���������� Syntax Literate : Jurnal Ilmiah Indonesia � ISSN : 2541 0849

��������� e-ISSN : 2548-1398

��������� Vol. 2, No 6Juni 2017

 

 


MEMBINA KEDISIPLINAN GURUDALAM MELAKSANAKAN TUGASNYASEBAGAI AGEN PEMBELAJARAN MELALUI SUPERVISI AKADEMIKDI MA MAARIF KABUPATEN GARUT

 

Aceng Mahmud Paoji

Pengawas Madrasah KabupatenGarut

[email protected]

 

Abstrak

Berdasarkan pengamatan dan observasi yang dilaksanakan di MA Maarif Garut, ditemukan guru-guru yang masih menunjukkan sikap kurangnya disiplin dalam melaksanakan tugas pembelajaran seperti dalam hal administrasi pendidikan yaitu pembuatan RPP masih malas, tugas mengajar masih ada yang terlambat, masih terdapat guru yang keluar dan merokok pada jam mengajar. Sehinggauntukmengatasihaltersebutdipandangperluuntukdilakukanpenelitian tindakan sekolahgunameningkatkankedisiplinan guru. Penelitian tindakan sekolah ini terdiriatas 2 siklus. Setiap siklus terdiri dari empat kegiatan, yaitu (1) Perencanaan, dilakukan untuk mengidentifikasi masalah/ kasus dan merencanakan kegiatan pembinaan seperti mempersiapkan perangkat pembinaan, membuat alat evaluasi dan instrumen penelitian. (2) Pelaksanaan, yaitu melaksanakan kegiatan pembinaan dengan cara pembinaan. (3) Observasi, yaitu pengambilan data tentang proses kegiatan dan hasil pembinaan. (4) Refleksi, adalah kegiatan untuk menganalisa data hasil pengamatan. Hasil penilaian terhadap peran kepala sekolah sebagai seorang manajemen pendidikan dalam meningkatkan kedisiplinan guru di locus penelitian dalam melaksanakan tugas KBM yaitu pada penilaian terhadap peran kepala sekolah terhadap kedisiplinan guru dalam melaksanakan tugas KBM diperoleh data awal memiliki rata-rata sebesar 56,5 dan pada siklus I mencapai rata-rata 71 sedangkan pada siklus II meningkat hingga mencapai rata-rata 84,5. Penilaian pada tiapjenis kedisiplinan guru dalam melaksanakan tugas KBM menunjukan pada data awal sebesar 52,3 dan hasil pada siklus I sebesar 65,9 sedangkan hasil pada siklus II menunjukan peningkatan yang signfikan, yaitu mencapai rata-rata 83,3. hasil tersebut membuktikan bahwa supervisi akademik dapat meningkatkan kedisiplinan guru dalam melaksakan tugasnya.

 

Kata Kunci: Disiplin, Guru dan MA Maarif Garut

 

Pendahuluan

Disiplin menurut bahasa bermakna tata tertib (Hasan Alwi dkk, 2003: 268). Sedangkan kedisiplinan bagi guru di sekolah berarti mentaati segala peraturan yang berlaku bagi guru di sekolah dalam melaksanakan tugas mengajar, agar tujuan pembelajaran yaitu menumbuhkan manusiayang terdidik dan terlatih tercapai. Guru merupakan salah satu faktor yang menentukan keberhasilan siswa dalam belajar, sehingga keberadaan guru yang disiplin akan memberikan pengaruh yang positif terhadap capaian siswa dalam belajar.

Suryabrata (2002: 27) menyatakan bahwa terdapat 2 (dua) faktor penting yang mempengaruhi keberhasilan siswa dalam belajar, yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal meliputi faktor fisiologis dan psikologis (kecerdasan motivasi dan kemampuan kognitif), sedangkan yang termasuk faktor eksternal meliputi faktor lingkungan dan instrumental pembelajaran (guru, kurikulum, dan metode pembelajaran).Sedangkan menurut Ngalim Purwanto (M. Ngalim Purwanto, 2002: 102), menjelaskan bahwa keberhasilan belajar dipengaruhi oleh 2 (dua) faktor yaitu faktor individual (kecerdasan, motivasi dan faktor pribadi) dan faktor sosial (keluarga, guru dan metode pembelajaran).

Dunkin (dalam Wina, 2006: 50) menjelaskan bahwa keberadaan tenaga pendidik (guru) termasuk ke dalam faktor eksternal yang menentukan keberhasilan dalam pembelajaran, hal ini karena guru tidak hanya berperan sebagai model atau teladan bagi siswa yang diajarinya, tetapi guru juga sebagai pengelola/ agen pembelajaran. Selain itu, jika dilihat dari faktor guru terdapat 3 (tiga) aspek yang dapat mempengaruhi kedisiplinan anak dalam belajar sekaligus berpengaruh terhadap kualitas proses pembelajaran, yaitu teacher formative experience (jenis kelamin dan latar belakang social guru termasukdidalamnya semua pengalaman hidupnya), teacher training experience (latar belakang pendidikan guru), dan teacher properties (segala sesuatu yang berhubungan dengan sifat yang dimiliki oleh guru).

Dari uraian di atas maka dapat disimpulkan bahwa kedisiplinan guru dalam melaksanakan tugasnya memiliki peranan penting dalam menentukan keberhasilan belajar siswa.Sekolah Dasar (SD) berperan sebagai lembaga pendidikan dasar tentunya program-program yang dicanangkan bertujuan untuk membentuk manusia yang beriman dan bertaqwa terhadap Allah SWT, lebih berkualitas, cerdas, kreatif, bertanggung jawab, disiplin serta sehat jasmani dan rohani. Untuk mencapai tujuan tersebut dibutuhkan guru-guru yang mempunyai disiplin tinggi khususnya ketika melaksanakan tugasnya di sekolah.

Namun berdasarkan penelitian awal diperoleh suatu keterangan, bahwa di MA Maarif Garut ditemukan guru yang masih kurang disiplin dalam melaksanakan tugasnya di sekolah seperti dalam hal administrasi pendidikan yaitu pembuatan RPP masih malas, tugas mengajar masih ada yang terlambat, pada jam pelajaran masih ada guru yang keluar dan pada saat mengajar di dalam kelas masih terdapat guru yang suka merokok.

 

MetodePenelitian

PTS ini dilaksanakan berdasarkan tahapan-tahapan sebagai berikut: �(1) merencanakan tindakan, (2) melaksanakan tindakan, (3) melaksanakan observasi, (4) melakukan refleksi.� (Kasihani Kasbolah, 1999: 78). Oleh karena itu keempat tahapan tersebut dirancang dan dilaksanakan dengan tujuan untuk meningkatkan kedisiplinan guru khususnya pada saat mengajar di MA Maarif Garut. Adapun rangkaian kegiatan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

1.    Perencanaan, kegiatan ini terdiri dari:

a.       Mengumpulkan guru-guru MA Maarif Garut.

b.      Menyusun jadwal kegiatan

c.       Menyiapkan materi pembinaan (pengarahan Pengawas, pengarahan Kepala Madrasah, pemaparan materi binaan.

d.      Menugaskan guru untuk pertanyaan melalui angketyang sudah dipersiapkan.

2.    Pelaksanaan tindakan, yaitudapat berupa pemberian motivasi dan arahan kepada para guru di MA Maarif Garut.

3.    Observasi, yaitu semua kegiatan yang ditujukan untuk mengenali, merekam dan mendokumentasikan setiap indikator dari proses dan hasil yang dicapai (perubahan yang terjadi) baik yang ditimbulkan oleh tindakan terencana maupun akibat sampingannya.� (Kasihani Kasbolah, 1999: 91).

4.    Melakukan Refleksi yang merupakankegiatanakhir dalam penelitian. Dalam tahapan ini kegiatan yang dilakukan oleh peneliti diantaranya adalah mengkaji, melihat dan mempertimbangkan hasil atau dampak dari tindakan dari berbagai kriteria (Soedarsono, 1997: 16). Refleksi dilakukan setelah proses penelitian dan pengarahan oleh peneliti bersamaobserver berakhir. Hasil refleksi maka ditemukan masalah dan hasil upaya perbaikannya. Akhir proses penelitian bersama kolaborator melakukan analisis data.

 

 

Pembahasan

Disiplin sekolah dapat diartikan sebagai keadaan serba teratur pada suatu sekolah tertentu yang membantu kepada pencapaian dengan efisien fungsi-fungsi sekolah. Cara-cara tersebut dapat berupa latihan yang dapat mengembangkan karakter dan meningkatkan pengendalian diri.Disiplin erat hubungannya dengan sikap mental dan moral yang melekat pada diri guru.Kesadaran mengandung arti unsur pengendalian diri, dan dengan adanya pengendalian diri maka pada individu akan tertanam sikap mental moral yang tinggi.

Dengan pengetahuannya seseorang memiliki dasar filosofis dari tingkah laku yang diwujudkan dengan kesungguhan hati, melalui pengetahuan, orang dapat meramalkan akibat positif dan perbuatan yang menyimpang atau melanggar peraturan dan norma yang berlaku. Dari pandangan di atas dapat dijelaskan bahwa disiplin adalah suatu sikap yang mencerminkan ketaatan terhadap aturan-aturan yang dilandasi oleh rasa tanggung jawab. Disamping itu penegakkan disiplin kerja memungkinkan terciptanya ketertiban dan kelancaran pelaksanaan tugas.

Disiplin kerja guru meliputi ketaatan dalam melakukan tugas pengajaran dan tanggung jawab dalam bidang pengajaran dan pembinaan siswa. Disiplin kerja guru selain memiliki dampak penting bagi terciptanya proses belajar mengajar yang kondusif, sekaligus juga menjadi teladan yang ditunjukkan guru dan dapat dirasakan secara langsung oleh anak didiknya. Oleh karena itu tidak berlebihan bila dinyatakan bahwa perilaku indisipliner guru membawa dampak negatif bagi upaya-upaya pendidikan, tidak hanya menyangkut pengembangan intelektual anak didik, tetapi juga menyangkut pengembangan aspek moralitas dan mentalitas.�������������������������

Hasil observasi dari kegiatan briefing dan pembinaan bagi para guru MA Maarif Garut selama tiga periode dalam upaya meningkatkan kedisiplinan melaksanakan KBM melalui supervisiakademik yang dilakukan oleh pengawas (supervisor) bekerja sama dengan kepala sekolah (kolaboratif), maka hasil pengamatannya dapat dilihat pada tabel berikut:

 

 

 

 

Tabel 1

Kedisiplinan Guru pada KondisiAwal Selama Tiga Periode

 

No

PenilaianBidang yang Disupervisi

Skor

Deskripsi

1

Kedisiplinan dalam melaksanakan tugas KBM

50

Kurang

2

Kedisiplinan dalam menyusun program tahunan

48

 

Kurang

 

3

Kedisiplinan dalammenyusun RPP

55

Kurang

4

Kedisiplinan dalam menyusun Program Semester

54

 

Kurang

 

5

Kedisiplinan dalam menyusun Silabus

60

Cukup

6

Kedisiplinan dalam Menyusun Agenda Harian

60

 

Cukup

 

7

Kedisiplinan dalam Menyusun Daftar Nilai

50

 

Kurang

 

8

Kedisiplinan dalam mengikuti kegiatan rapat pendidikan

48

 

Kurang

 

9

Kedisiplinan dalam melaksanakan tugas menyusun kisi-kisi soal semester

65

 

Cukup

 

10

Kedisiplinan dalam mengikuti kegiatan loka karya/ penataran

60

 

Cukup

 

Jumlah

Rata-rata

550

55

Kurang

 

Hasil observasi terhadap kedisiplinan guru di MA Maarif Garut pada table di atas menunjukkan rata-rata 61,8%, berarti dapat dikategorikan Cukup.

 

Tabel 2

Kedisiplinan Guru pada Siklus I Selama Tiga Periode

 

No

PenilaianBidang yang Disupervisi

Skor

Deskripsi

1

Kedisiplinan dalam melaksanakan tugas KBM

66

Cukup

2

Kedisiplinan dalam menyusun program tahunan

68

Cukup

3

Kedisiplinan dalammenyusun RPP

65

Cukup

4

Kedisiplinan dalam menyusun Program Semester

54

Kurang

5

Kedisiplinan dalam menyusun Silabus

65

Cukup

6

Kedisiplinan dalam Menyusun Agenda Harian

65

Cukup

7

Kedisiplinan dalam Menyusun Daftar Nilai

50

Kurang

8

Kedisiplinan dalam mengikuti kegiatan rapat pendidikan

 

60

Cukup

9

Kedisiplinan dalam melaksanakan tugas menyusun kisi-kisi soal semester

65

Cukup

10

Kedisiplinan dalam mengikuti kegiatan loka karya/ penataran

60

Cukup

 

Jumlah

Rata-rata

618

61,8

Cukup

 

Hasil observasi terhadap kedisiplinan guru di MA Maarif Garut pada table di atas menunjukkan rata-rata 61,8%, berarti dapat dikategorikan Cukup.

Hasil observasi dari kegiatan briefing dan pembinaan bagi para guru MA Maarif Garutdalam upaya meningkatkan kedisiplinan melaksanakan KBM melalui supervisiakademik yang dilakukan oleh pengawas (supervisor) bekerja sama dengan kepala sekolah (kolaboratif), maka hasil pengamatannya dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 3

Kedisiplinan Guru pada Siklus II Selama Tiga Periode

 

No

PenilaianBidang yang Disupervisi

Skor

Deskripsi

1

Kedisiplinan dalam melaksanakan tugas KBM

86

BaikSekali

2

Kedisiplinan dalam menyusun program tahunan

88

BaikSekali

3

Kedisiplinan dalammenyusun RPP

85

BaikSekali

4

Kedisiplinan dalam menyusun Program Semester

80

Baik

5

Kedisiplinan dalam menyusun Silabus

85

BaikSekali

6

Kedisiplinan dalam Menyusun Agenda Harian

85

BaikSekali

7

Kedisiplinan dalam Menyusun Daftar Nilai

80

Baik

8

Kedisiplinan dalam mengikuti kegiatan rapat pendidikan

80

Baik

9

Kedisiplinan dalam melaksanakan tugas menyusun kisi-kisi soal semester

80

Baik

10

Kedisiplinan dalam mengikuti kegiatan loka karya/ penataran

85

BaikSekali

 

Jumlah

Rata-rata

834

83,4

Cukup

 

Hasil observasi terhadap kedisiplinan guru-guru MA Maarif Garut pada table di atas menunjukkan rata-rata 83,44 %, berarti dapat dikategorikan Baik.

 

 

Kesimpulan

Hasil penelitian dan pembahasan tentang pembinaan kedisiplinan guru MA Maarif Garut dalam melaksanan tugasnya sebagai agen pembelajaran dapat disimpulkan:

1.      Dalam membina kedisiplinan guru dalam melaksanakan tugas KBM melalui peran kepala sekolah adalah melakukan hal-hal seperti memberikan penghargaan dan pengakuan terhadap hasil kerja guru memberikan ruang untuk berinovai kepada para gurunya, memberikan pengarahan dan pembinaan , memberikan wewenang, memberikan perhatian, memberikan insentif bagi guru yang berprestasi.���

2.      Dalam membinan kedisiplinan guru dalam melaksanakan tugas KBm yang dilakukan oleh pengawas yang bekerjasama dengan para kepala sekolah dengan cara memberikan briefing dan pembinaan.

3.      Hasil penilaian terhadap peran kepala sekolah terhadap kedisiplinan guru MA Maarif Garut dalam melaksanakan tugas KBM yaitu:

a.       Hasil awal mencapai rata-rata : 56,5.

b.      Hasil siklus I naik yaitu mencapai rata-rata: 71.

c.       Hasil siklus II meningkat hingga mencapai rata-rata: 84,5.

4.      Hasil penilaian pada tiap jenis kedisiplinan guru MA Maarif Garutdalam melaksanakan tugas KBM yaitu:

a.       Hasil awal mencapai rata-rata : 55

b.      Hasil siklus I naik yaitu mencapai rata-rata: 61,8

c.       Hasil siklus II meningkat hingga mencapai rata-rata: 83,4

Berdasarkan penjelasan di atas menunjukkan bahwa hipotesis tindakan terbukti,yaitu supervisi akademik dapat meningkatkan kedisiplinan guru dalam melaksakan tugasnya.

 

 

 

 

 

 

BIBLIOGRAFI

Hasan Alwi, dkk. 2003. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Penerbitan Percetakan Balai Pustaka.

 

Mardapi, dkk. 2004. Pedoman Umum Pengembangan Penilaian; Kurikulum Berbasis Kompetensi SMA. Jakarta: Direktorat Pendidikan Menengah Umum.

 

Ngalim Purwanto. 1986. Psikologi Pendidikan. Bandung: Remaja Rosda Karya

 

Nasih Munjih Ahmad, dkk. 2009. Metode dan Teknik Pembelajaran. Jakarta: Refika Aditama.

 

Peraturan Pemerintah Nomor 19.2005. Standar Nasional Pendidikan. Jakarta: Fokus Media.

 

Peraturan Pemerintah Pendidikan Nasional RI Nomor 22. 2006. Standar Isi. Jakarta: Fokus Media.

 

Peraturan Pemerintah Pendidikan Nasional RI Nomor 20. 2007. Standar Penilaian Pendidikan. Jakarta: Dirjen Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah.

 

Rif�ai Mohammad. Tanpa Tahun.Admisnirtasi dan Supervisi Pendidikan.Bandung: Penerbit Jemmars.

 

Team Penyusun, 2005. Kepengawasan Pendidikan. Jakarta: Dirjen Kelembagaan Agama Islam Direktorat Madrasah dan Pendidikan Agama Islam pada Sekoilah Umum.

 

Undang-undang Nomor 20, 2003. Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta: Fokus Media..