Syntax Literate:
Jurnal Ilmiah Indonesia p�ISSN: 2541-0849 e-ISSN: 2548-1398
Vol. 7, No. 11, November 2022
IMPLEMENTASI EKONOMI SIRKULAR MELALUI STUDI KELAYAKAN PEMBUATAN
BATA LIMBAH PLASTIK
Evan Tanuwijaya, Tota Pirdo
Kasih, Rudy Susanto
Universitas Bina Nusantara,
Indonesia
E-mail: [email protected],
[email protected], [email protected]
Abstrak
Pertumbuhan
ekonomi dan peningkatan jumlah populasi mengakibatkan peningkatan jumlah konsumsi. Konsumsi yang meningkat menimbulkan
masalah limbah, terutama limbah plastik yang bisa berpengaruh negatif pada
ekosistem dan kesehatan manusia. Maka dari itu diperlukan manajemen pengelolaan
limbah plastik melalui program ekonomi sirkular, yang bertujuan untuk melakukan
daur ulang limbah sehingga dapat menciptakan kegiatan ramah lingkungan. Salah
satu pengelolaan limbah adalah pengembangan produk bata limbah plastik. Tujuan
penelitian adalah untuk menganalisis dan mengevaluasi pengembangan bata
berbahan limbah plastik dalam implementasi ekonomi sirkular. Sampel penelitian
adalah bata limbah plastik. Analisis yang digunakan adalah menggunakan metode
kuantitatif dan kualitatif dengan melakukan analisa rasio experiment. Hasil
penelitian memperoleh kesimpulan bahwa hasil percobaan memperoleh 4 buat jenis
bata, bata plastik yang dihasilkan mampu menahan beban tumpukan setinggi 4 m
dengan tekanan terbesar sebesar 114, dan dapat mewujudkan penerapan ekonomi
sirkular dengan melakukan daur ulang.
Kata kunci: Sustainable Development Goals, Circular Economy,
Waste Management, Recycling.
Abstract
Economic growth and increase in
population resulted in an increase consumption. Increased consumption creates
waste problems, especially plastic waste which can negatively affect ecosystems
and human health. Therefore it is necessary to manage plastic waste management
through a circular economy program, which aims to recycle waste so that it can
create environmentally friendly activities. One of the waste management is the
development of plastic waste brick products. The research objective was to
analyze and evaluate the development of bricks made from plastic waste through
the implementation of a circular economy. The research sample is plastic waste
bricks. The analysis use quantitative and qualitative methods by analyzing the
ratio of experiments. The results of the study concluded that the experimental
results obtained 4 types of bricks, the resulting plastic bricks were able to
withstand a pile load as high as 4 m with the greatest pressure of 114, and
could realize the implementation of circular economy by recycling.
Keywords: Sustainable
Development Goals, Circular Economy, Waste Management, Recycling.
Pendahuluan
Saat ini peningkatan konsumsi
menyebabkan peningkatan timbunan sampah (Wardhani
& Harto, 2018). Akibatnya volume dan kompleksitas
limbah yang berhubungan dengan ekonomi menimbulkan risiko serius bagi ekosistem
dan kesehatan manusia (Wulandari
et al., 2022). Data SIPSN KLH menunjukkan bahwa
jumlah sampah plastik di Indonesia berjumlah 17,24% dari 32.752.752-ton atau
sekitar 5.646.574-ton sampah plastik. Sebagian besar sampah berasal dari rumah
tangga, pusat perniagaan, dan fasilitas umum dengan total sumber mencapai
69,99% dari seluruh volume sampah di Indonesia (Suharsono
et al., 2021). Karena minimnya pengelolaan
menyebabkan jumlah sampah menumpuk sehingga menyebabkan dampak negatif bagi lingkungan
dan kesehatan. Hal ini tidak sejalan dengan Undang-Undang Republik Indonesia
Nomor 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah (Indonesia,
2008).
Program Sustainable Development Goals
(SDG) merupakan tujuan dari United Nation Foundation untuk melindungi
bumi pada tahun 2030 dari bencana kelaparan dan kerusakan ekosistem bumi dengan
salah satu tujuan yaitu kota dan masyarakat yang berkesinambungan. Tujuan
tersebut terkait manajemen limbah perkotaan menyumbang 80% dari sampah plastik
yang ada di laut (Grimmer
et al., 2022). Salah satu cara mencapai SDG melalui
program ekonomi sirkular. Desain konsep ini menciptakan pengelolaan sumber
daya, lapangan kerja, teknologi baru dan inovatif serta menciptakan kegiatan
ramah lingkungan (Khajuria
et al., 2022). Pengolahan sampah plastik dengan
melakukan Ekonomi Sirkular/Circular Economic (CE) bertujuan
memperpanjang masa pakai material daur ulang untuk memaksimalkan layanan
material per input agar dapat menurunkan dampaknya pada lingkungan, yang
menerapkan paradigma 3R yaitu Reduce, Reuse, Recycle (Ghisellini
et al., 2018).
Program SDG dapat diterapkan untuk
pengembangan produk batu bata berbahan dasar limbah plastik dan limbah-limbah
lainnya yang tidak terproses dengan baik. Produk dari limbah plastik saat ini
terdapat beberapa yang sudah dikembangkan untuk bata dari plastik dengan mesin
press (Trisnadi
Putra et al., 2015). Namun dalam proses pengembangan bata
plastik tersebut hanya melakukan pemadatan secara tekanan sehingga bata mudah
retak dan pecah. Pengembangan lain dilakukan dengan campuran pasir dan plastik.
Namun, karena tidak memiliki komposisi yang sesuai, produk bata tersebut belum
cukup kuat ketika dilakukan pengujian (Kognole
et al., 2019). Tujuan penelitian ini adalah
menganalisis dan mengevaluasi pengembangan bata berbahan dasar limbah plastik
agar dapat memenuhi standar yang ditetapkan dan mengevaluasi nilai ekonomi
pemanfaatan limbah dalam pembuatan bata plastik sebagai implementasi ekonomi
sirkular.
Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) adalah
cetak biru yang disepakati oleh seluruh negara pada September 2015 untuk tujuan
mengurangi ketidaksetaraan di seluruh dunia dan mencapai masa depan yang
berkelanjutan bagi seluruh umat manusia. Ada 17 tujuan global dengan 169 target
dalam SDGs yang harus dicapai pada tahun 2030 (Th�bault
et al., 2010). Menurut Barbier dan Burgess (2021), terdapat 230 indikator yang diusulkan
untuk mencapai SDGs dengan tiga tujuan utama, yaitu tujuan sistem ekonomi,
lingkungan dan sosial.
Gambar 1
Pembagian
SDG Berdasarkan Jenis
Sumber: Barbier and Burgess (2021)
Ekonomi sirkular adalah model bisnis
yang bertujuan untuk menggunakan sumber daya secara efisien dengan meminimalkan
pemborosan, mempertahankan nilai jangka panjang, meminimalkan sumber daya
utama, dan menutup produk dan komponen, dalam kerangka perlindungan lingkungan
dan manfaat sosial ekonomi (Morseletto, 2020). Ekonomi sirkular
merepresentasikan pergeseran paradigma tentang bagaimana manusia bergantung
dengan alam dan mencegah penipisan sumber daya, menutup lingkaran energi dan material
serta memfasilitasi pembangunan berkelanjutan melalui implementasi di tingkat
mikro (bisnis dan konsumen), meso (agen ekonomi yang saling bersimbiosis) dan
makro (kota, daerah dan pemerintahan), untuk mencapai model persyaratan inovasi
lingkungan siklis, siklis, dan terbarukan bagi masyarakat, produsen, dan
konsumen (Grafstr�m
& Aasma, 2021).
Gambar 2
Circular Economy
Sumber: Grafstom dan Aasma (2021)
Waste management adalah proses mengumpulkan, mengangkut,
dan mengolah sampah sebelum membuang sisanya untuk memastikan lingkungan yang
aman. Beberapa metode pengelolaan limbah adalah penggunaan kembali, daur ulang,
pengomposan, dan pembangkitan energi dari pembakaran, daripada sampah dibuang
di tempat pembuangan sampah. Limbah yang dihasilkan harus dikumpulkan oleh
generator dan disimpan di dalam ruangan. Otoritas kota atau agen mengumpulkan
limbah di titik penyimpanan, kemudian diangkut ke tempat pengolahan atau
pembuangan. Pada beberapa kasus, limbah dipilah menjadi bahan yang berbeda dari
tempatnya dikumpulkan untuk didaur ulang oleh industri daur ulang (Amasuomo
& Baird, 2016).
Gambar 3
Waste
Management
Sumber: Amasuomo dan Baird (2016)
Daur ulang menurut European Directive
98/2008/EC, pasal 3(17) didefinisikan sebagai setiap kegiatan pemulihan di mana
limbah didaur ulang menjadi produk, bahan atau zat, baik untuk tujuan utama
atau untuk tujuan lain. Hal ini juga mencakup daur ulang bahan organik tetapi
tidak termasuk pemulihan energi dan daur ulang menjadi bahan yang harus
digunakan sebagai bahan bakar atau operasi pengisian (Bartl,
2014). Daur ulang diklasifikasikan
berdasarkan tingkat perawatan yang menghasilkan kategori berikut (Goorhuis
& Bartl, 2011): (1)Daur Ulang Produk, setiap proses di
mana komposisi kimia dan fisik suatu produk dipertahankan tetapi produk
tersebut tidak digunakan untuk tujuan aslinya. (2) Daur Ulang Bahan, setiap
proses dimana komponen fisik tetapi bukan komponen kimianya dihancurkan. (3)
Daur Ulang Material, setiap proses di mana komposisi fisik dan kimia suatu bahan
diproses kembali menjadi komponen aslinya.
Plastik diklasifikasikan menurut bahan
pembuatnya, ada tujuh jenis plastik diantaranya (Bahraini
et al., 2018): (1) Polietilen Teraftalat
(PET/PETE/Poliester), Polyethylene terephthalate atau PET dikenal sebagai serat
anti kerut, yang terutama digunakan untuk keperluan pengemasan makanan dan
minuman karena kemampuannya yang kuat untuk mencegah masuknya oksigen dan
merusak produk di dalamnya. (2) Plastik High Density Polyethylene
(HDPE), Polietilen densitas tinggi atau resin HDPE memiliki rantai polimer yang
panjang dan hampir tidak bercabang, membuatnya sangat padat dan karenanya lebih
kaku dan lebih tebal dari PET. (3) Plastik Polivinil Klorida (PVC), pernah
menjadi plastik kedua yang paling banyak digunakan (setelah polietilen),
sebelum produksi dan pembuangan PVC diketahui menyebabkan masalah kesehatan dan
polusi yang serius. (4) Plastik Low Density Polyethylene (LDPE), plastik
dengan struktur kimia polimer paling sederhana, mudah diproses dan sangat
murah. Polimer LDPE memiliki percabangan rantai yang signifikan, termasuk
rantai samping yang panjang, membuatnya kurang padat dan kurang kristal dan
merupakan bentuk polietilen yang umumnya lebih tipis dan fleksibel. (5) Plastik
Polypropylene (PP), lebih kuat dan lebih tahan panas, PP banyak
digunakan untuk menjaga makanan tetap panas. Kualitas kekuatannya berada di
antara LDPE dan HDPE. (6) Jenis Plastik Polistirena (PS), Polystyrene
(PS) adalah busa polystyrene yang biasa digunakan untuk wadah makanan,
karton telur, gelas dan mangkuk sekali pakai, kemasan dan juga helm sepeda
motor. Saat terpapar makanan panas dan berminyak, PS melepaskan styrene, yang
dianggap sebagai racun bagi pikiran dan meningkatkan rasa cemas. (7) Plastik
Lainnya, lainnya mengacu pada semua plastik selain yang disebutkan dengan angka
1 sampai 6 serta plastik yang dapat dilaminasi atau dicampur dengan plastik
lainnya.
Metode Penelitian
Secara
garis besar ide pengembangan produk bata berbahan limbah plastik dan limbah
lainnya sebagai penerapan dari program SDG dan Ekonomi Sirkular digambarkan
dalam kerangka pemikiran pada gambar 4.
Gambar 4
Kerangka
Berpikir Penelitian
Langkah dalam penelitian
divisualkan melalui diagram alir penelitian pada gambar 5.
Gambar 5
Diagram
Alur Penelitian
Standar
yang digunakan pada penelitian berdasar SNI 15-2094 � 2000 dan ASTM C67 dengan
uji antara lain:
1.
Dimensi Bata
Tabel 1
Standar Dimensi Bata
Panjang |
Lebar |
Tinggi |
190 � 230 mm � 4 � 5 mm |
92 - 120 mm � 2 mm |
52 � 65 mm � 2 � 3 mm |
2. Daya serap
Standar daya serap bata untuk produk ini mengikuti syarat mutu 5.6 berdasarkan SNI 15-2094-2000 yang menyatakan bahwa daya serap maksimum bata adalah 20 persen dari berat asli bata
(1)
3. Kuat tekan bata
Metode pengujian kuat tekan menggunakan standarisasi ASTM C67.
C = W/A (2)
Keterangan:
C = Kg/Cm2 (Kuat Tekan)
W = Kg (Beban Maksimum)
A = Cm2 (Rata-Rata sampel yang diuji)
Instrumen
penelitian:
1. Setiap
1 nilai rasio pada bahan mewakili berat limbah sebesar 50 gr, dengan rasio awal
ditetapkan antara limbah bata ringan : pasir : limbah plastik : limbah oli
adalah 6 : 6 : 3 : 7
2. Instrumen
uji tekan produk bata dengan mesin Ultimate Tensile Strength Machine (UTSM).
MST Hydraulic Pump 30.000N.
3. Pengujian
berat bata dengan menggunakan timbangan dan pencatatan hasil.
4. Pengujian
water absorption dengan menggunakan container dengan jumlah 2 Kg air dan waktu
rendah selama 24 jam. Penghitungan berat setelah di rendam dan pengeringan bata
selama 24 jam di suhu ruang.
5. Pengujian
kelayakan bata plastik dengan membandingkan perhitungan matematika kekuatan
antara bata plastik dan bata merah konvensional.
Sampel
penelitian adalah bata dari limbah plastik dan limbah lainnya. Produk bata
limbah plastik dibuat 1 buah bata setiap per setiap rasio untuk dilakukan
pengujian dan evaluasi.
Hasil dan Pembahasan
Hasil dari bata plastik pada percobaan berat menampilkan
berat sesuai dengan tren yang dilakukan.
Tabel 2
Hasil Perocabaan Berat
Tren 1
Percobaan Tren 1 |
Komposisi Rasio (gr) |
Berat (gr) |
Sisa Produksi (gr) |
||||
Bata Ringan |
Pasir |
Plastik |
Oli |
|
|||
Tren 1 Percobaan 1 |
300 |
300 |
75 |
350 |
951 |
23 |
|
Tren 1 Percobaan 2 |
300 |
300 |
100 |
350 |
985 |
17 |
|
Tren 1 Percobaan 3 |
300 |
300 |
150 |
350 |
992 |
20 |
|
Tren 1 Percobaan 4 |
300 |
300 |
200 |
350 |
1079 |
8 |
Tabel 3
Hasil Perocabaan Berat
Tren 2
Percobaan Tren 2 |
Komposisi Rasio (gr) |
Berat (gr) |
Sisa Produksi (gr) |
||||
Bata Ringan |
Pasir |
Plastik |
Oli |
|
|||
Tren 2 Percobaan 1 |
300 |
300 |
150 |
200 |
892 |
3 |
|
Tren
2 Percobaan 2 |
300 |
300 |
150 |
250 |
926 |
1 |
|
Tren 2 Percobaan 3 |
300 |
300 |
150 |
350 |
992 |
20 |
|
Tren
2 Percobaan 4 |
300 |
300 |
150 |
400 |
1090 |
2 |
Tabel 4
Hasil Perocabaan Berat
Tren 3
Percobaan Tren
3 |
Komposisi Rasio (gr) |
Berat (gr) |
Sisa Produksi (gr) |
||||
Bata Ringan |
Pasir |
Plastik |
Oli |
|
|||
Tren 3 Percobaan 1 |
150 |
150 |
150 |
350 |
748 |
18 |
|
Tren
3 Percobaan 2 |
200 |
200 |
150 |
350 |
862 |
18 |
|
Tren 3 Percobaan 3 |
300 |
300 |
150 |
350 |
992 |
20 |
|
Tren
3 Percobaan 4 |
400 |
400 |
150 |
350 |
1256 |
0 |
Pada percobaan berikutnya dilakukan
pengukuran dimensi dari hasil percobaan yang dilakukan pada tren 1 sampai
dengan tren 3.
Tabel 5
Hasil Pengukuran Dimensi
Tren 1
Percobaan Tren
1 |
Komposisi Rasio (gr) |
Rata-Rata Panjang |
Rata-Rata Lebar |
Rata-Rata Tinggi |
||||
Bata Ringan |
Pasir |
Plastik |
Oli |
|||||
(mm) |
(mm) |
(mm) |
||||||
Tren 1 Percobaan 1 |
300 |
300 |
75 |
350 |
197 |
97 |
45 |
|
Tren 1 Percobaan 2 |
300 |
300 |
100 |
350 |
196 |
100 |
46 |
|
Tren 1 Percobaan 3 |
300 |
300 |
150 |
350 |
198 |
100 |
48 |
|
Tren 1 Percobaan 4 |
300 |
300 |
200 |
350 |
195 |
96 |
50 |
Tabel 6
Hasil Pengukuran Dimensi
Tren 2
Percobaan Tren
2 |
Komposisi Rasio (gr) |
Rata-Rata Panjang |
Rata-Rata Lebar |
Rata-Rata Tinggi |
||||
Bata Ringan |
Pasir |
Plastik |
Oli |
|||||
(mm) |
(mm) |
(mm) |
||||||
Tren 2 Percobaan 1 |
300 |
300 |
150 |
200 |
199 |
99,75 |
37 |
|
Tren 2 Percobaan 2 |
300 |
300 |
150 |
250 |
197 |
98 |
40,5 |
|
Tren 2 Percobaan 3 |
300 |
300 |
150 |
350 |
198 |
100 |
48 |
|
Tren 2 Percobaan 4 |
300 |
300 |
150 |
400 |
197 |
97 |
51 |
Tabel 7
Hasil Pengukuran Dimensi
Tren 3
Percobaan Tren 3 |
Komposisi Rasio (gr) |
Rata-Rata Panjang |
Rata-Rata Lebar |
Rata-Rata Tinggi |
||||
Bata Ringan |
Pasir |
Plastik |
Oli |
|||||
(mm) |
(mm) |
(mm) |
||||||
Tren 3 Percobaan 1 |
150 |
150 |
150 |
350 |
196,5 |
100 |
40 |
|
Tren 3 Percobaan 2 |
200 |
200 |
150 |
350 |
195 |
95 |
46,25 |
|
Tren 3 Percobaan 3 |
300 |
300 |
150 |
350 |
198 |
100 |
48 |
|
Tren 3 Percobaan 4 |
400 |
400 |
150 |
350 |
200 |
100 |
55 |
Hasil daya serap dilakukan sesuai dengan metode pengujian SNI
15-2094-2000. Sesuai dengan pedoman daya serap maskimal menurut SNI
15-2094-2000 sebesar 20% dari berat bata.
Tabel 8
Hasil Pengukuran Daya Serap Air Tren 1
Percobaan Tren 1 |
Komposisi Rasio (gr) |
Berat (gr) |
Berat Akhir (gr) |
Penyerapan (%) |
|||
Bata Ringan |
Pasir |
Plastik |
Oli |
||||
Tren 1 Percobaan 1 |
300 |
300 |
75 |
350 |
951 |
1000 |
5,152 |
Tren 1 Percobaan 2 |
300 |
300 |
100 |
350 |
985 |
1029 |
4,474 |
Tren 1 Percobaan 3 |
300 |
300 |
150 |
350 |
992 |
1014 |
2,203 |
Tren 1 Percobaan 4 |
300 |
300 |
200 |
350 |
1079 |
1094 |
1,371 |
Gambar 6
Diagram Daya Serap
Bata Tren 1
Tabel 9
Hasil Pengukuran Daya Serap Air Tren 2
Percobaan Tren 2 |
Komposisi Rasio (gr) |
Berat (gr) |
Berat Akhir (gr) |
Penyerapan (%) |
||||
Bata Ringan |
Pasir |
Plastik |
Oli |
|||||
Tren 2 Percobaan 1 |
300 |
300 |
150 |
200 |
892 |
934 |
4,756 |
|
Tren 2 Percobaan 2 |
300 |
300 |
150 |
250 |
926 |
955 |
3,230 |
|
Tren 2 Percobaan 3 |
300 |
300 |
150 |
350 |
992 |
1014 |
2,203 |
|
Tren 2 Percobaan 4 |
300 |
300 |
150 |
400 |
1090 |
1105 |
1,350 |
Gambar 7
Diagram Daya Serap
Bata Tren 2
Tabel 10
Hasil Pengukuran Daya
Serap Air Tren 3
Percobaan Tren 3 |
Komposisi Rasio (gr) |
Berat (gr) |
Berat Akhir (gr) |
Penyerap-an (%) |
||||
Bata Ringan |
Pasir |
Plastik |
Oli |
|||||
Tren 3 Percobaan 1 |
150 |
150 |
150 |
350 |
748 |
763 |
2,021 |
|
Tren 3 Percobaan 2 |
200 |
200 |
150 |
350 |
862 |
877 |
1,762 |
|
Tren 3 Percobaan 3 |
300 |
300 |
150 |
350 |
992 |
1014 |
2,203 |
|
Tren 3 Percobaan 4 |
400 |
400 |
150 |
350 |
1456 |
1481 |
1,717 |
Gambar 8
Diagram Daya Serap Bata Tren 3
Pada percobaan pengujian tekan digunakan alat Ultimate
Tensile Strength Machine (UTSM). Hasil pengujian dilakukan dengan membandingkan
kuat tekan produk antara kekuatan Bata Merah dan Bata Plastik percobaan.
Percobaan pertama dilakukan pengujian terhadap bata merah yang berjumlah 3
buah.
Tabel 11
Hasil Uji Tekan Bata Merah
Bata Merah |
Berat (gr) |
Kuat Tekanan (KN) / (MPa) |
Bata Merah 1 |
1612 |
419 / (34,07) |
Bata Merah 2 |
1575 |
362 / (29,43) |
Bata Merah 3 |
1653 |
301 / (24,47) |
Rata - Rata |
1612,33 |
360,67 / (29,32) |
Tabel 12
Hasil Uji Tekan Bata
Plastik
Percobaan |
Komposisi Rasio (gr) |
Berat (gr) |
Test Tekan (KN) / (MPa) |
||||
Bata Ringan |
Pasir |
Plastik |
Oli |
|
|||
|
|||||||
Tren 1 Percobaan 1 |
300 |
300 |
75 |
350 |
951 |
101 / (8,21) |
|
Tren 3 Percobaan 4 |
400 |
400 |
150 |
350 |
1456 |
119 / (9,67) |
|
Rata - Rata |
996,69 |
110 / (8,94) |
Perbandingan pengujian bata plastik dengan bata merah dapat dilihat melalui grafik pada Gambar 9.
Gambar 9
Grafik Perbedaan Uji Tekan Bata Merah dan Bata Plastik
Gambar 10
Pengujian Bata 1 -
Tren 1 Percobaan 1
Gambar 11
Pengujian
Bata 2 - Tren 3 Percobaan 4
Hasil percobaan produksi bata plastik menghasilkan
dampak positif terhadap pengurangan limbah. Proses pembuatan bata plastik
menggunakan ekonomi sirkular sesuai
dengan gambar 6. Pengembangan bata plastik dilakukan dengan
menerapkan ekonomi sirkular dimana sampah yang tersedia dilakukan pemanfaatan.
Hasil pembuatan bata plastik dapat digunakan sebagai material bangunan dan
apabila sudah tidak digunakan maka bata plastik dapat dicacah dan dilelehkan
kembali untuk dibuat menjadi bata baru. Proses ini akan terjadi berulang.
Perbandingan bata konvensional dan bata plastik
dilakukan dengan batasan proyeksi standar 1 m2 oleh setiap bata
dengan dimensi dan ukuran yang sama. Mengacu pada SNI 15-2094-2000 dengan
ukuran Panjang 200mm X Lebar 100mm X 50mm jumlah yang diperlukan untuk menyusun
1 m2 adalah 60 buah bata. Dimensi tersebut sesuai dengan dimensi
bata plastik. Rata � rata komposisi bata plastik yaitu:
Limbah Plastik :
150gr / bata
Limbah Oli :
350gr / bata
Limbah Bata Ringan :
300gr / bata
Pasir :
300gr / bata
Maka
untuk 1 m2 limbah yang dapat diproses dapat dilihat pada tabel 13.
Tabel 13
Perhitungan Limbah Bata Plastik per m2
No |
Jenis Limbah |
Komposisi / Bata |
Jumlah Bata 1m2 |
Total Limbah |
1 |
Limbah Plastik |
0,15 kg |
60 |
9 kg |
2 |
Limbah Oli |
0,35 kg |
60 |
21 kg |
3 |
Limbah Bata Ringan |
0,30 kg |
60 |
18 kg |
Total Limbah per 1m2 |
48 kg |
Tabel 14
Perhitungan Nilai Ekonomi
Limbah Bata Plastik per m2
No |
Jenis Limbah |
Nilai Limbah |
Satuan |
Nilai Ekonomi 1 m2 |
1 |
Limbah Plastik LDPE |
Rp. 2000,- |
kg |
Rp. 18.000,- |
2 |
Limbah
Oli |
Rp. 2.500,- |
kg |
Rp. 52.500,- |
3 |
Limbah Bata Ringan |
Rp. 1000,- |
kg |
Rp. 18.000,- |
Nilai Ekonomi Bahan Baku per 1m2 |
Rp. 88.500,- |
Berdasarkan data limbah terproses dan harga limbah maka nilai keekonomian dari limbah plastik, limbah oli, dan limbah bata ringan dalam pembuatan 1 m2 bata plastik senilai Rp. 88.500,- per 1 m2 belum ditambahkan biaya produksi. Produk bata plastik memiliki nilai jual seharga Rp.2.500,-. Harga lebih mahal dibandingkan dengan bata merah konvensional, tetapi bata plastik memiliki kelebihan antara lain:
1. Bata
plastik tidak mudah hancur.
2. Penyerapan
air pada bata plastik rendah.
3. Bata
plastik memiliki berat lebih ringan.
4. Bersifat
elastis, dapat menahan tekanan dan guncangan.
5. Bata
terbuat dari bahan daur ulang.
Bata plastik dapat menjadi bahan material bangunan yang layak untuk antara lain:
1. Pondasi
saluran air
2. Alas
pondasi pasang bata dikarenakan tidak menyerap air dan dapat menggantikan water
stop.
3. Dinding
septictank dan lain-lain.
Gambar 12
Diagram Ekonomi
Sirkular Bata Plastik
Kesimpulan
Melalui 3 tren percobaan dengan perubahan variable komposisi
pada setiap tren dihasilkan 4 buah bata yang tersusun dari komposisi yang
berbeda pada setiap bata, yang didapatkan melalui pengujian terhadap 12 bata
dengan beragam komposisi.
Hasil pengembangan bata plastik memiliki berat lebih ringan
dengan rata-rata 980,42 gr dibandingkan dengan bata merah konvensional dengan
rata-rata 1.500gr. Berdasarkan 12 bata plastik percobaan, 6 bata sudah memenuhi
kelayakan ukuran dimensi SNI 15-2094-2000. Hasil penyerapan bata plastik
percobaan memiliki rata-rata 2,70% dibandingkan dengan bata merah rata-rata
20%. Bata plastik percobaan memiliki kuat tekan rata-rata 110KN / (8,94 MPa)
dengan nilai kuat tekan bata sudah memenuhi kelayakan minimal SNI sebesar 5
MPa. Bata plastik percobaan ideal mampu menahan beban tumpukan setinggi 4m
dengan jumlah 57 tumpukan dengan tekanan terbesar bata sebesar 114kg.
Produk bata plastik memanfaatkan limbah sebesar 48 kg per 1 m2 atau
rata � rata 60 buah bata plastik, dengan nilai ekonomi limbah Rp.88.500,- untuk
bahan baku. Bata plastik memiliki beberapa kelebihan yaitu lebih ringan, tidak
mudah hancur, penyerapan air kecil, sifat fleksibel, dan terbuat dari bahan
daur ulang.
BIBLIOGRAFI
Amasuomo, E., & Baird, J. (2016). The
concept of waste and waste management. J. Mgmt. & Sustainability, 6,
88.
Bahraini,
M. S., Bozorg, M., & Rad, A. B. (2018). SLAM in dynamic environments via
ML-RANSAC. Mechatronics, 49, 105�118.
Barbier, E.
B., & Burgess, J. C. (2021). Sustainability, the Systems Approach and the
Sustainable Development Goals. Cahiers dÕŽconomie Politique, 1,
31�59.
Bartl, A.
(2014). Moving from recycling to waste prevention: A review of barriers and
enables. Waste Management & Research, 32(9_suppl), 3�18.
Ghisellini,
P., Ripa, M., & Ulgiati, S. (2018). Exploring environmental and economic
costs and benefits of a circular economy approach to the construction and
demolition sector. A literature review. Journal of Cleaner Production, 178,
618�643.
Goorhuis,
M., & Bartl, A. (2011). ISWA Key Issue Paper on Waste Prevention, Waste
Minimization and Resource Management. International Solid Waste Association
(ISWA) Working Group Recycling and Waste Minimization, Vienna, Austria.
Grafstr�m,
J., & Aasma, S. (2021). Breaking circular economy barriers. Journal of
Cleaner Production, 292, 126002.
Grimmer,
T., Rajabli, F., Garcia‐Serje, C., Arvizu, J., Larkin‐Gero, E., Whitehead, P.
L., Hamilton‐Nelson, K. L., Adams, L. D., Contreras, M., & Sanchez, J. J.
(2022). Analysis of Alzheimer Disease Plasma Biomarker pTau‐181 in Individuals
of Diverse Admixed Ancestral Backgrounds. Alzheimer�s & Dementia, 18,
e067869.
Indonesia,
P. R. (2008). Undang-undang republik indonesia nomor 18 tahun 2008 tentang
pengelolaan sampah. Sekretariat Negara, Jakarta.
Khajuria,
A., Atienza, V. A., Chavanich, S., Henning, W., Islam, I., Kral, U., Liu, M.,
Liu, X., Murthy, I. K., & Oyedotun, T. D. T. (2022). Accelerating circular
economy solutions to achieve the 2030 agenda for sustainable development goals.
Circular Economy, 1(1), 100001.
Kognole,
R., Shipkule, K., Patil, M., Patil, L., & Survase, U. (2019). Utilization
of plastic waste for making plastic bricks. International Journal of Trend
in Scientific Research and Development, 3, 878�880.
Suharsono,
M., Ikhtiar, M., & Baharuddin, A. (2021). Analisis Spasial Risk Assesment
dan Identifikasi Mikroplastik dan Keberadaan Pseudomonas Sebagai Bioremidiasi
di Perairan Kota Makassar. Journal of Aafiyah Health Research (JAHR), 2(1),
69�83.
Th�bault,
E., Purucker, M., Whaler, K. A., Langlais, B., & Sabaka, T. J. (2010). The
magnetic field of the Earth�s lithosphere. Space Science Reviews, 155,
95�127.
Trisnadi
Putra, W., Munaji, M., & Malyadi, M. (2015). Analisa Kekuatan Maksimal
bata plastik hasil pengepresan jenis Polyethelene Terephthalate.
Wardhani,
M. K., & Harto, A. D. (2018). Studi komparasi pengurangan timbulan sampah
berbasis masyarakat menggunakan prinsip bank sampah di Surabaya, Gresik dan
Sidoarjo. Jurnal Pamator: Jurnal Ilmiah Universitas Trunojoyo, 11(1),
52�63.
Wulandari,
L., Umar, D. D., Septiani, D., Iskandar, H. H., Safina, M., & Haq, V. A.
(2022). Analisis Pengaruh Globalisasi Dan Perkembangan Teknologi Nuklir
Terhadap Lingkungan Hidup Yang Berkelanjutan (Sustainable Environment). Jurnal
Bisnis Dan Manajemen West Science, 1(01), 36�50.