Syntax Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia p�ISSN: 2541-0849 e-ISSN: 2548-1398

Vol. 7, No. 12, Desember 2022

 

PENGARUH GOOD CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP KINERJA PERUSAHAAN KELUARGA DI INDONESIA

 

Rudiawan Noor Aliamsyah, Elen Puspitasari

Universitas Stikubank Semarang Jawa Tengah, Indonesia

E-mail: [email protected], [email protected]

 

ABSTRAK

Tata kelola perusahaan adalah konsep yang diusulkan untuk meningkatkan kinerja perusahaan dengan mengawasi atau memantau kinerja manajemen dan memastikan akuntabilitas manajemen kepada pemangku kepentingan berdasarkan kerangka peraturan. Penelitian ini adalah untuk Penelitian ini diharapkan dapat digunakan untuk memberikan bukti tambahan tentang bagaimana GCG mempengaruhi kinerja keuangan perusahaan keluarga yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode purposive sampling untuk sampel bersyarat yang ditentukan berdasarkan kriteria tertentu. Penelitian yang dilakukan adalah Uji hipotesis dalam penelitian ini menggunakan tingkat kepercayaan 95% dan tingkat kesalahan 5% (alpha). Jika nilai signifikansi probabilitas lebih kecil dari tingkat kesalahan 0,05 maka dapat dikatakan bahwa variabel independen berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen (hipotesis benar), sedangkan jika nilai signifikansi probabilitas lebih besar dari tingkat kesalahan 0,05 maka dapat dikatakan bahwa variabel bebas tidak berpengaruh terhadap variabel terikat (hipotesis ditolak). Dalam penelitian yang telah dilakukan bahwa pengaruh timbul dari penelitian ini dari variabel independent yang berpengaruh juga terhadap variabel dependen.

 

Kata Kunci: Tata Kelola Perusahaan yang Baik, Perusahaan Keluarga, Kinerja Perusahaan.

 

Abstract

Governance is a concept proposed to improve company performance by monitoring or monitoring the performance of company management and ensuring management accountability to stakeholders based on a regulatory framework. The purpose of this study is to hope that this research can be used to provide additional evidence on how GCG affects the financial performance of family companies listed on the Indonesian Stock Exchange. The research method used in this research is purposive sampling method for conditional samples which are determined based on certain criteria. The results of the research conducted were hypothesis testing in this study using a 95% confidence level and an error rate of 5% (alpha). If the probability significance value is less than the error rate of 0.05, it can be said that the independent variable has a significant effect on the dependent variable (the hypothesis is correct), whereas if the probability significance value is greater than the error rate of 0.05, it can be said that the independent variable has no effect on bond variable (hypothesis rejected). The conclusion in the research that has been done is that the influence arising from this research is from the independent variable which also influences the dependent variable.

 

Keywords: Good Corporate Governance, Family Company, Company Performance.

 

Pendahuluan

Sejak terjadinya skandal perusahaan-perusahaan publik di Amerika dan Eropa seperti Enron, Worldcom, Tyco, London & Commonwealth, Maxwell dan lain-lain, perhatian terhadap corporate governance semakin tinggi. Tuntutan terhadap penerapan good corporate governance secara konsisten dan komprehensif.� Tuntutan tersebut berasal dari berbagai lembaga investasi diantaranya Worldbank, IMF, OECD, dan APEC. Dengan beberapa prinsip corporate governance seperti fairness, transparency, accountability, stakeholder concern, penerapan good corporate governance diyakini akan membantu perusahaan dan perekonomian negara yang sedang mengalami krisis bangkit menuju ke arah yang lebih sehat, mampu bersaing, dikelola secara dinamis serta profesional (Daniri, 2014).

Corporate governance merupakan suatu konsep yang diajukan untuk peningkatan kinerja perusahaan melalui supervisi atau monitoring kinerja manajemen dan menjamin akuntabilitas manajemen terhadap stakeholder dengan berdasarkan pada kerangka peraturan (Rahmawati, 2013). Konsep corporate governance bertujuan untuk tercapainya pengelolaan perusahaan yang lebih transparan bagi semua pengguna laporan keuangan. Penerapan konsep corporate governance yang baik maka diharapkan akan meningkatkan pertumbuhan ekonomi seiring dengan transparansi pengelolaan perusahaan yang semakin baik dan akan menguntungkan banyak pihak (Sukasih & Sugiyanto, 2017).

Di Indonesia, good corporate governance pertama kali dikenalkan oleh IMF (International Monetary Funds) dalam rangka pemulihan ekonomi pasca krisis (Effendi, 2009). Salah satu penyebab krisis yang melanda Asia Timur pada waktu itu yang juga berdampak besar pada Indonesia adalah tidak adanya good corporate governance di dalam pengelolaan perusahaan. Hasil index good corporate governance Indonesia adalah yang paling rendah dibandingkan dengan negara lainnya dikawasan tersebut. Praktek good corporate governance pada perusahaan-perusahaan di Indonesia (Putri, 2016). Good corporate governance (GCG) di Indonesia masih menjadi topik yang menarik dikarenakan beberapa tahun terakhir sering terjadi pelanggaran. Mulai dari kasus pelanggaran GCG oleh perusahaan migas multinasional pada tahun 2017 yang dipicu oleh ketidaksesuaian gaji dan temuan ketidaksesuaian laporan oleh BPK, pelanggaran oleh perusahaan asuransi nasional terkait program jaminan yang tidak sesuai dengan peraturan perundangan, hingga pelanggaran oleh beberapa bank yang tidak menerapkan GCG sehingga diberikan sanksi oleh Bank Indonesia.

Good Corporate Governance (GCG) pada dasarnya merupakan konsep yang berkaitan dengan struktur perusahaan, pembagian tugas, pembagian kewenangan, pembagian beban tanggung jawab masing-masing unsur dari struktur perusahaan (Alfiah, 2022). Kerangka kerja Corporate Governance memastikan perlakuan yang wajar terhadap semua pemegang saham termasuk pemegang saham minoritas maupun mayoritas. Pemegang saham dilindungi dari kecurangan, self dialing, dan insider trading yang dilakukan oleh board of directors, manajer, dan pemegang saham utama, atau pihak lain yang mempunyai akses informasi perusahaan (Daniri, 2014).

Pedoman Good Corporate Governance (GCG) memasukkan prinsip keterbukaan yang mensyaratkan ketepatan waktu dan akurasi informasi. Perusahaan berkewajiban mengungkapkan informasi penting dalam laporan berkala dan laporan peristiwa penting perusahaan kepada pemegang saham dan instansi pemerintah yang terkait sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku secara tepat waktu, akurat, jelas dan secara obyektif. Prinsip Good Corporate Governance (GCG) ini berkaitan dengan tanggung jawab perusahaan sebagai anggota masyarakat yaitu dengan cara mengakomodir kepentingan pihak-pihak yang berhubungan dengan perusahaan seperti masyarakat, pemerintah, asosiasi bisnis dan sebagainya.

Corporate governance merupakan konsep yang diajukan demi peningkatan kinerja perusahaan melalui supervisi atau monitoring kinerja manajemen dan menjamin akuntabilitas manajemen terhadap stakeholder dengan mendasarkan pada kerangka peraturan. Konsep corporate governance diajukan demi tercapainya pengelolaan perusahaan yang lebih transparan bagi semua pengguna laporan keuangan (Pratiwi et al., 2016). Bila konsep ini diterapkan dengan baik diharapkan kinerja perusahaan akan terus meningkat seiring dengan transparansi pengelolaan perusahaan yang makin baik dan akan menguntungkan para stakeholder.

Bisnis keluarga merupakan hal yang menarik untuk diteliti berdasarkan data survei yang dilakukan oleh (Setyawan & Christian, 2022) menyatakan bahwa 95% perusahaan di Indonesia merupakan perusahaan keluarga. Sebelum menjelaskan mengenai perusahaan keluarga dalam ilmu ekonomi dikenal sebuah teori, yaitu teori agensi dengan istilah hubungan keagenan. Hubungan keagenan merupakan suatu kontrak dimana satu atau lebih orang (prinsipal) memerintah orang lain (agen) untuk melakukan suatu jasa atas nama prinsipal serta memberi wewenang kepada agen membuat keputusan yang terbaik bagi principal (Aljana & Purwanto, 2017). Apabila terjadi ketidaksamaan tujuan antara agen dan prinsipal, maka akan menimbulkan sebuah permasalahan yang disebut dengan masalah agensi.

Menurut (Setyawan & Christian, 2022) masalah keagenan timbul karena adanya benturan kepentingan antara pemilik perusahaan (pemegang saham mayoritas) dengan manajer pengelola. Karena itu, struktur kepemilikan dianggap sebagai sebagai hal yang krusial untuk mengatasi masalah keagenan karena dengan struktur kepemilikan yang baik terwujud suatu kinerja perusahaan yang layak karena manajer sebagai pihak yang berkompeten dalam pengelolaan perusahaan mempunyai wewenang cukup untuk menjalankan tugasnya (Primadhanny, 2016).

Pengukuran kinerja secara garis besar dikelompokan menjadi dua, yaitu pengukuran non finansial dan finansial. Kinerja non finansial adalah pengukuran kinerja dengan menggunakan informasi-informasi non finansial yang lebih dititik beratkan dari segi kualitas pelayanan kepada pelanggan (Hisamuddin, 2015). Sedangkan pengukuran kinerja secara finansial adalah penggunaan informasi-informasi keuangan dalam mengukur suatu kinerja perusahaan. Informasi keuangan yang lazim digunakan adalah laporan laba rugi dan neraca (Sari, 2012).

Kinerja perusahaan adalah penentuan ukuran-ukuran tertentu yang dapat mengukur keberhasilan suatu perusahaan dalam menghasilkan laba (Indriantoro & Supomo, 2002). Kinerja juga merupakan hal penting yang harus dicapai oleh setiap perusahaan dimanapun, karena kinerja merupakan cerminan dari kemampuan perusahaan dalam mengalokasikan sumber dayanya. Penilaian kinerja adalah penentuan secara periodik efektivitas operasional suatu organisasi, bagian organisasi dan karyawan berdasarkan sasaran, standar dan kinerja yang telah ditetapkan sebelumnya (Devani & Setiawarnan, 2015). Sedangkan kinerja perusahaan sendiri adalah kemampuan perusahaan dalam menjelaskan operasionalnya. Kinerja merupakan cerminan dari kemampuan perusahaan dalam mengelola dan mengalokasikan sumber dayanya. Tujuan dari penilaian kinerja adalah untuk memotivasi karyawan dalam mencapai sasaran organisasi dan dalam memenuhi standar perilaku yang telah ditetapkan sebelumnya agar membedakan hasil dan tindakan yang diinginkan. Standar perilaku dapat berupa kebijakan manajemen atau rencana formal yang dituangkan dalam anggaran.

Penelitian ini menggunakan Return on Asset (ROA) sebagai dasar pengukuran kinerja finasial keuangan. Alasan peneliti menggunakan ROA sebagai proxy dari kinerja perusahaan karena ROA lebih komprehensif dalam mengukur tingkat pengembalian secara keseluruhan baik dari hutang maupun modal. ROA merupakan rasio pengukuran yang menggambarkan seberapa besar pendapatan yang dihasilkan perusahaan dalam setiap rupiah yang ditanamkan dalam bentuk aset.

Beberapa penelitian yang relevan dengan penelitian ini adalah penelitian yang dilakukan oleh (Wulandari et al., 2020) yang meneliti pengaruh struktur dewan direksi dan kepemilikan keluarga terhadap kualitas laba dan kinerja perusahaan. Hasil penelitiannya menemukan bahwa proporsi dewan direksi berpengaruh positif terhadap kinerja perusahaan dan manajemen laba. Hasil lainnya kepemilikan keluarga berpengaruh negatif terhadap kinerja perusahaan dan manajemen laba. (Valentino & Juniarti, 2017) juga meneliti tentang pengaruh struktur kepemilikan keluarga dan kinerja perusahaan pada sektor pertambangan. Hasil analisis regresi menunjukkan tidak adanya pengaruh signifikan antara variabel independen Good Corporate Governance (GCG) terhadap kinerja keuangan yang diukur dengan ROA dan Tobins-Q. Penelitian lain tentang corporate governance juga dilakukan oleh (SANTOSO, 2017) yang melakukan penelitian mengenai pengaruh corporate governance dan strategi perusahaan terhadap kinerja perusahaan keluarga. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa corporate governance yang diproksikan dengan kepemilikan keluarga dan komisaris independen berpengaruh signifikan terhadap kinerja perusahaan yang diproksikan dengan ROA dan ROE.

Penelitian ini mempunyai kesamaan dengan penelitian sebelumnya yaitu menggunakan variabel ROA sebagai proksi untuk kinerja keuangan tetapi menggunakan karakteristik corporate governance yang berbeda. Mengacu pada penelitian-penelitian sebelumnya, maka penelitian ini menguji pengaruh good corporate governance terhadap kinerja perusahaan dan melakukan diferensiasi pada variabel yaitu kepemilikan keluarga, dewan komisaris, dewan direksi, dan komite audit. Penelitian ini diharapkan dapat digunakan untuk memberikan bukti lain bagaimana pengaruh GCG terhadap kinerja keuangan perusahaan keluarga yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

 

Metode Penelitian

Penelitian yang dilakukan adalah penelitian observasional yang bersifat deskriptif. Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan keluarga yang terdapat di Indonesia dengan sampel perusahaan keluarga yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) dengan jumlah sebanyak 100 perusahaan selama periode 2015 sd 2019 (5 Tahun) dengan menggunakan metode purposive sampling untuk sampel bersyarat yang ditentukan berdasarkan kriteria tertentu. Penelitian ini tidak menggunakan data perusahaan periode tahun 2020 karena di Indonesia sedang mengalami pandemi covid-19 yang mempengaruhi stabilitas perekonomian. Hal tersebut sangat berdampak terhadap kinerja perusahaan sehingga penelitian ini tidak mengambil sampel pada periode tahun 2020 agar tidak mempengaruhi normalitas data pada penelitian ini.

Penelitian ini menggunakan data sekunder yaitu data dokumentasi yang telah diolah oleh perusahaan menjadi laporan keuangan. Data tersebut diperoleh dari laporan keuangan yang telah dipublikasi oleh perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama periode penelitian.

Dalam penelitian ini pengolahan data dilakuka dengan menggunakan Microsoft Excel dan uji asumsi dengan menggunakan aplikasi EViews10. Dalam penelitian ini penyajian data dalam bentuk tabel untuk memudahkan dalam menganalisis.

 

Hasil dan Pembahasan

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder atau data dokumentasi yang disediakan oleh pihak ketiga, dan tidak berasal dari sumber langsung. Data tersebut berupa laporan keuangan perusahaan keluarga yang terdaftar dan telah dipublikasikan di Bursa Efek Indonesia tahun 2015-2019.

Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan pengumpulan data arsip (archival). Metode pengumpulan data yang digunakan adalah metode pengumpulan basis data. Data mengenai, kepemilikan keluarga, jumlah dewan komisaris, jumlah dewan direksi, jumlah komite audit dan kinerja perusahaan yang diproksikan menggunakan keuangan perusahaan yaitu Return on Aset (ROA).

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan keluarga. Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia, total perusahaan keluarga di Indonesia dari tahun 2015 sampai dengan tahun 2019 berjumlah 109 perusahaan. Penelitian ini tidak menggunakan data perusahaan periode tahun 2000 karena di Indonesia sedang mengalami pandemi covid-19 yang mempengaruhi stabilitas perekonomian. Hal tersebut sangat berdampak terhadap kinerja perusahaan sehingga penelitian ini tidak mengambil sampel pada periode tahun 2000 agar tidak mempengaruhi normalitas data pada penelitian ini. Pengamatan penelitian dilakukan terhadap seluruh website Bursa Efek Indonesia untuk menentukan sampel penelitian. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah purposive sampling yaitu menentukan sampel dari populasi yang memenuhi kriteria tertentu. Sampel akhir berdasarkan kriteria penelitian yang telah ditetapkan berjumlah 88 perusahaan.

 

Tabel 1

Sampel Penelitian

Uraian

Jumlah Perusahaan

Perusahaan keluarga di Indonesia dari tahun 2015 sampai dengan tahun 2019

109

Perusahaan yang tidak menyediakan data laporan keuangan secara lengkap

21

Perusahaan keluarga yang memenuhi kriteria penelitian dan dijadikan sampel penelitian

88

Sumber: Data Diolah, 2021

 

1.      Statistik Deskriptif Variabel Dependen

Variabel dependen dalam penelitian ini adalah Return on Aset (ROA). Hasil statistik deskriptif pada tabel 4.2 menunjukkan bahwa tingkat Return on Aset (ROA) memiliki nilai maksimum 39,41 dan nilai minimum -55,56. Rata-rata tingkat Return on Aset (ROA) adalah 2,85.

Tabel 2

Statistik Deskriptif Variabel Dependen

Kategori

Y

�������  Mean

 2.853797

�������  Median

 2.255000

�������  Maximum

 39.41000

�������� Minimum

-55.55828

 Std. �Dev.

 7.951346

�������  Skewness

-1.010768

�������  Kurtosis

 12.83431

Sumber: Data diolah dengan Eviews 10

2.      Statistik Deskriptif Variabel Independen

Dari 88 sampel data perusahaan keluarga dapat diketahui nilai rata-rata, standar deviasi, nilai maksimum dan nilai minimum data-data kuantitatif variabel independen yang diuji pada penelitian ini dijelaskan pada tabel berikut:

 

Tabel 3

Statistik Deskriptif Variabel I

Keterangan

X1

X2

X3

X4

����������� Mean

70.48997

4.284091

4.868182

3.011364

����������� Median

72.40000

4.000000

4.000000

3.000000

����������� Maximum

99.33000

11.00000

12.00000

4.000000

����������� Minimum

17.93000

1.000000

2.000000

2.000000

Std. �����Dev.

17.37361

1.736312

2.041904

0.184497

����������� Skewness

-0.393674

1.079970

0.710613

1.630426

����������� Kurtosis

2.270871

3.879031

3.036715

29.13185

����������� Jarque-Bera

21.11167

99.69734

37.05586

12714.29

����������� Probability

0.000026

0.000000

0.000000

0.000000

Sum����� Sum

31015.59

1885.000

2142.000

1325.000

����������� Sq. Dev.

132508.7

1323.489

1830.355

14.94318

��������� Observations

440

440

440

440

 

Keterangan:

X1������������������ :� Kepemilikan keluarga
X2������������������ : Jumlah Dewan Komisaris
X3������������������ : Jumlah Dewan Direksi
X4������������������ : Jumlah Komite Audit

Pada tabel 3 dapat diketahui hasil perhitungan statistik deskriptif yang telah dilakukan menggunakan software Eviews 10 sebagai berikut:

1.        Variabel independen Kepemilikan keluarga (X1) merupakan persentase kepemilikan keluarga atas perusahaan. Dari hasil olah data diketahui bahwa nilai maksimum 99,33% dan nilai minimum 17,93%. Perusahaan keluarga dengan nilai maksimum adalah PT. Tigaraksa Satria Tbk dan Perusahaan keluarga dengan nilai minimum adalah PT. Siwani Makmur Tbk. Nilai rata-rata dari keseluruhan kepemilikan keluarga yang diteliti adalah sebesar 70,49%. Variabel kepemilikan keluarga memiliki standar deviasi 17,37%.

2.        Variabel independen jumlah dewan komisaris (X2) memiliki nilai maksimum 11 dan nilai minimum 1. Perusahaan keluarga dengan nilai maksimum adalah PT. Gowa Makassar Tourism Development Tbk dan Perusahaan keluarga dengan nilai minimum adalah PT. Pool Advista Indonesia Tbk. Nilai rata-rata jumlah dewan komisaris yang diteliti sebesar 4,28. Variabel jumlah dewan komisaris memiliki standar deviasi 1,74.

3.        Variabel independen jumlah dewan Direksi (X3) memiliki nilai maksimum 12 dan nilai minimum 2. Perusahaan keluarga dengan nilai maksimum adalah PT. Ciputra Development Tbk dan Perusahaan keluarga dengan nilai minimum terdapat 10 perusahaan yakni PT. Tri Banyan Tirta. Tbk., PT. Berlina Tbk , PT. Indorama Synthetic Tbk, PT. Intraco Penta Tbk, PT. Pudjiadi and sons Tbk, PT. Pool Advista Indonesia Tbk, PT. Pudjiadi Prestige Tbk, PT. Roda Viavatex Tbk , PT. Siwani Makmur Tbk dan PT. Tirta Mahakam Resources Tbk. Nilai rata-rata jumlah dewan direksi yang diteliti sebesar 4,87. Variabel jumlah dewan direksi memiliki standar deviasi 2,04.

4.        Variabel independen jumlah komite audit (X4) memiliki nilai maksimum 4 dan nilai minimum 2. Terdapat dua Perusahaan keluarga dengan nilai maksimum adalah PT MNC Sky Vision Tbk dan PT. Bank OCBC NISP Tbk dan Perusahaan keluarga dengan nilai minimum adalah PT Saraswati Griya Lestari Tbk.. Nilai rata-rata jumlah komite audit yang diteliti sebesar 3,01. Variabel jumlah komite audit memiliki standar deviasi 0,18.

3.      Pemilihan Model Estmasi Data Panel

Metode estimasi analisis dalam penelitian ini menggunakan data panel dengan tiga jenis model estimasi yaitu common effect, fixed effect atau random effect. Selanjutnya dilakukan menggunakan uji asumsi klasik, uji hipotesis dan interpretasi. Dalam pemilihan model estimasi yang tepat dalam penelitian ini maka terdapat beberapa langkah pengujian yang harus dilakukan yaitu pertama adalah melakukan uji Chow, yang kedua adalah uji Hausman atau uji Lagranger Multiplier. Hasil dari uji Chow akan menunjukkan estimasi yang lebih tepat antara common effect dibandingkan dengan fixed effect. Pada uji ini jika hasil output menunjukkan nilai prob. Cross section < 0,05 maka model yang lebih tepat adalah fixed effect. �Namun, jika nilai prob. cross section > 0,05 maka model yang lebih tepat adalah common effect.

Uji Hausman dilakukan untuk memilih metode estimasi yang lebih tepat antara Fixed Effect dibandingkan dengan Random Effect. Jika uji Hausman menunjukkan hasil output prob. value > 0,05, maka metode yang lebih tepat adalah Random Effect. Namun, jika hasil uji Hausman menunjukkan nilai prob. < 0,05 maka metode yang lebih tepat adalah Fixed Effect, sehingga tidak perlu dilanjutkan lagi uji Lagrange Multiplier. Uji LM digunakan untuk menentukan metode estimasi yang lebih tepat antara Random Effect atau Common Effect. Apabila nilai P Value Breusch-Pagan > 0,05 maka metode yang lebih tepat adalah Common Effect, jika nilai P Value Breusch-Pagan < 0,05 maka metode yang dipilih adalah Random Effect.

Sebelum dilakukan pengujian Uji Chow, apakah memilih menggunakan Common Effects atau Fixed Effects, berikut ini disajikan Tabel 4.4. Ringkasan hasil regresi linear data panel estimasi model dengan Common Effects dan Fixed Effects. Uji Chow merupakan uji pemilihan model teknik estimasi data yang pertama dilakukan yaitu untuk menguji apakah lebih baik menggunakan Common Effects atau Fixed Effects. Hipotesis yang diajukan dalam pengujian Chow adalah:

H0: model yang lebih tepat adalah model Common Effects

H: model yang lebih tepat adalah model Fixed Effects

Berikut tabel 4 hasil uji Chow dari regresi data panel yang sudah dilakukan.

 

Tabel 4

Hasil Uji Chow

Redundant Fixed Effects Tests

 

� Equation: PANEL_REM

Test cross-section fixed effects

Effects Test

Statistic

d.f.

Prob.

Cross-section F

0.672043

(13,52)

0.6524

Sumber: data diolah dengan Eviews 10

 

Berdasarkan hasil uji Chow di atas dapat dilihat bahwa nilai Prob. Cross Section F adalah sebesar 0,6524 yang mana berarti nilai alfa lebih dari 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa Ho diterima atau common effect model lebih baik daripada fixed effect model. Uji kedua yaitu dilanjutkan dengan uji Lagrange Multiplier.

 

Tabel 5

Uji Lagrange Multiplier

Lagrange Multiplier Tests for Random Effects

Null hypotheses������������ : No effects

Alternative hypotheses� : Two-sided (Breusch-Pagan) and one-sided

(all others) Alternatives

 

Cross section

Breusch-Pagan

2.268348

(0.1287)

Sumber: Data diolah dengan Eviews 10

 

Berdasarkan hasil uji di atas nilai P Value Breusch-Pagan adalah sebesar 0,1287 dimana nilainya lebih dari 0,05. Sehingga Uji LM menunjukkan bahwa metode estimasi yang lebih tepat menggunakan common effect model. Dari dua uji di atas, maka metode analisis data panel yang tepat untuk digunakan adalah common effect model.

4.      Uji Asumsi Klasik

Model regresi yang baik harus memenuhi asumsi klasik sehingga hasil analisis regresi dapat dikatakan BLUE (Best Linear Unbiased Estimator). Untuk memenuhi asumsi klasik harus dilakukan uji multikolinearitas, uji heteroskedastisitas, dan uji autokorelasi.

 

5.      Uji Multikolinearitas

Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi ditemukan adanya korelasi yang tinggi atau sempurna antar variabel independen. Multikolinearitas dapat diuji dengan menggunakan matriks korelasi. Hasil pengujian multikolinearitas dapat dilihat pada tabel 4.6 berikut ini.

Tabel 6

Output Matriks Korelasi

X1

X2

X3

X4

X1

1

0.07313686

-0.0637034

0.10067088

X2

0.07313686

1

0.4815382

0.21744498

X3

-0.0637034

0.4815382

1

0.28212861

X4

0.10067088

0.21744498

0.28212861

1

Sumber:� Data diolah dengan Eviews 10

 

Model regresi yang baik adalah model dimana variabel-variabel independennya tidak memiliki korelasi atau hubungan linear antara satu dengan yang lainnya. Output matriks korelasi di atas menunjukkan bahwa tidak ada gejala multikolinearitas antar variabel independen. Hal tersebut terlihat dari nilai korelasi antar variabel independen yang tidak melebihi 0,90.

Selain dengan matriks korelasi, multikolinearitas dapat dideteksi dengan melihat Variance Inflation Factor (VIF). Nilai yang umum dipakai untuk menunjukkan adanya multikolinearitas adalah Tolerance <0,10 atau sama dengan VIF >10 (Ghozali dan Ratmono, 2017). Output VIF dengan Eviews 10 dapat dilihat pada tabel 4.7 berikut ini.

 

Tabel 7

Ouput Variance Inflation Factor (VIF)

 

Coefficient

Uncentered

Centered

Variable

Variance

VIF

VIF

C

38.88879

278.3981

NA

X1

0.000479

18.05513

1.031769

X2

0.061754

9.443571

1.329765

X3

0.046525

9.278910

1.385519

X4

4.570388

297.8137

1.111182

Sumber: Data Diolah dengan Eviews 10

 

Berdasarkan tabel di atas, nilai centered VIF tidak lebih dari 10 (nilai VIF antara 1,031769 sampai 1,385519). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat masalah multikolinearitas dalam model regresi.

6.      Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas dilakukan untuk menguji apakah dalam model regreasi tidak terjadi ketidaksamaan varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain (Ghozali dan Ratmono, 2017). Penelitian ini menggunakan Uji White dan Uji Breusch-Pagan-Godfrey (BPG) untuk mendeteksi ada tidaknya heteroskedastisitas.

 

Tabel 8

Output Uji White

Heteroskedasticity Test: White

 

F-statistic

1.029383

    Prob. F(14,425)

0.4224

Obs*R-squared

14.43067

    Prob. Chi-Square (14)

0.4181

Scaled explained SS

81.07550

    Prob. Chi-Square (14)

0.0000

Test Equation:

 

 

 

Dependent Variable: RESID^2

 

 

Method: Least Squares

 

 

Date: 08/05/21�� Time: 09:28

 

 

Sample: 1 440

 

 

 

Included observations: 440

 

 

Variable

Coefficient

Std. Error

t-Statistic

Prob.  

C

-469.5905

1492.826

-0.314565

0.7532

X1^2

-0.001269

0.032019

-0.039639

0.9684

X1*X2

0.831156

0.397885

2.088932

0.0373

X1*X3

0.132608

0.371167

0.357273

0.7211

X1*X4

-3.097710

7.240209

-0.427848

0.6690

X1

5.606373

21.99863

0.254851

0.7990

X2^2

0.997239

2.672402

0.373162

0.7092

X2*X3

6.095726

4.288522

1.421405

0.1559

X2*X4

-70.04132

48.98278

-1.429917

0.1535

X2

114.6283

140.5310

0.815680

0.4151

X3^2

-2.642677

3.286087

-0.804202

0.4217

X3*X4

40.69717

62.58257

0.650296

0.5159

X3

-137.8497

181.2812

-0.760419

0.4474

X4^2

-3.214368

164.9269

-0.019490

0.9845

X4

310.1482

632.4266

0.490410

0.6241

R-squared

0.032797

    Mean dependent var

60.76416

Adjusted R-squared

0.000936

    S.D. dependent var

206.2631

S.E. of regression

206.1666

    Akaike info criterion

13.52874

Sum squared resid

18064476

    Schwarz criterion

13.66806

Log likelihood

-2961.323

    Hannan-Quinn criter.

13.58370

F-statistic

1.029383

    Durbin-Watson stat

1.784754

Prob(F-statistic)

0.422430

 

 

 

 

Hasil Uji White pada tabel 4.8 menunjukkan nilai Obs*R-squared mempunyai nilai probabilitas Chi-square yang tidak signifikan atau lebih dari 0,05 (nilai p=0,4181). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat heteroskedastisitas dalam model regresi. Selain Uji White, dapat dilakukan Uji Breusch-Pagan-Godfrey (BPG) untuk mendeteksi heteroskedastisitas dalam model regresi. Tabel 4.9 merupakan output Uji BPG dengan program Eviews 10.

Tabel 9

Heteroskedasticity Test: Breusch-Pagan-Godfrey

������� ���F-statistic

0.799840

Prob. F (4,435)

0.5257

��������� �Obs*R-squared

3.212507

Prob. Chi-Square (4)

0.5229

�� �����Scaled explained SS

18.04876

Prob. Chi-Square (4)

0.0012

Test Equation:

 

 

 

�������������������������������� Dependent Variable: RESID^2

 

 

��������������������� Method: Least Squares

 

 

��������������������� Date: 04/26/21�� Time: 16:21

 

 

��������������������� Sample: 1 440

 

 

 

��������������������� Included observations: 440

 

 

Variable

Coefficient

Std. Error

t-Statistic

Prob.

C

70.06528

164.2195

0.426656

0.6698

X1

0.276149

0.576086

0.479355

0.6319

X2

5.057306

6.544030

0.772812

0.4401

X3

-9.143883

5.680109

-1.609808

0.1082

X4

-1.965472

56.29750

-0.034912

0.9722

����� R-squared

0.007301

Mean dependent var

60.76416

���� Adjusted R-squared

-0.001827

S.D. dependent var

206.2631

����� S.E. of regression

206.4515

Akaike info criterion

13.50931

����� Sum squared resid

18540662

Schwarz criterion

13.55575

������ Log likelihood

-2967.047

Hannan-Quinn criter.

13.52763

������ F-statistic

0.799840

Durbin-Watson stat

1.750764

������ Prob(F-statistic)

0.525744

 

 

 

�������� �F-statistic

0.799840

Prob. F(4,435)

�0.5257

 

�������� �Obs*R-squared

3.212507

Prob. Chi-Square (4)

0.5229

 

������� �Scaled explained SS

18.04876

Prob. Chi-Square (4)

0.0012

 

Test Equation:

 

 

 

 

�������������������������������� Dependent Variable: RESID^2

 

 

 

��������������������� Method: Least Squares

 

 

 

��������������������� Date: 04/26/21�� Time: 16:21

 

 

 

��������������������� Sample: 1 440

 

 

 

 

��������������������� Included observations: 440

 

 

 

Variable

Coefficient

Std. Error

t-Statistic

Prob.

 

C

70.06528

164.2195

0.426656

0.6698

 

X1

0.276149

0.576086

0.479355

0.6319

 

X2

5.057306

6.544030

0.772812

0.4401

 

X3

-9.143883

5.680109

-1.609808

0.1082

 

X4

-1.965472

56.29750

-0.034912

0.9722

 

������ R-squared

0.007301

Mean dependent var

60.76416

 

����� Adjusted R-squared

-0.001827

S.D. dependent var

206.2631

 

������� S.E. of regression

206.4515

Akaike info criterion

13.50931

 

������ Sum squared resid

18540662

Schwarz criterion

13.55575

 

������ Log likelihood

-2967.047

Hannan-Quinn criter.

13.52763

 

��������� F-statistic

0.799840

Durbin-Watson stat

1.750764

 

������� Prob(F-statistic)

0.525744

 

 

 

 

 

Hasil Uji BPG sama dengan Uji White yaitu menunjukkan bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas dalam model regresi.

1.      Uji Autokorelasi

Model regresi yang baik adalah regresi yang bebas dari autokorelasi. Cara untuk mendeteksi autokorelasi dalam penelitian ini yaitu menggunakan Uji Lagrange Multiplier (LM Test).

 

Tabel 10

Output Correlation LM Test

 

Breusch-Godfrey Serial Correlation LM Test:

 

F-statistic

����� 0.963400

���     Prob. F (2,110)

0.3848

Obs*R-squared

����� 2.031350

���     Prob. Chi-Square (2)

0.3622

Test Equation:

 

 

 

Dependent Variable: RESID

 

 

Method: Least Squares

 

 

Date: 06/04/21�� Time: 16:21

 

 

Sample: 1 440

 

 

 

Included observations: 440

 

 

Presample missing value lagged residuals set to zero.

Variable

���� Coefficient

����� Std. Error

t-�� Statistic

������� Prob.  

C

���� 1.953950

������ 5.465726

����� 0.357491

������ 0.7209

X1

���� 0.008816

������� 0.019177

����� 0.459739

������� 0.6459

X2

���� -0.173220

������� 0.218187

������ -0.793907

������� 0.4277

X3

���� 0.144187

������� 0.189541

������ 0.760716

������� 0.4472

X4

���� -0.846835

������� 1.874386

������ -0.451793

������� 0.6516

RESID (-1)

���� 0.035292

�������� 0.096557

������ 0.365501

������� 0.7154

RESID (-2)

���� -0.133447

�������� 0.099149

������ -1.345924

������� 0.1811

����� R-squared

������ 0.236413

������      Mean dependent var

�������� -1.78E-16

���� Adjusted R-squared

����� 0.225832

������      S.D. dependent var

��������� 7.804010

���� S.E. of regression

����� 6.866499

�������     Akaike info criterion

��������� 6.706967

���� Sum squared resid

������ 20415.43

�������     Schwarz criterion

������� 6.771984

���� Log likelihood

������ -1468.533

�������     Hannan-Quinn criter.

������� 6.732616

���� F-statistic

������ 22.34343

�������     Durbin-Watson stat

������� 2.008904

���� Prob(F-statistic)

������ 0.000000

 

 

 

 

Dasar pengambilan keputusan dalam Uji LM yaitu jika nilai Obs*R-squared kurang dari 0,05 maka terjadi autokorelasi dan jika nilai Obs*R-squared lebih dari 0,05 maka tidak terjadi autokorelasi dalam model regresi. Hasil Uji LM di atas menunjukkan bahwa tidak terjadi autokorelasi karena nilai Obs*R-squared tidak signifikan secara statistik (nilai p=0,3622).

7.      Analisis Data

1)      Analisis Regresi Data Panel

Tahap dalam penelitian ini adalah dengan melakukan uji statistik dengan tingkat keyakinan 95% untuk menguji hipotesis yang telah dibuat. Berikut adalah hasil output dari regresi data panel dengan estimasi menggunakan Common Effect. Tabel 4.11 merupakan output pengujian regresi metode Panel Least Square dengan software Eviews 10.

 

Tabel 11

Output Regresi Data Panel

Dependent Variable: Y

 

 

Method: Panel Least Squares

 

 

Date: 06/05/21�� Time: 11:11

 

 

Sample: 2015 2019

 

 

Periods included: 5

 

 

Cross-sections included: 88

 

 

Total panel (balanced) observations: 440

 

Variable

������ Coefficient

������� Std. Error

���� t-Statistic

����� Prob.  

C

������ 10.92757

������� 6.236088

���� 1.752311

����� 0.0804

X1

������ 0.030591

������� 0.021876

���� 1.398343

����� 0.1627

X2

������ 0.233095

������� 0.248504

���� 0.937994

������ 0.3488

X3

������ 0.608366

������� 0.215697

���� 2.820467

������ 0.0050

X4

������ -4.712264

������� 2.137847

���� -2.204210

������ 0.0280

������� R-squared

������� 0.327161

����     Mean dependent var

������� 2.853797

���� Adjusted R-squared

������ 0.248528

����     S.D. dependent var

������ 7.951346

����� S.E. of regression

������ 7.839808

���     Akaike info criterion

������� 6.967604

���� Sum squared resid

������� 26736.23

�����     Schwarz criterion

������ 7.014045

���� Log likelihood

�������� -1527.873

������     Hannan-Quinn criter.

������ 6.985925

����� F-statistic

������� 4.145073

�������     Durbin-Watson stat

������ 0.888551

Prob(F-statistic)

0.002631

 

 

 

 

Berdasarkan tabel tersebut, persamaan regresi dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

Y = 10,92757 +0,0305591X1it + 0,233095X2it + 0,608366X3it � 4,712264X4it + ϵit

 

2)      Uji F

Uji F merupakan tahapan awal mengidentifikasi model regresi yang diestimasi layak digunakan untuk menjelaskan pengaruh variabel-variabel bebas terhadap variabel independen atau tidak. Dasar pengambilan keputusan Uji F yaitu apabila nilai probabilitas F hitung lebih keci dari tingkat kesalahan 0,05 maka dapat dikatakan bahwa model regresi yang diestimasi layak. Hasil Uji F pada tabel 4.12 menunjukkan bahwa nilai probabilitas F (statistic) sebesar 0,002631 lebih kecil dari tingkat signifikansi 0,05. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa model regresi yang diestimasi layak digunakan untuk menjelaskan pengaruh kepemilikan keluarga (X1), dewan komisaris (X2), dewan direksi (X3), dan komite audit (X4) terhadap kinerja perusahaan (Y)

3)      Koefisien Determinasi

Koefisien determinasi menjelaskan variasi pengaruh variabel-variabel bebas terhadap variabel terikat. Nilai koefisien determinasi dapat diukur dari nilai Adjusted R-Square. Nilai adjusted R-square pada tabel 4.12 adalah 0,248258 yang menunjukkan bahwa 24,825% variasi kinerja perusahaan (Y) dapat dijelaskan oleh variasi variabel kepemilikan keluarga (X1), dewan komisaris (X2), dewan direksi (X3), dan komite audit (X4), sedangkan 75,175% dijelaskan oleh variabel lain di luar model.

8.      Hasil Pengujian dan Pembahasan Hipotesis

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja perusahaan keluarga dengan mengembangkan empat hipotesis. Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan tingkat keyakinan 95% dan tingkat kesalahan (alpha) 5%. Apabila nilai signifikansi probabilitas lebih kecil dari tingkat kesalahan 0,05 maka dapat dikatakan bahwa variabel independen berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen (hipotesis diterima), sedangkan apabila nilai signifikansi probabilitas lebih besar dari tingkat kesalahan 0,05 maka dapat dikatakan bahwa variabel independen tidak berpengaruh terhadap variabel dependen (hipotesis ditolak). Hasil pengujian hipotesis dalam penelitian ini dapat dilihat pada tabel 4.12 berikut.

Tabel 12

Ringkasan Hasil Pengujian Hipotesis

No.

������ Variabel Penelitian

���� Koefisien

���� Probabilitas

�� Simpulan

1.

Kepemilikan keluarga (X1)

������ 0.030591

�������� 0.1627

���������� H1 tidak terdukung

2.

Dewan komisaris (X2)

����� �0.233095

����� 0.3488

��������� H2 tidak terdukung

3.

���������� Dewan Direksi (X3)

������ 0.608366

������ 0.0050

���������� H3 terdukung

4.

��������� Komite Audit (X4)

�������� -4.712264

�0.0280

���������� H4 tidak terdukung

Sumber: Hasil Pengolahan Data Eviews 10

Kesimpulan

Penelitian yang telah dilakukan ini bertujuan untuk menganalisis beberapa faktor yang berimfact langsung terhadap kinerja perusahaan keluarga dengan mengembangkan 4 pengujian. Dalam pengujian ini menggunakan sekitar 95% keyakinan dan 5% kesalahan. Hal ini dapat menyimpulkan bahwa jika nilai signifikansi probilitas lebih kecil dari kesalahan maka dapat menyebabkan variabel independen ini sangat berpengaruh variabel dependen. Dan apabila nilai signifikansi probabilitas lebih besar dari tingkat kesalahan 0,05 maka dapat dikatakan bahwa variabel independen tidak berpengaruh terhadap variabel dependen.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

BIBLIOGRAFI

 

Alfiah, D. N. (2022). Laporan Kuliah Kerja Magang (Kkm) Penerapan Prinsip Good Corporate Governance Pada Badan Pusat Statistik (Bps) Kota Mojokerto.

 

Aljana, B. T., & Purwanto, A. (2017). Pengaruh Profitabilitas, Struktur Kepemilikan Dan Kualitas Audit Terhadapmanajemen Laba (Studi Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2013-2015). Diponegoro Journal Of Accounting, 6(3), 207�221.

 

Daniri, M. A. (2014). Lead By Gcg.

 

Devani, V., & Setiawarnan, A. (2015). Pengukuran Kinerja Perusahaan Dengan Menggunakan Metoda Balanced Scorecard. Jurnal Sains, Teknologi Dan Industri, 13(1), 83�90.

 

Effendi, M. A. (2009). The Power Of Good Corporate Governance: Teori Dan Implementasi. Jakarta: Salemba Empat.

 

Hisamuddin, N. (2015). Pengaruh Good Corporate Governance Terhadap Kinerja Keuangan Bank Umum Syariah. Jurnal Akuntansi Universitas Jember, 10(2), 109�138.

 

Indriantoro, N., & Supomo, B. (2002). Metodologi Penelitian Bisnis: Untuk Akuntansi & Manajemen.

 

Pratiwi, F. L., Susilawati, R. A. E., & Purwanto, N. (2016). Analisis Mekanisme Good Corporate Governance Terhadap Manajemen Laba Pada Perusahaan Yang Terdaftar Di Bei. Jurnal Riset Mahasiswa Akuntansi, 4(1).

 

Primadhanny, R. (2016). Pengaruh Struktur Kepemilikan Terhadap Struktur Modal Pada Perusahaan Sektor Pertambangan Yang Tercatat Di Bei Periode 2010-2014. Jurnal Ilmu Manajemen, 4(3), 1�9.

 

Putri, H. D. (2016). Pengaruh Good Corporate Governance Terhadap Manajemen Laba Dengan Tax Planning Sebagai Variabel Intervening Pada Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia (Periode 2010-2014).

 

Rahmawati, H. I. (2013). Pengaruh Good Corporate Governance (Gcg) Terhadap Manajemen Laba Pada Perusahaan Perbankan. Accounting Analysis Journal, 2(1).

 

Santoso, R. (2017). Analisis Implementasi Good Corporate Governance (Gcg) Dan Corporate Social Responsibility (Csr) Pada Bank Umum Syariah. Stie Perbanas Surabaya.

 

Sari, R. A. (2012). Pengaruh Karakteristik Perusahaan Terhadap Corporate Social Responsibility Disclosure Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia. Nominal: Barometer Riset Akuntansi Dan Manajemen, 1(2), 124�140.

 

Setyawan, R. R., & Christian, A. R. (2022). Perbandingan Kinerja Keuangan, Struktur Modal, Dan Nilai Perusahaan Pada Perusahaan Keluarga Dan Perusahaan Non-Keluarga. Jurnal Fokus Manajemen Bisnis, 12(2), 151�159.

 

Sukasih, A., & Sugiyanto, E. (2017). Pengaruh Struktur Good Corporate Governance Dan Kinerja Lingkungan Terhadap Pengungkapan Corporate Social Responsibility (Studi Pada Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Indonesia Periode 2011-2015). Riset Akuntansi Dan Keuangan Indonesia, 2(2), 121�131.

 

Valentino, V., & Juniarti, J. J. (2017). Pengaruh Struktur Kepemilikan Keluarga Dan Kinerja Perusahaan Pada Sektor Pertambangan. Business Accounting Review, 5(2), 613�624.

 

Wulandari, F., Masripah, M., & Widyastuti, N. P. E. (2020). Identifikasi Kualitas Audit Pada Hubungan Kompensasi Eksekutif Dan Capital Intensity Terhadap Penghindaran Pajak. Prosiding Biema (Business Management, Economic, And Accounting National Seminar), 1, 569�586.

 

Copyright holder:

Rudiawan Noor Aliamsyah, Elen Puspitasari (2022)

 

First publication right:

Syntax Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia

 

This article is licensed under: