Syntax Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia p�ISSN: 2541-0849 e-ISSN: 2548-1398

Vol. 8, No. 5, Mei 2023

 

IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER MELALUI KOMPETENSI PENGETAHUAN PAI DAN KEGIATAN RELIGIUS DI SMP IT ANDALUSIA BATAM

 

Lina Karnila, Imam Muslimin, Mulyono

Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang, Indonesia

E-mail: [email protected]

 

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan dan menganalisa Implementasi Pendidikan Karakter Melalui Kompetensi Pengetahuan PAI (Pendidikan Agama Islam) dan Kegiatan Religius yang terdapat di SMP IT Andalusia Batam. Metode penelitian ini menggunakan paradigma penelitian kualitatif dengan menggunakan pendekatan deskriptif analitik. Adapun teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah melalui observasi, wawancara dan dokumentasi. Selain itu, data-data yang telah diperoleh kemudian dianalisa melalui analisis data versi Miles dan Huberman yaitu reduksi data, penyajian data, serta penarikan kesimpulan atau verifikasi. Keabsahan data dalam penelitian ini ditentukan dengan menggunakan kriteria kredibilitas. Untuk mendapatkan data yang relevan, maka peneliti melakukan pengecekan keabsahan data hasil penelitian dengan cara perpanjangan pengamatan, ketekunan pengamatan, dan triangulasi data. Hasil penelitian ini adalah a) penerapan pendidikan karakter melalui kompetensi pengetahuan PAI di SMP IT Andalusia Batam dilaksanakan dengan membiasakan peserta didik melakukan kegiatan-kegiatan seperti membiasakan salam, sapa dan saling menghormati, membiasakan peseta didik bangun pagi, membantu sesama (orang tua, kerabat, tetangga, dan lain-lain), sholat dhuha berjama�ah, dzikir pagi (rotibbul haddad) dan dzikir sore (ma�tsurat), kegiatan tahsin dan tahfidz al-Qur�an, keikhwanan dan keakhwatan; b) penerapan kegiatan religius di SMP IT Andalusia Batam terdiri atas kegiatan harian dan kegiatan berkala. Kegiatan harian meliputi, shalat dzuhur dan shalat asar berjama�ah, pemantauan yang dibantu masing-masing orang tua/wali pada kegiatan shalat subuh, magrib dan isya� melalui buku muthaba�ah atau buku karakter Andalusia, qiyamul layl, muroja�ah hafalan qur�an, tilawah. Sedangkan kegiatan berkala meliputi kegiatan puasa sunnah, infaq/sedekah, mabit, PHBI dan istighotsah.

 

Kata Kunci: Pendidikan Karakter, Kompetensi Pengetahuan PAI, Kegiatan Religius.

 
Abstract

This study aims to describe and analyze the Implementation of Character Education Through PAI (Islamic Religious Education) Knowledge Competence and Religious Activities in SMP IT Andalusia Batam. This research method uses a qualitative research paradigm using an analytic descriptive approach. The data collection techniques in this study are through observation, interviews and documentation. In addition, the data that has been obtained is then analyzed through the data analysis version of Miles and Huberman, namely data reduction, data presentation, and drawing conclusions or verification. The validity of the data in this study was determined using credibility criteria. To obtain relevant data, the researcher checked the validity of the research data by extending observations, observer persistence, and data triangulation. The results of this study are a) the application of character education through PAI knowledge competency at SMP IT Andalusia Batam is carried out by accustoming students to activities such as getting used to greetings, greetings and mutual respect, getting students used to getting up early, helping others (parents, relatives, neighbours, etc.), congregational dhuha prayers, morning dhikr (rotibbul haddad) and evening dhikr (ma'tsurat), tahsin and tahfidz al-Qur'an activities, brotherhood and devotion; b) the implementation of religious activities at SMP IT Andalusia Batam consists of daily activities and periodic activities. Daily activities include, midday prayers and Asr prayers in congregation, monitoring assisted by each parent/guardian in the morning, evening and evening prayers' activities through the muthaba'ah book or the Andalusian character book, qiyamul layl, muroja'ah memorizing the Qur'an 'an, recitation. While periodic activities include sunnah fasting, infaq/alms, mabit, PHBI and istighotsah.

 

Keyword: Character Through, PAI Knowledge Competence, Religious Activities.


 

Pendahuluan

Pendidikan mempunyai peranan penting dalam membangun kecerdasan sekaligus kepribadian anak manusia menjadi lebih baik. Oleh karena itu, pendidikan secara terus-menerus dibangun dan dikembangkan agar dari proses pelaksanaannya menghasilkan generasi yang diharapkan. Dalam rangka menghasilkan peserta didik yang unggul dan diharapkan, proses pendidikan juga senantiasa dievaluasi dan diperbaiki. Salah satu upaya perbaikan kualitas pendidikan adalah melalui pendidikan karakter (Azet, 2011). Alasan perlunya membangun karakter bangsa yakni keberadaan karakter dalam bangsa merupakan pondasi utama. Bangsa yang memiliki karakter kuat, mampu menjadikan dirinya sebagai bangsa yang bermartabat dan disegani oleh bangsa-bangsa lain. Oleh karena itu, menjadi bangsa yang berkarakter adalah keinginan kita semua (Nasional & Indonesia, 2010).

Pendidikan karakter (character education) dalam konteks saat ini sangat relevan untuk mengatasi krisis moral yang sedang melanda di Negara kita. Krisis tersebut antara lain berupa meningkatnya pergaulan bebas, maraknya angka kekerasan anak-anak dan remaja, kejahatan terhadap teman, pencurian remaja, kebiasaan menyontek, penyalahgunaan obat-obatan, dan pornografi sudah menjadi masalah sosial hingga saat ini yang belum dapat diatasi secara tuntas (Iriany, 2017).

Sedangkan dalam konteks pendidikan formal di sekolah, krisisnya pendidikan karakter bisa jadi salah satu penyebabnya karena pendidikan di Indonesia lebih menitik beratkan kepada pengembangan intelektual atau kognitif semata, sedangkan aspek soft skill atau non-akademik sebagai unsur utama pendidikan moral belum diperhatikan. Padahal, pencapaian hasil belajar siswa tidak dapat hanya dilihat dari ranah kognitif dan psikomotorik sebagaimana selama ini terjadi dalam praktik pendidikan kita, tetapi harus juga dilihat dari hasil afektif. Hal di atas menjadi penting kaitannya dalam pembentukan karakter anak bangsa sehingga selain mampu bersaing, mereka juga dapat beretika, bermoral, sopan santun dan berinteraksi dengan masyarakat (Wijayanti & Fatimah, 2018).

Dengan demikian salah satu problem pendidikan dewasa ini adalah berkaitan dengan akhlak dan moral peserta didik. Menyikapi hal tersebut, sebagaimana hasil penelitian yang dilakukan oleh Ainiyah (2013), bahwa penerapan pendidikan karakter dapat menjadi sebuah jawaban yang tepat atas permasalahan-permasalahan yang telah disebut di atas dan sekolah sebagai penyelenggara pendidikan diharapkan dapat menjadi tempat yang mampu mewujudkan misi dari pendidikan karakter tersebut. Salah satu alternatif yang dapat dilakukan dalam melaksanakan pendidikan karakter disekolah adalah mengoptimalkan pembelajaran materi pendidikan agama Islam (PAI). Peran Pendidikan Agama Islam sangatlah strategis dalam mewujudkan pembentukan karakter siswa. Pendidikan Agama Islam merupakan sarana transformasi pengetahuan dalam aspek keagamaan (aspek kognitif), sebagai sarana transformasi norma serta nilai moral untuk membentuk sikap (aspek afektif), yang berperan dalam mengendalikan prilaku (aspek psikomotorik) sehingga tercipta kepribadian manusia seutuhnya (Ainiyah, 2013).

Pengetahuan Pendidikan Agama Islam (PAI) dapat menanamkan nilai-nilai religius dalam kehidupannnya sehari-sehari dan membentuk siswa yang berkarakter. Karena dengan Pendidikan Agama Islam, pertumbuhan spiritual dan moral akan mampu menolong individu menguatkan iman, akidah, dan pengenalan terhadap Allah SWT melalui hukum, moral dan ajaran agama Islam. Dengan demikian, peserta didik dapat melaksanakan tuntunan iman kepada Allah SWT, mendapatkan pemahaman yang mendalam terhadap ajaran agama Islam dan nilainya dalam kehidupan sehari-hari pada tingkah lakunya dan hubungannya dengan Allah SWT, dengan sesama manusia dan seluruh makhluk lainnya akan mempertegas akan pentingnya pendidikan akhlak dan spiritualitas dalam menyongsong globalisasi (Yuliani, 2014).

Sekolah Menengah Pertama Islam Terpadu (SMP IT) Andalusia merupakan salah satu Sekolah Islam yang bermotto cerdas dan berkarakter, terletak di Jl. Andalusia, No.4, kawasan Limindo, kel. Taman Baloi, Kota Batam, Kepulauan Riau, 29432. SMP IT Andalusia Batam adalah salah satu lembaga penyelenggaraan pendidikan yang menyikapi dengan serius permasalahan pendidikan yang telah lama menjangkit, terutama yang menyangkut masalah pendidikan karakter melalui kompetensi pengetahuan Pendidikan Agama Islam dan kegiatan religius. Pendidikan Agama Islam di Sekolah Menengah Pertama Islam Terpadu Andalusia Batame� merupakan upaya untuk meningkatkan pemahaman, penghayatan dan pengamalan agama dalam diri siswa. Selain itu siswa diharapkan mampu membudayakan diri dengan perilaku yang luhur dan mengamalkan ilmu beserta keterampilannya sesuai dengan nilai-nilai yang terkandung didalam Islam baik di sekolah, keluarga maupun masyarakatnya (Yuliani, 2014).

Sebagai lembaga formal, SMP IT Andalusia Batam juga memfasilitasi peserta didik untuk mengembangkan kemampuannya baik dari segi akademik maupun religius. Kegiatan religius dalam lingkungan SMP IT Andalusia Batam sangat beragam, beberapa diantaranya adalah sholat dhuha berjamaah, sholat dzuhur serta ashar berjamaah, istighosah, keikhwanan dan keakhwatan, mabit serta masih banyak lagi kegiatan religius lainnya. Selain memiliki berbagai macam prestasi baik pada bidang akademik maupun non akademik di kota Batam, sekolah ini juga memiliki berbagai kegiatan ekstra kulikuler yang dapat menggali dan memberdayakan kreativitas peserta didik diantaranya adalah renang, memanah, pramuka, hasta karya, futsal, karya ilmiah remaja (KIR), coding, desain grafis, sablon tennis meja, dan cooking. Tidak hanya itu, sekolah ini juga membiasakan peserta didik untuk memiliki kedisiplinan dalam mengikuti pembelajaran dan ibadah. SMP IT Andalusia juga mendukung pengembangan diri pada peserta didik melalui berbagai macam kegiatan dan pembinaan seperti keandalusiaan, keakhwatan, mabit Al-Qur�an, kajian rutin, field trip, market day, dan inagurasi tahfidz.

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan dan menganalisa penerapan pendidikan karakter melalui kompetensi pengetahuan PAI dan kegiatan religius di SMP IT Andalusia Batam. Penelitian ini bermanfaat sebagai salah satu alternatif dalam mengatasi problema keguruan yang ada di Sekolah Menengah Pertama Islam Terpadu Andaluisa Batam. Sehingga dalam tulisan ini, peneliti akan membahas tentang �Implementasi Pendidikan Karakter Melalui Kompetensi Pengetahuan PAI (Pendidikan Agama Islam) dan Kegiatan Religius yang terdapat di SMP IT Andalusia Batam�.

 

Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualititatif deskriptif. Menurut Creswell, penelitian kualitatif adalah proses penyelidikan dan pemahaman berdasarkan perbedaan tradisi metodologi penyelidikan yang mengeksplorasi masalah sosial atau manusia. Penelitian ini membangun gambar holistik yang kompleks, menganalisis kata, melaporkan pandangan informasi yang terperinci, dan melakukan studi dalam setting yang alami (John W. Creswell, 2015).

Tujuan dari penelitian deskriptif pada penelitian ini adalah untuk membuat pencandraan secara sistematis, faktual, dan akurat mengenai fakta dan sifat populasi atau daerah tertentu. Penelitian ini digunakan untuk mengetahui bagaimana implementasi pendidikan karakter melalui kompetensi pengetahuan PAI (Pendidikan Agama Islam) dan kegiatan religius yang terdapat di SMP IT Andalusia Batam. Metode pendekatan yang digunakan adalah pendekatan deskriptif. Dalam penelitian ini sumber data primer berupa observasi, kata-kata yang diperoleh dari wawancara dengan para informan yang telah ditentukan, serta dokumentasi yang yang berkaitan dengan pelaksanaan pendidikan karakter dan kegiatan religius di SMP IT Andalusia Batam.

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif analitik, yaitu mendeskripsikan data yang dikumpulkan berupa kata-kata, gambar, dan bukan angka. Data yang berasal dari naskah, wawancara, catatan lapangan, dokuman, dan sebagainya kemudian dideskripsikan sehingga dapat memberikan kejelasan terhadap kenyataan atau realitas (Sudarto, 1997). Analisis data dalam penelitian ini menggunakan versi Miles dan Huberman yang terdiri dari tiga alur kegiatan yaitu reduksi data, penyajian data, serta penarikan kesimpulan atau verifikasi (Megawati, 2016).

Keabsahan data dalam penelitian ini ditentukan dengan menggunakan kriteria kredibilitas. Untuk mendapatkan data yang relevan, maka peneliti melakukan pengecekan keabsahan data hasil penelitian dengan cara perpanjangan pengamatan, ketekunan pengamatan, dan triangulasi data.

 

Hasil dan Pembahasan

Penerapan Pendidikan Karakter Melalui Kompetensi Pengetahuan PAI di SMP IT Andalusia Batam

A.    Pada dasarnya, karakter memiliki esensi dan makna yang sama dengan Pendidikan Agama Islam yang bertujuan untuk membentuk pribadi anak menjadi manusia yang baik, warga masyarakat dan warga negara yang baik. Jadi di dalam PAI mengandung muatan nilai-nilai karakter yang sesuai dengan esensi pendidikan karakter. Berdasarkan karakteristik keduanya, peneliti menemukan titik temunya, yaitu sama-sama menanamkan nilai-nilai akhlak dan mengimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari sehingga melahirkan generasi yang berkepribadian tangguh.

B.     Namun dengan realita yang ada saat ini, pendidikan karakter di sekolah-sekolah atau di lembaga-lembaga pendidikan lain kurang berjalan efektif karena siswa belum menemukan sosok teladan. Akibatnya, siswa berpandangan bahwa pendidikan karakter di era sekarang ini hanya sekedar wacana dan tidak perlu diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari dan mereka merasa dibohongi dengan hanya mendengarkan materi tentang karakter baik, kejujuran, dan petriotisme, namun gagal menemukan sosok teladan dalam kehidupan nyata. Oleh karena itu, perlunya memunculkan hubungan pendidikan karakter dengan Pendidikan Agama Islam yang dapat dilihat dari dua sisi, yaitu materi dan proses pembelajaran. Dari segi materi Pendidikan Agama Islam dapat tercakup nilai-nilai pendidikan karakter. Sedangkan dalam proses pembelajaran, dapat kita lihat lihat dari cara guru membuat rencana pembelajaran dan cara guru mengajar materi Pendidikan Agama Islam terhadap peserta didik dengan memuat pendidikan karakter.

C.     Pendidikan karakter bertujuan untuk meningkatkan mutu penyelenggaraan dan hasil pendidikan di sekolah yang mengarah pada pencapaian pembentukan karakter dan akhlak mulia peserta didik secara utuh, terpadu dan seimbang sesuai standar kompetensi lulusan (Zahroa, 2017). Dan melalui pendidikan karakter diharapkan siswa-siswa mampu secara mandiri meningkatkan dan menggunakan pengetahuannya, mengkaji dan menginternalisasi serta mempersonalisasi nilai-nilai karakter dan akhlaq mulia sehingga terwujud dalam perilaku sehari-hari. Melalui program kegiatan ini diharapkan setiap lulusan memiliki keimanan dan ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa, beraklaqul qarimah, berkarakter religius, kompetensi akademik yang utuh dan terpadu, sekaligus memiliki kepribadian yang islami sesuai dengan norma-norma dan budaya Negara Indonesia.

D.    Mengenai tujuan pendidikan karakter disampaikan juga oleh Kepala Sekolah SMP IT Andalusia Batam sebagai berikut �seharusnya karakter telah� terbentuk dari dasar, sebab dalam berkehidupan, karakter sangat penting bagi manusia agar dapat menjalankan hidupnya sesuai dengan tuntunan yang telah diajarkan dan disyai�atkan agama Islam, hingga di jenjang SMP harus sudah mulai terjalin kerja sama antara guru, tendik, dan para siswa-siswi serta orang tua harus saling mendukung untuk membentuk karakter baik di peserta didik.

E.     Dalam pendidikan karakter di sekolah, semua komponen harus terlibat termasuk komponen-komponen pendidikan yaitu kurikulum, proses pembelajan, penilaian, penerapan aktivitas, etos kerja seluruh warga sekolah, pemberdayaan sarana prasarana dan lingkungan sekolah. Secara sederhana, Pendidikan Karakter dapat didefinisikan sebagai segala usaha yang dapat dilakukan sekolah untuk mempengaruhi karakter siswa dengan metode yang berbagai macam. Salah satu metode tersebut adalah metode pembiasaan yang mana membiasakan kegiatan-kegiatan setiap hari seperti;

1.      Membiasakan Salam, Sapa dan Saling Menghormati

Salah satu bentuk pembiasaan dasar yang diterapkan kepada para siswa-siswi SMP IT Andalusia Batam adalah sapa, salam dan saling menghormati. Hal tersebut tidak hanya diterterbuktikan oleh para siswa-siswinya semata melainkan para guru dab bahkan tamu yang datang ke sekolahan. Dalam pengamatan kami baik murid, guru atau bahkan tamu sudah dibiasakan untuk saling salam, sapa hingga memiliki rasa saling menghormati. Jikalau terdapat murid yang terlampau lewat di depan guru dan tidak salam, serta berlari-lari tanpa ada kesadaran diri terkait sopan santun, maka murid tersebut langsung dipanggil oleh guru yang bersangkutan kemudian diajak ngobrol berdua dengan tujuan agar anak tersebut tidak malu ketika ditegur beda halnya jika peneguran terjadi di depan halayak yang akan berdampak pada mentalnya.

2.      Membiasakan Peserta Didik Bangun Pagi

Pembiasaan harus dimulai dengan upaya yang sungguh-sungguh dan memaksakan diri melakukan aktivitas yang dinilai baik. Ketika peserta didik dibiasakan untuk melakukan kegiatan yang baik seperti halnya bangun tidur dipagi hari maka dengan sendirinya mereka akan terbiasa melakukan kegiatan tersebut. Ibnu Sina sendiri telah mengartikan tarbiyah sebagai pembiasaan atau melakukan sesuatu yang berulang-ulang dalam masa yang lama dan dalam waktu yang berdekatan. Suhadi (2014) mengungkapkan inti pembiasaan adalah �dalam pembinaan sikap, metode pembiasaan sebenarnya cukup efektif. lihatlah pembiasaan yang dilakukan Rasulullah, perhatikanlah orang tua mendidik anaknya. Anak-anak yang dibiasakan bangun pagi, akan bangun pagi sebagai suatu kebiasaan, ajaibnya juga mempengaruhi jalan hidupnya. Orang yang biasa bersih akan memiliki sikap bersih, ajaibnya ia juga bersih hatinya, bersih juga pikirannya.�

Kegiatan pembiasaan peserta didik bangun pagi ini diawasi langsung oleh para orang tua masing-masing yang merupakan salah satu penunjang dalam menerapkan pendidikan karakter siswa ketika berada di lingkungan rumah melalui buku muthaba�ah yang sekarang dikenal dengan buku karakter Andalusia.� Dengan ini, pembiasaan merupakan salah satu cara yang efektif dalam pembentukan karakter anak. Pola ini tidak memerlukan banyak kata ataupun perintah, hanya memerlukan contoh serta konsistensi dalam melatih kebiasaan anak.

3.      Membantu Sesama (Orang Tua, Kerabat, Tetangga, dan lain-lain)

Membantu sesama sebagai sebuah bagian dari perilaku prososial yang dipandang segala tindakan yang ditujukan untuk memberikan keuntungan pada satu orang atau banyak orang (Istiana, 2018). Sikap membantu sesama merupakan yaitu sifat yang harus dimiliki siswa SMP IT Andalusia Batam, karena salah satu akhlak terpuji. Sikap tolong menolong berarti tanggap terhadap kesulitan orang lain, dan rela berkorban untuk menolongnya baik berupa materi, tenaga dan pikiran.

Sikap membantu sesama yang ditemukan peneliti pada peserta didik SMP IT Andalusia Batam salah satunya adalah dengan membantu teman yang sedang sakit baik dengan memberikan sumbangan dan menjenguknya. Disamping itu, ketika ada wali murid meninggal dunia baik siswa, guru dan pihak sekolah memberikan sumbangan dan melakukukan takziah. Bahkan ketika ada dari temannya yang tidak membawa pulpen dan ketinggalan tidak membawa uang jajan sekalipun mereka dengan sukarela meminjamkannya. Hal tersebut senada dengan teori Guirt bahwa perilaku membantu sesama dapat berupa memberikan bantuan kecil hingga memberi bantuan pada saat keadaan darurat (Rahman, 2013).��

4.      Shalat Dhuha Berjama�ah

Kegiatan rutin yang dilakukan oleh siswa-siswi SMP IT di pagi hari setelah masuk kelas pada pukul 7.15 adalah menaruh tas pada kelasnya masing-masing kemudian langsung beranjak menuju ke masjid sekolah untuk melaksanakan sholat dhuha berjama�ah. Shalat Dhuha ini dilaksanakan oleh seluruh siswa dan siswi SMP IT Andalusia Batam di Masjid SMP IT Andalusia Batam kecuali yang berhalangan hadir. Secara bergiliran, salah satu dewan guru bertindak sebagai imam yang dilakukan secara jahr (keras) sebagai bentuk pengajaran pada peserta didik, baik dalam bacaan niat sholat ataupun bacaan-bacaan yang lainnya dengan tujuan agar peserta didik dapat belajar dengan baik hingga dapat melaksanakan shalat dengan baik serta peserta didikpun tidak hanya dengan ikut-ikutan tanpa tau bagaimana tata cara sholatnya (termasuk didalamnya niat).

Kegiatan shalat dhuha berjama�ah merupakan salah satu kegiatan penunjang pendidikan karakter. Adapun manfaat yang paling utama dari program pembiasaan Sholat Duha secara berjamaah ini adalah mendidik peserta didik SMP IT Andalusia Batam memiliki karakter Islami dan memiliki akhlak yang baik serta dapat melakukan hal-hal positif dalam kehidupan sehari-hari. (Wawancara, Kepala Sekolah SMP IT Andalusia Batam; 2022).

Dengan mengikuti sholat dhuha di SMP IT Andalusia Batam ini para siswa akan terbiasa melakukan sholat dhuha sendiri baik di rumah maupun di sekolah. Karena siswa sudah mendapatkan pengetahuan tentang tata cara melakukan sholat dhuha sejak awal dan siswa juga sudah terbiasa melakukannya setiap hari di sekolah. Kalau siswa sudah terbiasa melaksanakan sholat sunnah salah satunya yaitu sholat dhuha maka dalam melaksanakan sholat wajib pun akan terasa lebih ringan. Dengan terbiasa melakukan shalat dhuha di sekolah, maka siswa juga akan merasa ringan untuk melakukan sholat sunnah yang lain. Shalat dhuha di sekolah ini bisa dijadikan inspirasi bagi siswa yang bisa memberikan atau membangkitkan semangat untuk melakukan suatu perbuatan atau shalat sunnah lainnya.

5.      Dzikir Pagi (Rotibbul Haddad) dan Dzikir Sore (Ma�tsurat)

Kegiatan dzikir pagi ini merupakan salah satu kegiatan pembiasaan yang diterapkan di SMP IT Andalusia Batam. Pelaksanaan pembiasaan dzikir pagi di SMP IT Andalusia Batam dilaksanakan setiap pagi setelah kegiatan shalat dhuha berjamaah dan sebelum kegiatan belajar mengajar dimulai dengan berbagai aturan yang harus ditaati oleh peserta didik maupun guru.

Kegiatan tersebut dilaksanakan di masjid SMP IT Andalusia Batam dengan estimasi waktu 5- 7 menit, dengan dibimbing oleh Imam yang bertugas menjadi imam ketika shalat dhuha berjamaah dan disiarkan menggunakan sound speaker. Adapun bacaan yang digunakan adalah rotibbul haddad sesuai dengan buku panduan yang telah disediakan oleh sekolah. Metode pelaksanaan kegiatan dzikir dilakukan agar dapat mencapai pendidikan karakter peserta didik yang digunakan melalui beberapa tahap diantaranya pemahaman, pembiasaan, dan keteladanan. Pelaksanaan dzikir pagi ini telah membentuk karakter religius peserta didik sesuai dengan nilai-nilai religius, yaitu nilai ibadah, nilai jihad, nilai amanah dan ikhlas, nilai akhlak dan kedisiplinan, dan yang terakhir nilai keteladanan.

Sedangkan untuk kegiatan dzikir sore dilaksanakan secara mandiri di rumah masing-masing dimana para siswa-siswi diwajinkan untuk membaca al-Ma�tsurat dengan bantuan pengawasan orang tua masing-masing sesuai dengan yang termaktub pada kitab muttaba�ah atau sekarang disebut dengan kitab karakter Andalusia.

6.      Kegiatan Tahsin dan Tahfidz al-Qur�an

Setelah kegiatan dzikir pagi (rotibbul haddad) siswa-siswi melanjutkan kegiatan tahsin serta tahfidz al-Qur�an diawal pembelajaran yang mana pada kegiatan ini siswa berkumpul pada kelompoknya masing-masing yang dibimbing oleh ust/ustdzh pada setiap kelompoknya.

Siswa-siswa SMP IT Andalusia Batam diajarkan cara membaca yang benar dan tepat sesuai dengan ilmu tajwid yang benar dan fashohah atau kefasehan. Selain itu, siswa juga diajarkan dalam membaca Alqur�an sesuai dengan makhorijul hurufnya (tempat keluarnya huruf didalam kerongkongan), sehingga harapannya mereka bisa membaca Al-qur�an dengan benar. Kegiatan ini dibiasakan kepada seluruh siswa-siswa SMP IT Andalusia Batam dengan harapan keislamiannya semakin meningkat.

Kegiatan tahfidz merupakan salah satu program unggulan di sekolah ini, hal ini dapat dilihat dari adanya beberapa hal yang kami amati, pertama adanya buku muthaba�ah yang mana berfungsi sebagai buku binaan tahfiz serta di dalamnya juga terdapat jumlah ayat atau surat yang sedang dihafalkan oleh siswa tersebut, kemudian juga terdapat reward yang berbentuk sertifikat yang diadakan pada kegiatan pejuang al-Qur�an.

Pembiasaan kegiatan tahfidz dengan menyetorkan hafalan secara rutin diharapkan dapat menumbuhkan pribadi peserta didik yang jujur dan ikhlas dalam melaksanakan pembiasaan tersebut, karena dengan pembiasaan tersebut peserta didik dapat terbiasa berkata jujur apabila ia belum siap untuk menyetorkan hafalannya dan peserta didik akan terlatih untuk percaya diri dengan kemampuannya sendiri tersebut. Sikap jujur membawa kebaikan sesuai yang telah diperintahkan Rasulullah SAW terhadap setiap muslimnya (Chakimah, 2017).

Hal tersebut sesuai dengan yang dilakukan guru SMP IT Andalusia Batam yang menanamkan sifat kejujuran pada siswa dengan menumbuhkan kemauan atau kehendak kuat dalam proses pembiasaan agar peserta didik terbiasa dengan kompetensi psikomotorik yang diperlukan dalam kehidupan (Maya, 2017). Sehingga guru dan pembimbing dalam kegaiatan pembiasaan tahfidz al-Qur�an berperan penting untuk membeikan motivasi atau dorongan yang sangat dibutuhkan oleh penghafal al-Qur�an sehingga peserta didik akan memiliki rasa ingin terus dan terus melangkah maju tanpa putus asa dalam menghafal al-Qur�an.

Kegiatan-kegiatan rutin yang dilakukan di pagi hari tersebut merupakan salah satu bagian dari pendidikan karakter yang dilakukan melalui program pembiasaan harian yang dilakukan secara rutin dan terjadwal sebelum proses pembelajaran berlangsung.

7.      Keikhwanan dan Keakhwatan

Salah satu kegiatan yang mendukung dalam proses penanaman nilai pendidikan karakter terdapat pada hari jum�at. Ketika para siswa laki-laki melaksanakan sholat jum�at berjama�ah di masjid sekolah, maka siswi perempuan melaksanakan sholat dzuhur berjama�ah di salah satu ruang kelas yang kemudian dilanjutkan dengan kegiatan kajian fiqih wanita yang di kemas dalam kegiatan dengan nama keandalusiaan. Hal ini dirasa perlu oleh pihak sekolah sebagai salah satu upaya pembangunan karakter yang baik pada siswa-siswi sekolah ini.

Penerapan Kegiatan Religius di SMP IT Andalusia Batam

�� Pada bagian ini, peneliti akan mendeskripsikan data terkait dengan kegiatan-kegiatan religius yang diterapkan di SMP IT Andalusia Batam. Program kegiatan religius telah direncanakan oleh pihak sekolah dalam musyawarah kerja yang terdiri dari kepala sekolah, waka kurikulum, waka kesiswaan, komite sekolah, wali kelas, dan juga dewan yayasan. Semua program tersebut harus dilaksanakan atau diterapkan semuanya dan dikontrol secara langsung bagaimana jalannya kegiatan-kegiatan tersebut sehingga dapat dievaluasi sesuai dengan kebutuhan lapangan yang ada. Hal tersebut dikarenakan sebagai kegiatan-kegiatan khas yang tidak dapat terspisahkan dengan kurikulum inti yang ada di SMP IT Andalusia Batam (Wawancara, Kepala SMP IT Andalusia; 2022).

Implementasi kegiatan-kegiatan religius di SMP IT Andalusia Batam terdiri atas kegiatan harian dan kegiatan berkala. Kegiatan tersebut merupakan sebagai salah satu pembiasaan agar para siswa-siswi terbiasa dengan hal-hal baik dalam kehidupannya. Kegiatan-kegiatan religius tersebut meliputi:

A.    Shalat Dzuhur dan Asar Berjama�ah

Pembiasaan kegiatan shalat dzuhur dan asar berjamaah menjadi kegiatan religius yang dilakukan setiap hari dan menjadi kewajiban seluruh peserta didik di SMP IT Andalusia Batam. Kegiatan ini dilaksanakan di masjid SMP IT Andalusia Batam. Jika tiba waktu sholat dzuhur dan asar maka segala aktifitas belajar di sekolah langsung berakhir dan para siswa sudah memiliki kesadaran sendiri dan segera bergegas ke masjid sekolah untuk melaksanakan sholat baik pada sholat ashar ataupun sholat dzuhur.

Kegiatan shalat dzuhur dan asar berjamaah dilaksanakan setelah adzan berkumandang diawasi langsung oleh guru piket yang bertugas dihari tersebut. Guru piket bertugas memastikan peserta didik telah ambil air wudlu dan ikut shalat berjamaah, wiridan dan berdoa, serta shalat sunnah. Kemudian, ketua kelas mengecek daftar hadir sholat dzuhur dan asar berjamaah sesuai kelas masing-masing. Dan apabila dari mereka tidak hadir jamaah akan mendapatkan kredit poin pelanggaran (Wawancara, Kepala Sekolah SMP IT Andalusia Batam; 2022). Adapun hal penting yang dibiasakan pada siswa-siswa SMP IT Andalusia Batam adalah membentuk anggota islam yang berakhlaqul qarimah, bertaqwa, islami atau religius.

B.     Pemantauan Kegiatan Shalat Maghrib, Isya� dan Subuh oleh Orang Tua/Wali

Pada penjelasan sebelumnya telas dijelaskan bahwa kegiatan shalat dzuhur dan asar siswa-siswi SMP IT Andalusia Batam dilakukan di Masjid sekolah secara berjama�ah dan dibawah tanggungjawab pihak sekolah, maka kegiatan shalat maghrib, isya� dan subuh sudah menjadi bagian tanggungjawab orang tua/wali dengan itu dari setiap orang tua/wali memiliki tanggungjawab penuh untu memantau anaknya masing-masing apakah anada telah melaksanakan shalat atau tidak. Orang tua/wali wajib mengingatkan anandanya masing-masing jikalu mereka lalai dalam melaksanakan shalat tersebut dan pada setiap harinya wajib menuliskan laporan di buku laporan karakter Andalusia.

C.     Qiyamul Layl

Kegiatan Qiyamul Layl di SMP IT Andalusia Batam dilaksanakan pada setiap hari sabtu sampai ahad pada pekan pertama tiap bulan yang dimulai dari sabtu pukul 18.00 WIB (ba�da magrib) hingga hari ahad pukul 05.30 (ba�da subuh). Kegiatan ini dilaksanakan oleh seluruh peserta didik, para dewan guru, pihak sekolah dan para pegawai sekolah yang bertempat di Masjid SMP IT Andalusia.

Susunan kegiatan qiyamul layl di SMP IT Andalusia Batam adalah sebagai berikut: shalat maghrib berjama�ah, shalat isya� berjama�ah, kegiatan pembacaan shalawat dan banjari, istirahat untuk persiapan shalat malam, pelaksanaan shalat malam dengan dzikir dan do�a, shalat subuh berjama�ah dan tadarrus al-Qur�an.

D.    Muroja�ah Hafalan Qur�an

Selama proses tahfidzul qur�an peserta didik mampu mengikuti pembelajaran dengan ikhlas kemudian menambah hafalanya dan murojaah setiap harinya. Muroja�ah merupakan salah satu upaya untuk memperkuat daya ingat hafalan al-Qur�an siswa-siswi SMP IT Andalusia Batam. Hal tersebut merupakan sebuah bentuk dari penananaman sifat jujur didalam pembelajaran tahfidzul qur�an. Hal tersebut sesuai dengan teori Yahya bin Abdurrazza al-qhautsani yaitu bahwasanya kegiatan rutin murojaah hafalan dapat mempertajam hafalan yang sudah dihafalkan sebelumnya, sehingga kegiatan tersebut harus dilakukan setiap hari, yakni membiasakan diri untuk rutin melaksanakan kegiatan yang awalnya memang terasa sulit. Pada hakikatnya, jika seseorang membiasakan pikirannya untuk menghafal niscaya ia akan terbiasa sehingga kebiasaan pun akan menjadi sebuah rutinitas yang baik dan menumbuhkan akhlak yang baik pula (Al-Ghautsani, 2010).

E.     Tilawah

Dengan pembiasaan tilawah al-Qur�an diharapkan semua peserta didik yang beragama Islam memahami kitab sucinya sendiri yaitu al-Qur�an, karena seperti yang kita ketahui bahwa mempelajari, memahami dan mentadabburi al-Qur�an itu bukan hanya tugas seorang ulama. Allah mengajak seluruh hamba-Nya tanpa mengkhususkan suatu kelompok tertentu. Jika manusia tidak faham al-Qur�an berarti kehilangan dan dicabutnya ilmu. Pada intinya ketika umat Islam tidak memahami kitab nya sendiri maka akan sangat mudah untuk agama lain dalam menghancurkan umat Islam.

F.      Puasa Sunnah

Guru sebagai teladan harus menjadi contoh yang baik karena di sekolah, yang menjadi panutan siswa adalah guru. Hal tersebut sesuai dengan pernyataan Narwanti (2011) bahwa keteladanan merupakan sikap guru dan tenaga kependidikan yang menjadi contoh bagi siswa. Guru harus selalu berupaya untuk berperilaku baik karena menjadi contoh bagi siswa di sekolah. Peserta didik Sekolah Dasar Menengah Pertama (SDM) pun masih sering meniru perilaku orang lain, termasuk guru jika di sekolah. Hal tersebut sesuai dengan pernyataan Elmubarok (2009) bahwa siswa SMP sering melakukan imitasi kepada perilaku orang lain, termasuk dengan guru. Maka dari itu guru harus menjadi teladan yang baik bagi siswa sehingga diharapkan siswa mengikuti hal baik yang dilakukan oleh guru.

Dengan itu, sebelum menerapkan kegiatan puasa sunnah terhadap peserta didik, para dewan guru SMP IT Andalusia Batam harus menjadi suri tauladan terlebih dahulu dengan melaksanakan puasa senin kamis sebagai wujud tirakat pribadi dan bentuk kebaikan untuk para siswa-siswi dapat merasa ringan, mudah dan dapat menirukan kebaikan dalam menjalankan kegiatan religius ini. Kegiatan religius yang dilaksanakan oleh para siswa-siswi dan para dewan guru tentunya dapat memberikan dampak yang begitu besar salah satunya adalah murid mendapatkan ilmu dengan pemahaman yang lebih mudah disebabkan oleh tirakat yang dilakukan oleh seorang guru ketika mengajar.

G.    Infaq atau Sedekah

Kegiatan infak atau sedekah di SMP IT Andalusia Batam dilaksanakan secara rutin pada setiap hari jum�at di dalam kelas yaitu dengan cara perwakilan dari setiap siswa membawa kotak kecil untuk tempat infaq setelah itu setiap siswa memasukan infak seikhlasnya secara bergantian. Kegiatan ini dicatat oleh perwakilan dari setiap siswa. Setelah semua siswa melakukan infaq, kotak infaq langsung dikembalikan kembali ke ruangan guru untuk dikumpulkan dan dihitung oleh petugas infaq yang kemudian hasilnya akan direkap oleh salah seorang guru yang bertugas menangani hasil infaq tersebut. Hasil dari rekapan kegaiatan infaq tersebut kemudian diumumkan di depan para siswa-siswi beserta dewan guru ketika kegiatan upacara bendera hari senin berlangsung.

Dalam penelitian Hastuti (2017) menyebutkan pengertian dari infak, kata infaq berasal dari bahasa Arab yaitu �infaq� menurut bahasa berarti membelanjakan atau menafkahkan. Menurut Istilah Agama Islam, infak berarti menafkahkan atau membelanjakan sebagian harta benda yang dimiliki di jalan yang diridhoi Allah Swt. Contohnya menginfakkan harta untuk pembangunan masjid, musholla, madrasah, untuk dakwah Islam, dan yang sejenisnya. Dengan demikian yang disebut infaq apabila kita membelanjakan harta untuk kepentingan agama. Infak adalah perbuatan mulia yang diperintahkan Allah untuk dilaksanakan orang Islam.

H.    Mabit

Mabit merupakan salah satu sarana tarbiyah. Secara bahasa mabit berarti bermalam. Istilah yang sangat masyhur didapati pada salah satu rangkaian ibadah haji yaitu mabit di Muzdalifah (Widiana & Timan, 2019). Mabit merupakan kepanjangan dari Malam Bina Iman dan Taqwa yang berarti kegiatan ekstrakurikuler yang rutin dilaksanakan oleh lembaga pendidikan SMP IT Andalusia Batam. Tujuan kegiatan mabit adalah memberikan manfaat bagi para peserta didik di antaranya meningkatkan keimanan dan ketaqwaan para pelajar, lebih mendekatkan diri kepada Allah, meningkatkan muhasabah, kesempatan untuk melakukan riyadha (latihan), dan menghargai waktu.

Adapun salah satu tujuan mabit dilaksanakan di SMP IT Andalusia Batam adalah menguatkan program pendidikan karakter yang telah diterapkan sekolah. Dengan adanya program pendidikan karakter tersebut, peserta didik diharapkan mampu memiliki kecerdasan intelektual, kecerdasan emosional dan kecerdasan spiritual yang bersatu pada jiwa. Tentunya untuk mencapai harapan tersebut, pendidikan berperan penting untuk membentuk generasi yang berkarakter dengan cara mengimplementasikan nilai-nilai karakter kepada peserta didik melalui program program sekolah salah satunya kegiatan mabit.

Dari hasil pengamatan peneliti, selama kegiatan mabit di SMP IT Andalusia Batam, terdapat beberapa kegiatan di antaranya pada kegiatan qiyamul layl yang mana didalamnya dilaksanakan shalat sunnah taubah, shalat sunnah tahajjud, shalat sunnah hajat, dan shalat sunnah witir dan kegiatan tadarus Al-Quran.

��Pada kegiatan tadarus al-Quran misalnya, ketua panitia menugaskan para anggotanya untuk menjadi pemimpin dalam membacakan surah dalam al-Quran kemudian para peserta lain mengikutinya. Sedangkan pada kegiatan salat sunnah yang bertugas menjadi imam adalah panitia yang sudah diberikan amanah dan para peserta mengikutinya. Peserta didik yang mengikuti akan benar-benar dibimbing iman dan taqwanya sehingga menjadi manusia yang berakhlak mulia.

I.       PHBI (Peringatan Hari Besar Islam)

Kegiatan tersebut sudah terjadwal pada setiap tahunnya dan meliputi kegiatan Halal Bi halal, Qur�ban, Peringatan satu Muharram, maulid Nabi, Qodiriyah bershalawat, isra� mi�raj, pesantren kilat, dan nuzulul Qur�an. Program PHBI di SMP IT Andalusia Batam dapat dikategorikan cukup banyak.

Kegiatan Halal Bi Halal diisi dengan tahlil, musafahah (bermaaf-maafan) dan doa bersama. Qurban dilakukan dengan penggalangan dana untuk qurban sapi/kambing dengan tujuan agar anak-anak terbiasa berbagi terhadap sesame. �Peringatan satu muharram diisi dengan penerapan dasa darma dan tri satya, tahlil, khataman al Qur�an, dan ceramah/pelatihan. Pada kegiatan maulid Nabi (malam tanggal 12 rabiul awwal) anak-anak diajak membaca al barzanji bersama-sama dengan guru. Sedangkan kegiatan bershalawat ini dilakukan dengan mendatangkan salah satu habib dengan tujuan agar seluruh peserta didik dapat belajar mencintai Nabi, anak-anak tambah iman dan akhlaknya bisa meneladani Nabi. Pada kegiatan pesantren kilat biasanya diisi dengan pengajian kitab gundul baik pada kitab ibadah maupun mu�amalah, yang diisi oleh para guru dan kiai. Dan yang terakhir adalah kegiatan Nuzulul Qur�an biasanya diisi dengan khataman seluruh siswa-siswi SMP IT Andalusia Batam dengan cara membagi setiap juznya tiap siswa, sehingga dapat mengkhatamkan al Qur�an sampai enam atau tujuh khataman al Qur�an dalam satu waktu.

Inilah beberapa kegiatan PHBI yang berada di SMP IT Andalusia Batam yang tujuannya mencetak para siswa-siswi yang cerdas dan berakhlak. Dalam kegiatan ini diharapkan siswa-siswi tak hanya terlatih dalam hal karakter keagamaan saja, melainkan melatih public speaking, mental serta tanggung jawab siswa pada dirinya terhadap amanah yang telah diberikan kepada mereka.

Lembaga Pendidikan SMP IT Andalusia Batam merupakan salah satu lembaga yang terhitung cukup banyak dalam menanankam kegiatan religius, dalam hal kegiatan PHBI yang terdiri atas sembilan jenis kegiatan dengan tujuan berusaha menyiapkan ruang dan waktu yang lebih banyak untuk peserta didik, agar kegiatan religius ini dapat menjadi pembiasaan yang terus-menerus, dan memberikan dampak positif bagi akhlakul karimah peserta didik.

SMP IT Andalusia Batam menyadari bahwa sebagai lembaga pendidikan, hendaknya mampu menjadi lingkungan yang kondusif tidak hanya berfokus untuk mencetak pribadi yang cerdas saja melainkan agar terwujudnya peserta didik yang berkahlakul karimah. Sehingga SMP IT Andalusia dapat dikatakan sebagai lembaga pendidikan yang telah membiasakan riligiusitas dengan mementingkan dimensi keyakinan, peribadatan atau praktek agama, pengetahuan agama, pengamalan dan konsekuensi, serta dimensi pengalaman dan penghayatan.

Keberhasilan SMP IT Andalusia Batam berbuah cukup baik dalam menyelenggarakan kegiatan religius, hal ini terlihat dimana apabila merujuk pada ciri-ciri religiusitas bahwa manusia itu dikatakan religius apabila memiliki keimanan yang utuh, ibadah yang tekun dan memiliki akhlak yang mulia (Alam, 2016). Maka SMP IT Andalusia Batam telah tepat mengambil tindakan dengan cara memperbanyak kegiatan religius, sehingga mempersempit waktu luang peserta didik. Hal ini dilaksanakan agar memberikan peluang lebih besar kepada peserta didik untuk memiliki akhlakul karimah melalui kegiatan-kegiatan religius.

J.       Istighotsah

Kegiatan istighotsah ini merupakan hasil kesepakatan seluruh pihak sekolah dalam musyawarah kerja yang dilakukan oleh seluruh dewan guru, pengurus yayasan dan para siswa dan siswi. Hal ini dikemukan langsung oleh Kepala Sekolah SMP IT Andalusia Batam, bahwa istigotsah ini adalah salah satu bagian dari kegiatan religius yang dilaksanakan secara rutin satu minggu sekali. Adanya kegiatan tersebut untuk meminimalisir kenakalan siswa dan siswi dan sebagai wasilah agar mudah mengajari anak dalam berprilaku yang baik. Istigotsah juga merupakan suatu bagian dari ritual keagamaan di SMP IT Andalusia, yang diawali dengan adanya hadhroh, tahlil, pembacaan manaqib� Syekh Abdul Qodir al Jailani pada kitab Jawahir Ma�ani, yang kemudian diakhiri dengan dengan do�a untuk kemajuan lembaga, mendoakan seluruh dewan guru dan pihak sekolah serta para siswa-siswi dan orang tua/wali. Kegiatan istigotsah juga akan mempernudah para siswa-siswi menerima seluruh pelajaran dan nasihat yang disampaikan oleh para guru atau ust/usth dan menjadikan para siswa-siswi tidak hanya berakal cerdas melainkan berakhlak terpuji (Wawancara, Kepala Sekolah SMP IT Andalusia Batam; 2022).�

Kesimpulan

����������� Berdasarkan paparan data diatas maka dapat disimpulkan bahwa: a) penerapan pendidikan karakter melalui kompetensi pengetahuan PAI di SMP IT Andalusia Batam dilaksanakan dengan membiasakan peserta didik melakukan kegiatan-kegiatan seperti membiasakan salam, sapa dan saling menghormati, membiasakan peseta didik bangun pagi, membantu sesama (orang tua, kerabat, tetangga, dan lain-lain), sholat dhuha berjama�ah, dzikir pagi (rotibbul haddad) dan dzikir sore (ma�tsurat), kegiatan tahsin dan tahfidz al-Qur�an, keikhwanan dan keakhwatan; b) penerapan kegiatan religius di SMP IT Andalusia Batam terdiri atas kegiatan harian dan kegiatan berkala. Kegiatan harian meliputi, shalat dzuhur dan shalat asar berjama�ah, pemantauan yang dibantu masing-masing orang tua/wali pada kegiatan shalat subuh, magrib dan isya� melalui buku muthaba�ah atau buku karakter Andalusia, qiyamul layl, muroja�ah hafalan qur�an, tilawah. Sedangkan kegiatan berkala meliputi kegiatan puasa sunnah, infaq/sedekah, mabit, PHBI dan istighotsah.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

BIBLIOGRAFI

 

Ainiyah, N. (2013). Pembentukan karakter melalui pendidikan agama Islam. Al-Ulum, 13(1), 25�38.

 

Al-Ghautsani, Y. bin�Abdurrazzaq. (2010). Cara Mudah & Cepat Menghafal Al Qur�an, terj.: Zulfan. Jakarta: Pustaka Imam Asy-Syafi�i. Haidari, Amin, dkk. 2005. Panorama Pesantren Dalam Cakrawala Modern.

 

Alam, L. (2016). Revitalisasi Psikologi Agama. An-Nidzam: Jurnal Manajemen Pendidikan Dan Studi Islam, 3(2), 54�64.

 

Azet, A. M. (2011). Urgensi Pendidikan Karakter di Indonesia: Revitalisasi Pendidikan Karakter terhadap Keberhasilan Belajar dan Kemajuan Bangsa. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 4.

 

Chakimah, R. L. (2017). Pembentukan Karakter Cinta Rasul pada Santri Melalui Kegiatan Pembacaan Shalawat di Pondok Pesantren al-Hidayah Karangsuci Purwokerto Kabupaten Banyumas. IAIN Purwokerto.

 

Elmubarok, Z. (2009). Grounding Education Values Gathering the Scattered Connected Which Disconnects and Unites the Divorced. Bandung: Alfabeta.

 

Hastuti, Q. W. (2017). Infaq tidak dapat dikategorikan sebagai pungutan liar. ZISWAF: Jurnal Zakat Dan Wakaf, 3(1), 40�62.

 

Iriany, I. S. (2017). Pendidikan karakter sebagai upaya revitalisasi jati diri bangsa. Jurnal Pendidikan UNIGA, 8(1), 54�85.

 

Istiana, I. (2018). Perbedaan perilaku prososial remaja ditinjau dari jenis kelamin di kelurahan Tanjung Rejo Medan Sunggal. Jurnal Diversita, 4(1), 58�67.

 

John W. Creswell. (2015). Penelitian Kualitatif dan Desain Riset (Memilih di antara lima pendekatan), Judul Asli: Qualitative Inquiry and Research Design: Choosing Among Five Approaches, Terjemahan Ahmad Lintang Lazuardi. Pustaka Pelajar.

 

Maya, R. (2017). Esensi guru dalam visi-misi pendidikan karakter. Edukasi Islami: Jurnal Pendidikan Islam, 2(03).

 

Megawati, F. (2016). Kesulitan mahasiswa dalam mencapai pembelajaran bahasa Inggris secara efektif. PEDAGOGIA: Jurnal Pendidikan, 5(2), 147�156.

 

Nasional, K. P., & Indonesia, R. (2010). Budaya Kerja Kementerian Pendidikan Nasional. Jakarta: Tim Reformasi Birokrasi Institusi (Tim RBI) Kemdiknas.

 

Rahman, A. A. (2013). Psikologi sosial: Integrasi pengetahuan wahyu dan pengetahuan empirik. Jakarta: Rajawali Pers.

 

Sri, N. (2011). Pendidikan Karakter. Yogyakarta: Familia.

 

Sudarto, Y. (1997). Tengkawang: maskot Kalimantan Barat penghuni hutan tropis. Balai Pustaka.

 

Suhadi, E., Mujahidin, E., Bahruddin, E., & Tafsir, A. (2014). Pengembangan Motivasi dan Kompetensi Guru dalam Peningkatan Mutu Pembelajaran di Madrasah. Ta�dibuna: Jurnal Pendidikan Islam, 3(1), 42�60.

 

Widiana, R. A., & Timan, A. (2019). Manajemen Malam Bina Iman dan Taqwa Untuk Penguatan Karakter Peserta Didik. Jurnal Administrasi Dan Manajemen Pendidikan, 2(4), 222�231.

 

Wijayanti, W., & Fatimah, N. (2018). Aktualisasi Pendidikan Karakter di Sekolah. An-Nisa�: Journal of Gender Studies, 11(2), 83�92.

 

Yuliani, B. (2014). Internalisasi Nilai Religius dalam Pendidikan Karakter Melalui Pembelajaran PAI di MAN 2 Ponorogo. AN NUR: Jurnal Studi Islam, 6(2).

 

Zahroa, S. (2017). The Implementation of The Character Education in History Teaching. Historica, 11.

�

Copyright holder:

Lina Karnila, Imam Muslimin, Mulyono (2023)

 

First publication right:

Syntax Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia

 

This article is licensed under: