Syntax Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia p�ISSN: 2541-0849 e-ISSN:
2548-1398
Vol. 7, No. 12, Desember 2022
PENGEMBANGAN
PROTOTIPE PERANCANGAN APLIKASI SISTEM�
INFORMASI ANALISIS KELAYAKAN KREDIT BERBASIS WEB PADA KSPPS KARYA USAHA MANDIRI
MENGGUNAKAN METODE ITERATIVE INCREMENTAL����������
Akbar Affaruk Khuzaimi Ahmadani
Universitas Telkom Jawa Barat, Indonesia
Email: [email protected]
Abstrak
Penelitian ini
bertujuan untuk mengembangkan prototipe perancangan aplikasi sistem informasi
analisis kelayakan kredit berbasis web pada KSPPS Karya Usaha Mandiri
menggunakan metode iterative incremental. Metode iterative incremental dipilih
karena dapat mempercepat waktu pengembangan, memperbaiki kualitas produk, dan
memudahkan pengguna untuk memberikan masukan pada setiap iterasi. Penelitian
ini dilakukan dengan mengumpulkan data melalui observasi, wawancara, dan studi
dokumentasi. Pengembangan prototipe dilakukan melalui tahap-tahap iterasi dan
pengujian terhadap setiap iterasi. Hasil dari penelitian ini adalah prototipe
perancangan aplikasi sistem informasi analisis kelayakan kredit berbasis web
yang dapat membantu KSPPS Karya Usaha Mandiri dalam melakukan analisis
kelayakan kredit dengan lebih efektif dan efisien. Diharapkan hasil dari
penelitian ini dapat memberikan kontribusi positif dalam meningkatkan
efektivitas dan efisiensi layanan kredit pada KSPPS Karya Usaha Mandiri serta
memberikan referensi bagi peneliti selanjutnya dalam mengembangkan sistem
informasi pada lembaga keuangan mikro.
Kata
Kunci:
Aplikasi Sistem Informasi; Kelayakan Kredit; Metode Iterative Incremental
Abstract
This study aims to develop a prototype for designing a web-based
creditworthiness analysis information system application at KSPPS Karya Usaha
Mandiri using the iterative incremental method. The incremental iterative
method was chosen because it can speed up development time, improve product
quality, and make it easier for users to provide input on each iteration. This
research was conducted by collecting data through observation, interviews, and
documentation studies. Prototype development is carried out through the stages
of iteration and testing of each iteration. It is hoped that the results of
this study can make a positive contribution in improving the effectiveness and
efficiency of credit services at KSPPS Karya Usaha Mandiri and provide
references for subsequent researchers in developing information systems at
microfinance institutions.
Keywords: Information
System Applications; Creditworthiness; Incremental Iterative Methods.
Pendahuluan
Koperasi Simpan Pinjam Dan
Pembiayaan Syariah Karya Usaha Mandiri (KSPPS KUM) merupakan sebuah lembaga
yang bergerak dalam bidang pelayanan, konsultasi dan pengembangan pembiayaan
mikro yang ditujukan khusus bagi rumah tangga miskin di pedesaan Indonesia,
dengan menggunakan pendekatan Grameen Bank. Grameen Bank sendiri merupakan
lembaga keuangan khusus di Bangladesh yang didirikan atas perintah dari
pemerintah Bangladesh pada tahun 1983 untuk memberikan kredit kepada masyarakat
pedesaan dengan tujuan meningkatkan kondisi ekonomi mereka (Hossain,
1988). KSPPS KUM mulai didirikan pada akhir tahun
1989, berlokasi di Desa Curugbitung, Kecamatan Nanggung, Kabupaten Bogor.
KSPPS KUM mempunyai dua program
utama yang disebut dengan Unit Pendampingan Pembiayaan Mandiri I (UPPM I) dan
Unit Pendampingan Pembiayaan Mandiri II (UPPM II). UPPM I merupakan program
yang bertujuan untuk membentuk kegiatan pemberdayaan bagi kaum wanita agar
potensi yang dimiliki dapat berkembang dengan menggunakan pola kelompok pada
satu wilayah. Sedangkan UPPM II merupakan program yang lebih ditunjukkan bagi
masyarakat yang memiliki usaha lebih besar, baik untuk anggota baru ataupun
mutasi dari UPPM I, dan program ini tidak hanya diperuntukkan bagi kaum wanita
saja serta tidak menggunakan pola kelompok dan memiliki nominal pembiayaan yang
lebih besar dibandingkan dengan UPPM I (Karya
Usaha Mandiri Syariah, 2021). Tujuan
utama dari pembiayaan di KSPPS KUM sendiri adalah sebagai modal usaha atau
menambah modal usaha, sehingga membantu masyarakat golongan miskin untuk
mengembangkan usahanya sendiri. Dalam pelaksanaannya, pegawai dari KSPPS KUM
perlu melakukan uji kelayakan untuk menentukan layak atau tidaknya calon
anggota untuk menerima pembiayaan. Dalam prosesnya pegawai KSPPS KUM akan
melakukan survei terhadap calon anggota yang meliputi keadaan rumah, anggota
rumah tangga, pekerjaan dan pendapatan untuk mengetahui kondisi sosial ekonomi
calon anggota. Dari hasil survei yang telah dilakukan, pegawai KSPPS KUM akan melakukan
perhitungan kelayakan calon anggota untuk memastikan kelayakan dan jumlah
pembiayaan yang akan diterima oleh calon anggota. Pada saat ini proses perhitungan
uji kelayakan dilakukan secara mandiri oleh pegawai KSPPS KUM yang menyebabkan
beberapa kendala, seperti data anggota yang tidak terdokumentasi dengan baik,
rentannya terjadi kesalahan perhitungan yang dapat merugikan kedua belah pihak,
terjadinya duplikasi data anggota atau perhitungan, dan tidak adanya hasil
perhitungan yang memberikan keterangan kelayakan calon anggota.
Sistem informasi adalah sistem dalam
organisasi yang merangkum fungsi operasional organisasi manajemen dan
persyaratan pemrosesan transaksi sehari-hari yang mendukung kegiatan organisasi
dan menyediakan laporan yang diperlukan kepada pihak luar tertentu (Sutabri,
2012). Manajemen risiko adalah disiplin
ilmu yang membahas bagaimana organisasi menerapkan langkah-langkah untuk
memetakan masalah yang ada dengan menerapkan pendekatan manajemen yang berbeda
secara komprehensif dan sistematis (Haryati,
2017). Sistem informasi manajemen risiko merupakan bagian dari
sistem informasi yang dimiliki dan dikelola oleh bank yang harus dikembangkan
sesuai dengan kebutuhan bank sebagai bagian dari penerapan manajemen risiko
yang efektif (Haryati,
2017). Penggunaan sistem informasi manajemen
risiko dapat memberikan penyajian informasi yang lebih cepat serta akurat
sehingga dapat memudahkan serta memberikan efisiensi pekerjaan kepada pegawai.
Dengan adanya sistem informasi, diharapkan kendala dan kecurangan yang umumnya
terjadi dapat dikurangi.
Tabel 1
Penelitian Terdahulu
No. |
Judul |
Peneliti |
Tahun |
Tujuan |
Hasil |
1. |
Rancang
Bangun Sistem Informasi Pengajuan Kredit Pada BUM Desa Bermasa Santhi Sedana (Pande
et al., 2020) |
Putu Risma
Emiliana Pande, I Nyoman Tri Anindia Putra, dan Ni Wayan Suardiati Putri |
2020 |
Penelitian
ini bertujuan untuk membantu nasabah mengajukan kredit dan membangun sistem
informasi yang mendukung pegawai dalam mengelola data kreditnya |
Penelitian ini menghasilkan sistem informasi pengajuan kredit berbasis
web yang dapat membantu nasabah dan pegawai dalam pengajuan kredit |
2. |
Analisis
Penerapan Prinsip 5C Dalam Penyaluran Pembiayaan Pada Bank Muamalat KCU
Padangsidempuan (Hamonangan,
2020) |
Hamonangan |
2020 |
Penelitian
ini bertujuan untuk menganalisis
penerapan prinsip 5C dalam pemberian pembiayaan |
Penelitian ini menghasilkan poin-poin penting yang didapatkan dari
setiap faktor yang ada pada prinsip 5C |
3. |
Sistem
Pendukung Keputusan Kelayakan Kredit Dan Pencatatannya Pada Koperasi (Laksmana
et al., 2018) |
Dimas Indra Laksmana, Nanik Astuti
Rahman, Maranatha Wijayaningtyas, dan Masrurotul Ajiza |
2018 |
Penelitian ini bertujuan untuk membuat
aplikasi penilaian kelayakan pemberian kredit dan pencatatan pembayaran kredit
pada mitra |
Penelitian ini menghasilkan aplikasi yang mampu memberikan penilaian
kelayakan kredit yang cepat dan akurat serta mempermudah pembuatan laporan
transaksi |
4. |
Analisis
Implementasi Prinsip 5C dan 7P Dalam Upaya Pencegahan Pembiayaan Murabahah
Bermasalah Di Kspps Hudatama Semarang (Sulistyorini
et al., 2022) |
Sulistyorini,
Ayu Nurafni Octavia,
dan Any Setyarini |
2022 |
Penelitian
ini bertujuan untuk untuk mengetahui bagaimana mekanisme pembiayaan murabahah
dan penerapan prinsip 5C dan 7P dalam upaya pencegahan pembiayaan murabahah |
Penelitian ini menunjukkan bahwa prinsip 5C dan 5P dapat menentukan
apakah permohonan pembiayaan yang diajukan oleh calon anggota disetujui atau
ditolak |
5. |
Credit
Decision Support System in Cooperative Fair (Manika,
2020) |
Ni Ketut
Manika |
2020 |
Penelitian
ini bertujuan untuk membangun sistem pendukung keputusan pemberian kredit |
Penelitian ini menghasilkan sistem yang dapat memberikan kemudahan dalam
memperoleh informasi dan selektif dalam memberikan kredit. |
6. |
Measuring Repayment Capacity and Farm Growth Potential (Langemeier,
2018) |
Michael Langemeier |
2018 |
Penelitian ini bertujuan untuk mendefinisikan dan mengilustrasikan
penggunaan pengukuran repayment capacity |
Penelitian ini menghasilkan penggunaan pengukuran repayment capacity
yang dapat menghitung kemampuan membayar utang berjangka |
7. |
Perancangan Sistem Informasi Kelayakan Pemberian Kredit PT. BPR Duta
Pakuan Mandiri Cabang Tangerang (Lubis
et al., 2021) |
Muhammad Fatih Lubis, Durrotul Azizah, Ivone Marayke, Nabilla Natasyah,
dan Rakka Petrosyan |
2021 |
Penelitian ini bertujuan untuk membuat sistem informasi kelayakan
pemberian kredit untuk mendukung pengambilan keputusan khususnya dalam
melakukan analisa kelayakan kredit |
Penelitian ini menghasilkan sistem informasi kelayakan pemberikan
kredit menggunakan konsep 5C dan metode analisa pieces (performance,
information, economic, control, efficiency, and service) |
8. |
Analisis
Kemampuan Membayar (Capacity To Repayment) Dalam Mengambil Kpr Btn
Bersubsidi Ib Di Bank Tabungan Negara Kantor Cabang Syariah Bogor (Marlina
& Oki, 2018) |
Asti Marlina dan Oki |
2018 |
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui analisa kemampuan membayar (repayment
capacity) dan perhitungan pembayaran Kredit Pemilikan Rumah (KPR) |
Penelitian ini menghasilkan analisis perhitungan kemampuan membayar (repayment
capacity) dan simulasi angsuran KPR |
Metode Penelitian
Terdapat dua
paradigma penelitian dalam disiplin sistem informasi yaitu behavioral science
dan design science. Paradigma behavioral science berusaha
untuk mengembangkan dan menguji teori yang menjelaskan atau memprediksi perilaku
manusia atau organisasi. Sedangkan paradigma design science bertujuan
untuk mendorong batas-batas keterampilan manusia dan organisasi dengan
menciptakan artefak baru dan inovatif (Hevner
et al., 2004). Model konseptual adalah kerangka kerja
konseptual, sistem, atau skema yang menggambarkan seperangkat ide global
tentang partisipasi individu, kelompok, situasi, atau peristiwa dalam ilmu
pengetahuan dan perkembangannya. Berikut merupakan
model konseptual pada penelitian ini.
Gambar
1. Model Konseptual
Sistematika penyelesaian masalah adalah suatu
tahapan atau langkah-langkah yang akan dilakukan pada penelitian untuk
memecahkan masalah dan membantu mendapatkan solusi dari masalah yang dihadapi.
Adapun metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode iterative
incremental yang merupakan sebuah metode pengembangan sistem yang
mengkombinasikan model pengembangan iterative atau desain iterative
dengan model pengembangan incremental. Gambar
�dibawah ini akan
menjelaskan sistematika penyelesaian masalah pada penelitian ini.
Gambar 2. Sistematika Penyelesaian Masalah
Berdasarkan 2 diatas,
sistematika penyelesaian masalah pada penelitian ini terbagi menjadi beberapa tahapan.
Banyak metode yang dapat digunakan untuk
menyelesaikan masalah pengembangan suatu produk, salah satunya adalah metode
iterative incremental. Iterative Incremental sendiri merupakan salah
satu model software development life cycle (SDLC) yang berfokus pada
pengembangan sistem melalui siklus berulang (iterative) dan dalam
bagian-bagian yang kecil pada suatu waktu (incremental). Pemilihan
metode iterative incremental dalam penelitian ini berdasarkan
perbandingan metode yang dapat dilihat pada 2
�
�
Tabel 2
Perbandingan Metode
Waterfall |
Scrum |
Iterative
Incremental |
Penelitian Ini |
|
Spesifikasi
Kebutuhan |
Diawal |
Dapat berubah
sewaktu-waktu |
Diawal |
Diawal |
Biaya |
Rendah |
Rendah |
Rendah |
Rendah |
Kemudahan |
Mudah |
Menengah |
Menengah |
Mudah |
Risiko |
Tinggi |
Sedang |
Mudah dikelola |
Mudah Dikelola |
Fleksibilitas |
Kaku |
Fleksibel |
Kurang fleksibel |
Kurang Fleksibel |
Perubahan
Kebutuhan |
Sulit |
Mudah |
Mudah |
Mudah |
Keterlibatan
Pengguna |
Hanya diawal |
Tinggi |
Menengah |
Menengah |
Durasi |
Lama |
Sesuai dengan ukuran
proyek |
Sangat Lama |
Lama |
Pemilihan Metode |
Berdasarkan
irisan terbanyak kebutuhan metode yang dibutuhkan pada penelitian ini, maka
metode yang dipilih adalah metode iterative incremental |
Hasil dan Pembahasan
Wawancara ini dilakukan
untuk mendapatkan data kualitatif dari permasalahan atau kendala yang dihadapi
oleh Koperasi Simpan Pinjam dan Pembiayaan Syariah Karya Usaha Mandiri (KSPPS
KUM). Wawancara dilakukan kepada salah satu narasumber dari �KSPPS KUM yang memiliki jabatan sebagai pimpinan
wilayah di salah satu cabang KSPPS KUM. Wawancara ini dilakukan dengan metode
wawancara semi terstruktur yang mengacu pada rangkaian pertanyaan terbuka yang
memungkinkan munculnya pertanyaan baru selama sesi wawancara berlangsung (Alijoyo
et al., n.d.). Untuk melakukan wawancara semi terstruktur, terdapat beberapa langkah
yang dapat dilakukan, diantaranya menentukan sasaran atau hasil yang
diharapkan, menentukan pemangku kepentingan yang akan diwawancarai, membuat
daftar pertanyaan, melakukan sesi wawancara, dan membuat kesimpulan dari hasil
wawancara (Alijoyo
et al., n.d.). Berikut merupakan pertanyaan wawancara yang terdapat pada tabel 3.
Tabel 3
Pertanyaan Wawancara
Tujuan |
Pertanyaan |
Mengidentifikasi
mekanisme alur analisis kelayakan kredit |
Bagaimana
mekanisme analisis kelayakan kredit pada KSPPS KUM? |
Siapa saja
yang terlibat dalam alur analisis kelayakan kredit di KSPPS KUM? |
|
Mengidentifikasi
metode yang digunakan untuk menentukan kelayakan kredit dari calon anggota |
Metode apa
yang digunakan pada KSPPS KUM untuk menentukan kelayakan dari calon anggota? |
Apakah KSPPS
KUM melakukan pemeriksaan riwayat kredit (BI Checking) dari calon
anggota? |
|
Mengidentifikasi
mekanisme penentuan pembiayaan dari setiap pembiayaan |
Bagaimana
mekanisme penentuan besarnya pembiayaan bagi calon anggota? |
Apakah
terdapat batas maksimum dari besarnya pembiayaan? |
|
Apakah
terdapat batas maksimum untuk waktu pengembalian dari setiap pembiayaan? |
|
Mengidentifikasi
kendala yang dihadapi dalam proses analisis kelayakan kredit |
Apa saja
kendala yang dihadapi dalam proses analisis kelayakan kredit? |
Berapa lama
waktu yang diperlukan dalam proses analisis kelayakan kredit? |
|
Penutup |
Apa yang
diharapkan jika terdapat aplikasi untuk membantu proses analisis kelayakan
kredit? |
Fitur apa
saja yang sebaiknya dikembangkan pada aplikasi analisis kelayakan kredit? |
Berdasarkan
pertanyaan wawancara pada tabel 3, berikut merupakan kesimpulan hasil wawancara
yang telah dilakukan dengan narasumber dari KSPPS KUM yang dapat dilihat pada tabel
2.
Proses
bisnis ini diperlukan untuk mengetahui alur kerja analisis kelayakan kredit
calon anggota yang didapatkan sesuai dengan hasil wawancara. Dalam menyalurkan
dananya, pihak kreditor atau pihak yang memberikan pembiayaan perlu memenuhi
syarat-syarat tertentu agar dapat menilai kelayakan kredit dari calon anggota
yaitu, jenis kredit yang dibutuhkan pihak debitur atau pihak yang menerima
pembiayaan, jangka waktu pembiayaan, jaminan yang dimiliki oleh �debitur, laporan pendapatan, kelayakan usaha
atau tempat usahanya, dan persyaratan lainnya (Kasmir,
2016). Faktanya berdasarkan hasil wawancara yang telah dilakukan, alur kerja
analisis kelayakan kredit calon anggota yang dilakukan oleh KSPPS KUM sebagai
pihak kreditor telah sesuai dengan persyaratan yang diperlukan untuk menilai
kelayakan kredit dari calon anggota. Berikut merupakan proses bisnis analisis
kelayakan kredit pada gambar 3.
Gambar 3. Proses Bisnis
Unit Pendampingan Pembiayaan Mandiri
Berdasarkan gambar 3, kegiatan yang didukung oleh
sistem adalah yang berwarna biru.
D.
Kelayakan Kredit
Analisis
kelayakan kredit perlu dilakukan untuk mengidentifikasi seluruh aspek risiko
yang ada, sehingga mengurangi risiko terjadinya Koperasi mengalami kerugian.
Dalam proses analisis kelayakan kredit, perlu memperhatikan beberapa hal yaitu,
kondisi keuangan dari debitur, khususnya kemampuan pengembalian modal secara
tepat waktu, kondisi lingkungan debitur, �karakteristik usaha debitur, jaminan yang
diberikan, serta dokumen lainnya untuk mendukung penilaian kelayakan debitur (Ikatan Bankir Indonesia, 2015). Berdasarkan hasil wawancara dengan narasumber, dalam
menentukan kelayakan kredit calon anggota, KSPPS KUM menggunakan prinsip 5C
sebagai acuan penilaian kelayakan kredit calon anggota dengan memperhatikan
aspek-aspek yang telah disebutkan. Gambar 4 merupakan model prinsip 5C yang
digunakan pada penelitian ini.
Gambar 4. Model Kelayakan
Kredit
Berdasarkan
gambar 4, penilaian kelayakan kredit calon anggota mengacu pada lima kriteria
yang terdapat pada prinsip 5C. Character berguna
untuk mengukur seberapa jauh calon anggota berniat mengembalikan kredit yang
diberikan serta untuk mengetahui data pribadi dan keluarga calon anggota. Sementara
itu, capacity berguna untuk mengukur kemampuan membayar kembali kredit
yang diberikan dilihat dari pendapatan dan pengeluaran calon anggota. Sedangkan
capital berguna untuk mengetahui sejauh mana modal yang dimiliki calon
anggota dilihat dari data indeks rumah, total aset, dan rekapitulasi
pendapatan. Lalu condition berguna untuk mengetahui kondisi
perekonomian, sosial, dan politik di sekitar tempat tinggal dan usaha calon
anggota yang didapatkan melalui hasil observasi. Dan yang terakhir adalah collateral
yang berguna untuk menutupi risiko yang mungkin timbul akibat kredit macet.
Gambar
5. Pohon Keputusan Analisis Kelayakan Kredit
Berdasarkan Gambar 5,
keputusan pertama yang diambil adalah untuk memvalidasi kelengkapan data
pribadi dan keluarga dari debitur, sehingga jika data yang diperlukan tidak
lengkap, maka debitur tidak dapat mengajukan pinjaman. Dengan kata lain, jika
data yang diperlukan lengkap, maka nilai indeks rumah akan diukur untuk
mengetahui apakah indeks rumah debitur melebihi angka 30 atau tidak untuk dapat
melanjutkan ke tahap selanjutnya. Jika nilai indeks rumah melebihi ketentuan
minimal 30, maka aset yang dimiliki debitur akan dihitung, dimana ketentuan
minimal total aset yang dimiliki adalah 10 juta. Tahap terakhir untuk
menentukan kelulusan dari debitur adalah membandingkan angsuran setiap bulan
dengan hasil perhitungan repayment capacity (RPC) dengan rincian perhitungan
sebagai berikut :
Pendapatan Per Kapita : Total Pendapatan Selama Satu
Tahun / Jumlah Tanggungan Anggota Rumah Tangga
Pendapatan Bersih Per Bulan : (Pendapatan Per Kapita / 12) � Total Pengeluaran Per Bulan
Repayment Capacity�� : Pendapatan Bersih Per Bulan x 65%
Tabel 4
Fungsi |
|
Login |
Berguna untuk memberikan dan
membedakan hak akses fitur kepada pegawai |
Merubah
Kata Sandi |
Berguna agar pegawai dapat merubah
kata sandi pada akunnya masing-masing |
Mengelola
Data User |
Berguna agar admin dapat membuat,
mengubah, atau menghapus akun pegawai |
Mengelola
Data Kantor |
Berguna agar admin dapat membuat,
mengubah, atau menghapus data kantor untuk membedakan akses setiap cabang |
Registrasi
Uji Kelayakan |
Berguna agar petugas lapang dapat membuat
registrasi uji kelayakan |
Data
Pribadi |
Berguna untuk validasi dan
mendapatkan data pribadi calon anggota |
Data
Pasangan |
Berguna untuk hasil akhir
perhitungan berupa tanggungan anggota rumah tangga |
Simpanan |
Berguna untuk mengetahui jumlah
modal atau kekayaan dari sisi simpanan calon anggota saat ini |
Pengeluaran
Rumah Tangga |
Berguna untuk mengetahui jumlah
pengeluaran setiap bulan calon anggota dan berpengaruh terhadap hasil akhir
perhitungan |
Indeks
Rumah |
Berguna untuk mengukur nilai indeks
rumah calon anggota dan sebagai salah satu parameter penentu kelulusan |
Kepemilikan
Aset |
Berguna untuk mengukur total nilai
aset yang dimiliki calon anggota dan sebagai salah satu parameter penentu
kelulusan |
Karakteristik
Rumah Tangga |
Berguna untuk hasil akhir perhitungan
berupa tanggungan anggota rumah tangga |
Penguasaan
Tanah, Sawah, Kebun/Tegalan Dan Kolam |
Berguna untuk mengetahui jumlah modal
atau kekayaan dari sisi penguasaan tanah, sawah, kebun/tegalan, dan kolam |
Pendapatan
Dari Usaha Tani |
Berguna untuk mengetahui jumlah
pendapatan yang dimiliki calon anggota dari usaha tani dan berpengaruh
terhadap hasil akhir perhitungan |
Pendapatan
Dari Sektor Peternakan Dan Perikanan |
Berguna untuk mengetahui jumlah
pendapatan yang dimiliki calon anggota dari sektor peternakan atau perikanan
dan berpengaruh terhadap hasil akhir perhitungan |
Pendapatan
Dari Buruh |
Berguna untuk mengetahui jumlah
pendapatan yang dimiliki calon anggota dari buruh dan berpengaruh terhadap
hasil akhir perhitungan |
Pendapatan
Dari Sumber Lain |
Berguna untuk mengetahui jumlah
pendapatan yang dimiliki calon anggota dari sumber lain dan berpengaruh
terhadap hasil akhir perhitungan |
Pendapatan
Dari Kegiatan Luar Pertanian |
Berguna untuk mengetahui jumlah
pendapatan yang dimiliki calon anggota dari kegiatan luar pertanian dan
berpengaruh terhadap hasil akhir perhitungan |
Jaminan
Dan Catatan |
Berguna untuk mencatat hasil wawancara
dan jaminan yang diajukan oleh calon anggota untuk memperkuat pengambilan
keputusan dari sisi kualitatif |
Usulan
Pembiayaan |
Berguna untuk mengetahui jumlah
pembiayaan dan tenor yang diajukan calon anggota dan berpengaruh terhadap
hasil akhir perhitungan |
Rekapitulasi
Pendapatan |
Berguna untuk menghitung seluruh
pendapatan, pengeluaran, tanggungan anggota rumah tangga, RPC dan sebagai
salah satu parameter penentu kelulusan |
Hasil
Uji Kelayakan |
Berguna untuk mengunduh seluruh
data yang dimasukkan pada proses registrasi uji kelayakan |
Verifikasi
Kelayakan |
Berguna agar pimpinan wilayah dapat
memverifikasi registrasi yang sudah dinyatakan lulus |
Use
case diagram pada penelitian ini berfungsi untuk menggambarkan fungsionalitas
sistem yang dibuat berdasarkan proses bisnis yang telah dibuat sebelumnya. Sistem Informasi Analisis Kelayakan Kredit
memiliki tiga aktor dalam use case diagram yang telah dirancang yaitu admin,
petugas lapang, dan pimpinan wilayah. Untuk dapat mengakses suatu sistem
diperlukan akses login terlebih dahulu sesuai dengan role masing-masing user.
F. Sequence Diagram
Sequence
diagram pada penelitian ini dirancang untuk mendeskripsikan pola komunikasi
antar objek yang berguna untuk menggambarkan langkah-langkah atau alur pada
sistem website Sistem Informasi Analisis Kelayakan Kredit.
Tahap
identifikasi pada penelitian ini membahas isu permasalahan yang terdapat pada
KSPPS Karya Usaha Mandiri yaitu data anggota yang tidak terdokumentasi dengan
baik serta rentannya terjadi kesalahan perhitungan kelayakan calon anggota.
Oleh karena itu, penelitian ini memberikan solusi dengan merancang aplikasi
untuk melakukan proses uji kelayakan kredit.
Tahap
requirements merupakan tahap pertama yang dilakukan bertujuan untuk
mengumpulkan persyaratan atau kebutuhan untuk merancang aplikasi Silayak dengan
cara melakukan wawancara dengan narasumber dari KSPPS Karya Usaha Mandiri.
Tahap
iterative incremental fase kedua pada penelitian ini dilakukan
berdasarkan evaluasi yang telah didapatkan pada fase sebelumnya. Pada
tahap ini pembangunan fitur tetap menggunakan bahasa pemrograman PHP dengan
Laravel sebagai framework-nya serta tetap melakukan pengujian
menggunakan unit testing.
Kesimpulan
Pada penelitian ini,
fitur yang dikembangkan pada aplikasi Silayak yaitu fitur autentikasi, ubah
kata sandi, kelola pengguna, kelola kantor, registrasi uji kelayakan yang
didalamnya terdapat beberapa fitur yaitu fitur data pribadi, data pasangan,
simpanan, pengeluaran rumah tangga, indeks rumah, kepemilikan aset,
karakteristik rumah tangga, penguasaan tanah, pendapatan dari usaha tani,
pendapatan dari sektor peternakan dan perikanan, pendapatan dari buruh,
pendapatan dari sumber lain, pendapatan dari kegiatan luar pertanian, jaminan
dan catatan, usulan pembiayaan, dan rekapitulasi pendapatan, lalu fitur hasil
uji kelayakan dan verifikasi kelayakan. Pengembangan fitur-fitur tersebut telah
berhasil dilakukan dan dapat mengatasi atau mengurangi masalah proses analisis
kelayakan kredit.
Pengembangan prototipe
aplikasi Sistem Informasi Analisis Kelayakan Kredit (Silayak) telah berhasil
dilakukan pada saat penelitian menggunakan metode iterative incremental yang
berjalan selama dua fase.
Prototipe aplikasi Sistem
Informasi Analisis Kelayakan Kredit telah berhasil dikembangkan. Berdasarkan
hasil pengujian pengukuran keakuratan, aplikasi ini mempunyai keakuratan
sebesar 99.71% sehingga dapat dikatakan aplikasi ini memiliki keakuratan yang
sangat baik. Dengan adanya aplikasi ini juga proses dokumentasi dan perubahan
data dapat dilakukan secara langsung tanpa perlu melakukan pencatatan ulang
data kembali. Oleh karena itu, aplikasi ini dapat membantu untuk
mendokumentasikan, mempermudah, serta mengurangi risiko pada proses analisis
kelayakan kredit.
BIBLIOGRAFI
�Alijoyo, A., Wijaya, B., & Jacob, I. (n.d.).
Structured or Semi-structured Interviews. CRMS.
Badan Pusat Statistik. (2020).
Profil Kemiskinan di Indonesia Maret 2020. Badan Pusat Statistik.
Hamonangan. (2020). Analisis Penerapan
Prinsip 5C Dalam Penyaluran Pembiayaan Pada Bank Muamalat KCU Padangsidempuan.
Jurnal Ilmiah MEA, 4(2), 454�466.
Haryati, S. (2017). Manajemen
Resiko untuk Bank Perkreditan Rakyat dan Lembaga Keuangan Mikro. CV ANDI
OFFSET.
Hevner, A. R., March, S. T., Park,
J., & Ram, S. (2004). Design Science in Information Systems Research. MIS
Quarterly, 28(1), 75�105. https://doi.org/10.2307/25148625
Hossain, M. (1988). Credit For
Alleviation of Rural Poverty The Grameen Bank In Bangladesh [Research Report]. International
Food Policy Reseach Institute.
Ikatan Bankir Indonesia. (2015).
Manajemen Risiko 1 (Kesatu). PT Gramedia Pustaka Utama.
Karya Usaha Mandiri Syariah.
(2021). Karya Usaha Mandiri Syariah. KUM Bogor.
Kasmir. (2016). Pengantar Manajemen
Keuangan: Edisi Kedua. Prenada Media.
Laksmana, D. I., Rahman, N. A.,
Maranatha Wijayaningtyas, & Ajiza, M. (2018). Sistem Pendukung Keputusan
Kelayakan Kredit Dan Pencatatannya Pada Koperasi. Jurnal Manajemen Dan Kearifan
Lokal Indonesia, 2(2), 97�106.
Langemeier, M. (2018). Measuring
Repayment Capacity and Farm Growth Potential. Farmdoc Daily, 8(175).
Lubis, M. F., Azizah, D., Marayke,
I., Natasyah, N., & Petrosyan, R. (2021). Perancangan Sistem Informasi
Kelayakan Pemberian Kredit PT. BPR Duta Pakuan Mandiri Cabang Tangerang. ADI
Bisnis Digital Interdisiplin Jurnal, 2(1), 1�11.
https://doi.org/10.34306/abdi.v2i1.217
Manika, N. K. (2020). Credit
Decision Support System in Cooperative Fair. IOCSCIENCE, 9(1), 9�11.
Marlina, A. & Oki. (2018).
Analisis Kemampuan Membayar (Capacity To Repayment) Dalam Mengambil Kpr Btn
Bersubsidi Ib Di Bank Tabungan Negara Kantor Cabang Syariah Bogor. Jurnal
Keuangan & Perbankan, 6(1). http://dx.doi.org/10.32832/moneter.v6i1.2401
Pande, P. R. E., Putra, I. N. T.
A., & Putri, N. W. S. (2020). Rancang Bangun Sistem Informasi.
Simarmata, J., Chaerul, M., Mukti,
R. C., Purba, D. W., Tamrin, A. F., Jamaludin, Suhaleyanti, Watrianthos, R.,
Sahabuddin, A. A., & Meganingratna, A. (2020). Teknologi Informasi:
Aplikasi dan Penerapannya. Yayasan Kita Menulis
Sulistyorini, Octavia, A. N., &
Setyarini, A. (2022). Analisis Implementasi Prinsip 5C dan 7P Dalam Upaya
Pencegahan Pembiayaan Murabahah Bermasalah Di Kspps Hudatama Semarang. Jurnal
Akuntansi Dan Pajak, 23(1).
Sutabri, T. (2012). Konsep Sistem
Informasi. CV ANDI OFFSET.
Copyright holder: Akbar Affaruk Khuzaimi Ahmadani (2022) |
First publication right: Syntax Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia |
This article is licensed under: |