Syntax
Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia p�ISSN: 2541-0849 e-ISSN: 2548-1398
Vol.
7, No. 12,
Desember 2022
ISOLASI,
IDENTIFIKASI, DAN KARAKTERISASI Pediococcus
spp. DAN Lactobacillus spp. DARI
SALURAN PENCERNAAN ENTOK (Cairina
moschata) SEBAGAI KANDIDAT PROBIOTIK UNGGAS
Khairunnisah,
Fatimah Azh Zhahro Bagis, Fitri Andriani, Khairil Anwar, Zaid AL Gifari, Anwar
Rosyidi, Muhamad Ali
Universitas
Mataram, Indonesia
Email:
[email protected]
Abstrak
Probiotik
merupakan mikroorganisme hidup yang dapat berguna untuk meningkatkan
produktivitas ternak baik kecernaan pakan maupun kesehatan. Saluran pencernaan
merupakan salah satu sumber probiotik. Bakteri asam laktat (BAL) merupakan
mikroorganisme yang banyak dimafaatkan sebagai probiotik untuk ternak unggas dan
mempunyai keunggulan mampu menghasilkan enzim ekstraseluler. Penelitian ini
dilakukan dengan mengisolasi bakteri dari saluran pencernaan Entok (Cairina
moschata) untuk mendapatkan bakteri asam laktat dari genus Pediococcus spp. dan
Lactobacillus spp. sebagai kandidat probiotik unggas. Isolasi dilakukan dengan
mengambil isi dalam pada saluran pencernaan kemudian diencerkan dengan
pengenceran bertingkat dan dibiakkan dengan metode pour plate pada media MRS.
Kemudian dipilih koloni bakteri yang berbeda untuk isolasi lebih lanjut. Isolat
bakteri diambil dari 3 sumber yakni proventrikulus, duodenum, dan ileum.
Identifikasi dilakukan secara morfologi dan fisiologi. Identifikasi morfologi
meliputi identifikasi koloni bakteri dan sel bakteri. Identifikasi secara fisiologi
dilakukan dengan uji katalase, pembentukan gas H2S, produksi indol, motilitas,
dan kemampuan memfermentasi karbohidrat. Kakteristik bakteri Pediococcus spp.
dan Lactobacillus spp. sebagai kandidat probiotik unggas dilihat kemampuan
menghasilkan enzim fitase dan protease, serta aktivitas antimikroba patogen
Escherichia coli ATCC 25922 dan Staphylococcus aureus. Berdasarkan hasil
identifikasi secara morfologi, fisiologi, kemampuan dalam menghasilkan enzim
fitase dan protease, serta aktivitas antimikroba 5 isolat untuk identifikasi
berdasarkan gen sekuen 16S rRNA. Hasil sekuensing menunjukkan isolat D3
merupakan Pediococcus pentosaceus strain AM26, isolat P2 merupakan Pediococcus
pentosaceus strain L1, dan isolat M1S dan M8S merupakan Lactobacillus salivarius
strain RBL73, serta M3S merupakan Lactobacillus salivarius strain 2968.
Kata
Kunci:
isolasi, entok, Pediococcus spp., Lactobacillus spp. probiotik,� bakteri asam laktat.
Abstract
Probiotics are
live microorganisms that can be useful for increasing livestock productivity,
both feed digestibility and health. The digestive tract is one of the sources
of probiotics. Lactic acid bacteria (LAB) is a microorganism that is widely
used as probiotics for poultry and has the advantage of being able to produce
extracellular enzymes. This study was conducted by isolating bacteria from the
Digestive Tract of Entok (Cairina moschata) to obtain lactic acid bacteria,
namely Pediococcus spp. and Lactobacillus spp.�
as a candidate for poultry probiotics. Isolation is carried out by
taking the deep contents of the gastrointestinal tract then diluted with
stratified dilution and bred by the pour platemethod on MRS media. Then
different colonies of bacteria are selected for further isolation. Bacterial
isolates are taken from 5 sources, namely proventriculus, duodenum, ileum,
cecum, and empedal. Identification is carried out morphologically and
physiologically. Morphological identification includes the identification of
colonies of bacteria and bacterial cells. Physiological identification is
carried out by catalase tests, H2 S gas formation, indole production, motility,
and the ability to ferment carbohydrates. Characteristics Pediococcus spp. and
Lactobacillus spp.� as a poultry
probiotic candidate seen in the ability to produce phytase and protease
enzymes, as well as the antimicrobial activity of pathogenic Escherichia coli
ATCC 25922 and Staphylococcus aureus.�
Based on the results of identification in morphology, physiology, ability
to producephytase and protease enzymes, as well as antimicrobial activity, 4
isolates were selected for identification based on the 16S� rRNA sequence gene. The sequencing results
showed that the D3 isolate was Pediococcuspentosaceus strain AM 26, P2 isolate
was Pediococcuspentosaceus strain L1, the isolate MIS and M8S was Lactobacillus
salivarius strain RBL73, and the isolate M3S was Lactobacillus salivarius
strain 2968.
Keywords: isolation,
entok, Pediococcus spp., probiotics, lactic acid bacteria.
Pendahuluan
Mikroorganisme yang terdapat dalam saluran
pencernaan unggas berperan penting dalam berbagai genus mikroflora bagi
kehidupan makhluk hidup. Keseimbangan antara mikroba-mikroba yang menguntungkan
dan merugikan dalam saluran pencernaan harus diperhatikan agar produktivitas
ternak tidak menurun. (Soeharsono, 2010), menjelaskan
bahwa keseimbangan mikroba tercapai bila saluran pencernaan didominasi oleh
kelompok bakteri non patogen. Pengaruh dominasi bakteri indigenous atau asli
pada saluran pencernaan yang sering disebut �Friendly bacteria� menandakan
bahwa pencernaan dalam kondisi sehat. Salauran pencernaan yang sehat merupakan
pendukung utama kesehatan tubuh ternak secara keseluruhan. Sehingga dapat
dikatakan bahwa keseimbangan mikroba dalam saluran pencernaan memiliki peranan
penting dalam menjaga kesehatan ternak. Salah satu cara memodifikasi
keseimbangan mikroba dalam saluran pencernaan adalah dengan pemberian pakan
tambahan (feed additive).
Probiotik merupakan
mikroorganisme yang non-patogen yang hidup dapat memberikan dampak positif bagi
inangnya apabila diberikan dalam jumlah yang cukup � (Watson
dan Preedy, 2015) .
Mikroba yang berpotensi dijadikan probiotik adalah kelompok bakteri asam laktat
(BAL). BAL memiliki kemampuan untuk merombak senyawa komplek menjadi sederhana
dan menjadikannya asam laktat. Produk asam dapat menghambat pertumbuhan mikroba
patogen (Natalia
dan Priadi, 2006).
Hal ini menjadi salah satu karakteristik kandidat bakteri untuk dijadikan
probiotik. (Rahayu
et al., 2004)
menjelaskan bahwa,� pertumbuhan
Salmonella dan Staphylococcus aureus dapat dihambat apabila pada bahan terdapat
BAL. Selain menghambat pertumbuhan patogen, probiotik juga mampu menyeimbangkan
mikroflora, meningkatkan efisiensi penyerapan pakan, dan meningkatkan daya
tahan tubuh apabila diberikan pada ternak unggas (Salminen
dan Loveren, 2012).
Dilaporkan oleh (Rehman
et al (2020),
penggunaan probiotik pada ternak unggas dapat meningkatkan produktivitas dan
kesehatan ternak. Pemanfaatan probiotik juga untuk meningkatkan kecernaan
pakan.
Salah satu bakteri
kelompok BAL ialah Pediococcus. dan Lactobacillus� Bakteri bakteri Pediococcus biasa digunakan
pada industri pangan untuk pengolahan daging. Namun selain itu, pengguanaan
bakteri Pediococcus pada beberapa penelitian menunjukkan kemampuan untuk
dijadikan probiotik. Penelitian yang dilakukan oleh (Wijayanto,
2014)
dan (Edi,
2017)
membuktikan bahwa pemberian P. Pentosaceus mampu meningkatkan konsumsi pakan
dan menurunkan angka konversi pakan pada ayam pedanging. Menurut (Sumarsih
(2012),
tidak semua bakteri asam laktat dapat menjadi probiotik. Bakteri asam laktat
yang menjadi probiotik yakni dapat berguna sebagai suplemen pakan dan bermanfaat
bagi kesehatan ternak. Hal tersebut menunjukkan bahwa bakteri dari genus
Lactobacillus berdampak positif dalam mempengaruhi peningkatan kesehatan karena
mampu menstimulasi respon imun dan menghambat patogen serta kemampuan
Lactobacillus dalam menghambat pertumbuhan bakteri patogen, merangsang
pembentukan antibodi.
Berbagai banyak sumber
bakteri probiotik, salah satunya pada saluran pencernaan entok. Entok (Cairina
moschata) merupakan ternak pedaging yang paling besar dibanding itik lain, yang
memiliki lemak karkas lebih rendah dari itik, tahan terhadap penyakit yang
biasa menyerang unggas, dan memiliki kemampuan adaptasi yang tinggi (Tanwiriah,
2011).
Berdasarkan uraian tersebut, maka penelitian ini dilakukan bertujuan untuk
mengidentifikasi dan mengetahui kemampuan Pediococcus spp. dan Lactobacillus
spp.� dalam menghidrolisis asam fitat dan
protein, serta aktivitas antimikroba yang diisolasi dari saluran pencernaan
entok terhadap E. coli dan S. aureus.
Metode Penelitian
Penelitian ini diawali
dengan mengisolasi dari saluran pencernaan entok yang berumur � 9 bulan pada
organ proventrikulus, duodenum, dan ileum. Isi organ-organ tersebut dimasukkan
pada PBS steril dan diencerkan dengan teknik pengenceran berseri. Dilakukan 4
kali pengenceran yaitu 10-1, 10-2, 10-3, dan 10-4 dengan masing-masing tabung
berisi larutan PBS (Phosphate Buffered Saline) 9 mL. Kemudian ditumbuhkan pada
MRS padat menggunakan metode pour plate dan diinkubasi selama 24 jam dengan
suhu 37� C secara anaerob. Kemudian dilanjutkan dengan pengamatan morfologi
koloni bakteri. Selanjutkan identifikasi dilanjutkan dengan pengecatan gram, uji
katalase, uji pada media SIM, uji kemampuan fermentasi glukosa, uji kemampuan
enzimatis (fitase dan protease), dan uji kemampuan aktivitas antimikroba.
Setelah serangkaian pengujian yang dilakukan 4 isolat terbaik dipilih untuk
dilanjutkan untuk sekuensing dengan gen 16S rRNA.
Hasil dan Pembahasan
Isolasi
dan Identifikasi Bakteri
Pengambilan bakteri dari lingkungan asal yang
kemudian dibiakkan pada medium buatan disebut isolasi. Isolasi pada penelitian
ini menggunakan media selektif yakni MRS (de Man Rogosa Shaped). Isolat bakteri
bersumber dari saluran pencernaan entok (Cairina moschata). Bakteri diisolasi
dari 3 sumber organ yaitu 1) proventrikulus; 2) duodenum; dan 3) ileum.
Selanjutnya isolat diidentifikasi secara morfologi dan fisiologi yang disajikan
pada Tabel 1 dan Tabel 2.
Identifikasi isolat dilakukan dengan dua cara yakni
secara morfologi dan fisiologi. Identifikasi morfologi meliputi pengamatan
secara makroskopis dan mikroskopis. Pengamatan makroskopis dilakukan dengan
melihat bentuk koloni, warna, tepian, dan sudut elevasi dari koloni yang tumbuh
pada media agar (Ibrahim et al., 2017). Proses ini merupakan tahapan awal untuk membedakan
antar koloni campuran untuk memperoleh biakan murni (single colony). Penelitian
yang dilakukan (Rina et al. (2020) menunjukkan karakteristik morfologi bakteri asam
laktat yang diisolasi dari saluran pencernaan entok yaitu memiliki bentuk bulat
atau bergerigi, permukaan datar atau cembung, warna putih atau krim.��
Identifikasi secara mikroskopis dibantu dengan mikroskop. Identifikasi ini dilakukan dengan pewarnaan Gram pada bakteri untuk melihat Gram dan morfologi sel bakteri (Ibrahim et al., 2017). Bakteri Gram positif ditandai dengan warna ungu dari zat warna gentian violet yang dapat dipertahankan. Warna ungu tersebut mampu dipertahankan karena pada dinding sel bakteri Gram positif mengandung peptidoglikan (Dheta, 2019). Peptidoglikan yang tebal pada dinding sel bakteri menyerap zat warna pertama walaupun dilunturkan dengan etanol. Sehingga zat warna selanjutnya (safranin) tidak dapat terserap dan warna sel bakteri akan tetap berwarna seperti zat pewarna pertama (Ibrahim et al., 2017). Identifikasi secara fisiologis meliputi uji katalase, uji indol, motilitas, dan uji kemampuan bakteri dalam memfermentasi karbohidrat (Yulvizar, 2013; Laily et al., 2013). Hasil uji katalase pada penelitian ini menunjukkan 2 isolat (D3 dan P2) dan 3 isolat (M1S, M3S, dan M8S) tidak memiliki aktifitas� katalase. Aktivitas enzim katalase ditunjukkan� dengan terbentuknya gelembung gas.� Bakteri asam laktat� tidak memproduksi enzim katalase yang dapat mengubah �hidrogen peroksida dan oksigen (Dheta, 2019). Identifikasi secara fisiologis dilanjutkan dengan� uji pada media SIM (sulfide indol motility). Menurut (Herdian et al, 2018), karakteristik bakteri asam laktat yang cocok dijadikan bakteri probiotik adalah Gram positif, katalase negatif, bentuk batang atau bulat, dan non-motil. Hasil pada media SIM menunjukkan seluruh isolat tidak memproduksi gas H2S, tidak membentuk indol, dan non-motil.
Identifikasi selanjutnya dilakukan dengan melihat
kemampuan bakteri untuk memfermentasi gula. Hasil uji fermentasi gula dari
bakteri asam laktat yang sebagian teridentifikasi dari genus Pediococcus spp.
menunjukkan isolat (D3, P2,) mampu memfermentasi laktosa, arabinosa, maltosa,
dan glukosa tanpa menghasilkan gas, sedangkan uji fermentasi gula dari bakteri
yang terindentifikasi dari genus Lactobacillus spp. isolat (MIS, M3S DAN M8S)
menunjukkan hasil yang sama bahwa mampu menfermentasi glukosa, sukrosa,
maltosa, laktosa, arabinosa tetapi tidak dapat memfermentasi ramnosa. Penelitian
yang dilakukan (Sujaya et al. (2001) mendapatkan hasil bahwa Pediococcus sp. tidak mampu memfermentasi
laktosa. Namun penelitian� yang
dilakukan� (Porto et al (2017) menerangkan bahwa Pediococcus pentosaceus JCM 5890 mampu memfermentasi
laktosa.
Hasil identifikasi morfologi bakteri
saluran pencernaan entok
No. |
Kode Isolat |
Sumber Isolat |
Morfologi Koloni |
Morfologi Sel |
|
|||||
Margin |
Permukaan |
Ukuran |
Warna |
Gram |
Bentuk Sel |
|||||
1. |
D3 |
Duodenum |
Bergerigi |
Datar |
Kecil |
Putih |
+ |
Bulat |
||
2. |
P2 |
Proventrikulus |
Bergerigi |
Cembung |
Kecil |
Putih kekuningan |
+ |
Bulat |
||
3.
|
M1S |
Duodenum |
Halus |
Umbonate |
Kecil |
Putih kekuningan |
+ |
Bulat |
||
4.
|
M3S |
Duodenum |
Halus |
Umbonate |
Kecil |
Putih kekuningan |
+ |
Lonjong |
||
5.
|
M8S |
Ileum |
Halus |
Cembung |
Kecil |
Putih |
+ |
Lonjong |
||
Sumber Data Primer Diolah Tahun 2022
Tabel 2. Hasil identifikasi
fisiologi� bakteri saluran pencernaan
entok
No. |
Kode Isolat |
Katalase |
Poduksi H2S |
Indol |
Motilitas |
Kemampuan Fermentasi Gula |
Gas dari Glukosa |
|||||
Sukrosa |
Laktosa |
Arabinosa |
Maltosa |
Ramnosa |
Glukosa |
|||||||
1.
|
D3 |
- |
- |
- |
- |
- |
+ (lemah) |
+ |
+ |
- |
+ |
- |
2.
|
P2 |
- |
- |
- |
- |
- |
+ (lemah) |
+ |
+ |
- |
+ |
- |
3.
|
M1S |
- |
- |
- |
- |
+ |
+ |
+ |
+ |
- |
+ |
- |
4.
|
M3S |
- |
- |
- |
- |
+ |
+ |
+ |
+ |
- |
+ |
- |
5.
|
M8S |
- |
- |
- |
- |
+ |
+ |
+ |
+ |
- |
+ |
- |
Sumber Data Primer Diolah Tahun 2022
Aktivitas Enzim Ekstraseluler Bakteri Kandidat Probiotik
Seleksi bakteri kandidat
probiotik unggas penghasil enzim ekstraseluler bersumber dari saluran
pencernaan entok dilakukan berdasarkan kemampuan bakteri dalam memecah protein
dan asam fitat. Protein merupakan kumpulan asam-asam amino yang diikat oleh
ikatan peptida. Sedangkan asam fitat merupakan senyawa organik yang mengandung
fosfat dengan bersifat anti nutrisi yang menghambat pencernaan protein dan
mineral pada unggas. Hasil kemampuan bakteri dalam menghasilkan enzim protease
dan fitase disajikan pada Tabel� 3.
Tabel 3. Hasil aktivitas enzim ekstraseluler bakteri
kandidat probiotik
No. |
Kode isolat |
Aktivitas Enzim
Ekstraseluler |
|
Fitase |
Protease |
||
1.
|
D3 |
+ (5 mm) |
+ (8 mm) |
2.
|
P2 |
+ (8 mm) |
+ (8 mm) |
3.
|
M1S |
+ (9 mm) |
+++ (26 mm) |
4. |
M3S |
+ (10 mm) |
+ (3 mm) |
5. |
M8S |
+ (8 mm) |
+ (10) |
Keterangan: mengikuti prosedur
Penaloza (2019), aktivitas enzim ekstraseluler dinilai dari diameter zona
bening yakni - : tidak terdapat zona bening; + : diameter 6-10 mm; ++ :
diameter 11-20 mm; dan +++ : diameter > 20 mm.
Aktivitas Antimikroba Bakteri Kandidat Probiotik
Kemampuan BAL dalam
menghambat pertumbuhan bakteri patogen menjadi salah satu landasan untuk
menyeleksi bakteri untuk dijadikan probiotik. Aktivitas antimikroba dari BAL
berfungsi untuk menjaga keseimbangan mikroflora dalam usus unggas (Shokryazdan et al., 2014). Uji aktivitas
antimikroba merupakan pengujian yang dilakukan untuk mengetahui aktivitas
isolat bakteri dalam menghambat pertumbuhan Escherichia coli dan Staphylococcus
aureus. Penghambatan pertumbuhan dari E.coli dan S. aureus terjadi karena bakteri
isolat mampu menghasilkan senyawa antibakteri (Oktavia dan Pujiyanto, 2018). Pengujian aktivitas
antimikroba terhadap patogen E. coli ATCC 25922 mewakili bakteri Gram
negatif dan S. aureus mewakili Gram positif. Hasil uji aktivitas
antimikroba disajikan pada Tabel 4.
Tabel 4. Hasil aktivitas antimikroba bakteri terhadap
patogen
No. |
Kode Isolat |
Aktivitas Antimikroba |
|
Escherichia coli ATCC
25922 |
Staphylococcus aureus |
||
1.
|
D3 |
+��� (6 mm) |
++� (10 mm) |
2.
|
P2 |
+�� (8 mm) |
++� (10 mm) |
3.
|
MIS |
++ (9 mm) |
+�� (7 mm) |
4. |
M3S |
++ (10 mm) |
+ (4 mm) |
5. |
M8S |
+ (5 mm) |
+ (4 mm) |
Keterangan: Diameter zona jernih
dinilai berdasarkan prosedur dari (Bao et al., (2012). -: ≤ 0 mm, �: 0-4
mm, +: 4-8 mm, ++ 8-12 mm, dan +++: >12 mm.
Identifikasi�
Bakteri Secara Molekuler
Identifikasi dilanjutkan
dengan amplifikasi dan sekuensing gen 16S rRNA dari isolat bakteri. Berdasarkan
pengamatan secara morfologi, fisiologi, kemampuan dalam menghasilkan enzim
ekstraseluler, dan kemampuan antimikroba terhadap patogen dipilihlah 2 isolat
yakni D3 dan P2 dari
genus Pedicoccus spp. dan 3 isolat
dari genus Lactobacillus spp. yaitu MIS, M3S dan M8S.
Produk PCR yang sudah terbukti bagus dilanjutkan dengan
sekuensing DNA.� Data sekuensing
disejajarkan� dengan data base 16S rRNA yang
tersedia pada BLAST-N (Basic Local Alignment Search Tool � Nucleotide)
pada GenBank NCBI. Bakteri yang diidentifikasi dengan gen� 16S rRNA dengan skor kemiripian 97%
diklasifikasikan sebagai genus yang sama dan skor kemiripan 99%
diklasifikasikan sebagai spesies yang sama (Reller et al., 2007). Setelah disejajarkan, dari genus Pediococcus spp. isolat D3 memiliki
kemiripan 100% dengan Pediococcus pentosaceus strain AM26 dan isolat P2 memiliki kemiripan 100% Pediococcus
pentosaceus strain L1 dan dari genus Lactobacillus spp. isolat MIS
dan M8S memiliki kemiripan 100% dengan Lactobacillus salivarius strain RBL73
serta isolat M3S memiliki
kemiripan dengan Lactobacillus salivarius strain 2968 Tabel 5. menunjukkan perbandingan sekuen 16S rRNA dengan
database� pada GenBank.
Tabel 5. Perbandingan sekuen Gen 16S rRNA dengan database
Genbank
Kode Isolat |
Nama Strain |
Acc. No |
Query Coverage |
Max. Identity |
D3 |
Pediococcus
pentosaceus strainAM26 |
ON739193.1 |
100,00% |
100,00% |
P2 |
Pediococcus
pentosaceus strain L1 |
MW673723.1 |
100,00% |
100,00% |
MIS |
Lactobacillus
salivarius strain RBL73 |
ON090426.1 |
100.00% |
99,88% |
M3S |
Lactobacillus
salivarius strain 2968 |
MT611904.1 |
100.00% |
99,88% |
M8S |
Lactobacillus
salivarius strain RBL73 |
ON090426.1 |
100.00% |
100,00% |
Sumber Data Primer Diolah Tahun 2022
Kesimpulan
Berdasarkan hasil
penelitian yang telah dilakukan, didapatkan sebanyak 5 isolat yang bersumber
dari saluran pencernaan entok (Cairina moschata). Seluruh isolat memiliki
keunggulan dalam menghidrolisis asam fitat dan protein. Kemampuan isolat dalam
menghasilkan senyawa antimikroba ditunjukkan oleh isolat (D3, dan P2) dari
genus Pediococcus spp. dan isolat (MIS, M3S dan M8S) dari genus Lactobacillus
spp. yang mampu menghambat pertumbuhan E.coli dan seluruh isolat mampu
menghambat pertumbuhan S. aureus. Serangkaian identifikasi yang dilakukan
(morfologi, fisiologi, kemampuan menghasilkan enzim fitase dan protease, serta
aktivitas antimikroba) menjadi landasan untuk memilih isolat penghasil
probiotik pada saluran pencernaan entok yakni D3 dan P2 serta MIS, M3S, M8S untuk
dilanjutkan tahap identifikasi berdasarkan gen 16S rRNA. Hasil identifikasi
membuktikan isolat D3 merupakan Pediococcus pentosaceus strainAM26 dan isolat
P2 merupakan Pediococcus pentosaceus strain L1, isolat MIS merupakan
Lactobacillus salivarius strain RBL73, isolat M3S merupakan Lactobacillus
salivarius strain 2968 serta isolat M8S merupakan Lactobacillus salivarius
strain RBL73.
�Detha, A., 2019. Karakteristik
bakteri asam laktat yang diisolasi dari susu kuda sumba. Jurnal Kajian
Veteriner, 7(1), pp.85-92.
Edi, K., 2017. Pengaruh
Pemberian Probiotik Bakteri Asam Laktat Lactococcus plantarum dan Pediococcus
pentosaceus Menggunakan Pengemban Ubi Jalar Ungu Terhadap Performan Broiler
(Doctoral dissertation, Universitas Andalas).
Herdian, H., Istiqomah,
L., Damayanti, E., Suryani, A.E., Anggraeni, A.S., Rosyada, N. dan Susilowati,
A., 2018. Isolation of cellulolytic lactic-acid bacteria from Mentok (Anas
moschata) gastro-intestinal tract. Tropical Animal Science Journal, 41(3),
pp.200-206.
Ibrahim, A., Fridayanti,
A. dan Delvia, F., 2017. Isolasi dan identifikasi bakteri asam laktat (BAL)
dari buah mangga (Mangifera indica L.). Jurnal Ilmiah Manuntung, 1(2),
pp.159-163.
Laily, I.N., Utami, R.
dan Widowati, E., 2013. Isolasi dan karakterisasi bakteri asam laktat penghasil
Riboflavin dari produk fermentasi sawi asin. Jurnal aplikasi teknologi pangan,
2(4).
Natalia, L. dan Priadi,
A., 2006. Sifat Lactobacilli yang diisolasi dari usus ayam sebagai probiotik.
In Seminar Nasional Teknologi Peternakan dan Veteriner.
Oktavia, N. dan
Pujiyanto, S., 2018. Isolasi dan uji antagonisme bakteri endofit tapak dara
(Catharanthus Roseus, L.) terhadap bakteri Escherichia coli dan Staphylococcus
aureus. Berkala Bioteknologi.
Porto, M.C.W., Kuniyoshi,
T.M., Azevedo, P.O.S., Vitolo, M. dan Oliveira, R.S., 2017. Pediococcus spp.:
An important genus of lactic acid bacteria and pediocin producers.
Biotechnology Advances, 35(3), pp.361-374.
Rehman, A., Arif, M.,
Sajjad, N., Al-Ghadi, M.Q., Alagawany, M., Abd El-Hack, M.E., Alhimaidi, A.R.,
Elnesr, S.S., Almutairi, B.O., Amran, R.A. dan Hussein, E.O.S., 2020. Dietary
effect of probiotics and prebiotics on broiler performance, carcass, and
immunity. Poultry Science, 99(12), pp.6946-6953.
Reller, L.B., Weinstein,
M.P. dan Petti, C.A., 2007. Detection and identification of microorganisms by
gene amplification and sequencing. Clinical infectious diseases, 44(8),
pp.1108-1114.
Risa, Y.K., Harimurti, S.
dan Widodo, W., 2020. Screening for probiotic of lactic acid bacteria isolated
from the digestive tract of a native Aceh duck (Anas platyrhynchos).
Biodiversitas Journal of Biological Diversity, 21(7).
Salminen, S. dan van
Loveren, H., 2012. Probiotics and prebiotics: health claim substantiation.
Microbial Ecology in Health and Disease, 23(1), p.18568.
Shokryazdan, P., Sieo,
C.C., Kalavathy, R., Liang, J.B., Alitheen, N.B., Faseleh Jahromi, M. dan Ho,
Y.W., 2014. Probiotic potential of Lactobacillus strains with antimicrobial
activity against some human pathogenic strains. BioMed research international,
2014.
Soeharsono. 2010.
Probiotik. Basis Ilmiah, Aplikasi dan Aspek Praktis. Bandung: Widya Padjajaran.
Sujaya, I.N., Amachi, S.,
Yokota, A., Asano, K. dan Tomita, F., 2001. Identification and characterization
of lactic acid bacteria in ragi tape. World Journal of Microbiology and
Biotechnology, 17(4), pp.349-357.
Tanwiriah, W., 2011.
Performansi Entog (Cairina moschata) Jantan yang Diberi Ransum Berbagai
Imbangan Energi/Protein pada Sistem Kandang Berbeda. Indonesian Journal of
Applied Sciences, 1(1).
Watson, R.R. dan Preedy,
V.R. eds., 2015. Probiotics, prebiotics, and synbiotics: bioactive foods in
health promotion. Academic Press.
Wijayanto, A., 2014.
Pengaruh Penambahan Whey Keju Dengan Bakteri Asam Laktat (Bal) Pediococcus
Pentosaceus Dalam Pakan Terhadap Penampilan Produksi Ayam Pedaging (Doctoral
dissertation, Universitas Brawijaya).
Yulvizar, C., 2013.
Isolasi dan Identifikasi Bakteri Probiotik pada Rastrelliger sp. biospecies,
6(2).
Copyright holder: Khairunnisah, Fatimah Azh Zhahro Bagis, Fitri
Andriani, Khairil Anwar, Zaid AL Gifari, Anwar Rosyidi, Muhamad Ali (2022) |
First publication right: Syntax Literate: Jurnal
Ilmiah Indonesia |
This article is licensed under: |