Syntax
Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia p�ISSN: 2541-0849 e-ISSN: 2548-1398
Vol.
8, No. 1, Januari
2023
PENGARUH REMUNERASI DAN KEPUASAN KERJA
TERHADAP ORGANIZATIONAL CITIZENSHIP BEHAVIOR MELALUI KEPUASAN KERJA SEBAGAI
VARIABEL INTERVENING PADA RUMAH SAKIT KETERGANTUNGAN OBAT JAKARTA
Deni Fakhrudin, Juniarto R Prasetyo, Ahmad Marzuki
Sekolah
Tinggi Ilmu Ekonomi IPWI Jakarta, Indonesia
Email:
[email protected]
Abstrak
Penelitian
ini berjudul �Pengaruh Remunerasi Dan Kepuasan kerja Terhadap Organizational
Citizenship Behavior Dengan Kepuasan Kerja Sebagai Variable Intervening Pada
Rumah Sakit Ketergantungan Obat Jakarta�. Penelitian ini bertujuan untuk
menguji variabel intervening yaitu kepuasan kerja sebagai pemediasi hubungan
antara remunerasi dan kepuasan kerja terhadap Organizational Citizenship
Behavior di RSKO Jakarta. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini
adalah penelitian pendekatan kuantitatif dengan perolehan data menggunakan
kuisioner dan teknis analisis data menggunakan analisis jalur. Data diperoleh
dari pegawai RSKO Jakarta dengan kuisioner tertutup. Kuisioner terkumpul
sebanyak 100 sampel penelitian tetapi yang digunakan hanya 89, karena sisanya
tidak bisa digunakan yang disebabkan tidak lengkapnya pengisian kuesioner
tersebut dan dianalisis menggunakan analisis jalur dengan software SPSS V 23.
Hasil penelitian menunjukkan 1. Remunerasi berpengaruh positif dan signifikan
terhadap Organizational Citizenship Behavior, 2. Kepuasan kerja berpengaruh
positif dan siginifikan terhadap Organizational Citizenship Behavior, 3
Remunerasi dan Kepuasan kerja secara bersama-sama berpengaruh positif dan
signifikan terhadap Organizational Citizenship Behavior, 4. Kepuasan kerja
berpengaruh positif dan signifikan terhadap Organizational Citizenship
Behavior, 5. Remunerasi berpengaruh terhadap kepuasan kerja, 6. Kepuasan kerja
berpengaruh dan signifikan terhadap kepuasan kerja, 7. Kepuasan kerja mampu
memediasi secara positif dan signifikan pengaruh remunerasi terhadap
Organizational Citizenship Behavior 8. Kepuasan kerja mampu memediasi secara
positif dan signifikan pengaruh kepuasan kerja terhadap Organizational
Citizenship Behavior, 9. Kepuasan kerja mampu memediasi pengaruh Remunerasi dan
Kepuasan kerja secara simultan terhadap Organizational Citizenship Behavior.
Kata Kunci: Remunerasi, Kepuasan
kerja, Kepuasaan Kerja, Organizational Citizenship Behavior.
Abstract
This
study entitled "The Effect of Remuneration and Motivation on
Organizational Citizenship Behavior with Job Satisfaction as an Intervening
Variable at the Jakarta Drug Addiction Hospital". This study aims to
examine the intervening variable, namely job satisfaction as a mediator of the
relationship between remuneration and motivation on Organizational Citizenship
Behavior at RSKO Jakarta. The type of research used in this research is
quantitative approach research with data acquisition using questionnaires and
technical data analysis using path analysis. The data were obtained from RSKO Jakarta
employees with closed questionnaires. The questionnaires collected were 100
research samples but only 89 were used, because the rest could not be used due
to incomplete filling of the questionnaire and were analyzed using path
analysis with SPSS V 23 software. The results showed 1. Remuneration had a
positive and significant effect on Organizational Citizenship Behavior, 2.
Motivation had a positive and significant effect on Organizational Citizenship
Behavior, 3 Remuneration and Motivation together had a positive and significant
effect on Organizational Citizenship Behavior, 4. Job satisfaction had a
positive effect. and significant to Organizational Citizenship Behavior, 5.
Remuneration has an effect on job satisfaction, 6. Motivation has a significant
and significant effect on job satisfaction, 7. Job satisfaction is able to
mediate positively and significantly the effect of remuneration on
Organizational Citizenship Behavior 8. Job satisfaction is able to mediate
positively and significantly. significant influence of motivation on
Organizational Citizenship Behavior, 9. Job satisfaction is able to mediate the
effect of Remuneration and Motivation simultaneously on Organizational
Citizenship Behavior.
Keywords:
Remuneration, Job Satisfaction, Job Satisfaction, Organizational Citizenship
Behavior.
Pendahuluan
Kepolisian Saat ini dunia
sedang menghadapi era disrupsi atau yang dikenal juga sebagai VUCA World (Volatility
(volatilitas), Uncertainty (ketidakpastian), Complexity (kompleksitas), dan
Ambiguity (ambiguitas) yang diakibatkan oleh Revolusi Industri 4.0 dengan ciri
utama adalah digitalisasi dan otomasi, serta �bonus percepatan� yang
ditimbulkan dari Pandemi Covid 19 (Hantono, 2022). Dampak yang
ditimbulkan berupa Triple Disrupsi yaitu Digital disrupsi, milenial disrupsi,
dan pandemi disrupsi (Dewi, 2022).
Hal ini tentu menjadi
masalah serius bagi semua pihak termasuk juga instansi pemerintah sebagai
organisasi pelaksana berbagai program pembangunan nasional (Usman, 2014). Salah satu upaya
pemerintah dalam menjawab persoalan tersebut adalah melalui pelaksanaan program
Reformasi Birokrasi (RB) yang sudah dimulai sejak tahun 2010 melalui perpres 81
tahun 2010 tentang Grand Design RB 2010-2025 yang saat ini telah memasuki
periode ketiga atau tahap akhir penguatan lima tahunan periode 2020-2024 dengan
tujuannya adalah menciptakan pemerintahan yang bersih (clean government) dan
tata kelola pemerintahan yang baik (good governance) melalui terwujudnya
birokrasi yang berkelas dunia (world class bureaucracy) yang memiliki profil
birokrasi yang berintegritas dan bebas dari berbagai bentuk penyimpangan dan
perilaku koruptif, profesional, adaptif, responsive dalam memberikan pelayanan,
kapabel/mampu menjadi mesin utama pembangunan nasional, serta dapat
disejajarkan dengan birokrasi negara maju di dunia.
Hasil pelaksanaan
Reformasi Birokrasi pada dua periode sebelumnya menunjukkan bahwa upaya menuju
Pemerintahan Berkelas Dunia yang telah dilaksanakan menghasilkan beberapa
perubahan. Perubahan tersebut terlihat dari capaian atas target beberapa
indikator tata kelola pemerintahan yang semakin membaik (Ahmad et al., 2017). Kebijakan
Reformasi Birokrasi di tahun 2015-2019. ditujukan untuk mencapai tiga (3)
sasaran utama yaitu; (1) Birokrasi yang bersih dan akuntabel, (2) Birokrasi
yang efisien dan efektif, dan (3) Birokrasi yang memiliki pelayanan publik
berkualitas (Juliani, 2019). Keberhasilan
pencapaian tiga (3) sasaran tersebut diukur dengan beberapa indikator yang
tertuang dalam Road Map Reformasi Birokrasi 2015-2019 (Hartanto, 2019). Berikut ini
adalah tabel yang memperlihatkan berbagai capaian atas target dari ukuran
keberhasilan yang telah ditetapkan pada Road Map Birokrasi 2015-2019
Rumah Sakit
Ketergantungan Obat (RSKO) Jakarta merupakan Rumah Sakit khusus ketergantungan
obat milik pemerintah satu�satunya yang mempunyai tugas menyelenggarakan
pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna dengan kekhususan di bidang
penyakit akibat ketergantungan obat sebagaimana tertuang dalam Peraturan
Menteri Kesehatan Nomor 49 tahun 2020 tentang Organisasi dan Tata Kerja Rumah
Sakit Ketergantungan Obat Jakarta (Ambarwati, 2021). RSKO Jakarta
juga telah ditetapkan sebagai Instansi Pemerintah yang menerapkan Pola
Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum berdasarkan Keputusan Menteri Keuangan
Nomor 349/KMK.05/2009 tanggal 3 September 2009 tentang Penetapan Rumah Sakit
Ketergantungan Obat Jakarta pada Departemen Kesehatan sebagai Instansi
Pemerintah yang menerapkan Pola Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum, dan
Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1002/MENKES/SK/XI/2009 tanggal 10 November
2009 tentang Perubahan atas Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 756/MENKES/VI/2007
tentang Penetapan 15 (lima belas) Rumah Sakit Unit Pelaksana Teknis (UPT)
Departemen Kesehatan dengan menerapkan Pola Pengelolaan Keuangan Badan Layanan
Umum (Raharni et al., 2020).
Meskipun secara nilai
akhir penilaian kinerja BLU berada pada kategori AA (Baik) namun masih terdapat
8 (delapan) indikator yang mengalami penurunan capaian di tahun 2020 jika
dibandingkan dengan capaian di Tahun 2019 dengan rincian yaitu dari aspek
keuangan terdapat 2 (dua) indikator yang mengalami penurunan skor yaitu pada
indikator perputaran asset tetap dan rasio PNBP terhadap Biaya Operasional. Dari
aspek layanan tahun 2020 terdapat 5 (lima) indikator yang mengalami penurunan
skor yaitu pada indikator pertumbuhan rata-rata kunjungan rawat jalan,
pertumbuhan hari perawatan rawat inap, pertumbuhan pemeriksaan laboratorium,
pertumbuhan detoksifikasi, dan rata-rata jam motivasi/karyawan, serta dari
aspek layanan tahun 2020 terdapat 1 (satu) indikator yang mengalami penurunan
skor yaitu pada indikator kepuasan pelanggan (Nasution, 2022).
Sebagai instansi
pemerintah dalam hal ini Rumah Sakit, yang memiliki sumber daya manusia yang
kompeten dari berbagai disiplin ilmu profesi baik rumpun kesehatan seperti
dokter, perawat, apoteker, analis laboratorium dan lain lain serta rumpun non
kesehatan seperti analis kepegawaian, analis hukum, analis humas, analis keuangan,
perencana, auditor (Tjahjono, 2020). yang dihasilkan
dari proses seleksi yang ketat dan mendapatkan pengembangan kompetensi secara
berkelanjutan serta didukung oleh ketersediaan sarana prasarana yang up to date
dan dukungan anggaran yang signifikan tentu seharusnya tidak sulit secara
individu untuk menghasilkan kinerja terbaik. Namun ternyata bekerja di RS
memerlukan kerjasama yang baik sebagai tim kerja (teamwork) antar pegawai dalam
satu profesi, antar profesi, dan antar unit kerja serta lingkungan kerja yang
kondusif untuk memberikan pelayanan kesehatan yang memuaskan bagi masyarakat
serta para pemangku kepentingan yang lain.
Berdasarkan hasil capaian
Reformasi Birokrasi nasional dan capaian kinerja RSKO Jakarta tersebut dapat
disimpulkan bahwa terdapat permasalahan pada perilaku pegawai dalam
kontribusinya terhadap pencapaian target kinerja. Disinilah pentingnya peran
dari Organizational Citizenship Behavior atau Perilaku Kewarganegaraan
Organisasi atau yang sering disebut juga sebagai perilaku ektra peran (extra
role behaviour).
(Robbins et al., 2013) menyatakan bahwa
Organizational Citizenship Behavior adalah perilaku bebas dimana anggota
memberikan kontribusi untuk lingkungan psikologis dan sosial organisasi dalam
melakukan tugas dan fungsinya yang tidak ada dalam bagian pekerjaannya atas
kesadaran sendiri. Dimensi Organizational Citizenship Behavior menurut (Nahrisah & Imelda, 2019) adalah altruism
yaitu perilaku karyawan dalam menolong rekan kerjanya yang mengalami kesulitan
dalam situasi yang sedang dihadapi baik mengenai tugas dalam organisasi maupun
masalah pribadi orang lain, conscientiousness yaitu perilaku yang ditunjukkan
dengan berusaha melebihi yang diharapkan perusahaan, misalnya efesiensi
penggunaan waktu dan melampaui harapan, perilaku sukarela yang bukan merupakan
kewajiban atau tugas karyawan, sportsmanship yaitu perilaku yang memberikan
toleransi terhadap keadaan yang kurang ideal dalam organisasi tanpa mengajukan
keberatan�keberatan, courtesy yaitu perilaku dalam menjaga hubungan baik dengan
rekan kerjanya agar terhindar dari masalah interpersonal, dan civic virtue
yaitu perilaku yang mengindikasikan tanggung jawab pada kehidupan organisasi
(mengikuti perubahan dalam organisasi, mengambil inisiatif untuk
merekomendasikan bagaimana operasi atau prosedur�prosedur organisasi dapat
diperbaiki dan melindungi sumber�sumber yang dimiliki oleh organisasi).
Berdasarkan hal tersebut nampak jelas bahwa Organizational Citizenship Behavior
dapat meningkatkan kinerja organisasi karena perilaku ini merupakan �pelumas�
dari mesin sosial dalam organisasi (Ambarwati, 2018). Dengan kata
lain, adanya perilaku ini membuat interaksi sosial pada para anggota organisasi
menjadi lancar, mengurangi terjadinya perselisihan, dan meningkatkan
efektifitas serta efisiensi dalam organisasi.
Atas dasar fenomena di
atas peneliti tertarik untuk meneliti dan mengkaji lebih dalam tentang
�Pengaruh Remunerasi dan Kepuasan kerja Terhadap Organizational Citizenship
Behavior Melalui Kepuasan Kerja Sebagai Variabel Intervening" pada Rumah
Sakit Ketergantungan Obat Jakarta�.
Metode Penelitian
Peneliti melakukan
penelitian pada RSKO Jakarta. Menetapkan jumlah sampel yang digunakan peneliti
adalah dengan metode sensus berdasarkan ketentuan yang dikemukakan (Sugiyono, 2015), �bagian dari jumlah
dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut�.
Sampel
Penelitian
Sehingga sampel yang
digunakan yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah seluruh anggota
RSKO Jakarta yang beranggotakan 348 orang.
Dalam penelitian sampel
tidak boleh kurang dari 5% dari populasi yang ada dalam penelitian ini
menggunakan purposive sampel sebanyak 78 anggota RSKO Jakarta.
.
Gambar 1. Desain Penelitian
Metode Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini, peneliti
menggunakan kuesioner/angket. Kuesioner atau angket adalah teknik pengumpulan
data yang dilakukan dengan memberikan serangkaian pertanyaan atau penjelasan
tertulis kepada responden (Sugiyono, 2018).
Operasionalisasi Variabel
Untuk memudahkan
penjelasan variabel penelitian ini dan menyarankan arah penelitian, penting
untuk terlebih dahulu mendefinisikan konsep dan tindakan dari masing-masing
variabel Remunerasi, variabel motivasi, variabel kepuasan kerja, dan variable
organizational citizenship behavior yang tercantum dalam tabel berikut.
Penelitian
ini menggunakan metode analisis analisis regresi linier berganda. Analisis
regresi linier berganda digunakan untuk mengukur pengaruh variabel bebas
terhadap variabel terikat. Peneliti menguji hipotesis menggunakan uji-t dan
uji-F. Menurut (Sugiyono, 2015), uji t menentukan kontribusi masing-masing variabel
bebas terhadap variabel terikat dengan menguji koefisien regresi masing-masing
variabel bebas untuk mengetahui apakah berpengaruh signifikan terhadap variabel
terikat. Uji F digunakan untuk menguji kesesuaian/realisasi dampak antara
variabel bebas pada variabel terikat.
Hasil dan Pembahasan
Karakteristik responden
Berdasarkan hasil tersebut diketahui bahwa pegawai yang berjumlah 89
orang dan pegawai yang berjenis kelamin perempuan sebanyak 54 orang, dan
laki-laki sebanyak 35 orang. Hal ini dapat digambarkan bahwa di RSKO Jakarta di
dominasi oleh laki-laki.
Hasil
uji validitas dan reliabilitas
Uji validitas
terhadap 10 item pernyataan pada variabel remunerasi dinyatakan valid karena nilai rhitung yang dihasilkan jauh lebih besar dari
pada nilai rtabel yang ada untuk n = 89 yaitu 0.212. Uji validitas
terhadap 10 item pernyataan pada variabel motivasi dinyatakan valid
karena nilai rhitung yang dihasilkan jauh lebih besar dari pada nilai rtabel
yang ada untuk n = 89 yaitu 0.212. Uji validitas
terhadap 10 item pernyataan pada variabel kepuasan kerja dinyatakan
valid karena nilai rhitung yang dihasilkan jauh lebih besar dari pada nilai
rtabel yang ada untuk n = 89 yaitu 0.212. Uji validitas
terhadap 10 item pernyataan pada variabel organizational citizenship behavior
dinyatakan valid karena nilai rhitung yang
dihasilkan jauh lebih besar dari pada nilai rtabel yang ada untuk n = 89 yaitu
0.212.
Uji reliabilitas
Uji
reliabilitas untuk setiap variabel X dan Y adalah dengan nilai rtabel 0.6,
dan hasil uji reabilitas nilai Cronbach�s Alpha pada variabel remunerasi (X1)
sebesar 0.754, dan nilai cronbach�s alpha pada
variabel motivasi (X2) sebesar
0.914,
dan nilai cronbach�s alpha pada variabel kepuasan
kerja (Z) sebesar 0.737, dan nilai cronbach�s alpha pada variabel
organizational citizenship behavior (Y) sebesar 0.914, sehingga dapat disimpulkan bahwa ralpha
pada setiap variabel positif dan nilai cronbach�s alpha pada variabel lebih
besar >
0.6. Dengan demikian instrumen penelitian mengenai
masing-masing variabel Remunerasi, motivasi, kepuasan kerja, dan
organizational citizenship behavior adalah reliabel.
Uji
Normalitas
Hasil pengujian menunjukkan bahwa
nilai Asymp. Sig. (2-tailed) sebesar 0.517 yang lebih besar dari > 0.05
sehingga dapat disimpulkan bahwa model penelitian memiliki distribusi data
normal. Sedangkan nilai Kolmogorov-Smirnov Z sebesar 0.817, berarti data
residual terdistribusi normal.
Hasil
gambar Scatterplot di atas dapat diketahui bahwa titik-titik tidak membentuk
pola yang jelas, dan titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada
sumbu Y. Jadi dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi masalah heteroskedastisitas
dalam model regresi.
Uji
multikolinearitas
Uji multikolinearitas dilakukan dengan menghitung
nilai variance inflation factor (VIF) tiap-tiap variabel independen.
Multikolinearitas terjadi jika nilai Variance Inflation Factor (VIF) melebihi
10. Jika nilai Variance Inflation Factor (VIF) kurang dari 10 menunjukkan
korelasi antar variabel independen masih bisa ditolerir.
Analisis Regresi Jalur
Berdasarkan hasil output SPSS pada tabel, maka dapat
diidentifikasi bahwa persamaan regresi sebagai berikut:
Nilai konstanta 12.664 menunjukkan bahwa apabila
variabel remunerasi dan motivasi sama dengan nol maka variabel organizational
citizenship behavior akan naik sebesar 12.664. pada bagian tabel coefficients dapat
diketahui bahwa nilai remunerasi bersifat positif mempunyai arti jika variabel
tersebut meningkat maka organizational citizenship behavior akan semakin
meningkat. pada bagian tabel coefficients
dapat diketahui bahwa nilai motivasi, bersifat positif mempunyai arti jika
variabel motivasi tersebut meningkat maka organizational citizenship behavior akan
semakin meningkat. besarnya nilai r square model
summary adalah 0,267, hal ini menunjukkan kontribusi atau sumbangan pengaruh
x1, x2, terhadap y adalah sebesar 26,70% sementara sisanya 73,30% merupakan
kontribusi dari variabel-variabel lain yang tidak dimasukkan kedalam
penelitian. berdasarkan output diatas
diperoleh untuk nilai fhitung sebesar 16,999. maka untuk nilai persamaannya
fhitung > ftabel (16.999 > 2,71) dalam uji hipotesis pada tingkat
signifikansi α-0.05 atau 5% (signifikansi 0.000 < 0.05), maka dengan
demikian menunjukkan hipotesis yang dikemukakan diterima artinya variabel
remunerasi dan motivasi secara simultan berpengaruh dan signifikan terhadap
organizational citizenship behavior
Analisis Regresi Model Jalur Kedua
Berdasarkan hasil output SPSS pada tabel, maka dapat
diidentifikasi bahwa persamaan regresi sebagai berikut:
Nilai konstanta 0,111 menunjukkan bahwa apabila variabel remunerasi,
motivasi dan kepuasan kerja sama dengan nol maka variabel Organizational
Citizenship Behavior akan naik sebesar 0,111. Diketahui nilai koefisien
variabel remunerasi bersifat positif mempunyai arti jika remunerasi meningkat
maka kepuasan kerja akan semakin meningkat . Diketahui nilai koefisien variabel
motivasi bersifat positif mepunyai arti jika motivasi meningkat maka kepuasan
kerja akan semakin meningkat Diketahui nilai koefisien remunerasi melalui
kepuasan kerja bersifat positif terhadap Organizational Citizenship Behavior,
yang artinya kepuasan kerja mampu mengintervening variabel remunerasi.
Diketahui nilai koefisien motivasi melalui kepuasan kerja bersifat positif
terhadap Organizational Citizenship Behavior, yang artinya kepuasan kerja mampu
mengintervening variabel remunerasi. Berdasarkan output diatas diperoleh untuk
nilai Fhitung sebesar 12,980. Maka untuk nilai persamaannya Fhitung > Ftabel
(12.980 > 2,71) dalam uji hipotesis pada tingkat signifikansi α-0.05
atau 5% (Signifikansi 0.000 < 0.05), maka dengan demikian menunjukkan
hipotesis yang dikemukakan diterima artinya variabel kepuasan kerja memediasi
variabel remunerasi dan motivasi secara simultan terhadap Organizational Citizenship
Behavior
Pengujian
Hipotesis
Pengaruh Remunerasi
terhadap Organizational citizenship behavior
Berdasarkan Dari hasil perhitungan
diperoleh t hitung X1 sebesar 3,222 lebih besar dari nilai t tabel = 1,662, dan
nilai signifikansi X1 sebesar 0,000 kurang dari 5%. Hal ini berarti bahwa
remunerasi memiliki pengaruh yang signifikan terhadap Organizational
Citizenship Behavior. Dengan demikian hipotesis H1 dalam penelitian ini yang
menyatakan bahwa �Terdapat pengaruh Remunerasi terhadap Organizational Citizenship
Behavior� diterima
Pengaruh motivasi terhadap organizational citizenship behavior
Berdasarkan Dari hasil perhitungan diperoleh t hitung X2 sebesar 3,422,
lebih besar dari nilai t tabel = 1,662, dan nilai signifikansi X2 sebesar 0,001
yang lebih kecil dari (5%). Hal ini berarti bahwa motivasi memiliki pengaruh
yang signifikan terhadap Organizational Citizenship Behavior . Dengan demikian
hipotesis H2 dalam penelitian ini yang menyatakan bahwa �Terdapat pengaruh
Motivasi terhadap Organizational Citizenship Behavior� diterima
Pengaruh
remunerasi Terhadap kepuasan kerja
����������� Dari hasil perhitungan
terlihat bahwa nilai t hitung X1* Z 3.600 lebih besar dari nilai t tabel =
1,662, dan nilai signifikansi adalah 001, lebih kecil dari . adalah 5%. Hal ini
berarti bahwa remunerasi berpengaruh signifikan terhadap kepuasaan kerja.
Dengan demikian hipotesis H3 dalam penelitian ini yang menyatakan bahwa
�Terdapat pengaruh Remunerasi terhadap kepuasan kerja� diterima
Pengaruh
motivasi Terhadap kepuasan kerja
����������� Dari hasil perhitungan
diperoleh nilai t hitung untuk X2*Z sebesar 3.584 lebih besar dari nilai
t-tabel = 1.662, dan nilai signifikansi untuk X2*Z adalah 0.000 lebih kecil
dari, 5%. Hal ini berarti bahwa motivasi berpengaruh signifikan terhadap
kepuasaan kerja. Dengan demikian hipotesis H4 dalam penelitian ini yang
menyatakan bahwa �Terdapat pengaruh Motivasi terhadap kepuasan kerja� diterima
Pengaruh kepuasan
kerja terhadap Organizational citizenship behavior
Berdasarkan Dari hasil perhitungan diperoleh nilai t hitung sebesar 1.956
lebih besar dari nilai t-tabel = 1.662, dan nilai signifikansi untuk adalah
0.000 lebih kecil dari, 5%. Hal ini berarti bahwa kepuasaan kerja berpengaruh
signifikan terhadap Organizational Citizenship Behavior. Dengan demikian
hipotesis H5 dalam penelitian ini yang menyatakan bahwa �Terdapat pengaruh
kepuasan kerja terhadap Organizational Citizenship Behavior � diterima
Pengaruh motivasi melalui kepuasan kerja terhadap Organizational
Citizenship Behavior
����������� Pengaruh langsung meotivasi terhadap
Organizational Citizenship Behavior sebesar 0.344, sedangkan pengaruh tidak
langsung motivasi melalui kepuasan terhadap Organizational Citizenship Behavior
adalah 0,344 X 0,181 = 0,622, maka total pengaruh yang diberikan motivasi
terhadap kepuasan kerja adalah pengaruh langsung ditambah pengaruh tidak
langsung yaitu : 0,344+ 0,622 = 1,08. hasil perhitungan maka nilai pengaruh langsung
X2 terhadap Y adalah 0,344 dan pengaruh tidak langsung sebesar 1,08 yang
berarti bahwa pengaruh tidak langsung lebih besar daripada pengaruh langsung .
Hal ini berarti bahwa motivasi berpengaruh signifikan terhadap
Organizational Citizenship Behavior melalui kepuasaan kerja. Dengan demikian
hipotesis H7 dalam penelitian ini yang menyatakan bahwa �Terdapat pengaruh
Motivasi melalui Kepuasan Kerja terhadap Organizational Citizenship Behavior�
diterima
Pengaruh remunerasi dan motivasi Terhadap Organizational
Citizenship Behavior
Berdasarkan output diatas diperoleh untuk nilai Fhitung sebesar
16,999. Maka untuk nilai persamaannya Fhitung > Ftabel (16.999 > 2,71)
dalam uji hipotesis pada tingkat signifikansi α-0.05 atau 5% (Signifikansi
0.000 < 0.05). Hal ini berarti bahwa remunerasi dan motivasi secara simultan
berpengaruh terhadap Organizational Citizenship Behavior. Dengan demikian
hipotesis H8 dalam penelitian ini yang menyatakan bahwa �Terdapat pengaruh
Remunerasi dan Motivasi secara bersama-sama terhadap Organizational Citizenship
Behavior� diterima
Pengaruh Remunerasi dan Motivasi Melalui Kepuasan Terhadap
Organizational Citizenship Behavior
Berdasarkan output diatas diperoleh untuk nilai Fhitung sebesar
12.980. Maka untuk nilai persamaannya Fhitung > Ftabel (12.980 > 2,71)
dalam uji hipotesis pada tingkat signifikansi α-0.05 atau 5% (Signifikansi
0.000 < 0.05). Hal ini berarti bahwa remunerasi dan motivasi secara simultan
berpengaruh terhadap Organizational Citizenship Behavior melalui kepuasan
kerja. Dengan demikian hipotesis H9 dalam penelitian ini yang menyatakan bahwa
�Terdapat pengaruh Remunerasi dan Motivasi secara bersama-sama melalui Kepuasan
Kerja terhadap Organizational Citizenship Behavior� diterima.
Pembahasan
Implikasi Manajerial
Berdasarkan
hasil penelitian yang dilakukan menunjukkan bahwa remunerasi, motivasi dan
kepuasan kerja berpengaruh terhadap Organizational Citizenship Behavior. Dengan
demikian hasil penelitian ini menunjukkan bahwa variabel-variabel tersebut
perlu diperhatikan oleh pihak Rumah Sakit Ketergantungan Obat Jakarta yang
meliputi:
1. Remunerasi
di RSKO Jakarta terbukti memiliki pengaruh yang signifikan terhadap Organizational
Citizenship Behavior. Namun berdasarkan nilai mean pada pernyataan X1 nomor 8
memiliki nilai yang paling rendah sebesar 3,60 yaitu �Saya bisa memenuhi
kebutuhan hidup/kebutuhan pokok dari remunerasi yang saya terima�. Hal ini
dapat difahami bahwa pegawai merasa remunerasi yang diterima belum dapat
memenuhi kebutuhan hidup mereka secara optimal sehingga Pimpinan perlu
meningkatkan anggaran remunerasi agar pegawai dapat meningkatkan
kesejahteraannya sehingga diharapkan akan meningkatkan Organizational Citizenship
Behavior pegawai
2. Motivasi
di RSKO Jakarta terbukti memiliki pengaruh yang signifikan terhadap
Organizational Citizenship Behavior. Namun berdasarkan nilai mean pada
pernyataan X2 nomor 3 memiliki nilai yang paling rendah sebesar 4,03 yaitu
�Saya mencoba dengan sangat sungguh- sungguh untuk mencapai target yang
diberikan�. Hal ini dapat difahami bahwa pegawai belum optimal untuk
bersungguh-sungguh untuk usaha mencapai target kinerja, sehingga diperlukan
peran Pimpinan untuk meningkatkan motivasi kerja serta memberikan target dan
penilaian capaian kinerja agar pegawai selalu bersemangat dan
sungguh-sungguh/termotivasi dalam mencapai target yang telah ditetapkan
sehingga diharapkan juga akan meningkatkan Organizational Citizenship Behavior
pegawai
3. Kepuasan
Kerja di RSKO Jakarta terbukti memiliki pengaruh yang signifikan terhadap
Organizational Citizenship Behavior. Namun berdasarkan nilai mean pada
pernyataan Z nomor 8 memiliki nilai yang paling rendah sebesar 3,31 yaitu �Saya
senang dengan pengawasan yang dilakukan atasan saya dalam bekerja�. Hal ini
dapat difahami bahwa pegawai merasa belum optimal dalam mendapatkan pengawasan
dari atasan selama pegawai tersebut bekerja sehingga Pimpinan perlu
meningkatkan pengawasan pelaksanaan pekerjaan agar dapat meningkatkan kepuasan
kerja pegawai sehingga diharapkan juga akan meningkatkan Organizational
Citizenship Behavior pegawai
4. Organizational
Citizenship Behavior sangat bermanfaat untuk kepentingan organisasi karena
berfungsi sebagai �pelumas� dalam mesin organisasi yang akan mengakselerasi
organisasi dalam mencapai kinerja yang optimal.. Namun berdasarkan nilai mean
pada pernyataan Y nomor 9 memiliki nilai yang paling rendah sebesar 3,96 yaitu
�Saya akan melaksanakn kebijakan organisasi meskipun ada yang bertentangan
dengan pendapat pribadi�. Hal ini dapat difahami bahwa pegawai belum secara
sukarela melaksanakan kebijakan organisasi yang dirasa bertentangan dengan
pendapat pribadinya sehingga Pimpinan perlu meningkatkan pemahaman pegawai
untuk melaksanakan kebijakan organisasi meskipun terdapat ketidaksesuaian
dengan pendapat pribadi pegawai dimaksud.
Kesimpulan
Berdasarkan hasil
penelitian tentang Remunerasi dan Motivasi terhadap Organizational Citizenship
Behavior. Dengan Kepuasan Kerja sebagai Variabel Intervening di RSKO Jakarta,
disimpulkan: 1) Hasil pengujian pertama Terdapat berpengaruh positif dan
signifikan antara variabel remunerasi terhadap Organizational Citizenship
Behavior. 2) Hasil pengujian kedua Terdapat berpengaruh positif dan signifikan
antara variabel motivasi terhadap Organizational Citizenship Behavior. 3) Hasil
pengujian ketiga Terdapat berpengaruh positif dan signifikan antara variabel
remunerasi terhadap kepuasan kerja. 4) Hasil pengujian keempat Terdapat
berpengaruh positif dan signifikan antara variabel motivasi terhadap kepuasan
kerja. 5) Hasil pengujian kelima Terdapat pengaruh kepuasan kerja terhadap
Organizational Citizenship Behavior. 6) Hasil pengujian keenam Terdapat
pengaruh Remunerasi melalui Kepuasan Kerja terhadap Organizational Citizenship
Behavior. 7) Hasil pengujian ketujuh Terdapat pengaruh Motivasi melalui
Kepuasan Kerja terhadap Organizational Citizenship Behavior. 8) Hasil pengujian
kedelapan Terdapat pengaruh Remunerasi dan Motivasi secara bersama-sama
terhadap Organizational Citizenship Behavior. 9. Hasil pengujian kesembilan
Terdapat pengaruh Remunerasi dan Motivasi secara bersama-sama melalui Kepuasan
Kerja terhadap Organizational Citizenship Behavior.
Ahmad, M. M., Yuwono,
T., & Marlina, N. (2017). Reformasi Birokrasi dalam Upaya Pemberantasan
Korupsi di Kabupaten Batang (Kepemimpinan Yoyok Riyo Sudibyo, Periode
2012�2017). Journal of Politic and Government Studies, 6(03),
451�460.
Ambarwati, W. (2018). Pemberian
Antibiotik Pada Pasien ISPA Non Pneumonia Di Puskesmas Tanah Sareal Kota Bogor
Tahun 2018.
Ambarwati, W. (2021).
Pembiayaan Pasien COVID-19 dan Dampak Keuangan terhadap Rumah Sakit yang
Melayani Pasien COVID-19 di Indonesia Analisis Periode Maret 2020�Desember
2020. Jurnal Ekonomi Kesehatan Indonesia, 6(1).
Dewi, D. K. (2022).
Sinergi dan Kolaborasi Sebagai Strategi Media Cetak Bertahan Dalam Era
Disrupsi. EKSPRESI DAN PERSEPSI: JURNAL ILMU KOMUNIKASI, 5(2),
201�213.
Hantono, H. (2022).
Pengaruh Budgetary, Participation, Information Asymmetry, Organizational
Citizenship Behavior, Job Relevant Information terhadap kinerja di era VUCA. Owner:
Riset Dan Jurnal Akuntansi, 6(2), 2209�2229.
Hartanto, D. (2019).
Kajian Wilayah Birokrasi Bersih dan Melayani Kepolisian Resort Kota Besar
Medan. Publikauma: Jurnal Administrasi Publik Universitas Medan Area, 7(2),
71�87.
Juliani, H. (2019).
Perubahan perilaku aparatur sebagai model dalam mewujudkan reformasi birokrasi
yang berkualitas. Administrative Law and Governance Journal, 2(1),
113�125.
Nahrisah, E., &
Imelda, S. (2019). Dimensi organizational citizenship behavior (OCB) dalam
kinerja organisasi. Jurnal Ilmiah Kohesi, 3(3).
Nasution, L. (2022). Asuhan
Kebidanan Pada Kehamilan, Persalinan, Bayi Baru Lahir, Nifas Dan Menyusui Di
UPTD Puskesmas Rawat Inap Gununng Tua Tahun 2021.
Raharni, R., Idaiani, S.,
& Prihatini, N. (2020). Kekambuhan pada Pasien Penyalahguna Narkotika,
Psikotropika, Zat Adiktif (Napza) Pasca Rehabilitasi: Kebijakan dan Program
Penanggulangan. Media Penelitian Dan Pengembangan Kesehatan, 30(2),
183�198.
Robbins, S. P., Judge, T.
A., & Brito, J. E. (2013). Comportamiento organizacional. Pearson
educaci�n Naucalpan.
Sugiyono. (2018). Metode
Penelitian kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Alfabeta, Bandung.
Sugiyono, P. D. (2015).
Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D.
In Alfabeta,cv.
Tjahjono, E. W. (2020). Analisis
Penerapan Interprofessional Collaboration di Siloam Hospitals Balikpapan Tahun
2019. Universitas Hasanuddin.
Usman, A. S. (2014).
Meningkatan Mutu Pendidikan Melalui Penerapan Manajemen Berbasis Sekolah. Jurnal
Ilmiah Didaktika: Media Ilmiah Pendidikan Dan Pengajaran, 15(1),
13�31.
Copyright holder: Deni Fakhrudin, Juniarto R Prasetyo (2023) |
First publication right: Syntax Literate: Jurnal
Ilmiah Indonesia |
This article is licensed under: |