Syntax
Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia p�ISSN: 2541-0849 e-ISSN: 2548-1398
Vol.
8, No. 1, Januari
2023
PENGUKURAN
KINERJA DAN MANAJEMEN PENDIDIKAN AGAMA KRISTEN
Panuturi
Sitompul, Bernadetha Nadeak, Lamhot Naibaho
Universitas
Kristen Indonesia (UKI) Jakarta, Indonesia
Email:
[email protected], [email protected],
[email protected]
Abstrak
Sistem
pengukuran kinerja diperlukan untuk mengetahui pencapaian organisasi atas
tujuan dan misi organisasi/program. Kinerja dan Pengukuran akan diproses dalam managemen. Secara
umum, Manajemen kinerja adalah suatu kegiatan manajerial yang bertujuan untuk
memastikan bahwa sasaran organisasi sudah tercapai sesuai harapan tentunya
melalui cara-cara yang efisien dan efektif. Kinerja merupakan suatu
hasil kerja yang diperoleh oleh individu pada syarat pekerjaan tersebut . atau dengan kata lain
kinerja sebagai hasil yang baik secara kualitatif dan kuantitas yang telah
dicapai oleh individu atau seorang bawahan dalam melakukan tanggung jawabnya
terhadap pimpinan tempatnya bekerja. Manajemen kinerja adalah sebuah proses
untuk menetapkan apa yang harus dicapai dan
pendekatannya untuk mengelola dan pengembangan manusia melalui suatu cara yang
dapat meningkatkan kemungkinan bahwa sasaran akan dapat dicapai dalam jangka
waktu tertentu baik pendek maupun panjang. Kinerja adalah
karya dan buah dari pekerjaan dan pelayanan juga menjadi sesuatu yang berharga
dalam Pendidikan Agama Kristen. Dalam manajemen dan
konsep serta penerapannya dapat menggunakan sistim dan manajemen pendidikan
umum.
Kata
Kunci:
Kinerja, Pengukuran, Manajemen, Pendidikan.
Abstract
A performance
measurement system is needed to determine the achievement of the organization's
goals and mission of the organization/program. Performance and Measurement will
be processed in management. In general, performance management is a managerial
activity that aims to ensure that organizational goals have been achieved as
expected, of course, through efficient and effective ways. Performance is a
result of work obtained by individuals on the terms of the job. or in other words, performance as a qualitative and
quantitative good result that has been achieved by an individual or a
subordinate in carrying out his responsibilities towards the leader where he
works. Performance management is a process for determining what must be
achieved and its approach to managing and human development in a way that can
increase the likelihood that targets will be achieved within a certain period
of time, both short and long. Performance is work and the fruit of work and
service is also something of value in Christian Religious Education. In
management and concepts and their application, you can use general education
systems and management.
Keywords: Performance,
Measurement, Management, Education.
Pendahuluan
Dalam perkembangan
kehidupan dunia, sejak zaman Adam, manusia telah ditugaskan Tuhan untuk bekerja
memelihara dan merawat seluruh ciptaan, hal ini menjadi bagian dari penciptaan,
namun mereka menghianati titah dan perintah Tuhan, lalu mereka jatuh kedalam dosa.
( Kejadian 1:26-27). Manusia
pertamapun harus menanggung beban berat karena mereka harus bekerja keras untuk
dapat hidup, mereka menjadi petani dan peternak (Kejadian 3:17-19).
Hasil dan jerih payah manusia pertama yang dikelolanya dari ciptaan Allah
itulah � kinerja � atau hasil keringatnya.� Kinerja erat hubungan dengan hasil dan
prestasi dalam proses yang dialami oleh para pekerja dan pegawai. Kinerja merupakan suatu prestasi atau tingkat keberhasilan yang
dicapai oleh individu atau suatu organisasi dalam melaksanakan pekerjaan pada
suatu periode tertentu. Kinerja juga dapat diartikan sebagai suatu � prestasi yang dicapai dalam melaksanakan pelayanan kepada
masyarakat dalam suatu periode� . Peningkatan kinerja tidak
dapat terwujud apabila tidak ada pengelolaan atau manajemen yang baik, yang
dapat mendorong upaya-upaya institusi untuk meningkatkan kinerja. Bahwa usaha-usaha manajemen kinerja ditujukan untuk mendorong
kinerja dalam mencapai tingkat tertinggi organisasi�, manajemen kinerja dapat
meningkatkan kinerja organisasi secara keseluruhan. Manajemen berbasis
kinerja adalah proses perencanaan, pengukuran, penilaian dan evaluasi kinerja
pegawai untuk mewujudkan tujuan organisasi serta mengoptimalkan potensi diri
pegawai.
����������� Sistem pengukuran kinerja diperlukan
untuk mengetahui pencapaian organisasi atas tujuan dan misi organisasi/program.
Selain itu, tujuan pengukuran kinerja adalah meningkatkan
pelayanan publik dan meningkatkan akuntabilitas. Sistem
pengukuran kinerja dijabarkan dalam indikator-indikator kinerja yang terdapat
dalam desain pengukuran kinerja. Kinerja akan
menggambarkan tingkat pencapaian pelaksanaan suatu kegiatan, program, dan
kebijaksanaan dalam mewujudkan sasaran, tujuan, misi, dan visi unit kerja
tersebut.
Kinerja dan Pengukuran akan diproses dalam managemen. Secara
umum, Manajemen kinerja adalah suatu kegiatan manajerial yang bertujuan untuk
memastikan bahwa sasaran organisasi sudah tercapai sesuai harapan tentunya
melalui cara-cara yang efisien dan efektif. Namun tidak juga dipungkiri
bahwa ada juga yang mendefenisikan manajemen kinerja sebagai sebuah aktifitas
yang memastikan agar tujuan dari organisasi dapat tercapai dengan baik sesuai
dengan prinsip POAC (Plaining, Organizing, Acctuating dan Controling:
perencanaan, pengelolaan, melaksanakan, monitor).� Jadi dapat dikatakan bahwa Performance
management tidak berhubungan atau berkaitan dengan hanya kerja individual namun
ini berbicara tentang sebuah proses kerjasama dalam sebuah organisasi yang ada
secara uniti atau keseluruhan.
Kinerja,
Pengukuran dan Manajemen kinerja merupakan suatu siklus yang harus dibangun
secara berkelanjutan dan diharapkan dapat meningkatkan kinerja baik pegawai
maupun organisasi secara keseluruhan. Praktikpraktik
kinerja dan manajemen berbasis kinerja melibatkan spesifikasi sasaran yang
hendak dicapai, alokasi sumber daya, mengukur serta mengevaluasi kinerja.
Spesifikasi sasaran merupakan elemen penting dalam menyusun
kebijakan dan program dimana kebijakan dan program disusun untuk memenuhi
kebutuhan masyarakat. Untuk mewujudkan sasaran
diperlukan alokasi sumber daya. Tantangan yang dihadapi oleh organisasi
sektor publik adalah sulitnya menetapkan sasaran yang jelas dan terukur karena stakeholders yang beragam dengan beraneka macam kepentingan.
Pengertian kata, � Kinerja�� secara
etismologi� berasal dari kata performance
dalam�� bahasa Inggris. Dalam penjelasan
Kamus, The Sccribner-Bantam English Dictionary, yang diterbitkan pada tahun
1979 di Amerika Serikat dan Canada, dikatakan�
bahwa : Performance berasal dari akar kata �to perform� yang mempunyai
beberapa �Entries� yakni : To do or carry out; execute. Melakukan,
menjalankan, melaksanakan. To disharge of fulfil;as
a vow, memenuhi atau menjalankan kewajiban suatu nazar. To
execute or complete an undertaking. Melaksanakan atau
menyempurnakan tanggung jawab. To do what is expected of a person or
machine. Melakukan sesuatu yang diharapkan oleh seseorang
atau mesin.
Kemudian secara
terminologi dijelaskan bahwa�
� kinerja�� dapat dikatakan
sebagai berikut: � Kinerja adalah kesediaan seseorang/kelompok melakukan
sesuatu kegiatan, menyempurnakannya sesuai tanggungjawabnya dengan hasil yang
diharapkan. Jika dikaitkan dengan performance sebagai kata benda (noun) dimana
salah satu entry-nya adalah hasil dari suatu pekerjaan (thing done), maka
pengertiannya adalah hasil kerja yang dapat dicapai oleh seseorang atau
sekelompok orang dalam suatu organisasi sesuai dengan wewenang dan tanggung
jawab masingmasing, dalam rangka upaya mencapai tujuan organisasi bersangkutan
secara legal, tidak melanggar hukum sesuai dengan normal dan etika�� Definisi ini mengandung pengertian bahwa
kinerja adalah prestasi yang dicapai dan merupakan hasil kerja seseorang dalam
melaksanakan tugas atau pekerjannya sesuai dengan yang dipersyaratkan (Rivai, 2005).�
Selanjutnya dalam Kamus
besar Bahasa Indonesia � kinerja� didefinisikan� sebagai �sesuatu yang ingin dicapai, prestasi
yang diperlihatkan dan kemampuan seseorang�. Jika melihat dari pandangan para
ahli, pada umumnya mereka sefaham untuk mendefenisikan� istilah kinerja, namun dalam rumusan
mereka tidak sama, tetapi prinsip dan pandangan mereka hampir sama yakni secara
prinsip kinerja adalah mengenai proses pencapaian hasil. Hal ini juga
dihubungkan dengan asal katanya yakni� job performance atau actual
performance (prestasi kerja atau prestasi sesungguhnya yang dicapai oleh
seseorang). Pendapat ini kemudian mendefinisikan bahwa kinerja adalah � hasil
kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang pegawai dalam
melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan
kepadanya�� (Mangkunegara & Prabu, 2014).
Dalam pandangan yang
lain,� Cascio� mengemukakan pendapat bahwa� Performance refers to an employee
accomplishment of assigned tasks�. Kinerja merupakan prestasi
seorang pegawai dari tugas-tugasnya yang ditetapkan. Prestasi
ini merupakan tugas-tugas yang telah ditetapkan dan terrealisasikan dengan baik
sesuai dengan yang dipersyaratkan oleh 0rganisasi tersebut. Kinerja itu
merupakan tugas-tugas yang resmi (legal) dari suatu organisasi yang dilaksanakan
oleh para anggotanya (Cascio, 1995). Di satu sisi
pengertiannya adalah kinerja, dan di sisi lain pengertiannya adalah
pertunjukan, pekerjaan, perbuatan, pergelaran prestasi, hasil. Dengan demikian,
secara matematis, bisa disimpulkan bahwa kinerja pengertiannya sama dengan pertunjukan, pekerjaan, perbuatan, pergelaran
prestasi, hasil. Namun jika kita merujuk pada Kamus Besar
Bahasa Indonesia, pengertian yang pas untuk kinerja adalah prestasi atau hasil.
Dr. Payaman Simanjuntak
dalam pandangannya tentang pengertian kinerja� mengatakan,� bahwa kinerja adalah � tingkat pencapaian
hasil atas pelaksanaan tugas tertentu. Kinerja perusahaan adalah tingkat
pencapaian hasil dalam rangka mewujudkan tujuan perusahaan� Hal ini juga
dikaitkan dengan Manajemen kinerja� yakni� menyangkut keseluruhan kegiatan yang
dilakukan untuk meningkatkan kinerja perusahaan atau organisasi, termasuk
kinerja masingmasing individu dan kelompok kerja di perusahaan tersebut (Simanjuntak, 2005).�
Sementara itu,� Richart Daft,�
membuat defenisi dan mengatakan bahwa�
� kinerja � atau perpfomance adalah kemampuan organisasi untuk
mempertahankan tujuannya dengan menggunakan sumber daya secara efektif dan
efisien. Kemampuan untuk mencapai tujuan inilah yang disebut
prestasi yang dapat diraih melalui kinerja para karyawan dan pekerja secara
akumulasi, inilah yang kemudian menjadi suatu prestasi kerja. Kemudian,
Prestasi kerja akan menjadi tingkat efektivitas suatu
organisasi atau kinerja. Semakin tinggi efektivitas kerjanya
maka semakin tinggi kinerjanya. Dengan kata lain bahwa kinerja pada
dasarnya adalah apa yang dilakukan dan tidak dilakukan
karyawan. Definisi ini lebih mengarah pada tingkatan prestasi kerja seseorang
pegawai atau karyawan (Daft, 2006).
Rahmawati, dkk
menyatakan mengatakan bahwa �kinerja� sebagai tingkat pencapaian hasil atau
�the degree of accomplishment�, maksudnya adalah bawah� kinerja adalah tahapan ataupun tingkat
pencapaian tujuan organisasi yang dihasilkan oleh para pekerja. Pada pengertian ini kinerja diartikan sejauh mana tujuan yang telah
ditetapkan mampu dicapai oleh organisas atau gambaran mengenai tingkat
pencapaian pelaksanaan suatu kebijakan dalam mewujudkan sasaran, tujuan, misi
dan visi organisasi yang tertuang dalam rencana kerja suatu organisasi. Lalu, kinerja dapat diperluas cakupanya, sejauh mana kinerja dapat
menjamin suatu organisasi berlangsung dengan baik, untuk mengetahui penjaminan
tersebut, maka organisasi perlu mengadakan evaluasi. Evaluasi tersebut
dapat dilakukan dengan cara mengukur kinerjanya,
sehingga aktivitas organisasi dapat dipantau secara periodik. Pengukuran
kinerja merupakan salah satu faktor yang penting dalam menjamin keberhasilan
strategi organisasi (Adis Dwi Rahmawati, Sri Suwitri, 2006).
Untuk semakin memahami pandangan� di atas,
kita akan melihat bahwa Konsep � kinerja��
(Performance) dapat didefinisikan sebagai sebuah pencapaian hasil atau
degree of accomplishtment.� Hal ini berarti bahwa, kinerja suatu organisasi itu dapat dilihat
dari tingkatan sejauh mana organisasi dapat mencapai tujuan yang didasarkan
pada tujuan yang sudah ditetapkan sebelumnya. Kinerja
merupakan hasil dari kegiatan kerjasama diantara anggota atau komponen
organisasi dalam rangka mewujudkan tujuan organisasi. Sederhananya,
kinerja merupakan produk dari kegiatan administrasi, yaitu kegiatan kerjasama
dalam sebuah organisasi atau kelompok untuk mencapai tujuan yang pengelolaannya
biasa disebut sebagai manajemen. Kinerja dikatakan sebagai sebuah hasil
(output) dari suatu proses tertentu yang dilakukan oleh seluruh komponen
organisasi terhadap sumber-sumber tertentu yang digunakan (input). Selanjutnya,
kinerja juga merupakan hasil dari serangkaian proses kegiatan yang dilakukan
untuk mencapai tujuan tertentu organisasi. Dalam kerangka
organisasi terdapat hubungan antara kinerja perorangan (individual Performance)
dengan kinerja organisasi (Organization Performance). Organisasi
pemerintah maupun swasta besar maupun kecil dalam mencapai tujuan yang telah
ditetapkan harus melalui kegiatan-kegiatan yang digerakkan oleh orang atau
sekelompok orang yang aktif berperan sebagai pelaku, dengan kata lain
tercapainya tujuan organisasi hanya dimungkinkan karena adanya upaya yang
dilakukan oleh orang dalam organisasi tersebut (Tsauri, 2014).
Ahli yang lain
Campbell, yang kemudian dikutip oleh David Chan dan Smith� mengatakan bahwa kinerja sebagai
�Those action or behavior that are relevant to the organization�s goal and that
can be scaled (measured) in terms of each individual�s proficience (that is,
level of contribution). Pandangan di atas kemudian diperluas oleh David� Chan dan
Schmitt, yang menagatakna bahwa definisi Campbell dan koleganya
mengkonstruksikan kinerja dalam makna keahlian inti teknis (core technical
proficiency). Sebagai contoh, memadamkan api merupakan
operasionalisasi kinerja petugas pemadam kebakaran, karena tugas tersebut
merupakan core technical proficiency. Core technical proficiency ini menunjuk
pada kinerja kerja atau kinerja tugas (Chan & Schmitt, 2002).
Dr.R.Agoes Kamaroellah
menyatukan pandangan banyak ahli sepertri Gibson, Schuler dan Jackson dan
kemudian membuat rumusan� bahwa
bahwa� Suatu organisasi kekuatannya
terletak pada kemampuan sumber daya manusia (SDM)-nya, sehingga kinerja
organisasi (corporate performance) tidak terlepas dari kinerja setiap individu
(individual performance) yang terlibat di dalamnya. Hal ini sesuai dengan
pendapat Gomes bahwa sumber daya manusia memegang peranan penting dan menentukan
bagi keberhasilan organisasi (Gibson et al., 1997). Kemudian dalam
study berikut didapatkan bahwa, kinerja itu ditentukan di mana setiap individu
harus berperilaku dengan orientasi kinerja hal ini akan
berdampak terhadap kinerja dari organisasi yang bertumbuh, dengan
melaksananakan program yang bertujuan untuk mengembangkan sumber daya manusia
yang tentu meningkatkan kemampuan dan keahliannya. Kinerja merupakan suatu
sistem, sehingga dikatakan sebagai sistem manajemen kinerja atau performance
management system (Schuler & Jackson, 1997). Oleh karena
itu kinerja merupakan suatu siklus dengan proses terstruktur yang digunakan
untuk mengukur, menilai, mengevaluasi dan menimbulkan umpan balik kepada
individu atau kelompok dalam organisasi. Penerapan suatu sistem pengukuran
kinerja yang merupakan bagian dari sistem itu akan
dapat merubah suatu organisasi. Perubahan ini harus dihadapi
seluruh komponen organisasi sebagai konsekuensi dari pemahaman dan kesadaran
bahwa perubahan adalah suatu kebutuhan. Kondisi ini
perlu dukungan oleh para anggota atau orang-orang yang melaksanakannya di dalam
organisasi. Hal ini berarti kinerja menunjukkan bagaimana organisasi
meningkatkan efektivitas dan produktivitas dengan tingkat output yang dicapai
melalui sumber daya organisasi. Sejumlah literatur yang
membahas organisasi, peranan iklim dan budaya organisasi mempengaruhi perilaku
untuk menciptakan serta mempertahankan kinerja tinggi. Pengujian
hubungan antara iklim dan budaya organisasi terhadap kinerja pegawai telah
dilakukan Nuryadin dan Ismail (Ismail, 2008).
Berdasarkan
definisi kinerja diatas menjelaskan gambaran mengenai tingkat pencapaian
pelaksanaan tugas yang dilakukan oleh seluruh pegawai yang ada disuatu
organisasi atau instansi pemerintah. Meningkatkan kinerja
dalam sebuah organisasi atau instansi pemerintah merupakan tujuan atau target
yang ingin dicapai oleh organisasi dan instansi pemerintah dalam memaksimalkan
suatu kegiatan. Berdasarkan beberapa pendapat tentang kinerja
dan prestasi kerja dapat disimpulkan bahwa pengertian kinerja maupun prestasi
kerja mengandung substansi pencapaian hasil kerja oleh seseorang. Dengan demikian bahwa kinerja maupun prestasi kerja merupakan
cerminan hasil yang dicapai oleh seseorang atau sekelompok orang. Kinerja perorangan (individual performance) dengan kinerja lembaga
(institutional performance) atau kinrja perusahaan (corporate performance)
terdapat hubungan yang erat. Dengan perkataan lain bila kinerja karyawan
(individual performance) baik maka kemungkinan besar kinerja perusahaan (corporate
performance) juga baik (Tsauri, 2014).
Dari semua pemaparan di
atas secara singkat dapat dideskripkan bahwa � Kinerja � atau performance� adalah mengenai proses pencapaian hasil atau
sesuatu yang ingin dicapai, melalui prestasi yang diperlihatkan dan kemampuan
seseorang�, lebih ringkas bahwa kinerja adalah � hasil kerja secara kualitas
dan kuantitas yang dicapai oleh seorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya
sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya� itulah Kinerja.
Dengan pemahaman
Kinerja di atas, dapat dikembangkan bahwa, Kinerja adalah hasil atau tingkat
keberhasilan seseorang secara keseluruhan selama periode tertentu di dalam
melaksanakan tugas dibandingkan dengan berbagai kemungkinan, seperti
standar-standar hasilkerja, target atau sasaran atau kriteria yang telah
ditentukan terlebih dahulu dan telah disepakati bersama. Keberhasilan suatu
perusahaan maupun institu yang lain ditentukan oleh dua faktor utama, yakni
sumber daya manusia (karyawan atau tenaga kerja), sarana
dan prasarana pendukung atau fasilitas kerja. Dari kedua faktor utama tersebut
sumber daya manusia atau karyawan lebih penting dari pada sarana dan prasarana
pendukung (Rivai, 2005). Kinerja
merupakan sebuah yang�
berasal dari akar kata �kerja� dimana kata ini diterjemahkan dari
bahasa latin �ito performi� yang berarti melakukan serta menyempurnakan atau
menyelesaikan sebuah kegiatan atau pekerjaan sesuai dengan tanggung jawab yang
diberikan dan dapat memperoleh hasil seperti yang ditergetkan atau diharapkan. Dari kata kerja ini maka dikembangkan menjadi kinerja yang
diterjemahkan dari job performance atau actual performance yang dapat diartikan
menjadi prestasi kerja atau sebuah prestasi yang sungguh-sungguh diraih oleh seseorang.
Untuk memahami apa itu Manajemen kinerja (Performance Management), maka
perlu dipahami setiap kata yang ada yaitu kata �Manajemen� dan kata �Kinerja.�
Secara sederhana Manajemen adalah suatu proses pengelolaan. Sedangkan
Kinerja seperti yang telah disampaikan di awal bahwa kinerja adalah sebuah
prestasi atau hasil kerja berdasarkan kualitas dan kuantitas yang telah
dicapai.
Secara
umum, Manajemen kinerja adalah suatu kegiatan manajerial yang bertujuan untuk
memastikan bahwa sasaran organisasi sudah tercapai sesuai harapan tentunya
melalui cara-cara yang efisien dan efektif.
Namun tidak juga dipungkiri bahwa ada juga yang
mendefenisikan manajemen kinerja sebagai sebuah aktifitas yang memastikan agar
tujuan dari organisasi dapat tercapai dengan baik sesuai dengan prinsip POAC
(Plaining, Organizing, Acctuating dan Controling).� Jadi dapat dikatakan bahwa Performance
management tidak berhubungan atau berkaitan dengan hanya kerja individual namun
ini berbicara tentang sebuah proses kerjasama dalam sebuah organisasi yang ada
secara uniti atau keseluruhan.
Pendapat yang hampir sama juga dinyatakan oleh Wibowo bahwa Manajemen kinerja
adalah sebuah proses untuk menetapkan apa yang harus dicapai dan pendekatannya
untuk mengelola dan pengembangan manusia melalui suatu cara yang dapat
meningkatkan kemungkinan bahwa sasaran akan dapat dicapai dalam jangka waktu
tertentu baik pendek maupun panjang. Menurut Wibowo manajemen merupakan gaya manajemen dalam mengelola sumber daya yang berorientasi
pada kinerja yang melakukan proses komunikasi secara terbuka dan berkelanjutan
dengan menciptakan visi bersama dan pendekatan strategis serta terpadu sebagai
kekuatan pendorong untuk mencapai tujuan organisasi. Robert Bacal, mengatakan
Manajemen kinerja adalah komonikasi yang berkesinambungan dan dilakukan dalam
kemitraan antara pimpinan dan bawahan. Proses ini meliputi kegiatan membangun
harapan dan pemahaman tentang pekerjaan yang akan
dilakukan nanti.� Sementara, Aguinis
berpendapat bahwa Manajemen kinerja merupakan suatu proses identifikasi,
pengukuran, dan pengembangan yang berkelanjutan kinerja individu dan tim serta menyelaraskan kinerja dengan tujuan strategis dari
organisasi. Ruang lingkup yang ada dalam manajemen kinerja adalah (1) tantangan
manajemen kinerja, (2) konsep sistem manejemen kinerja, (3) perancangan
manajemen kinerja, (4) kerangka kerja sistem manajemen kinerja, (5) keluaran
organisasi, (6) kemampuan sumber daya organisasi, (7) sistem manajemen kinerja,
dan (8) evaluasi dan umpan balik manajemen kinerja (Mulatsih, 2020).
Berdasarkan beberapa
pendapat di atas maka dapat disimpulkan bahwa Manajemen kinerja adalah sebuah
proses kerja yang didalamnya terdapat komunikasi langsung antara bawahan dan
pimpinan untuk mencapai target yang telah ditentukan dengan menuangkan segala
kemampuan masing-masing individu dalam team yang ada agar dapat tercapai sebuah
hasil yang efektif dan efisien. Atau dapat juga dikatakan bahwa� bahwa manajemen kinerja merupakan
sebuah proses untuk mendapatkan hasil kerja yang maksimal dari karyawan untuk
mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan. Manajemen
yang baik merupakan kunci dari kesejahteraan masyarakat yang terdiri dari
berbagai macam organisasi.
Metode Penelitian
Metode
penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah jenis penelitian studi kepustakaan
(library research) dengan pendekatan deskriptif kualitatif yaitu dengan
mengunakan metode analisis isidan menjelaskan metode dan jenis-jenis sampling
yang merujuk pada beberapa naskah artikel yang di ananlisis.
Sumber data yang digunakan adalah sumber data sekunder.
Hasil dan Pembahasan
Kinerja adalah karya dan buah dari pekerjaan dan
pelayanan juga menjadi sesuatu yang berharga dalam Pendidikan Agama Kristen. Dalam manajemen dan konsep serta
penerapannya dapat menggunakan sistim dan manajemen Pendidikan Umum.� Untuk mengwujudkan Kinerja, pelayan dan guru
Pendidikan Agama Kristen juga memahami dirinya sebagai pelayan Tuhan dan akan menghasilkan kinerja pelayanan sebagai buah iman. Guru PAK adalah pengajar, pendidik dan teladan, baik dalam tutur kata
perbuatan iman maupun kasih. Guru sebenarnya menjadi teladan dari apa yang diajarkannya seperti Yesus telah menjadikan
diri-Nya sebagai teladan seorang guru.� J . M. Price menyatakan, teladan lebih berharga dari pada
seratus kata nasihat. Perbuatan seorang lebih berpengaruh
dari pada perkataannya. Kehidupan seorang guru adalah
sebagai contoh bagi peserta didik. Namun kenyataanya
sebagian Guru PAK belum menjadi contoh bagi peserta didik. Guru yang membuat peserta didik menjadi baik atau tidak.
Teladan menunjuk daya yang kuat baik bagi anak kecil maupun bagi orang dewasa
lebih-lebih pendidik, pemimpin dan pemuka masyarakat (Tim Prnyusun
Metodik, 1995).
Dalam Pendidikan Agama Kristen dapat dilihat bahwa� � Kinerja�� merupakan sebuah sistem penilaian berbasis
bukti yang dirancang untuk mengembangkan kinerja guru secara individu dalam
melaksanakan tugas utamanya sebagai guru professional dan pelayan Tuhan.� Hal ini sesuai dengan pandangan Anwar yang� mendefinisikan
�kinerja adalah hasil kerja yang secara kualitas dan kuantitas yang dicapai
oleh seorang pegawai/pelayan dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung
jawab yang diberikan kepadanya.�� Dapat disimpulkan bahwa kinerja guru adalah hasil atau taraf
kesuksesan yang dicapai seorang guru dalam bidang pekerjaannya menurut kriteria
tertentu dan dievaluasi oleh pimpinan lembaga.
Dalam Pendidikan Agama Kristen, guru PAK adalah
seorang pendidik yang dapat mengajarkan tentang kebenaran Firman Tuhan, supaya
setiap peserta didik mampu bertumbuh dalam pengenalan akan
hidup dalam kebanaran firman itu sendiri.�
Seorang guru PAK mampu� memberi
setiap segi kerohanian maupun dalam segi perkataan, oleh setiap sikap dan
perbuatan (Ambarita &
Yuniati, 2021). Jenri mengemukakan bahwa, Guru Kristen adalah guru
yang mampu meneladani pribadi Yesus Kristus sebagai Guru yang
Agung yang setia. Oleh sebab itu seorang guru dapat menjadi pengajar yang baik
dan benar terhadap setiap peserta didik, karena merupakan tugas� dari seorang guru (Nainggolan, 2011). Untuk mendapatkan kepercayaan dalam mendidik dan
mengajar setiap nara didik, tetapi apa bila seorang
guru dapat menjadi contoh dan teladan dalam mendidik dan mengajar maka guru
tersebut dinyatakan sebagai guru yang Agung seperti Tuhan Yesus.�
Guru memiliki tanggung jawab yang besar dalam membimbing� para siswa
untuk mengenal dan memahami semua hal yang berkenaan dengan pendidikan. Profesi
atau pekerjaan guru sangat penting dalam pelaksanaan proses belajar mengajar,
khususnya dalam pembinaan iman para siswa.�
Dalam Perjanjian Baru, tugas utama guru adalah untuk mengajar, sebab hal
itu sangatlah penting dan tampak dari kehidupan bagi setiap pelayanan Yesus
Kristus.�
Manajemen dan Pendidikan Agama Kristen akan
berorientasi kepada ketaatan sebagai pelayan dan hamba Tuhan, namun sebagai
pengajar yang berprofessi sebagai guru, kinerja dari pelayanan dan professional
akan berbuah dalam kehidupan sehari-hari, sebab kinerja guru dan pelayan gereja
akan berbuah sesuai dengan kehendak Yesus, sebab Yesuslah yang punya ladang dan
kebun itu, kita hanya pengerja dan pelayan.�
Kesimpulan
Untuk memahami apa itu Manajemen kinerja (Performance Management), maka
perlu dipahami setiap kata yang ada yaitu kata �Manajemen� dan kata �Kinerja.�
Secara sederhana Manajemen adalah suatu proses pengelolaan. Sedangkan
Kinerja seperti yang telah disampaikan di awal bahwa kinerja adalah sebuah
prestasi atau hasil kerja berdasarkan kualitas dan kuantitas yang telah
dicapai.
Pendidikan Agama
Kristen, guru PAK adalah seorang pendidik yang dapat mengajarkan tentang
kebenaran Firman Tuhan, supaya setiap peserta didik mampu bertumbuh dalam
pengenalan akan hidup dalam kebanaran firman itu
sendiri.� Seorang guru PAK mampu� memberi setiap
segi kerohanian maupun dalam segi perkataan, oleh setiap sikap dan
perbuatan.��� Jenri mengemukakan bahwa,
Guru Kristen adalah guru yang mampu meneladani pribadi Yesus Kristus sebagai
Guru yang Agung yang setia.� Oleh sebab itu seorang guru dapat menjadi
pengajar yang baik dan benar terhadap setiap peserta didik, karena merupakan tugas� dari seorang
guru.� Untuk mendapatkan kepercayaan
dalam mendidik dan mengajar setiap nara didik, tetapi
apa bila seorang guru dapat menjadi contoh dan teladan dalam mendidik dan
mengajar maka guru tersebut dinyatakan sebagai guru yang Agung seperti Tuhan
Yesus.�
Adis Dwi Rahmawati,
Sri Suwitri, M. (2006). Analisis Kinerja Organisasi Publik dengan Metoda
Balanced Score. DIALOGUE: Jurnal Ilmu Administrasi Dan Kebijakan Publik,
3(1), 77�78.
Ambarita, J., &
Yuniati, E. (2021). PAK dan COVID-19: Problematika Pembelajaran PAK Daerah
Tertinggal. Penerbit Adab.
Cascio, W. F. (1995). Managing
Human Resources: Productivity, Quality of Worklife, Profit. Singapore: MC.
Graw Hill Inc.
Chan, D., &
Schmitt, N. (2002). Situational judgment and job performance. Human Performance,
15(3), 233�254. https://doi.org/10.1207/S15327043HUP1503_01.
Daft, R. L. (2006). Management,
terj: Edward Tanujaya dan Shirly Tiolina. Jakarta: Penerbit Salemba Empat.
Gibson, J. L.,
Ivancevich, J. M., & Donnelly Jr, J. H. (1997). Organisasi: Perilaku,
Struktur, Proses Edisi Kedelapan Jilid 1 (terjemahan). Jakarta: Penerbit
Erlangga.
Ismail, I. (2008).
Pengaruh budaya organisasi terhadap kepemimpinan dan kinerja karyawan
Pemerintah Kabupaten-Kabupaten di Madura. EKUITAS (Jurnal Ekonomi Dan Keuangan),
12(1), 18�36. https://doi.org/10.24034/j25485024.y2008.v12.i1.221.
Mangkunegara, A. P.,
& Prabu, A. (2014). Manajemen Sumber Daya Manusia Perusahaan.
Bandung: Remaja Rosdakarya.
Mulatsih, L. S. (2020).
Manajemen Kinerja: Pengertian, Tujuan, Manfaat, dan Syarat-syarat.
Padang: Universitas Bung Hata.
Nainggolan, J. M.
(2011). Pendidikan Berbasis Nilai-Nilai Kristiani. Bandung: Bina Media
Informasi.
Rivai, V. (2005). Performance
Appraisal. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Schuler, R. S., &
Jackson, S. E. (1997). Manajemen Sumber Daya Manusia, Menghadapi Abad Ke-21
Jilid 1. Erlangga.
Simanjuntak, P. J.
(2005). Manajemen dan Evaluasi Kerja. Jakarta: Lembaga Penerbit FEUI.
Tim Prnyusun Metodik.
(1995). Metodik Kurikulum PBM. Jakarta: Pt. Raja Gritimdo Persada.
Tsauri, S. (2014). Managemen
Kinerja. Jember Press STAIN.
Copyright holder: Panuturi Sitompul,� Bernadetha Nadeak, Lamhot Naibaho (2022) |
First publication right: Syntax Literate: Jurnal
Ilmiah Indonesia |
This article is licensed under: |