Syntax
Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia p�ISSN: 2541-0849 e-ISSN: 2548-1398
Vol.
7, No. 12,
Desember 2022
PENGARUH
GOOD CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP KINERJA PERUSAHAAN KELUARGA DI INDONESIA
Rudiawan
Noor Aliamsyah, Elen Puspitasari
Universitas
Stikubank Semarang Jawa Tengah, Indonesia
E-mail: [email protected], [email protected]
ABSTRAK
Tata kelola perusahaan adalah konsep yang diusulkan untuk meningkatkan
kinerja perusahaan dengan mengawasi atau memantau kinerja manajemen dan
memastikan akuntabilitas manajemen kepada pemangku kepentingan berdasarkan
kerangka peraturan. Penelitian ini adalah untuk Penelitian ini diharapkan dapat
digunakan untuk memberikan bukti tambahan tentang bagaimana GCG mempengaruhi
kinerja keuangan perusahaan keluarga yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Penelitian
yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode purposive sampling untuk
sampel bersyarat yang ditentukan berdasarkan kriteria tertentu. Penelitian yang
dilakukan adalah Uji hipotesis dalam penelitian ini menggunakan tingkat
kepercayaan 95% dan tingkat kesalahan 5% (alpha). Jika nilai signifikansi
probabilitas lebih kecil dari tingkat kesalahan 0,05 maka dapat dikatakan bahwa
variabel independen berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen
(hipotesis benar), sedangkan jika nilai signifikansi probabilitas lebih besar
dari tingkat kesalahan 0,05 maka dapat dikatakan bahwa variabel bebas tidak
berpengaruh terhadap variabel terikat (hipotesis ditolak). Dalam penelitian
yang telah dilakukan bahwa pengaruh timbul dari penelitian ini dari variabel independent
yang berpengaruh juga terhadap variabel dependen.
Kata
Kunci:
Tata Kelola Perusahaan yang Baik, Perusahaan Keluarga, Kinerja Perusahaan.
Abstract
Governance is a
concept proposed to improve company performance by monitoring or monitoring the
performance of company management and ensuring management accountability to
stakeholders based on a regulatory framework. The purpose of this study is to hope that this research can be used to
provide additional evidence on how GCG affects the financial performance of
family companies listed on the Indonesian Stock Exchange. The research method used in this research is
purposive sampling method for conditional samples which are determined based on
certain criteria. The results of
the research conducted were hypothesis testing in this study using a 95%
confidence level and an error rate of 5% (alpha). If the probability
significance value is less than the error rate of 0.05, it can be said that the
independent variable has a significant effect on the dependent variable (the
hypothesis is correct), whereas if the probability significance value is
greater than the error rate of 0.05, it can be said that the independent
variable has no effect on bond variable (hypothesis rejected). The conclusion in the research that has
been done is that the influence arising from this research is from the
independent variable which also influences the dependent variable.
Keywords: Good Corporate
Governance, Family Company, Company Performance.
Pendahuluan
Sejak terjadinya
skandal perusahaan-perusahaan publik di Amerika dan Eropa seperti Enron,
Worldcom, Tyco, London & Commonwealth, Maxwell dan lain-lain, perhatian
terhadap corporate governance semakin tinggi. Tuntutan terhadap penerapan good
corporate governance secara konsisten dan komprehensif.� Tuntutan tersebut berasal dari berbagai
lembaga investasi diantaranya Worldbank, IMF, OECD, dan APEC. Dengan beberapa
prinsip corporate governance seperti fairness, transparency, accountability,
stakeholder concern, penerapan good corporate governance diyakini akan membantu
perusahaan dan perekonomian negara yang sedang mengalami krisis bangkit menuju
ke arah yang lebih sehat, mampu bersaing, dikelola secara dinamis serta
profesional (Daniri, 2014).
Corporate governance
merupakan suatu konsep yang diajukan untuk peningkatan kinerja perusahaan
melalui supervisi atau monitoring kinerja manajemen dan menjamin akuntabilitas
manajemen terhadap stakeholder dengan berdasarkan pada kerangka peraturan (Rahmawati, 2013). Konsep
corporate governance bertujuan untuk tercapainya pengelolaan perusahaan yang
lebih transparan bagi semua pengguna laporan keuangan. Penerapan konsep
corporate governance yang baik maka diharapkan akan meningkatkan pertumbuhan
ekonomi seiring dengan transparansi pengelolaan perusahaan yang semakin baik
dan akan menguntungkan banyak pihak (Sukasih & Sugiyanto, 2017).
Di Indonesia, good
corporate governance pertama kali dikenalkan oleh IMF (International Monetary
Funds) dalam rangka pemulihan ekonomi pasca krisis (Effendi, 2009). Salah satu
penyebab krisis yang melanda Asia Timur pada waktu itu yang juga berdampak
besar pada Indonesia adalah tidak adanya good corporate governance di dalam
pengelolaan perusahaan. Hasil index good corporate governance Indonesia adalah
yang paling rendah dibandingkan dengan negara lainnya dikawasan tersebut. Praktek
good corporate governance pada perusahaan-perusahaan di Indonesia (Putri, 2016). Good corporate
governance (GCG) di Indonesia masih menjadi topik yang menarik dikarenakan
beberapa tahun terakhir sering terjadi pelanggaran. Mulai dari kasus
pelanggaran GCG oleh perusahaan migas multinasional pada tahun 2017 yang dipicu
oleh ketidaksesuaian gaji dan temuan ketidaksesuaian laporan oleh BPK,
pelanggaran oleh perusahaan asuransi nasional terkait program jaminan yang
tidak sesuai dengan peraturan perundangan, hingga pelanggaran oleh beberapa
bank yang tidak menerapkan GCG sehingga diberikan sanksi oleh Bank Indonesia.
Good Corporate
Governance (GCG) pada dasarnya merupakan konsep yang berkaitan dengan struktur
perusahaan, pembagian tugas, pembagian kewenangan, pembagian beban tanggung
jawab masing-masing unsur dari struktur perusahaan (Alfiah, 2022). Kerangka kerja
Corporate Governance memastikan perlakuan yang wajar terhadap semua pemegang
saham termasuk pemegang saham minoritas maupun mayoritas. Pemegang saham
dilindungi dari kecurangan, self dialing, dan insider trading yang dilakukan
oleh board of directors, manajer, dan pemegang saham utama, atau pihak lain
yang mempunyai akses informasi perusahaan (Daniri, 2014).
Pedoman Good Corporate
Governance (GCG) memasukkan prinsip keterbukaan yang mensyaratkan ketepatan
waktu dan akurasi informasi. Perusahaan berkewajiban mengungkapkan informasi
penting dalam laporan berkala dan laporan peristiwa penting perusahaan kepada pemegang
saham dan instansi pemerintah yang terkait sesuai dengan peraturan
perundang-undangan yang berlaku secara tepat waktu, akurat, jelas dan secara
obyektif. Prinsip Good Corporate Governance (GCG) ini berkaitan dengan tanggung
jawab perusahaan sebagai anggota masyarakat yaitu dengan cara mengakomodir
kepentingan pihak-pihak yang berhubungan dengan perusahaan seperti masyarakat,
pemerintah, asosiasi bisnis dan sebagainya.
Corporate governance
merupakan konsep yang diajukan demi peningkatan kinerja perusahaan melalui
supervisi atau monitoring kinerja manajemen dan menjamin akuntabilitas
manajemen terhadap stakeholder dengan mendasarkan pada kerangka peraturan.
Konsep corporate governance diajukan demi tercapainya pengelolaan perusahaan
yang lebih transparan bagi semua pengguna laporan keuangan (Pratiwi et al., 2016). Bila konsep
ini diterapkan dengan baik diharapkan kinerja perusahaan akan terus meningkat seiring
dengan transparansi pengelolaan perusahaan yang makin baik dan akan
menguntungkan para stakeholder.
Bisnis keluarga
merupakan hal yang menarik untuk diteliti berdasarkan data survei yang
dilakukan oleh (Setyawan & Christian, 2022) menyatakan
bahwa 95% perusahaan di Indonesia merupakan perusahaan keluarga. Sebelum
menjelaskan mengenai perusahaan keluarga dalam ilmu ekonomi dikenal sebuah
teori, yaitu teori agensi dengan istilah hubungan keagenan. Hubungan keagenan
merupakan suatu kontrak dimana satu atau lebih orang (prinsipal) memerintah
orang lain (agen) untuk melakukan suatu jasa atas nama prinsipal serta memberi
wewenang kepada agen membuat keputusan yang terbaik bagi principal (Aljana & Purwanto, 2017). Apabila
terjadi ketidaksamaan tujuan antara agen dan prinsipal, maka akan menimbulkan
sebuah permasalahan yang disebut dengan masalah agensi.
Menurut (Setyawan & Christian, 2022) masalah
keagenan timbul karena adanya benturan kepentingan antara pemilik perusahaan
(pemegang saham mayoritas) dengan manajer pengelola. Karena itu, struktur
kepemilikan dianggap sebagai sebagai hal yang krusial untuk mengatasi masalah
keagenan karena dengan struktur kepemilikan yang baik terwujud suatu kinerja
perusahaan yang layak karena manajer sebagai pihak yang berkompeten dalam
pengelolaan perusahaan mempunyai wewenang cukup untuk menjalankan tugasnya (Primadhanny, 2016).
Pengukuran kinerja
secara garis besar dikelompokan menjadi dua, yaitu pengukuran non finansial dan
finansial. Kinerja non finansial adalah pengukuran kinerja dengan menggunakan
informasi-informasi non finansial yang lebih dititik beratkan dari segi
kualitas pelayanan kepada pelanggan (Hisamuddin, 2015). Sedangkan
pengukuran kinerja secara finansial adalah penggunaan informasi-informasi
keuangan dalam mengukur suatu kinerja perusahaan. Informasi keuangan yang lazim
digunakan adalah laporan laba rugi dan neraca (Sari, 2012).
Kinerja perusahaan
adalah penentuan ukuran-ukuran tertentu yang dapat mengukur keberhasilan suatu
perusahaan dalam menghasilkan laba (Indriantoro & Supomo, 2002). Kinerja juga
merupakan hal penting yang harus dicapai oleh setiap perusahaan dimanapun,
karena kinerja merupakan cerminan dari kemampuan perusahaan dalam
mengalokasikan sumber dayanya. Penilaian kinerja adalah penentuan secara
periodik efektivitas operasional suatu organisasi, bagian organisasi dan
karyawan berdasarkan sasaran, standar dan kinerja yang telah ditetapkan
sebelumnya (Devani & Setiawarnan, 2015). Sedangkan
kinerja perusahaan sendiri adalah kemampuan perusahaan dalam menjelaskan
operasionalnya. Kinerja merupakan cerminan dari kemampuan perusahaan dalam
mengelola dan mengalokasikan sumber dayanya. Tujuan dari penilaian kinerja
adalah untuk memotivasi karyawan dalam mencapai sasaran organisasi dan dalam
memenuhi standar perilaku yang telah ditetapkan sebelumnya agar membedakan
hasil dan tindakan yang diinginkan. Standar perilaku dapat berupa kebijakan
manajemen atau rencana formal yang dituangkan dalam anggaran.
Penelitian ini
menggunakan Return on Asset (ROA) sebagai dasar pengukuran kinerja finasial
keuangan. Alasan peneliti menggunakan ROA sebagai proxy dari kinerja perusahaan
karena ROA lebih komprehensif dalam mengukur tingkat pengembalian secara
keseluruhan baik dari hutang maupun modal. ROA merupakan rasio pengukuran yang
menggambarkan seberapa besar pendapatan yang dihasilkan perusahaan dalam setiap
rupiah yang ditanamkan dalam bentuk aset.
Beberapa penelitian
yang relevan dengan penelitian ini adalah penelitian yang dilakukan oleh (Wulandari et al., 2020) yang meneliti
pengaruh struktur dewan direksi dan kepemilikan keluarga terhadap kualitas laba
dan kinerja perusahaan. Hasil penelitiannya menemukan bahwa proporsi dewan
direksi berpengaruh positif terhadap kinerja perusahaan dan manajemen laba.
Hasil lainnya kepemilikan keluarga berpengaruh negatif terhadap kinerja
perusahaan dan manajemen laba. (Valentino & Juniarti, 2017) juga meneliti
tentang pengaruh struktur kepemilikan keluarga dan kinerja perusahaan pada
sektor pertambangan. Hasil analisis regresi menunjukkan tidak adanya pengaruh
signifikan antara variabel independen Good Corporate Governance (GCG) terhadap
kinerja keuangan yang diukur dengan ROA dan Tobins-Q. Penelitian lain tentang
corporate governance juga dilakukan oleh (SANTOSO, 2017) yang melakukan
penelitian mengenai pengaruh corporate governance dan strategi perusahaan
terhadap kinerja perusahaan keluarga. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa
corporate governance yang diproksikan dengan kepemilikan keluarga dan komisaris
independen berpengaruh signifikan terhadap kinerja perusahaan yang diproksikan
dengan ROA dan ROE.
Penelitian ini
mempunyai kesamaan dengan penelitian sebelumnya yaitu menggunakan variabel ROA
sebagai proksi untuk kinerja keuangan tetapi menggunakan karakteristik
corporate governance yang berbeda. Mengacu pada penelitian-penelitian
sebelumnya, maka penelitian ini menguji pengaruh good corporate governance
terhadap kinerja perusahaan dan melakukan diferensiasi pada variabel yaitu
kepemilikan keluarga, dewan komisaris, dewan direksi, dan komite audit.
Penelitian ini diharapkan dapat digunakan untuk memberikan bukti lain bagaimana
pengaruh GCG terhadap kinerja keuangan perusahaan keluarga yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia.
Metode
Penelitian
Penelitian yang
dilakukan adalah penelitian observasional yang bersifat deskriptif. Populasi
dalam penelitian ini adalah perusahaan keluarga yang terdapat di Indonesia
dengan sampel perusahaan keluarga yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)
dengan jumlah sebanyak 100 perusahaan selama periode 2015 sd 2019 (5 Tahun)
dengan menggunakan metode purposive sampling untuk sampel bersyarat yang
ditentukan berdasarkan kriteria tertentu. Penelitian ini tidak menggunakan data
perusahaan periode tahun 2020 karena di Indonesia sedang mengalami pandemi
covid-19 yang mempengaruhi stabilitas perekonomian. Hal tersebut sangat
berdampak terhadap kinerja perusahaan sehingga penelitian ini tidak mengambil
sampel pada periode tahun 2020 agar tidak mempengaruhi normalitas data pada
penelitian ini.
Penelitian ini
menggunakan data sekunder yaitu data dokumentasi yang telah diolah oleh
perusahaan menjadi laporan keuangan. Data tersebut diperoleh dari laporan
keuangan yang telah dipublikasi oleh perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia selama periode penelitian.
Dalam penelitian
ini pengolahan data dilakuka dengan menggunakan Microsoft Excel dan uji asumsi
dengan menggunakan aplikasi EViews10. Dalam penelitian ini penyajian data dalam
bentuk tabel untuk memudahkan dalam menganalisis.
Hasil dan Pembahasan
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
data sekunder atau data dokumentasi yang disediakan oleh pihak ketiga, dan
tidak berasal dari sumber langsung. Data tersebut berupa laporan keuangan
perusahaan keluarga yang terdaftar dan telah dipublikasikan di Bursa Efek
Indonesia tahun 2015-2019.
Metode pengumpulan data yang digunakan dalam
penelitian ini adalah dengan pengumpulan data arsip (archival). Metode
pengumpulan data yang digunakan adalah metode pengumpulan basis data. Data
mengenai, kepemilikan keluarga, jumlah dewan komisaris, jumlah dewan direksi,
jumlah komite audit dan kinerja perusahaan yang diproksikan menggunakan
keuangan perusahaan yaitu Return on Aset (ROA).
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh
perusahaan keluarga. Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia, total perusahaan
keluarga di Indonesia dari tahun 2015 sampai dengan tahun 2019 berjumlah 109
perusahaan. Penelitian ini tidak menggunakan data perusahaan periode tahun 2000
karena di Indonesia sedang mengalami pandemi covid-19 yang mempengaruhi
stabilitas perekonomian. Hal tersebut sangat berdampak terhadap kinerja
perusahaan sehingga penelitian ini tidak mengambil sampel pada periode tahun
2000 agar tidak mempengaruhi normalitas data pada penelitian ini. Pengamatan
penelitian dilakukan terhadap seluruh website Bursa Efek Indonesia untuk
menentukan sampel penelitian. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah
purposive sampling yaitu menentukan sampel dari populasi yang memenuhi kriteria
tertentu. Sampel akhir berdasarkan kriteria penelitian yang telah
ditetapkan berjumlah 88 perusahaan.
Tabel 1
Sampel
Penelitian
Uraian |
Jumlah Perusahaan |
Perusahaan
keluarga di Indonesia dari tahun 2015 sampai dengan tahun 2019 |
109 |
Perusahaan
yang tidak menyediakan data laporan keuangan secara lengkap |
21 |
Perusahaan
keluarga yang memenuhi kriteria penelitian dan dijadikan sampel penelitian |
88 |
Sumber: Data Diolah, 2021
1. Statistik Deskriptif Variabel
Dependen
Variabel dependen dalam penelitian ini adalah
Return on Aset (ROA). Hasil statistik deskriptif pada tabel 4.2 menunjukkan
bahwa tingkat Return on Aset (ROA) memiliki nilai maksimum 39,41 dan nilai
minimum -55,56. Rata-rata tingkat Return on Aset (ROA) adalah 2,85.
Tabel 2
Statistik Deskriptif Variabel
Dependen
Kategori |
Y |
������� Mean |
2.853797 |
������� Median |
2.255000 |
������� Maximum |
39.41000 |
�������� Minimum |
-55.55828 |
Std.
�Dev. |
7.951346 |
������� Skewness |
-1.010768 |
������� Kurtosis |
12.83431 |
Sumber: Data diolah dengan Eviews
10
2. Statistik Deskriptif Variabel
Independen
Dari 88 sampel data perusahaan keluarga dapat
diketahui nilai rata-rata, standar deviasi, nilai maksimum dan nilai minimum
data-data kuantitatif variabel independen yang diuji pada penelitian ini
dijelaskan pada tabel berikut:
Tabel 3
Statistik Deskriptif Variabel I
Keterangan |
X1 |
X2 |
X3 |
X4 |
����������� Mean |
70.48997 |
4.284091 |
4.868182 |
3.011364 |
����������� Median |
72.40000 |
4.000000 |
4.000000 |
3.000000 |
����������� Maximum |
99.33000 |
11.00000 |
12.00000 |
4.000000 |
����������� Minimum |
17.93000 |
1.000000 |
2.000000 |
2.000000 |
Std. �����Dev. |
17.37361 |
1.736312 |
2.041904 |
0.184497 |
����������� Skewness |
-0.393674 |
1.079970 |
0.710613 |
1.630426 |
����������� Kurtosis |
2.270871 |
3.879031 |
3.036715 |
29.13185 |
����������� Jarque-Bera |
21.11167 |
99.69734 |
37.05586 |
12714.29 |
����������� Probability |
0.000026 |
0.000000 |
0.000000 |
0.000000 |
Sum����� Sum |
31015.59 |
1885.000 |
2142.000 |
1325.000 |
����������� Sq. Dev. |
132508.7 |
1323.489 |
1830.355 |
14.94318 |
��������� Observations |
440 |
440 |
440 |
440 |
Keterangan:
X1������������������ :� Kepemilikan keluarga
X2������������������ : Jumlah Dewan
Komisaris
X3������������������ : Jumlah Dewan
Direksi
X4������������������ : Jumlah Komite Audit
Pada tabel 3 dapat
diketahui hasil perhitungan statistik deskriptif yang telah dilakukan
menggunakan software Eviews 10 sebagai berikut:
1.
Variabel independen Kepemilikan keluarga
(X1) merupakan persentase kepemilikan keluarga atas perusahaan. Dari hasil olah
data diketahui bahwa nilai maksimum 99,33% dan nilai minimum 17,93%. Perusahaan
keluarga dengan nilai maksimum adalah PT. Tigaraksa Satria Tbk dan Perusahaan
keluarga dengan nilai minimum adalah PT. Siwani Makmur Tbk. Nilai rata-rata
dari keseluruhan kepemilikan keluarga yang diteliti adalah sebesar 70,49%.
Variabel kepemilikan keluarga memiliki standar deviasi 17,37%.
2.
Variabel independen jumlah dewan
komisaris (X2) memiliki nilai maksimum 11 dan nilai minimum 1. Perusahaan
keluarga dengan nilai maksimum adalah PT. Gowa Makassar Tourism Development Tbk
dan Perusahaan keluarga dengan nilai minimum adalah PT. Pool Advista Indonesia
Tbk. Nilai rata-rata jumlah dewan komisaris yang diteliti sebesar 4,28.
Variabel jumlah dewan komisaris memiliki standar deviasi 1,74.
3.
Variabel independen jumlah dewan Direksi
(X3) memiliki nilai maksimum 12 dan nilai minimum 2. Perusahaan keluarga dengan
nilai maksimum adalah PT. Ciputra Development Tbk dan Perusahaan keluarga
dengan nilai minimum terdapat 10 perusahaan yakni PT. Tri Banyan Tirta. Tbk.,
PT. Berlina Tbk , PT. Indorama Synthetic Tbk, PT. Intraco Penta Tbk, PT.
Pudjiadi and sons Tbk, PT. Pool Advista Indonesia Tbk, PT. Pudjiadi Prestige
Tbk, PT. Roda Viavatex Tbk , PT. Siwani Makmur Tbk dan PT. Tirta Mahakam
Resources Tbk. Nilai rata-rata jumlah dewan direksi yang diteliti sebesar 4,87.
Variabel jumlah dewan direksi memiliki standar deviasi 2,04.
4.
Variabel independen jumlah komite audit
(X4) memiliki nilai maksimum 4 dan nilai minimum 2. Terdapat dua Perusahaan
keluarga dengan nilai maksimum adalah PT MNC Sky Vision Tbk dan PT. Bank OCBC
NISP Tbk dan Perusahaan keluarga dengan nilai minimum adalah PT Saraswati Griya
Lestari Tbk.. Nilai rata-rata jumlah komite audit yang diteliti sebesar 3,01.
Variabel jumlah komite audit memiliki standar deviasi 0,18.
3. Pemilihan Model Estmasi
Data
Panel
Metode estimasi analisis dalam penelitian ini menggunakan data panel dengan tiga jenis
model estimasi yaitu common effect, fixed effect atau
random effect. Selanjutnya dilakukan menggunakan uji
asumsi klasik, uji hipotesis dan
interpretasi.
Dalam pemilihan model
estimasi yang tepat dalam
penelitian ini maka terdapat beberapa langkah pengujian yang harus dilakukan yaitu pertama adalah melakukan uji Chow, yang kedua adalah uji Hausman atau uji
Lagranger Multiplier.
Hasil dari uji Chow
akan menunjukkan estimasi yang
lebih tepat antara common effect dibandingkan dengan fixed effect. Pada uji
ini jika hasil output menunjukkan nilai prob. Cross section <
0,05 maka model yang lebih tepat
adalah fixed
effect.
�Namun,
jika nilai prob. cross section > 0,05 maka model yang lebih tepat
adalah common
effect.
Uji Hausman
dilakukan untuk memilih
metode estimasi yang
lebih
tepat antara Fixed Effect dibandingkan dengan Random Effect. Jika uji Hausman menunjukkan hasil
output prob. value > 0,05, maka
metode yang lebih tepat adalah Random
Effect. Namun, jika hasil uji Hausman menunjukkan nilai prob. < 0,05 maka metode yang
lebih tepat adalah Fixed Effect, sehingga tidak perlu dilanjutkan
lagi uji Lagrange Multiplier.
Uji LM digunakan
untuk menentukan metode
estimasi
yang lebih
tepat antara Random Effect atau Common Effect. Apabila
nilai P Value
Breusch-Pagan > 0,05 maka
metode yang lebih tepat adalah Common Effect,
jika
nilai P Value Breusch-Pagan < 0,05 maka metode yang
dipilih adalah Random Effect.
Sebelum dilakukan
pengujian Uji Chow, apakah memilih
menggunakan Common Effects atau Fixed Effects, berikut ini disajikan Tabel
4.4. Ringkasan hasil regresi linear data panel estimasi model dengan Common
Effects dan Fixed Effects.
Uji Chow merupakan uji pemilihan model teknik estimasi data yang pertama dilakukan yaitu untuk menguji apakah lebih baik menggunakan Common Effects atau Fixed Effects. Hipotesis
yang diajukan dalam pengujian Chow adalah:
H0: model yang lebih
tepat
adalah model Common Effects
H: model yang lebih
tepat
adalah model Fixed Effects
Berikut tabel 4 hasil uji Chow dari regresi data panel yang
sudah dilakukan.
Tabel 4
Hasil Uji Chow
Redundant Fixed
Effects Tests |
|
||
� Equation: PANEL_REM |
|||
Test
cross-section fixed effects |
|||
Effects
Test |
Statistic |
d.f. |
Prob. |
Cross-section
F |
0.672043 |
(13,52) |
0.6524 |
Sumber: data diolah dengan Eviews 10
Berdasarkan hasil uji Chow di atas dapat dilihat bahwa nilai Prob.
Cross Section F adalah sebesar 0,6524 yang mana berarti nilai alfa lebih dari
0,05. Hal ini menunjukkan bahwa Ho diterima atau common effect model
lebih baik daripada fixed effect
model. Uji kedua yaitu
dilanjutkan
dengan uji
Lagrange
Multiplier.
Tabel 5
Uji Lagrange Multiplier
Lagrange Multiplier
Tests for Random
Effects
Null
hypotheses������������ :
No effects
Alternative hypotheses� : Two-sided
(Breusch-Pagan) and
one-sided
(all others) Alternatives
|
Cross section |
Breusch-Pagan |
2.268348 |
(0.1287) |
Sumber: Data diolah dengan Eviews 10
Berdasarkan hasil uji di atas nilai P Value Breusch-Pagan adalah sebesar
0,1287 dimana nilainya lebih dari 0,05.
Sehingga Uji LM menunjukkan bahwa
metode estimasi yang lebih tepat menggunakan common effect model.
Dari dua uji di atas, maka metode
analisis data panel yang
tepat
untuk digunakan adalah common
effect model.
4. Uji Asumsi Klasik
Model regresi yang baik
harus memenuhi asumsi klasik sehingga hasil analisis regresi dapat dikatakan
BLUE (Best Linear Unbiased Estimator). Untuk memenuhi asumsi klasik harus
dilakukan uji multikolinearitas, uji heteroskedastisitas, dan uji autokorelasi.
5. Uji Multikolinearitas
Uji multikolinearitas bertujuan untuk
menguji apakah dalam model regresi ditemukan adanya korelasi yang tinggi atau
sempurna antar variabel independen. Multikolinearitas dapat diuji dengan
menggunakan matriks korelasi. Hasil pengujian multikolinearitas dapat dilihat
pada tabel 4.6 berikut ini.
Tabel
6
Output
Matriks Korelasi
X1 |
X2 |
X3 |
X4 |
|
X1 |
1 |
0.07313686 |
-0.0637034 |
0.10067088 |
X2 |
0.07313686 |
1 |
0.4815382 |
0.21744498 |
X3 |
-0.0637034 |
0.4815382 |
1 |
0.28212861 |
X4 |
0.10067088 |
0.21744498 |
0.28212861 |
1 |
Sumber:� Data diolah dengan Eviews 10
Model regresi yang baik
adalah model dimana variabel-variabel independennya tidak memiliki korelasi
atau hubungan linear antara satu dengan yang lainnya. Output matriks korelasi
di atas menunjukkan bahwa tidak ada gejala multikolinearitas antar variabel independen.
Hal tersebut terlihat dari nilai korelasi antar variabel independen yang tidak
melebihi 0,90.
Selain dengan matriks
korelasi, multikolinearitas dapat dideteksi dengan melihat Variance Inflation
Factor (VIF). Nilai yang umum dipakai untuk menunjukkan adanya
multikolinearitas adalah Tolerance <0,10 atau sama dengan VIF >10
(Ghozali dan Ratmono, 2017). Output VIF dengan Eviews 10 dapat dilihat pada
tabel 4.7 berikut ini.
Tabel 7
Ouput Variance Inflation Factor (VIF)
|
Coefficient |
Uncentered |
Centered |
Variable |
Variance |
VIF |
VIF |
C |
38.88879 |
278.3981 |
NA |
X1 |
0.000479 |
18.05513 |
1.031769 |
X2 |
0.061754 |
9.443571 |
1.329765 |
X3 |
0.046525 |
9.278910 |
1.385519 |
X4 |
4.570388 |
297.8137 |
1.111182 |
Sumber: Data Diolah dengan Eviews
10
Berdasarkan
tabel di atas, nilai centered VIF tidak lebih dari 10 (nilai VIF antara
1,031769 sampai 1,385519). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tidak
terdapat masalah multikolinearitas dalam model regresi.
6. Uji Heteroskedastisitas
Uji
heteroskedastisitas dilakukan untuk menguji apakah dalam model regreasi tidak
terjadi ketidaksamaan varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang
lain (Ghozali dan Ratmono, 2017). Penelitian ini menggunakan Uji White dan Uji
Breusch-Pagan-Godfrey (BPG) untuk mendeteksi ada tidaknya heteroskedastisitas.
Tabel 8
Output Uji White
Heteroskedasticity Test: White |
|
|||
F-statistic |
1.029383 |
Prob. F(14,425) |
0.4224 |
|
Obs*R-squared |
14.43067 |
Prob. Chi-Square (14) |
0.4181 |
|
Scaled explained SS |
81.07550 |
Prob. Chi-Square (14) |
0.0000 |
|
Test Equation: |
|
|
|
|
Dependent Variable: RESID^2 |
|
|
||
Method: Least Squares |
|
|
||
Date: 08/05/21�� Time: 09:28 |
|
|
||
Sample: 1 440 |
|
|
|
|
Included observations: 440 |
|
|
||
Variable |
Coefficient |
Std. Error |
t-Statistic |
Prob. |
C |
-469.5905 |
1492.826 |
-0.314565 |
0.7532 |
X1^2 |
-0.001269 |
0.032019 |
-0.039639 |
0.9684 |
X1*X2 |
0.831156 |
0.397885 |
2.088932 |
0.0373 |
X1*X3 |
0.132608 |
0.371167 |
0.357273 |
0.7211 |
X1*X4 |
-3.097710 |
7.240209 |
-0.427848 |
0.6690 |
X1 |
5.606373 |
21.99863 |
0.254851 |
0.7990 |
X2^2 |
0.997239 |
2.672402 |
0.373162 |
0.7092 |
X2*X3 |
6.095726 |
4.288522 |
1.421405 |
0.1559 |
X2*X4 |
-70.04132 |
48.98278 |
-1.429917 |
0.1535 |
X2 |
114.6283 |
140.5310 |
0.815680 |
0.4151 |
X3^2 |
-2.642677 |
3.286087 |
-0.804202 |
0.4217 |
X3*X4 |
40.69717 |
62.58257 |
0.650296 |
0.5159 |
X3 |
-137.8497 |
181.2812 |
-0.760419 |
0.4474 |
X4^2 |
-3.214368 |
164.9269 |
-0.019490 |
0.9845 |
X4 |
310.1482 |
632.4266 |
0.490410 |
0.6241 |
R-squared |
0.032797 |
Mean dependent var |
60.76416 |
|
Adjusted R-squared |
0.000936 |
S.D. dependent var |
206.2631 |
|
S.E. of regression |
206.1666 |
Akaike info criterion |
13.52874 |
|
Sum squared resid |
18064476 |
Schwarz criterion |
13.66806 |
|
Log likelihood |
-2961.323 |
Hannan-Quinn criter. |
13.58370 |
|
F-statistic |
1.029383 |
Durbin-Watson stat |
1.784754 |
|
Prob(F-statistic) |
0.422430 |
|
|
|
Hasil Uji White
pada tabel 4.8 menunjukkan nilai Obs*R-squared mempunyai nilai probabilitas
Chi-square yang tidak signifikan atau lebih dari 0,05 (nilai p=0,4181). Dengan
demikian dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat heteroskedastisitas dalam model
regresi. Selain Uji White, dapat dilakukan Uji Breusch-Pagan-Godfrey (BPG)
untuk mendeteksi heteroskedastisitas dalam model regresi. Tabel 4.9 merupakan
output Uji BPG dengan program Eviews 10.
Tabel
9
Heteroskedasticity
Test: Breusch-Pagan-Godfrey
������� ���F-statistic |
0.799840 |
Prob. F (4,435) |
0.5257 |
||||||
��������� �Obs*R-squared |
3.212507 |
Prob. Chi-Square (4) |
0.5229 |
||||||
�� �����Scaled explained SS |
18.04876 |
Prob. Chi-Square (4) |
0.0012 |
||||||
Test
Equation: |
|
|
|
||||||
�������������������������������� Dependent
Variable: RESID^2 |
|
|
|||||||
��������������������� Method: Least Squares |
|
|
|||||||
��������������������� Date: 04/26/21�� Time: 16:21 |
|
|
|||||||
��������������������� Sample: 1 440 |
|
|
|
||||||
��������������������� Included observations:
440 |
|
|
|||||||
Variable |
Coefficient |
Std. Error |
t-Statistic |
Prob. |
|||||
C |
70.06528 |
164.2195 |
0.426656 |
0.6698 |
|||||
X1 |
0.276149 |
0.576086 |
0.479355 |
0.6319 |
|||||
X2 |
5.057306 |
6.544030 |
0.772812 |
0.4401 |
|||||
X3 |
-9.143883 |
5.680109 |
-1.609808 |
0.1082 |
|||||
X4 |
-1.965472 |
56.29750 |
-0.034912 |
0.9722 |
|||||
����� R-squared |
0.007301 |
Mean dependent var |
60.76416 |
||||||
���� Adjusted
R-squared |
-0.001827 |
S.D. dependent var |
206.2631 |
||||||
����� S.E.
of regression |
206.4515 |
Akaike info criterion |
13.50931 |
||||||
����� Sum
squared resid |
18540662 |
Schwarz criterion |
13.55575 |
||||||
������ Log
likelihood |
-2967.047 |
Hannan-Quinn criter. |
13.52763 |
||||||
������ F-statistic |
0.799840 |
Durbin-Watson stat |
1.750764 |
||||||
������ Prob(F-statistic) |
0.525744 |
|
|
|
|||||
�������� �F-statistic |
0.799840 |
Prob. F(4,435) |
�0.5257 |
|
|||||
�������� �Obs*R-squared |
3.212507 |
Prob. Chi-Square (4) |
0.5229 |
|
|||||
������� �Scaled explained SS |
18.04876 |
Prob. Chi-Square (4) |
0.0012 |
|
|||||
Test
Equation: |
|
|
|
|
|||||
�������������������������������� Dependent
Variable: RESID^2 |
|
|
|
||||||
��������������������� Method: Least Squares |
|
|
|
||||||
��������������������� Date: 04/26/21�� Time: 16:21 |
|
|
|
||||||
��������������������� Sample: 1 440 |
|
|
|
|
|||||
��������������������� Included observations:
440 |
|
|
|
||||||
Variable |
Coefficient |
Std.
Error |
t-Statistic |
Prob. |
|
||||
C |
70.06528 |
164.2195 |
0.426656 |
0.6698 |
|
||||
X1 |
0.276149 |
0.576086 |
0.479355 |
0.6319 |
|
||||
X2 |
5.057306 |
6.544030 |
0.772812 |
0.4401 |
|
||||
X3 |
-9.143883 |
5.680109 |
-1.609808 |
0.1082 |
|
||||
X4 |
-1.965472 |
56.29750 |
-0.034912 |
0.9722 |
|
||||
������ R-squared |
0.007301 |
Mean dependent var |
60.76416 |
|
|||||
����� Adjusted R-squared |
-0.001827 |
S.D. dependent var |
206.2631 |
|
|||||
������� S.E. of regression |
206.4515 |
Akaike info criterion |
13.50931 |
|
|||||
������ Sum squared resid |
18540662 |
Schwarz criterion |
13.55575 |
|
|||||
������ Log likelihood |
-2967.047 |
Hannan-Quinn criter. |
13.52763 |
|
|||||
��������� F-statistic |
0.799840 |
Durbin-Watson stat |
1.750764 |
|
|||||
������� Prob(F-statistic) |
0.525744 |
|
|
|
|
||||
Hasil
Uji BPG sama dengan Uji White yaitu menunjukkan bahwa tidak terjadi
heteroskedastisitas dalam model regresi.
1. Uji Autokorelasi
Model
regresi yang baik adalah regresi yang bebas dari autokorelasi. Cara untuk
mendeteksi autokorelasi dalam penelitian ini yaitu menggunakan Uji Lagrange
Multiplier (LM Test).
Tabel 10
Output Correlation LM Test
Breusch-Godfrey Serial
Correlation LM Test: |
|
|||
F-statistic |
����� 0.963400 |
��� Prob. F (2,110) |
0.3848 |
|
Obs*R-squared |
����� 2.031350 |
��� Prob. Chi-Square (2) |
0.3622 |
|
Test Equation: |
|
|
|
|
Dependent Variable: RESID |
|
|
||
Method: Least Squares |
|
|
||
Date: 06/04/21�� Time: 16:21 |
|
|
||
Sample: 1 440 |
|
|
|
|
Included observations: 440 |
|
|
||
Presample missing value lagged
residuals set to zero. |
||||
Variable |
���� Coefficient |
����� Std. Error |
t-�� Statistic |
������� Prob. |
C |
���� 1.953950 |
������ 5.465726 |
����� 0.357491 |
������ 0.7209 |
X1 |
���� 0.008816 |
������� 0.019177 |
����� 0.459739 |
������� 0.6459 |
X2 |
���� -0.173220 |
������� 0.218187 |
������ -0.793907 |
������� 0.4277 |
X3 |
���� 0.144187 |
������� 0.189541 |
������ 0.760716 |
������� 0.4472 |
X4 |
���� -0.846835 |
������� 1.874386 |
������ -0.451793 |
������� 0.6516 |
RESID (-1) |
���� 0.035292 |
�������� 0.096557 |
������ 0.365501 |
������� 0.7154 |
RESID (-2) |
���� -0.133447 |
�������� 0.099149 |
������ -1.345924 |
������� 0.1811 |
����� R-squared |
������ 0.236413 |
������ Mean
dependent var |
�������� -1.78E-16 |
|
���� Adjusted
R-squared |
����� 0.225832 |
������ S.D.
dependent var |
��������� 7.804010 |
|
���� S.E. of
regression |
����� 6.866499 |
������� Akaike info
criterion |
��������� 6.706967 |
|
���� Sum
squared resid |
������ 20415.43 |
������� Schwarz criterion |
������� 6.771984 |
|
���� Log
likelihood |
������ -1468.533 |
������� Hannan-Quinn
criter. |
������� 6.732616 |
|
���� F-statistic |
������ 22.34343 |
������� Durbin-Watson
stat |
������� 2.008904 |
|
���� Prob(F-statistic) |
������ 0.000000 |
|
|
|
Dasar
pengambilan keputusan dalam Uji LM yaitu jika nilai Obs*R-squared kurang dari
0,05 maka terjadi autokorelasi dan jika nilai Obs*R-squared lebih dari 0,05
maka tidak terjadi autokorelasi dalam model regresi. Hasil Uji LM di atas
menunjukkan bahwa tidak terjadi autokorelasi karena nilai Obs*R-squared tidak
signifikan secara statistik (nilai p=0,3622).
7. Analisis Data
1) Analisis Regresi Data Panel
Tahap
dalam
penelitian
ini adalah dengan melakukan uji statistik dengan
tingkat keyakinan 95% untuk menguji hipotesis yang
telah dibuat. Berikut adalah
hasil output dari regresi data panel dengan
estimasi menggunakan Common Effect.
Tabel 4.11 merupakan output pengujian regresi metode Panel Least
Square dengan software Eviews 10.
Tabel
11
Output
Regresi Data Panel
Dependent
Variable: Y |
|
|
||
Method:
Panel Least Squares |
|
|
||
Date:
06/05/21�� Time: 11:11 |
|
|
||
Sample:
2015 2019 |
|
|
||
Periods
included: 5 |
|
|
||
Cross-sections
included: 88 |
|
|
||
Total
panel (balanced) observations: 440 |
|
|||
Variable |
������ Coefficient |
������� Std. Error |
���� t-Statistic |
����� Prob. |
C |
������ 10.92757 |
������� 6.236088 |
���� 1.752311 |
����� 0.0804 |
X1 |
������ 0.030591 |
������� 0.021876 |
���� 1.398343 |
����� 0.1627 |
X2 |
������ 0.233095 |
������� 0.248504 |
���� 0.937994 |
������ 0.3488 |
X3 |
������ 0.608366 |
������� 0.215697 |
���� 2.820467 |
������ 0.0050 |
X4 |
������ -4.712264 |
������� 2.137847 |
���� -2.204210 |
������ 0.0280 |
������� R-squared |
������� 0.327161 |
���� Mean dependent
var |
������� 2.853797 |
|
���� Adjusted R-squared |
������ 0.248528 |
���� S.D. dependent
var |
������ 7.951346 |
|
����� S.E. of regression |
������ 7.839808 |
��� Akaike info
criterion |
������� 6.967604 |
|
���� Sum squared resid |
������� 26736.23 |
����� Schwarz
criterion |
������ 7.014045 |
|
���� Log likelihood |
�������� -1527.873 |
������ Hannan-Quinn
criter. |
������ 6.985925 |
|
����� F-statistic |
������� 4.145073 |
������� Durbin-Watson
stat |
������ 0.888551 |
|
Prob(F-statistic) |
0.002631 |
|
|
|
Berdasarkan
tabel tersebut, persamaan regresi dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
Y = 10,92757 +0,0305591X1it + 0,233095X2it +
0,608366X3it � 4,712264X4it + ϵit
2)
Uji
F
Uji
F merupakan tahapan awal mengidentifikasi model regresi yang diestimasi layak
digunakan untuk menjelaskan pengaruh variabel-variabel bebas terhadap variabel
independen atau tidak. Dasar pengambilan keputusan Uji F yaitu apabila nilai
probabilitas F hitung lebih keci dari tingkat kesalahan 0,05 maka dapat
dikatakan bahwa model regresi yang diestimasi layak. Hasil Uji F pada tabel
4.12 menunjukkan bahwa nilai probabilitas F (statistic) sebesar 0,002631 lebih
kecil dari tingkat signifikansi 0,05. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa
model regresi yang diestimasi layak digunakan untuk menjelaskan pengaruh
kepemilikan keluarga (X1), dewan komisaris (X2), dewan direksi (X3), dan komite
audit (X4) terhadap kinerja perusahaan (Y)
3)
Koefisien
Determinasi
Koefisien
determinasi menjelaskan variasi pengaruh variabel-variabel bebas terhadap
variabel terikat. Nilai koefisien determinasi dapat diukur dari nilai Adjusted
R-Square. Nilai adjusted R-square pada tabel 4.12 adalah 0,248258 yang
menunjukkan bahwa 24,825% variasi kinerja perusahaan (Y) dapat dijelaskan oleh
variasi variabel kepemilikan keluarga (X1), dewan komisaris (X2), dewan direksi
(X3), dan komite audit (X4), sedangkan 75,175% dijelaskan oleh variabel lain di
luar model.
8. Hasil Pengujian dan Pembahasan
Hipotesis
Penelitian
ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja
perusahaan keluarga dengan mengembangkan empat hipotesis. Pengujian hipotesis
dalam penelitian ini menggunakan tingkat keyakinan 95% dan tingkat kesalahan (alpha) 5%. Apabila nilai signifikansi
probabilitas lebih kecil dari tingkat kesalahan 0,05 maka dapat dikatakan bahwa
variabel independen berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen
(hipotesis diterima), sedangkan apabila nilai signifikansi probabilitas lebih
besar dari tingkat kesalahan 0,05 maka dapat dikatakan bahwa variabel
independen tidak berpengaruh terhadap variabel dependen (hipotesis ditolak).
Hasil pengujian hipotesis dalam penelitian ini dapat dilihat pada tabel 4.12
berikut.
Tabel
12
Ringkasan
Hasil Pengujian Hipotesis
No. |
������ Variabel Penelitian |
���� Koefisien |
���� Probabilitas |
�� Simpulan |
1. |
Kepemilikan
keluarga (X1) |
������ 0.030591 |
�������� 0.1627 |
���������� H1 tidak terdukung |
2. |
Dewan
komisaris (X2) |
����� �0.233095 |
����� 0.3488 |
��������� H2 tidak terdukung |
3. |
���������� Dewan Direksi (X3) |
������ 0.608366 |
������ 0.0050 |
���������� H3 terdukung |
4. |
��������� Komite Audit (X4) |
�������� -4.712264 |
�0.0280 |
���������� H4 tidak terdukung |
Sumber: Hasil Pengolahan Data Eviews 10
Kesimpulan
Penelitian yang telah
dilakukan ini bertujuan untuk menganalisis beberapa faktor yang berimfact
langsung terhadap kinerja perusahaan keluarga dengan mengembangkan 4 pengujian.
Dalam pengujian ini menggunakan sekitar 95% keyakinan dan 5% kesalahan. Hal ini
dapat menyimpulkan bahwa jika nilai signifikansi probilitas lebih kecil dari
kesalahan maka dapat menyebabkan variabel independen ini sangat berpengaruh
variabel dependen. Dan apabila nilai signifikansi probabilitas lebih besar dari
tingkat kesalahan 0,05 maka dapat dikatakan bahwa variabel independen tidak
berpengaruh terhadap variabel dependen.
BIBLIOGRAFI
Alfiah, D. N. (2022).
Laporan Kuliah Kerja Magang (Kkm) Penerapan Prinsip Good Corporate
Governance Pada Badan Pusat Statistik (Bps) Kota Mojokerto.
Aljana, B. T., &
Purwanto, A. (2017). Pengaruh Profitabilitas, Struktur Kepemilikan Dan Kualitas
Audit Terhadapmanajemen Laba (Studi Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar
Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2013-2015). Diponegoro Journal Of Accounting,
6(3), 207�221.
Daniri, M. A. (2014). Lead
By Gcg.
Devani, V., & Setiawarnan,
A. (2015). Pengukuran Kinerja Perusahaan Dengan Menggunakan Metoda Balanced
Scorecard. Jurnal Sains, Teknologi Dan Industri, 13(1), 83�90.
Effendi, M. A. (2009).
The Power Of Good Corporate Governance: Teori Dan Implementasi. Jakarta:
Salemba Empat.
Hisamuddin, N. (2015).
Pengaruh Good Corporate Governance Terhadap Kinerja Keuangan Bank Umum Syariah.
Jurnal Akuntansi Universitas Jember, 10(2), 109�138.
Indriantoro, N., &
Supomo, B. (2002). Metodologi Penelitian Bisnis: Untuk Akuntansi & Manajemen.
Pratiwi, F. L.,
Susilawati, R. A. E., & Purwanto, N. (2016). Analisis Mekanisme Good
Corporate Governance Terhadap Manajemen Laba Pada Perusahaan Yang Terdaftar Di
Bei. Jurnal Riset Mahasiswa Akuntansi, 4(1).
Primadhanny, R. (2016).
Pengaruh Struktur Kepemilikan Terhadap Struktur Modal Pada Perusahaan Sektor
Pertambangan Yang Tercatat Di Bei Periode 2010-2014. Jurnal Ilmu Manajemen,
4(3), 1�9.
Putri, H. D. (2016). Pengaruh
Good Corporate Governance Terhadap Manajemen Laba Dengan Tax Planning Sebagai
Variabel Intervening Pada Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek
Indonesia (Periode 2010-2014).
Rahmawati, H. I.
(2013). Pengaruh Good Corporate Governance (Gcg) Terhadap Manajemen Laba Pada
Perusahaan Perbankan. Accounting Analysis Journal, 2(1).
Santoso, R. (2017). Analisis
Implementasi Good Corporate Governance (Gcg) Dan Corporate Social
Responsibility (Csr) Pada Bank Umum Syariah. Stie Perbanas Surabaya.
Sari, R. A. (2012).
Pengaruh Karakteristik Perusahaan Terhadap Corporate Social Responsibility
Disclosure Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia. Nominal:
Barometer Riset Akuntansi Dan Manajemen, 1(2), 124�140.
Setyawan, R. R., &
Christian, A. R. (2022). Perbandingan Kinerja Keuangan, Struktur Modal, Dan
Nilai Perusahaan Pada Perusahaan Keluarga Dan Perusahaan Non-Keluarga. Jurnal
Fokus Manajemen Bisnis, 12(2), 151�159.
Sukasih, A., &
Sugiyanto, E. (2017). Pengaruh Struktur Good Corporate Governance Dan Kinerja
Lingkungan Terhadap Pengungkapan Corporate Social Responsibility (Studi Pada
Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Indonesia Periode 2011-2015). Riset
Akuntansi Dan Keuangan Indonesia, 2(2), 121�131.
Valentino, V., &
Juniarti, J. J. (2017). Pengaruh Struktur Kepemilikan Keluarga Dan Kinerja
Perusahaan Pada Sektor Pertambangan. Business Accounting Review, 5(2),
613�624.
Wulandari, F.,
Masripah, M., & Widyastuti, N. P. E. (2020). Identifikasi Kualitas Audit
Pada Hubungan Kompensasi Eksekutif Dan Capital Intensity Terhadap Penghindaran
Pajak. Prosiding Biema (Business Management, Economic, And Accounting
National Seminar), 1, 569�586.
Copyright holder: Rudiawan Noor Aliamsyah, Elen Puspitasari (2022) |
First publication right: Syntax Literate: Jurnal
Ilmiah Indonesia |
This article is licensed under: |