Syntax Literate:
Jurnal Ilmiah Indonesia p–ISSN: 2541-0849 e-ISSN: 2548-1398
Vol. 9, No. 2, Februari 2024
STRATEGI PENGEMBANGAN PARIWISATA DI
KABUPATEN TASIKMALAYA
Dasep
Dodi Hidayah, Nidia rismania Dewi
Sekolah
Tinggi Ilmu Administrasi YPPT Priatim Tasikmalaya, Indonesia
Email:
[email protected]
Abstrak
Strategi
Pengembangan pariwisata dilakukan dalam
rangka meningkatkan pertumbuhan ekonomi baik di Daerah maupun Nasional,
untuk mencapai tujuan tersebut perlu
merancang strategi yang akan dilaksanakan dilapangan yang berkaitan
dengan pengembangan pariwisata, beberapa aspek yang harus diperhatikan dan
harus ada dalam menyusun perencanaan
supaya sgtrategi yang akan dilaksanakan tersebut bisa tercapai yaitu: (i) arah
kebijjakan, (ii) strategi kebijakan (iii) dan program pengembangan pariwisata
harus di buat selaras dan sinergi dengan arah kebijakan yang di buat oleh
Nasional, terlebih dalam kondisi
sekarang ini yang masih dalam kndisi Pandemi Covid-19 sehingga perlu adanya
strategi yang dirancang khusus, selaras dan inovatif supaya industri
kepariwisataan tetap eksis sehingga perekonomian masyarakat tetap tumbuh dengan
tidak mengabaikan keselamatan akibat dari Pandemi ini. Pengembangan pariwisata
selayaknya mengiktui prinsip-prinsip keberlanjutan, yang mengintegrasikan
keberlanjutan ekologi, sosial dan ekonomi.Strategi
pendekatan untuk pariwisata berkelanjutan ini disarankan berskala kecil,
manajemen lokal, dan memberikan keuntungan kepada masyarakat banyak. Penelitian
ini dilaksanakan dalam beberapa tahapan, tahapan pertama yaitu perencanaan yang
terdiri dari (i) identifikasi masalah, (ii) menentukan tujuan, (iii) membentuk
struktur tim dan tugas, (iv) menyusun jadwal dan anggaran biaya. Tahapan Kedua
melalukan Analisis, meliputi: (i) Pengumpulan data (observasi, wawancara), (ii)
Analisis Data (Analisis Dokumentasi, Analisis Strategi Pengembangan
Pariwisata). Tahapan penelitian ketiga melpuiti: (i) Potensi Pariwisata yang
ada di Kabbupaten Tasikmalaya (ii) Menentukan strategi pengembangan pariwisata.
Tahapan keempat meliputi: (i) Model strategi pengembangan pariwisata, (ii)
Pengembangan potensi pariwisata. Hasil penelitian dapat memberikan strategi
yang jelas kepada pemerintah dalam hal ini khususnya Instansi terkait yaitu
Dinas pariwisata Pemuda dan Olahraga Kabupaten Tasikmalaya (Disparpora).
Kata Kunci: Strategi,
Kebijakan, Pengembangan Pariwisata
Abstract
The
tourism development strategy is carried out in the context of increasing
economic growth both regionally and nationally, to achieve this goal it is
necessary to design a strategy that will be implemented in the field related to
tourism development, several aspects must be considered and must be present in
planning so that the strategy to be implemented can achieved, namely: (i)
policy directions, (ii) policy strategies (iii) and tourism development
programs must be aligned and synergized with the policy directions made by the
National, especially in the current conditions which are still in the condition
of the Covid-19 Pandemic so that there needs to be a strategy that is
specifically designed, aligned and innovative so that the tourism industry
continues to exist so that the people's economy continues to grow without
neglecting safety as a result of this Pandemic. Tourism development should
follow the principles of sustainability, which integrate ecological, social and
economic sustainability. This strategic approach to sustainable tourism is
suggested to be small-scale, local management, and provide benefits to the
community at large. This research was carried out in several stages, the first
stage was planning which consisted of (i) identifying problems, (ii)
determining objectives, (iii) establishing a team structure and tasks, (iv)
compiling a schedule and budget. The second stage is to carry out analysis,
including: (i) data collection (observation, interview), (ii) data analysis
(documentation analysis, tourism development strategy analysis). The third
research stage includes: (i) Tourism Potential in Tasikmalaya Regency (ii)
Determining tourism development strategies. The fourth stage includes: (i)
Model of tourism development strategy, (ii) Development of tourism potential.
The results of the research can provide a clear strategy to the government, in
this case, especially related agencies, namely the Tasikmalaya Regency Youth
and Sports Tourism Office (Disparpora).
Keywords:
Strategy, Policy, Tourism Development
Pendahuluan
Pengembangan
pariwisata merupakan salah satu bagian dari pembangunan ekonomi dalam rangka
meningkatkan pertumbuhan ekonomi dalam suatu daerah dan Negara. Sehingga dapat
menciptakan lapangan kerja bagi masyarakat yang lebih luas yang nantinya dapat
meningkatkan pendapatan masyarakat secara keseluruhan yang akhirnya dapat
meningkatkan kemakmuran masyarakat (Sutiarso, 2018).
Dalam
pengembangan pariwisata suatu daerah dalam hal ini adalah Kabupaten
Tasikmalaya, perlu memperhatikan potensi yang dimiliki oleh daerah Kabupaten
Tasikmalaya itu sendiri. Semakin banyak potensi wisata di suatu daerah makan
akan semakin besar pula potensi ekonomi yang akan tumbuh di Daerah tersebut,
dan daerah tersebut layak dikembangkan menjadi daerah tujuan wisata. Beraneka
ragam bentuk pariwisata yang bisa di kembangkan menjadi tempat tujuan wisata,
seperti di Kabupaten tasikmalaya banyak bentuk tempat wisata seperti wisata
reliji, alam dan budaya.
Berikut
daftar objek wisata beserta jumlah pengunjung satu tahun terahir yang ada di
Kaupaten Tasikmalaya.
Tabel 1. Daftar
Objek Wisata di Kabupaten Tasikmalaya
Objek Wisata/ |
Mancanegara/ |
Domestic/ |
Jumlah/ |
|
No |
Tourist attraction |
Internationa |
Domestic |
Total |
1 |
Cipanas Galunggung |
91 |
182379 |
182.470 |
2 |
Pantai Karangtawulan |
45232 |
45.232 |
|
3 |
Lokasi Khas Pamijahan |
173940 |
173.940 |
|
4 |
Kampung Naga |
2699 |
39420 |
42.119 |
5 |
Pantai Cipatujah |
11659 |
11.659 |
|
6 |
Pantai Sindangkerta |
51009 |
51.009 |
|
7 |
Cipanas Cipacing |
12808 |
12.808 |
|
8 |
Wanawisata Galunggung |
98 |
132388 |
132.486 |
9 |
Pantai Pamayangsari |
|||
10 |
Taman Bubujang Indah |
|||
11 |
Makam Syech Tubagus Anggariji |
|||
12 |
Cipanas Cigunung |
|||
13 |
Situ Sanghiyang |
6893 |
6.893 |
|
14 |
Waterpark Ampera |
470618 |
470.618 |
|
15 |
Pasir Kirisik |
39 |
16781 |
16.820 |
16 |
Batu Mahpar |
18 |
61161 |
61.179 |
17 |
KPH Perhutani |
130 |
241951 |
242.081 |
JUMLAH |
1.449.314 |
Sumber:
BPS Kabupaten Tasikmalaya (Tasikmalaya Dalam Angka, 2021)
Berdasarkan
Tabel 1. menunjukan bahwa Kabupaten Tasikmalaya memiliki beraneka ragam objek
wisata mulai dari religi, alam, budaya, kerajinan dan yang lainnya, namun
demikian dari berbagai objek wisata tersebut hasilnya masil belum sesuai dengan
harapan padahal apabila di kembangkan dengan lebih baik lagi maka akan menjadi
sumber pendapatan daeran dan sumber perekonomian yang sangat baik. Terlebih
dalam kondisi sekarang ini yang masih dalam masa Pandemi maka pemerintah harus
memiliki strategi yang lebih inovatif lagi supaya industri pariwisata di
kabupaten Tasikmalaya lebih baik lagi.
Kebijakan
pengembangan pariwisata yang sedang dijalankan sekarang ini perlu di selaraskan
dan dikolaborasikan lagi baik dari segi cara promosi maupun dengan kebijakn
yang telah dijalankan oleh Pemerintahan Pusat khususnya dengan Kementerian
Pariwisata dan Ekonomi Kreatif seperti yang sudah dijalankan di berbagai daerah
lainnya sehingga memiliki nilai jual tidak hanya skala daerah tetapi skala Internasional
karena objek wisata yang ada di Kabupaten Tasikmalaya pada dasarnya sangat
memiliki nilai jual skala Internasional.
Berdasarkan
uraian di atas perlu adanya kajian lebih mendalam terkait dengan potensi objek
wisata yang dimiliki oleh Kabupaten Tasikmalaya, baik di wisata relgi,
keindahan alam, budaya, kerajjinan dan yang lainnya, sehingga dapat berkembang
dengan baik dan sejajar dengan daerah lain yang memiliki objek wisata yang
berskala nasional bahkan Interbasional.
Diperlukan
upaya dalam pengembangan pengelolaan pariwisata melalui strategi
pengembangannya didasarkan pada potensi yang dimiliki, di dukung dengan
kebijakan yang kolaboratif dan selaras dengan kebijakan Nasional.
Gambar 1. Diantara Destinasi Wisata di Kabupaten
Tasikmalaya
Penelitian
Terkait Strategi Pengembangan Pariwisata Di Kabupaten Tasikmalaya, yang
disajikan dalam tabel berikut:
Tabel 2. Penelitian Strategi Pengembangan
Pariwisata
No. |
Judul |
Nama Peneliti |
Tahun |
|
1 |
Strategi Pengembangan Pariwisata
Berbasis Ekonomi Kreatif Dalam Rangka Peningkatan Perekonomian Masyarakat
Kabupaten Toba Samosir. (Simarmata & Panjaitan, 2019) |
Simarmata,
Hengki Mangiring Parulian Panjaitan,
Nora Januarti |
2019 |
|
2 |
Strategi Pengembangan Pariwisata
Perkotaan (Urban Tourism) Kota Mataram Provinsi Nusa Tenggara Barat. (Provinsi & Tenggara, 2019) |
Rizal
Kurniansah1), Lia
Rosida |
|
|
3 |
Strategi Pengembangan Pariwisata
Halal di Indonesia. (Sayekti, 2019) |
Nidya
Waras Sayekti |
|
|
4 |
Strategi Pengembangan Destinasi
Wisata Berbasis Folklor (Ziarah Mitos: Lahan Baru Pariwisata Indonesia). (Amanat, 2019) |
Tri
Amanat |
|
|
5 |
Strategi Pengembangan Candi
Muaro Jambi Sebagai Wisata Religi. (Firsty & Suryasih, 2019) |
Ophelia
Firsty a, Ida
Ayu Suryasih |
|
|
6 |
Strategi Pengembangan Destinasi
Pariwisata Kabupaten Jember. (Buditiawan & Harmono, 2020) |
Kristian Buditiawan1, Harmono |
2020 |
|
7 |
Strategi Pengembangan Pariwisata
Provinsi Papua. (Ismail, 2020) |
Muhamad Ismail* |
|
|
8 |
Strategi Pariwisata Ekologis Dalam Tantangan Masa
Pandemik Covid-19. (Djausal et al., 2020) |
Gita Paramita Djausal, Alia Larasati, Lilih Muflihah |
|
|
9 |
Strategi Pengembangan Pariwisata Berdasarkan Daya
Dukung Wisata Dan CHSE Pada Masa Pandemi Covid-19. (Nurrahma et al., 2021) |
Hanun Nurrahma, Luchman Hakim, Rita Parmawati2 |
2021 |
|
Berdasarkan
tabel 2. terdapat 9 (sembilan) penelitian sejenis dari kurun waktu tahun 2019
sampai dengan tahun 2021. Hanya terdapat ada perbedaan dengan penelitian yang
dilakukan oleh sipeneliti, dimana penelitian ini akan dilakukan terhadap
instansi terkait yaitu Dinas Pariwisata Pemuda dan Olahraga sebagai implementor
strategi pengembangan pariwisata di Kabupaten Tasikmalaya, dari segi gagasan
yang ditawarkan terdapat perbedaan yang cukup signifikan dalam strategi pengembangan
Pariwisata itu sendiri. Diperlukan adanya strategi pengembangan pengelolaan
pariwisata di Kabupaten Tasikmalaya sehingga mampu bersaing dengan obek wisata
daerah lainnya yang ada di Indonesiaberdasarkan dengan potensi yang
dimilikinya.
Dalam
pengembangan strategi pariwisata tentunya memiliki dua kondisi yang harus
dipertimbangkan, yaitu kondisi internal dan juga eksternal. Kondisi internal
mengenai pengelola mengatur sumber daya yang ada baik alam maupun manusia.
Kondisi eksternal berkaitan dengan interaksi pihak terkait di luar organisasi
atau perusahaan pengelola objek wisata. Pihak terkait adalah pengunjung,
masyarakat, pemerintah, swasta. Kondisi eksternal, interaksi dengan pemerintah
dan swasta program yang dilakukan adalah pendampingan dan juga kerja sama.
Banyak definisi yang menjabarkan terkait dengan
strategi, seperti menurut Siagian (Siagian, 1995) Strategi merupakan
metode atau rencana yang dipilih untuk membawa masa depan yang diharapkan,
Misalnya pencapaian tujuan dan solusi untuk masalah. Bisa
dikatakan bahwa strategi itu adalah cara yang di pilih oleh seorang pemangku
kebijakan atau keputusan.
Pendapat lain mengenai strategi,
Rangkuti(Rangkuti, 1998) Strategi merupakan respon secara terus-menerus dan adaptif terhadap
peluang dan ancaman eksternal serta kekuatan dan kelemahan internal yang dapat
mempengaruhi organisasi. Masih pendapat
tentang strategi (Boyd et al., 2000) mengemukakan bahwa: “Strategi adalah pola fundamental
dari tujuan sekarang dan yang direncanakan, pengerahan sumber daya, dan
interaksi dari organisasi dengan pasar pesaing dan faktor-faktor lingkungan yang
lain”.
Pengembangan
pariwisata adalah suatu usaha untuk mengembangkan atau memajukan objek wisata agar,
objek wisata tersebut lebih baik dan lebih menarik ditinjau dari segi tempat
maupun benda-benda yang ada didalamnya untuk dapat menarik minat wisatawan
untuk mengunjunginya (Giantari & Barreto, 2015).
Berkaitan dengan
strategi pengembangan pariwisata, maka akan berkaitan dengan model manajemen strategik, dan model yang digunakan
yaitu model manajemen strategi versi Wheelen dan Hunger (Wheelen & Hunger, 1998). Dimana model ini membagi proses manajemen strategi ke
dalam empat elemen dasar, yakni:
1. Analisis
lingkungan (environmental scanning)
2. Perumusan
strategi (strategy formulation)
3. Implementasi
strategi (strategy implementation)
4. Evaluasi
dan kontrol (evaluation and control)
Berdasarkan
berbagai pendapat di atas strategi pengembangan pariwisata merupakan bagian
dari manajemn strategi yang di ambil oleh pemangku kebijakan yang memerlukan
dukungan dan dorongan dari bernbagai aspek supaya tujuan dari pengembangan
pariwisata dapat tercapai.
Metode Penelitian
Metode
penelitian yang dilakukan menggunakan kualitatif meliputi analisis terkait
dengan tantangan, hambatan dan potensi yang dimiliki oleh pemerintah Kabupaten
Tasikmalaya (Dinas Pariwisata, Pemuda dan olahraga) didasarkan ketersediaan
sumberaya manusia, anggaran serta tujuan yang ingin dicapai.
Gambar
2. Tahapan Strategi Pengembangan Pariwisata
Adapun
rangkaian kegiatan penelitian yang dilakukan melalui beberapa tahapan,
sebagaimana digambarkan di bawah ini:
Gambar
3. Tahapan Penelitian
Hasil dan Pembahasan
Berbicara strategi pengembangan pariwisata, dalam
hal ini menggunakan model manajemen strategi versi Wheelen dan Hunger14, yaitu:
Analisis
lingkungan (environmental scanning)
Potensi wisata semua obyek yang memerlukan banyak
penanganan agar dapat memberikan nilai dan daya tarik bagi wisatawan. Misalnya
di Kabupaten Tasikmalaya memiliki banyak potensi yang bisa dikembangkan menjadi
obek wisata yang berdampak positif terhadap berbagai sektor. Kabupaten
Tasikmalaya sudah dianugerahi dengan keadaan alam yang indah dan eksotik dengan
nuansa pedesaan serta memiliki kekhasan dengan nilai-nilai budaya sunda dan
nilai-nilai religiusnya, maka dari itu bagaimana cara mengelola dan
mengembangkan potensi yang sudah ada tersebut supaya berdampak positif terhadap
Pembangunan di Kabupaten Tasikmalaya
Pada faktanya dilapangan kontribusi sektor
pariwisata terhadap perekonomian di Kabupaten Tasikmalaya masih rendah
dibandingkan dengan potensi pariwisata yang dimilikinya. Wisatawan asing maupun
domestik yang berkunjung ke Kabupaten Tasikmalaya belum begitu besar. Diantara
penyebab jumlah pengunjung yang masih rendah adalah transportasi ke tempat
lokasi wisata masih belum mendukung, masih rendahnya promosi tempat wisata baik
melalui digital seperti website dan media sosial lainnya, masih kurangnya SDM
dalam mendukung Pengembangan pariwisata tersebut, dan yang terahir terkait
masih adanya tumpang tindih dalam pengelolaan sehingga dalam pengelolaannya
belum maksimal. Dari sekian banyaknya tempat pariwisata yang ada di Kabupaten
Tasikmalaya sejauh ini tercatat hanya ada dua tempat wisata yang dari segi
pengunjung terbilang cukup banyak, yaitu wisata Gunung Galunggung dan Kampung
Naga, seperti dalam graik berikut ini:
Sumber: Website DisParBud Kab.Tasikmalaya, 2019
Berdasarkan hasil penelitian di lapangan, penempatan
prioritas pengembangan terhadap bidang pariwisata masih relatif kecil dan masih
jauh di bawah, jika dibandingkan dengan bidang lainnya. Belum ditempatkannya
sektor pariwisata sebagai salah satu prioritas utama pembangunan daerah di era
otonomi khusus ini menjadikan banyak usulan program yang telah direncanakan
menjadi sulit terealisasi. Prioritas pembangunan yang sangat kecil yang
dilakukan Pemerintah Kabupaten Tasikmalaya menjadi ukuran dan sebuah permasalahan,
hal ini dikarenakan secara kuantitas jumlah wisatawan yang berkunjung sangat
minim. Akibatnya pariwisata tidak menjadi skala prioritas. Padahal, skala
prioritas menjadi kebutuhan mutlak yang harus diambil guna mengakomodasi usulan
yang paling memberikan manfaat dengan dampak skala prioritas, dengan
mempertimbangan spesifikasi potensi wilayah yang sangat mendukung terhadap
pengembangan pariwisatanya. Selain itu sistem promosi pariwisata dinilai kurang
inovatif. Masih kurangnya promosi dan inovasi pariwisata disebabkan belum
ditempatkannya pariwisata sebagai salah satu prioritas pembangunan dari
pemerintah daerah sehingga dana yang dianggarkan masih belum mencukupi untuk
mengembangkan produk-produk wisata yang akan dipasarkan atau dipromosikan.
Sebagaimana hasil wawancara yang dilakukan dengan
Bidang pariwisata di Dinas Pariwisata Pemuda dan Olahraga Kabupaten
Tasikmalaya, bahwa pemerintah sedang melestarikan dan ikut merawat lokasi
wisata yang dikunjungi. Dan salah satu program yang sedang di kembangkan oleh
Dinas Pariwisata yang perlu dukungan dari Pemerintah Daerahnya yaitu tentang
pengembangan Desa Wisata, karena Kabupaten Tasikmalaya selain memiliki daerah
Perdesaan juga memiliki nilai-nilai Pedesaan yang luhur yang layak untuk
dikembangkan dan konsep pengembangan Desa pun masih banyak sekali tantangan dan
hambatannya. Dari segi kuantitas tempat wisata di kabupaten Tasikmalaya memang
sudah tidak perlu diragukan lagi, berdasarkan data yang di peroleh baik dari
BPS maupun secara turun langsung terdapat 17 tempat wisata yang dimiliki
abupaten Tasikmalaya yang bisa dikembangkan (Lihat tabel 1.1Daftar Objek Wisata
di Kabupaten Tasikmalaya)
Dengan demikian hasil kajian ini, mengidentifikasi
masih rendahnya kualitas pariwisata di Kabupaten Tasikmalaya diakibatkan karena
masih minimnya pengembangan, pengelolaan, dan perawatan terhadap potensi
wisata, keterbatasan sarana dan prasarana penunjang pariwisata juga merupakan
penyebab masih rendahnya kualitas pariwisata. Oleh karena itu maka strategi
pengembangan potensi wisata Kabupaten Tasikmalaya secara lebih rinci pada Tabel
berikut ini:
Tabel
3. Faktor-aktor yang mempengaruhi terhadap Pengembangan Pariwisata
Kekuatan (S) |
Kelemahan (W) |
Memiliki potensi wisata alam yang sangat banyak |
Kurangnya promosi destinasi wisata |
Tersedianya festival wisata alam seperti wisata laut dan gunung |
Belum Berjalannya Rencana Induk Pariwisata Daerah (RIPDA) |
Tersedia
sarana dan prasarana Pendukung
objek wisata alam |
Pengelolaan objek
wisata belum secara professional |
Peluang (O) |
Ancaman (T) |
Meningkatnya jumlah wisatawan |
Pudarnya budaya lokal/nilai kearifan oleh budaya luar |
Meningkatnya Pendapatan masyarakat |
Meningkatnya migrasi |
Meningkatnya Pendapatan Asli Daerah (PAD) |
Explorasi
yang tidak terkendali |
Perumusan Strategi
(strategy formulation)
Merujuk pada penelasan pada point 1 di atas, maka
selanjutnya dalam merumuskan strategi kebijakan menggunakan faktor-faktor utama
kekuatan (S), kelemahan (W), peluang (O) dan ancaman (T), maka disusunlah
rumusan strategi kebijakan pengembangan potensi wisata menjadi 4 strategi yaitu strategi S-O,
W-O, S-T, dan W-T disajikan pada Tabel 2. Terkait tabel di atas, maka analisa
SWOT nya sebagai berikut:
1.
Strategi
S – T (Kekuatan dan Ancaman)
Strategi
yang diambil adalah Pertama
meningkatkan kualitas dan kuantitas promosi wisata baik melalui media
internet/digital maupun dengan cara konvensional serta didukung dengan
mengikuti berbagai event Strategi ini diperlukan karena dirasa sangat efektif
ditengh kondisi sekarang yang serba digital. Berdasarkan hasil penelitian bahwa
sistem promosi pariwisata di Kabupaten Tasikmalaya masih belum tersusun dengan
rapih dan juga belum di dukung media digital yang baik, bahkan untuk website
pariwisata saa sangat tidak update.
Tabel
4.Matriks SWOT Strategi Pengembangan Pariwisata di
Kabupaten Tasikmalaya
Internal |
KEKUATAN (STRENGTHS) : Memiliki potensi
wisata alam yang sangat banyak. Tersedianya festival wisata alam seperti wisata laut dan gunung Tersedia sarana dan prasarana Pendukung objek
wisata alam |
KELEMAHAN (WEAKNESS) Kurangnya promosi destinasi Wisata Belum Berjalannya Rencana Induk Pariwisata Daerah
(RIPDA). Pengelolaan objek wisata belum secara professional |
Eksternal |
||
PELUANG (OPORTUNITIES). Meningkatnya
jumlah wisatawan Meningkatnya Pendapatan mas- yarakat Meningkatnya PAD |
STRATEGI S-O : Mengembangkan dan meningkatkan kualitas pengelolaan produk wisata alam secara profesional Merancang pengelolaan Kegiatan
tahunan festival wisata alam dan laut yang berkelanjutan |
STRATEGI W-O : Meningkatkan kualitas dan kuantitas promosi wisata Mendorong pengembangan potensi
wisa- ta alam dan laut yang dapat memberikan dampak
secara ekonomi (multiplier effeck) |
ANCAMAN (THREATS) Meningkatnya jumlah wisatawan Meningkatnya Pendapatan masyarakat Meningkatnya Pendapatan Asli
Daerah (PAD) |
STRATEGI S-T : Memelihara budaya dan nilai kearifan lokal Menata data kependuduk terkait arus migrasi
yang makin meningkat |
STRATEGI W-T : Menjaga dan memelihara potensi wisata alam agar tidak rusak baik
secara nilai maupun fisiknya |
2.
Strategi
S – T (Kekuatan dan Ancaman)
Strategi
yang bersumber dari strenghts dan threats ini merupakan sebuah strategi yang
diciptakan dengan menggunakan kekuatan yang bersumber dari lingkungan internal
sepertiv memelihara budaya dan nilai kearifan lokal, meningkatnya jumlah
wisatawan yang masuk ke Kabupaten tasikmalaya tentu saja perlu diimbangi dengan
bagaimana menjaga nilai- nilai budaya serta religiusitas yang ada pada masyarakat dengan cara
mempertahankan dan nilai kearifan lokal. Hal ini diperlukan karena pengaruh
budaya global dewasa ini sudah sangat kuat sehingga jika budaya lokal tidak
dijaga maka lambat laun akan hilang. Untuk itu diperlukan adanya strategi
memelihara budaya lokal agar tidak hilang melalui pelaksanaan Kegiatan–
kegiatan festival budaya yang berkelanjutan yang selama ini sudah mulai
dilaksanakan.
3.
Strategi
W – T (Kelemahan-Ancaman)
Strategi
yang bersumber dari weakness dan threats ini merupakan sebuah strategi yang
diciptakan dengan meminimalisir kelemahan yang bersumber dari lingkungan
internal dan juga digunakan untuk menghindari ancaman dari lingkungan eksternal
dalam pengembangan potensi wisata alam di Kabupaten Tasikmalaya. Strategi yang
diambil adalah sebagai berikut: Pertama Menjaga dan memelihara potensi wisata
alam agar tidak punah/rusak. Kedua, menciptakan rasa aman bagi para wisatawan
yang berkunjung Kabupaten Tasikmalaya.
Alur
pengembangan strategi dimulai dari penguatan regulasi di bidang pariwisata,
perlu adanya Rencana Induk Pariwisata Daerah yang baik dan dilaksanakan. Selain
utu juga perlu adanya inovasi-inovasi dalam pengembangan pariwisata dari
berbagai aspek dan tidak hanya menjadi peran dari pemerintah saja, tetapi unsur
masyarakat dan sektor swasta harus ikut andil.
Implementasi
strategi (strategy implementation)
Selanutnya implementasi dari strategi yang sudah di
tetapkan, dimana manajemen mewujudkan strategi dan kebijakannya dalam tindakan
melalui pengembangan program, anggaran, prosedeur serta perubahan budaya secara
menyeluruh, struktur atau sistem secara keseluruhan, dan harus bisa berjalan
sesuai dengan apa yang direncanakan dalam konsep perencanaan sebelumnya. Semua
stakeholder harus bisa bersinergi untuk menalankan strategi pengembangan
tersebut dan tidak bisa hanya di bebankan kepada Pemerintah semata.
Evaluasi dan
kontrol (evaluation and control)
Pada
tahapan evaluasi dan kontrol ini yaitu untuk mengukur apa yang dapat dihasilkan
dari strategi pengembangan pariwisata yang sudah dijalankan, hal ini berarti
membandingkan antara perencanaan dengan hasil yang dicapai di lapangan. Dalam
tahapan evaluasi dan pengawasan ini selain lembaga yang memiliki wewenang dalam
pelaksanaan pengawasan, masyarakat uga bisa langsung melaksanakan pengawasan
secara melekat di lapangan.
Kesimpulan
Pengelolaan
potensi pariwisata di Kabupaten Tasikmalaya pada dasarnya sudah berjalan cukup
baik, hanya saja bisa dikatakan tidak sebanding antara potensi wisata yang
dimiliki dengan dampak positi yang dirasakan oleh Pemerintah dalam pemasukan
Pendapatan Asli Daerahnya, terlebih dalam hal ini khususnya masyarakat di
Kabupaten Tasikmalaya.
Secara
keseluruhan Pemerintah Kabupaten Tasikmalaya sudah melaksanakan pengembangan
dalam sektor pariwisata, hanya saja masih belum terkonsep secara optimal dan
juga Kurangnya peran pemerintah maupun sektor swasta dalam mendukung
pengembangan potensi wisata di kabupaten Tasikmalaya yang di tandai dengan
belum dijalankannya Rencana Induk Pariwisata dengan baik.
Saran
yang dapat penulis sampaikan yaitu; (1) mengembangkan dan meningkatkan kualitas
pengelolaan produk wisata alam secara profesional melalui penerapan replikasi
inovasi bidang pariwisata di daerah, (2) merancang pengelolaan kegiatan yang
berkelanjutan, (3) meningkatkan kualitas dan kuantitas promosi wisata melalui
peran media sosial/media massa/media elektronik, dan (4) mendorong pengembangan
potensi wisata alam untuk dapat memberikan dampak secara ekonomi (multiplier
effect) seperti mengembangkan UMKM di sekitar lokasi wisata
Amanat, T.
(2019). Strategi Pengembangan Destinasi Wisata Berbasis Folklor (Ziarah Mitos:
Lahan Baru Pariwisata Indonesia). Jurnal Pariwisata Terapan, 3(1),
65. https://doi.org/10.22146/jpt.49277.
Boyd,
H. W., Walker, O. C., & Larreche, J. C. (2000). Manajemen Pemasaran
Suatu Pendekatan Strategis dengan Orientasi Global.
Buditiawan,
K., & Harmono. (2020). Strategi Pengembangan Destinasi Pariwisata Kabupaten
Jember. Jurnal Kebijakan Pembangunan, 15(1), 37–50.
https://doi.org/10.47441/jkp.v15i1.50.
Djausal,
G. P., Larasati, A., & Muflihah, L. (2020). Strategi pariwisata ekologis
dalam tantangan masa pandemik COVID-19. Jurnal Perspektif Bisnis, 3(1),
57–61. https://doi.org/10.23960/jpb.v3i1.15.
Firsty,
O., & Suryasih, I. A. (2019). Strategi Pengembangan Candi Muaro Jambi
Sebagai Wisata Religi. Jurnal Destinasi Pariwisata, 7(1), 36.
https://doi.org/10.24843/jdepar.2019.v07.i01.p06.
Giantari,
I. G. A. K., & Barreto, M. (2015). Strategi Pengembangan Objek Wisata Air
Panas di Desa Marobo, Kabupaten Bobonaro, Timor Leste. E-Jurnal Ekonomi Dan
Bisnis Universitas Udayana, 4, 44781.
Ismail,
M. (2020). Strategi Pengembangan Pariwisata Provinsi Papua. Matra Pembaruan,
4(1), 59–69. https://doi.org/10.21787/mp.4.1.2020.59-69.
Nurrahma,
H., Hakim, L., & Parmawati, R. (2021). Strategi Pengembangan Pariwisata
Berdasarkan Daya Dukung Wisata Dan CHSE Pada Masa Pandemi Covid-19. Jurnal
Sumberdaya Akuatik Indopasifik, 5(1), 87.
https://doi.org/10.46252/jsai-fpik-unipa.2021.vol.5.no.1.133.
Provinsi,
M., & Tenggara, N. (2019). 2) 1,2. 14(2), 2061–2068.
Rangkuti,
F. (1998). Analisis SWOT teknik membedah kasus bisnis. Gramedia Pustaka
Utama.
Sayekti,
N. W. (2019). Strategi Pengembangan Pariwisata Halal di Indonesia. Kajian,
24(3), 159–171.
Siagian,
S. P. (1995). Manajemen stratejik.
Simarmata,
H. M., & Panjaitan, N. J. (2019). Strategi Pengembangan Pariwisata Berbasis
Ekonomi Kreatif dalam Peningkatan Perekonomian Masyarakat Kabupaten Toba
Samosir. Jurnal Ekonomi Dan Bisnis (EK&BI), 2(2), 189–201.
https://doi.org/10.37600/ekbi.v2i2.103.
Sutiarso,
M. A. (2018). Pengembangan Pariwisata Yang Berkelanjutan Melalui Ekowisata.
Wheelen,
T. L., & Hunger, J. D. (1998). Strategic management and business policy:
entering 21st century global society.
Copyright holder: Dasep Dodi Hidayah, Nidia Rismania Dewi (2024) |
First publication right: Syntax
Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia |
This article is licensed under: |