasional yaitu pemimpin yang mampu mengubah energi sumber daya; baik
manusia, instrumen, maupun situasi untuk mencapai tujuan-tujuan reformasi sekolah, serta dapat menciptakan iklim kerja yang baik. Sumber daya yang dimaksud
adalah dapat berupa pimpinan, staf pengajar, bawahan, tenaga ahli, guru, dosen, widyaiswara, peneliti dan lain-lain. Kinerja guru dapat ditunjukkan
dari kemampuan guru dalam menguasai kompetensi yang dipersyaratkan, yakni kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi
profesional (Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005). Untuk itu diperlukan
peran kepala sekolah dengan gaya transformasional untuk menjadi moderator dalam� meningkatkan
kinerja para guru.
Proses belajar mengajar akan baik jika
guru memiliki kinerja yang baik yang dipengaruhi oleh motivasi kerja,
kompetensi profesional, dan kecerdasan emosional, serta� kepala
sekolah yang mampu memberikan motivasi kepada para pendidik.
Menurut Permendiknas Nomor 13 tahun 2007, kepala sekolah harus memiliki
kompetensi atau kemampuan yang meliputi dimensi kompetensi kepribadian, manajerial, kewirausahaan, supervisi, dan sosial.
Fakta
yang terjadi di perguruan Muhammadiyah di kabupaten Pemalang yaitu terdapat perbedaan yang mencolok antara sekolah yang satu dan yang lainnya dalam perkembangannya misalnya dari sisi
jumlah siswa, SMK Muhammadiyah 1 pemalang 970 siswa, SMK Muhammadiyah Al Manaar 150 siswa dan SMA Muhammadiyah 2 Pemalang 250 siswa padahal semuanya memiliki kesempatan yang sama, hal ini
apakah disebabkan oleh faktor kinerja
guru, kepemimpinan Kepala sekolah, ataukah faktor internal dari guru seperti motivasi, kecerdasan emosional dan kompetensi profesionalnya.
Metode
Penelitian
Penelitian
ini merupakan penelitian ekplanatori yang bersifat penjelasan dan bertujuan untuk
menguji suatu hipotesis untuk memperkuat atau menolak teori atau
hipotesis hasil penelitian yang sudah dirumuskan.
Populasi
dalam penelitian ini adalah semua
guru SMK muhammadiyah se � Kabupaten
Pemalang sebanyak 216 guru.
Kemudian setelah dihitung dengan menggunakan rumus slovin dihasilkan sample 144,6 kemudian peneliti
genapkan menjadi 145 guru sebagai sampel dan dibagi sesuai
dengan jumlah peserta didik masing-masing
sekolah.
Penelitian
ini menggunakan data primer
dengan kuesioner yang diisi langsung oleh responden.
Kuesioner berupa daftar pertanyaan mengenai masalah yang akan diteliti
ditujukan kepada para responden. Daftar pertanyaan yang disusun secara tertulis tersebut berkaitan dengan variabel motivasi, kompetensi profesional, kecerdasan emosional, kepemimpinan transformasional, dan kinerja guru dengan skala likert 1 � 5.
A.
Analisis Data
Kuesioner yang dibagikan dalam penelitian ini sebanyak
145 eksemplar dan didistribusikan sesuai dengan jumlah responden penelitian.
Jumlah eksemplar yang dikembalikan ke peneliti sebanyak 145 eksemplar
kuesioner, sehingga seluruhnya dianggap layak untuk diolah atau dianalisis.
Berikut ini adalah gambaran responden berdasarkan usia, jenis kelamin,
pendidikan dan masa kerja.
1.
Deskripsi Responden
Tabel 1.
Deskripsi Responden
Jenis Kelamin |
Jumlah |
Presentase |
Jenis Kelamin |
||
Laki-laki |
60 |
41% |
Perempuan |
85 |
59% |
Umur |
||
26-30 tahun |
45 |
31% |
31-35 tahun |
40 |
28% |
36-40 tahun |
35 |
24% |
≥41 tahun |
25 |
17% |
Pendidikan |
||
Diploma |
2 |
1% |
Sarjana |
139 |
96% |
S2 |
4 |
3% |
S3 |
0 |
0% |
Masa Kerja
(tahun) |
|
|
1-5 tahun |
35 |
24% |
6-10 tahun |
38 |
26% |
11-15 tahun |
44 |
30% |
16-20 tahun |
23 |
16% |
≥21 tahun |
5 |
3% |
2.
Deskripsi Variabel
Jawaban Responden dalam Motivasi (X1) dengan nilai 4,18.
Nilai jawaban responden terkategori tinggi. Jawaban responden dalam Kompetensi
profesional (X2) dengan nilai 4,10. Nilai jawaban responden terkategori tinggi.
Jawaban responden dalam Kecerdasan Emosional (X3) dengan nilai 4,09. Nilai
jawaban responden terkategori tinggi. Jawaban responden dalam Kinerja guru (Y)
dengan nilai 4,23. Nilai jawaban responden terkategori tinggi. Jawaban
responden dalam Kepemimpinan Transformasional (Z) dengan nilai 4,08. Nilai
jawaban responden terkategori tinggi.
3.
Hasil Uji Kelayakan Instrumen
a.
Uji Validitas
Hasil uji validitas dengan alat uji Kaiser-Meyer-Olkin Measure of Sampling Adequacy (KMO MSA)
menunjukkan nilai KMO and Bartlett�s test
dari variabel motivasi sebesar 0,872, variabel kompetensi profesional sebesar
0,844, variabel kecerdasan emosional sebesar 0,878, variabel kinerja guru
sebesar 0,899, dan variabel kepemimpinan transformasional sebesar 0,904.
Hasil pengujian diatas dapat dilihat bahwa hasil
kuesioner penelitian ini semuanya merupakan indikator yang valid. Hal ini
ditunjukan dari nilai loading factor masing-masing indikator tidak ada yang
lebih kecil dari 0,50.��
b.
Hasil Uji Reliabilitas
Tabel 2.
Hasil Uji Reliabilitas
Variabel |
Item valid |
Cronbach� Alpha |
Keterangan |
Motivasi (X1) |
14 |
0,926 |
Reliabel |
Kompetensi Profesional (X2) |
13 |
0,918 |
Reliabel |
Kecerdasan Emosional (X3) |
15 |
0,936 |
Reliabel |
Kinerja Guru (Y) |
15 |
0,948 |
Reliabel |
Kepemimpinan Transformasioal (Z) |
20 |
0,951 |
Reliabel |
Tabel 2. diatas menunjukkan nilai Alpha Cronbach variabel motivasi sebesar 0,926, variabel kompetensi
profesional sebesar 0,918, variabel kecerdasan emosional sebesar 0,936,
variabel kinerja guru sebesar 0,948, dan variabel kepemimpinan transformasional
sebesar 0,951. Dari hasil tersebut menunjukkan bahwa semua variabel mempunyai
koefisien Alpha yang lebih besar dari
0,70 sehingga dapat dikatakan semua konsep pengukur variabel-variabel yang
digunakan dalam penelitian ini adalah reliabel.
4.
Uji Normalitas dan
Heterokesdastisitas
Pengujian asumsi normalitas dilakukan untuk data
unstandardize residual. Pengujian akan dilakukan dengan menggunakan uji Kolmogorov Smirnov. Hasil pengujian
normalitas secara dapat dilihat pada Tabel pengujian berikut ini.
Tabel 3.
Uji Normalitas data� Kolmogorov Smirnov
Uji |
Nilai |
Z |
0,070 |
Sig Z |
0,082 |
�����������
Hasil uji Kolmogorov
Smirnov juga menunjukkan nilai signifikansi sebesar 0,082 di atas 0,05 yang
menunjukkan bahwa model regresi tersebut berdistribusi�� normal. Hasil pengujian heteroskedastisitas
dengan uji Glejser juga menunjukkan
tidak ada variabel bebas yang signifikan terhadap nilai mutlak residualnya .Hal
ini berarti bahwa model regresi tidak memiliki gejala adanya heteroskedastisitas.
5.
Uji Multikolinearitas
Uji multikolonieritas
bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar
variabel bebas.
Tabel 4.
Uji Multikolinearitas
Uji Multikolinieritas |
||
Tolerance |
VIF |
|
Motivasi |
0.413 |
2.424 |
Kompetensi Profesional |
0.300 |
3.338 |
Kecerdasan Emosional |
0.447 |
2.238 |
Kepemimpinan Transformasioal |
0.682 |
1.465 |
x1z |
0.397 |
2.517 |
x2z |
0.237 |
4.222 |
x3z |
0.360 |
2.778 |
Hasil pengujian menunjukkan bahwa semua variabel yang
digunakan sebagai prediktor model regresi�
menunjukkan nilai Tolerance menunjukkan tidak ada variabel independen
yang memiliki nilai Tolerance kurang dari 0,10, Hasil perhitungan nilai VIF
juga menunjukkan tidak ada variabel independen yang memiliki nilai VIF lebih
dari 10, Hal ini berarti bahwa variabel-variabel independen yang digunakan
dalam penelitian tidak menunjukkan adanya gejala multikolinieritas, yang
berarti bahwa semua variabel tersebut dapat digunakan sebagai variabel yang
saling independen.
6.
Hasil Uji Hipotesis
Berikut ini adalah hasil dari analisis regresi linier
berganda dan pengujian hipotesis penelitian tersebut:
Tabel 5.
Uji Hipotesis
Koef |
t |
Sig |
Ket |
|
(Constant) |
1.443 |
6.835 |
0.000 |
Sig |
Motivasi |
0.239 |
4.226 |
0.000 |
Sig |
Kompetensi Profesional |
0.176 |
2.274 |
0.025 |
Sig |
Kecerdasan Emosional |
0.216 |
3.761 |
0.000 |
Sig |
Kepemimpinan Transformasional |
0.024 |
0.545 |
0.587 |
Tdk Sig |
x1z |
0.073 |
2.576 |
0.011 |
Sig |
x2z |
0.084 |
2.573 |
0.011 |
Sig |
x3z |
0.011 |
0.366 |
0.715 |
Tdk Sig |
F |
61.195 |
|
||
Sig F |
0.000 |
|
||
Adj R2 |
74.50 |
|
Model tersebut menunjukkkan bahwa semua variable
memiliki koefisien positif. Hal ini berarti sesuai dengan arah yang dihipotesiskan.
Hasil persamaan yang diperoleh dari penelitian ini adalah sebagai berikut : Y =
1,443+0,239 X1+ 0,179 X2+0,216 X3 + 0,024 Z + 0,073 X1Z + 0,084 X2Z + 0,011 X3Z
+ e
a.
Hipotesis 1 : Pengaruh Motivasi
terhadap Kinerja Guru
Hasil pengujian model hipotesis 1 dimana hasil
penelitian menunjukan pengaruh Motivasi terhadap Kinerja Guru signifikan
positif dimana nilai sig (p value) = 0,000 < 0,05. Hal ini berarti bahwa
Motivasi memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap Kinerja Guru. Hal
ini berarti bahwa Hipotesis 1 diterima.
b.
Hipotesis 2 :Pengaruh Kompetensi
Profesional terhadap Kinerja Guru
Hasil pengujian model hipotesis 2 dimana hasil
penelitian menunjukan pengaruh Kompetensi Profesional terhadap Kinerja Guru
signifikan positif dimana nilai sig (p value) = 0,025 < 0,05. Hal ini
berarti bahwa Kompetensi Profesional memiliki pengaruh positif dan signifikan
terhadap Kinerja Guru. Hal ini berarti bahwa Hipotesis 2 diterima.
c.
Hipotesis 3 : Pengaruh Kecerdasan
Emosional terhadap Kinerja Guru
Hasil pengujian model hipotesis 3 dimana hasil
penelitian menunjukan pengaruh Kecerdasan Emosional terhadap Kinerja Guru
signifikan positif dimana nilai sig (p value) = 0,000 < 0,05. Hal ini
berarti bahwa Kecerdasan Emosional memiliki pengaruh positif dan signifikan
terhadap Kinerja Guru. Hal ini berarti bahwa Hipotesis 3 diterima.
d.
Hipotesis 4 : Pengaruh Kepemimpinan
Trnsformasional terhadap Kinerja Guru
Hasil pengujian model hipotesis 4 dilihat dari hasil
penelitian menunjukan pengaruh Kepemimpinan Transformasional terhadap Kinerja
Guru signifikan positif dimana nilai sig (p value) = 0,587 > 0,05. Hal ini
berarti bahwa Kepemimpinan Trnsformasional tidak memiliki pengaruh yang
signifikan terhadap Kinerja Guru. Hal ini berarti bahwa Hipotesis 4 ditolak.
e.
Hipotesis 5 : Kepemimpinan
Transformasional Memoderasi Pengaruh Motivasi terhadap Kinerja Guru
Hasil pengujian model hipotesis 5 dilihat dari hasil
pengujian pada vaiabel X1Z yaitu pengaruh interasksi Motivasi dengan
Kepemimpinan Transformasional terhadap Kinerja Guru dimana hasil penelitian
menunjukan nilai signifkansi (pvalue) sebesar 0,011 < 0,05. Dengan demikian
maka ditunjukan bahwa pada taraf signifikansi 5% Kepemimpinan Tranformasional
memiliki efek moderasi atas pengaruh Motivasi terhadap Kinerja Guru dengan arah
koefisien positif.Hal ini berarti bahwa Hipotesis 5 diterima.
f.
Hipotesis 6 : Kepemimpinan
Transformasional Memoderasi Pengaruh Kompetensi Profesional terhadap Kinerja
Guru
Hasil pengujian model hipotesis 6 dilihat dari hasil penelitian
menunjukan nilai signifikansi (pvalue) sebesar 0,011 < 0,05. Dengan demikian
maka ditunjukan bahwa pada taraf signifikansi 5% Kepemimpinan Tranformasional
memiliki efek moderasi atas pengaruh Kompetensi Profesional terhadap Kinerja
Guru dengan arah koefisien positif. Hal ini berarti bahwa Hipotesis 6 diterima.
g.
Hipotesis 7 : Kepemimpinan
Transformasional Memoderasi Pengaruh Kecerdasan Emosional terhadap Kinerja Guru
Hasil pengujian model hipotesis 7 dilihat dari hasil
penelitian menunjukan nilai signifikansi (pvalue) sebesar 0,715 > 0,05.
Dengan demikian maka ditunjukan bahwa pada taraf signifikansi 5% Kepemimpinan
Tranformasional tidak memiliki efek moderasi atas pengaruh Kecerdasan Emosional
terhadap Kinerja Guru dengan arah koefisien positif. Hal ini berarti bahwa
Hipotesis 7 ditolak.
B. Pembahasan
1.
Pengaruh Motivasi terhadap Kinerja
Guru
Hasil pengujian menunjukkan bahwa motivasi guru
diperoleh memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja guru. Hasil
ini menunjukkan bahwa motivasi yang tinggi yang dimiliki oleh guru akan
menghasilkan kinerja guru yang lebih baik. Sebagaimana tercermin dalam hasil
penelitian, baik variabel motivasi maupun kinerja guru mengarah pada hasil
evaluasi yang �memuaskan�. Terutama, kinerja guru yang menjadi konstruk sentral
untuk setiap aspek pekerjaan termasuk pekerjaan sebagai guru. Kinerja mengacu pada
cara individu melakukan pekerjaan mereka. Memiliki kinerja yang tinggi berarti
guru memiliki kemampuan untuk menggabungkan masukan yang relevan untuk
peningkatan pengajaran dan proses belajar dan peningkatan belajar siswa.
Hasil temuan ini koheren dengan hasil penelitian
sebelumnya yang semuanya mengungkapkan bahwa mayoritasguru memiliki peringkat
�sangat baik� seperti yang ditunjukkan dalam sistem evaluasi kinerja mereka.
Mengajar adalah hal yang sangat mulia profesi guru adalah aset masyarakat dan bangsa.
2.
Pengaruh Kompetensi Profesional
terhadap Kinerja Guru
Hasil pengujian menunjukkan bahwa Kompetensi Profesional
diperoleh memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja guru. Hasil
ini menunjukkan bahwa Kompetensi Profesional yang tinggi yang dimiliki oleh
guru akan menjadikan kinerja guru yang lebih baik. Dalam penelitian ini,
kompetensi profesional dipersepsikan sebagai kemampuan dan keterampilan guru
dalam menyampaikan konten pengetahuan di kelas yang berpusat pada siswa.
Bagi seorang guru kompetensi profesional dapat mencakup
kompetensi mengajar, kompetensi manusia, kompetensi teknologi, kompetensi
evaluasi, dan juga termasuk kompetensi budaya tergantung pada pelajaran yang
diajarkannya, kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi
profesional serta� kompetensi sosial.
3.
Pengaruh Kecerdasan Emosional
terhadap Kinerja Guru
Hasil pengujian menunjukkan bahwa Kecerdasan Emosional
diperoleh memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja guru. Hasil
ini menunjukkan bahwa Kecerdasan Emosional yang tinggi yang dimiliki oleh guru
akan menjadikan diperolehnya kinerja guru yang lebih baik.
Menurut Goleman, kecerdasan emosional terdiri dari lima
komponen dasar yang dikenal sebagai kesadaran diri, pengenalan diri, menangani
hubungan dengan orang lain, memotivasi orang lain dan mengelola emosi.
Kecerdasan emosional memainkan peran penting dalam meningkatkan kemampuan
manajemen diri emosional di antara individu sehubungan dengan tugas akademik
mereka. Ketika emosi positif dikembangkan pada guru, maka hal itu akan
mengurangi konflik individu yang pada gilirannya meningkatkan efisiensi dan
kinerjanya.
Individu yang memiliki kecerdasan emosional yang tinggi
mampu mengatur emosi dirinya sendiri secara lebih efektif dengan mempertahankan
kondisi psikologis positif yang pada akhirnya menghasilkan peningkatan prestasi
kerja. Kesadaran diri yang dimiliki guru akan membantu dalam memahami
pentingnya perasaan seseorang dan hubungannya dengan kinerja pekerjaan. Dalam
tugas-tugas yang sangat kognitif, kecerdasan emosional sangat mempengaruhi
kinerja individu. Kecerdasan emosional membantu individu dalam memprediksi
kinerja mereka terutama dalam kerja secara tim.
4.
Pengaruh Gaya Kepemimpinan
Transformasional terhadap Kinerja Guru
Hasil pengujian menunjukkan bahwa Kepemimpinan
transformasional tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kinerja guru.
Hasil ini menunjukkan bahwa Kepemimpinan transformasional yang tinggi yang ada
di sekolah tidak secara langsung menjadikan diperolehnya kinerja guru yang
lebih baik.
Tidak adanya pengaruh yang signifikan dari kepemimpinan
transformasional secara lansgung terhadap kinerja guru menunjukkan bahwa model
gaya kepemimpinan transformasional yang diterapkan oleh sekolah nampaknya hanya
bertindak sebagai pendorong dan sebagai pendukung bagi guru untuk bekerja lebih
baik, namun� tidak secara langsung
memberikan dampak yang signifikan bagi kinerjanya.
5.
Pengaruh Gaya Kepemimpinan
Transformasional sebagai Moderating antara Motivasi terhadap Kinerja Guru
Hasil pengujian menunjukkan bahwa Kepemimpinan
transformasional memiliki efek moderasi atas pengaruh motivasi terhadap kinerja
guru dengan arah positif. Hasil ini menunjukkan bahwa pengaruh motivasi guru
terhadap kinerjanya akan lebih besar pada gaya kepemimpinan transformasional
yang lebih baik.
Melihat pengujian sebelumnya yang menunjukkan bahwa
kepemimpinan transformasional tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap
kinerja guru, menunjukkan bahwa kepemimpinan yang bergaya transformasional
hanya menjadi faktor pendukung dan pendorong bagi guru yang telah memiliki
motivasi yang tinggi untuk menghasillkan kinerja yang lebih baik. Dalam kondisi
kepemimpinan yang lebih transformasional maka motivasi guru akan lebih
terdukung sehngga dapat menghasilkan kinerja yang lebih baik.
Kemampuan kepala sekolah dalam menerjemahkan visi, misi
dan tujuan� sekolah dalam melaksanakan
tugas kepemimpinannya memotivasi guru untuk�
meningkatkan kinerjanya. Guru menjadi lebih kreatif dan produktif dalam
menjalankan tugas dan fungsinya untuk mencapai tujuan sekolah yang telah
ditetapkan bersama. Hal ini sesuai dengan pendapat yang menjelaskan bahwa
kepemimpinan transformasional dapat meningkatkan moralitas dan motivasi yang
lebih tinggi dalam mencapai tujuan organisasi.
Kepemimpinan transformasional dapat meningkatkan
komitmen, motivasi dan kepercayaan bawahan sehingga menempatkan tujuan
organisasi di atas kepentingan pribadi. Guru sebagai salah satu komponen dalam
pendidikan di sekolah akan meningkat kinerjanya jika berada dalam semangat dan
motivasi yang tinggi.
6.
Pengaruh Gaya Kepemimpinan Transformasional
sebagai Moderating antara Kompetensi Profesional terhadap Kinerja Guru
Hasil pengujian menunjukkan bahwa Kepemimpinan
transformasional diperoleh memiliki efek moderasi atas pengaruh kompetensi
profesional terhadap kinerja guru dengan arah positif. Hasil ini menunjukkan
bahwa pengaruh kompetensi profesional guru terhadap kinerjanya akan lebih bedar
pada gaya kepemimpinan transformasional yang lebih baik.
Sebagaimana signifikansi aspek moderating dari
kepemimpinan transformasional atas hubungan motivasi dengan kinerja guru,
pengaruh kompetensi profesional guru terhadap kinerja guru juga dapat
dimoderasi oleh kepemimpinan transformasional. Kompetensi merupakan kemampuan
untuk melaksanakan suatu pekerjaan atau tugas yang didasarkan pada
keterampilan, pengetahuan, dan sikap kerja yang dibutuhkan olehpekerjaan.
Dalam konteks organisasi, kepemimpinan memiliki pengaruh
yang kuat terhadap jalannya organisasi dan kelangsungan hidupnya. Organisasi
yang bisa membuat perbaikan terus-menerus dalam pembentukan keunggulan
kompetitif akan mampu tumbuh dan berkembang. Kepemimpinan mencerminkan suatu
kegiatan untuk mempengaruhi orang agar terarah pada pencapaian tujuan
organisasi.
Kompetensi profesional seorang guru yang baik apabila
didukung oleh kepemimpinan transformasional yang baik maka akan menjadi
pendorong bagi guru untuk memiliki kekuatan perilaku positif berupa kinerja
yang lebih baik karena kepemimpinan transformasional adalah kepemimpinan yang
memiliki kemampuan untuk mempengaruhi orang dalam proses hubungan antara atasan
dan bawahan berdasarkan nilai, keyakinan, dan asumsi mengenai visi dan misi
organisasi dan pengembangan diri menuju aktualisasi diri yang sebenarnya.
7.
Pengaruh Gaya Kepemimpinan
Transformasional sebagai Moderating antara Kecerdasan Emosional terhadap
Kinerja Guru
Hasil pengujian menunjukkan bahwa Kepemimpinan
transformasional diperoleh tidak memiliki efek moderasi atas pengaruh
kecerdasan emosonal terhadap kinerja guru dengan arah positif. Hasil ini
menunjukkan bahwa pengaruh kecerdasan emosional guru terhadap kinerjanya tidak
memiliki perbedaan pada berbagai tingkat gaya kepemimpinan transformasional.
Hasil ini menunjukkan bahwa pengaruh kecerdasan
emosional dalam meningkatkan kinerja guru adalah lebih stabil dibanding dengan
pengaruh motivasi maupun pengaruh kompetensi profesional terhadap kinerja guru.
Profesi mengajar membutuhkan kemampuan untuk menangani
stress keadaan, menghadapi tekanan kerja, serta pemeliharaan kesopanan dalam
ruang kelas. Salah satu alasan dasar pengaruh kecerdasaan emosional tehadap
kinerja adalah bahwa seseorang yang memiliki kecerdasan emosional yang baik
tidak hanya mampu mengidentifikasi area kekuatan mereka sendiri, tetapi juga
mampu secara aktif mencari kekuatan pada individu lain.
Guru dengan cara yang sama dapat memfasilitasi
pendidikan dan perkembangan peserta didik dengan mengamati kekuatan mereka dan
menggunakannya sebagai sarana untuk dapat menghadapi keberagaman peserta didik.
Kemampuan tersebut nampaknya tidak tergantung pada ada tidaknya kepemimpinan
transformasional yang ada pada suatu sekolah, artinya lebih banyak pada
kecerdasan emosional guru tersebut.
Kesimpulan
Berdasarkan
hasil analisis dan pembahasan dapat ditarik simpulan
sebagai berikut: (1) motivasi guru memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja guru SMK Muhammadiyah se Kabupaten Pemalang, (2) kompetensi profesional guru memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja guru SMK Muhammadiyah se Kabupaten Pemalang, (3) kecerdasan emosinal guru memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja guru SMK Muhammadiyah se Kabupaten Pemalang, (4) kepemimpinan transformasional tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kinerja guru SMK Muhammadiyah se Kabupaten Pemalang, (5) kepemimpunan transformasional dapat memoderasi hubungan Motivasi guru dengan kinerja guru SMK Muhammadiyah se Kabupaten Pemalang, (6) kepemimpinan Transformasional dapat memoderasi hubungan Motivasi guru dengan kinerja guru SMK Muhammadiyah se Kabupaten Pemalang, (7) kepemimpunan transformasional tidak dapat memoderasi
hubungan kecerdasan emosjonal guru dengan kinerja guru SMK Muhammadiyah se Kabupaten Pemalang.
Agustina, A.,
Ibrahim, M. M., & Maulana, A. (2020). Pengaruh Motivasi Kerja Guru Terhadap
Kinerja Guru Pada Mtsn Di Kecamatan Bontotiro Kabupaten Bulukumba. Idaarah,
4(1), 111�118. https://doi.org/10.24252/idaarah.v4i1.14164. Google Scholar
Ardiana, T. E. (2017).
Pengaruh motivasi kerja guru terhadap kinerja guru akuntansi SMK di Kota
Madiun. Jurnal Akuntansi Dan Pajak, 17(2), 14�23.
https://doi.org/10.29040/jap.v17i02.11. Google Scholar
Dacholfany, M. I.
(2015). Reformasi Pendidikan Islam Dalam Menghadapi Era Globalisasi. AKADEMIKA:
Jurnal Pemikiran Islam, 20(1), 173�194. Google Scholar
Efendi, K. (2020).
Pengaruh Kecerdasan Emosional, Motivasi Dan Komitmen Terhadap Kinerja Guru Di
Sma Persiapan Stabat Kabupaten Langkat. Manajemen Dan Bisnis, 2(2),
156�162. https://doi.org/10.30743/jmb.v2i2.2900. Google Scholar
Goleman, D., Boyatzis,
R. E., & McKee, A. (2013). Primal leadership: Unleashing the power of
emotional intelligence. Harvard Business Press. Google Scholar
Gunawan, I. G. D.,
Paramarta, I. M., Mertayasa, I. K., Pustikayasa, I. M., & Widyanto, I. P.
(2020). Peningkatan Mutu Kompetensi Guru Sekolah Dasar Dalam Menyongsong Era
Society 5.0. Prosiding Seminar Nasional IAHN-TP Palangka Raya, 1,
15�30. https://doi.org/10.33363/sn.v0i0.34. Google Scholar
Hasibuan, M. S. P.,
& Hasibuan, H. M. S. P. (2016). Manajemen Sumber Daya Manusia.
Jakarta: Bumi Aksara. Google Scholar
Julita, S., Herawaty,
D., & Gusri, S. A. (2019). Pengaruh Kecerdasan Emosional, dan Self Efficacy
terhadap Kinerja Guru Matematika. Jurnal Pendidikan Matematika (JUPITEK),
2(1), 31�34. https://doi.org/10.30598/jupitekvol2iss1pp31-34. Google Scholar
Mahmud, H., Yusuf, M.,
& Mas�ud, L. P. (2020). Peran Kepala Sekolah dalam Meningkatkan Motivasi
Guru untuk Menggunakan E-Learning pada Masa Covid 19 Jurusan Teknik Komputer di
Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 2 Palopo. Journal of Teaching Dan Learning
Research, 2(2), 45�54. https://doi.org/10.24256/jtlr.v2i2.1995. Google Scholar
Megawati, M. (2021).
Pengaruh Motivasi, Budaya dan Kemampuan terhadap Kepuasan Kerja dan Kinerja
Guru SMP Negeri di Kota Makassar. Jurnal Dirosah Islamiyah, 3(2),
202�225. https://doi.org/10.47467/jdi.v3i2.367. Google Scholar
Oktaviani, N. K. W.,
& Putra, M. (2021). Motivasi dan Disiplin Kerja Terhadap Kinerja Guru di
Sekolah Dasar. Jurnal Imiah Pendidikan Dan Pembelajaran, 5(2),
294�302. https://doi.org/10.23887/jipp.v5i2.35146. Google Scholar
Pianda, D. (2018). Kinerja
guru: kompetensi guru, motivasi kerja dan kepemimpinan kepala sekolah.
Sukabumi: CV. Jejak (Jejak Publisher). Google Scholar
Raharjo, S. B. (2010).
Pendidikan karakter sebagai upaya menciptakan akhlak mulia. Jurnal
Pendidikan Dan Kebudayaan, 16(3), 229�238.
https://doi.org/10.24832/jpnk.v16i3.456. Google Scholar
Sedarmayanti. (2011). Manajemen
Sumber Daya Manusia. Jakarta : Refika Aditama Eresco. Google Scholar
Suhaeb, M. I., &
Hanisah, H. (2021). Pengaruh Profesionalisme, Kecerdasan Emosional dan Motivasi
Kerja terhadap Kinerja Guru di SD Negeri di Kecamatan Bacukiki Kota Parepare. YUME:
Journal of Management, 4(2), 267�279.
https://doi.org/10.2568/yum.v4i2.991. Google Scholar
Copyright holder: Rofiqul�A�la, Jacobus Widiatmoko (2022) |
First publication right: Syntax Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia |
This article is licensed under: |