Syntax
Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia p�ISSN: 2541-0849 e-ISSN: 2548-1398
Vol. 7, No. 12, Desember 2022
PELESTARIAN
SENI BENDRONG LESUNG DARI CILEGON
Rahmandito
Dwiatno, Didit Widiatmoko Soewardikoen�
Desain
Komunikasi Visual, Telkom University Bandung, Indonesia
Email:
[email protected], [email protected]
Abstrak
Bendrong Lesung
merupakan kesenian tradisional yang berasal dari Cilegon, seni pertunjukan
dengan memanfaatkan suara lesung dan alu sebagai instrumen utama. Kesenian ini
semakin memudar seiring perkembangan teknologi modern, yang sudah memberikan
hiburan yang lebih menarik sehingga tidak adanya minat dari generasi muda untuk
meneruskan kesenian ini. Perlu adanya upaya pelestarian agar dapat diwariskan
sampai ke generasi berikutnya. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif
dengan melakukan observasi partisipatif terhadap objek penelitian dan wawancara
serta studi pustaka. Hasilnya akan digunakan untuk pengembangan aplikasi interaktif
game, untuk dapat digunakan oleh generasi muda sehingga pelestarian kesenian
ini dapat dijalankan.
Kata
Kunci:
Konservasi, Kesenian, Aplikasi Interaktif Game.
Abstract
Bendrong Lesung is
a traditional art originating from Cilegon, a performing art using the sound of
a mortar and pestle as the main instrument. This art is fading along with the
development of modern technology, which has provided more interesting
entertainment so that there is no interest from the younger generation to
continue this art. There needs to be conservation efforts so that it can be
passed on to the next generation. This study uses a qualitative approach by
conducting participatory observations of the object of research, interviews and
literature studies. The results will be used for the development of interactive
game applications, to be used by the younger generation so that the
preservation of this art can be carried out.
Keywords: Conservation,
Art, Interactive Game Applications.
Pendahuluan
Berdasarkan
biro pemkesra provinsi Banten (2022), kota Cilegon merupakan daerah di provinsi Banten yang
memiliki kekhasan yang tidak kalah menarik dibandingkan dengan daerah � daerah
lainnya, Kota Ciligon memiliki banyak kebudayaan lain, diantaranya
kesenian Bendrong Lengsung, Debus, Rampak Bedug, dan Ubrug. Kota Cilegon belum
memiliki tarian selamat datang khas Kota Cilegon bernama Bendrong Lesung (Rizki Setiawan, 2021).
Bendrong Lesung adalah
alat tradisional untuk pengolahan padi gabah menjadi beras (Musfikoh et al., 2022). Cara bekerjanya, pemain biasanya perempuan mengayunkan alu untuk dipukulkan secara
berulang-ulang dan teratur pada gabah padi dengan pukulan yang cukup
untuk bisa mengelupaskan kulit padi tanpa menghancurkan beras itu sendiri. Tradisi sejenis Bendrong Lesung terdapat di
banyak tempat di Indonesia, ada Gejog lesung di yogyakarta, Alu ketetong di
Sumatra utara, Mappadendang dari sulawesi tengah, Gendang buhun dari
Pangandaran.
Kesenian
Bendrong Lesung merupakan kesenian yang berasal dari Cilegon Banten yang kaya
akan budaya dan tradisi yang sudah melekat sejak zaman dahulu (Humaeni et al., 2017). Menurut kamus besar Bahasa Indonesia seni adalah suatu karya yang
diciptakan dengan keahlian luar biara seperti tari, lukisan, dan ukiran (Felix, 2012). Dapat diartikan juga Bendrong lesung merupakan tari yang memiliki
karya tersendiri, dimana tarian tersebut digunakan untuk menyambut panen padi
tiba dengan menggunakan alat lesung dan alu (Guru, 2018).
Tradisi
bendrong lesung pemainnya umumnya perempuan (Heradista et al., 2020). Dari dulu sampai sekarang, tidak sedikit dari perempuan terlibat
banyak dalam persoalan cocok tanam bahan pokok utama, yaitu padi (Harini & Wicaksono, 2019). Kesenian
bendrong lesung adalah salah satu kesenian, dimana perempuan memiliki ruang dan
kesempatan untuk beraktivitas di ruang publik (Pribadi, 2018). Dalam tari Bendrong lesung terdiri dari 6 hingga 8 perempuan yang memainkan alat lesung dan alu (Huriyudin, 2014).
Pertunjukkan
mereka juga dapat dimaknai dalam hal gender dan kekompakan (Sunardi et al., 2014). Mereka beraktivitas di ruang publik, padahal tempat mereka di
ruang privat, dan mereka tetap memenuhi sejumlah norma yang dianggap cocok
dengan perempuan yang menjaga kesopanan dengan pakaian sesuai, dan melakukan
gerakan yang tidak mengumbar (Hendra Afiyanto & Hervina
Nurullita, 2022).
Dengan ini, mereka berhasil keluar rumah secara positif, menghibur dan dengan
kualiatas kesenian tertentu.
Dari fenomena
kesenian bendrong lesung, secara umum, menginformasikan temuan dimana perempuan
menikmati sejumlah keleluasaan untuk terlibat dalam kegiatan publik dengan cara
memainkan peran di ruang publik. Mereka melalui permainan tradisional ini dapat mengekspresikan
keterampilan seni mereka, menghibur, dan mengisi waktu secara bermanfaat di
luar rumah (Herman & Bachtiar, 2018).
Kesadaran
masyarakat kota Cilegon pada keseniannya sendiri sudah sangat menurun akibat
perkembangan teknologi yang semakin pesat dan semakin mempengaruhi kehidupan
masyarakat. Hal ini menimbulkan hilangnya praktek dan materi pembelajaran
tentang budayanya sendiri. Demi memperbaiki ini dibuat suatu media virtual
interaktif menggunakan teknologi virtual reality tentang kesenian
Bendrong Lesung dengan memberikan informasi secara detail, lengkap, dan
edukatif. Ditambah juga adanya game untuk menghibur pengguna.
Perkembangan
teknologi saat ini didukung dengan tampilan tampilan grafik yang semakin baik dan canggih. Untuk meningkatkan pemahaman belajar
masyarakat tentang kesenian bendrong lesung, maka ke depan perlu diupayakan suatu
pemberdayaan, baik sumber daya manusia maupun peningkatan kualitas sarana
teknologi modern yaitu Virtual Reality, yang mengacu pada konsep dimana
semua objek seakan dapat dijelajahi seperti dunia aslinya, dapat berjalan
menelusuri ke segala arah, melihat ke segala arah, memutar, dan menjelajahi
sekelilingnya (Rembulan, 2020).
Dari
permasalahan diatas diperlukan Interaksi Manusia dan komputer yang menarik
untuk mempelajari disiplin ilmu yang berhubungan dengan perancangan,
evaluasi, dan implementasi system computer interaktif untuk digunakan oleh
manusia (Rahadian et al., 2019). Tujuan dari interaksi manusia dan komputer
yaitu perancangan dan evaluasi antarmuka pemakai.
Untuk penyampaian antarmuka dengan baik dibutuhkan alat bantu berupa Multimedia
sebagai perpaduan bermacam media seperti teks, gambar, animasi, video, dan
lain-lain kemudian disatukan berbentuk file digital� dengan bantuan komputer yang berguna untuk menyampaikan
informasi dan pesan (Munir, 2015). Sehingga bisa saling terintegrasi secara struktur untuk
pembelajaran yang lebih efektif.
Berdasarkan
jurnal (Sovia & Hadi, 2019), membahas bagaimana membuat objek unity 3D pada virtual
reality secara realtime menggunakan platform android. Virtual reality
dimanfaatkan sebagai media untuk mengedukasi masyarakat sebagai teknologi
modern. Lingkungan unity 3D akan menyimulasikan keadaan dan mengajak pengguna
untuk berinteraksi secara langsung dilingkungan virtual melalui android sebagai
platform berbasis linux yang dirancang untuk perangkat mobile.
Metode Penelitian
Penelitian ini
menggunakan metode kualitatif dengan memperoleh data melalui observasi,
wawancara, dan studi pustaka. menurut (Sugiyono, 2017), kualitatif
merupakan metode yang digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek yang alamiah,
dimana peneliti sebagai instrument kunci. Hasilnya untuk penggunaan aplikasi
interactive multimedia system of design and development dalam merancang
perangkat lunak game.
Pada tahap awal,
observasi dan wawancara akan dilakukan kepada dinas kebudayaan dan pariwisata
kota Cilegon dengan tujuan untuk mengidentifikasi dan memperoleh nilai � nilai yang
terkandung pada kesenian Bendrong lesung. Studi pustaka dilakukan dengan tujuan
memperkuat perspektif dan kemudian diletakan dalam konteks untuk menganalisis
sumber dari para ahli yang telah melakukan penelitian (Sovia & Hadi, 2019).
Berdasarkan hasil
observasi dan wawancara bahwa belum ada inisiatif dari masyarakat untuk
melestarikan tari Bendrong lesung. Banyak masyarakat yang sudah tidak peduli
dengan adanya tarian Bendrong lesung khususnya generasi muda. Dikarenakan pada
saat ini generasi muda lebih menyukai budaya yang dikembangkan secara modern.
Oleh karena itu masyarakat harus sadar bahwa kesenian tarian bendrong lesung
harus dipelihara dan dilestarikan, karena telah diyakini bahwa seni budaya
merupakan unsur dalam menentukan ciri suatu bangsa.
Dari hasil wawancara
tersebut kemudian menjadi acuan bahwa kesenian Bendrong lesung perlu dilakukan
perkenalan Kembali kepada masyarakat melalui aplikasi interaktif game untuk
meningkatkan kesadaran masyarakat kota Cilegon terhadap keseniannya sendiri.
Hasil dan Pembahasan
Dari hasil
analisis yang dibuat, bahwa kesenian Bendrong lesung ini menggambarkan
bagaimana kesenian ini membentuk perempuan sebagai simbol identitas masyarakat
setempat. Dalam pengertiannya mereka ingin adanya kesetaraan gender antara
perempuan dan laki-laki. Bendrong lesung juga dapat menjadi simbol perempuan
sebagai pelaku tradisi masyarakat setempat, yaitu dengan cara mereka memainkan
karakternya saat pertunjukan. Dimana perempuan memiliki peran penting di ruang
publik.
Gambar 1. Kegiatan Bendrong Lesung
(Sumber: Dinas
kebudayaan dan pariwisata kota Cilegon)
Pada awalnya kesenian Bendrong lesung, perempuan hanya menggunakan kemben, kini
menggunakan jilbab dengan menutup seluruh bagian tubuh dan juga dalam
suara yang dimainkan berupa lesung dan alu yaitu menandakan rasa
terimakasih mereka kepada tuhan atas hasil tani dan rasa bahagia dalam kerja
kerasnya. Di tari Bendrong lesung sendiri memiliki 6 hingga 8 penari yang
saling memukul dengan beriringan yang menandakan rasa gotong royong dan
kebersamaan dari masyarakat Cilegon.
Tabel 1.
Nilai dalam kesenian Bendrong Lesung
Analisis |
Poin |
kesenian Bendrong lesung ini menggambarkan
bagaimana kesenian ini membentuk perempuan sebagai simbol identitas
masyarakat setempat. |
Kesetaraan Gender |
suara yang dimainkan yaitu lesung dan alu
menandakan rasa terimakasih mereka kepada tuhan atas hasil tani dan rasa
bahagia atas kerja kerasnya. |
Rasa syukur�
|
tari Bendrong lesung memiliki 6 hingga 8
penari yang saling memukul dengan beriringan |
Kekompakan |
(Sumber: Data
Pribadi)
Untuk nilai yang
di dapat dari bendrong lesung itu sendiri yaitu Kesadaran akan fungsi dan peran
perempuan dalam kesetaraan gender, dimana bendrong lesung ini perempuan menikmati sejumlah
keleluasaan untuk terlibat dalam kegiatan publik dengan cara memainkan peran di
ruang publik. Dengan
mengekspresikan diri melalui rasa syukur dan kekompakan. Mereka dengan melakukan permainan tradisional ini dapat
mengekspresikan keterampilan seni mereka, menghibur, dan mengisi waktu secara
bermanfaat di luar rumah.
Dalam Fenomena yang terjadi berdasarkan sumber dari website kemenko PMK (2021). Berdasarkan
hasil survei yang di rilis oleh organization for economic co-operation and
development menunjukkan bahwa kualitas membaca masyarakat Indonesia
menduduki urutan 62 dari 70 negara yang diteliti. Maka dari itu untuk memudahkan dalam memperkenal kesenian
Bendrong lesung ini yang diperlukan yaitu media
interaktif, Media interaktif adalah suatu sistem penyampaian pengajaran yang
menyajikan video rekaman dengan pengendalian komputer kepada user yang tidak
hanya mendengar dan melihat video dan suara, tetapi juga memberikan respon yang
aktif, dan respon itu yang menentukan kecepatan dan konsekuensi penyajian (Arsyad, 2013).
Seiring dengan perkembangan zaman
dan juga mulai berkurangnya pengetahuan masyarakat khususnya kota Cilegon, yang
menyebabkan generasi muda kurang mengetahui bentuk dan suasana kehidupan kota cilegon pada
zaman dahulu. Untuk menjaga dan melestarikan nilai kebudayaan yang mulai
terlupakan, maka diperlukan sebuah media pembelajaran tentang� bendrong lesung pada zaman dahulu dengan
menggunakan teknologi Virtual Reality.
Gambar 2. Ruang Virtual dalam kesenian
Bendrong Lesung
(Sumber: Data Pribadi)
Untuk bendrong
lesung itu sendiri yaitu berupa aplikasi dunia virtual yang diciptakan
menyerupai keadaan cilegon masa lalu dan menampilkan berbagai struktur
tradisional virtual yang terdapat didalam sistem virtual.
A. Kebutuhan Sistem
Dalam tahap kebutuhan sistem ini
mendeskripsikan kebutuhan dari sistem yang akan digunakan pada proses membangun
aplikasi dalam hal ini yaitu deskripsi kebutuhan sistem juga kebutuhan hardware
dan software pada tahap pengembangan.
Tabel 2
�Tahap
kebutuhan Sistem
Definisi |
Media pengenalan juga pelestarian kesenian
Bendrong lesung �berisi informasi dan
nilai yang ada di kesenian Bendrong Lesung, sebagai identitas tentang
kesenian Bendrong lesung yang berda di kota Cilegon |
Pengguna |
|
Deskripsi Sistem |
Virtual interaktif berbasis virtual reality pada kesenian Bendrong lesung
berbentuk aplikasi interaktif yang menampilkan pengguna untuk menelusuri dan mencari keberadaan lesung dengan membawa alu, sebelum raksasa atau penjahat menghancurkan area persawahan |
�(Sumber: Data Pribadi)
B. Perancangan
Dalam Proses perancangannya, yang memainkan karakternya merupakan�
Perempuan, yang dimana di game virtual tersebut dimainkan
secara tim, baik itu single player maupun multi player, yang berlokasi di
area Persawahan. Cara memainkannya itu pengguna akan masuk kedalam zaman masa lalu,
dimana semua pemandangan hanya persawahan dan bangunan gubuk. Di karakternya
ini mereka membawa alu untuk mengeksplorasi berbagai tempat di area persawahan
dan mencari keberadaan lesung, sebelum beberapa raksasa menghancurkan area
persawahannya.� Dimana pada� kepercayaan masyarakat zaman dulu terkait
gerhana matahari dan bulan, mereka beranggapan bahwa gerhana tersebut
diakibatkan ditelannya matahari oleh raksasa yang bernama Batara Kala.
Gambar 3. Struktur pada game Virtual Bendrong Lesung
(Sumber: Data Pribadi)
Di aplikasi ini terdapat tiga tombol,� yaitu berupa main menu,
mulai, dan juga keluar. Di tombol main menu ini pengguna tidak perlu memainkan
menggunakan virtual reality box, karena terdapat penjelasan visual secara 3D untuk menarik
pengguna yang melihatnya dan membacanya, serta adanya audio 3D yang memberikan
sensasi lebih kepada pengguna. Di tombol mulai ini pengguna akan
memainkan menggunakan virtual reality box untuk
menelusuri dan memainkan perannya di karakter dalam kesenian Bendrong lesung.
Lalu pengguna akan diberikan petunjuk terlebih
dahulu cara memainkan
game virtual reality tersebut, dilanjut dengan pemilihan
karakter dan kostum, setelah itu pengguna akan menelusuri area dan mencari keberadaan lesung sambil membawa alu.
Untuk Peran perempuan dalam game ini
yaitu menikmati sejumlah keleluasaan untuk terlibat dalam kegiatan
dengan cara memainkan perannya Mereka. melalui permainan tradisional ini dapat
mengekspresikan keterampilan seni mereka, menghibur, dan mengisi waktu secara
bermanfaat.
Kesimpulan
Bendrong lesung
dipraktekan oleh masyarakat melalui serangkaian proses, kesenian ini bermula
dari kaum perempuan yang memainkan dengan tidak sembarangan� membendrongkan alu ke lesung, mereka harus
mengikuti ritme, Dalam tarian Lesung sendiri, aktifitas ini sering dijumpai di
Indonesia, sejarah dan perkembangannya juga hampir sama. Pada sisi lain,
bendrong lesung menekankan pada nilai kesetaraan gender, rasa syukur, dan
kekompakan. Selain itu dengan adanya rasa syukur dan kekompakan sebagai
identitas masyarakat Cilegon.
Virtual Reality
memperluas sudut pandang kita dalam menerima dan mengolah informasi melalui
pemanfaatan visualisasi 3D. Virtual Reality Bendrong lesung memberikan
kontribusi yang baik kepada generasi muda di Cilegon didalam mengenal kembali
kebudayaan yang telah mereka terima secara turun termurun. Sehingga meskipun
zaman telah berubah dan unsur � unsur kebudayaan secara fisik mulai berkurang,
generasi muda Tangerang khususnya Cilegon masih dapat mengenal dengan baik
kebudayaan mereka melalui lingkungan virtual yang disediakan oleh Virtual
Reality.
BIBLIOGRAFI
Arsyad, A. (2013). Media
Pembelajaran Edisi Revisi. PT. Rajagrafindo Persada.
Felix, J. (2012).
Pengertian seni sebagai pengantar kuliah Sejarah Seni Rupa. Humaniora, 3(2),
614�621.
Guru, S. M. (2018).
Interpretasi Nilai-Nilai Edukatif Lagu Minang untuk Membangun Karakter Peserta
Didik. DEDIKASI.
Harini, S., &
Wicaksono, A. G. (2019). Manfaat Penggunaan Pranata Mangsa Bagi Petani Desa
Mojoreno Kabupaten Wonogiri. Jurnal Inada: Kajian Perempuan Indonesia Di
Daerah Tertinggal, Terdepan, Dan Terluar, 2(1), 82�97.
Hendra Afiyanto, A.,
& Hervina Nurullita, H. (2022). Mengurai Simpul Kelanggengan Domestikasi
Perempuan Yogyakarta dan Drama Kesehariannya. Samudra Biru.
Heradista, D.,
Permanasari, A. T., & Lestari, D. J. (2020). Makna Gerak Tari pada Kesenian
Rampak Bedug di Sanggar Seni Harum Sari Pandeglang Banten. Prosiding Seminar
Nasional Pendidikan FKIP, 3(1), 595�605.
Herman, H., &
Bachtiar, M. Y. (2018). Permainan Tradisional dalam Era Globalisasi:
Menumbuhkembangkan Kemampuan Anak Usia Dini. Badan Penerbit UNM.
Humaeni, A., Ulumi, H. F.
B., & Heryatun, Y. (2017). Peta Bahasa Masyarakat Banten.
Huriyudin, H. (2014).
Ekspresi Seni Budaya Islam di Tengah Kemajemukan Masyarakat Banten. Jurnal
Lektur Keagamaan, 12(1), 57�296.
Munir, K. A. (2015). A
loss of power in institutional theory. Journal of Management Inquiry, 24(1),
90�92.
Musfikoh, M.,
Permanasari, A. T., & Lestari, D. J. (2022). Bentuk Penyajian Tari Kreasi
Bendrong Lesung Di Sanggar Seruni Kota Cilegon Banten. Jurnal Seni Tari,
11(1), 56�67.
Pribadi, Y. (2018). Banten
dalam Perspektif Konseling. Penerbit A-Empat.
Rahadian, D., Rahayu, G.,
& Oktavia, R. R. (2019). Teknologi Pendidikan: Kajian Aplikasi Ruangguru
Berdasarkan Prinsip dan Paradigma Interaksi Manusia dan Komputer. Jurnal
Petik, 5(1), 11�24.
Rembulan, R. R. (2020).
Aplikasi Virtual Tour Islamic Center Berbasis Android. Jurnal Informatika
Dan Rekayasa Perangkat Lunak, 1(2), 203�214.
Rizki Setiawan, L.
(2021). Perubahan Sosial Masyarakat Terdampak Pembangunan Jalan Tol
Serang-Panimbang: Pada Masyarakat Kampung Cinagasari Desa Pasirgintung
Kecamatan Cikulur Kabupaten Lebak Banten. PADARINGAN (Jurnal Pendidikan
Sosiologi Antropologi), 3(2), 378�389.
Sovia, R., & Hadi, A.
F. (2019). Membandingkan Metode SAW Dan MFEP Dalam Penentuan Jurusan di Tingkat
SLTA. Jurnal RESTI (Rekayasa Sistem Dan Teknologi Informasi), 3(1),
59�65.
Sugiyono. (2017). Metode
Penelitian Bisnis: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, Kombinasi, dan R&D.
Alfabeta.
Sunardi, S., Suwarno, B.,
& Pujiono, B. (2014). Revitalisasi dan Inovasi Wayang Gedog. ISI
Press.
Copyright holder: Rahmandito Dwiatno (2022) |
First publication right: Syntax Literate: Jurnal
Ilmiah Indonesia |
This article is licensed under: |