Syntax Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia p�ISSN: 2541-0849 e-ISSN: 2548-1398

Vol. 8, No. 1, Januari 2023

 

PENGARUH KEPEMIMPINAN PEMBELAJAR DAN SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL TERHADAP KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU SMK SWASTA PADA MASA PANDEMI SE-KORWIL III KABUPATEN BANDUNG

 

Weindiani

Program Studi Administrasi Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia

Email: [email protected]

 

ABSTRAK

Tujuan penelitian ini untuk memperoleh gambaran analisis mengenai Pengaruh Kepemimpinan Pembelajar dan Sistem Penjaminan Mutu Internal Terhadap Kompetensi Pedagogik Guru SMK Swasta Pada Masa Pandemi Se-Korwil III Kabupaten Bandung. Metode penelitian menggunakan pendekatan kuantitatif dan menggunakan teknik survey melalui analisis korelasi dan regresi, terhadap 30 responden guru SMK Swasta Se-korwil wilayah Kabupaten Bandung. Hasil temuan penelitian adalah : kepemimpinan pembelajar kepala sekolah dalam merencanakan mutu pendidikan secara internal untuk mencapai kompetensi pedagogik guru sudah berjalan dengan baik dengan ditunjukkannya kemampuan kepemimpinan kepala sekolah dalam membimbing guru untuk menetapkan tujuan pembelajaran dengan jelas, menjadi narasumber yang baik bagi para staf dan guru, menciptakan budaya dan iklim sekolah yang kondusif, mengkomunikasikan visi dan misi sekolah terhadap staf begitupun dengan warga sekolah, mendorong guru dan staf dalam meningkatkan profesionalitas dalam siswa dan kegiatan pembelajaran, serta menunjukkan sikap yang menginspirasi bagi warga sekolah. Kepemimpinan pembelajar berpengaruh terhadap kompetensi pedagogik guru diperoleh hubungan sebesar 39,9 % termasuk kategori rendah, Sistem Penjaminan Mutu Internal berengaruh terhadap kompetensi pedagogic guru diperoleh hubungan sebesar 89,0% termasuk kategori tinggi, sedangkan pengaruh kepemimpinan pembelajar dan sistem penjaminan mutu internal terhadap kompetensi pedagogik guru diperoleh hubungan sebesar 73% termasuk kategori tinggi. Hasil perhitungan dan analisis tersebut menunjukkan bahwa kepemimpinan pembelajar dan sistem penjaminan mutu internal berpengaruh positif terhadap kompetensi pedagogik guru untuk mencapai tujuan pendidikan dan meningkatkan kualitas pendidikan. Kepala sekolah diharapkan dapat meningkatkan kemampuan pedagogik guru melalui kepemimpinan pembelajar dan pengendalian mutu dengan memberikan motivasi, kompensasi dan tingkat pendidikan yang secara teoritis dapat mempengaruhi kemampuan kompetensi pedagogik guru.

 

Kata Kunci: Kepemimpinan Pembelajar, Kompetensi Pedagogik Guru, Sistem Penjaminan Mutu Internal

 

Abstract

The purpose of this study was to obtain an analytical description of the Influence of Learner Leadership and the Internal Quality Assurance System on the Pedagogic Competence of Private Vocational School Teachers During the Pandemic as Regional Coordinator III of Bandung Regency. The research method uses a quantitative approach and uses survey techniques through correlation and regression analysis, to 30 respondents from private vocational school teachers in the Korwil area of ​​Bandung Regency. The results of the research findings are: the principal's learner leadership in planning the quality of education internally to achieve teacher pedagogical competence has been going well with the principal's leadership skills demonstrated in guiding teachers to set clear learning objectives, being good resource persons for staff and teachers, creating a conducive school culture and climate, communicating the school's vision and mission to staff as well as to school members, encouraging teachers and staff to increase professionalism in students and learning activities, and showing an inspiring attitude to school members. Learner leadership has an effect on teacher pedagogic competence, a relationship of 39.9% is included in the low category. teachers obtained a relationship of 73% including the high category. The results of these calculations and analysis show that learner leadership and the internal quality assurance system have a positive effect on teacher pedagogical competence in achieving educational goals and improving the quality of education. Principals are expected to be able to improve teacher pedagogic abilities through learner leadership and quality control by providing motivation, compensation and educational level which theoretically can influence teacher pedagogical competency abilities.

 

Keywords: Learner Leadership, Teacher Pedagogic Competence, Internal Quality Assurance System

 

Pendahuluan

Pada setiap institusi pendidikan mempunyai visi, misi dan kebijakan program sekolah yang terdiri dari proses perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan pengawasan (Maujud, 2018). Setiap program tersebut harus di akomodasi oleh kepala sekolah dan proses pengimplementasian dalam bentuk rencana strategis.

Kepemimpinan pembelajaran berperan sebagai aktor untuk mampu menjalankan perintah dan mengarahkan kebijakan dengan baik (Lukitasari et al., 2017). Proses kepemimpinan tersebut harus sesuai dengan karakter dari sekolah tersebut. kepemimpinan yang efektif selaku kepala sekolah pembelajar, menekankan pada 5 aspek dalam penyelenggaraan sekolah (Lukitasari et al., 2017), yaitu: (1) fokus pada pembelajaran, (2) membangun kerjasama, (3) analisa hasil pencapaian siswa, (4) pengembangan guru, dan (5) penyesuaian kurikulum, pengajaran, dan penilaian. Kepemimpinan pembelajaran mencakup perilaku-perilaku kepala sekolah dalam merumuskan dan mengkomunikasikan tujuan sekolah, memantau, mendampingi, dan memberikan umpan balik dalam pembelajaran, membangun iklim akademik, dan memfasilitasi terjadinya komunikasi antar warga sekolah (Lunenburg & Irby, 2005).

Dengan adanya kepemimpinan kepala sekolah yang baik, diharapkan mampu menunjang peningkatan kompetensi guru yang ada di sekolah. selain kepala sekolah pembelajar faktor Sistim penjaminan mutu internal (SPMI) pun wajib di beri perhatian khusus pada langkah pemetaan mutu, Penyusunan Rencana Pemenuhan mutu, Pelaksanaan Pemenuhan Mutu, evaluasi mutu, dan Penyusunan Standar di atas SNP. Dengan adanya faktor pandemi, pasti pelaksanaan SPMI di sekolah akan terganggu, maka dari itu perlu adanya perhatian khusus dalam pengimplementasikan SPMI di masa pandemi ini agar kompetensi pedagogik guru di sekolah dapat terselenggara dengan baik (Rahmi Maulida, 2022).

Dari 2 kajian yang berpengaruh pada kompetensi pedagogik guru, maka di harapkan sekurang-kurangnya memiliki aspek-aspek berikut, yaitu: (a) pemahaman wawasan dan landasan kependidikan, (b) pemahaman terhadap peserta didik, (c) pengembangan kurikulum/silabus, (d) perancangan pembelajaran, (e) pelaksanaan pembelajaran yang mendidik dan dialogis, (f) pemanfaatan teknologi pembelajaran, (g) evaluasi hasil belajar (EHB), dan (h) pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya, agar� kualitas pendidikan mampu meningkat dan kualitas manajemen sekolah yang sudah di tetapkan mampu terselenggara dengan baik.

Adapun berdasarkan penelitian awal yang dilakukan di Korwil III Kabupaten Bandung, melalui hasil wawancara, observasi dan dokumentasi bahwa rata-rata kepala sekolah di sana belum semuanya mencerminkan kepala sekolah pembelajar. Hal ini terlihat bahwa masih ada sebagian kepala sekolah yang belum secara maksial membimbing guru dengan baik. Sehingga masih ada guru yang belum membuat RPP, masih ada guru yang menggunakan model pembelajaran konvensional.

Dengan melihat data di atas kepala sekolah, maka diperlukan adanya upaya sistematis yang dilaksanakan oleh sekolah utuk meningkatkan capaian hasil rapor mutu sekolah yang lebih baik (Muliawati, 2020). Maka penting sekali manajemen digunakan dengan maksimal agar tujuan pendidikan dapat tercapai untuk meningkatkan dan menguatkan kualitas Pendidikan (Nurhayati et al., 2022). Senada dengan pendapat di atas Terry mendefinisikan �manajemen dari sudut pandang fungsi organiknya, yaitu manajemen adalah proses perencanaan pengorganisasian, aktuasi, pengawasan baik sebagai ilmu maupun seni untuk mencapai tujuan yang ditentukan� (Siagian, 1978).

Berdasarkan fenomena di atas maka perlu adanya solusi yaitu adanya manajemen yang berkaitan dengan pelaksanaan aktivitas, dan kepemimpinan untuk memengaruhi tindakan orang lain dalam mencapai tujuan yang diinginkan. Hal ini sesuai dengan pendapat Bush dalam (Usman, 2013) yang menjelaskan bahwa �kepemimpinana berhubungan dengan nilai-nilai atau tujuan sedangkan manajemen berkaitan dengan pelaksanaan atau masalah teknis. Maka dari itu dibutuhkan solusi agar masalah mutu sekolah Kejuruan dapat terselesaikan dengan baik, salah satunya adalah faktor kepemimpinan pembelajar, Sistim penjaminan mutu internal dan kompetensi pedagogik guru, karena pandemi ini masih berlangsung dan tidak tahu kapan akan berakhirnya.

Berdasarkan paparan latar belakang di atas, perlu adanya penelitian mengenai bagaimana kepemimpinan pembelajar dan Sistem Penjaminan Mutu Internal meningkatkan kompetensi pedagogik guru di sekolah tersebut. Untuk itu, penulis mengajukan Tesis penelitian dengan judul, �Pengaruh kepemimpinan pembelajar dan sistem penjaminan mutu internal terhadap kompetensi pedagogik guru SMK Swasta pada masa pandemi se - KORWIL III Kabupaten Bandung�.

 

Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dan menggunakan tehnik survey melalui analisis korelasi dan regresi. Dalam (Sugiyono, 2009), dinyatakan bahwa pendekatan ini dimaksudkan untuk mendapatkan informasi yang luas tetapi tidak mendalam dari suatu populasi. Menurut (Muhammad & Aziz, 2020) penelitian survey adalah penelitian yang dilakukan pada populasi besar maupun kecil, tetapi data yang dipelajari dari data sampel yang diambil dari populasi tersebut, sehingga ditemukan kejadian-kejadian relatif, distribusi, dan hubungan- hubungan antar variable sosiologis maupun psikologis.

����������� Penulis mengambil pendekatan serta metode ini dengan alasan metode survey karena dianggap paling relevan untuk penelitian yang menggunakan populasi cukup besar sehingga dapat ditemukan distribusi dan hubungan-hubungan antar variable sosiologis dan psikologis. Jenis penelitian survey ini memfokuskan pada pengungkapa hubungan kasual antar variable, yaitu kepemimpinan pembelajar (X1), Sistem Penjaminan Mutu Internal (X2), dan kompetensi pedagogik guru sebagai variabel (Y).

�������� Penelitian ini menggunakan metode deskriptif, yaitu metode penelitian yang berusaha menggambarkan dan menginterpretasikan objek� sesuai� dengan� apa adanya� (Sukardi, 2003). Dari berbagai literatur tentang penelitian deskriptif dirancang untuk memperoleh informasi tentang status gejala pada saat penelitian dilakukan. Penelitian diarahkan untuk mengidentifikasi situasi pada waktu penyelidikan dilakukan, melukiskan variabel atau kondisi apa yang ada dalam suatu situasi.

Berdasarkan kerangka pikir dan alur penelitian yang gambar di atas, maka hipotesis yang dikembangkan oleh peneliti adalah sebagai berikut:

 

Gambar 1. Hipotesis Penelitian

 

H1: Terdapat pengaruh signifikan antara kepemimpinan pembelajar terhadap Kompetensi pedagogik guru

H2: Terdapat pengaruh signifikan antara� Sistem Penjaminan Mutu Internal terhadap Kompetensi pedagogik Guru

H3: Terdapat pengaruh signifikan antara kepemimpinan pembelajara dan Sistem Penjaminan Mutu Internal terhadap Kompetensi pedagogik Guru

Populasi dalam penelitian ini adalah guru SMK Swasta Se-Korwil III Kabupaten Bandung yang terdiri dari 10 Sekolah yang�� berjumlah 300 orang. Penentuan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik Probability Sampling melalui Proportionate Stratified Random Sampling yaitu tekniksampling acakan dengan stratifikasi. Teknik penentuan sampel ini digunakan karena anggota dalam populasi bersifat heterogen sehingga dilakukan stratifikasi secara proporsional.

Adapun penentuan jumlah sampel dalam penelitian ini mengacu pada rumus

Taro Yamane yang dikutip oleh (Akdon, 2010) sebagai berikut:

N= 𝑁� �

𝑁 𝑑2+1

Keterangan: n = Jumlah sampel

N = Jumlah populasi

d 2 = Presisi yang ditetapkan (ditetapkan 10%)

Selanjutnya disebutkan bahwa presisi merupakan kesalahan baku atau standar error. Besar presisi pada penelitian bidang-bidang sosial yaitu 5% sampai dengan 10%, sehingga penulis memilih presisi sebesar 10% untuk penelitian ini,

dengan�demikian�diperoleh�sampel�sebanyak:

N

=

�� n

=

300

=

300

-

300

=

30,2

=

30

Nd2+1

300.0,12+

300+1

300

 

Dari perhitungan diatas diperoleh jumlah sampel dari keseluruhan populasi adalah sebanyak 30 orang guru di SMK Se Korwil III Kabupaten Bandung.

Peneliti dalam menggali, karena saat ini sedang pamdemi maka peneliti memohon ijin kepada sekolah yang menjadi fokus penelitian dengan menggunakan angket tertutup yang disebar langsung ke responden dengan menggunakan google form. Penelitian yang memuat pertanyaan berkenaan dengan kepemimpinan pembelajar, Sistem Penjaminan Mutu Internal (SPMI), serta kompetensi pedagogik Guru.

 

Hasil dan Pembahasan

A.    Responden

Penelitian ini dilakukan terhadap 30 orang guru SMK Swasta Se-Korwil III Kabupaten Bandung. Untuk memperoleh gambaran umum mengenai pengaruh kepemimpinan pembelajar Sistem Penjaminan Mutu Internal terhadap Kompetensi pedagogik Guru. Data diungkap menggunakan instrumen berupa angket yang telah teruji validitas dan reliabilitasnya yang meliputi variabel kepemimpinan pembelajar dan sistem penjamin mutu internal terhadap kompetensi pedagogik dengan responden guru.

B.    Uji asumsi klasik

Sebelum uji hipotesis dilakukan, terlebih dahulu akan dlakukan uji normalitas, homogenitas, multikolieniritas dan linieritas, karena hipotesis dalam penelitian ini menggunakan rumus regresi.

C.    Uji Normalitas Data

Uji normalitas menggunakan Kolmogorov Smirnov Test variabel Kepemimpinan Pembelajar (X1), Sistem penjamin mutu internal (X2) terhadap variabel Kompetensi Paedagogik Guru (Y). Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui sebaran data pada tiap variabel �tidak �menyimpang �dari �ciri-ciri �data �yang �berdistribusi �normal. Normalitas suatu data dapat diuji dengan Kolmogorov-Smirnov atau dengan melihat kurva normalitas pada histogram/grafik (Julaeha, 2019).

Data dikatakan normal melalui uji Kolmogorov-Smirnov apabila nilai probabilitas atau signifikansi (α) lebih dari 0, 05. Sebaliknya jika nilai signifikansi (α) kurang dari 0,05 maka data tidak terdistribusi normal. Hasil pengujian dari variabel X1, X2 dan Y adalah sebagai berikut:

 

Residual

Nilai Signifikasi

Keterangan

Residual Y Atas X.1

0,443

Normal

Residual Y Terhadap X.2

0,581

Normal

Hasil Analisis Uji Normalitas Data

 

Berdasarkan Tabel diatas dari hasi Uji Normalitas dengan menggunakan SPSS.21 yang menghasilkan nilai signifikasi untuk X1: 0,443 dan X2: 0,582 lebih besar dari 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa nilai Residual berdistribusi Normal.

D.    Uji Linieritas Pengaruh

Ringkasan hasil Uji linieritas seperti ditunjukkan pada tabel berikut ini.

Hasil Uji Linieritas

Pengaruh

Model Persamaan Regresi Linier

F reg

F deviasi from linierity

Sig. Fdeviasi from linierity

Keterangan

X.1 thd Y

Y� = 1,059 + 0,720 X1

226.806

1,935

0,000

Linier

X.2 thd Y

Y� = 1,152 + 0,693 X2

18.557

4,527

0,000

Linier

 

Dari tabel di atas telihat bahwa ketiga model pengaruh telah memenuhi asumsi linieritas, sehingga model regresi linier dapat digunakan dalam penelitian ini.

E.    Uji Multikolinieritas

Uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah dalam suatu model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas penelitian. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel bebas. Ada tidaknya korelasi antar variabel tersebut dapat dideteksi dengan melihat nilai Variance Inflation Factor� (VIF). Apabila nilai VIF<10 maka dinyatakan tidak ada korelasi sempurna antar variabel bebas dan sebaliknya. Hasil uji multikolinieritas dapat dilihat tabel berikut:

Hasil Uji Multikolinieritas

MODEL

Collinearity Statistics

Tolerance VIF

Tolerance VIF

Kepemimpinan pembelajar Sistem Penjaminan Mutu Internal terhadap Kompetensi pedagogik Guru

808

1,238

 

Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa angka tolerance dari variabel bebas mempunyai nilai tolerance lebih dari 10% (0,1) dan nilai Variance Inflantion Factor (VIF) kurang dari 10. Dengan demikian dapat disimpulkan dalam model regresi tidak terjadi multikolinieritas antar variabel bebasnya.

F.    Uji Hipotesis

Membuat persamaan regresi pengaruh kepemimpinan pembelajar (X1) terhadap Kompetensi Paedagogik guru (Y) adalah Ŷ = a + bX1. Hasil perhitungan menggunakan bantuan IBM SPSS 26 tampak pada tabel berikut ini.

Persamaan Regresi (x1, x2 terhadap y)

Coefficientsa

 

 

 

Model

Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients

 

 

 

t

 

 

 

Sig.

B

Std. Error

Beta

1

(Constant)

20.431

4.127

 

4.950

.000

X1

.519

.062

.523

8.365

.000

X2

.744

.122

.380

6.089

.000

a. Dependent Variable: Y

 

Berdasarkan tabel di atas persamaan regresi X1 dan X2 atas Y, adalah Ŷ =20,431 +� �0,519X1 + 0,744X2. Dengan persamaan regresi tersebut dapat diinterprestasikan bahwa jika variabel kepemimpinan pembelajar(X1) dan sistem penjamin mutu internal (X2) dengan kompetensi pedagogik guru (Y) diukur dengan instrumen yang dikembangkan dalam penelitian �ini, �maka �setiap� perubahan �skor �pada �variabel kepemimpinan.

Pembelajar(X1) sebesar 0,519 dan sistem penjamin mutu (X2) sebesar 0,744 dapat diestimasikan akan terjadi perubahan skor pada kompetensi paedagogik guru (Y) sebesar 20,431 pada arah yang sama.

Untuk melihat apakah kedua variabel bebas tersebut memberikan pengaruh signifikan secara simultan (bersama-sama) maka hasil uji F dapat dilihat pada table di bawah ini.

Tabel 3.5.10.3 Hasil Uji F

ANOVAa

 

Model

Sum��������� �of

Squares

 

df

 

Mean Square

 

F

 

Sig.

1

Regression

77635.276

2

38817.638

242.996

.000b

 

Residual

28754.322

180

159.746

 

 

Total

106389.598

182

 

 

 

a. Dependent Variable: Y

b. Predictors: (Constant), X2, X1

Berdasarkan tabel di atas diperoleh nilai probabilitas sebagaimana ditunjukkan pada kolom Sig/Significance pada kolom Regression sebesar 0,000 dimana nilai tersebut < 0,05.� Artinya H0 ditolak dan Ha diterima. �Maka, dapat disimpulkan bahwa� �pengaruh yang ditunjukkan� �adalah� �signifikan, atau� �kepemimpinan pembelajar(X1) sebesar 0,519 dan system penjamin mutu (X2) sebesar 0,744 berpengaruh pada kompetensi paedagogik guru (Y).

Pengaruh kepemimpinan Pembelajar terhadap kompetensi paedagogik guru, hasil� ini� sangat� relevan� dengan penelitian dari (Sukmawati & Herawan, 2016) terhadap 85 guru melalui pendekatan kuantitatif yang menghasilkan temuan bahwa kepemimpinan Pembelajar dalam hal ini kepala sekolah berpengaruh secara signifikan positif terhadap� Kompetensi Paedagogik� guru. Hasil penelitian lainnya� dilakukan� oleh� (Suryana, n.d.) terhadap� guru� kelas di Kabupaten Bandung Barat, hasilnya pun menghasilkan kesimpulan sama, bahwa terdapat� pengaruh� kepemimpinan� Pembelajar� secara� signifikan� terhadap� Kompetensi Paedagogik� guru. Semakin baik kepemimpinan pembelajaran maka Kompetensi Paedagogik guru pun semakin meningkat.

Hasil uji determinasi dari pengaruh kepemimpinan Pembelajar terhadap Kompetensi Paedagogik guru menunjukkan hasil yang rendah dengan skor sebesar 39,9 % dan selebihnya sebanyak 60,1 % dipengaruhi faktor lain. Faktor lain juga turut serta memberikan pengaruh terhadap kinerja mengajar guru yang �berasal �dari �figur kepala �sekolah �diantaranya �kepemimpinan �transformasional �dan kepemimpinan spiritual, kepemimpinan visioner, supervisi kepala sekolah, kepemimpinan partisipatif, serta komunikasi kepala sekolah.

Pengaruh sistem penjaminan mutu internal dalam mutu pembelajaran terhadap kompetensi paedagogik guru, hasil ini sangat relevan dengan penelitian dari (Wahyudi, 2012) terhadap mutu pembelajaran di Sd Inpress 188 Tombolo melalui teknik analisis korelasi sederhana yang menghasilkan temuan bahwa terdapat hubungan antara mutu pembelajar yang berpengaruh secara signifikan positif terhadap Kompetensi Paedagogik guru.

Hasil uji determinasi dari pengaruh �Sistem Penjaminan Mutu Internal ��terhadap Kompetensi Paedagogik �guru menunjukkan hasil yang tinggi dengan skor sebesar 89,0% dan selebihnya sebanyak 10,1 % dipengaruhi faktor lain. Faktor lain juga turut serta memberikan pengaruh terhadap kinerja mengajar guru yang berasal dari figur prestasi yang dimiliki para siswa dengan meningkatnya kemampuan kompetensi pedagogik guru sehingga menciptakan lulusan yang baik

 

Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian diatas dapat disimpulkan hal-hal sebagai berikut:�

Kepemimpinan pembelajar kepala sekolah sudah berjalan dengan baik. Kepala sekolah mampu dalam membimbing guru untuk menetapkan tujuan pembelajaran dengan jelas, menjadi narasumber yang baik bagi para staf dan guru, menciptakan budaya dan iklim sekolah yang kondusif, mengkomunikasikan visi dan misi sekolah terhadap staf begitupun dengan warga sekolah, mendorong guru dan staf dalam meningkatkan profesionalitas dalam siswa dan kegiatan pembelajaran, serta menunjukkan sikap yang menginspirasi bagi warga sekolah.

Pelaksanaan Sistem Penjaminan Mutu Internal di SMK Swasta Se-Korwil III Kabupaten Bandung sudah berjalan dengan baik dengan adanya kepemimpinan pembelajar begitupun kemampuan pedagogic yang dimilki para tenaga pendidik pada setiap satuan pendidikan yang telah diteliti. Pada setiap satuan pendidik yang telah diteliti telah memiliki kemampuan dalam menjalankan siklus penjaminan mutu, sudah berjalan dengan baik mengenai proses pembelajaran serta pengelolaan satuan pendidikan sesuai dengan standar nasional pendidikan. Sudah terbangunnya budaya mutu di setiap satuan pendidikan serta adanya peingkatan mutu hasil belajar.

Kemampuan pedagogik guru di SMK swasta Se-korwil III Kabupaten Bandung berjalan dengan baik. Dimana kinerja mengajar guru yang berada pada setiap satuan pendidikan yang telah diteliti telah memiliki kemampuan merencanakan pembelajaran diantaranya membuat RPP, pengembangan materi, nedia pembelajaran yang baik, menciptakan kegiatan yang baik, serta melakukan evaluasi yang relevan dengan kebutuhan siswa. pada pelaksanaan pembelajaran guru mampu membangkitkan motivasi belajar siswa dan menggunakan pembelajaran yang relevan serta dapat membangun komunikasi yang positiff dengan siswa.

Kepemimpinan pembelajar berpengaruh signifikan terhadap kemampuan pedagogik guru. Kemampuan pedagogic guru dapat ditingkatkan melalui pengelolaan pembelajaran yang meliputi pemahaman terhadap peserta didik, perancangan dan pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil belajar, dan pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasi ragam potensi yang dimilikinya. Sistem penjaminan mutu internal berpengaruh signifikan terhadap kemampuan pedagogik guru. Efektifitas pelaksanaan SPMI pada setiap tahap yakni pemetaan mutu, penyusunan rencana peningkatan mutu, pelaksanaan rencana peningkatan mutu, monitoring atau evaluasi, dan penetapan standar mutu dan stategi berdampak positif terhadap kemampuan pedagogic yang dimiliki oleh guru. Disamping tu, keterlibatan fasilitator (kepala sekolah) dalam kegiatan refleksi juga menjadi faktor peniting dalam meningkatkan kemampuan pedagogik guru.

Kemampuan pedagogik guru dipengaruhi secara simultan oleh kepemimpinan pembelajar dan sistem penjaminan mutu internal. Bentuk pengembangan profesionalitas guru dalam kerangka kepemimpian pembelajar salah satunya adalah dengan adanya sistem penjaminan mutu internal di satuan pendidikan. Melalui SPMI ini, kepala sekolah dapat memperbaiki keterampilan dan kemampuan guru secara tidak langsung


 

BIBLIOGRAFI

 

Akdon, R. (2010). Rumus Dan Data Dalam Analisis Statistika, Cetakan Kedua. Alfabeta. Bandung.

 

Julaeha, S. (2019). Problematika Kurikulum Dan Pembelajaran Pendidikan Karakter. Jurnal Penelitian Pendidikan Islam, 7(2), 157.

 

Lukitasari, S. W., Sulasmono, B. S., & Iriani, A. (2017). Evaluasi Implementasi Kebijakan Pendidikan Inklusi. Kelola: Jurnal Manajemen Pendidikan, 4(2), 121�134.

 

Lunenburg, F., & Irby, B. (2005). The Principalship: Vision To Action. Cengage Learning.

 

Maujud, F. (2018). Implementasi Fungsi-Fungsi Manajemen Dalam Lembaga Pendidikan Islam (Studi Kasus Pengelolaan Madrasah Ibtidaiyah Islahul Muta�allim Pagutan). Jurnal Penelitian Keislaman, 14(1), 31�51.

 

Muhammad, F. I., & Aziz, Y. M. A. (2020). Implementasi Kebijakan Dalam Mitigasi Bencana Banjir Di Desa Dayeuhkolot. Kebijakan: Jurnal Ilmu Administrasi, 11(1), 52�61.

 

Muliawati, T. (2020). Pengaruh Dimensi Kepemimpinan Kepala Sekolah Dan Sistem Penjaminan Mutu Internal Terhadap Mutu Kompetensi Guru Sma Swasta Di Sma Istiqamah Margacinta Bandung. Uin Sunan Gunung Djati Bandung.

 

Nurhayati, N., Mukti, A., Wesnedi, C., Munawar, S., & Maisah, M. (2022). Kinerja Kepala Sekolah Kinerja Kepala Sekolah, Disiplin Kerja Guru Dalam Meningkatkan Mutu Pendidikan. Jurnal Manajemen Pendidikan Dan Ilmu Sosial, 3(2), 634�644.

 

Rahmi Maulida, H. (2022). Peranan Kepemimpinan Dalam Meningkatkan Mutu Pendidikan Melalui Manajemen Berbasis Sistem Penjaminan Mutu Internal (Spmi) Di Sdn Pangarangan Iii Kec. Kota Sumenep Kab. Sumenep. Jurnal Magister, 9(21), 1�9.

 

Siagian, S. P. (1978). Filsafat Administrasi. Gunung Agung.

 

Sugiyono, P. D. (2009). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif Dan R&D, Bandung: Cv. Alvabeta.

 

Sukardi, H. M. (2003). Metodologi Penelitian Pendidikan Kompetensi Dan Praktiknya. Jakarta: Bumi Aksara, 157.

 

Sukmawati, C., & Herawan, E. (2016). Kepemimpinan Instruksional Kepala Sekolah, Komitmen Guru Dan Mutu Kinerja Mengajar Guru. Jurnal Administrasi Pendidikan, 23(2).

 

Suryana, S. (N.D.). Kepemimpinan Pembelajaran Dan Capacity Building Dalam Mutu Kinerja Mengajar Guru Sd. Jurnal Administrasi Pendidikan, 25(2), 198�213.

 

Usman, H. (2013). Manajemen Teori, Praktik, Dan Riset Pendidikan Edisi 4. Jakarta: Bumi Aksara.

 

Wahyudi, I. (2012). Mengejar Profesionalisme Guru. Jakarta: Prestasi Pustaka.

 

Copyright holder:

Weindiani�(2023)

 

First publication right:

Syntax Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia

 

This article is licensed under: