Syntax Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia p�ISSN: 2541-0849 e-ISSN: 2548-1398

Vol. 7, No. 12, Desember 2022

 

UMKM PARIWISATA DAN PENDIDIKAN PASCA PANDEMI

 

Fariz Fardani Nurbaihaqi, Rini Andari, Caria Ningsih

Universitas Pendidikan Indonesia, Indonesia

Email: [email protected], [email protected], [email protected]

 

Abstrak

Kewirausahaan menjadi isu sentral baik di negara berkembang maupun negara maju sebagai upaya pemulihan kesejahteraan akibat pandemi, khususnya bagi para pekerja di sektor pariwisata. Namun, pola pikir kewirausahaan muncul akibat tekanan dari kebutuhan hidup, bukan dari pola pikir yang diajarkan selama pendidikan formal. Maka perlu dikaji peran dan kebutuhan tenaga kependidikan untuk mengajarkan pola pikir wirausaha mulai dari pendidikan formal baik di SMA maupun di perguruan tinggi untuk mendapatkan pemahaman yang lebih baik tentang pola pikir wirausaha (entrepreneur mindset). Metode pendekatan kualitatif, subjeknya adalah mahasiswa dan praktisi sebanyak sepuluh orang dari industri perhotelan yang sebelumnya terkena dampak pandemi COVID-19 dan beralih profesi dengan memiliki usaha. Hasil temuan menunjukkan bahwa pendidikan kewirausahaan berpengaruh positif jika diajarkan dari pendidikan formal baik SMA maupun perguruan tinggi karena selama ini muncul kecemasan dalam situasi pandemi bagaimana bertahan hidup setiap hari.

 

Kata Kunci: Pendidikan, Entrepreneur Mindset, Entrepreneur Education, Pengambilan Resiko, Pariwisata.

 

Abstract

Entrepreneurship is a central issue in both developing and developed countries as an effort to restore welfare due to the pandemic, especially for workers in the tourism sector. However, the entrepreneurial mindset arises as a result of pressure from the necessities of life, not from the mindset that was taught during formal education. So, it is necessary to study the role and needs of educational staff to teach the entrepreneurial mindset starting from formal education both in high school and in college to get a better understanding of the entrepreneurial mindset (entrepreneur mindset). The qualitative approach method, the subjects are students and practitioners as many as ten people from the hotel industry who were previously affected by the COVID-19 pandemic and switched professions by owning a business. The findings show that entrepreneurship education has a positive effect if it is taught from formal education either from high school or college because there has been an anxiety during the pandemic situation how to survive every day.

 

Keywords: Education, Entrepreneur Mindset, Entrepreneur Education, Risk Taking, Tourism.

 

Pendahuluan

Pandemi covid-19 yang terjadi di dunia pada awal 2020 telah merubah mata pencaharian khususnya pekerja di sektor pariwisata. Hal ini terjadi karena kebijakan manajemen di industri pariwisata untuk menjaga kestabilan keuangan perusahaan sehingga mengakibatkan beberapa kebijakan yang berdampak untuk pekerja, misalnya: pengurangan jam kerja yang membuat pengurangan gaji, merumahkan pekerja sementara, hingga pemutusan kerja. Dampak ini tentu menimbulkan keresahan bagi pekerja pariwisata karena penghasilan yang selama ini didapat berkurang hingga menghilang. Sehingga tentu pekerja pariwisata beralih profesi untuk bertahan hidup.

����������� Pekerja pariwisata bertahan hidup selama pandemi yang tak menentu kapan akan hilang dari dunia ini merubah pola pikir mereka dari awalnya seorang pegawai yang digaji setiap bulannya menjadi berwirausaha baik menjual makanan saji, minuman, frozen food, pakaian, kriya hingga bahan pokok. Perubahan pola pikir ini ditimbulkan karena tuntutan kehidupan sehari-hari yang harus dijalani sebagaimana pernyataan John Dewey bahwa �education is the process without end� (Pendidikan adalah suatu proses yang tak akan pernah selesai/akhir). Pernyataan tersebut sama dengan pernyataan yang dikemukakan oleh UNESCO, �long life education� (Pendidikan seumur hidup). Oleh sebab itu, tugas dan tanggung jawab pendidikan harus berlangsung secara berkelanjutan dan tidak bersifat parsial tapi bersifat integral, sambung menyambung dari satu jenjang ke jenjang yang lain untuk mengikuti kebutuhan manusia.

����������� Generasi saat ini tidak boleh lepas dari pendidikan karena pendidikan merupakan sebuah kebutuhan. Sepanjang manusia diberikan akal dan umur maka harus belajar terus menerus karena tujuan pendidikan terhadap manusia adalah untuk membimbing dan mengarahkan manusia supaya tumbuh dan berkembang sesuai dengan yang diharapkan, baik oleh dirinya maupun oleh lingkungan masyarakatnya. Dengan terjadinya pandemi dan pentingnya pendidikan maka tidak dapat disangkal bahwa pendidikan kewirausahaan perlu menjadi prioritas agar memberikan dampak positif untuk keberlangsungan hidup.

����������� Pendidikan kewirausahaan dalam dunia pendidikan bukan hanya sekedar dalam tindakan dan kata-kata, dibutuhkan ide-ide inovasi yang muncul dari seseorang, penciptaan lapangan kerja di tempat usaha yang baru akan dibuat, dan menjadi solusi di tengah masyarakat dengan mengidentifikasi masalah yang muncul, solusi diciptakan, dan industri terganggu oleh pandemi. Kewirausahaan telah menjadi isu sentral baik di negara maju maupun negara berkembang sebagai upaya dalam meningkatkan kesejahteraan ekonomi bangsa (Wardana et al., 2020), (Mathias et al., 2015) Selain itu (Doran et al., 2018) �(Kumar & Raj, 2019) mengungkapkan bahwa kewirausahaan merangsang pertumbuhan ekonomi negara. Artinya, peningkatan wirausaha di suatu negara akan mendorong peningkatan kesejahteraan masyarakat dan pengentasan kemiskinan (Rantanen & Toikko, 2014) (Halvarsson et al., 2018) dan (Sutter et al., 2019).

����������� Berbagai penelitian sebelumnya tentang pentingnya kewirausahaan telah dilakukan di Indonesia (Farrukh et al., 2017) difokuskan pada fitur-fitur yang menentukan minat wirausaha siswa SMK. Selain itu, beberapa penelitian telah memperhatikan beberapa faktor yang memperhatikan beberapa faktor yang mempengaruhi niat, seperti lingkungan keluarga, Enam aturan pendidikan dalam kehidupan bermasyarakat, lima ciri kepribadian (Murugesan dan Jayavelu, 2017; Butz et al., 2018), dan kepercayaan seseorang atas kemampuannya dalam menguasai situasi dan menghasilkan sesuatu yang menguntungkan atau disebut dengan efikasi diri (Farrukh et al., 2017).

����������� Namun dari beberapa penelitian tersebut belum terdapat studi mendalam mengenai pentingnya pendidikan kewirausahaan di sekolah maupun universitas yang telah diabaikan sebelumnya namun sangat penting untuk dimunculkan setelah pandemi ini. Adapun studi mengenai motivasi berwirausaha yaitu terdapat tiga motivasi seseorang untuk berwirausaha, yaitu: pertama, studi ini memberikan wawasan tentang area yang berkembang dengan mengidentifikasi pengaruh pendidikan kewirausahaan dan niat siswa untuk menjadi wirausaha. Kedua, studi ini berfokus pada tingkat sekolah kejuruan (vokasi) belum ada studi lebih lanjut terdapat sekolah pendidikan formal (umum). Ketiga, fokus studi di Indonesia cukup beralasan mengingat tren peningkatan pengangguran lulusan SMK (vokasi) yang benar-benar ingin berwirausaha, sehingga belum ada studi yang penelitian terhadap pekerja pariwisata yang terdampak akibat pandemi.

 

Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam tulisan ini adalah pendekatan kualitatif untuk menggali pandangan mahasiswa dan praktisi di industri perhotelan yang sebelumnya terdampak akibat pandemi covid-19 dan beralih profesi dengan memiliki usaha. Subyek yang diteliti sebanyak sepuluh orang yang berdomisili di Kota Bandung. Wawancara yang dilakukan pada Tanggal 29 Maret � 5 April 2022 dengan masing-masing subjek dilakukan wawancara di tempat mereka masing-masing bekerja. Narasumber diperoleh melalui korespondensi Whatsapp. Wawancara dilakukan selama satu hari dari masing-masing subjek, bertempat di tempat kerja masing-masing. Selama wawancara subjek sangat kondusif, kooperatif, hal ini tampak dari jawaban-jawaban mereka yang berkembang secara baik. Alat untuk wawancara menggunakan media rekam HP. 

����������� Penelitian ini dilakukan dengan metode wawancara langsung, menggunakan instrumen pedoman wawancara semi terstruktur. Kisi-kisi instrumen sebagai berikut: 1) Apakah selama di bangku pendidikan telah mendapatkan pola pikir mengenai kewirausahaan?; 2) Apa yang menjadi motivasi untuk menjadi wirausaha setelah pandemi?. Setelah wawancara dilakukan, selanjutnya adalah melakukan analisis data. Analisis data dilakukan dengan mengumpulkan data dari jurnal dan beberapa makalah dari google scholar untuk mendukung hasil wawancara dari narasumber. Selanjutnya data yang telah diperoleh diolah dengan pendekatan deskriptif untuk mencapai hasil yang sistematis dan akurat.

 

Hasil dan Pembahasan

Penelitian ini menjawab atas ketiga pertanyaan dari pedoman wawancara yang telah disiapkan sebelumnya. Pertama, kesepuluh narasumber berpendapat bahwa pola pikir pendidikan berwirausaha sangat dibutuhkan dalam pendidikan formal di sekolah menengah dan perguruan tinggi karena dengan pendidikan kewirausahaan dirasa dibutuhkan untuk memotivasi berwirausaha. Dasar pemikiran dari temuan ini adalah bahwa model pendidikan kewirausahaan telah memberikan inspirasi, transfer pengetahuan, dan ketersediaan sumber daya yang dimiliki narasumber. Selain itu, pendidikan kewirausahaan memungkinkan seseorang untuk memperoleh informasi dan pengalaman tentang bagaimana memulai menjalankan usaha baru. Secara lebih spesifik, pendidikan kewirausahaan memberikan jawaban atas beberapa pertanyaan yang diberikan seperti apa motivasi menjadi wirausaha, apa yang harus dilakukan saat memulai dan menjalankan usaha, dan bagaimana usaha untuk menjadi wirausaha. Selain itu, pendidikan wirausaha juga dapat menjawab keterampilan atau kemampuan apa yang dibutuhkan seseorang untuk menjadi wirausaha, dan bagaimana menguraikan terkait dengan pemasaran usahanya. Pola pikir kewirausahaan tersebut mendukung penelitian sebelumnya dari bahwa adanya korelasi yang mendukung seseorang membentuk pola pikir berwirausaha dengan pengaruh pendidikan kewirausahaan. Hal ini juga membuktikan bahwa pendidikan kewirausahaan mendorong siswa untuk memiliki pengetahuan, pengalaman, kemampuan, dan motivasi yang lebih besar dalam mendukung pola pikir kewirausahaan. Demikian pula, penelitian sebelumnya oleh (Haynie et al., 2010) berpendapat bahwa pola pikir kewirausahaan memungkinkan seseorang untuk memiliki wawasan yang lebih baik tentang beberapa hasil dan keadaan untuk studi kewirausahaan. (Fayolle & Gailly, 2015) menegaskan bahwa pendidikan kewirausahaan akan mempengaruhi pola pikir seseorang dan mengenali seseorang untuk memperoleh pengetahuan terkait kewirausahaan serta membimbing mereka ke dalam pilihan berkarir yang baik. Selain itu, (Naumann, 2017), (Rinaldy, 2021), Cui dkk. (2019) menunjukkan hubungan yang kuat antara pola pikir kewirausahaan untuk memperoleh sumber daya yang berharga untuk kesuksesan bisnis.   

Kedua, melalui pendidikan kewirausahaan di sekolah menengah atau perguruan tinggi akan akan menjawab motivasi seseorang menjadi wirausahawan. Pendidikan kewirausahaan di sekolah menengah dan perguruan tinggi memungkinkan seseorang untuk berinteraksi dengan teman sebaya, calon pembeli, dan orang-orang sukses dalam memecahkan masalah dalam studi kasus kewirausahaan. Motivasi dari teman sebaya dan guru juga mendukung niat seseorang untuk berwirausaha. Temuan ini memperkuat temuan sebelumnya oleh (Maresch et al., 2016) tentang pentingnya pendidikan kewirausahaan dan perannya dalam mendorong niat menjadi wirausaha. Pendapat tersebut sama dengan penelitian (Baron & Kenny, 1986), pola pikir kewirausahaan memediasi korelasi antara pendidikan kewirausahaan dan niat berwirausaha dan hubungan positif. Aktivitas atau pengalaman belajar mempengaruhi faktor kognitif seperti pola pikir wirausaha, inspirasi wirausaha, motivasi, efikasi diri, dan niat wirausaha. Pola pikir kewirausahaan dapat ditentukan dan dipelajari melalui pengetahuan awal seseorang dan interaksi dengan lingkungan sekitar saat ini. Pola pikir kewirausahaan terkait dengan dengan kemampuan berfikir seseorang, mencari peluang bukan hambatan, dan menawarkan ide-ide dalam mengatasi solusi daripada keluhan (Naumann, 2017) dan (Davis et al., 2016). Hasil ini mendukung beberapa penelitian sebelumnya bahwa pola pikir kewirausahaan memediasi pengaruh pendidikan kewirausahaan terhadap niat berwirausaha siswa sekolah menengah. Dengan pendapat beberapa penelitian sebelumnya, maka motivasi seseorang untuk menjadi wirausaha setelah pandemi dibutuhkan pola pikir kewirausahaan yang dimulai dari sekolah menengah dan perguruan tinggi. Hal ini disebabkan karena pandemi telah membuat kegelisahan Sebagian besar orang yang terdampak dalam perekonomian pekerja khususnya di sektor pariwisata. Kesepuluh narasumber yang diwawancara meyakini bahwa pola pikir yang dibangun lebih awal akan menjadi solusi disaat kegelisahan tersebut terjadi karena mereka mengalami pengurangan penghasilan yang biasanya mendapat gaji bulanan penuh bahkan ada beberapa pekerja pariwisata yang diberhentikan kerja karena operasional di tempat mereka bekerja pun ikut berhenti sementara akibat pandemi. 

 

Kesimpulan

Penelitian ini bertujuan untuk memberikan sebuah usulan baru dalam sistem pendidikan nasional dengan mengaplikasikan pola ajar atau mata pelajaran kewirausahaan dalam kegiatan belajar mengajar. Setelah dievaluasi pengaruh pendidikan kewirausahaan dan pola pikir kewirausahaan terhadap intensi berwirausaha pekerja perhotelan yang terdampak pandemi. Dari penelitian ini pendidikan kewirausahaan berpengaruh positif terhadap intensi berwirausaha dan pola pikir pekerja pariwisata yang membutuhkan sebuah solusi akibat dampak pandemi. Penelitian ini menegaskan konektivitas yang kuat antara pola pikir kewirausahaan dan niat kewirausahaan pekerja pariwisata. Selain itu, dapat diketahui bahwa pendidikan kewirausahaan secara positif mendorong niat berwirausaha pekerja pariwisata melalui pola pikir kewirausahaan. Kajian ini menyoroti bahwa tenaga pendidik harus meningkatkan kompetensinya khususnya memiliki jiwa kewirausahaan dengan mengikuti beberapa pelatihan kewirausahaan dan program sertifikasi. 

����������� Selain itu kurikulum kewirausahaan di Indonesia perlu ditingkatkan sehingga dapat membentuk kompetensi kewirausahaan dan menumbuhkan semangat siswa untuk berwirausaha. Selanjutnya, pendidikan kewirausahaan di sekolah harus mendorong siswa untuk mengembangkan ide-ide kreatif untuk menjadi wirausaha agar ide kreatif tersebut diterima oleh masyarakat umum dan sesuai dengan target pasar yang akan disasar. Pendidikan kewirausahan juga harus memberikan pengetahuan yang dibutuhkan tentang kewirausahaan, terus mendorong dan mengembangkan potensi seseorang untuk siap menjadi wirausaha. 

����������� Penelitian ini memiliki beberapa keterbatasan seperti jumlah narasumber penelitian yang relatif terbatas, dan belum dilakukannya konfirmasi dan komparasi temuan kepada tenaga pengajar untuk memperkuat hasil temuan. Namun secara umum penelitian ini dapat berkontribusi terhadap perkembangan diskusi akademik terkait kajian mengenai pentingnya pedagogik entrepreneur dalam pendidikan nasional pasca pandemi. Penelitian selanjutnya mengenai pedagogik entrepreneur dalam industri pariwisata perlu berfokus pada kajian mengenai respon masyarakat atau pembeli terhadap motivasi membeli, serta komparasi karakter dan gaya penjualan. Selain itu, penelitian mengenai pedagogic entrepreneur dengan pendekatan kuantitatif dapat juga dikembangkan untuk mengkonfirmasi hasil penelitian ini.

BIBLIOGRAFI

 

Baron, R. M., & Kenny, D. A. (1986). The Moderator-Mediator Variable Distinction in Social Psychological Research. Conceptual, Strategic, and Statistical Considerations. Journal of Personality and Social Psychology, 51(6), 1173�1182. https://doi.org/10.1037/0022-3514.51.6.1173.

 

Davis, M. H., Hall, J. A., & Mayer, P. S. (2016). Developing a new measure of entrepreneurial mindset: Reliability, validity, and implications for practitioners. Consulting Psychology Journal: Practice and Research, 68(1), 21.

 

Doran, J., McCarthy, N., & O�Connor, M. (2018). The role of entrepreneurship in stimulating economic growth in developed and developing countries. Cogent Economics & Finance, 6(1), 1442093.

 

Farrukh, M., Khan, A. A., Khan, M. S., Ramzani, S. R., & Soladoye, B. S. A. (2017). Entrepreneurial intentions: the role of family factors, personality traits and self-efficacy. World Journal of Entrepreneurship, Management and Sustainable Development, 13(4), 303�317.

 

Fayolle, A., & Gailly, B. (2015). The impact of entrepreneurship education on entrepreneurial attitudes and intention: Hysteresis and persistence. Journal of Small Business Management, 53(1), 75�93.

 

Halvarsson, D., Korpi, M., & Wennberg, K. (2018). Entrepreneurship and income inequality. Journal of Economic Behavior & Organization, 145, 275�293.

 

Haynie, J. M., Shepherd, D., Mosakowski, E., & Earley, P. C. (2010). A situated metacognitive model of the entrepreneurial mindset. Journal of Business Venturing, 25(2), 217�229.

 

Kumar, R., & Raj, T. (2019). Role of entrepreneurship in boosting economic growth and employment in India. SEDME (Small Enterprises Development, Management & Extension Journal), 46(4), 273�281.

 

Maresch, D., Harms, R., Kailer, N., & Wimmer-Wurm, B. (2016). The impact of entrepreneurship education on the entrepreneurial intention of students in science and engineering versus business studies university programs. Technological Forecasting and Social Change, 104, 172�179.

 

Mathias, B. D., Williams, D. W., & Smith, A. R. (2015). Entrepreneurial inception: The role of imprinting in entrepreneurial action. Journal of Business Venturing, 30(1), 11�28.

 

Naumann, C. (2017). Entrepreneurial mindset: A synthetic literature review. Entrepreneurial Business and Economics Review, 5(3), 149�172.

 

Rantanen, T., & Toikko, T. (2014). Entrepreneurship, social welfare, and cultural values: Young people�s social attitudes in Finland.

 

Rinaldy, R. (2021). Analysis of Cultural Preservation Policy in Depok Regency Youth and Sports Tourism Culture Office. Journal Of Business, Social And Technologi, 2(1), 35�42.

 

Sutter, C., Bruton, G. D., & Chen, J. (2019). Entrepreneurship as a solution to extreme poverty: A review and future research directions. Journal of Business Venturing, 34(1), 197�214.

 

Wardana, L. W., Narmaditya, B. S., Wibowo, A., Mahendra, A. M., Wibowo, N. A., Harwida, G., & Rohman, A. N. (2020). The impact of entrepreneurship education and students� entrepreneurial mindset: the mediating role of attitude and self-efficacy. Heliyon, 6(9), e04922.

 

Copyright holder:

Fariz Fardani Nurbaihaqi, Rini Andari, Caria Ningsih (2022)

 

First publication right:

Syntax Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia

 

This article is licensed under: