Syntax Literate : Jurnal Ilmiah
Indonesia � ISSN : 2541-0849
e-ISSN : 2548-1398
Vol. 2,
No 5 Mei 2017
PENGARUH PIMPINAN SEBAGAI MANAJER,
JAMINAN KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA TERHADAP MOTIVASI KERJA RSUD
PANTURA� M.A SENTOT PATROL KAB. INDRAMAYU
Mahfud
Sekolah Tinggi Ilmu Bahasa Asing (STIBA) Invada
Cirebon
Abstrak
Penelitian ini
bertujuan untuk memperoleh informasi mengenai pengaruh antara variabel bebas
yaitu; Pimpinan Sebagai Manajer (X1) , Jaminan Kesehatan (X2),
Keselamatan Kerja (X3) atas
variabel terikat yakni Motivasi Kerja
(Y) pada RSUD Pantura M.A.
Sentot Patrol� Kabupaten Indramayu, baik secara sendiri-sendiri maupun
secara bersama-sama. Penelitian
ini menggunakan metode deskriptif dan metode korelasional. Adapun Populasi untuk penelitian ini adalah� pegawai RSUD
Pantura� M.A Sentot Patrol Kab. Indramayu
jumlah seluruhnya 322 orang. Adapun total keseluruhan sampel dalam penelitian ini berjumlah 90 orang. Dalam penelitian ini terdapat empat
kesimpulan pokok, yaitu (1) Terdapat pengaruh Pimpinan sebagai Manajer (X1) terhadap Motivasi Kerja (Y). Besarnya pengaruh Pimpinan sebagai
Manajer atas Motivasi Kerja ialah sebesar 75,8%. (2) Terdapat pengaruh Jaminan
Kesehatan Kerja� (X2) terhadap Motivasi Kerja (Y). Besarnya pengaruh Jaminan Kesehatan
Kerja� terhadap Motivasi Kerja adalah sebesar 74,8%. (3) Terdapat
pengaruh variabel Jaminan
Keselamatan Kerja� (X3) atas variabel Motivasi Kerja (Y). Besarnya
pengaruh Jaminan Keselamatan Kerja�
terhadap Motivasi Kerja adalah
sebesar 75,8%. (4) Terdapat pengaruh Pimpinan sebagai Manajer, Jaminan Kesehatan Kerja,
dan Jaminan Keselamatan Kerja terhadap Motivasi Kerja.
Besarnya pengaruh Pimpinan sebagai Manajer, Jaminan Kesehatan Kerja, dan
Jaminan Keselamatan Kerja� terhadap Motivasi Kerja adalah sebesar 81,7%.
Kata
Kunci: Motivasi
Kerja, Jaminan Keselamatan dan Kesehatan Kerja.
Pendahuluan
����������� Keberadaan
indinivdu dalam suatu organisasi atau lembaga memiliki
peran yang sangat vital, khususnya dalam hal pemenuhan tugas dan target
organisasi. Karena menjadi pihak yang memiliki
peran vital, seorang individu
dituntut untuk bekerja dengan sempurna dan diimbangi kesehatan jasmani juga
rohani yang baik. Kesempurnaan pegawai sendiri ialah aspek penting guna mencapai tujuan organisasi.
Tanpa adanya kesempurnaan pegawai pada
setiap pelaksanaan tugas, tujuan serta target �organisasi akan sulit, bahkan tidak mungkin
untuk dicapai.
����������� Motivasi kerja adalah satu dari
sekian hal yang cukup
mempengaruhi kesempurnaan pegawai. Motivasi adalah akibat dari sebuah hasil
yang ingin dituju seorang
individu serta perkiraan individu
tersebut bahwa apa yang dikerjakan akan mengarah
pada sesuatu yang diinginkannya. Sedangkan Tjutju
Yuniarsih (1998) berpendapat
bahwa motivasi ialah
suatu dorongan psikologi yang ada pada setiap individu,
yang kemudian dorongan tersebut menghantarkan individu tersebut guna melaksanakan suatu kegiatan
dan/atau hal yang diinginkan. Adapun motivasi kerja menurut Ivancevich dan
Donnelly (1996 :185) adalah kekuatan dorongan pada diri pegawai yang
menimbulkan dan/atau mengarahkan perilaku atau tindakan dari karyawan tersebut. Dengan
argumen di atas mengerucutkan pandangan bahwa suatu motivasi kerja merupakan dorongan
psikologi yang terjadi pada diri pegawai untuk melakukan tindakan dan/atau
mengarahkan perilaku guna memaksimalkan kinerjanya.
����������� Pada penerapannya motivasi kerja
tidak hanya muncul dengan sendirinya. Ada kondisi
yang memberi pengaruh lebih pada motivasi kerja. Adapun 3
contoh dari hal-hal yang dimaksud yakni pengaruh pemimpin sebagai manajer,
jaminan kesehatan dan keselamatan
kerja yang terjamin.
Secara sederhana pemimpin diartikan
sebagai seorang individu yang memiliki dominasi lebih serta
tganggung jawab untuk memimpin sebuah organisasi, golongan dan/atau kelompok.
Dalam bukunya yang berjudul Perilaku
Organisasi Miftha Thoha (1983) menerangkan bahwa pemimpin ialah seorang �individu yang memiliki kecakapan untuk
memimpin. Pemimpin adalah individu yang memiliki skill mempengaruhi seseorang atau lebih pada suatu kelompok atau
organisasi dengan tidak mengesampingkan
�bentuk alasannya. Adapun hubungan sebuah motivasi kerja dengan
pemimpin adalah sikap dan efektivitas
pemimpin dalam memimpin karyawan. Pada umumnya karyawan akan memiliki semangat
apabila pemimpin yang memimpinnya mengpresiasi apa yang telah dikerjakan. Di
samping memberikan apresiasi pemimpin yang
dianggap baik menurut pandangan karyawan secara
umum ialah pemimpin yang
senantiasa memberikan semangat, motivasi, dan arahan pada karyawan. Dengan
kondisi demikian, lingkungan kerja akan cenderung nyaman dan lebih
kekeluargaan. Hal demikian akan memberikan
pengaruh �khususnya motivasi kerja karyawan� sehingga arah dan tujuan perusahaan akan sangat mudah
tercapai. Selain karakteristik pemimpin seperti yang disebutkan, untuk
meningkatkan motivasi serta semangat
kerja karyawan, seorang pemimpin juga harus bersikap dan bertindak sebagai
manajer yang baik.
Dalam hubungannya dengan manajerial seorang pemimpin
atau manajer harus mempunyai keterampilan
mencipta,
perencanaan, komunikasi, organisasi, memberi motivasi, serta melakukan evaluasi
secara baik lagi tepat. Apabila
semua� hal di atas dipunyai oleh manajer, akan
sangat mungkin lingkungan kerja yang dipimpinnya akan lebih kondusif, baik,
serta nyaman bagi dirinya sendiri ataupun karyawan yang ada di bawahnya.
Selain
dipengaruhi oleh kepemimpinan manajer yang baik, motivasi kerja juga
dipengaruhi oleh kondisi jaminan kesehatan yang diberikan pada karyawan.
Kamus besar bahasa Indonesia (1997) menerangkan bahwa jaminan ialah sesuatu yang
dijadikan pegangan yang dijadikan biaya hidup pada masa tua (setelah tidak
bekerja). Dalam bukunya yang diterjemahkan oleh Diana Angelica Mathis dan
Jackson (2006) menerangkan bahwa sehat atau kesehatan adalah kondisi umum dari
sejahteranya fisik, mental, dan emosional seseorang. Adapun pengertian kerja menurut apa yang terkandung di dalam KBBI
(2007) adalah kegiatan yang dilaksanakan
guna mencari nafkah. Dari ketiga pandangan di atas
jaminan kesehatan kerja dapat
didefinisikan sebagai kondisi dimana kesejahteraan
fisik dan psikologi sosial karyawan dilindungi pada saat dan/atau setelah
melakukan pekerjaan sebagai bentuk penghargaan atau apresiasi dari perusahaan pada
pekerja.
Seperti yang
telah diketahui, proses kerja memiliki resiko yang tidak sedikit. Karyawan yang
tidak mendapat jaminan kesehatan kerja cenderung segan-segan dalam melakukan
pekerjaan meningat resiko yang mungkin didapat pada pelaksanaan pekerjaan
tersebut. Di sisi lain, karyawan juga cenderung enggan apabila melakukan
pekerjaan beresiko tanpa mendapat jaminan yang pasti. Pada dasarnya keselamatan
dan kesehatan kerja (K3) ialah bagian
penting dari sebuah perlindungan pekerja dan
perlindungan perusahaan. Pekerja adalah bagian integral dari perusahaan.
Jaminan K3 �akan memberi
peningkatan atas produktivitas pekerja dan perusahaan.
Jadi, jelas
dengan adanya pelaksanaan K3 pegawai dalam perusahaan maka pegawai akan merasa terjamin keamanan kerjanya karena merasa
dilindungi baik keselamatan maupun kesehatannya.
Adapun
hubungan dengan motivasi kerja, jaminan K3 ialah suatu hal yang cukup
penting. Jaminan K3 yang didapat karyawan akan mendorong
performa dan kinerjanya menjadi lebih baik. Hal tersebut tergambar dari
penurunan sikap enggan dan tidak mau karyawan terhadap pelaksanaan pekerjaan
yang beresiko. Jadi, dengan adanya jaminan K3,
motivasi dan semangat karyawan akan cenderung lebih tinggi dibandingkan dengan karyawan
yang tidak mendapat jaminan serupa.
RSUD Pantura M. A Sentot Patrol
Indramayu adalah instansi kesehatan yang memiliki kasus yang serupa dengan
uraian di atas. Menurut observasi peneliti yang dilakukan pra penelitian
didapati data yang menujukkan lemahnya motivasi kerja pada karyawan medis dan/atau non medis. Hal
tersebut tergambar dari banyaknya karyawan yang absen tanpa keterangan, terlambat, tidak
mematuhi aturan jam kerja, tidak cepat tanggap dalam melayani pasien serta
hal-hal serupa yang memiliki kaitan
dengan motivasi kerja yang kurang.
Kurangnya motivasi kerja pada RSUD
Pantura� diakibatkan oleh berbagai macam
faktor. Diantara beberapa faktor
muncul, peneliti menemui
beberapa fakta menyangkut kepemimpinan, jaminan kesehatan serta K3 yang tidak sebagaimana
mestinya. Sehingga, dengan adanya temuan tersebut, peneliti kemudian memiliki keinginan untuk mengadakan penelitian perihal
pengaruh kepemimpinan, jaminan kesehatan serta K3 terhadap motivasi kerja RSUD Pantura M.
A. Sentot Patrol Indramayu.
Metodologi Penelitian
Penelitian ini mengdepankan metode
deskriptif dan korelasional sebagai metode penelitian lebih ditonjolkan. Secara
umum metode deskriptif korelasional adalah metode yang dirancang guna
mengetahui hubungan antarvariabel berbeda dalam suatu populasi Fox dan Husein
Umar (2005:84). Adapun
hubungannya dengan peneliti, penelitian ini memudahkan peneliti untuk
mengetahui kontribusi variabel bebas atas variabel terkait, serta besarnya
hubungan arah yang terjadi. Variabel bebas yang
digunakan pada panelitian ini adalah pemimpin sebagai manajer (X1), jaminan
kesehatan (X2), dan kesehatan kerja (X3). Adapun variabel terikat dalam
penelitian ini diduduki oleh motivasi kerja (Y).
Skala Likert merupakan skala
yang bertindak sebagai metode untuk mengukur pandangan responden terhadap
objek, subjek atau kejadian tertentu melalui pilihan Setuju atau Tidak Sejutu
responden atas ketiganya (Bambang Supomo: 1999). Dalam pola pengukuran terdapat
penilaian dengan skor 4 sebagai skor teringgi dan 1 sebagai skor terendah
dengan pilihan alternatif jawaban adalah Selalu (SL)/Sangat Setuju (SS), Sering (SR)/Setuju
(S), Kadang-kadang (KD)/Tidak Setuju (TS), Tidak pernah (TP)/ Sangat Tidak
Setuju (STS).
Guna memahami
Skala Likert secara lebih jelas,
berikut peneliti paparkan tabel penilaian pada pengukuran tersebut:
Tabel 1
Skala Likert
Alternatif
jawaban |
Skor untuk tiap item
|
|
Positif |
Negatif |
|
Selalu (SL) /Sangat Setuju (SS) |
4 |
1 |
Sering (SR)/ Setuju (S) |
3 |
2 |
Kadang-kadang (KD)/ Tidak Setuju (TS |
2 |
3 |
Tidak Pernah (TP)/ Sangat Tidak Setuju (STS) |
1 |
4 |
Agar memiliki
pedoman yang lebih pasti, peneliti kemudian menyusun pedomen penilaian melalui
indikator pedoman sebagai berikut:
Tabel 2
Indikator Variabel dan Pengukuran
Variabel |
Indikator |
|
Variabel X1 (Pimpinan sebagai Manajer) |
1) Kemampuan
mencipta 2) Kemampuan
membuat perencanaan 3) Kemampuan
mengorganisasi 4) Kemampuan
berkomunikasi 5) Mampu
memberi motivasi 6) Mampu
melakukan evaluasi Sumber
: Dede
Rosyada (2007:226-227) |
|
Jaminan Kesehatan Kerja (X2) |
Indikator |
|
1. Pelayanan
Kuratif (Pengobatan) 2. Pelayanan
Preventif (Pencegahan) 3. Pelayanan
Promotif (Peningkatan Kesehatan) 4. Pelayanan
Rehabilitatif (Pemulihan) Sumber
: Komarudin
(2002:106) |
||
Jaminan Keselamatan Kerja (X3) |
Indikator |
Sub Indikator |
Pendekatan organisasional |
a. Rancangan
pekerjaan b. Pengembangan
kebijakan keselamatan c. Menggunakan
komite keselamatan d. Koordinasi
investigasi kecelakaan |
|
Pendekatan Teknik Mesin |
a. Meninjau
peralatan b. Rancangan
lokasi dan peralatan kerja c. Penerapan
prinsip ergonomi |
|
Pendekatan Individual Sumber: Sedarmayanti (2007:226) |
a. Motivasi
dan sikap keselamatan b. Pelatihan
keselamatan pegawai c. Penghargaan
keselamatan melalui program insentif |
|
Motivasi Kerja (Y) |
Indikator |
|
1)
Prestasi 2)
Pengakuan 3)
Pekerjaan
tersebut 4)
Tanggung jawab 5)
Kemajuan Sumber : Herzberg dalam Maman Ukas, (1999:307) |
Populasi yang dipergunakan disini
adalah seluruh karyawan dan/atau pegawai yang ada di RSUD Pantura M. A. Sentot
Patrol Indramayu dengan total populasi sebanyak 322 pegawai. Untuk lebih
jelasnya berikut penulis uraikan rincian jumlah populasi pada bagian-bagiannya:
Tabel 3
Jumlah Karyawan
RSUD Pantura M. A. Sentot Patrol Indramayu
No. |
Bagian |
Jumlah
|
1. |
Pegawai Sipil |
75 |
2. |
Pegawai Kontrak |
187 |
3. |
Sukwan |
57 |
|
JUMLAH |
322 |
Penelitian
ini menerapkan purposive sampling sebagai teknik sampling yang digunakan.
Melalui teknik sampling tersebut
peneliti berhasil mendapat 90 karyawan terpilih dengan berbagai pertimbangan
seperti; (1) bertindak sebagai pegawai RSUD Panturan M. A. Sentot Patrol
Indramayu, (2) karyawan yang telah bersedia dijadikan sebagai sampel
penelitian, (3) memiliki informasi yang lebih lengkap mengenai RSUD Pantura
secara keseluruhan. Adapun teknik pengambilan data disini ialah studi
dokumentasi serta kuesioner. Dalam koesioner tersebut peneliti menitik beratkan
penilaian terhadap pimimpin, keselamatan kerja, jaminan kesehatan serta
motivasi kerja.
Guna memaksimalkan penelitian peneliti
menggunakan beberapa tahapan analisis data yang dimulai dengan konversi data
ordinal ke interval. Dalam mengkonversi data ordinal ke interval, penulis
menggunakan Method
of Successive Interval (MSI) dengan bantuan aplikasi MS.Excel.2007. Pasca
penerapan tahap awal, peneliti kemudian melanjutkan tahan ke dua dengan
melakukan uji validasi. Uji validasi yang dilakukan peneliti merujuk pada rumus
seperti berikut:
(Suharsimi Arikunto, 1997 : 69)
Keterangan :
rxy� ����� =
Koefisien korelasi antara variabel X dan variabel Y.
Pengujian
validitas menggunakan program SPSS For
Windows.
Setelah
diperoleh hasil uji validitas, kemudian dikonsultasikan ke tabel r Product
Moment, dengan keputusan pengujian
validitas item instrumen, sebagai berikut :
1)
Item
pertanyaan yang diteliti dikatakan valid jika r hitung > r tabel.
2)
Item
pertanyaan yang diteliti dikatakan tidak valid jika rhitung < rtabel
Pasca uji validasi peneliti kemudian melanjutkan peneliti dengan
memberlakukan uji reabilitas. Adapun uji reabilitas yang dilakukan peneliti
disini adalah dengan mengkorelasikan skor belahan awal
(X) dan skor belahan akhir (Y) dengan memanfaatkan
rumus
Korelasi Product Moment angka kasar, untuk mencari nilai koefisien korelasi
separoh tes.
�
(Suharsimi Arikunto, 1997:171)
Keterangan:
Semakin tinggi koefisien reliabilitas semakin baik pula tingkat stabilitas data yang telah didapat melalui instrumen tersebut.� Proses ini dilakukan terhadap setiap
variabel.�� Pengujian
reliabilitas manfaatkan
SPSS For Windows.
Pasca
tahapan pengujian di atas peneliti melanjutkan peneliti dengan melakukan tahap
pengujian pada normalitas. Dengan uji normalitas peneliti akan mengetahui
kenormalam populasi yang digunakan dalam penelitian. Setelah pengujian
normalitas selesai dilakukan peneliti meneruskan peneliti dengan melakukan uji
t dan uji F. Dalam pengujian ini peneliti
memanfaatkan rumus sebagai berikut:
Keterangan:
r = koefisien korelasi parsial
k = jumlah variabel independen
n = jumlah data atau kasus� (Dwi Prayitno, 2009:84)
dengan ketentuan: jika t hitung > t tabel, maka Ho
diterima.
Keterangan :
R2 ���� = koefesien determinasi
n������� =
jumlah data atau kasus
k������� =
total variabel independen� (Dwi Prayitno,
2009:81)
Dengan ketentuan: jika F hitung > F tabel, maka Ho
ditolak.
Untuk memudahkan perhitungan , uji t dan uji
F dihitung menggunakan bantuan program SPSS.
Untuk memperoleh taksiran
nilai-nilai variabel Y dan nilai-nilai variabel X1 dan X2 serta arah pengaruh
yang ditimbulkan oleh nilai-nilai tersebut maka digunakan analisis regresi
ganda melalui rumus sebagai berikut:
Sugiyono (2004:211)
Hasil dan Pembahasan
A. Hasil Penelitian
Sebelum melakukan penelitian dan analisa peneliti
terlebih dahulu mengonversi data ordinal ke interval memanfaatkan
1.
Uji validitas
a.
Uji Validitas Variabel Y
Dari hasil pengujian
di dapat data sebagaimana berikut:
Tabel 4
Hasil Perhitungan Uji validitas Seluruh
Variabel Y (Motivasi Kerja)
|
TOTAL |
||
|
Pearson Correlation |
Sig. (2-tailed) |
N |
TOTAL |
1 |
|
90 |
VAR00001 |
.529** |
.000 |
90 |
VAR00002 |
.480** |
.000 |
90 |
VAR00003 |
.679** |
.000 |
90 |
VAR00004 |
.585** |
.000 |
90 |
VAR00005 |
.356** |
.001 |
90 |
VAR00006 |
.535** |
.000 |
90 |
VAR00007 |
.539** |
.000 |
90 |
VAR00008 |
.553** |
.000 |
90 |
VAR00009 |
.564** |
.000 |
90 |
VAR00010 |
.583** |
.000 |
90 |
VAR00011 |
.406** |
.000 |
90 |
VAR00012 |
.442** |
.000 |
90 |
VAR00013 |
.458** |
.000 |
90 |
VAR00014 |
.577** |
.000 |
90 |
VAR00015 |
.546** |
.000 |
90 |
|
TOTAL |
||
|
Pearson Correlation |
Sig. (2-tailed) |
N |
VAR00016 |
.544** |
.000 |
90 |
VAR00017 |
.408** |
.000 |
90 |
VAR00018 |
.575** |
.000 |
90 |
VAR00019 |
.489** |
.000 |
90 |
VAR00020 |
.675** |
.000 |
90 |
20 item memperlihatkan bahwa sebagian besar item instrumen memiliki
taraf signifikansi yang lebih kecil dari 0,05. Dengan seluruh item instrumen variabel Y
(Motivasi Kerja)
dinyatakan valid serta dapat diperunakan untuk keperluan penelitian.
b.
Uji Validitas Variabel X1
Berikut
hasil uji validitas variabel X1 yang telah:
Tabel 5
Hasil Perhitungan Uji
Validitas Pada Seluruh Variabel X1 (Pimpinan Sebagai Manajer)
|
TOTAL |
||
|
Pearson Correlation |
Sig. (2-tailed) |
N |
TOTAL |
1 |
|
90 |
VAR00001 |
.616** |
.000 |
90 |
VAR00002 |
.617** |
.000 |
90 |
VAR00003 |
.620** |
.000 |
90 |
VAR00004 |
.630** |
.000 |
90 |
VAR00005 |
.575** |
.000 |
90 |
VAR00006 |
.539** |
.000 |
90 |
VAR00007 |
.686** |
.000 |
90 |
VAR00008 |
.407** |
.000 |
90 |
VAR00009 |
.574** |
.000 |
90 |
VAR00010 |
.618** |
.000 |
90 |
VAR00011 |
.483** |
.000 |
90 |
VAR00012 |
.656** |
.000 |
90 |
VAR00013 |
.565** |
.000 |
90 |
VAR00014 |
.575** |
.000 |
90 |
|
TOTAL |
||
|
Pearson Correlation |
Sig. (2-tailed) |
N |
VAR00015 |
.506** |
.000 |
90 |
VAR00016 |
.372** |
.000 |
90 |
VAR00017 |
.602** |
.000 |
90 |
VAR00018 |
.658** |
.000 |
90 |
VAR00019 |
.464** |
.000 |
90 |
VAR00020 |
.496** |
.000 |
90 |
VAR00021 |
.360** |
.000 |
90 |
VAR00022 |
.556** |
.000 |
90 |
VAR00023 |
.534** |
.000 |
90 |
Berdasarkan data tabel diatas dapat
dilihat bahwa dari 23 item di atas memperlihatkan bahwa sepenuhnya item instrumen mempunyai taraf signifikansi yang lebih kecil dari 0,05. Dengan seluruh item instrumen variabel X1
(Pimpinan sebagai Manajer)
dinyatakan valid serta dapat dimanfaatkan guna keperluan penelitian.
c.
Uji Validitas Variabel X2
Berikut
hasil uji variabel pada variabel X2 (jaminan kesehatan kerja):
Tabel 6
Hasil Pengujian Validitas
Variabel X2 (Jaminan Kesehatan Kerja)
|
TOTAL |
||
|
Pearson Correlation |
Sig. (2-tailed) |
������
N |
TOTAL |
1 |
|
90 |
VAR00001 |
.709** |
.000 |
90 |
VAR00002 |
.754** |
.000 |
90 |
VAR00003 |
.693** |
.000 |
90 |
VAR00004 |
.663** |
.000 |
90 |
VAR00005 |
.475** |
.000 |
90 |
VAR00006 |
.421** |
.000 |
90 |
VAR00007 |
.643** |
.000 |
90 |
VAR00008 |
.603** |
.000 |
90 |
VAR00009 |
.727** |
.000 |
90 |
VAR00010 |
.446** |
.000 |
90 |
Berdasarkan data tabel diatas dapat
dilihat bahwa dari 10 item memperlihat bahwa sepenuhnya item instrumen mempunyai taraf signifikansi yang lebih kecil dari
0,05. Dengan seluruh item instrumen variabel X2
(Jaminan Kesehatan Kerja)
dinyatakan valid dan dapat dimanfaatkan dalam penelitian.
d.
Uji Validitas X3
Berikut
hasil uji validitas pada variabel X3 (jaminan keselamatan kerja):
Tabel 7
Hasil Pengujian Validitas
Variabel X3 (Jaminan Keselamatan Kerja)
|
TOTAL |
||
|
Pearson Correlation |
Sig. (2-tailed) |
N |
TOTAL |
1 |
|
90 |
VAR00001 |
.529** |
.000 |
90 |
VAR00002 |
.515** |
.000 |
90 |
VAR00003 |
.515** |
.000 |
90 |
VAR00004 |
.520** |
.000 |
90 |
VAR00005 |
.632** |
.000 |
90 |
VAR00006 |
.546** |
.000 |
90 |
VAR00007 |
.451** |
.000 |
90 |
VAR00008 |
.612** |
.000 |
90 |
VAR00009 |
.671** |
.000 |
90 |
VAR00010 |
.546** |
.000 |
90 |
Berdasarkan data tabel diatas dapat
dilihat bahwa dari 10 item memperlihatkan bahwa
sepenuhnya item
instrumen mempunyai
taraf signifikansi yang lebih kecil dari 0,05. Dengan seluruh item instrumen variabel X3
(Jaminan Keselamatan Kerja)
dinyatakan valid serta dapat dimanfaatkan untuk keperluan penelitian.
2.
Uji Reliabilitas
a.
Uji Reliabilitas Variabel Y
Berikut
hasil uji dari uji reabilitas yang didapat atas variabel V:
Tabel 5
Hasil Perhitungan Uji
Reabilitas
Variabel Y (Motivasi Kerja)
Reliability Statistics |
|||
Cronbach's Alpha |
Part 1 |
Value |
.766 |
N of Items |
10a |
||
Part 2 |
Value |
.733 |
|
N of Items |
10b |
||
|
Total N of Items |
20 |
|
|
Correlation Between Forms |
.756 |
|
Spearman-Brown Coefficient |
|
Equal Length |
.861 |
Unequal Length |
.861 |
||
|
Guttman Split-Half Coefficient |
.861 |
a.
The items are: VAR00001, VAR00002, VAR00003, VAR00004, VAR00005,
VAR00006, VAR00007, VAR00008, VAR00009, VAR00010.
b.
The items are: VAR00011, VAR00012, VAR00013, VAR00014, VAR00015,
VAR00016, VAR00017, VAR00018, VAR00019, VAR00020.
b.
Uji Reliabilitas Variabel X1
Dari
hasil pengujian berikut hasil yang peneliti dapat:
Tabel 5
Perhitungan Uji Reabilitas
Variabel X1
Reliability Statistics |
|||
Cronbach's Alpha |
Part 1 |
Value |
.848 |
N of Items |
12a |
||
Part 2 |
Value |
.775 |
|
N of Items |
11b |
||
|
Total N of Items |
23 |
|
|
Correlation Between Forms |
.779 |
|
Spearman-Brown Coefficient |
|
Equal Length |
.876 |
Unequal Length |
.876 |
||
|
Guttman Split-Half Coefficient |
.863 |
|
a. The items are: VAR00001,
VAR00002, VAR00003, VAR00004, VAR00005, VAR00006, VAR00007, VAR00008,
VAR00009, VAR00010, VAR00011, VAR00012. |
|||
b. The items are: VAR00012,
VAR00013, VAR00014, VAR00015, VAR00016, VAR00017, VAR00018, VAR00019,
VAR00020, VAR00021, VAR00022, VAR00023. |
c.
Uji Reliabilitas X2
Berikut hasil uji reliabilitas
untuk variabel X2:
Tabel 6
Perhitungan Uji Reabilitas Variabel X2
Reliability Statistics |
|||
Cronbach's Alpha |
Part 1 |
Value |
.729 |
N of Items |
5a |
||
Part 2 |
Value |
.582 |
|
N of Items |
5b |
||
|
Total N of Items |
10 |
|
|
Correlation Between Forms |
.811 |
|
Spearman-Brown Coefficient |
|
Equal Length |
.896 |
Unequal Length |
.896 |
||
|
Guttman Split-Half Coefficient |
.890 |
a.
The items are: VAR00001, VAR00002, VAR00003, VAR00004,
VAR00005.
b. The items are: VAR00006,
VAR00007, VAR00008, VAR00009, VAR00010.
d. Uji Reliabilitas X3
Berikut hasil uji reliabilitas untuk X3:
Tabel 7
Perhitungan Reliabilitas X3
Reliability Statistics |
|||
Cronbach's Alpha |
Part 1 |
Value |
.555 |
N of Items |
5a |
||
Part 2 |
Value |
.577 |
|
N of Items |
5b |
||
|
Total N of Items |
10 |
|
|
Correlation Between Forms |
.682 |
|
Spearman-Brown Coefficient |
|
Equal Length |
.811 |
Unequal Length |
.811 |
||
|
Guttman Split-Half Coefficient |
.801 |
|
a. The items are: VAR00001,
VAR00002, VAR00003, VAR00004, VAR00005. |
|||
b. The items are: VAR00006,
VAR00007, VAR00008, VAR00009, VAR00010. |
Hasil
perhitungan uji reliabilitas tentang
instrumen untuk masing-masing variabel diatas, didapat nilai koefisien reliabilitas lebih
besar dari 0,05. Dengan berpedoman pada r11
3.
Pengujian
Persyaratan Analisis
Hasil perhitungan uji reliabilitas
instrumen untuk masing-masing variabel diatas, didapat nilai koefisien reliabilitas lebih
besar dari 0,05. Dengan berpedoman pada��
r11
a.
Uji Normalisasi Data
Berikut hasil uji normalisasi yang
berhasil peneliti peroleh:
Tabel 8
Hasil Pengujian Normalisasi Data
Test Statistics |
||||
|
Pimpinan�� sebagai Manajer |
Jaminan Kesehatan Kerja |
Jaminan Keselamatan �Kerja |
Motivasi Kerja |
Chi-Square |
33.333a |
27.222b |
15.556c |
27.600d |
Df |
36 |
24 |
18 |
35 |
Asymp. Sig. |
.596 |
.294 |
.624 |
.809 |
i.
37 cells (100,0%) have expected frequencies less than 5. The
minimum expected cell frequency is 2,4. |
||||
ii.
25 cells (100,0%) have expected frequencies less than 5. The
minimum expected cell frequency is 3,6. |
||||
iii.
19 cells (100,0%) have expected frequencies less than 5. The
minimum expected cell frequency is 4,7. |
||||
iv.
36 cells (100,0%) have expected frequencies less than 5. The
minimum expected cell frequency is 2,5. |
Berdasarkan hasil perhitungan uji
normalitas data untuk variabel Motivasi Kerja (Y) didapat tingkat signifikansi sejumlah 0,809, variabel
Pimpinan sebagai Manajer (X1) diperoleh tingkat signifikansi sejumlah �0,596,�
variabel jaminan K3
(X2) diperoleh tingkat signifikansi sejumlah 0,294,�
sedangkan untuk variabel Jaminan K3
diperoleh tingkat signifikansi sejumlah
0,624. Dengan demikian tingkat signifikansi untuk keempat variabel penelitian
lebih tinggi dari 0,05, hal tersebut memperlihatkan
bahwa data keempat variabel tersebut berdistribusi normal.
b.
Pengujian
Hipotesis
Pengaruh
variabel Y, X1, X2, serta X3 telah dilakukan pengujian t dan menghasilkan nilai
sebagai berikut:
Tabel 9
Hasil Pengujian t Terhadap Variabel
Coefficientsa |
||||||
Model |
Unstandardized Coefficients |
Standardized Coefficients |
t |
Sig. |
||
B |
Std. Error |
Beta |
||||
1 |
(Constant) |
10.974 |
3.109 |
|
3.530 |
.001 |
Pimpinan sebagai Manajer |
.257 |
.085 |
.323 |
3.002 |
.004 |
|
Jaminan Kesehatan Kerja |
.407 |
.156 |
.279 |
2.613 |
.011 |
|
Jaminan Keselamatan Kerja |
.673 |
.202 |
.345 |
3.338 |
.001 |
|
a. Dependent Variable: Motivasi Kerja |
Berdasarakan tabel di atas didapat persamaan regresi
Persamaan tersebut menyatakan bahwa
setiap penambahan X1, X2 dan X3 sebesar 1 maka
akan meningkatkan Y sebesar 0,257, 0,407 dan 0,673, artinya setiap peningkatan Pimpinan sebagai Manajer, Jaminan K3 sebesar 1, akan memberi peningkatan Motivasi Kerja sebesar 0,257,
0,407 dan 0,673.
1)
Pengaruh
Pimpinan Sebagai Manajer (X1) atas Motivasi kerja (Y)
Untuk mengetahui
besarnya pengaruh
Pimpinan sebagai Manajer (X1) secara individual
(parsial) atas Motivasi Kerja� (Y) dapat disimak melalui nilai t pada
tabel Coefficients, dibawah ini
dengan kriteria pengujian jika tingkat signifikansi lebih kecil dari 0,05, maka
hipotesis diterima.� Adapun hasil uji hipotesis tersebut
adalah sebagai berikut:
Tabel 10
Pengaruh Variabel X1 Terhadap Y
Coefficientsa |
||||||
Model |
Unstandardized Coefficients |
Standardized Coefficients |
T |
Sig. |
||
B |
Std. Error |
Beta |
||||
1 |
(Constant) |
13.868 |
3.172 |
|
4.373 |
.000 |
Pimpinan sebagai Manajer |
.691 |
.042 |
.871 |
16.610 |
.000 |
|
a. Dependent Variable: Motivasi Kerja |
Berdasarkan tabel di atas, hasil uji t
diperoleh bahwa nilai thitung variabel Pimpinan sebagai Manajer (X1)
memiliki nilai sebesar p-value 0,000
<0,05 artinya signifikan, sedangkan thitung 16,610 > ttabel
1,988 artinya signifikan. (ttabel 1,988 diperoleh dari derajat
kebebasan (df) n-3 atau 90-3=87, dengan rumus pada microsoft excel menggunakan
=tinv(0,05,87). Hal tersebut berarti Pimpinan sebagai Manajer (X1)
secara parsial memiliki
pengaruh atas Motivasi Kerja (Y). Hal tersebut
berarti menerima hipotesis (Hi) yang menyatakan : �Terdapat pengaruh Pimpinan sebagai Manajer terhadap
Motivasi Kerja�. ����
Selanjutnya guna mengetahui
seberapa tinggi pengaruh Pimpinan sebagai Manajer atas Motivasi Kerja dapat disimak melalui hasil perhitungan koefesien determinasi pada� tabel dibawah ini :
Tabel
11
Model
Summary
Model |
R |
R Square |
Adjusted R Square |
Std. Error of �the Estimate |
1 |
.871a |
.758 |
.755 |
4.739 |
a. Predictors: (Constant),
Pimpinan sebagai Manajer |
Dari tabel di atas terlihat bahwa R Square �sebesar 0,758, hal ini berarti bahwa 75,8%
Motivasi Kerja dipengaruhi oleh variabel Pimpinan sebagai Manajer, sedangkan
sisanya 24,2% dipengaruhi oleh faktor lain.
2)
Pengaruh
Jaminan Kesehatan (X2) Terhadap Motivasi Kerja (Y)
Untuk mengetahui besarnya pengaruh Jaminan Kesehatan Kerja (X2) secara individual
(parsial) terhadap Motivasi
Kerja�
(Y) dapat dilihat dari nilai t pada tabel Coefficients, dibawah ini dengan kriteria pengujian jika tingkat
signifikansi lebih kecil dari 0,05, maka hipotesis diterima.� Adapun hasil pengujian hipotesis tersebut
adalah sebagai berikut:
Tabel 12
Pengaruh Variabel X2 Terhadap Y
Coefficientsa |
|
||||||
Model |
Unstandardized Coefficients |
Standardized Coefficients |
t |
Sig. |
|
||
B |
Std. Error |
Beta |
|
||||
1 |
(Constant) |
23.951 |
2.645 |
|
9.055 |
.000 |
|
Jaminan Kesehatan Kerja |
1.260 |
.078 |
.865 |
16.159 |
.000 |
||
a. Dependent Variable:
Motivasi Kerja |
|
Berdasarkan tabel 4.21 hasil uji t
diperoleh bahwa nilai thitung variabel Jaminan Kesehatan Kerja (X2)
memiliki nilai sebesar p-value 0,000
<0,05 artinya signifikan, sedangkan thitung 16,159 > dari ttabel
1,988 artinya signifikan. (ttabel 1,988 diperoleh dari derajat
kebebasan (df) n-3 atau 90-3=87, dengan rumus pada microsoft excel menggunakan
=tinv(0,05,87). Artinya Jaminan Kesehatan Kerja (X2) secara parsial
berpengaruh terhadap Motivasi Kerja (Y). Hal tersebut berarti menerima
hipotesis Hi yang menyatakan : �Terdapat
pengaruh Jaminan Kesehatan Kerja terhadap Motivasi Kerja�.
Selanjutnya untuk mengetahui seberapa besar pengaruh
Jaminan
Kesehatan Kerja terhadap Motivasi Kerja dapat dilihat dari hasil perhitungan koefesien determinasi pada� tabel berikut:
Tabel 13
Model Summary
Model |
R |
R Square |
Adjusted R Square |
Std. Error of the Estimate |
1 |
.865a |
.748 |
.745 |
4.838 |
Dari tabel di atas terlihat bahwa R Square �sebesar 0,748, hal ini berarti bahwa 74,8%
Motivasi Kerja dipengaruhi oleh variabel Jaminan Kesehatan Kerja, sedangkan
sisanya 25,2% dipengaruhi oleh faktor lain.
3)
Pengaruh Jaminan Keselamatan Kerja�
(X3) terhadap Motivasi Kerja (Y)
Untuk mengetahui
besarnya pengaruh
Jaminan Keselamatan Kerja (X3) secara individual
(parsial) terhadap Motivasi
Kerja�
(Y) dapat dilihat dari nilai t pada tabel Coefficients, dibawah ini dengan kriteria pengujian jika tingkat
signifikansi lebih kecil dari 0,05, maka hipotesis diterima.� Adapun hasil pengujian hipotesis tersebut
adalah sebagai berikut:
Tabel 14
Pengaruh Variabel X3 Terhadap Y
Coefficientsa |
||||||
Model |
Unstandardized Coefficients |
Standardized Coefficients |
t |
Sig. |
||
B |
Std. Error |
Beta |
||||
1 |
(Constant) |
10.250 |
3.388 |
|
3.025 |
.003 |
Jaminan Keselamatan Kerja |
1.697 |
.102 |
.871 |
16.603 |
.000 |
|
a. Dependent Variable: Motivasi Kerja |
Berdasarakan tabel 4.23 hasil uji t
diperoleh bahwa nilai thitung variabel Jaminan Keselamatan Kerja (X3)
memiliki nilai sebesar p-value 0,000
<0,05 artinya signifikan, sedangkan thitung 16,603 > dari ttabel
1,988 artinya signifikan. (ttabel 1,988 diperoleh dari derajat
kebebasan (df) n-3 atau 90-3=87, dengan rumus pada microsoft excel menggunakan
=tinv(0,05,87). Artinya Jaminan Keselamatan Kerja (X3) secara
parsial berpengaruh terhadap Motivasi Kerja (Y). Hal tersebut berarti menerima
hipotesis Hi yang menyatakan : �Terdapat
pengaruh Jaminan Keselamatan Kerja terhadap Motivasi Kerja�.
Selanjutnya untuk mengetahui seberapa besar pengaruh
Jaminan
Keselamatan Kerja terhadap Motivasi Kerja dapat dilihat dari hasil perhitungan koefesien determinasi pada� tabel dibawah ini:
Tabel
15
Model Summary
Model |
R |
R Square |
Adjusted R Square |
Std. Error of the Estimate |
1 |
.871a |
.758 |
.755 |
4.740 |
a. Predictors: (Constant),
Jaminan Keselamatan Kerja
Dari tabel di atas terlihat bahwa R Square �sebesar 0,758, hal ini berarti bahwa 75,8%
Motivasi Kerja dipengaruhi oleh variabel Jaminan Keselamatan Kerja, sedangkan
sisanya 24,2% dipengaruhi oleh faktor lain.
4)
Pengaruh Pimpinan sebagai Manajer (X1), Jaminan Kesehatan
Kerja (X2), dan Jaminan Keselamatan Kerja (X3)� terhadap Motivasi Kerja (Y)
Selanjutnya
untuk mengetahui pengaruh
secara bersama-sama Pimpinan sebagai Manajer (X1), Jaminan
Kesehatan Kerja (X2) dan Jaminan Keselamatan Kerja (X3)� terhadap Motivasi Kerja (Y), diuji dengan
uji F, hasil pengujian dapat dilihat pada tabel dibawah ini:
Tabel
16
ANOVAb
Model |
Sum of Squares |
df |
Mean Square |
F |
Sig. |
|
1 |
Regression |
6728.796 |
3 |
2242.932 |
133.758 |
.000a |
Residual |
1442.093 |
86 |
��� 16.769 |
|
|
|
Total |
8170.889 |
89 |
|
|
|
|
a. Predictors: (Constant),
Jaminan Keselamatan Kerja, Jaminan Kesehatan Kerja, Pimpinan sebagai Manajer |
||||||
b. Dependent Variable: Motivasi Kerja |
Berdasarkan
tabel hasil� uji anova atau F test
didapat Fhitung sebesar�
133,758 dengan tingkat signifikansi 0,000. Hal itu berarti variabel
Pimpinan sebagai Manajer (X1), Jaminan Kesehatan Kerja (X2),
dan Jaminan Keselamatan Kerja (X3) secara bersama-sama berpengaruh
terhadap variabel Motivasi Kerja (Y). Hasil uji F tersebut memiliki
nilai p-value 0,000 <0,05 artinya
signifikan, sedangkan thitung 133,758 > dari ttabel 2,709
artinya signifikan. (ttabel 2,709 diperoleh dari df1=k-1 dan df2 =
n-k, k adalah jumlah variabel dependen dan independen, maka df1=4-1=3 dan df2=
90-3=87, dengan rumus pada microsoft excel menggunakan =finv(0,05,3,87).
Artinya Pimpinan sebagai Manajer (X1), Jaminan Kesehatan Kerja (X2),
dan Jaminan Keselamatan Kerja (X3) secara bersama-sama berpengaruh
terhadap Motivasi Kerja (Y). Hal tersebut berarti menerima hipotesis Hi yang
menyatakan : �Terdapat pengaruh Pimpinan sebagai Manajer, Jaminan Kesehatan Kerja,
dan Jaminan Keselamatan Kerja
terhadap Motivasi Kerja�.
Selanjutnya
untuk mengetahui seberapa besar pengaruh Pimpinan sebagai Manajer, Jaminan Kesehatan Kerja,
Dan Jaminan Keselamatan Kerja terhadap Motivasi Kerja dapat dilihat dari hasil perhitungan koefesien determinasi pada �tabel dibawah ini:
Tabel
17
Model
Summary
Model |
R |
R Square |
Adjusted R Square |
Std. Error of the Estimate |
1 |
.907a |
.824 |
.817 |
4.095 |
a. Predictors: (Constant), Jaminan Keselamatan Kerja, Jaminan
Kesehatan Kerja, Pimpinan sebagai Manajer |
Dari tabel di atas terlihat bahwa Adjusted R Square �sebesar 0,817, hal ini berarti bahwa 81,7%
Motivasi Kerja dipengaruhi oleh variabel Pimpinan sebagai Manajer, Jaminan
Kesehatan Kerja, dan Jaminan Keselamatan Kerja sedangkan sisanya 18,3%
dipengaruhi oleh faktor lain.
5)
Analisis Korelasi
Analisis korelasi yang digunakan adalah analisis
korelasi ganda. Analisis ini digunakan untuk mengetahui hubungan antara
variabel Pimpinan sebagai Manajer (X1), Jaminan Kesehatan Kerja (X2),
dan Jaminan Keselamatan Kerja (X3) dengan Motivasi Kerja (Y) secara
bersama-sama.
Untuk mengetahui hubungan Pimpinan sebagai Manajer (X1), Jaminan Kesehatan Kerja� (X2), dan Jaminan Keselamatan Kerja (X3) dengan Motivasi Kerja (Y), dilakukan analisis korelasi menggunakan rumus
korelasi product moment dengan bantuan program SPSS 17 for Windows.
Tabel 18
Korelasi
Variabel
|
|
Pimpinan sebagai Manajer |
Jaminan Kesehatan Kerja |
Jaminan Keselamatan Kerja |
Motivasi Kerja |
Pimpinan sebagai Manajer |
Pearson Correlation |
������������ 1 |
.881** |
.873** |
.871** |
Sig. (2-tailed) |
|
.000 |
.000 |
.000 |
|
N |
������� 90 |
90 |
90 |
90 |
|
Jaminan Kesehatan Kerja |
Pearson Correlation |
.881** |
1 |
.871** |
.865** |
Sig. (2-tailed) |
.000 |
|
.000 |
.000 |
|
N |
90 |
90 |
90 |
90 |
|
Jaminan Keselamatan Kerja |
Pearson Correlation |
.873** |
.871** |
����������� 1 |
.871** |
Sig. (2-tailed) |
.000 |
.000 |
|
.000 |
|
N |
90 |
������� 90 |
90 |
�������� 90 |
|
Motivasi Kerja |
Pearson Correlation |
.871** |
.865** |
.871** |
1 |
Sig. (2-tailed) |
.000 |
.000 |
.000 |
|
|
N |
������� 90 |
������� 90 |
���������� 90 |
90 |
|
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). |
Dari tabel di
atas dapat diketahui bahwa nilai koefisien
korelasi antara variabel Pimpinan sebagai Manajer (X1) dengan Motivasi Kerja (Y)
sebesar 0,871, dan p-value 0,000<
0,05 maka signifikan, variabel Jaminan Kesehatan Kerja� (X2)
dengan Motivasi Kerja (Y)
sebesar 0,865 dan p-value 0,000<
0,05 maka signifikan, variabel Jaminan Keselamatan Kerja (X3) dengan
Motivasi Kerja (Y) sebesar 0,871, dan p-value
0,000< 0,05 maka signifikan.
Mengacu pada tabel batasan dan tafsiran nilai
koefisien korelasi menurut Sugiyono (2005:216), maka dapat diinterpretasikan
bahwa antara Pimpinan sebagai Manajer, Jaminan Kesehatan Kerja, dan� Jaminan Keselamatan Kerja mempunyai hubungan
yang sangat kuat dengan Motivasi Kerja, berada pada batasan antara 0,80 �
1,000.
B. Pembahasan
Setelah
melakukan pengolahan dan analisis data yang diperoleh dari jawaban terhadap
angket yang disebar pada responden mengenai Pimpinan sebagai Manajer (X1),
Jaminan Kesehatan Kerja (X2), Jaminan Keselamatan Kerja (X3),� dan Motivasi Kerja (Y) �maka diperoleh gambar
sebagai berikut :
Gambar 1
Diagram Pengaruh
Variabel X1, X2, X3 Terhadap Y
�� X1 X2 Y X1Y=0,758 X2Y=0,748 X1
X2 X3Y=0,817 X3 X3Y=0,758
Keterangan
X1������� = Variabel Pimpinan sebagai Manajer
X2������� = Variabel Jaminan Kesehatan Kerja
X3���������� = Jaminan Keselamatan Kerja
Y��������� = Variabel Motivasi Kerja
1.
Pengaruh Pimpinan sebagai
Manajer dengan Motivasi Kerja
Pengujian
secara parsial pengaruh variabel Pimpinan sebagai Manajer� terhadap Motivasi Kerja� diperoleh
hasil bahwa variabel Pimpinan sebagai Manajer�
dapat memprediksi Motivasi Kerja� secara positif. Nilai signifikansi
sebesar 0,000 mengandung arti bahwa hipotesis diterima. Apabila dilihat dari
uji t diperoleh bahwa nilai thitung sebesar 16,610 sedangkan nilai ttabel
sebesar 1,988. Dengan demikian diketahui bahwa thitung > ttabel
artinya bahwa hipotesis yang telah dirumuskan sebelumnya yang menyatakan bahwa
�Terdapat pengaruh
positif Pimpinan sebagai Manajer terhadap Motivasi Kerja�
diterima atau terbukti. Atau dengan kata lain Pimpinan sebagai Manajer� dapat memprediksi peningkatan Motivasi Kerja. Adapun besarnya
pengaruh positif Pimpinan sebagai Manajer terhadap Motivasi Kerja adalah sebesar 75,8%.
Mengacu
pada hipotesis penelitian yang mengungkapkan bahwa �Terdapat pengaruh Pimpinan sebagai Manajer terhadap Motivasi Kerja�,
yang berarti bahwa untuk meningkatkan Motivasi Kerja dapat dilakukan melalui peranan
Pimpinan sebagai Manajer.
2.
Pengaruh
Jaminan Kesehatan Kerja� terhadap
Motivasi Kerja
Pengujian secara parsial pengaruh
variabel Jaminan Kesehatan Kerja�
terhadap Motivasi Kerja� diperoleh hasil bahwa variabel Jaminan
Kesehatan Kerja� dapat memprediksi
Motivasi Kerja� secara positif. Nilai signifikansi
sebesar 0,000 mengandung arti bahwa hipotesis diterima. Apabila dilihat dari
uji t diperoleh bahwa nilai thitung sebesar 16,159 sedangkan nilai ttabel
sebesar 1,988. Dengan demikian diketahui bahwa thitung > ttabel
artinya bahwa hipotesis yang telah dirumuskan sebelumnya yang menyatakan bahwa
�Terdapat pengaruh Jaminan
Kesehatan Kerja� terhadap Motivasi Kerja�
diterima atau terbukti. Atau dengan kata lain Jaminan Kesehatan Kerja� dapat memprediksi peningkatan Motivasi Kerja. Adapun besarnya
pengaruh Jaminan Kesehatan Kerja�
terhadap Motivasi Kerja
adalah sebesar 74,8%.
Mengacu pada hipotesis penelitian
yang mengungkapkan bahwa �Terdapat
pengaruh
Jaminan Kesehatan Kerja� terhadap Motivasi Kerja�,
yang berarti bahwa untuk meningkatkan Motivasi Kerja dapat ditingkatkan dengan
pemberian Jaminan Kesehatan Kerja.
3.
Pengaruh
Jaminan Keselamatan Kerja� terhadap
Motivasi Kerja
Pengujian secara parsial pengaruh
variabel Jaminan Keselamatan Kerja�
terhadap Motivasi Kerja diperoleh
hasil bahwa variabel Jaminan Keselamatan Kerja�
dapat memprediksi Motivasi Kerja� secara positif. Nilai signifikansi
sebesar 0,000 mengandung arti bahwa hipotesis diterima. Apabila dilihat dari
uji t diperoleh bahwa nilai thitung sebesar 16,603 sedangkan nilai ttabel
sebesar 1,988. Dengan demikian diketahui bahwa thitung > ttabel
artinya bahwa hipotesis yang telah dirumuskan sebelumnya yang menyatakan bahwa
�Terdapat pengaruh
Jaminan Keselamatan Kerja� terhadap Motivasi Kerja�
diterima atau terbukti. Atau dengan kata lain Jaminan Keselamatan Kerja� dapat memprediksi peningkatan Motivasi Kerja. Adapun besarnya
pengaruh Jaminan Keselamatan Kerja�
terhadap Motivasi Kerja
adalah sebesar 75,8%.
Mengacu pada hipotesis penelitian
yang mengungkapkan bahwa �Terdapat
pengaruh
Jaminan Keselamatan Kerja� terhadap Motivasi Kerja�,
yang berarti bahwa untuk meningkatkan Motivasi Kerja dapat ditingkatkan dengan
pemberian Jaminan Keselamatan Kerja.
4.
Pengaruh
Pimpinan sebagai Manajer, Jaminan Kesehatan Kerja, dan Jaminan Keselamatan
Kerja� terhadap Motivasi Kerja
Pengujian secara bersama-sama
pengaruh variabel Pimpinan sebagai Manajer, Jaminan Kesehatan Kerja, dan
Jaminan Keselamatan Kerja� terhadap
Motivasi Kerja� diperoleh hasil bahwa variabel
Pimpinan sebagai Manajer, Jaminan Kesehatan Kerja� dan Jaminan Keselamatan Kerja dapat
memprediksi Motivasi Kerja� secara bersama-sama. Nilai
signifikansi sebesar 0,000 mengandung arti bahwa hipotesis diterima. Apabila
dilihat dari uji F diperoleh bahwa nilai thitung sebesar 133,758
sedangkan nilai ttabel sebesar 2,709. Dengan demikian diketahui
bahwa thitung > ttabel artinya bahwa hipotesis yang
telah dirumuskan sebelumnya yang menyatakan bahwa �Terdapat pengaruh �Pimpinan sebagai
Manajer, Jaminan Kesehatan Kerja, dan Jaminan
Keselamatan Kerja terhadap Motivasi
Kerja� diterima atau terbukti. Atau dengan kata lain
peranan Pimpinan sebagai Manajer, pemberian Jaminan Kesehatan Kerja, dan Jaminan
Keselamatan Kerja dapat memprediksi peningkatan Motivasi Kerja. Adapun besarnya
pengaruh positif Pimpinan sebagai Manajer, Jaminan Kesehatan Kerja, dan Jaminan
Keselamatan Kerja� terhadap Motivasi Kerja adalah sebesar 81,7%.
Mengacu pada hipotesis penelitian
yang mengungkapkan bahwa �Terdapat
pengaruh
Pimpinan sebagai Manajer, Jaminan Kesehatan Kerja, dan Jaminan Keselamatan
Kerja terhadap Motivasi Kerja�,
yang berarti bahwa untuk meningkatkan Motivasi Kerja dapat ditingkatkan melalui peranan
Pimpinan sebagai Manajer, pemberian Jaminan
Kesehatan Kerja, dan Jaminan Keselamatan Kerja.
Kesimpulan
Berdasarkan
hasil analisis dan pembahasan yang telah dikemukakan sebelumnya, maka dapat
ditarik kesimpulan sebagai berikut:
A. Terdapat
pengaruh signifikan Pimpinan
sebagai Manajer (X1) terhadap Motivasi Kerja (Y).
Hasil uji t diperoleh bahwa nilai thitung 16,610 > ttabel 1,988
artinya signifikan. Hal tersebut berarti bahwa Pimpinan sebagai Manajer secara
parsial berpengaruh terhadap Motivasi
Kerja. Jika hasil pimpinan sebagai manajer meningkat 1%
terdapat motivasi kerja sebesar 75,8%.
B. Terdapat
pengaruh Jaminan
Kesehatan Kerja� (X2)
terhadap Motivasi Kerja (Y).
hasil uji t diperoleh bahwa nilai thitung 16,159 > dari ttabel
1,988 artinya signifikan. Hal tersebut berarti bahwa Jaminan Kesehatan
Kerja secara parsial berpengaruh terhadap motivasi kerja. Jika hasil Jaminan
Kesehatan Kerja� meningkat 1% terdapat Motivasi Kerja adalah sebesar 74,8%.
C. Terdapat
pengaruh Jaminan Keselamatan Kerja� (X3)
terhadap Motivasi Kerja (Y). hasil uji t diperoleh
bahwa nilai thitung variabel Jaminan Keselamatan Kerja (X3)
memiliki nilai thitung 16,603 > dari ttabel 1,988
artinya signifikan. Artinya Jaminan Keselamatan Kerja (X3) secara
parsial berpengaruh terhadap Motivasi Kerja (Y).Besarnya pengaruh Jaminan
Keselamatan Kerja� terhadap Motivasi Kerja adalah sebesar 75,8%.
D. Hasil uji F tersebut memiliki
nilai p-value 0,000 <0,05 artinya
signifikan, sedangkan thitung 133,758 > dari ttabel 2,709
artinya signifikan. Artinya Pimpinan sebagai Manajer (X1), Jaminan
Kesehatan Kerja (X2), dan Jaminan Keselamatan Kerja (X3)
secara bersama-sama berpengaruh terhadap Motivasi Kerja (Y).Terdapat pengaruh Pimpinan sebagai Manajer, Jaminan Kesehatan Kerja,
dan Jaminan Keselamatan Kerja
terhadap Motivasi Kerja. Besarnya pengaruh
Pimpinan sebagai Manajer, Jaminan Kesehatan Kerja, dan Jaminan Keselamatan
Kerja� terhadap Motivasi Kerja adalah sebesar 81,7%.
BIBLIOGRAFI
___. 1997. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka
___. 2007. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka
Arikunto, Suharsimi. 1997. Prosedur Penelitian. Suatu Pendekatan Praktek. Edisi Revisi III. Cetakan Kesebelas. Jakarta: Rineka Cipta
Gibson, James L.,John M.
Ivancevich dan James H. Donnelly, Jr.1996. Organizations:
Behavior, Structure, Processes. Homewood III: Richard D.Irwin.
Husein, Umar. 2005. Metode
Penelitian untuk Skripsi dan Tesis Bisnis. Jakarta:
Raja Grafindo Persada.
Indriantoro, Nur dan Supomo, bambang 1999.Metodologi Penelitian Bisnis Untuk
Akuntansi & Manajemen.
Yogyakarta : Penerbit BPFE.
Komaruddin. 2002. Pengantar
Manajemen. Bandung: ABA DEFARI JABAR
Mathis, Robert L. & Jackson, John, H. diterjemahkan
Diana Angelica. 2006. Manajemen Sumber Daya
Manusia. Edisi 10. Jakarta: Salemba Empat.
Prayitno, Dwi. 2009. Mandiri
Belajar SPSS. PT. Buku Kita. Jakarta.
Rosyada, Dede. 2007. Paradigma
Pendidikan Demokratis: Sebuah Model Pelibatan Masyarakat dalam Penyelenggaraan
Pendidikan. Kencana. Jakarta.
Sugiyono. 2004. Metode Penelitian Bisnis. Cetakan
Ketujuh. Bandung: Alfabeta
Sugiyono.
2005.� Metode Penelitian Administrasi. Bandung: alfabeta
Thoha, Miftah.
1998. Perilaku Organisasi, Konsep Dasar
dan Aplikasinya.� Jakarta:
CV Rajawali.
Ukas, Maman.1999. Manajemen
: Konsep, Prinsip dan Aplikasi. Bandung: Ossa Promo.
Yuniarsih, Tjutju, dkk. 1998. Manajemen
Organisasi. Bandung: CV adira