Syntax
Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia�
p�ISSN: 2541-0849 e-ISSN: 2548-1398
Vol. 7, No. 12, Desember 2022
KOMUNIKASI BERORIENTASI KONSUMEN DI PERUSAHAAN ARSITEKTUR
Siti Fackrunisah
Program Pasca Sarjana Manajemen Institute Perbanas, Indonesia
E-mail : [email protected]
Abstrak
Kunci dari suksesnya
bisnis perusahaan arsitektur terkait dalam penentuan seperti apa menciptakan
komunikasi yang baik bersama konsumen. Konsumen / pelanggan yaitu partner
bisnis berupa bagian fundamental bagi perusahaan oleh konsumen �berkorelasi berdasarkan produk, proses, serta
jasa perusahaan menjadi bagian yang�
saling berkaitan berawal rantai proses perusahaan dengan menyediakan
produk barang dan jasa. Penelitian ini bertujuan merefleksikan seperti apa
perusahaan arsitektur merancang komunikasi bisnisnya dengan baik dan efektif
guna mengidentifikasi serta memelihara kebutuhan dan keinginan konsumen. Dengan
mengaplikasikan komunikasi yang maksimal demi peningkatan kinerja perusahaan serta
menjaga kontinuitas bisnis berkelanjutan yang terkait �pelanggan. Pada penelitian ini menggunakan
model kualitatif dengan metode deskriptif analisis. Data diperoleh melalui
wawancara langsung dan tidak langsung, Focus Group Discussion, tinjauan
literatur dan dokumentasi.
Kata Kunci : Perusahaan Arsitektur, Komunikasi, Pelanggan.
Abstract
The key to the success of an architectural firm's
business is related to determining how to create good communication with
consumers. Consumers / customers, namely business partners in the form of a
fundamental part for the company by consumers who correlate based on the
company's products, processes, and services become interrelated parts starting
from the company's process chain by providing goods and services. This study
aims to reflect on how architectural firms design their business communications
properly and effectively in order to identify and maintain consumer needs and
wants. By applying maximum communication to improve company performance and
maintain sustainable business continuity related to customers. This study uses
a qualitative model with descriptive analysis method. Data were obtained
through direct and indirect interviews, Focus Group Discussion, literature
review and documentation.
Keywords : Architecture Company, Communication, Customer.
Pendahuluan
Komunikasi
pelanggan merupakan aspek penting dalam keberlanjutan bisnis perusahaan, dimana
dengan komunikasi perusahaan akan terhubung dengan banyak pihak yang
bersangkutan terhadap kegiatan bisnis khususnya berkaitan dengan stakeholders
(Putra & Saputri, 2015). Apabila
komunikasi antar perusahaan dan pelanggan berlangsung dengan baik maka akan
terjadinya koordinasi timbal balik, intruksi, saran dan pendapat juga
pertukaran informasi secara aktif, cepat, tepat dan jelas yang mengakibatkan
sasaran perusahaan juga harapan pelanggan dapat tercapai dalam hubungan
kerjasama yang saling menguntungkan (Prihantono, 2018).
Arsitektur
merupakan proses sebuah produk dari perencanaan, perancangan, dan konstruksi
bangunan atau struktur lainnya (Widiyaningtyas & Gani, 2022). Bangunan berkembang dari
dinamika antara kebutuhan (tempat tinggal, keamanan, ibadah,dll) dengan sarana
(bahan bangunan yang tersedia serta keterampilan mengiringinya) (Ali-Fauzi et al., 2011). Ketika budaya semakin
berkembang dan pengetahuan mulai diformalkan melalui tradisi dan praktik lisan,
haruslah dapat disampaikan secara tepat dan sesuai diterjemahkan melalui
komunikasi dalam menyampaikan sebuah karya bangunan menjadi kerajinan dan
�arsitektur�. Keberhasilan arsitektur dapat diasumsikan melalui produk dari
proses percobaan dan replikasi (Kurniawan, 2020).
Bagi perusahaan arsitektur
pelanggan merupakan mitra atau partner strategis bagi berkembangnya sebuah
perusahaan (Pratiwi
& Kandel, 2022). Dengan masukan yang
diterima oleh pelanggan perusahaan dapat memperbaiki kinerja serta memberikan
nilai tambah dan value bagi perusahaan terutama dalam meningkatkan penjualan
serta memberikan laba lebih bagi perusahaan (Ramadhani
& Agustin, 2021). (Vashishtha
& Sharma, 2016) mengungkapkan bahwa
pelanggan adalah asset keuangan bagi perusahaan yang harus diukur, dijaga dan
dimaksimalkan seperti asset-aser lainnya.
Kotler dan Amstrong (2009)
mengatakan bahwa pelanggan merupakan orang yang paling diharapkan kedatangannya
bagi perusahaan. Karena itu dapat dikatakan betapa berharganya pelanggan bagi
perusahaan karena pelanggan merupakan orang yang berinteraksi dengan produk,
proses, dan jasa perusahaan yang sekaligus sebagai bagian dari rantai proses
perusahaan dalam menyediakan produk dan jasa baik sebagai pengguna perantara
maupun pengguna akhir. Harapan besar dari perusahaan kepada pelanggan adalah
tumbuhnya pelanggan-pelanggan loyal dan setia yang menunjukkan perilaku
pembelian secara teratur yang menjadi aset besar bagi laba dan pertumbuhan
perusahaan.
Penelitian
ini bertujuan guna mengetahui kendala atau permasalahan yang terjadi bertujuan sepertiapa
�perusahaan arsitektur dapat membangun
konsep komunikasi yang tepat dan efektif dalam mengidentifikasikan keinginan
dan kebutuhan yang diharapkan oleh pelanggan.
Metode
Penelitian
Pada
penelitian ini jenis penelitian yang dipakai dalam melakukan penelitian yaitu
jenis penelitian kualitatif (Sugiyono, 2018), yakni pada hakekatnya yaitu mendalami fenomena orang,
peristiwa, proses, gejala dalam lingkungan hidupnya, berinteraksi dengan mereka
dan berusaha memahami dunia mereka. Metode penelitian yang dipakai adalah
metode analisis deskriptif yakni suatu metode dapat menggambarkan serta
memaparkan peristiwa saat peneliti melakukan penelitian. Informan yang
ditentukan melalui pendekatan informan yakni purposive, yang merupakan informan
yang memiliki karakter tertentu serta relevan pada penelitian ini. Untuk
pemilihannya dengan tujuan yang bertujuan yang berakibat lebih mendalam pada
penelitian ini adalah kedalaman informasi namun bukan kuantitas, yaitu Consultan
Arsitek, Bagian penjualan, keuangan dan rantai pasokan di perusahaan
arsitektur.
Hasil dan
Pembahasan
Komunikasi
pada sebuah terbentuknya usaha
akibat adanya gabungan elemen pada perusahaan yang dapat memberikan informasi
melalui komunikasi �dengan pelanggan (Mulitawati & Retnasary, 2020). Hal yang wajib dibangun pada
perusahaan sesuai pada cara berkomunikasinya. Hal tersebut adalah sebagai
berikut:
sebuah.
1. Komunikator
Komunikator merupakan karyawan yang ada pada
perusahaan bertugas menyampaikan pesan pada pelanggan.
2. Komunikan
Komunikan merupakan orang mendapatkan pesan yakni
adalah pelanggan. Komunikan bisa menjadi komunikan individu atau komunikan
kelompok, serta bisa pula dan dari berbagai bentuk usaha baik perorangan
ataupun korporasi.
3. Pesan
Berupa inti dari suatu informasi yang mengandung arti
penting dan harus diberikan oleh organisiasi bisnis dan diciptkan sedemikian
rupa sehingga pesan tersbut dapat menarik minat pelanggan. Sebuah bisnis butuh membuat
pesan sehingga membawa antusiasme dan balasan positif dari pelanggan.
4. Umpan Balik
Umpan balik merupakan hasil �analisis dari pesan diutarakan oleh pelaku
bisnsi pada pelanggan. Terdapat berbagai umpan balik dalam bisnis, yaitu:
a. Umpan Balik
Kosong
Yakni umpan tersbut �tidak bisa dipahami, hingga maksud yang diharapkan
tidak bisa diterima dengan jelas.
b. Umpan Balik
Positif
Yakni bahwa umpan ini bisa diterima baik dan dipahami
oleh pelanggan.
c. Umpan Balik
Netral
Yakni umpan balik netral adalah tidak memiliki pihak. Dimana
pesan bisa dimengerti / sama sekali tidak bisa dipahami.
d. Umpan Balik
Negatif
Yakni dibalikkan oleh organisasi berupa kritik yang
mendukung / pelanggan yang berarti terjadi dimana tidak mengenakkan dari
pelanggan.
5. Mengirimkan
Memiliki makna mengirimkan/menyebarkan pesan. Pada pengerjaan
pesan dapat dilakukan baik langsung maupun insidental. Pengerjaan pesan
langsung biasanya menghasilkan efektifitas lebih besar daripada dengan pengerjan
pesan secara tidak langsung, oleh dengan media khusus maka pesan akan
tersampaikan melalui media guna mengirimkan pesan tersebut.
6. Media
Komunikasi
Dalam hal ini dibutuhkan kejelian organisasi bisnis.
Media komunikasi yang dipilih dapat berwujud media tertulis, lisan, dan
sebagainya, ataupun kombinasi dari keseluruhan media sesuai dengan tujuan dan
kepentingan dalam pesannya kepada pelanggan. Organisasi bisnis perlu
memilikikemampuan memilih media komunikasi yang tepat.
7. Gangguan
Gangguan / penghalang pada komunikasi bisa terdapat ditiap
komunikasi yang tak pasti. Gangguan wajib dihilangkan / diminimalisir supaya
komunikasi bisa terjadi antara organisasi bisnis serta jadi lebih tepat.
Pada pola
komunikasi di perusahaan arsitektur seluruh sub bagian pada struktur organisasi
harus melakukan hubungan timbal balik. Untuk menjalankan bisnsi secara lancar
dibutuhkan proses dan hubungan antar satu dan lain sehingga sangat dibutuhkan
kerjasama agar tercapailah tujuan yang diinginkan. Seluruh proses dilaksanakan wajib
berdasarkan consultan arsitek sendiri dimana peranannya di perusahaan arsitektur
sangat besar dalam menyeimbangan harapan konsumen. Adapun pola komunikasi berada
pada perusahaan arsitektur adalah :
Gambar 3
Model Komunikasi Perusahaan Arsitektur
Model komunikasi dideskripsikan merupakan tautan antar dua orang / lebih dalam kegiatan pengerjaan melibatkan unsur gambar recnana yaitu berbagai langkah penentu aktifitas perusahaan, yang pastinya penting dalam hubungan antar perusahaan dan pelanggan.
Hingga produk sampai ditangan pelanggan setiap usaha pasti memiliki bagian model komunikasi tersendiri. Model komunikasi pada pelayanan pada perusahaan arsitektur butuh tahapan komunikasi. Berikut tahapannya:
1.
Komunikasi bagian penjualan
Komunikasi dilakukan pada penjualan biasanya tatap muka merupakan jalan yang paling sering ditempuh pada tahapan ini (Putri, 2019). Komunikasi tersebut memiliki tujuan guna membina hubungn, mencari kebtuhan, menyesuikan kesesuaian dengan kebutuhan pelanggan, juga mengomunikasikan manfaat dari produk bersamaan cara hingga akhirnya pelanggan akan melakukan transaksi. Seluruh komunikasi tersebut bertujuan agar tercapailah penjualan yang diharapkan perusahaan. Cara bagian penjualan yaitu sebagai berikut:
a. Menyebarluaskan informasi pada pelanggan.
Pada bagian ini penjualan berperan dalam menyampaikan informasi produk perusahaan pada pelanggan, contoh bila informasi terkait dengan produk, harga yang telah disepakati, diskon yang ditetapkan, waktu pengerjaan, sistem pembayaran, dan lainnya.
b. Membujuk / mempengaruhi pelanggan
Pada bagian penjualan bertindak untuk mempengaruhi pelanggan guna terjadi sebuah transaksi penjualan. Contoh memberikan edukasi serta memberikan pengaruh supaya pelanggan beranggapan bahwa mereka butuh produk ini serta sesuai dengan keinginannya.
c. Memberikan pelayanan kepada pelanggan
Bagian penjualan berharap memudahkan pelanggan, supaya pelanggan sadar akan kebutuhan /keinginan mereka, contohnya dengan menyampaikan hal yang berkaitan� informasi termasuk juga asuransi dari jasa yang ditawarkan.
d. Memberikan informasi pasar kepada pelanggan dan perusahaan
Pada bagian penjualan� membantu dalam hal informasi mengenai kondisi market yang terjadi antar penjual dan pelanggan. Pada informasi pasar pada pelanggan seperti apa informasi price sewaktu-waktu pada perubahan price pesaing, kegiatan pesaing dst.
2.
Komunikasi Bagian
Logistik dan rantai pasok
Walaupun
secra bisnis akita pahami bahwa bagian ini tidak begitu terlibat secara
langsung pada prlanggan. Divisi ini memiliki peran dalam meyampaikan pasokan
atau kesediaan stok material yang ada. Komunikasi langsung biasanya terjadi pad
proses pengiriman pada pelanggan.
3.
Komunikasi Bagian Keuangan
Dalam proses
bayar pelanggan akan menerima informasi dari bangian keuangan. Meski tidak
secara langsung ke konsumen, bagian keuangan bisa berkomunikasi kepada
pelanggan mengenai model pembayaran yang berlaku dalam perusahaan apakah bayar
langsung dengan tunai, menggunakan Bilyet Giro / menggunakan sistem transfer.
4.
Consultan Arsitektur
Peran
komunikasi Konsultan arsitektur berkaitan erat baik di internal perusahaan atau
kepada pelanggan (Soeharto et al., 2019). Pada komunikasi internal konsultan arsitektur wajib
menjembatani kendala yang ada di setiap project perusahaan yang berkaitan
dengan pelanggan. Dalam komunikasi dengan pelanggan consultan arsitektur dapat
membangun komunikasi jika terjadi ketidaksepakatan antar perusahaan bersama
pelanggan juga melakukan hubungan yang baik hingga proses hubungan yang baik
dengan pelanggan (Natasha et al., 2019).
Terdapat beberapa strategi
komunikasi yang bisa digunakan perusahaan arsitektur guna menjaga pelanggan
agar tetap bisa jadi pelanggan yang memiliki hubungan positif dengan
perusahaan, yaitu (Honni & Amelia, 2011):
1.
Mendengarkan keluhan pelanggan
Dengan mendengar setiap keluhan baik
dalam segi apapun hal ini merupakan keuantungan bagi perusahaan sehingga
perusahaan dapat memperbaiki setiap kendala dan kekurangan yang terjadi dalam
system organisasi dan terus dapat berkembangan. Hal ini dapat membuat pelanggan
juga akan semakin loyal.
2.
Menjaga sikap kepada pelanggan
Pada hal ini perusahaan wajib
mengetahui seperti apa layanan karyawan perusahaan dalam melayani pelanggannya.
Consultan memberi contoh pelayanan dan seperti apa sikap karyawan baik dari
proses konsultasi, hingga layanan yang dilakukan baik desain maupun membangun. Tujuan
dari proses ini merupakan dalam penetapan standar sikap / standar operasional pada
pelanggan.
3.
Melayani sesuai dengan karakter
pelanggan
Dengan melaui karyawan wajib memberi
pelayanan pada pelanggan sesuai karakter pelanggan tersebut. Terdapat bnyak
dijumpai tipe karakter pelanggan antara lain open, ramah, sangat sensitif dst. Hal
yang dibutuhkan pelanggan dalam penanganan memiliki perbedaan hingga perlu digunakan
penekatan yang tepat pada �penanganan keluhan
pelanggan berdasarkan layanan yang diberi perusahaan.
4.
Ketidakpuasan pelanggan merupkan
informasi berharga �untuk perusahaan
Banyak pelangggn dapat pindah ke
pesaing lain. Ini dapat penyebab setiap. Setiap perusahaan terutama bagian jasa
harus dapat memehami apa penyebab dari ketidakpuasan yang terjadi oleh
pelanggan. Hasil penelitian bisa menjadi acuan dalam mementukan perbaikan
pelayanan yang berkelanjutan.
Kesimpulan
Pada
perusahaan arsitektur pelanggan berupa obyek penting untuk perusahaan.
Perusahaan dapat terus bertahan, dengan mendapat laba optimal serta mengalami
pertumbuhan bisnis tinggi daripada persaingannya, karena perusahaan dapat
mengidentifikasi serta menjaga kebutuhan berikut keinginan pelanggan secara
baik. Kesuksesan perusahaan bukan hanya bergantung pada produk atau jasa yang ditawarkan,
melainkan strategi komunikasi yang dibutuhkan dimana terciptanya komunikasi
antar perusahaan dan pelanggan yaitu kunci utama perusahaan pada saat
penyampaian informasi yang terkait pada pengklarifikasian kebutuhan serta
keinginan pelanggan perlu dipahami perusahaan, serta memberikan value yang baik
dibanding dengan pesaing.
BIBLIOGRAFI
Ali-Fauzi,
I., Panggabean, S. R., Sumaktoyo, N. G., Anick, H. T., Mubarak, H., &
Nurhayati, S. (2011). Kontroversi Gereja di Jakarta dan Sekitarnya. Yogyakarta:
Yayasan Wakaf Paramadina Dan Center for Religious and Cross-Cultural
Studies/CRCS, Universitas Gadjah Mada.
Honni,
H., & Amelia, F. (2011). Pengembangan Website E-Marketing: Studi Kasus Pada
PT. Usaha Gedung Bank Dagang Negara. ComTech: Computer, Mathematics and
Engineering Applications, 2(1), 430�440.
Kotler,
P. J. (2009). Principes van marketing, 5e editie. pearson education.
Kurniawan,
R. W. (2020). Rancang Bangun Simulasi Data Center Dengan Kemampuan Disaster
Recovery Menggunakan Virtual Machine. Universitas Komputer Indonesia.
Mulitawati,
I. M., & Retnasary, M. (2020). Strategi Komunikasi Pemasaran dalam
Membangun Brand Image Melalui Sosial Media Instagram (Studi kasus deskriptif
komunikasi pemasaran prodak polycrol forte melalui akun instagram@
ahlinyaobatmaag). Komunikologi: Jurnal Pengembangan Ilmu Komunikasi Dan
Sosial, 4(1), 23�38.
Natasha,
C., Wardhani, D. K., & Purwoko, G. H. (2019). Perancangan Proyek Kantor
First Wap Oleh Konsultan C&I Interior Architecture. KREASI, 5(1),
5�15.
Pratiwi,
N. I., & Kandel, N. M. S. N. (2022). Pengaruh Pemasaran Building
Information Modeling Terhadap Proyek Infrastruktur di PT. Tunas Jaya Sanur. Jurnal
Pengabdian Al-Ikhlas Universitas Islam Kalimantan Muhammad Arsyad Al Banjary,
7(3).
Prihantono,
D. N. (2018). Komunikasi Bisnis Berorientasi Pelanggan di Perusahaan
Distribusi. Jurnal Audience: Jurnal Ilmu Komunikasi, 1(2),
123�143.
Putra,
D. K., & Saputri, N. D. (2015). Komunikasi Cyber CSR: Analisis Isi pada
Official Website PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten. Jurnal
Channel, 3(2), 17�39.
Putri,
N. W. E. (2019). Komunikasi Pemasaran Dinas Pariwisata Kabupaten Buleleng Dalam
Meningkatkan Jumlah Wisatawan Di Buleleng. Jurnal Komunikasi Profesional,
3(1).
Ramadhani,
A., & Agustin, H. (2021). Pengaruh Intellectual Capital dan Corporate
Governance terhadap Kinerja Keuangan: Studi Empiris pada Perusahaan BUMN yang
Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2015-2019. Jurnal Eksplorasi
Akuntansi, 3(1), 67�81.
Soeharto,
M., Nuradhi, M., & Rahadiyanti, M. (2019). Perancangan Proyek Butik La
Belle di Surabaya Dengan Pendekatan Sense of Place Oleh Nooveau Interior
Architecture Consultant. KREASI, 5(1), 66�78.
Sugiyono.
(2018). Metode Penelitian Kuantitatif. Bandung : Alfabeta.
Vashishtha,
S., & Sharma, S. (2016). New customer acquisition by a retailer: a
conceptual paper. International Journal of Applied Business and Economic
Research, 14, 485�497.
Widiyaningtyas,
E., & Gani, M. (2022). Telaah Tabernakel Dalam Perspektif Filosofis Ilmu
Arsitektur. Skenoo: Jurnal Teologi Dan Pendidikan Agama Kristen, 2(1),
68�79.