Syntax
Literate : Jurnal Ilmiah Indonesia p�ISSN: 2541-0849
e-ISSN :
2548-1398
Vol. 5, No. 4 April 2020
�
PENGARUH SWISS BALL EXERCISE TERHADAP TINGKAT
NYERI PADA PASIEN LOW BACK PAIN �
Yanti Susanti, Anwar
Wardi Warongan dan Fitrian Rayasari
Akper Buntet Pesantren
Cirebon, Fakultas
Ilmu Kedokteran Muhammadyah Jakarta dan Fakultas
Ilmu Keperawatan Muhammadiyah Jakarta
Email: �[email protected], [email protected] dan [email protected]
Abstrac
Low Back Pain (LBP) is a pain that is felt in the lower back region which is caused by various diseases and bodily activities that are not good. Swiss Ball Exercise is an exercise using swiss ball media aimed at reducing back pain, by increasing the strength of the abdominal muscles, glutea muscles, and back extensor muscles. The purpose of this study was to determine the effect of swiss ball exercise on the level of pain in the Pamengkang Health Center, Cirebon. Quasi experimental research design pre and post test with control group, using simple random sampling technique, a total sample of 38 patients consisting of 19 respondents in the intervention group and 19 respondents in the control group who suffered from low back pain. GLM-MR test results showed a decrease in pain levels after swiss ball exercise three times a week for one month with a trend of decreasing pain occurring at week 3 (P = value 0,000, α = 0.05). The average reduction in pain level of the intervention group by 4,474 was smaller than the control group by 5,053. The author suggests that Swiss ball exercise can be applied as one of the nurses' independent interventions in improving the circulatory system, strengthening the lumbosacral muscles and the back muscles. Further the author needs to add research time to two months, to be able to assess the optimum point of time for the implementation of Swiss ball exercise as a nursing intervention.
Keywords: Swiss ball exercise; level of
pain.
Abstrak
Low Back Pain (LBP) merupakan rasa nyeri yang di rasakan pada daerah
punggung bagian bawah yang di sebabkan oleh berbagai penyakit serta aktifitas
tubuh yang kurang baik. Swiss Ball Exercise adalah latihan� dengan menggunakan media berupa bola swiss
yang ditujukan untuk mengurangi nyeri bagian punggung belakang, dengan
meningkatkan kekuatan otot-otot abdomen, otot glutea, dan otot ekstensor
punggung.� Tujuan penelitian ini adalah
untuk mengetahui adanya pengaruh swiss ball exercise terhadap tingkat nyeri di
Puskesmas Pamengkang Cirebon. Desain Penelitian quasi eksperimen pre and� post test with control group, dengan
menguunakan tehnik simple random sampling,�
total sampel 38 pasien yang terdiri dari 19 responden kelompok
intervensi dan 19 responden kelompok kontrol yang menderita low back pain.
Hasil uji GLM-MR adanya penurunan tingkat nyeri setelah dilakukan� swiss ball exercise sebanyak 3 kali dalam
satu� minggu selama satu bulan dengan
tren penurunan nyeri terjadi pada minggu ke 3 (P=value 0,000,
α=0,05).� Rata-rata� penurunan tingkat nyeri kelompok intervensi
sebesar 4,474 lebih kecil dibanding kelompok kontrol sebesar 5,053. Peneliti
memberikan saran agar swiss ball exercise dapat diterapkan sebagai salah satu
intervensi mandiri perawat dalam meningkatkan sistem peredaran darah,
memperkuat otot-otot lumbosacral dan otot-otot punggung. Penelitian lebih
lanjut perlu menambahkan waktu penelitian menjadi dua bulan, untuk dapat
menilai titik optimum waktu pelaksanaan swiss ball exercise sebagai intervensi
keperawatan.
Kata kunci: Swiss ball exercise; tingkat
nyeri
Pendahuluan
Low Back Pain (LBP)
di kenal dengan nyeri punggung bawah�
merupakan rasa nyeri yang di rasakan pada daerah punggung bagian bawah
yang berasal dari tulang belakang daerah spinal, otot, syaraf atau struktur
lain di sekitarnya, yang disebabkan oleh berbagai penyakit serta aktifitas
tubuh yang kurang baik, serta merupakan gangguan dari sistem
musculoskeletal� yang paling representative (Schembri et al., 2014) (M, 2009)
(Yan et al., 2014).
World� Health�
Organization /WHO: 2009 ��menyatakan���
kira-kira� 150 jenis gangguan
muskuloskeletal� di� derita�
oleh� ratusan� juta�
manusia� yang� menyebabkan nyeri� dan�
inflamasi� yang� sangat�
lama� serta� disabilitas�
atau� keterbatasan fungsional,
sehingga menyebabkan� gangguan�� psikologik��
dan�� sosial.� Nyeri�
yang� diakibatkan� oleh�
gangguan� tersebut� salah�
satunya adalah� keluhan� nyeri�
punggung� bawah� yang�
merupakan� keluhan� paling�
banyak�� ditemukan�� diantara��
keluhan�� nyeri�� yang��
lain (Navariastami et al.,
2015) (Chung et al., 2013).
Nyeri merupakan perasaan tidak nyaman yang timbul oleh
suatu hal, yang pada penerapannya hanya subjek penderita nyerilah yang dapat
menjelaskan asal muasal dan/atau tempat dimana rasa nyeri itu timbul. Secara
umum nyeri merupaan perasaan tidak nyaman yang umumnya memiliki kaitan dengan
kerusakan jaringan tubuh atau faktor lain. untuk mengkaji dan mengidentifikasi
nyeri klien, maka digunakan skala nyeri (Subandi, 2017).
Di Indonesia, penelitian yang dilakukan
oleh Community Oriented Program for
Controle of Rheumatic Disease/COPORD:2009 menunjukkan prevalensi nyeri
punggung bawah 18,2% pada laki-laki dan13,6% pada wanita (Rumiyati et al., 2019) Penelitian yang dilakukan kelompok studi nyeri
PERDOSSI pada 14 rumah sakit pendidikan di Indonesia, pada bulan Mei 2002
menunjukkan jumlah penderita nyeri sebanyak 4.456 orang (25% dari total kunjungan),
dimana 1.598 orang (35,86%) adalah penderita nyeri punggung bawah (Raghav & Singh, 2017) (Lubis, 2003).
Penatalaksanaan konservatif LBP dapat diatasi dengan
terapi� non farmakologis, yaitu dengan
menggunakan latihan atau exercise.
Berbagai� penelitian sudah dikembangkan
untuk mengatasi nyeri yang di rasakan pasien low back pain dengan
menggunakan� bola swiss. Swiss ball adalah sebuah bola yang terbuat dari karet yang
berbentuk bulat memiliki sifat lentur serta tidak mudah robek yang di gunakan
sebagai� tumpuan ketika melakukan peregangan
baik pada kaki, otot leher, otot punggung atau pada bagian panggul (Rajan Balakrishnan
& Mahat, 2016).
Penelitian yang di lakukan yaitu exercise pada otot punggung dan perut
dengan menggunakan media bola dan exercise
ini dikenal swiss ball exercise. Data
dari Puskesmas Pamengkang Cirebon menunjukan jumlah penderita dengan kasus
neurologi bulan Oktober sampai dengan Desember tahun 2018 sebanyak 144 pasien.
Kasus low back pain menenmpati urutan
pertama, sebanyak 50 (34,7%), di ikuti dengan Myalgia� pada urutan kedua dengan jumlah penderita 40
(27,8%), dan urutan ketiga adalah Hernia Nukleus Pulposus sebanyak 25 (17,4), (Medikal
Record Puskesmas Pamengkang Cirebon tahun 2018).
Survei pendahuluan yang di lakukan peneliti melalui
observasi dan wawancara kepada kepala Puskesmas di Puskesmas Pamengkang� Cirebon, dan kepada pasien puskesmas di
temukan� 7 dari 10 pasien yang mengalami low back pain 2 orang pasien mengalami
nyeri sedang, 3 orang pasien mengalami nyeri berat, dan 2 orang pasien nyeri
ringan. Selama ini untuk mengurangi nyeri menggunakan obat pereda nyeri yang di
berikan oleh dokter dan 3 orang pasien yang di rujuk ke Rumah Sakit Pemerintah
mereka melakukan fisioterafi jenis TEN. Sisanya sebanyak 7 orang pasien tidak
melakukan fisioterapi, hanya berobat dan istirahat saja dan rata-rata mereka
mengeluhkan nyeri punggung bawah 3-4 bulan, evaluasi nyeri yang dilakukan hanya
menggunakan pertanyaan nyeri berkurang, bertambah atau tetap, tidak ada skala
nyeri tertentu yang digunakan.�
Berdasarkan hasil wawancara dengan pasien low back pain, dampak dari kondisi nyeri yang di alami pasien low back pain dapat menyebabkan terganggunya
kebutuhan dasar manusia di antaranya adalah pasien akan mengalami gangguan
aktifitas dan istirahat, gangguan mobilisasi, gangguan personal hygiene
kebutuhan dasar yang lainnya.
Metode
Penelitian
Desain penelitian yang digunakan pada penelitian ini
adalah quasi eksperiment pre and post
with control group. Penelitian yang dilakukan� adalah memberikan perlakuan pada kelompok
intervensi. populasi dalam penelitian ini adalah semua pasien low back pain yang datang berobat di
Puskesmas Pamengkang Cirebon sebanyak 144 orang. Sampel penelitian adalah
pasien low back pain yang diambil
secara simple random sampling, yaitu sebanyak 38 orang, terbagi 19 pasien
kelompok intervensi dan 19 pasien kelompok kontrol.
Penelitian ini dilakukan di Puskesmas Pamengkang Cirebon.
Pertimbangan pemilihan tempat penelitian ini karena Puskesmass ini memiliki
populasi low back pain banyak,
sehingga memungkinkan untuk memperoleh sampel sesuai dengan kriteria inklusi.
Penelitian ini dilaksanakan dimulai dari persiapan
penelitian dan proposal diajukan pada bulan nopember-desember 2018, dan
pengumpulan data akan dilakukan selama 1 bulan, yaitu pada maret-april 2019.
Proses pengambilan dan pengumpulan data diperoleh dengan lembar kuesioner tingkat
nyeri. Variable dalam penelitian ini adalah variabel independen yaitu swiss ball
exercise ,variable dependen tingkat
nyeri pasien low back pain, variabel� counfonding terdiri atas:usia, indek
masa tubuh, jenis kelamin, jenis pekerjaan dan aktifitas olah raga.
Proses pengumpulan data dilakukan selama 1 bulan
berturut- turut, Pada kelompok intervensi dan control, sebelum dilakukan
intervensi terlebih dahulu semua di lakukan pengukuran tingkat nyeri, kemudian diukur
kembali pada minggu ke pertama, kedua, ketiga dan keempat.
Hasil dan Pembahasan
1.
Karakteristik Responden
Secara
fisiologis, kemampuan otot wanita lebih rendah daripada pria. Selain itu,
wanita dengan usia kisaran 41-50 yang mulai memasuki masa menopause terjadi
penurunan hormon estrogen yang mengakibatkan kepadatan tulang berkurang sehingga
beresiko terjadinya Low Back Pain. (Andini, 2016). Osteoporosis dapat mempermudah terjadinya
fraktur disebabkan karena adanya penurunan dari matrik atau masa tulang sehingga
proses mineralisasi dan kekokohan tulang menurun. Hal ini bisa mempermudah
terjadinya fraktur vertebra terutama vertebra thorakalis, vertebra lumbalis.
Fraktur vertebra dapat menyebabkan stenosis spinal, skoliosis dan kifosis.
(Casey: 2010). Diperluat oleh penelitian Syafitry,:2016 yang mengatakan bahwa
jumlah penderita low back pain pada
wanita 66,7% lebih tinggi jika di bandingkan dengan penderita low back pain laki-laki
33,3%. Prevalensi terjadinya low back
pain lebih banyak pada wanita dari pada laki-laki.
2. Uji Multivariat
Dengan
Hasil penelitian ada pengaruh� swiss ball
exercise terhadap� tingkat nyeri dengan
rata-rata penurunan tingkat nyeri kelompok A sebesar 2,267 lebih kecil
dibanding pada kelompok B sebesar 2,93.
Penelitian
yang dilakukan oleh Balakrishnan tersebut mendukung penelitian pengaruh swiss ball exercise salah satunya dari
pelaksanaan intervensi yang di lakukan selama 3 kali dalam satu minggu, berturut-turut
selama 1 bulan tingkat nyeri mengalami penurunan, yang terjadi mulai pada
minggu ke 3 setelah di berikan perlakuan swiss
ball exercise.
Grafik 1
Tren
Penurunan tingkat nyeri antara kelompok intervensi dan kontrol n 38)
pada pengukuran
1-5 di Puskesmas Pamengkang Cirebon Tahun 2019
Pada
tahapan pengukuran 1-5 tampak terjadinya penurunan nyeri yang dapat dilihat
dari garis horizontal pada grafik plot yang masih terus menurun, terjadi
penurunan nyeri yang signifikan pada pengukuran ke 3.
Kesimpulan
Karakteristik responden berdasarkan usia terbanyak
adalah ≤ 50 tahun pada kelompok intervensi sedangkan pada kelompok
kontrol > 50 tahun. Berdasarkan jenis kelamin perempuan merupakan kelompok
terbanyak baik pada kelompok intervensi ataupun kelompok kontrol, berdasarkan
indeks masa tubuh kelompok intervensi lebih banyak memiliki IMT>30 (52,6%)
di bandingkan dengan kelompok kontrol. Berdasarkan jenis pekerjaan kelompok
kontrol lebih banyak yang beresiko (89,5%) di banding kelompok intervensi
sedangkan berdasarkan aktifitas olahraga kelompok kontrol lebih banyak pasien
yang memiliki resiko sebanyak 14 (73,7%) di bandingkan dengan kelompok
intervensi. Ada
pengaruh swiss ball exercise terhadap
tingkat nyeri.
BIBLIOGRAFI
Andini, Y. P. (2016). Pengaruh shari�ah compliance
(kepatuhan shari�ah) dan pelayanan terhadap loyalitas nasabah Pt. Bprs Lantabur
Tebuireng Cab. Mojokerto. UIN Sunan Ampel Surabaya.
Chung, S., Lee, J., & Yoon, J. (2013). Effects of
stabilization exercise using a ball on mutifidus cross-sectional area in
patients with chronic low back pain. Journal of Sports Science &
Medicine, 12(3), 533.
Lubis, Z. (2003). Status gizi ibu hamil serta pengaruhnya
terhadap bayi yang dilahirkan. Program Pascasarjana Institut Pertanian Bogor.
M, B. J. (2009). Keperawatan Medikal Bedah. Salemba
Medika.
Navariastami, N., Koswara, H., Kep, M., & Ningsih, N.
(2015). Pengaruh Mckenzie Back Exercise Terhadap Skala Nyeri Punggung Bawah
Pengrajin Songket. Jurnal Skolastik Keperawatan, 1(2), 44�51.
Raghav, S., & Singh, A. (2017). Role of swiss ball
exercises in reducing pain, disability and improving muscle endurance in
patients with mechanical low back ache. Int J Physiother Res, 5(2),
1966�1970.
Rajan Balakrishnan, E. Y., & Mahat, M. F. Bin. (2016).
Effectiveness of the core stabilisation exercise on floor and Swiss ball on
individual with non-Specific low back pain. International Journal of
Physical Education Sports and Health, 3(1), 347�356.
Rumiyati, E., Anies, A., & Kartini, A. (2019). Pengaruh
Pemberian Jus Melon Terhadap Kadar Hemoglobin Ibu Hamil Yang Mengkonsumsi
Tablet Fe Di Puskesmas Plupuh Ii Wilayah Kerja Dinas Kesehatan Kabupaten Sragen.
School Of Postgraduate.
Schembri, L., Fenech, P., & Sacco, M. (2014). Low back
pain: A comparative study on the value of core training versus traditional
strengthening exercises.
Subandi, E. (2017). Pengaruh Mobilisasi Dini Terhadap Tingkat
Nyeri Pada Pasien Post Operasi Sectio Caesarea Di Ruang Melati Rsud Gunung Jati
Kota Cirebon Tahun 2017. Syntax Literate; Jurnal Ilmiah Indonesia, 2(5),
58�74.
Yan, C.-F., Hung, Y.-C., Gau, M.-L., & Lin, K.-C. (2014).
Effects of a stability ball exercise programme on low back pain and daily life
interference during pregnancy. Midwifery, 30(4), 412�419.