Syntax Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia p�ISSN:
2541-0849 e-ISSN: 2548-1398
Vol. 7, No.12, Desember 2022
ANALISIS KEBUTUHAN GURU DALAM
MEMPERSIAPKAN PEMBELAJARAN TPACK BERBASIS CANVA PADA PEMBELAJARAN JARAK JAUH DI
SDN UTAN KAYU SELATAN 14
Achmad Zacky Hariadi
Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. Hamka, Indonesia
Email: [email protected]
Abstrak
Sejak mewabahnya penyakit
Corona atau biasa disebut Covid-19 di Indonesia Maret lalu, pemerintah
Indonesia dan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan telah memberikan kesempatan untuk
menekan penyebaran infeksi tersebut dengan mewajibkan lapor diri bagi seluruh
siswa dan siswi. pendidik. Merencanakan
atau menggunakan pembelajaran jarak jauh di wilayah DKI Jakarta. Tujuan akan adanya keahlian bermanfaat adalah peserta didik
mengartikan rancangan yang telah mereka pelajari melewati pengetahuan secara
terus menerus dan mengaitkannya dengan rancangan lain yang telah mereka
mengerti. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif yang
menggunakan metode studi kasus. (case study)
Penelitian studi kasus ini adalah susunan kegiatan objektif yang dilakukan
secara mendalam,terdaftar dan mendalam tentang suatu
rencana, kasus, dan kegiatan, baik di tingkat perindividu, perkelompok
,lembaga, atau organisasi untuk menghasilkan wawasan yang intensif tentang
kejadian tersebut. Contohnya, kejadian yang dipilih yang
selanjutnya disebut kasus adalah hal yang nyata (real-life events), yang
sedang berjalan, bukan sesuatu yang telah berlalu. Berdasarkan hasil
penelitian, banyak guru yang hanya mahir dalam semua aspek pembelajaran tpack,
terutama mereka yang sudah pensiun selama 2 atau 3 tahun, dan relatif lemah
dalam teknologi. Namun, beberapa guru yang bersiap pensiun
masih mau belajar tentang penggunaan teknologi ini. Berdasarkan
Penelitian yang telah dilakukan. Kesimpulan yang dapat diambil dari
penelitian yang dilakukan adalah untuk menciptakan media pembelajaran melalui
aplikasi canva dengan berbasis teknologi yang berintegerasi dengan pembelajaran
yang akan disampaikan oleh guru tersebut selama
pembelajaran jarak jauh.
Kata Kunci: guru; pembelajaran TPACK; pembalajaran jarak jauh
Abstract
Since the outbreak
of Corona disease or commonly called Covid-19 in Indonesia last March, the
Indonesian government and the Education and Culture Office have provided an
opportunity to suppress the spread of the infection by requiring self-report
for all students and students. Educators. Planning or
using distance learning in the DKI Jakarta area. The goal of useful skills is
that learners interpret the design they have learned through continuous
knowledge and relate it to other designs they already understand. This research
is a qualitative research that uses the case study method. (case
study). This case study research is an objective arrangement of activities
carried out in depth, registered and in-depth about a plan, case, and activity,
whether at the perindividu, group , institution, or
organizational level to generate intensive insights into the event. For
example, the selected event hereinafter referred to as the case is a real-life
event, which is running, not something that has passed. Based on the results of
the study, many teachers are only proficient in all aspects of tpack learning,
especially those who have been retired for 2 or 3 years, and are relatively
weak in technology. However, some teachers who are preparing to retire are
still willing to learn about the use of this technology.� Based on the research that has been done. The
conclusion that can be drawn from the research carried out is to create
learning media through the Canva application based on technology that
integrates with the learning that will be delivered by the teacher during
distance learning.
Keywords: teacher; TPACK learning; Remote learning
Sejak merebaknya wabah penyakit Corona atau yang
disebut Covid-19 ke Indonesia pada bulan maret yang lalu, Pemerintah Indonesia
dan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan telah memaksakan suatu kesempatan untuk
mengurangi penyebaran infeksi, semua pelajar dan pendidik harus melakukan
laporan rumah. program atau
menggunakan Pembelajaran Jarak Jauh di Wilayah DKI Jakarta. Pembelajaran
jarak jauh seperti yang sering kita dengar adalah penemuan yang berfokus pada
kebebasan. Pengajar dapat menyampaikan materi pengajaran kepada siswa
tanpa bertatap muka dalam satu ruangan yang sama.
Pembelajaran semacam ini harus dimungkinkan secara bersamaan atau pada berbagai
waktu (Gani et al., 2020).
Perkembangan
teknologi informasi dan komunikasi yang berkembang saat ini tidak luput dari perkembangan
pada dunia pendidikan.Tantangan di era globalisasi seperti ini membuat guru
harus memiliki pehamanan dan penguasaan dari alat teknologi untuk mendapatkan
segala informasi dan komunikasi untuk mengajar kepada para peserta didiknya. Di masa Pandemic Covid-19 seperti ini guru, di minta
untuk kreatif dalam menggunakan media pembelajaran di kelas. Oleh sebab
itu guru diminta mampu membuat media pembelajaran yang baru untuk para peserta
didiknya (Sabri, 2020).
Beberapa guru masih memiliki pengajaran yang lama dalam menerangkan
kepada para peserta didiknya masih menggunakan metode ceramah karena menurut
mereka cara itu sangat efisien.Di zaman sekarang guru diminta� untuk menguasai teknologi ,dalam menguasai
teknologi guru dapat mengikuti seminar dan workshop tentang penggunaan
teknologi untuk menyatukan pembelajaran di dalam kelas (Silalahi, 2015).
Dengan adanya teknologi di zaman seperti ini terjadi
perubahan pengenalan pembelajaran yang bermula dari penyajian dari guru saja
menjadi tahap eksplorasi yaitu siswa diminta untuk aktif dalam setiap
pembelajaran.Pengembangan materi dapat dilakukan dengan cara mengoptimalkan
media pembelajaran (Setyawan, 2019).
Teknologi pendidikan dapat
diartikan sebagai pembelajaran tentang teknologi di sekolah dasar dan menengah
sekolah dimana para peserta didiknya diberikan kesempatan untuk menggunakan
berbagai bahan ajar dan proses untuk memecahkan masalah teknologi dalam
kehidupan nyata; mengelaborasi keterampilan dan rancangan teknologi dan
kemampuan untuk menggunakan alat (termasuk computer dan lain-lainnya); untuk
mendapatkan pengertian tentang berbagai struktur teknologi dan proses; untuk
menilai pengaruh teknologi pada manusia dan lingkungan dan untuk mengembangkan
kepercayaan diri menjadi pengambil risiko dalam teknologi penyelesaian masalah (Hill,
1998).
Kemampuan pedagogik merupakan sumber dari kemampuan
guru dalam keberhasilan proses pembelajaran. Dalam kemampuan pedagogik, guru
harus berupaya memahami para peserta didiknya, menyusun dan melakukan
pembelajaran yang dirangkai dalam rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), serta
penilaian dan menguraikan berbagai potensi yang dimiliki setiap peserta
didiknya (Fadjar, 2020). Pengalaman para pengajar dalam meningkatkan mutu pendidikan dapat
dilihat dari berbagai aspek kemampuan, dimulai dari kemampuan pedagogik,
kemampuan kepribadian, kemampuan sosial, dan kemampuan profesional. Kemampuan pedagogik dan profesional guru berdampak positif terhadap
tingkat prestasi belajar. Kinerja guru dapat dinilai dari tiga indikator
dimulai dari guru harus mempunyai penguasaan bahan ajar, mampu memanajemen
pengajaran, dan harus mempunyai komitmen kerja (Paramudita et al., 2021).
Instrumen
pembelajaran memiliki misi dengan tujuan agar semua latihan pendidik dalam
pembelajaran dapat lebih produktif dan menarik serta efektif. Terlebih lagi, keunggulan atau kapasitas dari gadget
pembelajaran itu sendiri adalah sebagai pembantu instruktur dalam mendidik dan
melatih latihan. Jadi gadget pembelajaran adalah
instrumen atau perangkat keras untuk menyelesaikan latihan pembelajaran
pengganti. Instrumen pembelajaran adalah aturan instruktur untuk latihan
pembelajaran, baik di ruang belajar, di luar ruang belajar maupun di laboratorium
(Syamsuri
& Md, 2021).
Dalam peraturan Hukum
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan no 41 tahun 2007 perihal Standar Proses,
dikemukakan bahwa pembelajaran adalah proses hubungan peserta didik dengan guru
dan asal mula belajar pada suatu lingkungan belajar. Dimana, cara
pendidikan tersebut perlu diagendakan, dilakukan, dihitung dan dikawal supaya
berhasil secara efektif dan praktis. Menguraikan bahan ajar diperlukan oleh
seorang guru agar peserta didik memiliki hasil belajar yang baik sesuai dengan
kurikulum yang sudah ada, perkembangan kebutuhan peserta didik maupun
perkembangan teknologi informasi dalam Peraturan Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan Nasional nomor 41 tahun 2007 tentang Standar Proses, seorang guru
diminta untuk mengembangkan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), dan salah satu
komponen pada RPP adalah sumber belajar (Anwari
et al., 2021).
Untuk mengembangkan bahan
ajar, acuan rujukan dapat diperoleh dari mana saja, contoh: buku, internet, koran, majalah dan lainnya. Namun, dengan
berlimpahnya sumber rujukan tersebut, maka pembelajar seringkali menjadi
kesulitan. Faktor lain adalah karakteristik
siswa. Karena perbedaan karakteristik siswa di setiap sekolah berbeda, maka
pengembangan bahan ajar yang dilakukan disuatu sekolah atau daerah lain, belum
tentu dapat digunakan oleh sekolah lain (Angko,
2013).
Penyebab utama dari persoalan dalam pembelajaran jarak jauh disebabkan
oleh kurangnya pengajar dalam memahami rancangan seperti apa
pembelajaran jarak jauh, sebagian banyak pengajar kurang mengikuti perkembangan
mengenai pembelajaran jarak jauh ini dengan menggunakan media-media yang telah
disediakan serta terhambatnya sambungan internet di kota-kota kecil. Sehingga perlu diadakannya penyesuain dan penyadaran kelas digital
agar sesuai dengan keinginan pada peredaran industri 4.0. Penyesuain dan penyadaran juga bermaksud agar siswa mampu memiliki
pengetahuan mengenai peredaran industri 5.0 yang sudah mempergunakan sepenuhnya
kelas digital yang merupakan lanjutan dari peredaran industri 4.0. Hal
ini disebabkan pada transformasi dunia memasuki peredaran industri 4.0 dimana
teknologi sebagai tiang dalam aktivitas seseorang (Subekti et al., 2017). Oleh sebab itu dimasa Pandemic Covid-19 ini guru mampu memiliki
kemampuan dalam menciptakan media pembelajaran yang baru dan mampu memiliki
kemampuan pedagogik yang baik dan pemahaman akan
materi yang akan diajarkannya.
Penelitian ini memliki tujuan untuk menciptakan media
pembelajaran melalui aplikasi canva dengan berbasis teknologi yang
berintegerasi dengan pembelajaran yang akan disampaikan oleh guru tersebut
selama pembelajaran jarak jauh (Rahmahningsih & Suwartini, 2022).
Penyebab utama dari persoalan dalam pembelajaran jarak
jauh di sebabkan oleh kurangnya pengajar dalam memahami rancangan seperti apa pembelajaran jarak jauh, sebagian banyak pengajar kurang
mengikuti perkembangan mengenai pembelajaran jarak jauh ini dengan menggunakan
media-media yang telah disediakan serta terhambatnya sambungan internet di
kota-kota kecil. Sehingga perlu diadakannya penyesuain dan
penyadaran kelas digital agar sesuai dengan keinginan pada peredaran industri
4.0. Penyesuain dan penyadaran juga bermaksud agar
siswa mampu memiliki pengetahuan mengenai peredaran industri 5.0 yang sudah
mempergunakan sepenuhnya kelas digital yang merupakan lanjutan dari peredaran
industri 4.0. Hal ini disebabkan pada transformasi dunia memasuki
peredaran industri 4.0 dimana teknologi sebagai tiang dalam aktivitas seseorang
(Subekti et al., 2017).
Oleh sebab itu dimasa Pandemic Covid-19 ini guru harus
memiliki kemampuan dalam menciptakan media pembelajaran yang baru dan harus
memiliki kemampuan pedagogik yang baik dan pemahaman akan
materi yang akan diajarkannya.
Penelitian ini
merupakan penelitian kualitatif yang menggunakan metode studi kasus. (case study)
Penelitian studi kasus ini adalah susunan kegiatan objektif yang dilakukan secara mendalam,terdaftar dan mendalam tentang suatu rencana, kasus, dan kegiatan, baik di tingkat perindividu, perkelompok ,lembaga, atau organisasi untuk
menghasilkan wawasan yang intensif tentang kejadian tersebut. Contohnya, kejadian yang dipilih yang selanjutnya disebut
kasus adalah hal yang nyata
(real-life events), yang sedang berjalan, bukan sesuatu yang telah berlalu (Sari,
2015).
Menurut
(Ahmad, 2018),
berpendapat
bahwa sumber data utama dalam penelitian kualitatif adalah kata-kata dan perbuatan, selebihnya berupa
data tambahan seperti dokumen dan lain-lain. Berkaitan dengan hal itu pada
bagian ini jelas datanya dibagi ke dalam kata-kata dan tindakan, dan sumber
data tertulis.
Sedangkan
yang dimaksud sumber data dalam penelitian adalah subyek dari mana data dapat
diperoleh. Apabila menggunakan wawancara dalam mengumpulkan datanya maka sumber
datanya disebut informan, yaitu orang yang merespon atau menjawab
pertanyaan-pertanyaan baik secara tertulis maupun lisan. Apabila menggunakan
observasi maka sumber datanya adalah berupa benda, gerak, atau proses sesuatu.
Apabila menggunakan dokumentasi, maka dokumen atau catatanlah yang menjadi sumber
datanya (Siagian & Surya,
2018).
Dalam
penelitian ini sumber data primer berupa kata-kata diperoleh dari angket dan
wawancara dengan para informan yang telah ditentukan yang meliputi berbagai hal
yang berkaitan dengan pola asuh dan kemandirian belajar peserta didik.
Sedangkan sumber data sekunder dalam penelitian ini berupa data prestasi
belajar siswa.
Hasil
Penelitian Dan Pembahasan
Berdasarkan hasil pengamatan di sekolah dari pengisian
angket, wawancara. Hasil dari angket tersebut menunjukkan bahwa adanya guru yang masih
banyak yang belum menguasai kemampuan TPACK di sekolah.
TK |
CK |
PK |
PCK |
TPK |
TCK |
TPACK |
|
Sangat Menguasai |
15 |
11 |
14 |
10 |
9 |
15 |
12 |
Menguasai |
19 |
17 |
21 |
31 |
28 |
18 |
22 |
Cukup Menguasai |
8 |
0 |
1 |
1 |
5 |
8 |
8 |
Tidak Menguasai |
0 |
0 |
0 |
0 |
0 |
1 |
0 |
�Tabel 1.
Angket�������������������������������
Diagram
1. Kemampuan Tpack Guru Sdn Uks 14
Pada aspek
Technological Knowledge (TK) para guru di SDN Utan Kayu Selatan 14 hanya 36%
yang sangat mengetahui sangat menguasai aspek Technological Knowledge (TK) lalu
45% menguasai,19% cukup menguasai. Pada aspek Content Knowledge (CK) para guru
di SDN Utan Kayu Selatan 14 hanya 39% yang sangat mengetahui sangat menguasai
aspek Content Knowledge (CK) lalu 61% menguasai (Suriyani et al., 2021).
Pada aspek Pedagogical
Knowledge (PK) para guru di SDN Utan Kayu Selatan 14 hanya 39% yang sangat
mengetahui sangat menguasai aspek Pedagogical Knowledge (PK) lalu 58% menguasai
dan 3% cukup menguasai. Pada aspek Pedagogical Content Knowledge (PCK) para
guru di SDN Utan Kayu Selatan 14 hanya 24% yang sangat mengetahui sangat
menguasai aspek Pedagogical Content Knowledge (PCK) lalu 74% menguasai dan 2%
cukup menguasai. Pada aspek Technological Pedagogical Knowledge (TPK)para guru
di SDN Utan Kayu Selatan 14 ada 21% yang sangat mengetahui sangat menguasai
aspek Technological Pedagogical Knowledge (TPK) lalu 67% menguasai, 12% cukup
menguasai.
Pada aspek Technological
Pedagogical Knowledge (TCK)para guru di SDN Utan Kayu Selatan 14 ada 36% yang
sangat mengetahui sangat menguasai aspek Technological Pedagogical Knowledge (TCK)
lalu 43% menguasai, 19% cukup menguasai dan 2% tidak menguasai. Pada aspek
Technological Pedagogical Knowledge (TPACK)para guru di SDN Utan Kayu Selatan
14 ada 29% yang sangat mengetahui sangat menguasai aspek Technological
Pedagogical Knowledge (TPACK) lalu 59% menguasai, 19% cukup menguasai.
Sesuai pada hasil penelitian banyak guru hanya cukup
menguasai di segala aspek pembelajaran tpack khususnya untuk guru yang 2 tahun
atau 3 tahun sudah memasuki masa pensiun mereka lemah pada aspek teknologi. Namun dari beberapa guru yang sudah mau pensiun tersebut masih mau
belajar tentang penggunaan teknologi tersebut.
Kesimpulan
Manfaat Penelitian Penelitian ini memliki tujuan untuk
menciptakan media pembelajaran melalui aplikasi canva dengan berbasis teknologi
yang berintegerasi dengan pembelajaran yang akan
disampaikan oleh guru tersebut selama pembelajaran jarak jauh. Berdasarkan
pendapat Koehler tahun 2006 mengemukakan pendapat bahwa diperoleh tujuh
komponen dalam kontek TPACK yaitu TK, CK, PK, PCK, TCK, TPK, dan TPACK
Technological Knowledge (TK) adalah ilmu yang berhubungan dengan bagaimana
menggunakan komputer dan software yang signifikan. Ilmu luar
dan dalam tentang siklus pengajaran dan pembelajaran dan praktik atau teknik
dan bagaimana mereka menggabungkan, mengubur alia, pada umumnya tujuan, nilai,
dan sasaran instruktif. Jelas, instruktur harus
mengetahui dan memahami mata pelajaran yang mereka didik, termasuk informasi
tentang realitas fokus, ide, spekulasi, dan sistem di bidang tertentu;
informasi tentang struktur ilustratif yang mengatur dan menghubungkan pikiran;
dan informasi tentang standar bukti dan konfirmasi. Tujuan akan adanya
keahlian bermanfaat adalah peserta didik mengartikan rancangan yang telah
mereka pelajari melewati pengetahuan secara terus menerus dan mengaitkannya
dengan rancangan lain yang telah mereka mengerti.Mata pelajaran IPA merupakan
suatu mata pelajaran yang terbentuk atas banyak konsep, sehingga, meskipun
dibelajarkan secara tematik, para pengajar harus memahami rancangan bahan ajar
yang terdapat dalam mata pelajaran IPA tanpa adanya hambatan.Penelitian Yang
Relevan Penyebab utama dari persoalan dalam pembelajaran jarak jauh disebabkan
oleh kurangnya pengajar dalam memahami rancangan seperti apa pembelajaran jarak
jauh, sebagian banyak pengajar kurang mengikuti perkembangan mengenai
pembelajaran jarak jauh ini dengan menggunakan media-media yang telah
disediakan serta terhambatnya sambungan internet di kota-kota kecil.Hal ini
disebabkan pada transformasi dunia memasuki peredaran industri 4.0 dimana
teknologi sebagai tiang dalam aktivitas seseorang hal ini diungkapkan Subekti
et al tahun 2017. Oleh sebab itu dimasa Pandemic Covid-19 ini guru harus
memiliki kemampuan dalam menciptakan media pembelajaran yang baru dan harus
memiliki kemampuan pedagogik yang baik dan pemahaman akan
materi yang akan diajarkannya.
Ahmad, Z. (2018). Pembelajaran Bahasa Madura melalui Media
Komik. Seminar Nasional Seni Dan Desain 2018, 45�48.Google
Scholar
Angko, N. dan M. (2013). Pengembangan Bahan Ajar Dengan Model
ADDIE Untuk Mata Pelajaran MAtematika Kelas 5 Sds Mawar Sharon Surabaya. KWANGSAN,
1�15. Google Scholar
Anwari, A. M., Kholik, N., S Pd I,
M. S. I., Mainuddin, M. P. I., Umami, R., Putri, R., & Rahayu, R. (2021). Strategi
Pembelajaran: orientasi standar proses pendidikan. Edu Publisher. Google Scholar
Fadjar, D. N. M. (2020). Pembinaan Guru Profesional
Berbasis Al-Qur�an. Institut PTIQ Jakarta. Google Scholar
Gani, N. S., Fitriana, A. D., Sila, A. M., Fitriani, R.,
Yuliarti, A., Thalib, F., Hermansyah, B., Aslam, M., Sahid, M., & Umar, N.
J. (2020). Covid 19 Dalam Bingkai Komunikasi. IAIN Parepare Nusantara
Press. Google Scholar
Hill, A. N. N. M. (1998). Problem Solving in Real-Life
Contexts : An Alternative for Design in Technology Education. 203�220. Google Scholar
Paramudita, A., Fakhruddin, F., & Supraptono, E. (2021). Real
Performance of Pedagogic Competencies of Teacher Learning in The Classroom in
Elementary Schools. 10(2), 139�143. Google Scholar
Rahmahningsih, R. N., & Suwartini, I. (2022). Pemanfaatan
Video Pembelajaran Berbasis Canva pada Materi Teks Cerita Fantasi di SMPN 9
Yogyakarta. Prosiding Seminar Nasional Hasil Pelaksanaan Program Pengenalan
Lapangan Persekolahan, 2(1), 697�703. Google Scholar
Sabri, A. (2020). Pendidikan Islam Menyongsong Era
Industri 4.0. Deepublish. Google Scholar
Sari, M. (2015). Analisis Penilaian Kinerja Keuangan
Perusahaan dengan menggunakan Metode Economic Value Added (EVA)).(Studi Kasus
PT. Bukit Asam (Persero), Tbk yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia). Jurnal
Ekonomi Dan Bisnis. Google Scholar
Setyawan, B. (2019). Augmented Reality Dalam Pembelajaran
Ipa Bagi Siswa Sd. 07(01), 78�90. Google Scholar
Siagian, P., & Surya, E. (2018). Analisis Kesalahan
dalam Menyelesaikan Soal Matematika Materi Perpangkatan dan Bentuk Akar. Google Scholar
Silalahi, P. (2015). Pengembangan Model Pelatihan
Pengintegrasian Teknologi Informasi dan Komunikasi dalam Pembelajaran
Matematika bagi Guru SD. 1�14. Google Scholar
Subekti, H., Taufiq, M.,
Susilo, H., Ibrohim, I., & Suwono, H. (2017). Mengembangkan Literasi
Informasi Melalui Belajar Berbasis Kehidupan Terintegrasi Stem Untuk Menyiapkan
Calon Guru Sains Dalam Menghadapi Era Revolusi Industri 4.0: Revieu Literatur. Education
and Human Development Journal, 3(1), 81�90. Google Scholar
Suriyani, S., Arief, Z. A.,
& Efgivia, M. G. (2021). Monograf Pengembangan Pembelajaran Online. Google Scholar
Syamsuri, A. S., & Md, A. (2021). Pendidikan Guru dan
Pembelajaran. Nas Media Pustaka. Google Scholar
Achmad Zacky Hariadi (2022) |
First
publication right: Syntax Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia |
This
article is licensed under: |