Syntax
Literate : Jurnal Ilmiah Indonesia p�ISSN:
2541-0849
e-ISSN: 2548-1398
Vol.
5, No. 5 Mei 2020
PERANAN PELATIHAN DALAM UPAYA
PENINGKATAN PRODUKTIVITAS KERJA KARYAWAN DI LINGKUNGAN DEPARTEMEN PEKERJAAN
UMUM
Saridawati
Universitas Bina Sarana Informatika
Email : [email protected]
Abstract
Human
resources is one of the most important in an organization or management. For
that reason, Human Resources can utilize the workforce so that organizational
is done efficiently as well as the excitement of working. To improve the
ability of employees / employees can be done by developing employee
skills,� in this case is education and
training. Education and training� in the
education and training center of Department of Public Works employees is to
realize a capable workforce for existing trainings in the education and
training center of Department of Public Works employees must be planned,
implemented and directed so ensure the existence of education and training
activities that are aligned with needs Department of Public Work is
support� fully� the achievement of the objectives of the
Department of Public Works.
Keywords: Training and Productivity of work.
Abstrak
Sumber daya manusia merupakan salah satu sumber daya manusia yang
sangat penting dalam suatu organisasi atau manajemen. Untuk itu Sumber Daya
Manusia� dapat memanfaatkan tenaga kerja
sehingga tujuan organisasi dilaksanakan secara berdayaguna sekaligus adanya
kegairahan bekerja. Untuk meningkatkan kemampuan pegawai/karyawan dapat
dilakukan dengan pengembangan kecakapan pegawai, dalam hal ini pendidikan dan
pelatihan. Pendidikan dan pelatihan di Pusdiklat� pegawai Departemen Pekerjaan Umum adalah
untuk mewujudkan angkatan kerja yang cakap guna pelatihan-pelatihan yang ada di
Pusat Pendidikan dan Pelatihan Pegawai Departemen Pekerjaan Umum harus
direncakan, dilaksanakan dan diarahkan guna menjamin adannya kegiatan
pendidikan dan pelatihan yang selaras dengan kebutuhan Departemen Pekerjaan
Umum menunjang sepenuhnya
pencapaian tujuan Departemen Pekerjaan Umum.
Kata kunci :� Pelatihan, Produktivitas kerja
Pendahuluan
Dalam
era pembangunan jangka panjang nasional masalah sumber daya manusia (SDM)
merupakan masalah yang sentris dan menjadi tanggung jawab semua lembaga. Karena
pada dasarnya sumber daya manusia merupakan modal utama bagi perusahaan dalam
membangun persaingan
bisnis. Sumber daya manusia merupakan bagian penting dalam aktivitas kerja.
Karena hal tersebut berhubungan dengan masalah kualitas kerja dan pencapaian
kerja (Saridawati, 2018). Masalah SDM tidak bisa hanya
dilihat dari segi kuantitas dan kualitas saja, tetapi harus juga dilihat dari
segi kemampuan menciptakan sistim kerja yang produktif bagi pembangunan di
berbagai bidang. Perencanaan ketenagakerjaan/sumber daya manusia bidang
pekerjaan umum untuk menunjang kebutuhan pembangunan nasional di masa mendatang
mengorientasikan pada program pelatihan pegawai.
Kebutuhan penyediaan
tenaga kerja yang mampu dan trampil dibidang pekerjaan umum semakin meningkat
dari tahun ke tahun, sejalan dengan meningkatnya pembangunan sektor-sektor
strategis yang membutuhkan pelayanan prasarana dan sarana dasar (PSD). Cakupan
beban tugas bidang ke-PU-an semakin bertambah kompleks dan luas, untuk
menanganinya dibutuhkan kualifikasi sumber daya manusia sebagai pelaksana,
berupa angkatan kerja yang trampil, siap tugas dan mempunyai sikap positif
dalam pelaksanaan program pembangunan bidang pekerjaan umum. Tenaga-tenaga
trampil tersebut di dalam pelaksanaan tugas membutuhkan bekal pengetahuan dan
ketrampilan yang relevan dengan bidang tugas yang menjadi tanggung jawabnya,
serta pembinaan�� secara
berkesinambungan, antara lain melalui.
1. Jalur karier, dengan adanya pekerjaan (tugas/jabatan) yang sesuai
dengan kemampuannya, penghargaan yang diberikan sesuai dengan prestasi kerja
yang dapat dicapai, dan kemungkinan adanya motifasi pengembangan diri (self
development).
2. Jalur pendidikan dan pelatihan sebagai penunjang jalur karier
dengan tujuan memberikan bekal pengetahuan dan keterampilan untuk kemudahan
dalam pelaksanaan tugas, pembentukan
tenaga-tenaga profesional, serta memberikan pengaruh untuk bersikap
positif terhadap pelaksanaan program pembangunan.
Pusat
pendidikan dan pelatihan (Pusdiklat) pegawai Departemen Pekerjaan Umum
mempunyai tugas melaksanakan pendidikan dan pelatihan pegawai dilingkungan
Departemen Pekerjaan Umum berdasarkan kebijaksanaan yang ditetapkan oleh
Menteri dan Peraturan Perundang-Undangan yang berlaku, dengan sasaran populasi
ditujukan untuk memenuhi kemampuan tenaga kerja dibidang yaitu:
1. Kepemimpinan (Managerial Skill)
2. Keahlian Teknis (Technical Skill)
Pada dasarnya berbagai
kegiatan atau program pelatihan adalah dalam upaya meningkatkan produktivitas
sumber daya manusia yang berkenaan dengan peningkatan pelayanan yang baik pada
masyarakat dalam bentuk penyediaan prasarana dan sarana dasar ke-PU-an.
Disamping itu pengaruh
dari era globalisasi, dimana Indonesia turut berkelompok atas dasar
kepemimpinan ekonomi dalam organisasi AFTA, APEC dan WTO menuntut konsekwensi
penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) guna efisiensi produksi serta
penghapusan hambatan perdagangan, untuk dapat berkompetisi dalam kelompok
tersebut sudah dirasakan perlu dilaksanakan peningkatan produktivitas sumber
daya manusia yang produktif.
Sebelum dijelaskan
mengenai manajemen sumber daya manusia secara mendalam, ada baiknya kita
ketahui terlebih dahulu pengertian manajemen secara umum (Terry, 1986) mendefinisikan
bahwa "Manajemen adalah merupakan sebuah proses yang khas, yang terdiri
dari tindakan-tindakan perencanaan, pengorganisasian, menggerakkan dan
pengawasan, yang dilakukan untuk menentukan serta mencapai sasaran-sasaran yang
telah ditetapkan memulai pemanfaatan sumber daya manusia serta sumber-sumber
lainnya" Dengan perkataan lain terdapat adanya aktivitas-akvitas khusus
yang merupakan bagian dari pada suatu proses manajemen. Disamping itu dapat
dikatakan bahwa aktivitas-aktivitas tersebut dilakukan untuk mencapai
sasaran-sasaran yang ditetapkan sebelumnya dan pelaksanaan berlangsung dengan
bantuan manusia dengan sumber-sumber daya lainnya.
Setelah kita mengetahui
pengertian Manajemen secara umum, selanjutnya akan dijelaskan mengenai
pengertian manajemen sumber daya manusia, istilah manajemen sumber daya manusia
memiliki istilah lain yang mempunyai pengertian yang sama, berbagai istilah
digunakan untuk pengertian manajemen sumber daya manusia (MSDM), antara lain,
Manajemen Sumber Daya Insani, Manajemen Personalia, Manajemen Kepegawaian, Manajemen
Perburuhan, Manajemen Tenaga Kerja, Administrasi Personalia (kepegawaian) dan
hubungan industrial (Moh Agus Tulus, 1993).
Manajemen
Sumber Daya Manusia adalah perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan atas pengadaan, pengembangan,
pemberian kompensasi, pengintegrasian, pemeliharaan dan pemutusan hubungan
kerja dengan maksud untuk membantu mencapai tujuan perusahaan, individu dan
masyarakat (Edwin B. Flippo, 1992).
Metode Penelitian
Objek penelitian adalah
tentang kebijakan pendidikan dan latihan dalam rangka upaya meningkatkan
produktivitas sumber daya manusia yang diterapkan oleh Pusat Pendidikan dan
Pelatihan Pegawai PU. Metode Pengumpulan Data menggunakan dua cara, yaitu : penelitian
kepustakaan (Library Research) dan penelitian lapangan (Field Research). Penelitian
lapangan adalah suatu metode yang digunakan untuk mengumpulkan data primer yang
diperlukan dalam penelitian, melalui wawancara dengan pejabat maupun dengan
petugas yang ditunjuk oleh Pusat Pendidikan dan Pelatihan Pegawai PU Jakar�ta.
Untuk mengukur variabel
pelatihan dan variabel produktivitas tenaga kerja digunakan quistioner (angket)
yang diberikan kepada 25 orang responden. Indikator
yang digunakan untuk produktivitas tenaga kerja adalah��� ketrampilan kerja dan hasil kerja (Ravianto, 1985). Sedangkan�� untuk mengetahui derajat hubungan antara
pelatihan terhadap��� produktivitas tenaga
kerja digunakan "koefisien korelasi jenjang�� spearman"� dengan rumus :
rs = |
1 � 6 Sdi2 |
n(n2 � 1 ) |
dimana�� :
rs = koefisien
korelasi
n� = banyaknya sampel
di = selisih rangking pasangan
sampel .
Untuk mengetahui besarnya
pengaruh pelatihan terhadap produktivitas kerja dapat digunakan koefisien
determinasi yaitu kuadrat dari koefisien determinasi x 100% (Cd = (rs)2
x 100%) .
Hasil dan Pembahasan
A.
Program Pelatihan Pada Pusat Pendidikan dan Pelatihan Departemen
Pekerjaan Umum.
Tujuan akhir Pendidikan dan Pelatihan adalah untuk mewujudkan
angkatan kerja yang cakap guna menunjang sepenuhnya pencapaian tujuan
Departemen Pekerjaan Umum agar DIKLAT menjadi produktif dalam menunjang
kegiatan Departemen Pekerjaan Umum, maka kegiatan DIKLAT harus direncanakan,
dilaksanakan dan diarahkan guna menjamin adanya kegiatan DIKLAT yang selaras
dengan kebutuhan Departemen Pekerjaan Umum. Rencana
dan program pelaksanaan Pendidikan dan Pelatihan :
1.
Jangka Pendek
a. Menyelesaikan program DIKLAT yang telah komitmen dengan pihak luar
Departemen Pekerjaan Umum seperti program kerja sama dengan Kabupaten
b. Menyelesaiakan kebutuhan pelatihan struktural penjenjangan (ADUM,
SPAMA, SPAMEN, dan SPATI) .
c. Pemanfaatan produk penunjang yang berkaitan dengan pembinaan
personil DIKLAT, institusi, pola DIKLAT dan aspek hukum serta� manajemen informasi DIKLAT untuk persiapan
peningkatan sumber� daya manusia bidang
pekerjaan umum.
d. Identifikasi penetapan kurikulum standar khusus bidang teknik umum
dan tata laksana.
e. Menyelenggarakan pelatihan singkat yang
dibutuhkan dibidang Pengairan, Bina Marga,
Cipta Karya dan Teknik Umum Tata Laksana.
2.
Program
Jangka Menengah
a. Melanjutkan prioritas dari kegiatan komitmen dalam pendidikan dan
pelatihan.
b. Mengembangkan TMIS (Training Management Information System).
Sampai dengan Pendidikan dan Pelatihan Pekerjaan Umum Wilayah
c. Peningkatan staf Pendidikan dan Pelatihan dan
widyaiswara dalam rangka pembinaan profesionalisme
di bidang Pendidikan dan Pelatihan dalam dan luar negeri.
d. Memanfaatkan hasil DIKLAT untuk penyempurnaan proses DIKLAT.
3.
Program
Jangka Panjang
a. Penyeragaman pelatihan untuk tingkat manajer melalui Pendidikan
dan Pelatihan struktural.
b. Modul-modul DIKLAT untuk penjenjangan fungsional untuk segala
jenis kemampuan dan tingkatan beserta akreditasinya yang telah disesuaikan
dengan pola perencanaan tenaga kerja.
c. Pemanfaatan sistem informasi Pendidikan dan
Pelatihan dalam menunjang
fungsi-fungsi manajemen Pendidikan dan Pelatihan bidang ke-PU-an.
d. Pemanfaatan dan penyempurnaan institusi dan kelembagaan yang terkait
dengan proses Pendidikan dan Pelatihan untuk menunjang kelancaran mekanisme
dalam penyelenggaraan Pendidikan dan Pelatihan.
B.
Pelaksnaaan Pelatihan Pada Pusat Pendidikan dan Pelatihan
Departemen Pekerjaan Umum.
Produk statuta yang menjadi landasan operasional penyelenggaraan
pelatihan di Pusat Pendidikan dan Pelatihan Pegawai Departemen Pekerjaan Umum
saat ini diatur oleh keputusan Menteri PU No. 211/KPTS/1994 yang telah diadakan
peninjauan kembali sesuai dengan perkembangan kebutuhan dan beban kerja PUSDIKLAT
yang semakin berkembang.
Tujuan Pendidikan dan Pelatihan berdasarkan Peraturan Pemerintah
Republik Indonesia No. 101 tahun 2000 tentang Pendidikan dan Pelatihan jabatan pegawai negeri sipil adalah :
1.
Meningkatkan
kesetiaan dan ketaatan pegawai kepada Pancasila, Undang-Undang Dasar 1945,
negara dan Pemerintah Republik Indonesia.
2.
Menanamkan
persamaan pola pikir yang dinamis dan bernalar agar memiliki wawasan yang
konprehensif untuk melaksanakan tugas umum pemerintahan� dan pembangunan.
3.
Memantapkan
semangat pengabdian yang berorientasi pada pelayanan dan� pengembangan partisipasi masyarakat.
4.
Meningkatkan
pengetahuan, keahlian dan atau keterampilan. serta pembentukan sedini mungkin
kepribadian pegawai.
Pendidikan dan Pelatihan terdiri dari :
1.
Pendidikan dan
Pelatihan Prajabatan
2.
Pendidikan
dan Pelatihan dalam jabatan Pendidikan dan Pelatihan Prajabatan��� adalah Pendidikan dan Pelatihan yang
dipersyaratkan dalam pengangkatan Pegawai. Pendidikan dan Pelatihan dalam
Jabatan adalah Pendidikan dan Pelatihan bagi Pegawai Negeri Sipil yang terdiri
dari :
-
Pendidikan
dan Pelatihan struktural
-
Pendidikan
dan Pelatihan fungsional
-
Pendidikan
dan Pelatihan teknis.
Pendidikan dan Pelatihan struktural adalah Pendidikan dan
Pelatihan yang� dipersyaratkan bagi pegawai� negeri yang akan diangkat dalam� jabatan struktural,� Pendidikan�
dan� Pelatihan struktural terdiri
dari :
a.
Pendidikan
dan Pelatihan staf pimpinan administrasi tingkat pertama yang selanjutnya
disebut DIKLAT SPAMA, yaitu DIKLAT yang dlpersyaratkan bagi pegawai yang
terpilih dan memiliki kemampuan untuk diangkat dalam jabatan struktural eselon
III.
b.
Pendidikan
dan Pelatihan Staf dan Pimpinan administrasi tingkat menengah yang selanjutnya
disebut DIKLAT SPAMEN, yaitu Pendidikan dan Pelatihan yang dipersyaratkan bagi
pegawai yang terpilih dan memiliki kemampuan untuk diangkat dalam jabatan
struktural eselon II.
c.
Pendidikan
dan Pelatihan Staf dan Pimpinan Administrasi tingkat tinggi yang selanjutnya
disebut DIKLAT SPATI, yaitu Pendidikan dan Pelatihan yang dipersyaratkan bagi
pegawai yang telah menduduki jabatan struktural eselon II yang terpilih serta
memiliki kemampuan untuk diangkat dalam jabatan struktural eselon I.
Sebelum Pendidikan dan Pelatihan struktural
sebagaimana tersebut diatas kepada�
pegawai negeri diberikan Pendidikan dan Pelatihan administrasi umum (ADUM). Pendidikan dan Pelatihan fungsional adalah Pendidikan dan
Pelatihan yang dipersyaratkan bagi pegawai yang akan dan telah menduduki
jabatan fungsional.
Pendidikan dan Pelatihan Teknik adalah Pendidikan dan Pelatihan
yang diselenggarakan untuk memberikan ketrampilan atau penguasaan pengetahuan
dibidang teknis tertentu, sehingga mampu melaksanakan tugas dan tanggung jawab
yang diberikan dengan sebaik-baiknya seperti contoh :
-
Pelatihan
bidang irigasi jenis pelatihannya adalah khusus ekploitasi dan pemeliharaan
irigasi, pelatihan teknik perencanaan irigasi, pelatihan teknik pengembangan
irigasi idang konstruksi.
-
Pelatihan
bidang rawa jenis pelatihannya adalah supervisi konstruksi rawa, latihan
ekploitasi dan pemeliharaan rawa dan lain-lain.
C.
Evaluasi Hasil Pelatihan pada Pusat Pendidikan dan Pelatihan
Departemen Pekerjaan Umum.
Evaluasi pelatihan adalah suatu kegiatan untuk mengukur kadar
keberhasilan suatu pelatihan atau suatu kegiatan untuk menentukan perbedaan
antara tujuan yang telah ditetapkan untuk dibandingkan dengan hasil yang
dicapai (perbedaan antara rencana dan pelaksanaan). Evaluasi pelatihan
memberi� umpan balik yang esensial bagi
berbagai tingkat manajemen. Tujuan evaluasi adalah untuk meningkatkan
efektivitas seluruh proses manajemen pelatihan sampai pada pelaksanaan teknis
belajar-mengajar yaitu untuk :
1.
Menentukan
apakah tujuan-tujuan program pelatihan tercapai.
2.
Menunjukkan
kelemahan dan kekuatan program.
3.
Menentukan
apakah program pelatihan sudah memadai, memungkinkan para peserta mengetahui
bagaimana mereka memperoleh kemajuan dalam belajar dan juga untuk mengukur
kelemahan dan� kekuatan mereka sendiri.
4.
Memberikan
berbagai informasi yang berguna pada organisasi dan dapat membantu pimpinan
dalam menentukan keputusan yang rasional.
5.
Merupakan
sistem umpan-balik yang terorganisasi dan memungkinkan perencana dan pemuat
kebijaksanaan untuk membuat keputusan yang lebih baik lagi.
Sample pelatihan di Direktorat Jenderal Pengairan sebanyak 25
orang peserta, jenis pelatihan tersebut adalah ekploitasi dan pemeliharaan rawa
yang terdiri dari kurikulum/materi sebagai berikut :
1.
PTEP : Proses
perencanaan teknik ekploitasi dan pemeliharaan rawa.
2.
PKPR :
Pelaksanaan konstruksi pemeliharaan rehabilitasi dan peningkatan.
3.
PEP� : Proses ekploitasi dan pemeliharaan
4.
APP� : Aspek produksi dan pendapatan petani
5.
PML� : Pemanfaatan lahan.
6.
Questioner
lihat (lampiran)
skala penilaian dengan skala ordinal
1.
Kurang
2.
Cukup
3.
Baik
4.
Baik sekali.
Jenis penilaian/evaluasi pelatihan (indikasi yang yang dinilai) :
1.
Penilaian
keseluruhan pelatihan dan kunjungan lapangan.
2.
Penilaian
pokok bahasan tertentu.
3.
Penilaian
instruktur tertentu.
4.
Pengelolaan
keseluruhan pelatihan.
5.
Penilaian
pengetahuan peserta (pra test dan post test)
Hasil penilaian :
Dari questioner sampel sebanyak 25 orang terhadap :
-
Penilaian
keseluruhan pelatihan dan kunjungan lapangan diperoleh nilai rata-rata
....................... ...................................................................................................... � 2,75
-
Penilaian
pokok bahasan tertentu ......................................................... � 2,79
-
Penilaian
instruktur tertentu ................................................................. � 2,74
-
Penilaian
pengelolaan keseluruhan pelatihan ....................................... � 2,76
-
Penilaian
pengetahuan peserta (pra test post test) ................................ � 2,88
|
PTEP |
PKPR |
PEP |
APP |
PML |
Rata-rata |
-
Skor total (penambahan
pengetahuan) |
92 |
95 |
99 |
102 |
97 |
97 |
-
Rata-rata penambahan pengetahuan/
orang |
3.68 |
3.8 |
3.96 |
4.08 |
3.88 |
3.88 |
-
prosentase penambahan
pengetahuan |
148% |
158% |
155% |
185% |
170% |
163.2% |
Dari angka diatas terlihat terdapat kemajuan penambahan
pengetahuan rata-rata sebesar 163,2% atau dengan nilai 97 katagori (baik, baik
sekali).
D
Peroduktivitas
Kerja
Peningaktan produktivitas tidak selalu berarti meningkatkan
produksi melalui sumber daya melainkan mengerjakan secara lebih baik dengan apa
yang ada. Dalam hubungannya dengan sutnber daya manusia berarti mengerjakan
secara lebih baik dengan apa yang ada dan memerlukan adanya peningkatan
kemampuan, pengetahuan, sikap dan tingkah laku yang kesemuanya itu diperoleh
melalui pelatihan.
Banyak pengertian produktivitas yang terdapat dalam referensi.
Untuk menghitung tingkat produktivitas kerja di Departemen Pekerjaan Umum
digunakan rumusan sebagai berikut
Tabel 2
Tingkat Produktivitas di PUSDIKLAT Pegawai
Departemen Pekerjaan Umum
Target 5 Tahun (2000/2001 � 2004/2005
Tahun |
Realisasi |
Tingkat Produktivitas |
target� x hari kerja� x�
tng� kerja |
||
2000/2001 |
46.900 |
0,000000785 |
46.908 x 334 x 38 .150 |
||
2001/2002 |
47.200 |
0,000000775 |
47.757 x 334 x 38.150 |
||
2002/2003 |
47.100 |
0,000000782 |
47.229 X 334 x 38 .150 |
||
2003/2004 |
46.900 |
0,000000781 |
47.104 X 334 x 38 .150 |
||
2004/2005 |
46.900 |
0,000000782 |
47.101 X 334 x 38 .150 |
Ket - Realisasi dan target dalam jutaan
rupiah.
Tabel 3
Tingkat Produktivitas di Bidang DIKLAT
Pengairan
(Direktorat Jenderal Pengairan Departemen
Pekerjaan Umum)
Target 5 Tahun (2000/2001 � 2004/2005)
Tahun |
Realisasi |
Tingkat Produktivitas |
target� x hari kerja� x�
tng� kerja |
||
2000/2001 |
1.700 |
0,000000382 |
1.800�� x�� 334��
X�� 7.407 |
||
2001/2002 |
2.050 |
0,000000398 |
2 .090�� x�� 334��
x�� 7.407 |
||
2002/2003 |
2.184 |
0,000000402 |
2 .195� x� 334��
x�� 7.407 |
||
2003/2004 |
2.395 |
0,000000410 |
2 .415�� x�� 334��
x�� 7 .407 |
||
2004/2005 |
2.500 |
0,000000372 |
2 .715�� x�� 334��
x�� 7.407 |
Sumber data primer yang telah diolah
Ket :
Realisasi dan target dalam jutaan rupiah.
Dari tabel perhitungan diatas yaitu data tentang target dan
realisasinya dan dengan memperhatikan sumber daya yang dipakai kemudian
dibandingkan, terungkap bahwa produktivitas kerja atas dasar perbandingan
realisasi dengan target kali hari kerja kali tenaga kerja dari tahun anggaran
2000/2001 s/d 2004/2005 produktivitasnya �sudah positif namun relatif kecil.
E
Peranan Pelatihan Dalam Rangka Meningkatkan� Produk�tivitas Kerja.
Dalam menganalisis peranan pelatihan terhadap peningkatan
produktivitas kerja yang dilaksanakan oleh Pusat Pendidikan dan Pelatihan
Pegawai Departemen Pekerjaan Umum, penulis menggunakan analisis koefisien
korelasi jenjang spearman dengan rumus�
rs� = |
1 � 6 Sdi2 |
n(n2-1) |
Dimana : rs = koefisien korelasi
�n = banyaknya sampel
�di = selisih
rangking pasang sampel
Untuk menganalisis peranan pelatihan dengan produk�tivitas kerja
tersebut diperlukan data. Data dibawah ini adalah merupakan hasil penilaian
pelatihan dengan produktivitas kerja yang dilakukan. Terhadap peserta
pelatihan. "Ekploitasi dan pemeliharaan rawa" pada Direktorat
Jenderal Pengairan yang dijadikan sampel. Penilaian ini dilakukan dengan cara
membagikan koestioner kepada para peserta pelatihan tersebut sebanyak 25
responden (peserta) yang meliputi pengetahuan/materi tentang :
1. Proses perencanaan teknik ekploitasi dan pemeli�haraan rawa (PTEP).
2. Pelaksanaan konstruksi pemeliharaan rehabilitasi dan peningkatan(PKP).
3. Proses ekploitasi dan pemeliharaan (PEP).
4. Aspek produksi dan pendapatan petani (APP).
5. Pemanfaatan lahan (PML).
Berdasarkan penilaian tersebut tabel terlampir, maka diperoleh
angka-angka pada tabel sebagai berikut :
Tabel 4
Penilaian Pra Test dan Post Test Pada
Pelatihan Ekploitasi dan Pemeliharaan Rawa
No. |
N a m a |
Pra Test |
Post Test |
Skor Penambahan Pengetahuan |
% Perubahan |
1 . |
Alwani |
5 |
33 |
28 |
560 |
2 . |
Azhar N. |
11 |
32 |
21 |
190, 9 |
3. |
B. Sitinjak |
9 |
31 |
22 |
244 , 44 |
4 . |
Bisher Sihit |
15 |
32 |
17 |
113, 33 |
5. |
Cikwi Hasan |
15 |
31 |
16 |
106,66 |
6. |
Effendi M. |
13 |
28 |
15 |
115,38 |
7 . |
Gusti D.K |
17 |
31 |
14 |
82,35 |
8. |
Harun Nurasyid |
8 |
35 |
27 |
337,5 |
9. |
Irwan |
10 |
34 |
24 |
240 |
10. |
Ismail |
11 |
30 |
19 |
172,72 |
11. |
Kusdiyono |
16 |
34 |
18 |
112,5 |
12. |
L. Situmorang |
10 |
35 |
25 |
181,81 |
13. |
M. Rizal S. |
11 |
31 |
20 |
250 |
14 . |
Manuala Lubis |
10 |
30 |
20 |
200 |
15. |
Masito S. |
12 |
38 |
26 |
216,66 |
16. |
Nurdin H.M. |
11 |
32 |
21 |
190, 90 |
17. |
Poniran |
10 |
31 |
21 |
210/nhjghg |
18. |
Robinson M. |
15 |
36 |
15 |
10 |
19 |
Syamsul Bahri |
10 |
25 |
15 |
150 |
20. |
Tom Ngaskarul |
14 |
31 |
17 |
121,42 |
21. |
Ujang Nukman |
9 |
31 |
22 |
244 ,44 |
22. |
Wabar |
27 |
33 |
6 |
22,22 |
23. |
Warmata Anwar |
7 |
33 |
26 |
371, 42 |
24 . |
Yuskar |
11 |
31 |
20 |
181, 81 |
25. |
Zulkifli B. |
11 |
31 |
20 |
181,81 |
Tabel 5
Tabel Untuk Menghitung Peranan Pelatihan
Terhadap Produktivitas Kerja
No. |
N a m a |
Skor Penambahan Pengetahuan |
Ranking |
Produktivitas (%) |
Ranking |
di |
di2 |
1 . |
Alwani |
28 |
25 |
560 |
25 |
0 |
0 |
2 . |
Azhar N. |
21 |
15 |
190 |
14.5 |
0.5 |
0.25 |
3. |
B. Sitinjak |
22 |
18.5 |
244.44 |
20.5 |
2 |
4 |
4 . |
Bisher Sihit |
17 |
7.5 |
113.33 |
6 |
1.5 |
4.25 |
5. |
Cikwi Hasan |
16 |
6 |
106.66 |
4 |
2 |
4 |
6. |
Effendi M. |
15 |
4 |
115.38 |
7 |
3 |
9 |
7 . |
Gusti D.K |
14 |
2 |
82.35 |
2 |
0 |
0 |
8. |
Harun Nurasyid |
27 |
24 |
337.5 |
23 |
1 |
1 |
9. |
Irwan |
24 |
20 |
240 |
19 |
1 |
1 |
10. |
Ismail |
19 |
10 |
172.72 |
10 |
0 |
0 |
11. |
Kusdiyono |
18 |
9 |
112.5 |
5 |
4 |
24 |
12. |
L. Situmorang |
25 |
21 |
250 |
22 |
1 |
1 |
13. |
M. Rizal S. |
20 |
12.5 |
181.81 |
12 |
0.5 |
0.25 |
14 . |
Manuala Lubis |
20 |
22.5 |
200 |
16 |
-3.5 |
12.25 |
15. |
Masito S. |
26 |
22.5 |
216.66 |
18 |
4.5 |
20.25 |
16. |
Nurdin H.M. |
21 |
16 |
190.90 |
14.5 |
1.5 |
3 |
17. |
Poniran |
21 |
16 |
210 |
17 |
-1 |
1 |
18. |
Robinson M. |
15 |
4 |
100 |
3 |
1 |
1 |
19 |
Samsul Bahri |
15 |
4 |
150 |
9 |
-5 |
25 |
20. |
Tom Ngaskarul |
17 |
7.5 |
121.42 |
8 |
0.5 |
0.25 |
21. |
Ujang Nukman |
22 |
18.5 |
244.44 |
20.5 |
-2 |
4 |
22. |
Wabar |
6 |
1 |
22.22 |
1 |
0 |
0 |
23. |
Warmata Anwar |
26 |
12.5 |
371.42 |
24 |
-1.5 |
2.25 |
24 . |
Yuskar |
20 |
12.5 |
181.81 |
12 |
0.5 |
0.25 |
25. |
Zulkifli B. |
20 |
12.5 |
181.81 |
12 |
0.5 |
0.25 |
Jika tabel di atas
dipakai untuk menghitung peranan pelatihan terhadap produktivitas kerja, maka
sebagai berikut :
atau 0,96
Dari angka tersebut
menunjukkan bahwa pelatihan sangat mempengaruhi produktivitas kerja atau dengan
kata lain hubungan dengan produktivitas kerja sangat kuat, penulis berasumsi
demikian berdasarkan kriteria besarnya korelasi. Untuk lebih jelas lihat tabel
di bawah ini :
Tabel 6
Koefisien Korelasi dan Tafsirannya
KOEFISIEN |
TAFSIRANNYA |
0,00 - 0,19 0,20 - 0,39 0,40 - 0,69 0,70 - 1,00 |
Hubungan bisa diabaikan Hubungan yang rendah Hubungan yang besar Hubungan yang kuat |
Suber : Winarno, Dasar dan Teknik Reseach
Sedangkan
untuk menghitung bersarnya pengaruh pelatihan terhadap produktivitas kerja digunakan� rumus�
koefisien
Determinasi = CD = rs2
(100%)
CD = (0,96)2 . 100% = 92,16%
Artinya : bahwa produktivitas kerja dipengaruhi pelatihan sebesar
92,16%, sisanya dipengaruhi atas faktor lain yang tidak dibahas dalam penelitan
ini. Dalam menguji berarti atau tidak hasil dari korelasi yang didapatkan, maka
dilakukan uji hipotesis (uji t) dengan rancangan uji hipotesis sebagai berikut
:
HO ; rs�� =� 0 �� = �� tidak
terdapat peranan yang berarti antara pelatihan dengan produktivitas kerja.
HO� rs ��=�� 0 �� = terdapat peran yang berarti antara
pelatihan dengan produktivitas kerja.
t tabel t (0,05, n-2) = 2,06)
Dari
perhitungan terlihat bahwa nilai t hitung lebih besar dari t tabel, maka Ho
ditolak, artinya terdapat hubungan yang signifikan antara pelatihan dengan
produk�tivitas kerja.
Kesimpulan
Pada dasarnya selama
pelaksanaan Program pelati�han Pusat Pendidikan dan Pelatihan Pegawai
Departemen Pekerjaan Umum telah dilaksanakan sesuai kebutuhan, baik pelatihan yang
dipersyaratkan dalam pengangkatan pegawai, maupun pelatihan dalam jabatan yang
terdiri dari pelatihan struktural, fungsional dan pelatihan teknis. Pelatihan
menggunakan berbagai metode sesuai dengan jenis dan kebutuhan pelatihan, adapun
instruktur berasal dari dalam lingkungan Departemen Pekerjaan Umum dan dari
luar yang ada kaitannya dengan bidang ke-PU-an, dan diaggap mampu serta
memenuhi persyaratan-persyaratan tertentu.
Program pelatihan di
Pusat Pendidikan dan Pelati�han Departemen Pekerjaan Umum mempunyai hubungan
yang kuat dan berperan terhadap produktivitas kerja. Artinya peningkatan
produktivitas tenaga kerja berhubungan erat dengan usaha-usaha program
pelatihan yang dilaksanakan.
Jenis pelatihan
ekploitasi pemeliharaan rawa yang dilakukan oleh PUSDIKLAT Departemen PU
bertujuan untuk menambah pengetahuan ketrampilan, kemampuan dari pada para
pegawai yang menangani bidang tersebut. Oleh karena itu unit pelaksana
melakukan evaluasi terhadap para pegawai yang mencakup 5 (lima) faktor
penilaian antara lain : penilaian keseluruhan pelatihan dan kunjungan lapangan,
penilaian pokok bahasan tertentu, penilaian instruktur tertentu dan penilaian
pengelolaan keseluruhan pelatihan serta penilaian pengetahuan peserta (pre test
dan post test).
����������
BIBLIOGRAFI
Edwin B. Flippo, Moh Masud. (1992). Manajemen Personalia. Jakarta:
Erlangga.
Moh Agus Tulus. (1993). Manajemen Sumber Daya Manusia.
Jakarta: PT. Gramedia.
Ravianto, J. (1985). Produktivitas dan manusia Indonesia
(Vol. 3). Lembaga Sarana Informasi Usaha dan Produktivitas.
Saridawati, Saridawati. (2018). Pengelolaan Dan Pengembangan
Sumber Daya Manusia Pada Pt. Atmoni Shamasta Prezki. Syntax Literate; Jurnal
Ilmiah Indonesia, 3(9), 107�122.
Terry, George R. (1986). Asas-Asas Manajemen. terj. Winardi.
Bandung: Alumni.