Syntax Literate : Jurnal Ilmiah Indonesia p�ISSN:
2541-0849
e-ISSN : 2548-1398
Vol. 5, No. 4 April 2020
�
KETIDAKPASTIAN
PERMINTAAN PELANGGAN SEBAGAI PEMICU MANAJEMEN PERSEDIAAN DENGAN PENDEKATAN
ANALISIS FSN
Farhatun Nisa, Harry Suharman dan
Dede Abdul Hasyir
Fakultas
Ekonomi dan Bisnis, Universitas Padjadjaran, Bandung
Email:
nisa.[email protected], [email protected] dan [email protected]
Abstract
The role
of inventory management is about balance in relation to minimizing total costs
and develop customer satisfaction. These roles are not simple, due to the
impact involved and intermittent events in cases of uncertainty in requests
from customers. The relationship between supply and demand management that
uncertain must be recognized by management to fulfill demand and so that
supplies are at their best level. This research aims to provide an idea of
improvement to problems that occur in manufacturing companies in
dealing with inventory problems caused by demand uncertainty. The research
method used in this research is a qualitative research method using interviews
to understand the context of measuring and managing the company's performance
processes for the detailed phenomena of the processes and cases that occur. The
results of this research are expected to show that the analysis of FSN (Fast
Moving, Slow Moving dan Non Moving) can help companies as a form of improvement
methods of solving problems with the aim to maintain competitiveness using the
creativity of the improvement idea.
Keywords: Inventory Management, Analysys FSN, uncertainty of demand.
Abstrak
Peran manajemen persediaan
adalah tentang keseimbangan dalam kaitannya dengan minimalisasi total biaya dan
mengembangkan kepuasan pelanggan. Peran-peran ini tidak
sederhana, dikarenakan dampak yang terlibat dan peristiwa yang terputus-putus
pada kasus ketidakpastian permintaan dari pelanggan. Hubungan antara manajemen persediaan dan
permintaan yang tidak pasti harus diakui oleh manajemen untuk
memenuhi permintaan dan agar persediaan berada pada tingkat terbaiknya. Penelitian ini bertujuan untuk memberikan ide perbaikan atas permasalahan yang terjadi di dalam
perusahaan manufaktur dalam menghadapi permasalahan persediaan yang diakibatkan
oleh ketidakpastian permintaan. Metode
penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian
kualitatif menggunakan wawancara untuk memahami konteks dari mengukur dan mengelola
proses kinerja perusahaan atas fenomena yang detail atas proses dan kasus-kasus
yang terjadi. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menunjukkan bahwa analisis FSN (Fast Moving, Slow Moving dan Non Moving)
dapat membantu perusahaan sebagai bentuk improvement metode penyelesaian
masalah dengan tujuan untuk mempertahankan daya saing menggunakan kreativitas
ide perbaikan.
Kata kunci: Manajemen
Persediaan, Analisis FSN, Ketidakpastian Permintaan
Pendahuluan
Industri
otomotif merupakan salah satu sektor yang kompetitif, di mana kekakuan,
fleksibilitas, kualitas, dan agility merupakan faktor penentu keberhasilan. Saat ini di Indonesia,
industri otomotif mengalami pertumbuhan yang cepat. Hal itu dikarenakan fakta bahwa
industri otomotif merupakan salah satu sektor ekonomi penting dalam hal
pendapatan negara. Besarnya pendapatan negara tahun 2018 yang dikontribusikan
oleh industri otomotif yaitu menempati posisi tertinggi ke-5 dari total 50
komoditas Non Migas yang tercatat di Kementrian Perdagangan yaitu sebesar US $
6.255.600.000 atau mengalami kenaikan sebesar US $ 552.100.000 dari tahun 2017.
Para
produsen otomotif di Indonesia bersaing ketat untuk memperoleh pangsa pasar
yang lebih besar. Salah satunya dalam menciptakan berbagai jenis dan model
kendaraan bermotor yang semakin tinggi dan beragam untuk dapat memenuhi selera
pasar. Berkaitan
dengan pentingnya peningkatan kualitas,
salah satu perusahaan manufaktur otomotif di Indonesia �melakukan perubahan terhadap salah kebijakan yang ada
dengan melihat peluang besar pada bisnis part
after salesnya yang
merupakan salah satu dampak dari sistem manufaktur yang terotomatisasi.
Perusahaan diarahkan untuk mengikuti
situasi pasar yang berubah dengan cepat agar
menjadi kompetitif. Manajer perusahaan secara tepat diharuskan memiliki informasi
tentang proses dan biaya produksi dan
karakteristik produk lainnya agar dapat merespons persaingan dengan cepat dan
efektif, salah satunya dengan perubahan kebijakan
pada proses bisnis yang dijalankan.
Dalam menjalankan
bisnis di perusahaan, manajemen persediaan dinilai menjadi suatu permasalahan
yang diprioritaskan oleh manajemen di perusahaan, dikarenakan sulitnya
mengelola dan mengendalikan persediaan part after sales. Hal tersebut
dikarenakan sulitnya mengetahui kapan persediaan harus dipesan dan berapa
banyak yang harus dipesan yang diakibatkan dari ketidakpastian permintaan dari
pelanggan (uncertainty demand) yang sebagian besar karena perubahan dari
pesanan pembelian dan peristiwa yang tidak terduga. Misalnya yaitu permintaan part
after sales meningkat akibat banyaknya angka kecelakaan yang terjadi,
cuaca buruk, dan juga tingginya permintaan pelanggan akibat service
rutin di berbagai negara tujuan ekspor yang terjadi secara musiman dengan
jumlah order yang sulit diprediksi.
Ketidakpastian permintaan adalah alasan utama untuk
menyimpan persediaan. Jika permintaan produk lebih besar dari yang diharapkan,
persediaan dapat berfungsi sebagai penyangga (buffer), dan dapat memberikan
perusahaan kemampuan untuk memenuhi pengiriman yang dapat membuat pelanggan
mendapatkan pesanan yang diminta sehingga dibutuhkan manajemen persediaan yang
efektif yang mensyaratkan agar biaya terkait persediaan diminimalkan. Kebutuhan
untuk menyeimbangkan antara biaya pemesanan (ordering costs) dan biaya
penyimpanan (carrying costs) serta menghindari biaya stock-out akibat
ketidakpastian permintaan menjadi suatu permasalahan tersendiri yang harus
diselesaikan {Formatting Citation}.
Dari hal tersebut, manajemen perusahaan dirasa perlu
melakukan upaya perbaikan secara terus menerus (continuous
improvement) dengan menghilangkan pemborosan di segala bidang yang dikenal
dengan singkatan DOWNTIME (Defect,Over Production, Waiting, Not Utilize, Transportation,
Inventory, Motion, Extra Process) yang harus diminimalisir
agar performa perusahaan selalu meningkat terus menerus salah satunya dalam proses pengelolaan� dan menetapkan tingkat persediaan.
Menetapkan
tingkat persediaan sangat penting dalam bisnis after sales part,
karena memiliki terlalu banyak persediaan akan menimbulkan biaya penyimpanan
persediaan seperti biaya pembuatan gudang, biaya stok lama yang tidak digunakan
(unused stock), kerusakan, pencurian, serta biaya pengambilan keputusan.
Sedangkan apabila tingkat persediaan yang tidak mencukupi akan membuat biaya
produk menjadi� mahal dan tidak
kompetitif untuk melakukan pengadaan persediaan (inventory carrying cost for
shortage and customer service costs) yang menyebabkan pemborosan bagi perusahaan
dan yang� paling buruk memungkinkan
konsumen berhenti mendukung perusahaan tetapi pergi ke pesaing.
Banyak
penelitian yang telah membuktikan keberhasilan proses improvement �secara nyata, diantaranya dapat meningkatkan
efisiensi kegiatan operasional (Kapur et al., 2017) dan meningkatkan
kreatifitas karyawan (Yang, Lee, & Cheng, 2017) memaksimalkan efisiensi
biaya, improve
quality dengan menurunkan tingkat kesalahan (Kiefer, Allegretti, & Breckle, 2017) serta mengeliminasi
produk cacat dan menghemat energi
�(Bhamu & Sangwan, 2015).
Dengan adanya banyaknya nilai positif dari keberhasilan
improvement �dan dengan adanya permasalahan yang terjadi yang
diakibatkan dari fluktuatifnya permintaan pelanggan atas part after sales,
dan pentingna melakukan pengelolaan persediaan maka maka penulis tertarik untuk
melakukan penelitian mengenai �Ketidakpastian Permintaan Pelanggan Sebagai
Pemicu Manajemen Persediaan Dengan Pendekatan Analisis FSN� yang berfokus untuk
menganalisis permasalahan dan memberikan ide perbaikan sebagai bentuk
improvement atas permasalahan yang terjadi pada persediaan after sales part
dengan permasalahan ketidakpastian permintaan yang terjadi di salah satu
perusahaan manufaktur di Indonesia.
Metode Penelitian
Metode
penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Penelitian kualitatif
adalah pendekatan untuk mengeksplorasi dan memahami makna dari individu ataupun
kelompok yang berkaitan dengan masalah sosial atau manusia. Proses penelitian
melibatkan pertanyaan dan prosedur, data dikumpulkan dalam pengaturan
partisipasi peserta, analisis data secara induktif membangun dari hal yang
rincian ke tema umum, dan peneliti membuat interpretasi tentang makna data
tersebut. Metode tersebut dipilih
untuk memahami konteks dari
mengukur dan mengelola proses kinerja perusahaan khususnya bisnis proses after sales part
diperlukan deskripsi fenomena yang detail atas proses dan kasus-kasus yang
terjadi di perusahaan.
Sumber data dalam penelitian ini
adalah data primer dan data sekunder. Data primer yang digunakan berupa transkrip
hasil wawancara dan catatan basil pengamatan Iangsung. Sedangkan data sekunder dapat diperoleh melalui
studi literatur, antara lain dari buku dan sumber lainnya yang berhubungan
dengan objek penelitian. Dalam penelitian ini, data sekunder yang digunakan
berupa notulensi rapat, buku atau laporan yang diterbitkan perusahaan, dan
jurnal penelitian serta buku yang telah diterbitkan yang berkaitan dengan
bidang penelitian. Untuk waktu Penelitian akan dilakukan� selama 1 Tahun yaitu sejak tahun 2018-2019 dalam
mengawasi proses yang terjadi di perusahaan.
Hasil
dan Pembahasan
Persediaan
menempati posisi paling strategis dalam struktur modal kerja yang juga merupakan komponen terbesar dari
aset lancar.
Kontrol persediaan yang
efisien dan efisiensi pengendalian persediaan
mempengaruhi fleksibilitas perusahaan,
membantu
perusahaan mempertahankan keunggulan kompetitif. Dalam perusahaan, terdapat ratusan item persediaan, untuk menyimpan
dan mempertahankan ribuan persediaan, itu tidak realistis untuk memberikan pertimbangan
yang sama untuk setiap item. Persediaan adalah satu dari aset terbesar dan
paling penting dari bisnis manufaktur. Manajemen inventaris dan bagaimana hal
itu dapat dilakukan memberikan wawasan tentang kinerja perusahaan adalah topik
yang menarik bagi pemegang saham, investor, pemilik bisnis, dan masyarakat umum.
Tujuan utama praktik manajemen persediaan di semua
perusahaan produksi yaitu harus memiliki barang yang diperlukan, siap untuk
diproses tepat pada waktu yang diperlukan, dengan biaya yang minimum.
(Devarajan & Jayamohan, 2016)
Masalah
dasar dari pengendalian persediaan adalah untuk mencapai keseimbangan antara efisiensi
operasi dan biaya persediaan
dan biaya
lainnya yang terkait dengan persediaan yang besar, dengan tujuan menjaga konflik dasar
seminimal mungkin sambil mengoptimalkan holding inventory. Keputusan
tentang item mana yang akan dibuat
dan
kapan untuk menjaga persediaan dalam keseimbangan memerlukan aplikasi berbagai teknik dari
metode grafis sederhana hingga
teknik
kuantitatif yang lebih canggih dan kompleks. Banyak teknik ini menggunakan
konsep dan alat matematika
dan
statistik serta memanfaatkan berbagai teori kontrol dari bidang teknik dan
lainnya. Hal itu,
terutama ditujukan membantu
membuat keputusan yang lebih baik yang
berpengaruh pada berbagai pihak
yang terlibat dan kebijakan yang ada (Mitra, Reddy, &
Prince, 2015).
Pengumpulan
data dilakukan perusahaan dalam 6 bulan terakhir. Saat melakukan analisis
khusus ini, rasio turnover dari setiap item harus dihitung karena item
diurutkan dan dianalisis sesuai dengan rasio turnover yang dimilikinya.
Dalam step ini, perusahaan melakukan pengklasifikasian part mana yang
diperlukan untuk terdapat stock yaitu dari demand history dan karakteristik
demandnya dari masing-masing part, safety stocknya, reorder
pointnya, dan mengumpulkan seluruh informasi lainnya nya yang berhubungan
dengan sifat persediaan dari part tersebut.
Setiap part akan
dikategorikan dalam FSN� pada suatu kelas
masing-masing berdasarkan MAD (Monthly average demand)� dimana MAD ini dihitung berdasarkan jumlah
permintaan unit pcs
perbulan. Di perusahaan working day rata-rata yaitu 20 hari kerja,
sehingga dikatagorikan 20 unit pcs
perbulan menjadikan setiap harinya terdapat
order dari customer(kebijakan perusahaan).
Tabel� 1
Identifikasi part Kategori untuk After Sales Part
Kelas |
Deskripsi |
|
Item kelas-F |
�
Part yang bergerak cepat dengan rasio turnover permintaan perbulan (Monthly
Average Demand) lebih besar sama dengan 20 pcs dikatagorikan sebagai Fast
Moving. Dan part yang bergerak menengah dengan rasio turnover
permintaan perbulan (Monthly Average Demand) 6 pcs sampai dengan 19
pcs. �
Fast Moving memiliki persentase 5-10% dari keselutuhan part. �
Medium Moving memiliki persentase 5-10% dari keselutuhan part. |
Fast Moving MAD>=20 Medium Moving 6>MAD<19 |
Item S-class |
�
Part yang memiliki pergerakan lambat (S) atau slow moving adalah
part yang rasio turnover permintaan perbulannya lebih sedikit dari 5
pcs per bulan.� �
Part dalam kelas ini memiliki persentase 30-35% dari total barang. |
1<MAD<5 |
Item kelas-N |
�
Part yang memiliki pergerakan sangat lambat (N) Non moving atau very
slow moving adalah part yang rasio turnover permintaan perbulannya
lebih sedikit dari 1 pcs per bulan. Jadi maksudnya memungkinkan tidak
terdapat order setiap bulan, namun memungkinkan selama 6 bulan terdapat 1 pcs
part yang di order. �
Umumnya 50-60% dari total
item. |
MAD<1 |
Sumber: salah satu perusahaan manufaktur di Indonesia Data Dimodifikasi
Tabel� 2
Item Kategori After Sales Part
No. |
Part No |
MAD |
Criteria |
CLASS |
Part Name |
1 |
XXXXXXXXXX |
30.5 |
Fast Moving |
F |
PAD KIT, DISC
BRK |
2 |
XXXXXXXXXX |
32.8 |
Fast Moving |
F |
INSULATOR E/G
MTG |
3 |
XXXXXXXXXX |
31.5 |
Fast Moving |
F |
RADIATOR ASSY |
4 |
XXXXXXXXXX |
4.4 |
Slow Moving |
S |
MOTOR ASSY, FR
WIPER |
5 |
XXXXXXXXXX |
2.3 |
Slow Moving |
S |
AIR BAG A/S
INST PNL |
6 |
XXXXXXXXXX |
1.5 |
Slow Moving |
S |
WTHSTRIP,RR RH |
7 |
XXXXXXXXXX |
1 |
Non Moving |
N |
PEDAL ASSY,
CLUTCH |
8 |
XXXXXXXXXX |
0.8 |
Non Moving |
N |
INSULATOR
MANIFOLD |
9 |
XXXXXXXXXX |
1 |
Non Moving |
N |
COVER, INST,
LWR LH |
Sumber: salah satu perusahaan manufaktur di Indonesia Data Dimodifikasi
Tabel 1 dan 2� menunjukkan kepada bagaimana analisis FSN
dilakukan. Dimana terdapat informasi data item part, permintaan bulanan
selama 6 bulan terakhir (rasio perputaran),
dan kategori persediaan. Dari analisis FSN tersebut, kami temukan bahwa sekitar
8,45% item berkontribusi terhadap total penggunaan tahunan diklasifikasikan
sebagai item kelas 'F'. Selanjutnya sekitar 34,95 % item berkontribusi terhadap
total penggunaan tahunan diklasifikasikan sebagai item kelas �S� dan sekitar
56,60% item berkontribusi terhadap total penggunaan tahunan diklasifikasikan
sebagai item kelas 'N'. Plot grafik berdasarkan persentase kumulatif dari
permintaan & kategori FSN After Sales part dapat digambarkan sebagai
berikut:
Tabel 3
Total Part dan
Persentase Kategori part
Category |
Total Part |
Persentase |
Fast Moving (F-Class) |
2704 |
8,45% |
Slow Moving (S-Class) |
11203 |
34,95% |
Non Moving (N-Class) |
18140 |
56,60% |
Total |
32047 |
100% |
Gambar 1
Grafik Persentase total part Kategori
Sumber: salah satu perusahaan manufaktur di Indonesia Data Dimodifikasi
Semua
metode kontrol persediaan memiliki batasan dalam
hal penggunaan dan penerapan
ketika mereka berdiri sendiri. Berbagai faktor eksternal seperti pesanan penjualan
dan persediaan yang hilang atau tertunda dapat memengaruhi analisis. Dalam
kasus after sales part ini, manajemen diharuskan memberikan perhatian
dan fokus pada barang-barang yang tidak bergerak untuk memungkinkan keputusan,
apakah mereka diperlukan di masa depan atau perlakuan khusus seperti apa yang
dibutuhkan. Semua item tidak bergerak (N) yang diidentifikasi menggunakan
analisis FSN tidak bisa dibuang begitu saja, karena memiliki 56,60 % dari
keseluruhan part dalam after sales part. Diharapkan bagi perusahaan dengan penerapan model yang
efektif dari hasil perhitungan analisis FSN yang dilakukan akan membawa dampak
berupa pengurangan bertahap dalam tumpukan persediaan berlebih untuk item-item
yang termasuk dalam kategori N yang secara lebih lanjut menggunakan analisis
dan prosedur lanjutan yang dilakukan manajemen dan divisi terkait agar dapat
menghasilkan penghematan melalui manajemen cadangan persediaan yang efektif.
Kesimpulan
Manajemen persediaan merupakan teknik
yang digunakan untuk mengelola persediaan perusahaan secara efektif, salah
satunya dengan mengoptimalisasi nilai persediaan. Kelebihan dan Kekurangan
nilai persediaan dalam rantai pasokan akan mempengaruhi ketersediaan produk dan
terganggunya layanan kepada konsumen. Dalam industri apa pun, tidak semua barang
diharuskan memiliki frekuensi yang sama. Beberapa persediaan dibutuhkan secara
teratur, namun beberapa bahan lainnya sangat diperlukan sesekali dan beberapa bahan
mungkin sudah usang dan mungkin tidak telah diminta selama bertahun-tahun. Dari studi di atas kami telah menemukan bahwa
dengan adanya analisis FSN, manajemen dapat menentukan prioritas perubahan item
sesuai dengan persediaan yang berbeda dengan teknik analisis yang dilakukan
karena setiap item dihitung, diurutkan, dan
dianalisis sesuai dengan rasio turnover yang dimilikinya yaitu dengan
mengelompokkan persediaan tersebut ke dalam tiga kategori sebagai Fast-moving,
Slow moving, dan Non-moving (stok mati). Manajemen perusahaan dapat memutuskan selanjutnya
proses mana yang harus diikuti dengan mempertimbangkan anggaran, persediaan,
permintaan, daya dukung persediaan, dan lain-lain.
BIBLIOGRAFI
Bhamu, J., & Sangwan, K. S. (2015). Reduction of post-kiln
rejections for improving sustainability in ceramic industry: a case study. Procedia
CIRP, 26, 618�623.
Devarajan, D., & Jayamohan, M. S. (2016). Stock control
in a chemical firm : combined FSN and XYZ analysis. Procedia
Technology, 24, 562�567. https://doi.org/10.1016/j.protcy.2016.05.111
Hansen, D. R., Mowen, M. M., & Hansen, D. R. (2007). Managerial
accounting. Mason, OH: Thomson/South-Western,.
Kapur, A., Adair, N., O�Brien, M., Naparstek, N., Cangelosi,
T., Zuvic, P., � Potters, L. (2017). Improving efficiency and safety in external
beam radiation therapy treatment delivery using a Kaizen approach. Practical
Radiation Oncology, 7(6), e499�e506.
Kiefer, J., Allegretti, S., & Breckle, T. (2017).
Quality-and Lifecycle-oriented Production Engineering in Automotive Industry. Procedia
CIRP, 62, 446�451.
Mitra, S., Reddy, M. S., & Prince, K. (2015). Inventory
control using FSN analysis�a case study on a manufacturing industry. International
Journal of Innovative Science, Engineering & Technology, 2(4),
322�325.
Yang, Y., Lee, P. K. C., & Cheng, T. C. E. (2017). Leveraging
selected operational improvement practices to achieve both efficiency and
creativity: A multi-level study in frontline service operations. International
Journal of Production Economics, 191, 298�310.