Syntax
Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia p�ISSN: 2541-0849 e-ISSN: 2548-1398
Vol.
8, No. 1, Januari
2023
EVALUASI
PROGRAM PEMBERIAN MAKANAN TAMBAHAN TAMBAHAN PADA BALITA: TELAAH LITERATUR
Mahmudah
Khurotul Aini, Ani Margawati, Sri Winarni
Magister
Promosi Kesehatan Universitas Diponegoro Semarang, Indonesia
Email:
, [email protected]
ABSTRAK
Latar belakang: Salah satu pendekatan yang dilakukan untuk menurunkan
prevalensi gizi kurang yaitu Pemberian Makanan Tambahan (PMT) Pemulihan pada
balita gizi kurang. Evaluasi Pemberian Makanan Tambahan ini penting untuk
mengetahui perencanaan dan pelaksanaan program PMT apakah sudah sesuai dengan
petunjuk teknis dari Kemenkes, selain itu evaluasi memberikan gambaran yang
jelas tentang proses setiap tahap baik dari mulai input, proses dan output
sehingga diharapkan dengan adanya evaluasi pemberian makanan tambahan ini dapat
memperbaiki kegiatan program yang sudah dilaksanakan dan perbaikan program PMT
yang perlu ditingkatkan. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
berbagai evaluasi program Pemberian Makanan Tambahan pada Balita. Metode:
Telaah artikel dibuat dengan menggunakan metode telaah pustaka terhadap artikel
yang membahas mengenai pemberian makanan tambahan berbahan pangan lokal pada
balita. Artikel yang digunakan dari Google Scholar, Pubmed dengan kata kunci
PMT Lokal, Pemberian Makanan Tambahan dan PMT balita.� Artikel yang digunakan menggunakan bahasa
indonesia dan bahasa inggris yang relevan dalam 6 tahun terakhir yaitu yang
dipublikasikan mulai tahun 2017 sampai tahun 2022. Hasil: Temuan dalam
penelitian menunjukkan bahwa secara umum program pemberian makanan tambahan
pada balita telah dijalankan dengan baik namun terlihat adanya hambatan dan
masalah dalam proses, input maupun output.�
Kesimpulan: Program Pemberian Makanan Tambahan pada Balita di berbagai
daerah di Indonesia masih memiliki berbagai tantangan, hambatan, kesulitan dan
kendalanya masing-masing. Hambatan dan Permasalahan tersebut diantaranya
permasalahan tenaga yang masih kurang dan belum berpengalaman, belum adanya
pelatihan kepada petugas, sosialisasi masih kurang� kurangnya anggaran dana, tidak terbentuknya
kelompok ibu balita, distribusi PMT yang tidak tepat waktu dan tepat sasaran.
Kata
Kunci:
Stunting; Evaluasi; Pemberian Makanan Tambahan; PMT Balita
Abstract
Background: One of
the approaches taken to reduce the prevalence of undernutrition is the
Providing Supplementary Food (PMT) Recovery for undernourished toddlers.
Evaluation of Supplemental Feeding is important to find out whether the
planning and implementation of the PMT program is in accordance with the
technical instructions from the Ministry of Health, besides that the evaluation
provides a clear picture of the process for each stage, starting from input,
process and output so that it is hoped that with an evaluation of this
supplementary feeding can improve program activities that have been implemented
and improve PMT programs that need to be improved. Purpose: This study aims to
determine various evaluations of the Supplementary Feeding Program for Toddlers.
Method: An article review was made using the literature review method for
articles that discuss the provision of supplementary food made from local food
to toddlers. Articles used from Google Scholar, published with the keywords
local PMT, supplementary feeding and toddler PMT. Articles used in Indonesian
and English are relevant in the last 6 years, namely those published from 2017
to 2022. Results: The findings in the study indicate that in general the
supplementary feeding program for toddlers has been carried out well but there
are visible obstacles and problems in process, input and output. Conclusion:
Complementary Feeding Programs for Toddlers in various regions in Indonesia
still have their own challenges, obstacles, difficulties and constraints. These
obstacles and problems include problems with inadequate and inexperienced
staff, lack of training for officers, lack of socialization, lack of budgetary
funds, not yet formed groups of mothers under five, distribution of PMT that is
not timely and on target.
Keywords: Evaluation of
Supplementary Feeding Program for Toddlers: Literature Review
Pendahuluan
Gizi merupakan hal
penting untuk menunjang pertumbuhan dan perkembangan balita. Apabila status
gizi balita tidak tercukupi, maka dapat terjadi komplikasi pada kesehatannya.
Misalnya anak menjadi cepat lelah karena kurang energi, gangguan pada otak dan
lain-lain. Hal ini jika terjadi secara terus-menerus akan menjadi masalah yang
serius terutama pada status gizi balita (Burhani et al., 2016). Gizi kurang pada
anak yang tidak segera diatasi akan menjadi gizi buruk. Kekurangan asupan gizi
pada masa pertumbuhan adalah anak tidak dapat tumbuh optimal dan pembentukan
otot terhambat (Suci Indah Sari, 2021).
Salah satu masalah gizi
kurang yang masih menjadi tantangan di Indonesia adalah masalah kekurangan
energi protein (KEP). KEP adalah keadaan kurang gizi yang disebabkan oleh
rendahnya konsumsi zat energi dan zat protein dalam makanan sehari-hari
sehingga tidak memenuhi Angka Kecukupan Gizi (AKG) dan atau gangguan penyakit
tertentu (Mardisantosa et al., 2017).
Stunting adalah masalah
gizi kronis pada balita yang ditandai dengan tinggi badan yang lebih pendek
dibandingkan dengan anak seusianya. Anak yang menderita stunting akan lebih
rentan terhadap penyakit dan ketika dewasa berisiko untuk mengidap penyakit
degeneratif. Dampak stunting tidak hanya pada segi kesehatan tetapi juga
mempengaruhi tingkat kecerdasan anak.
Penanganan stunting
merupakan agenda yang sangat penting mengingat pada tahun 2030 Indonesia akan
menghadapi bonus demografi (Sabilla, 2021). Statement
tersebut menjelaskan bahwa penanganan stunting berhubungan dengan produktivitas
suatu bangsa, sehingga penurunan stunting dapat berimbas kepada meningkatnya
kualitas sumber daya manusia dalam jangka panjang.
Menurut World Bank dan
Kemenkes RI menyebutkan bahwa sebagian besar sebagian besar ibu hamil dan anak
berusia di bawah dua tahun di Indonesia tidak memiliki akses terpadu atas
layanan dasar. Tumbuh kembang anak sangat dipengaruhi pada akses terhadap
intervensi gizi, terutama selama 1.000 Hari Pertama Kehidupan. 1.000 HPK
terdiri dari 280 hari dalam kandungan, periode 0-6 bulan selama 180 hari dan
540 hari dalam periode 6-24 bulan. Hanya 28,7% baduta yang mempunyai empat
akses layanan dasar secara serentak, umumnya mencakup akses terhadap akta
kelahiran, air minum, sanitasi, dan pemberian Air Susu Ibu secara eksklusif.
Dampak Stunting ini dapat
mengakibatkan gangguan perkembangan kognitif, kecacatan sehingga akan mempengaruhi
peningkatan Human Development Index daerah, sehingga dampak jangka panjangnya
yaitu mengurangi kemampuan dan kapasitas dalam pendidikan serta hilangnya
peluang kerja untuk mendapatkan pendapatan. Status gizi merupakan indikator
kesehatan yang penting karena anak usia di bawah lima tahun merupakan kelompok
yang rentan terhadap kesehatan dan gizi (Amirullah et al., 2020).
Menurut (Helmi, 2016) dalam Supariyasa
faktor-faktor yang menimbulkan masalah gizi dipengaruhi langsung oleh faktor
konsumsi makanan dan kesehatan seseorang, sehingga semakin buruknya kualitas
kandungan gizi dalam makanan maka akan semakin buruk pula status gizi balita.
Kualitas gizi seseorang ditentukan oleh kemampuan pendapatan keluarga,
kebiasaan makan, ada tidaknya program PMT, lingkungan fisik dan lingkungan
sosial.� upaya pemeliharaan fisik serta
sosial. Faktor langsung seperti asupan makan dan penyakit infeksi. Latar
belakang terjadinya faktor tersebut adalah ekonomi keluarga, produksi pangan,
kondisi perumahan, ketidaktahuan dan pelayanan kesehatan yang kurang baik (Irianti, 2018).
Salah satu pendekatan
yang dilakukan untuk menurunkan prevalensi gizi kurang yaitu Pemberian Makanan
Tambahan (PMT) Pemulihan pada balita gizi kurang. PMT-P bagi balita merupakan
program pemberian gizi yang bertujuan memulihkan gizi balita dengan jalan
memberikan makanan dengan kandungan gizi yang cukup sehingga kebutuhan balita
terpenuhi. Pemberian Makanan Tambahan (PMT) kepada sasaran perlu dilakukan
secara benar sesuai aturan konsumsi yang dianjurkan. Pemberian makanan tambahan
yang tidak tepat sasaran, tidak sesuai aturan konsumsi, akan menjadi tidak
efektif dalam upaya pemulihan status gizi sasaran serta dapat menimbulkan
permasalahan gizi.
Berdasarkan uraian diatas
penulis tertarik untuk membahas tentang evaluasi pemberian makanan tambahan
pada balita.
Metode Penelitian
Literature review
ini dibuat dengan menggunakan metode telaah pustaka. Artikel diambil dari mesin
pencarian jurnal elektronik elektronik seperti Google Scholar, Pubmed, dan
Science Direct untuk mencari penelitian yang dipublikasikan dalam 6 tahun
terakhir yaitu rentang tahun 2017 sampai dengan tahun 2022. Kata kunci yang
digunakan yaitu evaluasi, pemberian makanan tambahan, balita, dengan pencarian
jurnal dengan menggunakan kata sambung �AND� atau �OR�. Berdasarkan pencarian
dengan kata kunci, didapatkan 2396 artikel yang kemudian diseleksi hingga
tersisa 10 artikel yang dilakukan pembahasan. Data dianalisis dengan tabel yang
berisi nama peneliti, judul artikel, tahun, metodologi dan hasil penelitian.
��������
Gambar� 1. Seleksi artikel
berdasarkan kriteria inklusi dan eksklusi
Hasil dan Pembahasan
Berdasarkan hasil seleksi
pencarian artikel yang sudah dilakukan pengkategorian seluruh artikel yang
sudah sesuai maka hasil pengkategorian dapat dilihat di tabel berikut:
Tabel 1.
Ringkasan Penelitian Evaluasi Pemberian
Makanan Tambahan
Terhadap Peningkatan Status Gizi Balita
Judul |
Desain Studi |
Sampel dan �lokasi penelitian |
Hasil Temuan |
Peneliti (Tahun) |
�Evaluasi Pemberian Makanan Tambahan
Pemulihan (PMT-P) Pada Balita Kurang Gizi di Kabupaten Tuban |
�penelitian kualitatif yang
bersifat deskriftif evaluatif. |
Penelitian dilakukan di empat puskesmas
terpilih di Kabupaten Tuban. Jangka waktu penelitian selama dua bulan
(Mei-Juni 2015). Teknik pengambilan informan menggunakan metode purposive.
Informan dalam penelitian ini berjumlah 21 orang yang terdiri atas kasie gizi
dinas kesehatan, kepala puskesmas, tenaga pelaksana gizi, bidan desa, dan
kader. |
menunjukkan
bahwa dari segi
input, SDM dan bahan PMT-P sudah memadai, namun petunjuk
pelaksanaan, sarana prasarana, dan pendanaan masih kurang, dari segi proses,
penyimpanan, pengangkutan
dan pemantauan masih kurang, dari segi output, ketepatan umur sudah sesuai
dan ada keefektifan program dalam
kenaikan berat badan. |
(Elya Sugianti, 2017)���������������������� |
Evaluasi
Program Pemberian Makanan Tambahan Anak Balita pada Masa Pandemi Covid-19 di
Kabupaten Gowa |
Penelitian ini berjenis kualitatif. �Teknik pengumpulan
data melalui wawancara mendalam menggunakan daftar pertanyaan |
Penelitian
dilaksanakan di empat Puskesmas di Kabupaten Gowa.Subjek dalam penelitian ini
adalah Kepala Puskesmas Taeng, Tenaga Pelaksana Gizi Puskesmas Pallangga dan
Samata, dan kader Puskesmas Bontomarannu. |
Dalam
pelaksanaan program PMT masih terdapat hambatan diantaranya cuaca yang kurang
mendukung sehingga terjadi pergeseran waktu dan kesadaran masyarakat.
Sedangkan dalam proses pemantauan keseluruhannya dilakukan oleh pihak
puskesmas, pencatatan dan pelaporan dilakukan meski dengan kendala yang
ditemukan pada masyarakat ketidaktepatan sasaran karena penerima MT
membagikan MT pada yang lain. Dalam proses evaluasi program PMT pada balita
masih adanya kendala dari sarana, peran ibu balita dan peran lintas sektor
dalam proses peningkatan status gizi, juga tidak dilakukannya uji daya
terima. |
(Jayadi et al., 2021) � |
Evaluasi Program Pemberian Makanan Tambahan Pemulihan (PMT-P) Terhadap
Status Gizi Buruk Balita di Puskesmas Oepoi Kota Kupang |
Jenis penelitian ini adalah deskriptif.
Pengumpulan data dengan wawancara mendalam dan observasi |
Penelitian
ini dilakukan di Puskesmas Oepoi Kota Kupang. Informan Penelitian 6 orang
yaitu Kepala Puskesmas, kepala bagian gizi, bidan dan ibu bayi balita
sebanyak 3 orang. |
Menunjukan bahwa: input jumlah tenaga gizi kurang, Puskesmas
membutuhkan 1 orang tenaga kesehatan masyarakat, peralatan yang dimiliki
masih kurang dibagian laboratorium harus minta pengadaan dari Dinkes Kota
atau Provinsi dan dana untuk pendistribusian MT belum tersedia, proses dalam
perencanaan sudah baik namun pada pelaksanaan dari pendistribusian,
pemantauan dan pencatatan/pelaporan masih bermasalah pada pementauan karena
ditemukan ada anggota keluaraga yang lain makan paket MT, output belum tepat
sasaran serta cakupan program juga belum mencapai indikator capaian yang ditetapkan |
(Doren et al., 2019);(Doren et al., 2019) |
Evaluasi
Program Pemberian Makanan Tambahan (PMT) Pada balita Gizi Kurang di Puskesmas
Jakenan Kabupaten Pati. |
Penelitian ini berjenis kualitatif
dilakukan pada 6 Juli sampai 10 Juli 2017. Teknik
pengumpulan data melalui wawancara mendalam menggunakan daftar pertanyaan |
Penelitian ini dilaksanakan di Puskesmas Jakenan. Subjek dalam penelitian ini
meliputi Ka. Puskesmas Jakenan, Ka Gizi Puskesmas, Bidan desa, dan Ibu pasien gizi kurang
dengan |
Program PMT pada balita di puskesmas Jakenan dalam proses
perencanaannya berjalan baik,
karena setiap tahunnya program PMT selalu terlaksanakan di puskesmas jakenan
walaupun kasus gizi buruk tidak menjadi
prioritas. Dalam pelaksanaan program PMT di puskesmas jakenan berjalan sangat baik, petugas puskesmas memberikan pelayanan maksimal
dan inovatif dalam pemberian
makanan tambahan. Sedangkan dalam proses pemantauan juga berjalan sangat
baik, karena pihak puskesmas sangat memperhatikan perkembangan balita gizi
kurang. Dalam proses evaluasi
program PMT pada balita masih adanya kendala dari dana, peran ibu balita dan
peran lintas sektor dalam proses
peningkatan status gizi. |
(Lawaceng & Rahayu, 2020);(Wahyuningsih & Devi, 2017) |
Program
Pemberian Makanan Tambahan Pemulihan (PMT-P) untuk Penderita Balita Gizi
Buruk |
Jenis Penelitian ini ada deskriptif
kualitatif. �Analisis data dengan meto deskriptif. Teknik
pengumpulan data menggunakan wawancara dan observasi. |
Penelitian
dilaksanakan di Puskesmas Welahan I Kabupaten Jepara. Informan penelitian
terdiri dari 7 informan yang dipilih dengan teknik purposive sampling. Informan terdiri dari Tenaga Pelaksana Gizi
selaku pemegang program PMT-P, bidan desa, kader, Kepala Seksi Kesehatan
keluargadan Gizi Dinas Kesehatan Kabupaten Jepara, Kepala Puskesmas Welahan
I. |
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelaksanaan
program ini belum berjalan dengan optimal seperti pada tahap masukan terdapat
kendala yaitu belum memiliki sarana gudang untuk menyimpan paket makanan,
kemudian tahap� proses meliputi
perencanaan seperti perhitungan harian balita, tidak ada kelompok ibu balita,
kemudian tahap pemantauan belum berjalan dengan maksimal dikarenakan terdapat
anggota keluarga yang ikut mengkonsumsi, serta pada tahap pencatatan belum
dilaksanakan pencatatan harian daya terima terhadap makanan yang diberikan
dan cakupan program PMT-P masih rencah |
(Anugrahini et al., 2019);(Aryani & Wahyono, 2020) |
Pelaksanaan
Program Pemberian Makanan Tambahan Pemulihan (PMT-P) pada Balita Gizi Buruk |
Penelitian ini menggunakan metode
kualitatif dengan teknik pengambilan informan secara purposive sampling.
Analisis data secara deskriptif |
Penelitian
ini dilaksanakan di Puskesmas Pucakwangi II Kabupaten Pati. Jumlah Informan
utama 5 orang dan informan triangulasi 3 orang. Informan utama yang dipilih
dalam penelitian ini adalah Tenaga Pelaksanaan Gizi Puskesmas Pucakwangi 2,
Kepala Puskesmas Pucakwangi 2 dan tiga bidan desa. Informan Triangulasi yaitu
staf bidang Gizi Dinas Kesehatan Kabupaten Pati, dua orang tua balita sasaran
penerima makanan tambahan pemmulihan |
Hasil penelitian menunjukkan dari ke empat tahap
terdapat tiga variabel belum berjalan secara maksumal. Tahap persiapan
meliputi tidak dilakukan telaah pola makan dan perhitungan kebutuhan harian
anak, tida ada kelompok ibu balita sasaran dan kurangnya sosialisasi. Tahap
pemantauan yaitu adanya anggota keluarga yang ikut mengkonsumsi paket
makanan. Tahap pencatatan dan pelaporan yaitu orang tua balita tidak melakukan
pencatatan harian. |
(Karlina, 2020) |
Evaluasi
Pelaksanaan Program PMT-P pada Balita wasting |
Penelitian ini menggunakan metode
kualitatif dengan desain penelitian Rapid
Assesment Procedur (RAP) |
Penelitian
dilaksanakan di Puskesmas Sebangar Kabupaten Bengkalis. Informan utama
penelitian ini adalah Kepala Puskesmas, Petugas Gizi Puskesmas dan Bidan
Desa. Informan Pendukung adalah kader dan ibu balita |
Hasil menunjukkan petugas gizi kurang
berpengalaman dalam tugasnya menjadi penanggung jawab program PMT-P balita di
Puskesmas Sebangar. Rendahnya pemahaman petugas mengenai pedoman PMT-P balita
disebabkan sosialisasi oleh petugas gizi belum maksimal. Tempat penyimpanan
makanan tambahan baik di Puskesmas maupun di desa tidak memenuhi syarat.
Pemantauan oleh petugas tidak dilaksanakan seusai pedoman atau petunjuk
teknis PMT-P balita wasting. Output yang dihasilkan masih rendah hanya 1
balita dari 5 balita sasaran yang status gizinya menjadi normal. |
�(Martina et al., 2016);(Anugrahini et al., 2019) |
Evaluasi
Program Pemberian Makanan Tambahan Pemulihan terhadap Status Gizi Balita di
Wilayah Kerja Puskesmas Bukit Surungan Kota Padang Panjang tahun 2017 |
Jenis Penelitian ini yaitu kualitatif |
Penelitian
dilaksanakan di Wilayah Kerja Puskesmas Bukit Surungan Kota Padang Panjang.
Informan penelitian yaitu kasie kesga dan Gizi DKK Padang Panjang, Tenaga
Gizi Puskesmas Bukit Surungan, Bidan Kelurahan, Kader Posyandu dan Ibu
Balita. |
Hasil dari penelitian ini yaitu pada komponen
input, pada poin sumber daya manusia masih adanya beberapa kader yang belum
terlalu aktif dan untuk tempat penyimpanan khusus PMY-P yang belum ada.
Komponen proses terdapat masalah dalam pelaksanaan uaitu dalam pendistribusian
PMT-P kepada sasaran masih ada yang belum dimanfaatkan� seperti seharusnya. Komponen output dari
penelitian ini yaitu adanya penurunan angka prevalensi balita gizi kurang di
wilayah kerja Puskesmas Bukit Surungan dari tahun 2017 ke 2018, yaitu
penurunan prevalensi BB/U dari 11,9% menjadi 6,64%, untuk TB/U juga mengalami
penurunan dari 26,8% menjadi 15,46% dan untuk BB/TB dari 5,2% menjadi 1,08%. |
(I. W. Putri, 2018) |
Program
Pemberian Makanan Tambahan Pemulihan pada Balita Gizi Kurang |
Jenis penelitian ini yakni kualitatif
menggunakan rancangan studi kasus dengan pendekatan eksplanatori. Analisa
dilakukan secara deskriptif |
Penelitian
dilakukan pada dua posyandu yaitu satu posyandu madya Desa Sukolilo dan satu
posyandu mandiri Desa Kedumulyo. Informan dipilih melalui purposive sampling
yang terdiri dari 9 orang yaitu� Kepala
Puskesmas, tenaga pelaksana gizi, bidan desa, kader posyandu, ibu balita
sasaran dan penanggung jawab posyandu. |
Program PMT-P di posyandu madya dan mandiri belum
efisien dalam upaya peningkatan berat badan balita sasaran sebab masih
terdapat kendala�� dalam pelaksanaan
program. Penelitian menunjukkan bahwa dari segi persiapan, telaah pola makan
dan sosialisasi masih kurang. Segi pelaksanaan masih kurang karena distribusi
belum diberikan sesuai HMA. Segi pemantauan terdapat anggota keluarga yang
ikut mengkonsumsi paket. Segi pencatatan dan pelaporan masih kurang sebab ibu
balita tidak melakukan pencatatan sederhana dan kader serta bidan belum
melakukan pelaporan sesuai formulir pelaporan kegiatan. |
(E. M. S. Putri & Rahardjo, 2021) |
Evaluasi
Program Pemberian Makanan Tambahan Pemulihan (PMT-P) pada Balita Bawah Garis
Merah di Puskesmas Bandar Jaya Kabupaten Lahat 2021 |
Jenis Penelitian ini yaitu Penelitian
Kualitatif dengan wawancara mendalam (indept-interview) |
Penelitian
dilaksanakan di Puskesmas Bandarjaya Kabupaten Langkat. Informan ada 7 orang
yaitu Kepala Puskesmas Bandarjaya, Pemegang program gizi, 2 orang bidan,
kader posyandu, 2 orang ibu balita BGM |
Hasil Penelitian didapatkan Program PMT-P
Puskesmas Bandar Jaya telah melakukan perencanaan dengan baik sesuai dengan
hasil cheklist, Program PMT sudah dilaksanakan dan sudah diberikan kepada
Balita dengan berat kurang atau Bawah Garis Merah. Pelaksanaan program PMT-P
dilaksanakan sesuai dengan aturan dan SOP dari Permenkes tentang PMT-P.
Pelaksanaan program PMT-P sudah efektif sesuai dengan perencanaan program
untuk menanggulangi Bawah garis Merah di Wilayah Kerja Puskesmas Bandar Jaya.
Pemantauan Program PMT-P dilakukan sebulan satu kali dalam kegiatan Mini
Lokakarya. Pencatatan dan Pelaporan hanya dilakukan oleh Petugas pada saat
Posyandu. Petugas gizi melakukan pengentrian data melalui e-PPGBM dan
langsung bisa dichek oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Lahat |
Fitria Andini (2021) (Andriani, 2021) |
Berdasarkan 10 artikel yang
diklasifikasikan menurut tabel diatas, kegiatan Pemberian Makanan Tambahan pada
balita dilaksanakan di Puskesmas dan di Posyandu. Mayoritas penelitian
dilaksanakan di Puskesmas, 10 Penelitian dilaksanakan di Puskesmas dan 1
Penelitian dilaksanakan di Posyandu. Penelitian evaluasi Program PMT dilakukan
dengan menganalisis aspek input, Proses dan Output. Semua penelitian
dilaksanakan dengan menggunakan desain studi kualitatif.
Studi yang dilakukan oleh (Elya Sugianti, 2017) pada empat Puskesmas terpilih di
Kabupaten Tuban menemukan bahwa masih banyak kendala dalam pelaksanakan Program
PMT-P. Permasalahan yang ada dalam Program PMT-P di empat puskesmas di
Kabupaten Tuban diantaranya petunjuk pelaksanaan Program, fasilitas gudang
penyimpanan program PMT-P, pendanaan, Petunjuk pelaksanaan dalam program PMT-P
belum terdistribusikan dengan baik karena masih adanya ketidaksamaan pendapat
antara Dinas Kesehatan dan petugas pelaksana Gizi Puskesmas. Fasilitas gudang
penyimpanan yang khusus untuk program PMT-P di Dinas Kesehatan belum ada. Bahan
Paket PMT-P sudah sesuai peruntukannya untuk tambahan makanan balita. Pendanaan
untuk program PMT-P tidak bisa mengcover semua balita gizi buruk dan gizi
kurang yang ada. Belum ada kendaraan khusus untuk mengangkut paket PMT-P.
Distribusi PMT-P mengalami kendala apabila ibu-ibu balita sasaran tidak datang
ke polindes atau bidan desa untuk mengambil bahan PMT-P dan atau menimbang
balita mereka. Pemantauan dilaksanakan oleh Puskesmas. Ketepatan penerima PMT-P
sering tidak sesuai karena masih ada penolakan dari balita sasaran.
Menurut hasil penelitian (Jayadi et al., 2021) pelaksanaan program PMT anak
balita di Puskesmas Kabupaten Gowa sudah berjalan cukup baik tetapi masih
terdapat hambatan dalam pelaksanaannya. Hambatan tersebut diantaranya
pemantauan belum optimal, adanya pergeseran waktu pelaksanaan distribusi PMT
karena faktor cuaca dan sulitnya akses bidan maupun kader menuju rumah sasaran,
rendahnya kesadaran sasaran akan pentingnya konsumsi makanan bergizi, beberapa
Puskesmas tidak ada kegiatan pencatatan harian dan pemantauan yang belum
optimal.
dalam penelitian (Doren et al., 2019) menemukan dari aspek input masih
terdapat kekurangan yaitu jumlah tenaga gizi masih kurang, peralatan yang
dimiliki masih kurang, dana untuk pendistribusian makanan tambahan belum
tersedia. Dari aspek Proses terdapat hambatan diantaranya pemantauan belum
optimal karena masih ditemukan paket PMT bukan saja dikonsumsi oleh balita dan
pencatatan harian yang belum dilakukan. Dari aspek output terdapat hambatan diantaranya
belum tepat sasaran dan cakupan program belum mencapai indikator sasaran yang
ditetapkan.
Penelitian (Lawaceng & Rahayu, 2020) menemukan masih ada kendala dalam
program PMT yaitu masalah dana yang datangnya telat. Karena kendala dana
Kegiatan baru bisa dilaksanakan pada bulan Mei akhir. Selain itu peran ibu
balita dan peran lintas sektor yang masih kurang. Ketelatenan ibu dalam memberi
makanan yang bergizi pada balita masih kurang.
Penelitian yang dilakukan oleh (Karlina, 2020) menyatakan pelaksanaan Program
PMT-P belum berjalan optimal. Kendala dalam pelaksanaan Program PMT-P
diantaranya petugas belum pernah mengikuti pelatihan. Selain itu sejalan dengan
penelitian (Doren et al., 2019) terdapat permasalahan dana dalam
program PMT-P yaitu alokasi dana terbatas sehingga tidak bisa mengcover semua
balita gizi buruk dan gizi kurang yang ada. Permasalahan lain yaitu belum
memiliki gudang khusus untuk penyimpanan paket PMT, tidak ada pembentukan
kelompok ibu balita sasaran, pemantauan kurang optimal dan tidak ada pencatatan
harian daya terima terhadap PMT yang diberikan.
Mengenai evaluasi Program PMT-P pada
balita gizi buruk di Puskesmas Pucakwangi II Kabupaten Pati menemukan penentuan
makanan tambahan di Puskesmas Pucak wangi 2 belum sesuai karena tidak dilakukan
melalui telaah pola makan dan perhitungan harian anak sehingga Paket PMT tidak
dikonsumsi oleh balita. Permasalahan lain yaitu belum ada pembentukan kelompok
ibu balita sasaran, kurangnya sosialisasi mengenai program PMT-P, pemantauan
kurang optimal sehingga masih ada anggota keluarga yang mengkonsumsi paket
PMT-P dan pencatatan harian yang tidak dilakukan oleh ibu balita.
Penelitian Evaluasi Pelaksanaan Program
PMT-P pada Balita Wasting oleh (Martina et al., 2016) menemukan beberapa permasalahan
dalam program PMT-P diantaranya pengalaman kerja petugas Gizi yang bertanggung
jawab dalam program PMT-P dinilai kurang, belum semua petugas mendapatkan
pelatihan khusus mengenai gizi balita maupun program PMT-P untuk balita
wasting, sosialisasi kepada ibu balita sasaran, kader atau bidan desa tidak
dilakukan oleh petugas gizi Puskesmas, tidak ada tempat penyimpanan khusus
untuk paket PMT-P, pendistribusian tidak tepat sasaran karena orang tua sasaran
tidak teratur mengambil paket PMT-P dan PMT diberikan kepada semua balita yang
datang ke Posyandu dimana sebagian anak tersebut termasuk kategori gizi baik.
Permasalahan petugas belum mendapatkan pelatihan khusus mengenai gizi balita
maupun program PMT-P sejalan dengan penemuan penelitian (Anugrahini et al., 2019). Kurangnya Sosialisasi sejalan
dengan penelitian Permasalahan lain yang ditemukan sejalan dengan penelitian (Doren et al., 2019), (Jayadi et al., 2021) yaitu pemantauan dan pencatatan
program kurang optimal.
Penelitian yang dilakukan (Astuti, 2021) menemukan beberapa hambatan dalam
program PMT P diantaranya masih ada beberapa kader yang kurang peduli,
kurangnya peran masyarakat terutama orang tua balita sasaran PMT-P dalam upaya
meningkatkan status gizi balita yang mengalami masalah kurang gizi. Kurangnya
peran orang tua balita sasaran Program PMT-P sejalan dengan temuan penelitian (Wahyuningsih & Devi, 2017)
Studi yang dilakukan Eka May Salama Putri
dan Bambang Budi Raharjo (2021) menemukan beberapa permasalahan dalam program
PMT-P diantaranya yaitu dana yang terbatas sehingga paket PMT-P hanya diberikan
selama 30 hari. Permasalahan dana sama ditemukan pada penelitian (Elya Sugianti, 2017);(Anugrahini et al., 2019);(Doren et al., 2019). Permasalahan lain yaitu tidak
dilakukan telaah pola makan dalam penentuan paket, tidak ada pembentukan
kelompok ibu balita, pemantauan dan pencatatan masih kurang optimal. Tidak
dilakukannya telaah pola makan dalam penentuan paket dan tidak ada pembentukan
kelompok ibu balita. Permasalahan Pemantauan dan pencatatan kurang optimal
banyak ditemukan pada penelitian-penelitian lain.
Penelitian oleh (Aryani & Wahyono, 2020) menemukan permasalahan dalam
program PMT-P yaitu pemantauan, pencatatan dan pelaporan belum optimal.
Permasalahan pemantauan, pencatatan dan pelaporan belum optimal banyak
ditemukan pada penelitian evaluasi PMT-p lainnya.
Kesimpulan
Berdasarkan hasil
literature review dari 10 artikel tentang evaluasi program PMT disimpulkan
bahwa kegiatan PMT pada balita sudah berjalan dengan baik namun pada
pelaksanaannya masih terdapat hambatan dan masalah. Hambatan dan Permasalahan
tersebut diantaranya permasalahan tenaga yang masih kurang dan belum
berpengalaman, belum adanya pelatihan kepada petugas, sosialisasi masih kurang
kurangnya anggaran dana, tidak terbentuknya kelompok ibu balita, distribusi PMT
yang tidak tepat waktu dan tepat sasaran, fasilitas gudang penyimpanan program
PMT-P, kegiatan pemantauan pencatatan dan pelaporan yang kurang optimal serta
kurangnya peran masyarakat terutama orang tua balita sasaran.
amirullah, A., Putra, A. T. A., & Al Kahar, A. A.
D. (2020). Deskripsi Status Gizi Anak Usia 3 Sampai 5 Tahun Pada Masa Covid-19.
Murhum: Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini, 1(1), 16�27.
Andriani, F. (2021). Evaluasi Program Pemberian Makanan
Tambahan Pemulihan (Pmt-P) Pada Balita Bawah Garis Merah Di Puskesmas
Bandarjaya Kabupaten Lahat Tahun 2021 (Vol. 26, Issue 2). Sekolah Tinggi
Ilmu Kesehatan Bina Husada.
Anugrahini, Y. A., Mitra, Alamsyah, A., Kiswanto, &
Zulfayeni. (2019). Evaluasi Pelaksanaan Program Pmt-P Pada Balita Wasting. Jurnal
Ilmu Kesehatan Masyarakat, 14(01), 93�112.
Aryani, N. A., & Wahyono, B. (2020). Program Pemberian
Makanan Tambahan Pemulihan (Pmt-P) Untuk Penderita Balita Gizi Buruk. Unnes
Journal, 4(4), 610�620.
Astuti, D. W. (2021). Hubungan Motivasi Dengan Keaktifan
Kader Posyandu Pada Masa Pandemi Di Wilayah Kerja Puskesmas Helvetia Kecamatan
Medan Helvetia Tahun 2021. Universitas Islam Negeri Sumatera Utara.
Burhani, P. A., Oenzil, F., & Revilla, G. (2016).
Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Dan Tingkat Ekonomi Keluarga Nelayan Dengan
Status Gizi Balita Di Kelurahan Air Tawar Barat Kota Padang. Jurnal
Kesehatan Andalas, 5(3).
Doren, W. K., Regaletha, T. A. L., & Dodo, D. O. (2019).
Evaluasi Program Pemberian Makanan Tambahan Pemulihan (Pmt-P) Terhadap Status
Gizi Buruk Balita Di Puskesmas Oepoi Kota Kupang. Lontar : Journal Of
Community Health, 1(3), 111�118.
Https://Doi.Org/10.35508/Ljch.V1i3.2176
Elya Sugianti. (2017). Evaluasi Pemberian Makanan Tambahan
Pemulihan (Pmt-P) Pada Balita Kurang Gizi Di Kabupaten Tuban. Jurnal
Cakrawala, 11(2), 217�224.
Helmi, R. (2016). Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan
Status Gizi Pada Balita Di Wilayah Kerja Puskesmas Margototo Kecamatan Metro
Kibang Kabupaten Lampung Timur. Jurnal Kesehatan, 4(1).
Irianti, B. (2018). Faktor-Faktor Yang Menyebabkan Status
Gizi Kurang Pada Balita Di Wilayah Kerja Puskesmas Sail Pekanbaru Tahun 2016. Midwifery
Journal: Jurnal Kebidanan Um. Mataram, 3(2), 95�98.
Jayadi, Y. I., Ansyar, D. I., Alam, S., & Sayyidinna, D.
A. (2021). Evaluasi Program Pemberian Makanan Tambahan Anak Balita Pada Masa
Pandemi Covid 19 Di Puskesmas Kabupaten Gowa Kese Terdapat 45 % Kematian Pada
Anak Di Bawah Usia 5 Tahun Terkait Dengan Tambahan Untuk Anak Balita , Anak
Usia Sekolah Dasar , Dan Ibu Hamil. Public Health Nutrition Journal, 1(2),
89�102.
Karlina, D. (2020). Pelaksanaan Program Pemberian Makanan
Tambahan Pemulihan (Pmt-P) Pada Balita Gizi Buruk. Higeia Journal Of Public
Health Research And Development, 4(4), 610�620.
Lawaceng, C., & Rahayu, A. Y. S. (2020). Tantangan
Pencegahan Stunting Pada Era Adaptasi Baru �New Normal� Melalui Pemberdayaan
Masyarakat Di Kabupaten Pandeglang. Jurnal Kebijakan Kesehatan Indonesia:
Jkki, 9(3), 136�146.
Mardisantosa, B., Huri, D., & Edmaningsih, Y. (2017).
Faktor Faktor Kejadian Kurang Energi Protein (Kep) Pada Anak Balita. Jurnal
Kesehatan, 6(3), 66�76.
Martina, M., Wahyu, T., Okfrianti, Y., Kamsiah, K., &
Kusdalinah, K. (2016). Analisis Penatalaksanaan Balita Gizi Kurang Di Dua
Wilayah Kerja Puskesmas Kota Bengkulu Tahun 2016. Poltekkes Kemenkes
Bengkulu.
Putri, E. M. S., & Rahardjo, B. B. (2021). Program
Pemberian Makanan Tambahan Pemulihan Pada Balita Gizi Kurang. Indonesian
Journal Of Public Health And Nutrition, 1(1), 472�478.
Putri, I. W. (2018). Evaluasi Program Pemberian Makanan
Tambahan Pemulihan Terhadap Status Gizi Balita Di Wilayah Kerja Puskesmas Bukit
Surungan Kota Padang Panjang Tahun 2017. Universitas Andalas.
Sabilla, A. A. (2021). Pelaksanaan Prinsip Good Governance
Dalam Penanggulangan Stunting Di Kecamatan Jabon Kabupaten Sidoarjo. Upn
Veteran Jawa Timur.
Suci Indah Sari, P. (2021). Faktor-Faktor Yang Berhubungan
Dengan Status Gizi (Imt/U) Siswa Kelas 9 Smpn 18 Pekanbaru. Poltekkes
Kemenkes Riau.
Wahyuningsih, S., & Devi, M. I. (2017). Evaluasi Program
Pemberian Makanan Tambahan (Pmt) Pada Balita Gizi Kurang Di Puskesmas Jakenan
Kabupaten Pati. Jurnal Keperawatan Dan Kesehatan Masyarakat, 5(3),
248�253.
Copyright holder: Mahmudah Khurotul Aini, Ani Margawati, Sri
Winarni (2023) |
First publication right: Syntax Literate: Jurnal
Ilmiah Indonesia |
This article is licensed under: |