Syntax
Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia p�ISSN: 2541-0849 e-ISSN: 2548-1398
Vol.
7, No. 12,
Desember 2022
BLOCKCHAIN � �SEBUAH INOVASI TEKNOLOGI MENUJU SMART HOSPITAL
Nora Fitria Tu, Helen Andriani
Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Indonesia, Indonesia
Email:
[email protected], [email protected]
Abstrak
Blockchain yang dikenal sebagai teknologi
yang mendasari mata uang kripto memiliki potensi untuk memberikan perubahan
dalam industri kesehatan. Teknologi ini merupakan sebuah sistem penyimpanan
catatan transaksi digital yang memiliki karakteristik terdesentralisasi, immutable,
transparan, dan tidak membutuhkan perantara. Penelitian ini bertujuan untuk
mengumpulkan dan menganalisis artikel yang berhubungan dengan potensi aplikasi
teknologi blockchain dalam manajemen rumah sakit melalui tinjauan
literatur. Penelusuran literatur dilakukan pada 3 online database
(PubMed, Scopus, dan ProQuest). Artikel dipilah dengan membaca judul, abstrak,
dan naskah lengkap. Kriteria inklusi pada penelitian ini adalah artikel dalam
Bahasa Inggris, artikel diterbitkan pada tahun 2018-2022, dan hasil penelitian
berhubungan dengan aplikasi teknologi blockchain dalam manajemen rumah
sakit. Dua puluh dua studi menunjukkan bahwa penerapan teknologi blockchain
memiliki potensi manfaat di dalam manajemen rumah sakit, antara lain dalam
manajemen rekam medis elektronik, rantai pasokan farmasi, uji klinis,
kredensial tenaga kesehatan, klaim asuransi kesehatan, dan telemedisin.
Penelitian lebih lanjut masih perlu dilakukan karena sebagian besar studi
membahas potensi manfaat, namun belum mengevaluasi implementasi nyata teknologi
blockchain dalam bidang manajemen rumah sakit.
Kata
Kunci:
Blockchain; Healthcare;
Hospital.
Abstract
Blockchain, known as the technology that underlies cryptocurrencies, has
the potential to make a difference in the healthcare industry. This technology
is a digital ledger of transaction that has the characteristics of being
decentralized, immutable, transparent, and does not require intermediaries.
This study aims to collect and analyze articles related to the potential
applications of blockchain technology in hospital management through a
literature review. Literature search was performed in 3 online databases
(PubMed, Scopus, and ProQuest). Articles were sorted by reading the title,
abstract, and full text. The inclusion criteria in this study were articles in
English, articles published in 2018-2022, and research results related to the
application of blockchain technology in hospital management. Twenty-two studies
show that the application of blockchain technology has potential benefits in
hospital management, including electronic medical record management,
pharmaceutical supply chains, clinical trials, health worker credentials,
health insurance claims, and telemedicine. Further research still needs to be
done because most of the studies discuss the potential benefits, but have not
evaluated the actual implementation of blockchain technology in the field of
hospital management.
Keywords: Blockchain; Healthcare; Hospital.
Pendahuluan
Blockchain
adalah sistem penyimpanan data digital terdesentralisasi yang terhubung secara
kriptografi. Teknologi ini mendasari perkembangan mata uang kripto seperti bitcoin,
ethereum, atau bentuk aset kripto lainnya (Nakamoto, 2008). Blockchain telah menarik lebih banyak perhatian
dalam beberapa tahun terakhir karena manfaat dan fungsi blockchain tidak
hanya terbatas dalam sektor keuangan. Beberapa literatur menunjukkan bahwa
teknologi ini juga dapat diadopsi di bidang pelayanan kesehatan. Aplikasi
teknologi informasi dan komunikasi seperti teknologi blockchain dalam
bidang pelayanan kesehatan dapat meningkatkan kualitas, aksesibilitas,
kesinambungan, dan kecepatan proses kerja. Teknologi ini juga dapat
mengoptimalkan aliran data, sehingga ketersediaan data yang terintegrasi dan
pertukaran data elektronik meningkat (Mahmoud, 2019; Elangovan,
2022).
Kita perlu memahami beberapa elemen teknis dasar dari blockchain
untuk memahami potensi penerapan teknologi blockchain dalam pelayanan
kesehatan. Secara teknis, blockchain adalah serangkaian blok yang berisi
informasi digital dan terdiri dari dua komponen, yaitu blok (block) dan
rantai (chain). Sistem blockchain dapat dikatakan menyerupai
catatan transaksi digital yang didistribusikan ke beberapa jaringan anggota
atau �node� yang telah diautentikasi, sehingga setiap orang memiliki
salinan buku besar digital (ledger) yang sama. Transaksi data yang
tersimpan dalam blockchain diurutkan berdasarkan blok. Sebuah blok
terdiri dari data, keterangan waktu transaksi, dan tautan ke blok yang memuat
transaksi sebelumnya. Data yang tersimpan dalam sistem blockchain tidak
dapat diubah (immutable) dan pertukaran data tidak memerlukan campur
tangan pihak ketiga atau perantara (Nakamoto, 2008).
Berbagai masalah masih dihadapi dalam penyelenggaraan informasi di bidang
pelayanan kesehatan, antara lain lemahnya tata kelola sistem informasi
kesehatan; fragmentasi sistem informasi kesehatan; dan lemahnya manajemen data
dan sistem penunjang pengambilan keputusan. Terdapat beberapa fitur penting
dari teknologi blockchain, yaitu database terdistribusi,
transmisi peer-to-peer, ireversibel, dan pseudonim yang dapat menjadi
solusi dari masalah tersebut. Berdasarkan tinjauan sistematis yang dilakukan
oleh Mahmoud (2019), fitur blockchain yang dapat memberikan manfaat
dalam manajemen rumah sakit dirangkum dalam Tabel 1.
Tabel 1. Manfaat Fitur Blockchain dalam Industri Kesehatan
Desentralisasi |
Tidak seperti database
tradisional yang terpusat, data pada blockchain dapat didistribusikan
ke beberapa database (node), sehingga setiap orang memiliki salinan
buku besar digital (ledger) yang sama. Semua pengguna di sektor
kesehatan (dokter, pasien, dan lainnya) dapat mengakses catatan kesehatan
yang sama. |
Immutability |
Blockchain meningkatkan keamanan dan privasi data kesehatan karena data tidak dapat
dirusak atau diubah setelah disimpan ke dalam sistem ini. |
Kepemilikan data kesehatan |
Blockchain membantu pasien untuk memiliki data kesehatan mereka dan mengontrol
penggunaan data tersebut melalui protokol kriptografi dan smart contract.
Smart contract adalah sebuah program kecil yang disimpan di dalam blockchain
dan diprogram untuk bekerja secara mandiri dengan cara tertentu saat beberapa
persyaratan terpenuhi. Fitur ini dapat memastikan bahwa transaksi yang
terjadi sudah sesuai dengan perjanjian atau peraturan yang telah disepakati
bersama di dalam jaringan (Gatteschi, 2018). Penggunaan algoritme kriptografi untuk mengenkripsi
data yang disimpan di blockchain memastikan bahwa hanya pengguna yang
memiliki izin sah yang dapat mengakses data, sehingga meningkatkan keamanan
dan privasi data. Selain itu, karena identitas pasien dalam blockchain disamarkan
melalui penggunaan kunci kriptografi, data kesehatan pasien dapat dibagikan
di antara pemangku kepentingan layanan kesehatan tanpa mengungkapkan
identitas pasien. |
Availability/robustness |
Data kesehatan pasien yang disimpan di blockchain tahan
terhadap kehilangan data, kerusakan data, dan beberapa serangan keamanan. |
Transparansi |
Blockchain yang memiliki sifat terbuka dan transparan dapat membangun rasa percaya
dalam sistem kesehatan terdesentralisasi. |
Data verifiability |
Catatan transaksi yang tersimpan dalam blockchain dapat
diverifikasi integritas dan validitasnya tanpa perlu mengakses catatan
tersebut. Fitur ini sangat berguna di industri kesehatan yang membutuhkan
verifikasi catatan sebagai persyaratan, seperti manajemen rantai pasokan
farmasi dan asuransi. |
Persetujuan (consent) |
Algoritma konsensus di dalam blockchain mengontrol akses,
penyimpanan dan distribusi informasi dalam jaringan (node). Perubahan
data akan diizinkan apabila telah terjadi kesepakatan semua pihak yang
berpartisipasi dalam jaringan (Radanović, 2018). |
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui potensi aplikasi teknologi blockchain
di dalam bidang manajemen rumah sakit melalui tinjauan literatur. Hasil
penelitian ini dapat membantu para pemangku kepentingan di bidang pelayanan
kesehatan, khususnya manajemen rumah sakit, untuk memahami aspek penggunaan
teknologi blockchain dalam era transformasi pelayanan kesehatan.
Metode Penelitian
Penelusuran literatur dilakukan dengan metode Preferred Reporting Items for Systematic Review and Meta-Analyses
(PRISMA). Pencarian literatur yang relevan dilakukan dengan menggunakan 3 online
database ilmiah (PubMed, Scopus, dan ProQuest). Kata kunci yang digunakan
adalah �blockchain� AND �healthcare� AND �hospital�.
Artikel dipilah dengan membaca judul, abstrak, dan naskah lengkap. Kriteria
inklusi pada penelitian ini adalah (1) artikel dalam Bahasa Inggris, (2)
artikel diterbitkan pada tahun 2018 sampai dengan tahun 2022, (3) hasil
penelitian berhubungan dengan aplikasi teknologi blockchain di bidang
manajemen rumah sakit. Kriteria eksklusi pada penelitian ini adalah (1) judul
dan abstrak tidak relevan dan (2) publikasi tidak tersedia dalam bentuk naskah
lengkap.
Pencarian literatur awal dilakukan pada 3 online database dan
kemudian hasilnya disaring untuk duplikasi. Artikel duplikat dihapus
menggunakan aplikasi Mendeley dan kemudian artikel dengan judul dan abstrak
yang tidak relevan dengan tujuan penelitian dikeluarkan. Pada tahap
selanjutnya, artikel yang tersisa ditinjau dengan membaca teks lengkap. Kami
mengekstrak data seperti nama penulis, judul, lokasi, research approach,
dan use case blockchain.
Hasil dan Pembahasan
Sebanyak 1353 artikel ditemukan menggunakan kata
kunci pencarian yang telah ditentukan pada 3 online database jurnal
ilmiah. Lima puluh empat artikel duplikat ditemukan dan dihapus menggunakan
aplikasi Mendeley. Pada tahap selanjutnya dilakukan penyaringan artikel untuk
melihat relevansi judul dan abstrak artikel dengan tujuan penelitian.
Sebagian besar artikel penelitian (82%) merupakan
usulan model aplikasi berbasis teknologi blockchain yang dapat
diterapkan di bidang manajemen rumah sakit dan sisanya merupakan artikel review.
Lima puluh sembilan persen penelitian berasal dari Benua Asia. Delapan artikel
(36%) mengusulkan model aplikasi berbasis blockchain yang bermanfaat
dalam manajemen rekam medis elektronik dan salah satu di antaranya telah
melakukan survei pengguna dengan hasil memuaskan (Bae,
2021). Lima artikel (23%) membahas
potensi manfaat teknologi blockchain di bidang manajemen rantai pasok
farmasi dan 3 artikel di antaranya mengusulkan model aplikasi tersebut. Artikel
yang tersisa menunjukkan potensi atau usulan model aplikasi berbasis blockchain
dalam manajemen rumah sakit, antara lain manajemen klaim asuransi (4 artikel),
telemedisin (4 artikel), uji klinis (3 artikel), dan kredensial tenaga
kesehatan (1 artikel).�
Masing-masing potensi manfaat penerapan teknologi blockchain
di dalam manajemen rumah sakit akan dibahas lebih lanjut di bawah ini.
A.
Rekam Medis Elektronik
Rekam medis elektronik merupakan salah satu domain
terpenting dalam aplikasi teknologi blockchain. Seorang pasien dapat
memeriksakan diri ke beberapa fasilitas pelayanan kesehatan (fasyankes) selama
hidupnya, namun data medis pasien di sebuah fasyankes tidak terintegrasi dengan
fasyankes lainnya. Fasilitas pelayanan kesehatan tersebut harus dapat bertukar
informasi mengenai pasien secara lengkap dan rahasia agar para profesional
pemberi asuhan dapat melakukan tinjauan catatan medis pasien dengan
komprehensif dan menghindari kehilangan informasi yang penting. Teknologi blockchain
yang memiliki sifat desentralisasi, immutable, transparan, data
verifiability, dan availaiblity/robustness dapat digunakan untuk
pengelolaan rekam medis elektronik yang terintegrasi (Chen,
2020; Bae, 2021; Hashim, 2021; Hoang, 2021; Kim, 2021; Xiao, 2021; Cerchione,
2022; Chelladurai, 2022).
Penyimpanan data medis di fasyankes yang dilakukan
secara terpusat (misalnya di Cloud) dapat menjadi target serangan siber
karena kurangnya keamanan, privasi, integritas, dan akuntabilitas (Hussien,
2019). Jika data pada server hilang,
maka seluruh data client juga hilang. Data dalam blockchain bersifat kekal dan
aman dari kerusakan atau kehilangan karena data disimpan dalam berbagai tempat
yang terhubung melalui jaringan peer-to-peer. Data yang tersimpan dalam
blockchain dapat ditelusuri dan diverifikasi dengan mudah, yaitu dengan
membandingkan blok data yang tersimpan dalam setiap node dalam
jaringan. Jika terdapat blok data baru yang terbentuk, maka node yang
membentuk blok data baru tersebut akan melakukan broadcast ke
seluruh node yang terhubung dalam jaringan dan kemudian akan
dilakukan sinkronisasi data, sehingga setiap node akan menyimpan data
blockchain terbaru yang memuat seluruh blok data (Nakamoto,
2008).
�������������� �����
Gambar 2. Sistem Terpusat dan Sistem Desentralisasi
Di dalam sistem (a) terdapat beberapa buku besar
digital (ledger), namun semuanya disimpan di server pusat. Pada sistem
(b) hanya ada 1 buku besar digital, namun setiap node memiliki akses ke
buku besar tersebut. Sehubungan dengan perlindungan informasi pribadi, keamanan
data dijamin dengan metode enkripsi menggunakan private key yang
dimiliki oleh pasien (Bae,
2021). Pasien dapat mengatur sendiri
kepada siapa saja informasi kesehatannya dapat dibagikan. Setiap catatan medis
pasien di dalam blockchain akan terpelihara kekal dan aman. Semakin
banyak sarana pelayanan kesehatan yang terhubung ke dalam blockchain, maka
semakin lengkap pula data kesehatan seorang pasien.
Beberapa perusahaan telah menggunakan platform
berbasis blockchain untuk mengelola rekam medis elektronik, antara lain
Guardtime, MedRec, Gem Health Network, Healthbank, Medicalchain, dan sebagainya
(Dalianis,
2015; Azaria, 2016; Hanna, 2017; Heston, 2017).
B.
Rantai Pasokan Farmasi
Manajemen rantai pasokan farmasi yang tepat sangat
diperlukan untuk melacak sumber bahan baku, proses produksi, dan distribusi
produk. Sebagian besar rantai pasokan kini menjangkau banyak negara, pelaku,
dan produk. Rantai pasokan farmasi memiliki kompleksitas, fragmentasi, dan
banyak pihak yang terlibat di dalamnya, seperti produsen, distributor, penyedia
logistik, regulator, rumah sakit, apotek, klinik, dan pasien. Dalam rantai
pasokan ini, potensi obat untuk mengalami gangguan dalam manajemen, kualitas,
keamanan, dan keasliannya menjadi perhatian serius bagi kesehatan masyarakat (Mackey,
2019).
Blockchain memiliki potensi untuk
mengatasi banyak tantangan rantai pasokan farmasi, meskipun kasus penggunaan
yang menonjol adalah penerapannya untuk memerangi obat-obatan yang dipalsukan (A. B. Abbas &
Chain, n.d.). Teknologi ini dapat
memungkinkan produsen obat untuk membagikan nomor seri produknya, kemudian
melakukan desentralisasi data dan mendistribusikannya dengan stempel waktu,
sehingga distributor, apotek, pembuat resep, dan pasien dapat mengaksesnya
untuk memverifikasi asal obat (Mackey,
2019).
Tantangan dalam manajemen rantai pasokan dalam
kesehatan masyarakat dirasakan pada saat pandemi COVID-19. Banyak negara
mengalami kekurangan alat pelindung diri (APD) dan obat-obat penting (WHO,
2020; Badreldin, 2021). Menurut Salah
(2020), hal ini disebabkan lemahnya
sistem yang dapat memberikan informasi akurat mengenai supply dan demand
produk-produk tersebut. Dalam konteks ini, smart contract yang diprogram
untuk mengelola kontrol akses dan otomatisasi dapat membantu pemerintah, pihak
berwenang, dan perusahaan farmasi untuk melacak (secara real-time) untuk
meramalkan besarnya permintaan produk. Data tentang stok yang tersedia dapat
dikumpulkan melalui sensor yang terdaftar dan resmi, kemudian smart contract
secara otomatis memberikan pemberitahuan kepada bagian pengadaan rumah sakit
untuk memesan lebih banyak APD atau obat untuk mencegah kemungkinan kekurangan
barang tersebut (Salah,
2020).
Sebuah contoh perusahaan yang menggunakan teknologi blockchain
dalam rantai pasokan farmasi adalah Modum.io AG. Perusahaan ini membuat catatan
suhu produk farmasinya selama proses transportasi dapat diakses publik sehingga
kepatuhan mereka terhadap quality control suhu dapat diverifikasi (Mahmoud,
2019).
C.
Uji Klinis
Beberapa tantangan yang paling mendesak dalam uji
klinis antara lain akses dan pengelolaan data uji klinis; integritas dan asal
data untuk proses uji klinis; persetujuan pasien; dan rekrutmen pasien. Dalam
uji klinis, blockchain dapat membantu menghilapemalsuan data, under-reporting,
atau eksklusi hasil penelitian klinis yang tidak diinginkan (Mahmoud,
2019). Akses data yang lebih kuat
juga dapat memungkinkan perekrutan pasien yang lebih baik ke dalam uji klinis. Blockchain
dapat menggabungkan data pasien dan uji coba yang dianonimkan atau berdasarkan
izin pasien, sehingga sponsor dapat terhubung lebih baik dengan populasi pasien
yang memenuhi syarat (Mackey,
2019).
Integritas data dan asal data merupakan kunci dalam
uji klinis. Sistem yang aman dan andal sangat diperlukan di dalam lingkungan
penelitian untuk mengurangi risiko fraud dan memastikan bahwa data tidak
diubah, dimanipulasi, atau dipalsukan. Jika salah satu tindakan tersebut
terjadi, sistem tersebut harus mampu mengidentifikasi secara tepat siapa yang
memanipulasi data, kapan, dan bagaimana (Boetto,
2021). Blockchain memiliki
fitur yang secara transparan dapat menunjukkan asal data sampai dengan laporan
ringkasan klinis akhir (Mackey,
2019).
Teknologi blockchain memberikan harapan bagi
masa depan manajemen uji klinis dalam kemudahan berbagi data, melacak data,
menurunkan biaya, meningkatkan kepatuhan terhadap regulasi, dan merampingkan
proses uji klinis (Choudhury,
2019; Hussien, 2019; Mackey, 2019; Wong, 2019).
D.
Kredensial Tenaga Kesehatan
Kredensial adalah suatu proses verifikasi terhadap
kompetensi tenaga kesehatan dalam menentukan kelayakan kewenangan klinis maupun
profesi. Hal yang perlu diverifikasi adalah kualifikasi, registrasi profesi,
pengalaman, pendidikan dan pelatihan berkelanjutan, mutu kualitas, dan etika
disiplin (Amalia,
2018). Sebagian besar proses ini
dilakukan dengan sistem konvensional yang dapat mengalami inefisiensi,
kurangnya transparansi, dan biaya yang dapat dihindari. Secara umum, kredensial
tenaga kesehatan rumah sakit dapat memakan waktu dan jika tidak diproses secara
tepat dapat menyebabkan peningkatan biaya, potensi tanggung jawab hukum, dan
menghambat kemampuan sistem kesehatan untuk memproses reimbursement (Salzman,
2018).
Blockchain menunjukkan solusi untuk proses
kredensial tenaga kesehatan dengan cara bertindak sebagai direktori data
terdesentralisasi. Data identitas tenaga kesehatan dapat diverifikasi ke sumber
tepercaya, diperbarui, dan direonsiliasi secara terus-menerus untuk memastikan
kelayakan tenaga kesehatan untuk praktik (Mackey,
2019).
E.
Klaim Asuransi Kesehatan
Proses klaim asuransi kesehatan dapat memanfaatkan
karakteristik desentralisasi, transparansi, immutability, dan kemampuan
audit dari teknologi blockchain. Fitur smart contract di sistem blockchain
berpotensi membantu menyelesaikan klaim asuransi kesehatan dan mengelola
pembayaran secara real-time; membuat proses klaim menjadi lebih efisien;
dan transparan bagi pembayar, penyedia layanan kesehatan, dan pasien (Zhou,
2018; Alnavar, 2021; Chin-Ling, 2021).
Sejumlah penelitian menunjukkan potensi penerapan
teknologi ini di dalam proses klaim asuransi kesehatan, namun contoh
implementasi nyata dari teknologi ini masih sangat terbatas. Contoh prototipe
sistem ini adalah MiStore, sistem penyimpanan asuransi kesehatan yang berbasis blockchain
(Zhou,
2018). Sebuah perusahaan bernama
PokitDok membangun sistem berbasis blockchain bernama DokChain yang
memfasilitasi penyelesaian klaim asuransi kesehatan (Bennett,
2016). Platform berbasis blockchain
bernama MyHealthData menyediakan sistem layanan klaim asuransi kesehatan
swasta. Pengguna dapat menggunakan aplikasi untuk mengajukan klaim ke asuransi
mereka. Tanda terima dan sertifikat medis dapat dikirim dari rumah sakit ke
aplikasi. Semua informasi medis dienkripsi dan disimpan dalam aplikasi,
kemudian pengguna dapat memilih dan mengirim riwayat medis yang ingin mereka klaim
(Bae,
2021).
F.
Telemedisin
Pandemi COVID-19 meningkatkan penggunaan teknologi
telemedisin karena memungkinkan pasien berkomunikasi dengan dokter dengan aman
secara virtual untuk meminimalkan penyebaran infeksi. Telemedisin telah
terbukti menjadi pilihan yang efektif untuk melawan pandemi (Monaghesh,
2020). Teknologi konsultasi jarak
jauh ini juga berperan mengatasi kesulitan masyarakat untuk mendapatkan
pelayanan kesehatan karena jarak fasyankes yang jauh.
Terlepas dari kemudahan telemedisin, teknologi ini
berpotensi menimbulkan masalah keamanan data. Jika koneksi virtual antara
dokter dan pasien tidak aman, maka ada kemungkinan lokasi pasien, data pribadi,
dan informasi sensitif lainnya dapat mengalami kebocoran.
Peran utama teknologi blockchain untuk
telemedisin adalah untuk mendistribusikan informasi medis pasien dan
menyediakan akses bagi dokter untuk melihat informasi tersebut. Sistem ini
memungkinkan pasien untuk mengontrol data medis mana saja yang akan ditempatkan
di dalam sistem dan siapa yang dapat mengakses data tersebut (Azaria,
2016). Teknologi blockchain
dapat meningkatkan layanan telemedisin dengan menyediakan pelayanan kesehatan
jarak jauh melalui proses berbagi data yang terdesentralisasi, dapat dilacak,
transparan, immutable, aman, dan dapat dipercaya (Ahmad,
2021; Koshechkin, 2021; Albahri, 2022).
Aplikasi teknologi blockchain di dalam
telemedisin masih dalam tahap awal karena masih terdapat beberapa tantangan dan
masalah penelitian yang harus diselesaikan untuk memungkinkan adopsi teknologi blockchain
secara luas. Namun, beberapa proyek telah menggunakan teknologi blockchain dalam
layanan telemedisin, seperti MedicalChain (Inggris), DocCoin (Estonia), Robomed
(Rusia), Docademic (Meksiko), HapiChain (Prancis), dan sebagainya (Koshechkin,
2021).
Kesimpulan
Tinjauan literatur ini menunjukkan bahwa penerapan teknologi blockchain
memiliki potensi manfaat dalam manajemen rumah sakit karena karakteristiknya
yang terdesentralisasi, transparan, aman, immutable, dan mampu menyediakan data
real-time. Teknologi ini dapat diterapkan dalam manajemen rekam medis
elektronik, rantai pasokan farmasi, uji klinis, kredensial tenaga kesehatan,
klaim asuransi kesehatan, dan telemedisin. Masih banyak peluang untuk
mengeksplorasi penggunaan blockchain dalam ekosistem pelayanan kesehatan,
misalnya integrasi teknologi blockchain dengan teknologi lain seperti
artificial intellegence (AI), internet of things (IoT), atau machine learning.
Jumlah studi tentang aplikasi blockchain dalam pelayanan kesehatan terus
meningkat, meskipun teknologi ini memiliki keterbatasan seperti skalabilitas,
kecepatan, keterlibatan pasien, dan interoperabilitas. Penelitian lebih lanjut
masih perlu dilakukan karena sebagian besar studi membahas potensi manfaat,
namun belum mengevaluasi implementasi nyata teknologi blockchain dalam bidang
manajemen rumah sakit. Penelitian lebih lanjut juga diperlukan untuk melengkapi
penelitian yang sedang berlangsung.
Abbas,
A. B., & Chain, M. L.-B. D. S. (n.d.). Management and Recommendation
System for Smart Pharmaceutical Industry. Electronics.
Abbas, K., Afaq, M.,
Ahmed Khan, T., & Song, W.-C. (2020). A Blockchain and Machine
Learning-Based Drug Supply Chain Management and Recommendation System for Smart
Pharmaceutical Industry. In Electronics �(Vol. 9, Issue 5).
https://doi.org/10.3390/electronics9050852
Ahmad, R. W., Salah, K.,
Jayaraman, R., Yaqoob, I., Ellahham, S., & Omar, M. (2021). The role of
blockchain technology in telehealth and telemedicine. International Journal
of Medical Informatics, 148, 104399.
https://doi.org/10.1016/j.ijmedinf.2021.104399
Albahri, O. S., Zaidan,
A. A., Zaidan, B. B., Albahri, A. S., Mohsin, A. H., Mohammed, K. I., &
Alsalem, M. A. (2022). New mHealth hospital selection framework supporting
decentralised telemedicine architecture for outpatient cardiovascular
disease-based integrated techniques: Haversine-GPS and AHP-VIKOR. Journal of
Ambient Intelligence and Humanized Computing, 13(1), 219�239.
https://doi.org/10.1007/s12652-021-02897-4
Alnavar, K., & Babu,
C. N. (2021). Blockchain-based Smart Contract with Machine Learning for
Insurance Claim Verification. 2021 5th International Conference on
Electrical, Electronics, Communication, Computer Technologies and Optimization
Techniques, ICEECCOT 2021 - Proceedings, 247�252.
https://doi.org/10.1109/ICEECCOT52851.2021.9707964
Amalia, Tuti; Sugiarto;
Junainah; Kurniasih, T. (2018). Pedoman Kredensial Tenaga Kesehatan di Rumah
Sakit. CV Infomedika.
Azaria, A., Ekblaw, A.,
Vieira, T., & Lippman, A. (2016). MedRec: Using Blockchain for Medical Data
Access and Permission Management. 2016 2nd International Conference on Open
and Big Data (OBD), 25�30. https://doi.org/10.1109/OBD.2016.11
Badreldin, H. A., &
Atallah, B. (2021). Global drug shortages due to COVID-19: Impact on patient
care and mitigation strategies. Research in Social & Administrative
Pharmacy : RSAP, 17(1), 1946�1949.
https://doi.org/10.1016/j.sapharm.2020.05.017
Bae, Y.-S., Park, Y.,
Kim, T., Ko, T., Min-Soo, K., Lee, E., Hee-Chan, K., & Hyung-Jin, Y.
(2021). Development and Pilot-Test of Blockchain-Based MyHealthData Platform. Applied
Sciences, 11(17), 8209.
https://doi.org/https://doi.org/10.3390/app11178209
Bennett, B. (2016). DokChain
by PokitDok � Blockchain for Healthcare. Blockchain Healthcare Review.
Boetto, E., Golinelli,
D., Carullo, G., & Fantini, M. P. (2021). Frauds in scientific research and
how to possibly overcome them. Journal of Medical Ethics, 47(12),
E19. https://doi.org/10.1136/medethics-2020-106639
Cerchione, R.,
Centobelli, P., Riccio, E., Abbate, S., & Oropallo, E. (2022). Blockchain�s
coming to hospital to digitalize healthcare services: Designing a distributed
electronic health record ecosystem. Technovation.
https://doi.org/10.1016/j.technovation.2022.102480
Chelladurai, U., &
Pandian, S. (2022). A novel blockchain based electronic health record
automation system for healthcare. Journal of Ambient Intelligence and
Humanized Computing, 13(1), 693�703.
https://doi.org/10.1007/s12652-021-03163-3
Chen, C.-L., Deng, Y.-Y.,
Weng, W., Sun, H., & Zhou, M. (2020). A Blockchain-Based Secure
Inter-Hospital EMR Sharing System. In Applied Sciences �(Vol. 10, Issue 14).
https://doi.org/10.3390/app10144958
Chin-Ling, C., Yong-Yuan,
D., Tsaur, W.-J., Chun-Ta, L., Cheng-Chi, L., & Wu, C.-M. (2021). A
Traceable Online Insurance Claims System Based on Blockchain and Smart Contract
Technology. Sustainability, 13(16), 9386.
https://doi.org/https://doi.org/10.3390/su13169386
Choudhury, O., Fairoza,
N., Sylla, I., & Das, A. (2019). A Blockchain Framework for Managing and
Monitoring Data in Multi-Site Clinical Trials. 1�13.
Clauson, K. A., Breeden,
E. A., Davidson, C., & Mackey, T. K. (2018). Leveraging Blockchain
Technology to Enhance Supply Chain Management in Healthcare:: An exploration of
challenges and opportunities in the health supply chain. Blockchain in
Healthcare Today, 1(0 SE-Reviews). https://doi.org/10.30953/bhty.v1.20
Dalianis, H., Henriksson,
A., Kvist, M., Velupillai, S., & Weegar, R. (2015). Health Bank-A Workbench
for Data Science Applications in Healthcare. CAiSE Industry Track, 1381,
1�18.
Elangovan, D., Long, C.
S., Bakrin, F. S., Tan, C. S., Goh, K. W., Yeoh, S. F., Loy, M. J., Hussain,
Z., Lee, K. S., Idris, A. C., & Ming, L. C. (2022). The Use of Blockchain
Technology in the Health Care Sector: Systematic Review. JMIR Medical
Informatics, 10(1). https://doi.org/https://doi.org/10.2196/17278
Gatteschi, V., Lamberti,
F., Demartini, C., Pranteda, C., & Santamar�a, V. (2018). Blockchain and
Smart Contracts for Insurance: Is the Technology Mature Enough? In Future
Internet �(Vol. 10, Issue 2).
https://doi.org/10.3390/fi10020020
Hanna, E., Remuzat, C.,
Auquier, P., Dussart, C., & Toumi, M. (2017). Could Healthcoin be A
Revolution in Healthcare? Value in Health : The Journal of the
International Society for Pharmacoeconomics and Outcomes Research, 20(9).
Hashim, F., Shuaib, K.,
& Sallabi, F. (2021). MedShard: Electronic Health Record Sharing Using
Blockchain Sharding. Sustainability, 13(11), 5889.
https://doi.org/https://doi.org/10.3390/su13115889
Heston, T. F. (2017). A
Case Study in Blockchain Healthcare Innovation. Int. J. Curr. Res, 1�3. https://doi.org/10.22541/au.151060471.10755953
Hoang, H. D., Hien, D. T.
T., Nhut, T. C., Quyen, P. D. T., Duy, P. T., & Pham, V.-H. (2021). A
Blockchain-based Secured and Privacy-Preserved Personal Healthcare Record
Exchange System. Proceedings of the 2021 IEEE International Conference on
Machine Learning and Applied Network Technologies, ICMLANT 2021.
https://doi.org/10.1109/ICMLANT53170.2021.9690542
Hussien, H. M., Yasin, S.
M., Udzir, S. N. I., Zaidan, A. A., & Zaidan, B. B. (2019). A Systematic
Review for Enabling of Develop a Blockchain Technology in Healthcare
Application: Taxonomy, Substantially Analysis, Motivations, Challenges,
Recommendations and Future Direction. Journal of Medical Systems, 43(10),
1�35. https://doi.org/https://doi.org/10.1007/s10916-019-1445-8
Jamil, F., Hang, L., Kim,
K., & Kim, D. (2019). A Novel Medical Blockchain Model for Drug Supply
Chain Integrity Management in a Smart Hospital. Electronics, 8(5),
505. https://doi.org/https://doi.org/10.3390/electronics8050505
Kim, H., Lee, S., Kwon,
H., & Kim, E. (2021). Design and Implementation of a Personal Health Record
Platform Based on Patient-consent Blockchain Technology. KSII Transactions
on Internet and Information Systems, 15(12), 4400�4419.
https://doi.org/10.3837/TIIS.2021.12.008
Koshechkin, K., Lebedev,
G., Radzievsky, G., Seepold, R., & Martinez, N. M. (2021). Blockchain
Technology Projects to Provide Telemedical Services: Systematic Review. J
Med Internet Res, 23(8), e17475. https://doi.org/10.2196/17475
Mackey, T. K., Tsung-Ting,
K. G., Clauson, K. A., Church, G., Grishin, D., Obbad, K., Barkovich, R., &
Palombini, M. (2019). �Fit-for-purpose?� � challenges and opportunities for
applications of blockchain technology in the future of healthcare. BMC
Medicine, 17. https://doi.org/https://doi.org/10.1186/s12916-019-1296-7
Mahmoud, Q. H., &
Eklund, J. M. (2019). Blockchain Technology in Healthcare: A Systematic Review.
Healthcare, 7(2), 56.
https://doi.org/https://doi.org/10.3390/healthcare7020056
Medicalchain. (n.d.).
Monaghesh, E., &
Hajizadeh, A. (2020). The role of telehealth during COVID-19 outbreak: a
systematic review based on current evidence. BMC Public Health, 20(1),
1193. https://doi.org/10.1186/s12889-020-09301-4
Nakamoto, S. (2008). Bitcoin:
A Peer-to-Peer Electronic Cash System.
Radanović, I., &
Likić, R. (2018). Opportunities for Use of Blockchain Technology in
Medicine. Applied Health Economics and Health Policy, 16(5),
583�590. https://doi.org/https://doi.org/10.1007/s40258-018-0412-8
Salah, K., Jayaraman, R.,
Ahmad, R., Yaqoob, I., Ellahham, S., & Omar, M. (2020). Blockchain and
COVID-19 Pandemic: Applications and Challenges.
Salzman, S. (2018). Vetting
Physician Credentials: Tech to the Rescue? � Blockchain touted as ensuring that
docs are who they say they are. MedPage Today.
Shi, S., Luo, M., Wen,
Y., Wang, L., & He, D. (2022). A Blockchain-Based User Authentication
Scheme with Access Control for Telehealth Systems. Security and
Communication Networks, 2022.
https://doi.org/https://doi.org/10.1155/2022/6735003
Uddin, M., Salah, K.,
Jayaraman, R., Pesic, S., & Ellahham, S. (2021). Blockchain for drug
traceability: Architectures and open challenges. Health Informatics Journal,
27(2), 14604582211011228. https://doi.org/10.1177/14604582211011228
WHO. (2020). Shortage
of personal protective equipment endangering health workers worldwideo.
Wong, D. R.,
Bhattacharya, S., & Butte, A. J. (2019). Prototype of running clinical
trials in an untrustworthy environment using blockchain. Nature
Communications, 10(1), 1�8. https://doi.org/10.1038/s41467-019-08874-y
Xiao, Y., Xu, B., Jiang,
W., & Wu, Y. (2021). The HealthChain Blockchain for Electronic Health
Records: Development Study. Journal of Medical Internet Research, 23(1),
e13556. https://doi.org/10.2196/13556
Zhou, L., Wang, L., &
Sun, Y. (2018). MIStore: a Blockchain-Based Medical Insurance Storage System. Journal
of Medical Systems, 42. https://doi.org/10.1007/s10916-018-0996-4
.
Copyright holder: Nora Fitria Tu, Helen Andriani (2022) |
First publication right: Syntax Literate: Jurnal
Ilmiah Indonesia |
This article is licensed under: |