Syntax
Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia p�ISSN: 2541-0849 e-ISSN: 2548-1398
Vol.
8, No. 11, November
2023
PENGARUH
CITRA DESTINASI TERHADAP KEPUTUSAN BERKUNJUNG KE KAMPUNG KARUHUN
Della
Maghfira Napu1, Wildan Nurhidayat2, Muhammad Syakib
Asqalani Rifai3
Universitas
Pendidikan Indonesia, Indonesia1,2
Universitas
�Aisyiyah Bandung, Indonesia3
Email:
[email protected]
Abstrak
Kampung karuhun
adalah salah satu destinasi unggulan di kabupaten Sumedang. Mengusung konsep
eco green park, citra destinasi terbentuk baik dimata wisatawan namun kunjungan
wisatawan domestik mengalami penurunan secara fluktuatif. Citra destinasi
wisata yang baik merupakan salah satu pertimbangan utama wisatawan ketika
menentukan preferensi destinasi wisata. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui pengaruh citra destinasi terhadap keputusan berkunjung ke Kampung
karuhun, Kabupaten Sumedang. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian
kuantitatif dengan pendekatan deskripstif dan verifikatif menggunakan teknik
analisis regresi berganda dan metode survei. Responden dalam penelitian ini
sebanyak 210 wisatawan lokal. Hasil�
pengujian menunjukan� Citra
destinasi terhadap� keputusan
berkunjung� berpengaruh� secara�
simultan� dan� parsial. Citra destinasi memiliki penilaian
yang kuat dan memiliki hubungan yang sangat positif terhadap keputusan berkujung
ke Kampung Karuhun.
Kata
Kunci:
Citra Destinasi,� Keputusan
Berkunjung,� Kampung Karuhun.
Abstract
Kampung Karuhun
is one of reputable destinations in Sumedang. Carrying the concept of an eco
green park, the destination image is well formed on tourist perception, but
domestic tourist visits have decreased fluctuatingly. Good destination image is
one of the major considerations for tourists in determining tourist destination
preferences. This research aims to determine the effect of destination image on
visit decision to Kampung Karuhun, Sumedang. The type of this research used
quantitative research by descriptive and verification approach using multiple
regression analysis techniques and survey methods. This research has a number
of 210 domestic tourists. The test results showed that detination image on
visit decision has an effect simultaneously and partially. Destination image
has a strong assessment and has a very positive correlation on visit decision
to Kampung Karuhun.
Keywords: Destination
Image, Decision to Visit, Kampung Karuhun.
Pendahuluan
Kampung Karuhun merupakan salah satu
destinasi unggulan yang memiliki konsep eco
green park di Kabupaten Sumedang. Kampung Karuhun menawarkan aneka wahana
yang mendukung beragam aktivitas luar ruangan, seperti flying fox melintasi sungai, menangkap ikan, paintball, off road dan
menyajikan wisata edukasi dengan mengenalkan sejumlah budaya lokal Indonesia.
Banyaknya fasilitas dan aktivitas
wisata yang ditawarkan oleh Kampung Karuhun telah membentuk suatu citra
destinasi yang baik dimata wisatawan namun kunjungan wisatawan domestik
mengalami penurunan secara fluktuatif. Data kunjungan wisatawan disajikan
melalui tabel berikut ini:
�Tabel 1.
Jumlah
Kunjungan Wisatawan Domestik ke Kampung Karuhun Tahun 2017-2021 (Januari-Juni)
Tahun |
Wisatawan Domestik |
Pertumbuhan |
2017 |
2.259 |
- |
2018 |
2.598 |
Naik 15 % |
2019 |
162.157 |
Naik > 100
% |
2020 |
8.297 |
Turun 95 % |
2021 |
3.518 |
Turun 57.6 % |
Sumber: (DISPARBUDPORA, 2022)
Berdasarkan data kunjungan wisatawan
pada Tabel 1, dari tahun 2017-2019 terjadi peningkatan kunjungan yang sangat
signifikan, karena tahun 2019 dilaksanakannya event �West Java Paragliding
World Championship and Culture Festival� yang merupakan event terbesar dan
terlengkap di Kabupaten Sumedang sehingga banyak wisatawan yang datang dan
menyaksikan event tersebut. Namun terjadi penurunan kunjungan wisatawan yang
sangat drastis dari tahun 2019-2020 yaitu sebesar 95 %. Melihat fenomena
mengenai kunjungan wisatawan, pengelola Kampung Karuhun harus mampu merancang
strategi untuk menarik kembali wisatawan. Peran wisatawan sangat penting dalam
mendongkrak dan mengembangkan Kampung Karuhun karena wisatawan akan memberikan
penilaian terhadap destinasi wisata tersebut, mengingat mereka sebagai pengguna
jasa. Wisatawan dapat menilai Kampung Karuhun melalui persepsi dan tingkat
kepercayaannya yang disebut citra destinasi wisata.�
Citra destinasi wisata yang baik
menjadi salah satu pertimbangan utama wisatawan dalam menentukan preferensi
destinasi wisata, dan perannya sangat penting dalam meningkatkan kunjungan
wisatawan bahkan menciptakan pengalaman yang berkesan sehingga wisatawan akan
merasa puas karena keinginannya terpenuhi. Citra destinasi adalah nilai dan pengalaman terhadap suatu destinasi selama berwisata. Faktor dalam mengembangkan destinasi
pariwisata lainnya yaitu menyesuaikan kebutuhan wisatawan melalui hal yang
dapat berpengaruh dalam kepuasan ketika berwisata (Hanif & Mawardi, 2016). Citra
destinasi memiliki peranan penting dalam pariwisata. Beberapa literatur
menyebutkan bahwa citra destinasi/citra destinasi pariwisata bermakna serupa.
Citra destinasi, menjadi faktor penting
untuk wisatawan yang mempengaruhi proses dalam mengambil keputusan mereka tentang liburan dan kegiatan rekreasi (Mayo, 1975; Baloglu &
McCleary, 1999; Buhalis, 2000; Beerli & Martin, 2004; Chen & Tsai, 2007; Huang et
al., 2021). (Kim & Richardson, 2003) juga menyatakan bahwa citra destinasi merupakan kesan keseluruhan, keyakinan,
ide, harapan dan perasaan. Peranan citra destinasi dalam perilaku masa depan
dapat digunakan untuk mengembangkan kampanye pariwisata yang dimaksudkan untuk
merangsang perasaan positif tentang destinasi antara wisatawan yang pernah
berkunjung dan calon wisatawan (Widayati et al., 2020).
Citra kognitif dan afektif adalah aspek dalam citra destinasi. Kognitif merefleksikan informasi atau keyakinan seseorang terhadap destinasi (Artuğer et al., 2013; Baloğlu,
1999), sedangkan afektif menggambarkan
emosional/perasaan seseorang tentang destinasi (Artuğer et al., 2013; Chen &
Uysal, 2002; Kim, & Richardson, 2003). Umumnya,
kognitif muncul atas penilaian karakteristik fisik suatu tempat, orang sekitar, dan peristiwa yang terjadi. Sedangkan afektif muncul akibat penilaian emosional yang diilhami dari tempat dan
maknanya. Gambaran umum dari sebuah destinasi ditetapkan sebagai hasil penilaian kognitif dan afektif
dari destinasi tersebut (Artuğer et al., 2013)
(Qu et al.,
2011) mengungkapkan dimensi; (1) cognitive image, kulitas pengalaman wisatawan didapat melalui atraksi wisata, infrastruktur, tradisi budaya, lingkungan, hiburan, �dan aktivitas di destinasi tersebut, (2) unique image, alam, lingkungan, �hal menarik dari destinasi, dan (3) Affective image, perasaan menyenangkan, menarik, dan pembangkit semangat ketika berada di destinasi.
Konsep (Qu et al., 2011) yang digunakan dalam mengukur citra
destinasi Kampung Karuhun yang dipilih oleh peneliti karena memiliki kesamaan karakteristik dengan objek penelitian. Berikut dimensi dan indikatornya:
1.
Cognitive image yang indikatornya terdiri dari:
a.
Quality of expriences: kualitas
pengalaman yang didapat wisatawan ketika berkunjung ke Kampung
Karuhun.
b.
Touristic attraction: ketertarikan atraksi wisata
yang ada di Kampung Karuhun.
c.
Environment & infrastructure: keadaan lingkungan dan infrastruktur yang ada di Kampung
Karuhun.
d.
Entertainment / outdoor activites: hiburan atau aktivitas outdoor yang diadakan di Kampung
Karuhun untuk memuaskan kebutuhan dan
keinginan para wisatawan yang berkunjung.
2.
Unique image yang indikatornya terdiri dari:
a.
Natural environment: keunikan dari
lingkungan alam yang ada di Kampung Karuhun sebagai
destinasi unggulan.
b.
Local attraction: atraksi local
yang menjadi ciri khas Kampung Karuhun.
3.
Affective image yang indikatornya terdiri dari:
a.
Pleasant: perasaan nyaman
yang dirasakan calon wisatawan� ke Kampung
Karuhun.
b.
Relaxing: rasa rileks
yang dirasakan ketika berkunjung ke Kampung Karuhun.
c.
Exciting: perasaan
tertarik yang dirasakan wisatawan.
Penelitian (Yang et al., 2015) menyatakan
�Citra destinasi pariwisata memiliki pengaruh langsung pada pilihan destinasi
perjalanan. Destinasi wisata yang baik dapat meningkatkan niat wisatawan
potensial untuk mengunjungi destinasi tersebut�. Didukung juga oleh penelitian
dari (Ariyanto & Prihandono, 2018) yang
membuktikan bahwa �citra destinasi merupakan faktor penting yang dapat
mempengaruhi keputusan seorang wisatawan untuk mengunjungi suatu destinasi.
Dengan demikian, citra yang terbentuk berdasarkan pengalaman wisatawan dapat
menjadi pertimbangan dalam mengambil keputusan untuk mengunjungi objek wisata�.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa citra destinasi memberikan pengaruh langsung
kepada wisatawan dalam memutuskan untuk mengunjungi suatu destinasi maka dari
itu dengan memperkuat promosi Kampung Karuhun, bisa tersampaikan berbagai macam
informasi tentang produk wisata Kampung Karuhun.
�Pengaruh Citra Destinasi Terhadap
Keputusan Berkunjung Ke Kampung Karuhun� menjadi judul penelitian berdasarkan
hal dan uraian latar belakang. Adapun rumusan masalah penelitian; (1) Bagaimana citra
destinasi wisata di Kampung Karuhun? (2) Bagaimana pengaruh citra destinasi
wisata terhadap keputusan berkunjung ke Kampung Karuhun. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui dan mengidentifikasi pengaruh citra destinasi terhadap
keputusan berkunjung ke Kampung Karuhun.
Metode Penelitian
Penelitian
kuantitatif merupakan jenis penelitian yang digunakan melalui pendekatan deskripstif dan verifikatif dengan teknik analisis regresi berganda serta penggunan metode survei. Kampung Karuhun menjadi objek penelitian dalam mengumpulkan data melalui sebaran kuesioner kepada 210 wisatawan domestik yang berkunjung ke Kampung Karuhun. Sumber data
penelitian ini adalah data primer dan sekunder. Data primer, diperoleh secara
langsung hasil pengisian kuesioner oleh sampel yang di teliti dengan citra
destinasi sebagai variabel bebas (X) dan keputusan berkunjung sebagai variabel
terikat (Y). Data Sekunder diperoleh berdasarkan laporan DISPARBUDPORA
Sumedang. Teknik analisis yang
digunakan adalah multiple regresion yakni hubungan linear antara variabel independent;
Cognitive imagee (X1), Unique image (X2), Affective
image (X3) dengan Y (variabel dependen) dengan model persamaan regresi berganda yang dirumuskan:
Y=a+biX1+biX2+biX3
Keterangan����� :
a��������� =
Nilai Y
b��������� =
Angka arah koefisien berganda
X1������ = Cognitive
image
X2������ = Unique image
X3������ = Affective
image
Gambar 1. Regresi Berganda
Hasil dan Pembahasan
A. Profil Kampung Karuhun
Berlokasinya di wilayah Desa Citengah
Kecamatan Sumedang Selatan dengan jarak �7 KM dari pusat kota Sumedang. Kampung Karuhun adalah kawasan wisata
terpadu yang dibangun
pada tahun 2015. Mengalir sungai Cihonje yang jernih
melewati bebatuan, hamparan pesawahan serta diselimuti hutan tropis yang asri
menjadi penawaran menarik antara eco green park dengan wisata terpadu. (Imanuddin, 2016).
B. Profil Responden
Berdasarkan hasil pengolahan data
sebanyak 43,8% wisatawan yang melakukan wisata
berjenis kelamin pria dan 56,2% wisatawan yang
melakukan wisata berjenis kelamin wanita. Wisatawan yang berkunjung ke Kampung
Karuhun mayoritas rata-rata berusia 21-25 tahun, rentang usia seperti ini
merupakan usia produktif dengan semangat dan keingintahuan yang tinggi.
Wisatawan yang berusia 20-34 tahun merupakan generasi Y dengan karakter yang
mempunyai corak, pola dan perubahan di sektor
pariwisata.
Data menunjukan wisatawan yang
berkunjung ke Kampung Karuhun memiliki pekerjaan sebagai wirausaha dengan
penghasilannya sebanyak 68 wisatawan atau sebesar 32,4%
dengan mayoritas pendapatan yaitu > Rp. 5.000.000
sebanyak 106 wisatawan. Sedangkan jumlah
wisatawan yang paling rendah persentasenya adalah lainnya yang terdiri dari
mahasiswa, peneliti, relawan yakni sejumlah 22
wisatawan dengan mayoritas pendapatan < Rp. 3.000.000.
Wisatawan dari Bandung paling
banyak berkunjung ke Kampung Karuhun sebanyak 53 orang wisatawan dari total 210
wisatawan yang datang ke Kampung Karuhun, yang kedua berasal Sumedang sebanyak
40 orang. Hal ini menandakan bahwa Bandung dan Sumedang merupakan
wisatawan yang potensial dikarenakan frekuensi kunjungannya yang tinggi ke
Kampung Karuhun. �Data
wisatawan yang akan datang kembali yaitu
sebesar 98,6% atau sejumlah
207
orang sedangkan yang memilih untuk tidak akan berwisata kembali sebesar 1,4%
atau sebanyak 3 orang dari total 210 wisatawan domestik yang
datang.
Tabel
2.
Rekapitulasi
Profil Responden
Identitas |
Kategori |
Frekuensi |
Jenis Kelamin |
Pria |
92 |
Wanita |
118 |
|
Usia dalam
tahun |
15-20 |
24 |
21-25 |
80 |
|
26-30 |
67 |
|
> 30 |
39 |
|
Pekerjaan |
Pegawai Negeri |
43 |
Pegawai Swasta |
56 |
|
Wirausaha |
68 |
|
BUMN |
31 |
|
more |
12 |
|
Pendapatan |
<3 Juta |
22 |
3-5 Juta |
85 |
|
> 5 Juta |
106 |
|
Asal Daerah |
Bandung |
53 |
Cianjur |
18 |
|
Bogor |
14 |
|
Garut |
20 |
|
Sumedang |
40 |
|
Subang |
7 |
|
Solo |
6 |
|
Manado |
4 |
|
Jabodetabek |
22 |
|
Purwakarta |
5 |
|
Cicalengka |
6 |
|
Malang |
5 |
|
Padang |
2 |
|
Medan |
2 |
|
Cirebon |
3 |
|
Palu |
2 |
|
Lombok |
1 |
|
Keinginan Berwisata Kembali |
Ya |
207 |
Tidak |
3 |
Sumber: Pengolahan Data Primer (2022)
C. Citra Destinasi di Kampung
Karuhun
Berikut tabel rekapitulasi
tanggapan wisatawan terhadap citra destinasi Kampung
Karuhun:
Tabel 3.
Rekapitulasi Tanggapan Wisatawan Terhadap Citra
Destinasi di Kampung Karuhun
No |
Sub Variabel |
Total Skor |
Persentase (%) |
1 |
Cognitive image |
4854 |
31,46 |
2 |
Unique image |
1765 |
34,31 |
3 |
Affective image |
3521 |
34,23 |
Total |
10140 |
100 % |
Sumber: Pengolahan Data Primer (2022)
Unique image mendapat penilaian tertinggi
sebesar 34,31 %. Nilai kealamian yang dimiliki oleh Kampung
Karuhun tidak diragukan oleh para
wisatawan. Sebagian besar wisatawan berpendapat bahwa Kampung
Karuhun masih alami dan memiliki perberbedaan dengan destinasi wisata lain yang ada di
Kabupaten Sumedang. Dari segi daya tarik, pilihan
makanan khas Sunda atau saung lesehan yang bernuansa alam terbuka dan pemandangan hutan lindung yang masih alami . Nilai terbesar kedua ada pada affective
image yakni 34,23% dimana sebagian besar wisatawan sangat senang dan sangat
nyaman berkunjung ke destinasi unggulan di Kabupaten Sumedang. Skor terendah ada pada dimensi cognitive
image yakni 31,46%, sebagian wisatawan mendapatkan kesan dan pengalaman
yang baik dari aktivitas wisata seperti berenang di waterboom, zip bike, sky swing, river tubing, wisata offroad
dan eduwisata namun untuk dukungan akses menuju
ke Kampung Karuhun belum memadai
sehingga menjadi pertimbangan untuk wisatawan yang ingin berkunjung.
D. Keputusan
Berkunjung di Kampung
Karuhun
Berikut tabel rekapitulasi
tanggapan wisatawan terhadap keputusan berkunjung Kampung
Karuhun:
Tabel 4.
Rekapitulasi Tanggapan Wisatawan Terhadap Keputusan Berkunjung
No |
Sub Variabel |
Total Skor |
% |
1 |
Pemilihan
produk |
1458 |
15,64 |
2 |
Pemlihan
merek |
1629 |
17,47 |
3 |
Pilihan
penyalur |
1402 |
15,04 |
4 |
Waktu
kunjungan |
1590 |
17,05 |
5 |
Jumlah
kunjungan |
1749 |
18,76 |
6 |
Metode
pembayaran |
1495 |
16,04 |
Total |
9323 |
100 % |
Sumber: Pengolahan Data Primer (2022)
Jumlah kunjungan merupakan dimensi dengan perolehan
tertinggi 18,76%. Hal ini menandakan bahwa wisatawan yang
berkunjung ke Kampung Karuhun sangat banyak, mengingat Kampung Karuhun
merupakan salah satu destinasi unggulan yang menawarkan daya tarik wisata alam
dan budaya. Selanjutnya skor tertinggi kedua ada pada pemilihan merek yakni
sebesar 17,47%. Kampung Karuhun sudah banyak dikenal oleh
masyarakat dan mereka sudah percaya dengan eksistensi dari Kampung Karuhun itu
sendiri. Untuk waktu kunjungan menempati skor 17,05%, metode pembayaran 16,04%, pemilihan
produk sebesar 15,64 sedangkan item
yang memiliki skor terendah adalah pilihan penyalur yakni sebesar 15,04%. Dimana wisatawan menilai lokasi Kampung Karuhun cukup strategis dan
mudah dijangkau.
E. Pengaruh X
(Citra Destinasi) Terhadap Y (Keputusan Berkunjung) Ke Kampung Karuhun
Dalam hipotesis
penelitian ini yakni berkaitan dengan pengaruh (X) citra
destinasi terhadap Y (keputusan berkunjung). Data yang dinaikkan skala pengukurannya menjadi skala ukur interval dan
dihitung total skor untuk setiap variabel X (citra destinasi) dan (Y) keputusan berkunjung selanjutnya
diperoleh nilai korelasi antar variabel. Uji korelasi
dan koefisien determinasi keduanya bertujuan untuk mengetahui pengaruh variabel
X terhadap Y. Berikut Tabel 5 mengenai data nilai korelasi dan koefisien
determinasi untuk mencari pengaruh citra destinasi terhadap keputusan berkunjung ke Kampung Karuhun.
Tabel 5.
Output Korelasi dan Koefisien Determinasi Citra Destinasi Terhadap
Keputusan Berkunjung
Model Summaryb |
|||||
Model |
R |
R Square |
Adjusted R Square |
Std. Error of the Estimate |
Durbin-Watson |
1 |
.767a |
.593 |
.577 |
5.60729 |
1.791 |
a. Predictors:
(Constant), X2.3, X2.1, X2.2 |
|||||
b. Dependent
Variable: Y |
Sumber: Pengolahan Data Primer (2022)
Koefisien korelasi antara
variabel X (citra destinasi) dengan Y (keputusan berkunjung) adalah 0,767, hal
ini menunjukan terdapat hubungan yang kuat dan positif antara variabel X� dengan Y. Jika diinterpretasikan kuatnya
korelasi variabel X (citra destinasi) dengan Y (keputusan berkunjung) adalah
kuat karena berkisar antara 0,600 � 0,799.
Selain itu data menunjukkan nilai
R Square (koefisien determinasi)
sebesar 0,593 atau 59,3 %. R Square
merupakan hasil pengkuadratan nilai korelasi. Menunjukkan bahwa setiap dimensi
citra destinasi (X) berkontribusi besar 59,3 % terhadap variabel keputusan berkunjung
sedangkan 40,7 % sisanya adalah faktor lain.
F.
Pengujian Hipotesis dan Uji F
Untuk menguji signifikansi
analisis jalur dilakukan Uji F dengan cara membandingkan Fhitung
dengan Ftabel. Berikut output ANOVA seperti yang ditunjukkan dalam
Tabel 6 berikut:
Tabel 6.
Output Uji Simultan (Uji F)
ANOVAa |
||||||
Model |
Sum
of Squares |
Df |
Mean
Square |
F |
Sig. |
|
1 |
Regression |
9252.787 |
3 |
3016.912 |
96.952 |
.000b |
Residual |
6746.980 |
206 |
31.442 |
|
|
|
Total |
15999.767 |
209 |
|
|
|
|
a. Dependent
Variable: Y |
||||||
b. Predictors: (Constant),
X2.3, X2.1, X2.2 Sumber:
Pengolahan Data Primer (2022) |
Pada tabel 6, Fhitung
= 95,953� merupakan nilai Fhitung
korelasi setiap dimensi X (citra destinasi) terhadap variabel keputusan
berkunjung secara simultan dengan tingkat probabilitas sig. 0,000. Nilai Fhitung
= 96,952, dibandingkan dengan Ftabel yaitu 3,94 maka Fhitung
> Ftabel yang berarti bahwa setiap dimensi X (citra destinasi)
secara simultan memiliki pengaruh yang signifikan terhadap variabel keputusan
berkunjung.
Dengan nilai signifikansi =
0,000<0,05 maka H0=ditolak dan H1=diterima artinya terdapat pengaruh yang signifikan antara citra destinasi yang terdiri dari cognitive image, unique image dan affective image terhadap keputusan berkunjung ke Kampung
Karuhun.
Citra positif dari suatu
destinasi mempunyai peran yang sangat penting dalam
�attracting and retaining tourist�.
Oleh karena itu, citra destinasi harus dikelola dengan baik. Hasil penelitian
yang telah dilakukan pada wisatawan yang berwisata ke Kampung Karuhun sesuai
dengan hasil penelitian dari jurnal (Di Marino, 2008) yang menyatakan bahwa �citra destinasi dapat mempengaruhi pengambilan
keputusan perjalanan wisatawan dan perilaku menuju destinasi serta tingkat
kepuasan dan ingatan terhadap pengalaman�. Citra adalah gambaran mental umum
yang dihasilkan dari komponen gambar kognitif dan afektif; citra pada dasarnya
adalah stereotip destinasi, penting dalam proses pengambilan keputusan para
wisatawan. Kampung Karuhun telah berusaha memberikan
atraksi wisata alam dimana kealamiannya tetap terjaga. Sehingga hal tersebut dapat menimbulkan citra positif di
benak wisatawan.
G. Uji Hipotesis dan Uji t
Uji t dapat dilakukan dengan membandingkan thitung dengan ttabel.
Berikut output koefisien:
Tabel 7.
Output
Pengujian Koefisien Jalur Citra Destinasi
Terhadap Keputusan Berkunjung
Coefficientsa |
||||||
Model |
Unstandardized Coefficients |
Standardized Coefficients |
t |
Sig. |
||
B |
Std. Error |
Beta |
||||
1 |
(Constant) |
5.664 |
2.289 |
|
2.475 |
.014 |
X2.1 |
2.051 |
.649 |
.219 |
3.161 |
.002 |
|
X2.2 |
.752 |
.416 |
.140 |
1.808 |
.072 |
|
X2.3 |
1.500 |
.214 |
.482 |
7.025 |
.000 |
|
a. Dependent
Variable: Y |
Sumber:
Pengolahan Data Primer (2022)
Data menunjukan bahwa secara parsial terdapat pengaruh antara citra destinasi terhadap keputusan berkunjung.
Dengan membandingkan nilai thitung dengan ttabel dapat
dijelaskan:
1.
Memiliki
pengaruh yang signifikan antara dimensi cognitive
image terhadap keputusan berkunjung dengan nilai signifikansi 0,002 <
0,050 dan thitung 3,161 > ttabel 1,66055 sehingga H0
ditolak dan H1 diterima.
2.
Memiliki
pengaruh yang signifikan antara dimensi unique
image terhadap keputusan berkunjung dengan nilai signifikansi 0,072 >
0,050 dan thitung 1,808 > ttabel 1,66055 sehingga H0
ditolak dan H1 diterima.
3.
Memiliki
pengaruh yang signifikan antara dimensi affective image terhadap keputusan
berkunjung dengan nilai signifikansi 0,000 < 0,050 dan thitung
7,025 > ttabel 1,66055 sehingga H0 ditolak dan H1 diterima.
H. Model
Persamaan Regresi Berganda
Persamaan regresi
berganda pengaruh citra destinasi terhadap keputusan berkunjung ke Kampung Karuhun dapat dinyatakan sebagai
berikut:
Y=a+b1X1+b2X2+b3X3
Y= 5.664 + 2.051X1 + 0.752X2 + 1.500X3
Hasil
analisis menunjukkan nilai konstanta 5,664 �artinya jika X1, X2, X3
diabaikan maka tingkat keputusan berkunjung
sebesar 5.664.
Koefisien X1 = 2.051,
berarti bahwa setiap kenaikan satu satuan nilai cognitive image
akan menaikkan nilai keputusan berkunjung sebesar 2.051.
Koefisien X2 =
0,752
menyatakan bahwa setiap kenaikan satu satuan nilai unique image
maka akan menaikkan nilai keputusan berkunjung
sebesar 0,752. Sedangkan koefisien X3 =
1.500
yang berarti untuk setiap kenaikan satu satuan nilai affective image
maka akan menaikkan nilai keputusan berkunjung
sebesar 1.500.
Pembahasan
Citra
destinasi dengan dimensi cognitive image,
unique image, dan affective image (Qu et al., 2011) di Kampung Karuhun mendapat
peniliaian sebesar 10140, berdasarkan garis kontinum sudah termasuk dalam
kategori tinggi.. Penilaian paling tinggi adalah
unique image dengan persentase sebesar 34,31 %. Nilai kealamian yang dimiliki
oleh Kampung Karuhun dinilai tidak meragukan oleh para wisatawan. Sebagian
besar wisatawan berpendapat bahwa Kampung Karuhun masih alami dan orisinil
bahkan berbeda dengan atraksi alam lain yang ada di Kabupaten Sumedang. Dari
segi daya tarik, pilihan makanan khas Sunda dan keindahan pemandangan pepohonan
disekitarnya. Nilai terbesar kedua ada pada affective
image yakni 34,23% dimana sebagian besar wisatawan sangat senang dan sangat
nyaman berkunjung ke Kampung Karuhun. Skor terendah ada pada dimensi cognitive image yakni 31,46%. Semua
dimensi yang digunakan memiliki pengaruh secara parsial. Hal ini sejalan dengan
penelitian (Kim et al., 2011). Hasil penelitian didukung oleh (Yang et al., 2015) yang
mengatakan bahwa citra destinasi wisata memiliki pengaruh secara langsung
terhadap pilihan tujuan wisata. Citra destinasi yang baik dapat meningkatkan
potensi niat wisatawan untuk mengunjungi tempat tujuan. Penelitian menunjukkan
bahwa citra kognitif memiliki pengaruh langsung paling kuat terhadap minat
berkunjung. Hal ini mencerminkan signifikansi berbagai jenis sumber daya
pariwisata di suatu destinasi. Sumber daya pariwisata yang khas merupakan
faktor penting yang menarik wisatawan. Meski calon wisatawan terutama akan
mempertimbangkan berbagai atribut destinasi saat mereka memilih destinasi.
Saat ini
Kampung Karuhun telah memiliki citra destinasi yang baik dibenak
wisatawan.� Selain itu Kampung Karuhun
ditetapkan sebagai destinasi unggulan di Kabupaten Sumedang. Dasar membangun
citra destinasi wisata Kampung Karuhun adalah menarik wisatawan, membuat
wisatawan puas akan pengalaman yang dihasilkan dan membangun loyalitas. Kampung
Karuhun sudah mencoba untuk memuaskan wisatawan yang datang dengan menggunakan
berbagai cara seperti; (1) strategi variasi produk, (2) kualitas, (3) keunikan,
dan (4) strategi harga yang dapat menarik wisatawan guna menggunakan produk dan
jasa yang ditawarkan oleh Kampung Karuhun.
Keputusan
berkunjung Kampung Karuhun berada pada kategori cukup tinggi berdasarkan garis
kontinum yakni sebesar 9293. Indikator penilaian yang digunakan adalah
pemilihan prodak, pemilihan merk, pilihan penyalur, waku kunjungan, jumlah
kunjungan dan metode pembayaran (Kotler, 2016). Indikator yang mendapatkan
penilaian tinggi adalah jumlah kunjungan yaitu 18,76%. Wisatawan yang datang
pada saat akhir pekan lebih banyak dibandingkan saat hari biasa. Wisatawan yang
mengunjungi Kampung Karuhun ingin menghabiskan waktunya untuk menikmati
pemandangan alam dan berbagai aktivitas wisata mengingat Kampung Karuhun
sebagai eco green park tidak hanya
menawarkan alamnya saja, tersedia makanan khas Sunda seperti bebek cobek, nila
cobek, ayam bakar menggunakan tungku, ayam goreng dan sebagainya dimana daya
tarik tersebut untuk menarik agar wisatawan mengunjungi Kampung Karuhun.
Kesimpulan
Citra destinasi yang
diteliti menggunakan dimensi cognitive image, unique image dan affective image.
Citra destinasi memiliki penilaian yang kuat dan memiliki hubungan yang sangat
positif terhadap keputusan berkujung ke Kampung Karuhun.
Cognitive image
memiliki pengaruh terhadap keputusan berkunjung ke Kampung Karuhun, kebersihan
lingkungan, ketersediaan fasilitas umum, keamanan, aktivitas wisata, dan
kualitas pengalaman menjadi hal penting dalam membangun citra destinasi wisata
yang baik dibenak konsumen. Unique image memiliki pengaruh terhadap keputusan
berkunjung ke Kampung Karuhun, dimana sebagian besar wisatawan menilai Kampung
Karuhun masih sangat alami, selain itu tersedia rumah makan dengan sajian
makanan-makanan khas Sunda dan menggunakan tungku yang menjadi daya tarik
khusus bagi wisatawan dimana belum ada tempat wisata yang menyediakan fasilitas
yang sama. Sehingga wisatawan dapat menikmati daya tarik wisata alam dan
kuliner khas Sunda. Affective image memiliki pengaruh terhadap keputusan
berkunjung ke Kampung Karuhun. Selama berwisata, wisatawan merasakan
kenyamanan, merasa semangat untuk menikmati daya tarik wisata alamnya, dan
merasa senang dengan aktivitas wisata yang ditawarka bahkan ada wisata
edukasinya.
Berdasarkan hasil
penelitian indikator yang paling tinggi ada pada jumlah kunjungan. Hal ini
menandakan bahwa wisatawan yang membeli tiket masuk ke Kampung Karuhun sangat
banyak. Sebagian besar wisatawan pergi berkunjung dengan keluarga, teman-teman,
rekan kerja dan pasangan. Selain itu banyak wisatawan yang sering mengunjungi
Kampung Karuhun wisatawan menikmati secara langsung kesejukan aliran Sungai
Cihonje yang bersumber dari mata air pegunungan, air dari sungai mengalir di
sekitaran lokasinya bahkan kolam renangnya berasal dari Sungai Cihonje.
Berikut saran
berdasarkan penelitian yang dilakukan (1) Kampung Karuhun memiliki citra
destinasi yang baik dimata wisatawan, terbukti memiliki pengaruh signifikan
terhadap keputusan berkunjung. Namun, pihak Kampung Karuhun diupayakan untuk
menambah fasilitas atau wahana agar wisatawan dapat lebih banyak melakukan
aktivitas wisata, (2) Pihak Kampung Karuhun seyogyanya tetap menjaga
eksistensinya yang masih sangat alami dengan memperhatikan kapastitas
pengunjung, (3) Diharapkan penelitian berikutnya dapat memperoleh temuan
mengenai variabel atau faktor lain yang tidak diteliti seperti inovasi produk
dan kualitas atribut produk wisata seperti amenitas dan layanan tambahan
seperti souvenir/kerajinan tangan.
Ariyanto, Z. M.,
& Prihandono, D. (2018). The Influence of Electronic Word-of-Mouth and
Destination Image on Visit Decision Through Visit Intention As Intervening
Variable. Management Analysis Journal, 7(3), 318�327.
Artuğer, S.,
�etins�z, B. C., & Kılı�, İ. (2013). The Effect of
Destination Image on Destination Loyalty: An Application In Alanya. European
Journal of Business and Management, 5(13), 124�136.
Baloglu, S.; McCleary,
K. W. (1999). U.S International pleasure travelers� images of four
Mediterranean destinations: A comparison of visitors and non-visitors. Journal
of Travel Research, 38(2), 144�152.
Baloğlu, Ş.
(1999). A path analytic model of visitation intention involving information
sources, socio-psychological motivations, and destination image. Journal of
Travel and Tourism Marketing, 8(3), 81�91.
Beerli, A. &
Martin, J. . (2004). Factors influencing destination image. Annals of
Tourism Research, 31(3), 657�681.
Buhalis, D. (2000).
Marketing the competitive destination of the future. Tourism Management,
21(1), 97�116.
Chen, C.F., & Tsai,
D. C. (2007). How destination image and evaluative factors affect behavioural
intentions? Tourism Management, 28(4), 1115�1122.
Chen, J. S., &
Uysal, M. (2002). Market positioninganalysis: A hybrid approach. Annals of
Tourism Research, 29(4), 987�1003.
Di Marino, E. (2008). The
strategic dimension of destination image: the French Riviera image from the
italian tourists� perceptions. Universit� degli Studi di Napoli Federico
II.
DISPARBUDPORA. (2021). Laporan
Kunjungan Wisatawan ke Kabupaten Sumedang.
Hanif, A., &
Mawardi, A. K. M. K. (2016). DAMPAKNYA TERHADAP LOYALITAS WISATAWAN ( Studi
pada Wisatawan Nusantara yang Berkunjung ke Kota Batu ). Jurnal Administrasi
Bisnis (JAB), 38(1), 44�52.
Huang, R.-Y., Chang,
W.-J., & Chang, C.-Y. (2021). Destination Image Analysis and Its Strategic
Implications: a Literature Review From 1990 To 2019. International Journal
of Tourism & Hospitality Reviews, 8(1), 30�50.
https://doi.org/10.18510/ijthr.2021.813.
Imanuddin, A. M.
(2016). Profil Destinasi Kampung Karuhun. Sumedang Tandang.
Kim, H., &
Richardson, S. L. (2003). Motion picture impacts on destination images. Annals
of Tourism Research, 30(1), 216�223.
Kim, I. Q. (2011). A
model of destination branding: Integrating the concepts of the branding and
destination image. Tourism Management, 32(3), 465�476.
Kotler, & K.
(2016). Marketing Management, 14th Edition. In Pearson Prentice Hall
(14th ed., Vol. 39, Issue 5). Pearson Prentice Hall.
Mayo, E. (1975).
Tourism and the National Parks: A psychographic and attitudinal study. Journal
of Travel Research, 14(1), 14�21.
Widayati, C. C., Ali,
H., Permana, D., & Nugroho, A. (2020). The role of destination image on
visiting decisions through word of mouth in urban tourism in Yogyakarta. International
Journal of Innovation, Creativity and Change, 12(3), 177�196.
Yang, J., Yuan, B.,
& Hu, P. (2015). Tourism Destination Image and Visit Intention: Examining
the Role of Familiarity. Journal of China Tourism Research, 5(2),
174�187.
Copyright holder: Della Maghfira Napu, Wildan Nurhidayat,
Muhammad Syakib Asqalani Rifai (2023) |
First publication right: Syntax Literate: Jurnal
Ilmiah Indonesia |
This article is licensed under: |