Syntax
Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia p�ISSN: 2541-0849 e-ISSN: 2548-1398
Vol.
7, No. 12,
Desember 2022
PERILAKU
GENERASI Z DALAM BERINVESTASI DI CRYPTOCURRENCY: KAJIAN KONSEPTUAL FILSAFAT
ILMU DENGAN PERSPEKTIF PERILAKU KONSUMEN
Cheryl
Marlitta Stefia1, Mugi Harsono2
Univeristas
Kristen Duta Wacana1
Universitas
Sebelas Maret Surakarta2
Email:
[email protected], [email protected]
Abstrak
Dalam
pemaparan paper ini ditujukkan untuk mengkaji secara konseptual filsafat ilmu
dengan perspektif perilaku Generasi Z dalam memutuskan untuk berinvestasi di
pasar cryptocurrency. Dengan menjelaskan perilaku
investasi dari sisi teoritis filsafat ilmu diharapkan dapat memperkaya
pandangan dari berbagai perspektif dan memberikan analisis yang lebih strategis
dalam memandang perilaku investasi dari sisi perilaku konsumen. Berbagai
keragaman perspektif akan menghasilkan analisis dan
argumen yang beragam pada perilaku konsumen terkhususnya Generasi Z. Perspektif
yang digunakan untuk menganalisis fenomena ini adalah perilaku konsumen dalam
berinvestasi dengan pengujian model perilaku konsumen dalam berinvestasi
merupakan fungsi dari perspektif epistemik dan Behavioral Influence
Perspective.
Kata
Kunci:
Perspektif Epistemik, Behavioral Influence, Perilaku Konsumen.
Abstract
In the
presentation of this paper it is intended to examine conceptually the
philosophy of science with the behavioral perspective of Generation Z in
deciding to invest in the cryptocurrency market. By explaining investment
behavior from the theoretical side of the philosophy of science, it is hoped
that it can enrich views from various perspectives and provide a more strategic
analysis in viewing investment behavior from the perspective of consumer
behavior. Various perspectives will produce various analyzes and arguments on
consumer behavior, especially Generation Z. The perspective used to analyze
this phenomenon is consumer behavior in investing by testing models of consumer
behavior in investing, which is a function of the epistemic perspective and
Behavioral Influence Perspective.
Keywords: Epistemic
Perspective, Behavioral Influence, Consumer Behavior.
Pendahuluan
Asumsi bahwa para
investor dalam mengambil keputusan berinvestasi didasari secara rasional,
dijelaskan secara teoritis karena struktur insentif analis atau masalah
reputasi (Freeman,
1994).
Dalam praktiknya, keputusan dalam berinvestasi tidak selalu
terjadi secara rasional. Sering kali individu yang� mengambil�
keputusan� sudah bersifat
rasional, �namun� seringkali�
pengambil� keputusan� tidak bersifat rasional pada saat menentukan
pilihannya (Robison
et al., 2010).
Seperti yang didefinisikan oleh (Nofsinger,
2016),
teori perilaku ekonomi adalah ilmu yang mempelajari bagaimana sebenarnya orang
berperilaku ketika membuat keputusan keuangan. Keuangan
perilaku adalah pendekatan yang menjelaskan bagaimana orang melakukan investasi
atau aktivitas keuangan dipengaruhi oleh faktor psikologis. Seiring dengan perkembangan jaman, dunia investasi mulai berubah di
berbagai industri, terutama dalam hal pemahaman investasi yang dilakukan
investor.
Lambat
laun, di sektor keuangan, investasi yang didorong oleh asumsi buruk mulai
menyadari bahwa keputusan ekonomi (economic
decision) mereka bias. Profesional dalam
keuangan mulai menyadari bahwa dalam hal investasi, keputusan keuangan tidak
selalu berasal dari rasionalitas (Frijns
& Huynh, 2018).
Proses pengambilan keputusan dalam berinvestasi yang dilakukan oleh investor
melibatkan emosinya. Pengaruh emosi terhadap keputusan
investasi sering menyebabkan investor bersikap irasional. Selain itu,
pada saat membuat keputusan yang cenderung cepat dalam kondisi mempertimbangkan
risiko dan ketidakpastian, perilaku investor yang mengambil short position atau
day trader sangat dipengaruhi oleh bias kognitif dalam aspek psikologis,
ditambah dengan adanya faktor emosi yang dipicu oleh lingkungan eksternal, yang
menyebabkan kepercayaan diri yang berlebih (Ady,
2017).
Kepercayaan diri yang berlebih adalah keyakinan yang tidak didasarkan pada
intuisi, adaptasi, atau kemampuan kognitif seseorang (Pompian
& Wood, 2006).
Lebih jauh, keputusan investasi didasarkan pada interaksi sosial dengan
lingkungan, kerabat, dll, sehingga potensi pengaruh sosial budaya sangat tinggi
(Frijns
& Huynh, 2018).
menegaskan heterogenitas keyakinan investor
mempengaruhi ketidakteraturan dalam keputusan berinvestasi.
Generasi Z adalah
kelompok orang yang lahir antara tahun 1995 dan 2012 (Schroer,
2008).
Menurut Otoritas Jasa Keuangan, Generasi Z memungkinkan untuk berperan sebagai
segmen investasi jangka panjang dan harus adanya pembinaan sejak dini. Generasi Z diharapkan dapat menjadi tulang punggung pertumbuhan
ekonomi Indonesia dalam menghadapi bonus demografi 2030-2045. Namun
salah satu sifat yang dilestarikan dan melekat pada Generasi Z adalah sifat
konsumtif (Ramadhan & Simanjuntak, 2018). Meski sudah
mulai berinvestasi, mayoritas Gen Z masih awam terbatas pada informasi dasar
dan merasa mereka membutuhkan lebih banyak pengetahuan investasi (Merawati
& Putra, 2015).
Metode Penelitian
Dalam penulisan artikel
ini, penulis menggunakan jenis penelitian kepustakaan (library research), Seperti yang dikemukakan oleh (George,
2008),
penelitian kepustakaan adalah jenis penelitian yang mengumpulkan data dengan
cara mempelajari dan memahami data yang berkaitan erat dengan masalah dari
teori, buku, dokumen. Metode penulisan pada artikel ini
adalah metode analisis deskriptif.
Penulis
menggunakan data sekunder yang berasal dari jurnal internasional yang didapat
dari beberapa website penyedia jurnal seperti Emerald, Elsevier, Science
Drirect dan Researchgate mengenai Perilaku Investasi dalam pasar
cryptocurrency. Data dikumpulkan dari
artikel penelitian yang diterbitkan di jurnal terakreditasi internasional atau
nasional selama periode 2020-2022. Secara total 43
jurnal internasional dan lokal yang didapat, dan dipilih 10 jurnal utama yang
dianalisis dan dijadikan sumber utama dari isi artikel ini.
Hasil dan Pembahasan
A. Konseptualisasi
Perspektif Epistemik
Perilaku konsumen generasi Z saat memutuskan untuk
berinvestasi dapat dianalisis dari perspektif epistemologis. Perspektif epistemologi
menjelaskan rasionalitas konsumsi dari sisi kognitif. Epistemologi
menunjukkan rasionalitas konsumen dalam mengambil keputusan. Perspektif epistemologis juga menjelaskan aspek-aspek penting yang
perlu diperhatikan dalam pengambilan keputusan. Pemilihan
dipertimbangkan karena mempertimbangkan aspek pemilihan yang paling penting
seperti yang berkaitan dengan merek Cryptocurrency.. Epistemik juga menjelaskan pentingnya refleksi ketika membuat
keputusan. pertimbangan seleksi dibuat dengan
pertimbangan aspek keunggulan pilihan terkait dengan kredibilitas, misalnya
Merek dagang atau perusahaan dan citra produk. Kredibilitas
dan citra merek menjadi pertimbangan dalam pembelian. Lebih jauh,
Kredibilitas merek mempengaruhi keputusan konsumen dan membentuk keputusan
pembelian konsumen (Hutter et al., 2013). Kredibilitas yang lebih tinggi akan meningkatkan
kemungkinan suatu merek dimasukkan dalam rangkaian pertimbangan dan kemungkinan
merek tersebut dipilih dari set pertimbangan (Erdem & Swait, 2004). Hingga akhirnya, investor akan
mempertimbangkan produk dengan nama besar yang unggul atau kredibel.
Komponen kredibilitas merupakan model bidimensional
terdiri dari expertise and trustworthiness. Komponen expertise dan
trustworthiness dari perusahaan mencerminkan tingkat konsistensi dan kesesuaian
antara unsur-unsur strategi pemasaran, serta stabilitas dan hubungan antara
setiap unsur dari waktu ke waktu. Kredibilitas perusahaan akan mempengaruhi tingkat investasi para investor yakni
dengan perceived quality dan perceived risk. Perceived quality yang diperoleh
adalah persepsi konsumen terhadap kualitas dan keunggulan produk (Shahraki et al., 2020).� Perceived
risk adalah ketidakpastian konsumen ketika mereka tidak dapat memprediksi suatu
merek, implikasi untuk pengambilan keputusan dalam membeli (Bruwer et al., 2013).
Produk dengan merek dan kredibilitas yang kuat akan membantu investor
untuk merasa aman dan percaya diri yang meningkat (Chen, 2008). Dalam hal kredibilitas
perusahaan, simbolisme yang terlihat pada produk adalah yang paling penting.
Unsur-unsur tersebut menjadi unsur pembentuk identitas yang
dihasilkan dari manfaat dan konsekuensi yang dirasakan dari merek tersebut.
Merek dengan kredibilitas adalah merek yang memiliki prestise dan dapat
mewakili status produk berkualitas tinggi (EM Steenkamp et al., 2003).
Dikaitkan dengan perilaku konsumen Gen Z ketika
berinvestasi di pasar cryptocurrency, perspektif epistemik pada elemen
kredibilitas perusahaan menunjukkan bahwa semakin tinggi citra/merek
perusahaan, semakin besar tingkat kepercayaan dan peluangnya untuk dibeli. Sebuah studi oleh Roberts et al.
(1997) mengungkapkan bahwa semakin tinggi kredibilitas perusahaan dalam
pertimbangan, semakin besar kemungkinan konsumen memiliki bias daripada hanya
memilih. Konsumen dapat menunjukkan konsumerisme saat
berinvestasi.
B. Konseptualisasi
Perspektif Behavioral Influence
Pandangan perspektif pengaruh perilaku (Behavioral Influence) bahwa kekuatan
situasional atau lingkungan yang kuat dapat mendorong konsumen, untuk terlibat
dalam perilaku pembelian tanpa adanya pembentukan perasaan atau pengaruh
terhadap objek pembelian. Menurut perspektif ini, pembelian yang dilakukan oleh
konsumen secara langsung merupakan hasil dari kekuatan lingkungan, seperti
sarana promosi penjualan, nilai-nilai budaya, lingkungan fisik dan tekanan
ekonomi dan psikologis. Dari perspektif ini, meskipun
konsumen pada dasarnya tidak menyukai produk atau layanan namun karena tekanan
sosial yang kuat, hal ini pada akhirnya memotivasi konsumen untuk membeli (Frijn & Hyunh, 2018). Demikian yang terjadi pada konsumen pembelian crypto pada pasar
cryptocurrency khususnya generasi Z adanya informasi dari golongan sosial
tertentu dapat menyebabkan dorongan dalam pembelian crypto.
Model perilaku konsumen menghubungkan unit pembelian
dengan pengaruh lingkungan. Faktor-faktor pengaruh lingkungan (environmental influence factors) adalah
faktor-faktor yang terdapat di luar individu, yang mempengaruhi konsumen individu,
Faktor sosial yang mempengaruhi pembelian konsumen meliputi keluarga, teman
sebaya, peran dan status. Anggota keluarga seperti
pasangan, anak-anak dan orang tua dapat memberikan pengaruh yang kuat terhadap
perilaku pembelian konsumen. Tekanan teman sebaya juga
merupakan faktor kuat yang menentukan pilihan pembelian konsumen. Setiap orang termasuk dalam suatu kelompok, dari teman hingga
tetangga dan rekan kerja. Daripada ditinggalkan, orang
membeli produk yang membuat mereka cocok. Perilaku
konsumen juga dipengaruhi oleh faktor sosial, seperti kelompok referensi
konsumen, keluarga, serta peran dan status sosial. Dengan
Perspektif Pengaruh Perilaku (Behavioral
Influence) juga mengasumsikan bahwa kekuatan lingkungan memaksa konsumen
dalam hal ini para investor dari Generasi Z untuk melakukan pembelian secara
langsung merupakan hasil dari kekuatan lingkungan dalam menggambarkan perilaku
investor dalam hal ini Generasi Z dalam pengambilan keputusan investasi.
Kesimpulan
Perilaku investasi
Generasi Z di pasar cryptocurrency dapat dijelaskan dari dua perspektif:
perspektif epistemologis dan perspektif Behavioral Influence. Masing-masing perspektif tersebut memberikan gambaran tentang
fenomena perilaku investasi Generasi Z yang menjelaskan munculnya perilaku
investasi konsumen. Masing-masing perspektif tersebut
dapat memberikan aspek pengembangan teoritis dan manajerial. Dari segi teoretis dan epistemologis, sementara perilaku hedonis
menekankan aspek irasional, perilaku ini juga mencerminkan pilihan pemasaran
dari berbagai penawaran produk yang mencerminkan reputasi dan kepercayaan
konsumen, menunjukkan bahwa hal itu dipertimbangkan. Citra merek yang
kredibel diukur dengan menyediakan atribut produk yang dapat memenuhi kebutuhan
di luar kebutuhan investasi inti.Dengan Perspektif Pengaruh Perilaku
(Behavioral Influence) juga mengasumsikan bahwa kekuatan lingkungan memaksa
konsumen dalam hal ini para investor dari Generasi Z untuk melakukan pembelian
secara langsung merupakan hasil dari kekuatan lingkungan dalam menggambarkan
perilaku investor dalam hal ini Generasi Z dalam pengambilan keputusan
investasi.
Dua sudut pandang di
atas memperjelas bahwa tidak hanya konsumen, dalam hal ini Gen Z, yang melalui
proses rasional dalam mengambil keputusan pembelian, sering dimulai dengan
produk tertentu atau mencari pilihan produk terbaik, tetapi pemasar juga harus
memperhatikan untuk ini. Memiliki motivasi yang kuat yang tanpa melalui proses
pembelian yang rasional, dapat terjadi pembelian yang hanya dipengaruhi oleh dorongan
pribadi atau lingkungan. Pola seperti itu, meskipun tidak
direncanakan sebelumnya, dapat menguntungkan pemasar bisnis dengan
mengembangkan strategi untuk menciptakan hal-hal yang memancing emosi manusia
dan memungkinkan mereka membeli pada pasar crypto. Pembelian
semacam itu disebut pembelian impulsif.
Ady, S. U. (2017).
Analisis Fundamental, suku bunga, dan Overconfidence terhadap pengambilan
keputusan investasi pada investor di Surabaya. Ekspektra: Jurnal Bisnis Dan
Manajemen, 1(2), 138�155. Google Scholar
Bruwer, J., Fong, M.,
& Saliba, A. (2013). Perceived risk, risk-reduction strategies (RRS) and
consumption occasions: roles in the wine consumer�s purchase decision. Asia
Pacific Journal of Marketing and Logistics, 25(3), 369�390.
https://doi.org/10.1108/APJML-06-2012-0048. Google Scholar
Chen, Y.-F. (2008).
Herd behavior in purchasing books online. Computers in Human Behavior, 24(5),
1977�1992. https://doi.org/10.1016/j.chb.2007.08.004. Google Scholar
EM Steenkamp, J.-B.,
Batra, R., & Alden, D. L. (2003). How perceived brand globalness creates
brand value. Journal of International Business Studies, 34(1),
53�65. https://doi.org/10.1057/palgrave.jibs.8400002. Google Scholar
Erdem, T., & Swait,
J. (2004). Brand credibility, brand consideration, and choice. Journal of
Consumer Research, 31(1), 191�198. https://doi.org/10.1086/383434. Google Scholar
Freeman, W. T. (1994).
The generic viewpoint assumption in a framework for visual perception. Nature,
368(6471), 542�545. https://doi.org/10.1038/368542a0. Google Scholar
Frijns, B., &
Huynh, T. D. (2018). Herding in analysts� recommendations: The role of media. Journal
of Banking & Finance, 91, 1�18.
https://doi.org/10.1016/j.jbankfin.2018.03.010. Google Scholar
George, M. W. (2008). The
elements of library research. Princeton University Press. Google Scholar
Hutter, K., Hautz, J.,
Dennhardt, S., & F�ller, J. (2013). The impact of user interactions in
social media on brand awareness and purchase intention: the case of MINI on
Facebook. Journal of Product & Brand Management, 22(6),
342�351. https://doi.org/10.1108/JPBM-05-2013-0299. Google Scholar
Merawati, L. K., &
Putra, I. (2015). Kemampuan pelatihan pasar modal memoderasi pengaruh
pengetahuan investasi dan penghasilan pada minat berinvestasi mahasiswa. Jurnal
Ilmiah Akuntansi Dan Bisnis, 10(2), 105�118. Google Scholar
Nofsinger, J. R.
(2016). The Psychology of Investing. The Psychology of Investing. The
Psychology of Investing. https://doi.org/10.4324/9781315506579. Google Scholar
Pompian, M. M., &
Wood, A. S. (2006). Behavioral Finance and Wealth Management: How to Build
Optimal Portfolios for Private Clients. New Jersey: John Wiley and Sons,
Inc. Retrieved from http://library �. Google Scholar
Ramadhan, A. F., &
Simanjuntak, M. (2018). Perilaku pembelian hedonis generasi z: promosi
pemasaran, kelompok acuan, dan konsep diri. Jurnal Ilmu Keluarga &
Konsumen, 11(3), 243�254. Google Scholar
Robison, L. J., Shupp,
R. S., & Myers, R. J. (2010). Expected utility paradoxes. The Journal of
Socio-Economics, 39(2), 187�193.
https://doi.org/10.1016/j.socec.2009.12.005. Google Scholar
Schroer, W. J. (2008).
Generations X, Y, Z and the others. The Journal of the Household Goods
Forwarders Association of America, Inc, 40, 9�11. Google Scholar
Shahraki, S. Z.,
Hosseini, A., Sauri, D., & Hussaini, F. (2020). Fringe more than context:
Perceived quality of life in informal settlements in a developing country: The
case of Kabul, Afghanistan. Sustainable Cities and Society, 63,
102494. https://doi.org/10.1016/j.scs.2020.102494. Google Scholar
Copyright holder: Cheryl Marlitta Stefia, Mugi Harsono (2022) |
First publication right: Syntax Literate: Jurnal
Ilmiah Indonesia |
This article is licensed under: |