Syntax
Literate : Jurnal Ilmiah Indonesia p�ISSN:
2541-0849
e-ISSN :
2548-1398
Vol.
5, No. 5 Mei 2020
STABILITASI
FASA KALSIUM PIROFOSPAT PADA TEMPERATUR TINGGI DENGAN PENAMBAHAN ZIRKONIA����
Ihsanul Huda, Retno Kusumaningrum, Galuh Sukmarani dan Alfian Noviyanto
Program Studi Magister Teknik Mesin Universitas Mercu Buana
Email:
[email protected], [email protected],
[email protected] dan ��[email protected]
Abstract
Calcium Pirofospat is an
excellent biomaterial for use as a substitute for broken or cracked bones or
teeth. Calcium Pirofospat is biocompatible, bioactive
and has a chemical composition that is close to the composition of human bones
and teeth. However, this biomaterial has the disadvantage of being low in
mechanical properties when used to accept heavy loads. Enhancement of the
mechanical properties of calcium pyropospate can be
done by adding zircon material. Therefore, this study conducted a study of
calcium pyrophosphate phase change by the addition of zircon at high
temperatures. Zirconia composition added by 5% and 10% (w / w) Mixing of
calcium pyrophosphate was carried out using High Energy Milling (HEM) with Ball
Powder Ratio (BPR) of 5: 1 for 30 minutes. The mixture is then heated at a
temperature of 1000 ℃ for 60 minutes. The results of characterization
using XRD showed that heating treatment can decompose calcium pyrophosphate and
the formation of CaZrO3. Warming also causes larger particle sizes. The SEM
results show the size of the CPP TA microstructure which was originally 590 �
43nm to CPP TAZ5 1.212 � 268nm and CPP TAZ10 1.324 � 384nm. Whereas for CPP TB which was originally 455 � 32nm
to CPP TBZ5 1.112 � 546 nm and CPP TBZ10 1.123 � 392 nm.
Keywords: Calcium Pyrophosphate, Zirconia, High Energy Milling.
Abstrak
Kalsium Pirofospat adalah biomaterial
yang sangat baik untuk digunakan sebagai pengganti tulang atau gigi
yang rusak ataupun retak.� Kalsium Pirofospat bersifat biokompatibel, bioaktif dan memiliki komposisi kimia yang mendekati komposisi pada tulang dan gigi manusia. Namun biomaterial ini memiliki kekurangan
yaitu sifat mekanisnya yang rendah apabila digunakan untuk menerima beban yang berat. Peningkatan sifat mekanik kalsium pirofospat dapat dilakukan dengan menambahkan material zirkon. Oleh
karena itu, pada penelitian ini dilakukan kajian perubahan fasa kalsium pirofospat dengan penambahan zirkon pada temperatur tinggi. Komposisi zirkonia yang ditambahkan sebesar 5% dan 10% (w/w). Pencampuran kalsium pirofosfat dilakukan menggunakan High Energy Milling (HEM) dengan Ball Powder Ratio (BPR) sebesar 5:1 selama 30 menit. Campuran selanjutnya dipanaskan
pada temperatur 1000�selama
60 menit. Hasil karakterisasi
menggunakan XRD menunjukan bahwa perlakuan pemanasan dapat mendekomposisi kalsium pirofosfat dan terbentuknya CaZrO3.
Pemanasan juga menyebabkan ukuran partikel semakin besar. Hasil SEM menunjukkan ukuran mikrostruktur CPP TA yang semula 590�43nm menjadi CPP TAZ5 1.212�268nm
dan CPP TAZ10 1.324�384nm.
Sedangkan untuk CPP TB yang
semula 455�32nm menjadi CPP
TBZ5 1.112�546nm
dan CPP TBZ10 1.123�392nm.
Kata kunci: Kalsium Pirofospat,
Zirkonia, High
Energy Milling.
Pendahuluan
Kalsium
pirofospat merupakan mineral yang mengandung
ion kalsium, oksigen dan fospat (Su et al., 2017).
Kalsium pirofospat dapat digunakan sebagai biomaterial implan tulang dan gigi (Darwis & Warastuti, 2013) karena bersifat biokompatibel, bioaktif� dan memiliki komposisi kimia yang mendekati dari komposisi� keduanya (Lee et al., 2009).
Sintetis kalsium pirofospat menyerupai dari Hidroksiapatit yang telah lama dipelajari dan hasilnya telah digunakan sebagai biomaterial (Lin, Liaw, Hon, & Wang, 1995).
����������� Besarnya potensi yang ada pada kalsium pirofospat dalam bidang biomedik,
berkembanglah beberapa teknik untuk membuatnya.
Metode sintetis yang sering dipergunakan adalah metode wet-chemistry. Metode
wet-chemistry yang dikenal adalah metode presipitasi (Pawarangan & Yusuf, 2018),
hydrothermal (Xu, Wang, Yang, & Tang, 2001),
sol-gel (Rissa & Priatmoko, 2012) dan
solvothermal (Ediati, Mudjahid, & Pangastuti, 2015).
Pada penelitian kali ini metode solvothermal dipilih karena kepraktisannya.
Kalsium
Piropospat bersifat rapuh dan tingkat stabilitas kekuatannya rendah (Zhou et al., 2016) namun mempunyai kelebihan dibanding dengan hidroksiapatit yaitu tingkat kelarutan
dalam tubuh lebih tinggi sehingga
secara bertahap dapat menggantikan sebagai tulang yang baru (Geuli, Metoki, Eliaz, & Mandler, 2016).
Untuk meningkatkan fungsi kalsium pirofospat sebagai biomaterial yang memiliki
sifat mekanik yang baik maka diperlukan
modifikasi struktur melalui pembentukan komposit dengan bahan lain sebagai penguat. Beberapa bahan penguat yang sering digunakan adalah Zirkonia, Alumina, Spinel,
dan Mullit (Asri, Septawendar, & Sunendar, 2016).
�Zirkonia memiliki karakteristik biokompatibilitas, ketangguhan retak dan ketangguhan patah yang baik (Bulut, Erkmen, & Kayali, 2016).
Zirkonia adalah bahan dari keramik
yang mempunyai sifat keras dan juga memiliki sifat tahan terhadap
temperatur tinggi (Baidya, 2013).
�Penelitian tentang Hidroksiapatit Zirkonia pada pemanasan 1000��telah dilakukan dan�� menghasilkan fasa baru yaitu zirkonia
tetrahedral (Karlina et al., 2017).
Sedangkan pengaruh zirkonia pada kalsium pirofosfat hingga saat ini belum
banyak diteliti. Oleh karena itu, pada penelitian ini akan dilakukan kajian penambahan zirkonia pada biomaterial kalsium
pirofospat dan pengaruh pemanasan suhu tinggi terhadap fasa campuran.
Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan serbuk Biomaterial Kalsium Pirofospat dari limbah cangkang telur ayam dan cangkang telur bebek, yang dibuat dengan menggunakan metode solvothermal.
Kedua Biomaterial ini mempunyai dimensi �0,5 �m sebagai matrik utama dan serbuk Zirkonia sebagai bahan campuran (Asri et al., 2016).
Serbuk Zirkonia yang ditambahkan 5% dan
10% (w/w) ke serbuk Kalsium Pirofospat, seperti pada tabel 1 dibawah ini.
Tabel 1
Komposisi Serbuk Kalsium Pirofospat Zirkonia
No |
Jenis kompositCPP % |
Zr�% |
Kode |
1 |
Telur Ayam 95 |
5 |
CPP
TAZ5 |
2 |
Telur Ayam 90 |
10 |
CPP
TAZ10 |
3 |
Telur Bebek 95 |
5 |
CPP
TBZ5 |
4 |
Telur Bebek 90 |
10 |
CPP
TBZ10 |
�Homogenisasi campuran dilakukan menggunakan alat High Energy Milling (HEM) model Shaker Mil (Asri et al., 2016) dengan Ball Powder Ratio sebesar
5:1 satuan berat selama 30 menit pada setiap komposisinya. Kemudian dilanjutkan dengan proses pemanasan pada temperatur 1000�selama 60 menit dengan kecepatan
pemanasan dan pendinginan sebesar 5�C /menit.
Untuk menganalisis fasa pada campuran
tersebut digunakan pengujian menggunakan X-Ray Diffraction (XRD, PANalytical,
Netherlands) dan pengamatan struktur mikro pada material hasil pengujian dengan
menggunakan� Scanning Elektron Microscopy
(SEM, Quanta 650,FEI,USA).
Hasil dan Pembahasan
Gambar 1
Pola Hasil Pengujian
XRD (a)Sintetis CPP Telur Ayam (b) CPP TAZ5 (b) CPP TAZ10
Gambar
1 memperlihatkan hasil dari pengujian menggunakan XRD untuk sampel� CPP TAZ5 dan
CPP TAZ10 setelah pemanasan
1000�C. Hasil dari analisis
XRD, menunjukkan adanya fasa baru CaO
dan CaO2 yang terbentuk pada sampel� CPP TAZ5 dan
CPP TAZ10� setelah
dilakukan pencampuran dan pemanasan 1000�C, dengan fasa sampingan yang terbentuk adalah CaZr�Terbentunya fasa baru disebabkan
oleh adanya reaksi yang terjadi pada kalsium pirofospat dan zirkonia yang membentuk Ca�dan CaZr�Cakemudian tereduksi membentuk CaO. Reaksi dekomposisi kalsium pirofospat dapat dilihat pada persamaan reaksi (1),(2)
dan (3). Hasil analisis
menunjukkan bahwa semakin besar komposisi
zirkonia yang ditambahkan maka intensitas fasa CaZryang terbentuk semakin tinggi. Dekomposisi fasa dapat dilihat
pada persamaan reaksi dibawah ini.
�+ ����=� ��+ 2 CaZr.. ....... . ..(1)
������������������=� 2 Ca�+ ....................(2)
2 Ca��������������������=
2 CaO + (g).......
. ...........(3)
�
��������������������������
Gambar 2
Pola Hasil Pengujian
XRD CPP Telur Bebek, CPP TBZ5 dan CPP TBZ10
����������� Gambar 2 menunjukkan hasil dari pengujian menggunakan XRD untuk sampel� CPP TBZ5 dan
CPP TBZ10 setelah proses pencampuran
dan� pemanasan
1000�C. Hasil dari analisis
XRD menunjukkan bahwa CPP
TBZ5 dan CPP TBZ10 memperlihatkan perubahan
dekomposisi dari fasa sebelumnya yaitu ��ke bentuk fasa CaO
dan Ca, dengan fasa sampingan
yang terbentuk CaZr�Terbentuknya fasa CaZrterlihat dari meningkatnya� peak fasa CaZrpada� CPP
TBZ10. Semakin banyak penambahan komposisi Zirkonia maka semakin
meningkat pula peak fasa CaZr�Peningkatan fasa juga terjadi pada fasa Ca. Penambahan zirkonia yang banyak menyebabkan reaksi pembentukan CaZr�semakin banyak pula, baik pada CPP TA maupun CPP TB.
(a)
(b)
(c)
Gambar 3
�Hasil SEM dari� (a) CPP TA� (b) CPP TAZ5, dan� (c) CPP TAZ10
setelah� pemanasan1000�C
(d)
(e)
(f)
Gambar 4
Hasil SEM dari
(d) CPP TB (e) CPP TBZ5 dan (f)
CPP TBZ10
setelah pemanasan
1000�C
Gambar
3 dan 4 menunjukkan bahwa ukuran mikrostruktur dari CPP TA5, CPP TBZ5 dan ukuran
mikrostruktur CPP TA10, CPP TBZ10 lebih
besar dan lebih seragam dibanding ukuran mikrostruktur CPP TA dan
CPP TB. Hal ini disebabkan
oleh pemanasan 1000�C dan penambahan
Zirkonia. Semakin banyak penambahan Zirkonia maka ukuran
mikrostruktur nya semakin besar. Seperti terlihat pada tabel 2 dibawah ini.
Tabel 2
�Hasil Pengukuran Partikel Campuran CPP
Komposisi |
CPP TA |
CPP TAZ5 |
CPP
TAZ10 |
CPP TB |
CPP TBZ5 |
CPP
TBZ10 |
Ukuran Partikel |
590�43 nm |
1.212�268 nm |
1324�384 nm |
455�32 nm |
1.112�546 nm |
1.123�392 nm |
�Berdasarkan pengujian XRD bisa dilihat bahwa semakin
banyak fasa yang terdapat pada bahan maka ukuran mikrostrukturnya
semakin besar. Hal ini disebabkan oleh faktor pemanasan dan campuran zirkonia. Sesuai dengan hasil
pengujian XRD yang menunjukkan
fasa setelah proses pemanasan
Kesimpulan
Berdasarkan hasil dari penelitian
ini bahwa komposit biomaterial Kalsium Pirofospat baik yang berasal dari cangkang
telur ayam maupun cangkang telur bebek, setelah
proses pencampuran dan pemanasan
pada temperatur
Untuk ukuran mikrostruktur dari biomaterial CPP yang baru mengalami perubahan bentuk menjadi lebih besar dan lebih beraturan dibanding ukuran mikrostruktur sebelumnya. Hal ini disebabkan oleh proses pemanasan
BIBLIOGRAFI
Asri, Lia, Septawendar, Rifki, & Sunendar, Bambang. (2016). Zirkonia
untuk Aplikasi Material Restorasi Gigi. Jurnal Keramik Dan Gelas Indonesia,
25(2), 79�88.
Baidya, Sudip Sukla. (2013). Preparation and
Characterization of Hydroxyapatite�Zirconia Composite.
Bulut, B., Erkmen, Z. E., & Kayali, E. S. (2016). Biocompatibility
of Hydroxyapatite-Alumina and Hydroxyapatite-Zirconia Composite including
Commercial Inert Glass (CIG) as a Ternary Component. J. Ceram. Sci. Tech,
7(03), 263�276.
Darwis, Darmawan, & Warastuti, Yessy. (2013). Sintesis
dan karakterisasi komposit hidroksiapatit (HA) sebagai graft tulang sintetik. Jurnal
Ilmiah Aplikasi Isotop Dan Radiasi, 4(2).
Ediati, Ratna, Mudjahid, Muhammad Nadjib, & Pangastuti,
Pradipta. (2015). Sintesis Zif-8 dengan Metode Solvotermal dalam Pelarut Etanol
dan Dimetilformamida. Jurnal Sains Dan Seni ITS, 4(1), 15572.
Geuli, Ori, Metoki, Noah, Eliaz, Noam, & Mandler, Daniel.
(2016). Electrochemically driven hydroxyapatite nanoparticles coating of
medical implants. Advanced Functional Materials, 26(44),
8003�8010.
Karlina, Elin, Djustiana, Nina, Joni, I. Made, Febrida,
Renny, Panatarani, Camellia, & Zakyah, Akhyar Dyni. (2017). Analisis
Mikrostruktur Partikel Zirkoniakalsia-silika (ZrO 2-CaO-SiO) Dari Pasir Zirkon
Alam Indonesia Menggunakan Metode Spray Pyrolysis. Jurnal Material
Kedokteran Gigi, 6(1), 23�32.
Lee, Jae Hyup, Hwang, Chang‐Ju, Song, Byung‐Wook,
Koo, Ki‐Hyung, Chang, Bong‐Soon, & Lee, Choon‐Ki. (2009).
A prospective consecutive study of instrumented posterolateral lumbar fusion
using synthetic hydroxyapatite (Bongros�‐HA) as a bone graft extender. Journal
of Biomedical Materials Research Part A: An Official Journal of The Society for
Biomaterials, The Japanese Society for Biomaterials, and The Australian Society
for Biomaterials and the Korean Society for Biomaterials, 90(3),
804�810.
Lin, Feng Huei, Liaw, Jen Ren, Hon, Min Hsiung, & Wang,
Cheng Yi. (1995). The effects of Na4P2O7� 10H2O addition on the mechanical
properties of sintered Ca2P2O7 bioceramic. Materials Chemistry and Physics,
41(2), 110�116.
Pawarangan, I., & Yusuf, Y. (2018). Characteristics of
hydroxyapatite from buffalo bone waste synthesized by precipitation method. IOP
Conference Series: Materials Science and Engineering, 432(1), 12044.
IOP Publishing.
Rissa, L. V, & Priatmoko, S. (2012). Sintesis Lapis Tipis
Berbasis Nanopartikel Titania Termodifikasi Silika Secara Sol-gel Sebagai Bahan
Antifogging. Jurnal Mipa, 35(1).
Su, Yangyang, Li, Kezhi, Zhang, Leilei, Liu, Shoujie, Yuan,
Ye, & He, Song. (2017). Calcium phosphorus bio-coating on carbon/carbon
composites: Preparation, shear strength and bioactivity. Applied Surface
Science, 419, 503�511.
Xu, Ye, Wang, Dazhi, Yang, Lan, & Tang, Honggao. (2001).
Hydrothermal conversion of coral into hydroxyapatite. Materials
Characterization, 47(2), 83�87.
Zhou, Huan, Hou, Saisai, Zhang, Mingjie, Chai, Hong, Liu,
Yang, Bhaduri, Sarit B., Yang, Lei, & Deng, Linhong. (2016). Synthesis of β-TCP
and CPP containing biphasic calcium phosphates by a robust technique. Ceramics
International, 42(9), 11032�11038.