���� Syntax
Literate : Jurnal Ilmiah Indonesia p�ISSN: 2541-0849
e-ISSN :
2548-1398
Vol. 5,
No.4 April 2020
Penyuluhan Program Pengembangan Ekowisata Mangrove Desa Ambulu Kecamatan Losari Kabupaten Cirebon
Tatit Konitat, Nurdiyanto
dan Fathur Rohman R
Universitas Swadaya Gunung Jati Cirebon
Email: [email protected],[email protected] dan [email protected]
Abstract
The lecturer service was carried out in
Ambulu Village, Losari District, Cirebon Regency. The
purpose of this activity is to increase public awareness of the importance of
the environment, Promote Mangrove tourism sites and Increase community
potential. The agenda in community service activities are Socialization,
Mangrove Ecotourism Development, Monitoring and Evaluation, Reporting and
Publication. The socialization activity was carried out on January 20, 2020, in
Ambulu Village, Losari District, Cirebon Regency. In
this socialization, activity explained about the development of mangrove
ecotourism. The number of participants who attended was 20 people. Monitoring
activities are carried out after socialization has
been completed. The indicators of the results of monitoring and evaluation are:
Socialization is carried out well, the community and stakeholders participate
in and respond to activities as well as understanding the material about the
development of mangrove ecotourism, the design of a mangrove ecotourism
location plan that makes it easy for visitors and trash bins with shades of go
green.
Keywords:
Community Service,
Socialization, Ecotourism Development, Mangroves
Abstrak
Pelaksanaan pengabdian dosen dilaksanakan di Desa Ambulu Kecamatan Losari Kabupaten Cirebon. Tujuan dari kegiatan ini adalah Meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya lingkungan, Mempromosikan tempat wisata Mangrove dan Meningkatkan potensi masyarakat. Adapun agenda dalam kegiatan pengabdian pada masyarakat adalah: Sosialisasi, Pengembangan Ekowisata Mangrove, Monitoring dan Evaluasi, Pelaporan dan Publikasi. Kegiatan sosialisasi dilaksanakan pada tanggal 20 Januari 2020 di Desa Ambulu Kecamatan Losari Kabupaten Cirebon. Dalam kegiatan sosialisasi ini dijelaskan tentang pengembangan ekowisata mangrove. Adapun jumlah peserta yang hadir adalah 20 orang. Kegiatan monitoring dilakukan setelah selesai dilakukan sosialisasi. Adapun indikator hasil monitoring dan Evaluasi adalah: Sosialisasi dilaksanakan dengan baik, Masyarakat dan stakeholders mengikuti dan merespon kegiatan serta pemahaman materi tentang pengembangan ekowisata mangrove, desain denah lokasi ekowisata mangrove yang memudahkan untuk para pengunjung dan tempat sampah dengan nuansa go green.
Kata kunci: Pengabdian Masyarakat,
Sosialisasi, Pengembangan Ekowisata, Mangrove.
Pendahuluan
Desa Ambulu berada di Kecamatan Losari Kabupaten Cirebon.� Luas wilayah desa Ambulu menurut penggunaannya yaitu 536.110 ha/m, luas tanah pemukiman 54.045 ha/m2, luas area tambak 464.429 ha/m, luas perkebunan 15.978 ha/m2, luas tanah kuburan 1.658 ha/m2. Desa Ambulu merupakan tempat di ujung utara Kecamatan Losari dengan batas-batas wilayah berikut ini:
Sebelah
Utara�� �� :
�� Berbatasan dengan Desa
Tawangsari dan Laut Jawa
Sebelah
Selatan � : �� Berbatasan dengan Desa Kalisari, Panggangsari, Kecamatan
Losari
Sebelah
Barat ���� :
�� Berbatasan dengan Desa
Melakasari, Kecamatan Gebang
Sebelah
Timur� ���: �� Berbatasan dengan Desa Kalisari,
Kalirahayu, Kecamatan Losari
Desa Ambulu memiliki banyak potensi sumber daya wisata namun belum dimanfaatkan secara maksimal. BUMDes Desa Ambulu ikut aktif dalam mengembangkan potensi sumberdaya pesisir yang ada di Desa Ambulu. Ketersediaan sumberdaya manusia yang mengelola ekowisata mangrove masih kurang sehingga perlu dikembangkan. Dengan kegiatan pengabdian kepada masyarakat sekitar Desa Ambulu Kecamatan Losari Kabupaten Cirebon diharapkan dapat: meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya lingkungan dan membuat daya tarik lokasi ekowisata.
Ekosistem sendiri adalah tatanan kesatuan yang sangat kompleks. Dalam tatanan tersebut terdapat hewan, habitat, dan tumbungan yang hidup dan dipertimbangkan sebagai satu kesatuan yang utuh (Ritci, 2017).
����������� Ekosistem mangrove merupakan formasi dari tumbuhan yang spesifik, dan umumnya dijumpai tumbuh dan berkembang pada kawasan tepi pantai yang dipengaruhi pasang surut air laut (Utomo, Budiastuty, & Muryani, 2017). Pada garis pantai dan daratan, hutan mangrove diantaranya bermanfaat sebagai pelindung terhadap gelombang dan angin, penahan intrusi air laut dan penahan lumpur serta perangkap sedimen. Mangrove merupakan tumbuhan daratan berupa semak-semak belukar dan pohon-pohon yang bertahan hidup dengan beradaptasi pada kondisi air asin. Hutan mangrove merupakan salah satu ekosistem yang berada pada muara sungai. Mangrove dapat tumbuh pada daerah endapan lumpur yang berhubungan langsung dengan pasang surut air laut.
����������� Manfaat Hutan
mangrove memiliki berbagai potensi baik secara ekologi maupun ekonomi. Secara ekologi, hutan mangrove berfungsi sebagai daerah asuhan,
pemijahan dan pembesaran juvenil, sebagai penahan abrasi dan intrusi air laut,
sebagai penyedia unsur hara, serta sebagai habitat berbagai jenis burung.
Manfaat hutan mangrove lainnya adalah sebagai filter dan perangkap polutan,
penstabil pesisir dan perlindungan terhadap badai. Hutan
mangrove juga memiliki fungsi ekonomi sebagai penyedia kayu, ekowisata, lahan
budidaya dan penyedia protein hewani (ikan, udang dan kepiting). Hutan mangrove penting
untuk menghindari abrasi pantai, menyaring air dan menyimpan telur-telur ikan
dan udang.
����������� Manfaat yang diberikan bukan hanya dibidang lingkungan, tetapi juga
pada bidang sosial ekonomi. Beberapa manfaat dari hutan mangrove seperti
melindungi pantai dari erosi dan abrasi, mencegah intrusi air laut, sebagai
tempat tinggal hewan air, potensi edukasi dan tempat wisata, dan mitigasi perubahan iklim melalui penyerapan CO�2
dari udara sebagai mitigasi pemanasan global (Senoaji & Hidayat, 2016). Permanfaatan kawasan mangrove untuk
dikembangkan menjadi salah satu kawasan ekowisata merupakan alternative
pemanfaatan yang sangat rasional diterapkan di kawasan pesisir karena dapat
memberi manfaat ekonomis dan jasa lingkungan tanpa mengeksploitasi mangrove (Karlina, 2015).
Ekowisata mangrove Caplok
Barong di Kecamatan Losari Kabupaten Cirebon memiliki potensi keaslian,
keindahan dan kenyamanan, kebersihan dan keamanan untuk dapat dikembangkan
sebagai kawasan ekowisata dan menjadi salah satu daerah tujuan obyek wisata
alam masyarakat Cirebon dan sekitarnya. Kekhasan yang ada pada ekosistem mangrove merupakan
sumberdaya alam yang sangat berpotensi untuk dijadikan sebagai tempat kunjungan
wisata. Upaya yang
optimal dalam pengembagan pariwisata adalah dengan mengembangkan konsep
ekowisata yang ada. Wisata yang dilakukan dalam konteks ekowisata
memiliki bagian yang tidak terpisahkan dengan upaya-upaya konservasi,
pemberdayaan ekonomi lokal dan saling menghargai perbedaan kultur
atau budaya (Mohammad Basyuni dkk, 2016). Potensi pengembangan ekowisata
mangrove dapat ditinjau dari segi aspek : daya tarik, persepsi dan nilai
ekonomi (Mukhlisi, 2017). Daya tarik wisata mangrove menjadi
keunikan dan ciri khas yang ada pada ekowisata tersebut. Persepsi dan pandangan masyarakat serta
pengunjung dapat dilakukan dengan penilaian dan evaluasi terhadap hasil
kepuasan kunjungan dan pemberdayaan masyarakat setempat. Nilai ekonomi dapat menentukan pengembangan ekowisata mangrove
dengan aspek pendapatan, pembayaran dan fasilitas yang ada.
Metode Penelitian
Metodologi penelitian dilakukan dengan
mengumpulkan data. Proses pengumpulan data dilakukan dengan cara observasi dan studi lapangan. Data yang diperoleh akan
dianalisis untuk
mengetahui kebutuhan dalam dalam penyelesaian masalah.
Observasi dilakukan dengan
pengamatan langsung untuk mendapatkan data kegiatan. Teknik ini menuntut adanya
pengamatan dari peneliti baik secara langsung ataupun tidak langsung terhadap
objek penelitian. Dalam observasi ini peneliti melakukan pencarian data yang
berkaitan dengan desain pengembangan ekowisata, melaksanakan sosialisasi kepada masyarakat
dengan cara penyuluhan tentang pengembangan ekowisata.
Hasil dan Pembahasan
Kegiatan
sosialisasi dilaksanakan pada tanggal 20 Januari 2020 di Desa Ambulu Kecamatan
Losari Kabupaten Cirebon. Dalam kegiatan sosialisasi ini dijelaskan tentang
pengembangan ekowisata mangrove. Adapun jumlah peserta yang hadir adalah 20
orang.
Gambar 1
Sosialisasi dengan pihak desa
�� Gambar 2
��� Sosialisasi
Pengembangan Ekowisata Mangrove
Desain
denah ekowisata mangrove Caplok Barong dibuat dengan bantuan program google
map, arc gis dan corel draw. Desain denah ekowisata dirancang setelah
berdiskusi dengan pengelola ekowisata mangrove
����� Gambar 3
Konsep Desain Denah Ekowisata Mangrove
Disamping
itu tempat sampah yang disediakan di lokasi ekowisata mangrove dirancang dengan
kaidah go green. Penempatan jenis
sampah harus sesuai dengan tempat sampah yang sudah disediakan yaitu
diperuntukan untuk sampah jenis organik dan anorganik.
����� Gambar 4
Konsep Desain Tempat Sampah Bernuansa Go Green
Untuk kegiatan monitoring dilakukan setelah sosialisasi dilaksanakan. Adapun indikator hasil monitoring dan
Evaluasi adalah :
1.
Keberhasilan : Berhasil
2.
Indikator Keberhasilan ���� :
a. �Sosialisasi
dilaksanakan dengan baik.
b. Masyarakat dan stakeholders mengikuti
dan merespon kegiatan serta pemahaman ��materi tentang pengembangan
ekowisata mangrove.
Kesimpulan
1.
Dari kegiatan sosialisasi, seluruh stakeholder merespon kegiatan
pengabdian masyarakat ini tentang pengembangan ekowisata mangrove.
2.
Pembuatan desain denah lokasi ekowisata mangrove dilakukan dengan bantuan
program google map, arc gis dan corel draw.
3.
Pengadaan tempat sampah untuk di lokasi ekowisata mangrove dirancang
dengan konsep go green.
4.
Monitoring dan Evaluasi dilaksanakan setelah kegiatan sosialisasi selesai
dilaksanakan.
BIBLIOGRAFI
Karlina, E. (2015). Strategi Pengembangan Ekowisata
Mangrove Di Kawasan Pantai Tanjung Bara, Kutai Timur, Kalimatan Timur. Jurnal
Penelitian Hutan Dan Konservasi Alam, 12(2), 191�208.
Mukhlisi, M. (2017). Potensi Pengembangan Ekowisata
Mangrove Di Kampung Tanjung Batu, Kecamatan Pulau Derawan, Kabupaten Berau
(Potential Development of Mangrove Ecotourism in Tanjung Batu Village, Derawan
Island District, Berau Regency). Jurnal Manusia Dan Lingkungan, 24(1),
23�30.
Ritci, P. (2017). Penerapan Peraturan Menteri
Perhubungan No. 4 Tahun 2005 Untuk Melaksanakan Pencegahan Polusi Laut Jenis
Minyak Sebagai Upaya Untuk Menjaga Ekosistem Peraian Indonesia. Syntax
Literate; Jurnal Ilmiah Indonesia, 2(5), 140�150.
Senoaji, G., & Hidayat, M. F. (2016). Peranan
Ekosistem Mangrove Di Kota Pesisir Bengkulu Dalam Mitigasi Pemanasan Global
Melalui Penyimpanan Karbon (the Role of Mangrove Ecosystem in the Coastal City
of Bengkulu in Mitigating Global Warming Through Carbon Sequestration). Jurnal
Manusia Dan Lingkungan, 23(3), 327�333.
Utomo, B., Budiastuty, S., & Muryani, C. (2017).
Strategi Pengelolaan Hutan Mangrove Di Desa Tanggul Tlare Kecamatan Kedung
Kabupaten Jepara. Jurnal Ilmu Lingkungan, 15(2), 117�123.