Syntax Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia p�ISSN: 2541-0849 e-ISSN: 2548-1398

Vol.8, No.2, Februari 2023

 

PELESTARIAN BATIK BAYAT SEBAGAI UPAYA MENUMBUHKAN KECINTAAN BUDAYA DI MASYARAKAT KECAMATAN BAYAT KABUPATEN KLATEN

 

Nisa Ashari Putri, Atiqa Sabardila

Universitas Muhammadiyah Surakarta

Email: [email protected], [email protected]

 

Abstrak

Penelitian ini dilakukan untuk mengenal lebih jauh mengenai Batik Bayat dan bertujuan untuk mengetahui macam-macam batik bayat dan dalam membangun perekonomian masyarakat serta memberikan informasi kepada para wisatawan untuk berkunjung ke Desa Wisata batik bayat yang ada di desa jarum kecamatan bayat. Metode yang akan digunakan pada penelitian ini mengenai potensi batik yang terletak di desa jarum Kecamatan Bayat Propinsi Jawa Tengah menggunakan sebuah metode dengan mendeksripsikan secara kualitatif. Teknik untuk pengumpulan data bersumber dari teknik wawancara , pengamatan langsung dan data primer sebagai informasi. Hasil dari penelitian adalah Kesenian membatik yang terdapat di daerah Desa Jarum Kecamatan Bayat Kabupaten Klaten sangat bervariasi, salah satunya merupakan aset pariwisata dan aset budaya dengan cara mengaplikasikannya dalam bentuk seni batik di Desa Jarum Kecamatan Bayat Kabupaten Klaten Provinsi Jawa Tengah yang akan membantu para kunjungan domestik maupun internasional. Desa wisata mempunyai perkembangan yang sangat pesat. Pengembangan desa batik di Desa Jarum dapat dilakukan dengan merancang strategi di dalam meningkatkan kreativitas seni membatik dengan melalui program unggulan yaitu program P3wilsen. Pelaksanaan program unggulan yaitu program P3wilsen di Desa Jarum ini diantaranya adalah melatih wawasan dan pengetahuan di sosial media, pelatihan di dalam mengembangkan produk, pewarnaan batik, motif-motif batik, pengkombinasian praktik dari perwujudannya dan pelatihan proses pemasaran secara online.

 

Kata Kunci: batik Bayat, ciri khas Indonesia, kecintaan budaya

 

Abstract

This research was conducted to get to know more about Batik Bayat. And aims to know the types of bayat batik and in building the community's economy and provide information to tourists to visit the bayat batik tourism village in needle village, Bayat district. The method that I will use in this study regarding the potential of batik located in the needle village of Bayat district, Central Java Province uses a method by qualitatively describing it. Techniques for data collection are sourced from interview techniques, direct observation and primary data as information. The result of this study was to find out a promotional strategy from Needle tourism, Bayat District, Klaten Regency, Central Java Province. The conclusion is that batik art found in the Needle Village area, Bayat District, Klaten Regency is very varied, one of which is tourism assets and cultural assets by applying it in the form of batik art in Needle Village, Bayat District, Klaten Regency, Central Java Province which will help domestic and international visits. The tourist village has a very rapid development. The development of batik villages in Needle Village can be done by designing strategies in increasing the creativity of batik art through a superior program, namely the P3wilsen program. The implementation of the superior program, namely the P3wilsen program in Needle Village, includes training insights and knowledge on social media, training in developing products, batik coloring, batik motifs, combining practices from its embodiment and training on the online marketing process.

 

Keywords: Bayat Batik; love of culture; Indonesian characteristics

 

Pendahuluan

Daerah pariwisata merupakan daerah yang memiliki potensi pariwisata yang unik diantaranya yaitu potensi alam yang di miliki daerah tersebut , keragaman budaya yang terdapat di daerah tersebut (Rahma, 2020). Lingkungan yang berpotensi mempunyai alam maupun budaya disebut dengan daerah pedesaaan. Pembangunan pariwisata pada suatu pedesaan adalah salah satu penopang di dalam mengembangkan pariwisata budaya. Bentuk pengembangan budaya dilakukan secara berkelanjutan dan harus dipertahankan untuk masa depan. Pengembangan pariwisata budaya terus melakukan keberlanjutan dari berbagai pihak baik untuk mempertahankan alam , sosial budaya maupun ekonomi (Djou, 2013).

Kesenian membatik yang terdapat di daerah desa jarum kecamatan bayat kabupaten klaten sangat bervariasi , salah satunya merupakan aset pariwisata dan aset budaya dengan cara mengaplikasikannya dalam bentuk seni batik pada desa jarum kecamatan bayat kabupaten klaten provinsi jawa tengah yang akan membantu para kunjungan wisatawan dalam maupun luar.

Sumber dari manusia merupakan sumber daya yang utama di dalam mengembangkan suatu pemasaran. Seni batik harus di promosikan sehingga tetap terkenal di dalam mengembangkan budaya Indonesia (Haerisma, 2018). Seni batik harus dipertahankan kearifannya dan jangan sampai hilang kebudayaannya. Adanya informasi sangat berperan penting di dalam melihat kebudayaan batik dari nasional sampai dengan internasional untuk menjadikan hasil karya seni batik (Anne, 2013).

Desa yang memiliki potensi baik dari kesenian , arsitektur , dan kerajinan untuk dapat ditampilkan dan dilestarikan merupakan desa budaya (Deskarina & Atiqah, 2020). Desa Jarum Kecamatan Bayat Kabupaten Klaten memiliki potensi kebudayaan yang harus digali yaitu seni membatik sebagai potensi dan daya tarik desa wisata. Potensi tersebut masih membutuhkan adanya promosi dan menawarkan produk batik tersebut agar tetap exsist dan tidak punah.

Bangsa Indonesia adalah bangsa yang mempunyai beragam macam kebudayaan diantaranya adalah warisan budaya kita yaitu Batik (Lusianti & Rani, 2012). UNESCO sudah merilis bahwa kebudayaan batik ini sebagai bentuk dari warisan kebudayaan serta dari Indonesia memutuskan bahwa sejak tanggal dua oktober sebagai pelaksanaan hari pembatikan secara nasional untuk perwujudan atas kecintaan dari bangsa Indonesia terhadap warisan budaya yang dibanggakan (Deskarina & Atiqah, 2020). Sejarah batik tidak akan terlepas dari kebudayaan Kerajaan yaitu Keraton Yogyakarta dan Keraton Surakarta. Di dalam lingkungan kerajaan Mataram Islam menimbulkan perselisihan dalam memberikan usul perjanjian Giyanti agar dapat membelah kerajaan menjadi Keraton Yogyakarta dan Keraton Surakarta (Prastika & Sarwono, 2022). Batik di lingkungan keraton dilakukan oleh pengrajin batik yang mempunyai hubungan dengan abdi dalem. Di dalam pembuatan batik tulis dengan warna alam sudah berlangsung sampai saat ini.

Batik bayat terlahir saat masa dari pra hindu dan memulai batik pada saat adanya dari ki ageng pandanaran. Selain di dalam menyebarkan agama Islam, Ki ageng pandaran ini memberikan ilmu membatik kepada para masyarakat setempat di Bayat (Kasnowihardjo, 2021). Dengan mengajarkan ilmu membatiknya memiliki harapan agar dapat berguna bagi warga setempat di dalam memenuhi suatu kebutuhan sandang. Setelah dari kemerdakaan Indonesia ada beberapa perajin batik yang baru ingin memulai untuk mempromosikan kain batik dari bayat ini ke kota Surakarta dan kota Yogyakarta. Pada awalnya mereka memasarkan batik langsung kepada perajin batik yang terdapat di kota Surakarta dan Kota Yogyakarta untuk dikembangkan menjadi kain batik yang utuh. Tahun sekitar 80-an , batik bayat ini memulai untuk melakukan produksi batik dan akan mempromosikan dengan mempunyai beragam ciri motif khas walaupun masih terdapat corak dari kasunanan Surakarta.

Menurut sejarah, bahwa Desa Bayat merupakan kota di kabupaten Klaten yang memberikan suatu kontribusi di dalam menciptakan karya seni batik di Keraton Surakarta (Afifah, 2012). Batik Bayat itu sendiri adalah nama dari produk batik khas daerah Bayat. Pembuatan batik ini dilakukan dengan berulang-ulang sehingga menjadikan warisan tradisi turun temurun. Motif batik yang menjadi tradisi diantaranya seperti motif truntum gurdo , motif kawung , motif parang , motif sido mukti, dan masih banyak lagi motif batik lainnya. Kebudayaan membatik di masyarakat Desa Jarum Kecamatan Bayat Kabupaten Klaten Propinsi Jawa Tengah sebagai wisata kebudayaan batik dengan kegiatan usaha yang terdapat di desa tersebut , contohnya yaitu proses dari produksinya , penyajian produknya , pengelolaan sumber daya manusia , bagaimana kemasan produknya , bagaimana strategi untuk pemasaran , dan hasil produknya yang diperoleh dapat mempunyai daya tarik untuk para pengunjungnya.

Batik tulis bayat memiliki motif khas batik tersendiri dibandingkan dengan industry batik yang lainnya. Motif dari batik bayat ini diantaranya adalah pintu retno, parang liris, gajah birowo, babon angrem dan mukti wirasat. Pemotifan batik khas bayat ini sangat di dominasi oleh pewarnaan coklat ataupun soga yang sangat identik dari pewarnaan batik kesurakartaan. Batik tulis bayat memiliki keunggulan baik dari motif juga dari penciptaan hasil dari kreasi baru. Produksi batik di Desa Jarum di dominasi oleh para pekerja rumahan atau juga bisa disebut dengan home industry. Batik dapat menyatu dan menghidupi di kalangan masyarakat desa Jarum ini. Batik tulis merupakan batik yang dikelompokkan dengan harga yang cukup mahal ,maka hal ini disebabkan oleh teknik dari pencantingan yang digunakan pada kain yang halus. Batik tulis dibuat dengan menggunakan tangan dan cukup membutuhkan waktu yang relatif lama. Semakin kualitas motif pada kain batik , maka juga akan menciptakan hasil dari harga membatik tersebut.

Masyarakat desa Jarum ini juga menciptakan hasil karyanya yaitu batik cap. Alat yang dipakai sebagai membatik cap ini seperti alat cap yang biasa terbuat dari tembaga, cap atau dari stamp tersebut mempunyai motif-motif yang berbeda-beda. Jika batik tulis cukup mahal, maka untuk batik cap ini bisa diperoleh dengan harga yang relatif murah dikarenakan batik cap ini memproduksinya secara bersama-sama. Selain dari batik tulis dan batik cap , desa wisata batik jarum ini juga menghasilkan batik Lukis. Batik Lukis ini sangat berbeda dengan batik yang lain , batik Lukis ini dibuat hanya sebagai hiasan dinding.

Semakin berkembangnya batik maka teknik pembatikan juga semakin berkembang untuk menghasilkan kualitas batik yang baik. Pewarnaan batik di desa Jarum ini menggunakan pewarna alami namun dari pewarnaam secara alami ini cukup sedikit dibandingkan dengan penggunaan dari pewarnaan secara buatan. Proses dari pewarnaan sintetis ini mudah dibandingkan dengan pewarnaan secara alami, dan warna yang diciptakan sangat bermacam-macam. Penggunaan warna alami pada batik bayat akan menciptakan kesan yang khas untuk para penggunanya.

Keunggulan yang diperoleh oleh para pembatik Jarum yang ada di Kecamatan Bayat , Kabupaten Klaten , Propinsi Jawa Tengah adalah warna yang natural yang memberikan kesan yang alami. Membatik kain adalah perintis dari industry membatik yang ada di desa jarum ini. Seiring berkembangnya batik , maka di sekolah-sekolah juga memberikan pengembangan esktrakulikuler membatik yang kegiatan ini bertujuan untuk dapat mengenalkan kebudayaan batik dan melatih para siswa untuk membatik dan melestarikan serta mengembangkan kebudayaan batik yang ada di Indonesia melalui karya seni batik mereka.

 

Metode Penelitian

Penelitian mengenai potensi batik di Desa Jarum menggunakan penelitian kualitatif deskriptif, tempat penelitia di Kecamatan Bayat Kabupaten Klaten. Waktu penelitian pada blab la blaPropinsi Jawa Tengah menggunakan metode penelitian deskriptif kualitatif (Kasnowihardjo, 2021). Metode dari penelitian secara kualitatif merupakan suatu teknik dari penelitian yang digunakan untuk mengamati dan mengkaji suatu lingkungan secara alami. Subjek dari penelitian ini merupakan para perajin batik yang ada di Desa Jarum dan warga masyarakat desa setempat (Tresnawati, 2018).Peneliti ialah kunci dari pengumpulan data di berbagai macam dari sumber data , penganalisisan suatu data dengan metode induktif dan deduktif , memperhatikan suatu arti yang telah disampaikan oleh para partisipan , menelaah perkembangan suatu masalah yang ada di lapangan, serta dapat mengutamakan proses sehingga dapat menjelaskan masalah yang ditelaah secara menyeluruh (Purba et al., 2021). Metode analisis yang akan digunakan yaitu mengacu kepada suatu kaidah dari metodologi kualitatif yang secara umum diantaranya adalah reduksi , penyajian suatu data , verifikasi data dan triangulasi data. Teknik untuk pengumpulan data bersumber dari wawancara , pengamatan langsung dan data primer sebagai informasi (Saleh, 2017). Teknik dari analisis suatu data dipenelitian ini dilakukan dengan cara memaparkan dan menyimpulkan dari data dan informasi. Data yang didapatkan akan dipilih sesuai dengan topik penelitian sehingga akan ditelaah secara lebih berlanjut dan dirinci sesuai dengan tujuan dari penelitian tersebut (Fitrah, 2018).

 

Hasil dan Pembahasan

Meningkatkan Wisata Batik Bayat Sebagai Desa Wisata dan Festival Batik

Kebudayaan membatik di masyarakat Desa Jarum, Kecamatan Bayat, Kabupaten Klaten, Propinsi Jawa Tengah sebagai wisata kebudayaan batik dengan kegiatan usaha yang terdapat di desa tersebut , contohnya yaitu proses dari produksinya , penyajian produknya , pengelolaan sumber daya manusia , bagaimana kemasan produknya , bagaimana strategi untuk pemasaran , dan hasil produknya yang diperoleh dapat mempunyai daya tarik untuk para pengunjungnya. Unsur-unsur pendukung disaat pengelolaan usaha bersifat atraktif , dan untuk pelaku usahanya belum dapat memberikan strategi di dalam pengembangan festival usaha di bidang tersebut. Syarat-syarat yang dapat dipenuhi di dalam festival wisata diantaranya adalah :

1.   Kegiatan dan objek adalah festival harus dapat di suatu kondisi yang baik.

2.   Festival wisata dapat diberikan kepada para pengunjung dengan penyajian yang sangat tepat.

3.   Festival wisata merupakan suatu bentuk dari mobilitas sosial seperti transportasi , akomodasi , dan kegiatan pemasaran.

4.   Kondisi di tempat harus bisa mempertahankan para pengunjung dengan waktu yang cukup.

5.   Kesan-kesan yang di dapatkan para pengunjung disaat menyaksikan suatu festival harus bertahan dengan baik.

Unsur-unsur pendukung di dalam festival wisata kebudayaan batik jika terus dikelola dengan baik , sehingga hasilnya akan optimal dikarenakan dapat memperoleh suatu pengalaman dan kemudian dapat diceritakan kembali kepada para pengunjung yang pernah berkunjung didalam festival batik tersebut.

Batik bayat ini selain di dalam mengembangkan pertumbuhan perekonomian lokal juga memiliki potensi di dalam mengembangkan pariwisata atau disebut dengan desa wisata. Pemerintah Kabupaten Klaten mempunyai program yaitu program desa wisata. Industri batik bayat ini sangat mendukung sebagai daya tarik wisata baik dari domestik maupun non domestik. Daya tarik wisata batik di daerah Bayat ini mempunyai sisi keunikan dalam proses pembuatan produknya dan produk dari kain lurik itu sendiri serta karakteristik kain batik bayat. Inovasi tenun lurik batik bayat ini sudah mengalami perkembangan yang sangat pesat diantaranya adalah perpaduan antara teknik tenun dari berbagai macam daerah. Maka hal tersebut menjadikan batik sebagai sandang yang indah , unik, terjangkau, dan dapat mengikuti model jaman sekarang sehingga akan menarik banyak para pengunjung dan wisatawan berdatangan untuk mengunjungi dan belajar akan tenun lurik batik. Dan didukung oleh Pemerintah Kabupaten Klaten di dalam membangunkan sebuah gerai-gerai batik untuk mengapresiasi kebudayaan lokal.

Batik sebagai festival yang ditawarkan dari Pemerintah Kabupaten Klaten dan masyarakat pariwisata desa Jarum , Kecamatan Bayat, Kabupaten Klaten ,Propinsi Jawa Tengah yang harus menyiapkan beberapa hal yaitu diantaranya dengan mengelola strategi di dalam mengembangkan festival budaya batik di desa Jarum. Kebudayaan membatik akan hidup kembali di kalangan masyarakat dan mempunyai unsur-unsur pendukung festival yang unik dan khas dari daerah penghasil batik di daerah yang lain. Selain itu juga dalam proses pembuatan kain batik dilakukan secara manual dan melibatkan warga masyarakat di sekitar desa tersebut.

Desa wisata mempunyai perkembangan yang sangat pesat. Banyak desa wisata yang tumbuh kembang dengan mempunyai ciri khas masing-masing dan memiliki potensi di desanya terutama pada seni membatik salah satunya sebagai festival kebudayaan yang ditawarkan. Hal ini memberikan semangat kepada masyarakat di Desa Jarum yang akan memulai festival di tengah-tengah adanya suatu persaingan dengan desa wisata yang lainnya. Namun , desa wisata Jarum ini atau bisa disebut juga dengan desa kerajinan batik mempunyai pengelolaan yang baik. Dan dengan adanya suatu pengembangan festival batik di desa Jarum dan berkecamatan Bayat kemudian berkabupaten Klaten dan berpropinsi Jawa Tengah sangat mengharapkan dapat memberikan formulasi posisi desa Jarum sehingga mempunyai kelebihan-kelebihan yang sangat berbeda dari desa wisata batik yang lainnya.

Festival batik juga bertujuan untuk melakukan promosi batik yang dilakukan oleh masyarakat Desa Jarum di Industri Batik dengan cara menyebarkan brosur, pada sosial media dan pameran-pameran batik. Selain itu festival batik bayat yang ada di Desa Jarum juga bertujuan untuk meningkatkan usaha kecil menangah (UKM) yang terdapat di Desa Jarum dengan hasil karya kerajinan batik serta untuk mendongkrak produk-produk batik lokal yang di Desa Jarum sampai kepada tingkat nasional dan internasional. Jumlah produksi batik untuk satu bulan kira-kira antara 80 lusin batik untuk setiap batiknya membutuhkan waktu kira-kira antara 1-2 mingguan dan tergantung dari tingkat kesulitan dari motif-motifnya. Jika semakin sulit motif yang dikerjakan maka akan menambah nilai jual dari kain batik tersebut. Untuk rata-rata produksi satu batik tulis akan memakan sejumlah biaya Rp.250.000 dan dapat dijual dengan harga Rp.300.000 sampai dengan harga Rp.400.000 per kainnya. Sedangan untuk setiap harga kain batik dari cap lebih murah dibandingkan batik tulis yaitu kurang lebih antara harga Rp.50.000 sampai dengan harga Rp.100.000.

Festival batik Jarum terdapat rangkaian acaranya seperti stand-stand kerajinan batik , lomba desain batik , dan fashion show. Lomba desain batik ini melibatkan peserta mulai dari pelajar tingkat SD-SMA , mahasiswa , remaja dan masyarakat umum. Pemerintah Kabupaten Klaten telah merangkai acara antara lain festival batik tersebut dan karnaval batik yang diselenggarakan di setiap tahunnya sebagai ajang mengembangkan potensi batik Bayat Kabupaten Klaten Kecamatan Bayat. Karnaval batik bayat ini bertujuan sebagai promosi citra lurik untuk batik tradisional dengan menampilkan suatu pertunjukkan kostum kreatif batik lurik. Di dalam festival dan karnaval batik bayat terdapat rangkaian kegiatan-kegiatan yang dilakukan diantaranya adalah workshop batik , pameran batik , lomba untuk mengasah kreativitas membatik.

Di dalam mengembangkan potensi untuk mudah memasarkan produk batik maka Kabupaten Klaten mendirikan showroom dan mempunyai seperti Bayat Expo Center atau BEC yang ada di Desa Jarum untuk menampilkan batik bayat. Showroom atau gerai akan menyediakan berbagai kain batik bayat dengan motif dan corak yang berbeda-beda contohnya seperti kemeja, daster, kebaya, dan kemeja kain batik yang dibuat dari batik tulis, batik dengan printing, batik pengecapan, batik colet , dan juga berbagai macam batik dari kayu dan pembuatan patung. Tidak hanya itu showroom batik bayat ini sebagai tempat furniture atau juga sebagai tempat pameran hasil karya yang menarik. Bayat Expo Center yang terlibat tidak hanya masyarakat Desa Jarum saja tetapi juga dari masyarakat desa lainnya yaitu Desa Banyuripan , Kebon , dan Beluk. Sentra batik di setiap desa hampir mencapai 60-80 % masyarakatnya merupakan warga pengrajin batik tulis , batik kain , dan batik kayu , sehingga kesempatan ini digunakan untuk menunjang kebudayaan dan pariwisata. Dan mengadakan sebuah workshop bertujuan untuk tempat untuk membuat batik dan juga sebagai pelatihan kerja untuk para wisatawan atau para pengunjungan yang ingin meningkatkan keterampilan membatiknya. Desa Jarum ini mempunyai 25 rumah membatik untuk para pengunjung dan wisatawan belajar membatik. Disana dapat mengunjungi suatu workshop di dalam pembuatan kain batik , bisa diawali dari pembuatan batik cap dan batik tulis dan juga batik dari kayu.

Pengenalan Program-Program Batik Bayat Desa Jarum dalam Membentuk Kreativitas Seni Membatik

Pengembangan desa batik di Desa Jarum dapat dilakukan dengan merancang strategi di dalam meningkatkan kreativitas seni membatik dengan melalui program unggulan yaitu program P3wilsen. Pelaksanaan program unggulan yaitu program P3wilsen di Desa Jarum ini diantaranya adalah melatih wawasan dan pengetahuan di sosial media , pelatihan di dalam mengembangkan produk , pewarnaan batik , motif-motif batik , pengkombinasian praktik dari perwujudannya dan pelatihan proses pemasaran secara online. Program kegiatan P3wilsen ini yaitu ditujukkan kepada masyarakat Desa Jarum, Kecamatan Bayat Kabupaten Klaten, Propinsi Jawa Tengah dan juga sasarannya ditujukkan kepada paguyuban atau kelompok seni membatik yaitu Sri Endah , Batik Kayu Jino , Batik Nardho , Batik Chamila , Batik Elsa, yang dari masing-masing paguyuban tersebut berisi maksimal 5 orang. Kegiatan program P3wilsen tersebut dilaksanakan di rumah dari paguyuban Sri Endah dan di rumah paguyuban Batik Kayu Jino. Di desa Jarum dapat memberikan pelatihan batik dan pelatihan di dalam memasarkan batik di media sosial. Pembuatan dari profil desa batik ini dengan melakukan informasi-informasi mengenai potensi baik di bidang seni , pariwisata maupun sosial budaya desa Jarum, Kecamatan Bayat, Kabupaten Klaten, Propinsi Jawa Tengah.

Pemerintah Kabupaten Klaten mengadakan hubungan Kerjasama bersama dengan lembaga perindustrian dan usaha mikro kecil dan menengah atau disebut dengan UMKM akan menjalankan sebuah pelatihan seni membatik di dalam mengembangkan keterampilan membatik, keterampilan berwirausahaan , dan keterampilan pemasaran sebagai bentuk wawasan dan dapat menghadapi persaingan pasar-pasar. Masyarakat di desa Jarum ini sudah beradaptasi dengan menciptakan suatu kegiatan baru dengan cara dapat menjualkan produk batik mereka secara online di media sosial. Dengan dapat memanfaatkan teknologi yang semakin canggih memberikan peningkatan kualitas pelayanan secara online terhadap para konsumen dan juga dapat meningkatkan kinerja bisnis suatu produk batik.

Pelaksanaan dari program unggulan P3wilsen ini di Desa Jarum antara lain untuk melatih wawasan dan pengetahuan mengenai beragam batik serta ciri khas batik bayat. Dari kegiatan unggulan yaitu program P3wilsen menciptakan suatu karya yang dapat memberikan kriteria produk yang baik mengenai unsur-unsur estetis , artistic , dan juga dari nilai ekonomisnya. Hasil karya dari program unggulan P3wilsen inidiantaranya adalah jarik atau kain panjang , kap lampu dinding , dan beberapa souvenir batik lainnya. Hasil dari karya program unggulan tersebut sebagai bahan untuk media promosi di sosial media. Program unggulan P3wilsen ini memberikan pendampingan di dalam pembuatan media sosial diantaranya adalah Instagram , katalog nunggak semi sebagai brand yang baru. Kegiatan program unggulan P3wilsen di Desa Jarum , Kecamatan Bayat,Kabupaten Klaten mempunyai target dan harapan untuk dapat bermanfaat bagi masyarakat desa tersebut.

Pada kelompok membatik di Desa Jarum , Kecamatan Bayat , Kabupaten Klaten pada program unggulan P3wilsen dapat menghasilkan karya motif kreasi baru dengan mengangkat potensi dari budaya lokal. Suatu keragaman kebudayaan dan pariwisata yang sangat melimpah akan membantu untuk menelusuri adanya suatu potensi yang berkembang sebagai desa wisata batik. Desa wisata batik jarum ini akan memberikan keindahan batik yang ada di wilayah Jarum di Kecamatan Bayat. Bentuk wujud dari kreativitas warga sekitar Desa Jarum adalah dengan diciptakannya ide motif batik Mojo Arum. Dari motif mojo arum ini mempunyai ciri khas baik dari segi keindahannya dan makna dari filosofisnya , oleh karena itu sangat mengharapkan dari motif mojo arum dapat menghasilkan branding dari Desa Jarum sebagai industry batik yang dikenal.

Tidak hanya batik-batik yang ada di Desa Jarum dijadikan sebagai pakaian tetapi juga menciptakan masker batik di tengah masa pandemic Covid-19 kemarin. Masker batik jarum bayat ini ialah produk yang seluruhnya diminati dan mempunyai persaingan penjualan yang cukup tinggi serta potensial. Dengan adanya perubahan antara gaya hidup dan perilaku sosial maka seseorang akan sadar kebutuhan untuk melindungi diri dan tetap menjaga Kesehatan setiap kesadaran dari masyarakat. Untuk produksi masker batik membutuhkan masker kain kurang lebih 2-3 lapisan untuk mengantisipasi dari segala gangguan di luar.

Selain dari program P3wilsen yang diadakan oleh Desa Jarum untuk meningkatkan batik lokal yaitu Pemerintah Kabupaten Klaten mengadakan lomba desain batik sebagai rangka untuk memperkenalkan produk batik buatan masyarakat Desa Jarum KecamatanBayat Kabupaten Klaten. Pemenang di dalam lomba desain batik ini akan mendapatkan berupa uang tunai dan juga piala serta yang paling penting bahwa karya batik mereka akan diperkenalkan oleh masyarakat. Pendesainan motif batik klaten ini juga sangat unik dan juga menggambarkan simbol dari kota Klaten.

Program paguyuban batik bayat ini juga memberikan dampak yang sangat besar untuk masyarakat di lingkungan sekitar Desa Jarum Kecamatan Bayat Kabupaten Klaten yaitu dapat menambah tingkat pemahaman batik tulis bayat kepada masyarakat umum , menambah motivasi para pengrajin batik bayat di dalam berkarya dan menjalankan kegiatan usahanya sebagai pembatik dan menambah inovasi dalam karya pembuatan motif batik bayat agar terus berkreasi sehingga batik bayat terus berkembang dan terkenal oleh masyarakat yang belum mengerti tentang batik bayat.

Di Desa Jarum terdapat paguyuban batik pendopo, paguyuban tersebut menghasilkan dua karya jenis batik yaitiu batik kain dan batik kayu. Paguyuban batik pendopo ini akan menjadikan batik kain dan batik kayu sebagai daya tarik wisatawan yang berkunjung di desa batik ini. Untuk memperkenalkan produk-produk dari paguyuban batik pendopo secara lebih menyeluruh , maka paguyuban ini mempunyai website dengan pilihan bahasa Indonesia dan bahasa Inggris. Website tidak hanya untuk memasarkan produk batik saja namun juga memnyediakan artikel yang berkaitan dengan produk-produk lainnya yang ada di Desa Jarum. Di dalam paguyuban batik pendopo ini memiliki beberapa kelompok pengrajin-pengrajin batik salah satunya adalah kelompok usaha bersama atau disebut dengan Kube Putri Kawung. Kube Putri Kawung ini mempunyai tujuan supaya perkembangan batik di Desa Jarum terus meningkat.

Program diklat yang dilakukan oleh pokdarwis di Desa Jarum Kecamatan Bayat bertujuan di dalam memberikan suatu lapangan pekerjaan untuk masyarakat lingkungan sekitar. Pokdarwis juga akan mengembangkan UMKM bersama para pelaku wisata sebagai peningkatan produk kain batik semakin berkualitas, bervariasi dan dapat menjangkau pemasaran dengan cara melakukan pemasaran lewat media sosial sehingga peningkatan kualitas daya saing produk kain batik semakin melonjak tinggi. Kegiatan diklat ini juga bertujuan menumbuhkan kembangkan kreativitas masyarakat di lingkungan sekitar. Kendala yang dihadapi pokdarwis di dalam meningkatkan perekonomian lokal batik ini diantaranya adalah :

  1. Terbatasnya sumber daya manusia pemasarannya

Proses dari kerajinan membatik masih di dominan oleh pemilik-pemilik kerajinan batik itu sendiri sampai dengan kegiatan pemasarannya. Di dalam mangatasi masalah dari terbatasnya sumber daya manusia pemasarannya ini dengan caramembuat sebuah inovasi yang baru untuk pemasaran batiknya , mengenalkan dan mempromosikan batik ke dalam kalangan masyarakat luas.

  1. Terbatasnya sebuah pengetahuan dari kegiatan pemasaran

Terbatasnya sebuah pengetahuan dari kegiatan pemasaran sangat mempengaruhi hasil dari penjualan produk batiknya. Pokdarwis sudah melakukan kegiatan pemasaran melalui sosial media seperti Instagram dan facebook, namun hal tersebut masih kurang di dalam mempromosikan batik bayat yang disebabkan adanya keterbatasan sumber daya. Kegiatan pemasaran yang dilakukan dengan cara mouth to mouth juga sudah dilakukan namun kurang membuahkan hasil. Oleh karena itu, dengan keterbatasan sumber daya maka perlu dilakukan pendampingan secara intensif mengenai perkembangan desa wisata batik bayat ini sehingga dapat meningkatkan hasil dari perekonomian masyarakat setempat.

Dengan adanya beberapa kendala yang dilakukan oleh pokdarwis maka sebaiknya pokdarwis dapat memetakan dan memahami apa yang menjadi kendala di dalam melakukan proses kegiatan pemasaran membatik. Pokdarwis juga dapat melakukan evaluasi dan melakukan suatu Kerjasama dengan berbagai pihak ketiga baik dari swasta atau negeri untuk meningkatkan dan mengembangkan perekonomian lokal batik masyarakat desa tersebut. Serta pokdarwis melakukan perluasan jaringan , yang dimana perluasan jaringan tersebut akan membantu permasalahan di dalam kegiatan pemasaran.

Program untuk para pengunjung dan para wisatawan yaitu jika berniat untul belajar mengenai membatik maka Desa Jarum ini memberikan program pelatihan yang berupa home stay yang bersih , menyenangkan, dan nyaman.

1.   Aman

Warga masyarakat yang ada di Desa Jarum Kecamatan Bayat sangat memperhatikan keamanan para pengunjung dan wisatawan baik dalam maupun luar dan juga bekerjasama dengan polsek Bayat. Para wisatawan ini dibuat aman dengan lingkungan yang kondusif dan menjaga suasana yang aman dari gangguan dan ancaman.

2.   Bersih

Warga masyarakat yang ada di daerah Jarum yang berkecamatan di Bayat dan berkabupaten Klaten sigap dalam melindungi dari kebersihan di dalam lingkungan yang ada di sekitar homestay membatik. Wisatawan dibuat dalam melindungi dan menjaga kebersihan , memperlihatkan suatu kondisi yang higienis , sarana dan alat perlengkapan untuk membatik dijaga kebersihannya dan memberikan pelayanan yang baik sehingga para wisatawan ini dibuat nyaman dan betah di sekitar lingkungan homestay membatik.

3.   Tertib

Warga masyarakat yang di daerah Jarum yang berkecamatan di Bayat dan berkabupaten Klaten berperilaku tertib dan mengikuti peraturan-peraturan yang ada di lingkungan sekitar homestay membatik.

Pengenalan Motif Batik Bayat Desa Jarum

Perkembangan batik di Desa Jarum , Kecamatan Bayat merupakan pencipta batik yang sangat dikenal oleh semua khalayak umum. Desa Jarum merupakan wilayah yang ada pada Kabupaten Klaten dan wilayahnya juga berbatasan dengan Kabupaten Gunung Kidul (Daerah Istimewa Yogyakarta) , memiliki perajin batik yang harus dibanggakan. Melihat dari keberadaan batik Bayat maka sangat menarik jika dijadikan motif dan citra batik bayat dengan pembatikan khas dari keraton. Perajin batik bayat menjadikan beberapa variasi bahan , motif, dan teknik yang disesuaikan oleh kebutuhan para konsumennya. Perajin yang menarik perhatian dari berbagai kalangan adalah masyarakat yang sebagai perajin dari membatik tulis dan perajin dari membatik keramik. Perajin batik tulis berada di wilayah kelurahan Desa Jarum sedangkan perajin batik keramik sendiri berada di wilayah kelurahan Paseban. Perajin dari membatik tulis yang ada di wilayah jarum mayoritas ialah para perajin dari warga masyarakat wilayah jarum.Batik bayat ini berkembang pada era tahun 80an yang berawal dari wilayah bayat, dan dimulai oleh para remaja yang mulai berkimprah di gerai lukisan batik dan hingga sekarang motif-motif batik bayat menghasilkan kain motif yang sangat modern serta memiliki kebebasan dengan pewarnaan motif batik yang cerah.

Batik bayat penamaanya diambil dari nama kecamatan yang ada di Klaten yaitu pada kecamatan Bayat, dikarenakan nama tersebut berasal dari kata tembayatan yang mempunyai makna arti saling hidup rukun dan membantu. Tradisi membatik yang ada di Kecamatan Bayat masih terus dilakukan sampai saat ini dengan tetap mempertahankan motif kain batik klasik keraton. Upaya untuk mempertahankan estetika jenis motif batik diantaranya adalah visual pada motif utama batik dan motif untuk pengisi atau isian. Visual pada motif utama memiliki kandungan filosofi yaitu untuk menganalisis keestetikaan dari simbol tersebut beserta maknanya, sedangkan motif batik bayat termasuk ke dalam motif geometris yang ditunjukkan dengan ide yang akan dijadikan motif utamanya antara lain seperti kawung , bunga delapan kolapak , parang yang dijadikan penggambaran dari suatu senjata untuk perang , truntum gurdo , dan buah arena atau kolang-kaling. Kemudian golongan motif batik non geometris dituang dari ide-ide yang akan dijadikan oleh motif utama , contohnya seperti sayap kupu-kupu, bangunan yang berbentuk tahta , sido mukti , bunga, dan juga meru. Motif yang digunakan untuk isian atau pengisi contohnya seperti yang terletak pada motif gurdo yang mempunyai titik , dua sayap, cecek-cecek, alisan, sawut, gabah utah , dan masih banyak lagi motif yang dijadikan sebagai isian.

Dari implementasi membatik tulis bukan sekadar kain saja , namun juga bisa dipadukan dengan produk-produk yang lainnya seperti kayu. Batik kain ialah cikal bakal dari para perajin batik tulis yang ada di wilayah jarum yang istimewa adalah kain jarik. Dengan berkembangnya dari melonjaknya permintaan pasar, oleh karena itu produk-produk batik semakin meluas yaitu bisa sebagai pakaian, hiasan,perhiasan seperti sajadah, taplak meja, sarung bantal, seprai dan masih banyak lainnya. Oleh karena itu dari permintaan pasar yang cukup pesat maka jumlah produksi batik yang ada di Desa Jarum mencapai dua lusin di setiap bulannya. Macam-macam jenis kain batik yang diciptakan oleh masyarakat desa Jarum yaitu lurik tradisional dan juga lurik modern. Teknik-teknik pembuatannya seperti membatik tulis, membatik cap , membatik printing , dan membatik colet.

Masing-masing dari pengrajin batik Bayat mendesain suatu produk batiknya dan juga masyarakat desa Jarum ini menciptakan rancangan batik dengan cara berkreasi dan juga menghasilkan motif-motif batik yang saat ini melonjak di wilayah pasaran batik. Batik tulis jarum memiliki rancangan motif yang berbeda dengan batik lainnya atau yang tidak ada di daerah lainnya. Motif batik khas Jarum diantaranya adalah secukil kambil atau kopi pecah , latar putih , dan batik pecahan. Keungulan yang dimiliki oleh batik jarum ini adalah pewarnaan yang terkesan alami yaitu pewarnaan kainnya dengan cara pewarnaan secara alami langsung dari kulit-kulit pohon seperti dari pohon duwet, pohon secang, pohon tangi , dan pohon mahoni. Sehingga dari pewarnaan secara alami langsung yang diambil pada pohon tersebut memperoleh bermacam-macam warna antara lain merah,ungu cokelat, gambir, dan kuning, pewarnaan secara alami langsung tersebut dapat dijadikan kombinasi warna untuk dapat memberikan berbagai macam saringan warna. Batik kayu ialah hasil karya seni dari warga desa jarum. Ciptaan karya dari batik kayu diantaranya adalah membatik wayang , sandal , dan juga perhiasan untuk alat rumah. Dengan tujuan adanya batik kayu di desa Jarum adalah untuk mempertahankan usaha membatik , menciptakan suatu peluang yang besar dan juga memberikan kreasi seni membatik lainnya.

Batik Bayat terkenal akan kehalusan kain batiknya dan pewarnaan batik yang baik dan sempurna. Untuk ragam kain khas dari batik bayat sendiri terletak pada warna kecoklatan dan juga grinsing yang menyatu sama lainnya. Dan untuk motifnya diambil dari motif kain batik Solo antara lain semen , sido, dan lain-lain. Motif-motif tersebut saling berkolaborasi untuk menghasilkan kain batik yang diminati oleh masyarakat. Batik bayat ini telah melakukan modifikasi kain batik secara kontemporer dan masih melekat dengan ciri khas motif kain batik bayat, contohnya seperti Pintu Retno , Parang Liris, Gajah Birowo, Mukti Wirasat, dan Babon Angrem. Batik bayat ini juga mengenalkan motif cagar budaya guna untuk tujuan memperkenalkan motif batik bayat yang berinspirasi oleh objek dari cagar budaya, seperti inspirasi dari motif yang ditemukan pada pahatan candi. Wilayah bayat ini cukup dekat dengan wilayah candi yang ada di wilayah Prambanan dan sekitar daerah tersebut , jadi secara kultural motif batik terinspirasi dari relief candi.

Di dalam rangka untuk memberikan dukungan pada sektor pariwisata dan kebudayaan yang ada di Desa Jarum, Kecamatan Bayat, Kabupaten Klaten, Propinsi Jawa Tengah , sekarang ini sudah sangat berkembang dengan adanya desa-desa wisata yang berpotensi lokal. Desa Jarum semakin pesar di dalam melakukan perkembangan seni membatik dan dengan adanya pengakuan dari pihak UNESCO jika seni membatik merupakan warisan budaya Indonesia oleh karena itu Desa Jarum disebut dengan desa wisata batik yang mempunyai ciri khas tersendiri (Prabaningrum, 2019). Membatik merupakan tahapan atau proses yang dilakukan secara bertahap-tahap. Di dalam tahapan-tahapan membatik dilakukan oleh orang yang berbeda-beda , untuk setiap kain batiknya tidak dapat dilakukan orang-orang yang berbeda dan dengan waktu yang bersamaan. Di daerah lain di dalam penyebutan tahap-tahap membatik mempunyai tahapan yang berbeda-beda mempunyai ciri khas dari masing-masing daerah , namun yang dilakukan di dalam tahapan membatik mempunyai pengerjaan yang sama.

 

Kesimpulan

Kesimpulan dari penelitian adalah kesenian membatik yang terdapat di daerah Desa Jarum Kecamatan Bayat Kabupaten Klaten sangat bervariasi, salah satunya merupakan aset pariwisata dan aset budaya dengan cara mengaplikasikannya dalam bentuk seni batik di Desa Jarum Kecamatan Bayat Kabupaten Klaten Provinsi Jawa Tengah yang akan membantu para kunjungan domestik maupun internasional. Desa wisata mempunyai perkembangan yang sangat pesat. Pengembangan desa batik di Desa Jarum dapat dilakukan dengan merancang strategi di dalam meningkatkan kreativitas seni membatik dengan melalui program unggulan yaitu program P3wilsen. Pelaksanaan program unggulan yaitu program P3wilsen di Desa Jarum ini diantaranya adalah melatih wawasan dan pengetahuan di sosial media, pelatihan di dalam mengembangkan produk, pewarnaan batik, motif-motif batik, pengkombinasian praktik dari perwujudannya dan pelatihan proses pemasaran secara online.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

BIBLIOGRAFI

 

Afifah, F. (2012). Analisis Pengaruh Faktor Modal, Biaya Tenaga Kerja, dan Bahan Baku Terhadap Tingkat Keuntungan Pengusaha Industri Batik di Desa Jarum Kecamatan Bayat Kabupaten Klaten.

 

Anne, A. P. (2013). BATIK SEBAGAI SALAH SATU SOFT POWER BANGSA INDONESIA DI DUNIA INTERNASIONAL. UPN" VETERAN" JAWA TIMUR.

 

Deskarina, R., & Atiqah, A. N. (2020). Potensi Kearifan Lokal Desa Bugisan Sebagai Upaya Pengembangan Daya Tarik Wisata Pendukung Kawasan Candi Plaosan. Khasanah Ilmu-Jurnal Pariwisata Dan Budaya, 11(1), 41�49.

 

Djou, J. A. G. (2013). Pengembangan 24 Destinasi Wisata Bahari Kabupaten Ende. Jurnal Kawistara, 3(1).

 

Fitrah, M. (2018). Metodologi penelitian: penelitian kualitatif, tindakan kelas & studi kasus. CV Jejak (Jejak Publisher).

 

Haerisma, A. S. (2018). Pengembangan ekonomi kreatif bidang fashion melalui bauran pemasaran. Al-Amwal: Jurnal Ekonomi Dan Perbankan Syari�ah, 10(1), 91�104.

 

Kasnowihardjo, G. (2021). BATIK BAYAT, SEJARAH, DINAMIKA DAN UPAYA PENGEMBANGANNYA. Prosiding Seminar Nasional Industri Kerajinan Dan Batik, 3(1), 1�7.

 

Lusianti, L. P., & Rani, F. (2012). Model diplomasi indonesia terhadap unesco dalam mematenkan batik sebagai warisan budaya indonesia tahun 2009. Transnasional, 3(02).

 

Prabaningrum, C. P. (2019). Etnomatematika Pada Karya Seni Batik Bayat. Prosiding Seminar Nasional Matematika Dan Pendidikan Matematika, 4, 168�176.

 

Prastika, A., & Sarwono, S. (2022). Kajian batik tradisi Bayat Klaten dengan pendekatan estetika. TEXTURE: Art and Culture Journal, 5(1), 62�70.

 

Purba, E., Purba, B., Syafii, A., Khairad, F., Damanik, D., Siagian, V., Ginting, A. M., Silitonga, H. P., Fitrianna, N., & Arfandi, S. N. (2021). Metode Penelitian Ekonomi. Yayasan Kita Menulis.

 

Puspitasari, D. A., & Sukma, B. P. (2022). Memotret Hoaks Covid-19 di Awal Pandemi Melalui Analisis Wacana Berbasis Linguistik Korpus. Ranah: Jurnal Kajian Bahasa, 11(2), 243�261. https://doi.org/10.26499/rnh.v11i2.5152

 

Rahma, A. A. (2020). Potensi sumber daya alam dalam mengembangkan sektor pariwisata di Indonesia. Jurnal Nasional Pariwisata, 12(1), 1�8.

 

Saleh, S. (2017). Analisis data kualitatif. Pustaka Ramadhan, Bandung.

 

Tresnawati, N. (2018). Pembelajaran sains berbasis kearifan lokal dalam upaya peningkatan konservasi lingkungan pada mahasiswa pgsd di batik tulis ciwaringin cirebon. Al Ibtida: Jurnal Pendidikan Guru MI, 5(1), 69�82.

 

Copyright holder:

MufidaDian Pertiwi, Fajar Syaiful Akbar (2023)

 

First publication right:

Syntax Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia

 

This article is licensed under: