����������� Syntax Literate : Jurnal
Ilmiah Indonesia � ISSN : 2541 0849
����������� e-ISSN
: 2548-1398
����������� Vol. 2,
No 6 Juni 2017
PEMANFAATAN
TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI UNTUK MENINGKATKAN PENDIDIKAN DI INDONESIA
Cecep Abdul �Cholik
Universitas Islam Al IhyaKuningan
Abstrak
Teknologi, informasi dan komunikasi yang berkembang begitu cepat
secara langsung berdampak kompleks pada manusia termasuk di dunia pendidikan. Dunia Pendidikan saat ini turut mengambil bagian
dalam memanfaatkan perkembangan teknologi dan informasi guna meningkatkan
kualitas Pendidikan di Indonesia khususnya. Sebagai upaya untuk meningkatkan
kualitas Pendidikan di Indonesia sudah selayaknya jika dimulai dari pembenahan
proses pembelajaran. Hal itu karena, pembelajaran merupakan faktor penting
dalam menentukan kualitas pendidikan. Perkembangan teknologi dan informasi
berperan dalam perubahan terhadap proses pembelajaran di Indonesia. Jika dahulu
sebagian besar pembelajaran di Indonesia menggunakan metode ceramah dimana guru
menjadi sumber belajar utama bagi siswa, maka dengan adanya pemanfaatan
teknologi dan informasi, siswa diharapkan mulai aktif dalam hal belajar dan
sehingga guru hanya berperan sebagi fasilitator saja. Tujuan penelitianiniadalah untuk mengetahui bagaimana pemanfaatan perkembangan
teknologi dan informasi dalam dunia pendidikan. Hasil penelitian menunjukan
bahwa ternyata perkembangan teknologi, informasi dan komunikasi dapat
diintegrasikan dalam proses pembelajaran. Pemanfaatan teknologi, informasi dan
komunikasi dapat mendorong kreativitas siswa selama pembelajaran. Selain
sebagai media belajar, teknologi, informasi dan komunikasi dapat menjadi alat
dan media dalam pendistribusian materi ajar serta memberikan kemudahan dalam
melakukan komunikasi belajar. Sehingga secara keseluruhan pemanfaatan
teknologi, informasi dan komunikasibermuara pada peningkatan kualitaspendidikan
di Indonesia.
Kata
Kunci: Teknologi,Informasi,
Pendidikan danPembelajaran
Pendahuluan
Perkembangan
teknologi
daninformasi,
khususnya yang terjadi di indonesia terjadi sangat dinamis. Perkembangan
tersebut tentu saja berdampak pada segala bidang, seperti ekonomi, kesehatan,
sosial dan tentunya pada
bidang pendidikan.
Dalam hal ini, Ahmad
D. Marimba mengartikan pendidikan sebagai bimbingan yang dilakukan secara sadar oleh pendidik kepada peserta
didik yang bertujuan untuk
membentuk kepribadian secara jasmani dan rohani. Dari uraian di atas dapat disimpulkan
bahwa tujuan pendidikan dapat dicapai jika proses pembelajaran dilakukan secara efektif
dan efisien guna mencapai tujuan
yang optimal.
Salah
satu indikator tingginya kualitas pembelajarandalam pendidikan adalah adanya
kesempatan dan ruang bagi siswa untuk mengembangkan potensi dan bakat yan
dimiliidandapatmemenuhi
kebutuhan emosional pesertadidiknya.
Selain itu, untuk menciptakan pembelajaran yang�
berkualitas juga harus dimulai dengan keterlibatan siswa dalam belajar
dan mencari materi dalam pembelajaran. Namun dalam praktiknya, suatu
pembelajaran selalu menjadikan guru sebagai sumber tunggal dalam belajar,
sehingga hal tersebut secara tidak langsung akan membatasi sikap aktif siswa
dalam mencari materi suatu pelajaran, karena siswa sudah terbiasa hanya
menunggu materi yang diberikan oleh gurunya. Hal tersebut tentunya berlawanan
dengan proses belajar
yang seharusnya diterapkan dalam meningkatkan kualitas pendidikan.
Untuk
mengatasi hal tersebut, hendaknya pemerintah (lembaga pendidikan) dapat
memberikan solusi sebagai upaya dalam melakukan pembenahan terhadap masalah
tersebut. Salah satu upaya yang dapat dilakukan adaalah bangan
teknologi dan informasi baik dalam penyelenggaraan pendidikan secara umum
maupun sebagai media pembelajaran di kelas. Dengandemikian diharapkan proses pembelajaran yang dilaksanakan
semakin baik yang pada akhirnya akan terjadi peningkatan mutu pendidikan di Indonesia.
Pemanfaatan
teknologidan informasi dalam pendidikan dapat dilakukan melalui: penerapan media
belajar Audio Visual Aid (AVA), penggunaan sistem komputer baik dalam pembelajaran
di kelas maupun dalam penyelenggaraan pendidikan secara umum serta pemanfaatan jaringan
internet yang dapat mendukung pelaksanaan
Pendidikan dan pembelajarn
yang lebih efektif.
Pemanfaatan tersebut
nyatanya memberikan perubahan yang berdampak positif bagi terhadap kemajuan
pendidikan di Indonesia, sehingga jika hal tersebut dilakukan secara terus menerus, besar kemungkinan Indonesia akan mampu bersaing di kancah Internasional dalam bidang pendidikan. Berdasarkan uraian di atas, penulis tertarik untuk melakukan kajian secara lebih mendalam tentang pemanfaatan
teknologi daninformasi di
Indonesia khususnya dalam bidang pendidikan.
Metode
Penelitian
Penelitian
ini merupakan penelitian kualitatif deskriptif, menurut Sugiyono (2005) metode
deskriptif merupakan suatu metode penelitian yang digunakan untuk menggambarkan
atau menganalisis suatu hasil penelitian tetapi tidak digunakan untuk membuat
kesimpulan yang lebih luas. Peneliti menggunakan metode penelitian kualitatif
deskriptif mengingat data yang dibutuhkan dalam penelitian ini berupa dokumen, catatan, dan data-data yang bersifat kualitatif.
Penelitian
kualitatif berhubungan dengan pendapat, gagasan, ide atau kepercayaan terhadap objek yang akan diteliti, semua data yang dibutuhkan terbut bukanlah termasuk data yang berbentuk angka.
Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh pemahaman tentang pemanfaatan
perkembangan teknologi, informasi dan komunikasi serta untuk menggambarkan suatu realitas yang kompleks tentang pendidikan
di Indonesia yang membutuhkan peran teknologi dan informasi
untuk agar dapat bertransformasi menjadi pendidikan yang mampu bersaing dengan negara-negara maju lainnya.
Data
primer dalam penelitian ini diperoleh dari hasil pengamatan (observasi) penulis
terhadap permasalahan yang terjadi tentang di dunia pendidikan sedangkan untuk data sekunder diperolah dari buku, jurnal
dan sumber lainnya yang berhubungan dengan materi yang sedang dikaji.
Pembahasan
A.
Kualitas
Pendidikan
Salah satu
indicator daripenddidikanyang berkualitasadalahadanya
proses pembelajaran yang berkualitas.
Pembelajaran yang berkualitasdapat dilihat dari tingkat efektifitas dari proses pembelajaran, salahsatucirinyaadalahpembelajaran
yang dapatmemberikan
fasilitas kepada peserta didik untuk aktif dalam berinteraksi dengan berbagai
macam sumber belajar, bukan hanya bergantung pada tenaga pendidik. Peserta
didik yang aktif dalam mencari sumber belajar tentunya mempunyai peluang yang
tinggi sehingga siswa dapat mencapai tujuan dari pembelajaran yang telah
ditentukan secara efektif, efisien dan tentunya menyenangkan.
Setidaknya terdapat 2 (dua) indikator utama suatu pembelajaran
disebut berkualitas, yaitu prosesdalam pembelajaran dan hasil pembelajaran. Pembelajaran yang berkualitas
dimulai dengan melakukan perbaikan-perbaikan terhadap proses pembelajaran yang
mengarahkan terjadinya pembelajaran yang mandiri bagi peserta didik, bukan lagi
pembelajaran yang terpusat pada instruksi daritenaga pendidik.
Perkembangan teknologi, informasi dan komunikasi yang terjadi
sangat dinamis seharusnya dapat dimanfaatkan untuk melakukan perbaikan pada
proses pembelajaran. Salah satu contonya adalah menerapkan AVA (Audio Visual
Aid) sebagai salah satu media pembelajaran di kelas.Untuk menciptakan
proses tersebut, yang paling penting adalah kesiapan ntuk menata lingkungan
belajar yang memotivasi, menyenangkan dan menggairahkan bagi siswa. Hal inilah
yang sering terabaikan dalam pengelolaan Pendidikan saat ini. Sebagian besar
pengelola pembelajaran yang terfokus pada hasil tanpa memperhatikan peserta
didik.
Setelah memperbaiki proses pembelajaran, barulah melakukan
pembahasan mengenai hasil pembelajaran. Untuk melihat sebarapa berkualitasnya
suatu suatu pembelajaran dapat dilihat dari seberapa besar peserta didik yang
dapat menikmati proses pembelajaran selain melihat ketercapaian tujuan-tujuan
belajar yang tercantum dalam kurikulum. Indikator ini dapat tercermin dari
sikap siswa yang bergairah dan aktif dalam belajar. Bukan proses belajar yang
yang muncul karena keterpaksaan sehingga pembelajaran pun diikutinya dengan
setengah hati.
B.
Teknologi
Informasi
William & Sawyer (Abdul Kadir
& Terra CH, 2003) mendefinisikan bahwa teknologi informasi merupakan
teknologi yang menggabungkan komputer dengan jalur komunikasi kecepatan tinggi,
yang membawa data, suara, dan video. Definisi tersebut menggambarkan bahwa pada
dasarnya terdapat 2 komponen utama dalam teknologi informasi, yaitu komputer
dan komunikasi. Informasi merupakan data dalam bentuk
tulisan, suara, maupun gambar yang telahdiolahdandapatdisimpandenganbaik.
Dari beberapadefinisi di atas,penulismenyimpulkanbahwateknologiinformasi
adalah ilmu tentang tata acara mengelolah sebuah informasi sehingga informasi
tersebut dapat dicari denganmudah.
Dalam hal ini, komputer
dijadikan sebagai alat untuk mengelola informasi tersebut dengan teknologi
komunikasi digunakan sebagai alat penyampaiannya.
Kaitannya dengan Pendidikan
sebagaimana yang telah penulis uraikan di pendahuluan, bahwa momen perkembangan
teknologi ini hendaknya dapat dijadikan sebuah solusi untuk memperbaiki
pendidikan di Indonesia yang tertinggal cukup jauh dibanding dengan perkembanga
pendidikan yang ada di negara maju. Pemanfaatan teknologi dalam bidang pendidikan dapat dijadikan sebagi alat untuk melakukan
pemerataan dalam memberikan kesempatan belajar dan meningkatkan mutu pendidikan
melalui penyediaan informasi lengkap tentang Pendidikan.
Selain itu, komunikasi dapat
dijadikan sebagai media untuk meningkatkan mutu Pendidikan. Pemanfaatan media
komunikasi seperti hanphone, computer, email atau lain sebagainya tentunyadapatmemberikankemudahandalamkomunikasiantarapesertadidikdengantenagapendidik.
Hal tersebut memberikan kesempatan yang lebih luas bagi guru dalam memberikan
layanan kepada siswa. Begitupun dengan siswa yang dapat mengakses informasi
yang lebih luas lagi dari berbagai sumber. Bukan lagi terfokus pada informasi
yang diberikan oleh guru saat pembelajaran di kelas.
C.
Pemanfaatan
TeknologidanInformasiDalam Dunia Pendidikan
Kaitannya
dalam bidang pendidikan, Eric Ashby (dalam Miarso, 2004: 494) menyatakan bahwa
teknologi komunikasi telah menimbulkan revolusi yang keempat. Revolusi ini
ditandai dengan berkembangnya media elektonik yang dapat dimanfaatkan sebagai
media belajar, seperti radio, telepon, televise atau pun komputer. Seperti yang
diketahui bahwa dalam revolusi pertama terjadi peralihan tempat belajar bagi
masyarakat, yang awalnya tempat belajar hanya di rumah dengan hanya mengandalkan
orang tua sebagai pendidiknya beralih ke sekolah-sekolah dengan guru sebagai
tenaga pendidiknya.
Berjalannya
waktu, yang ditandai dengan adanya perkembangan-perkembangan muncul revolusi
yang kedua yaitu adanya Bahasa tulisan yang dapat dijadikan sebagai sarana
dalam pembelajaran. Kemudian revolusi ketiga yang ditandai dengan ditemukannya
alat percetakan, hal ini sebagai awal beredarnya buku-buku pelajaran yang
semakin meluas.
Dari
4 (empat) revolusi tersebut, seakan
menunjukan bahwa perkembangan teknologidan informasi pastiakan
terus terjadi. Hal ini tentunya dimanfaatkan untuk meningkatkan kualitas
pendidikan di Indonesia, sebagaimana negara-negara maju lainnya yang telah
lebih dulu memanfaatkan teknologi, komunikasi dan informasi untuk peningkatan
kualitas Pendidikan. Atas dasar itulah sudah selayaknya pemerintah,
lembaga-lembaga pendidikan khususnya�
agar dapat memberikan perhatian khusus berupa penanganan secara
professional agar pemanfaatan teknologi dalam bidang Pendidikan dapat
dimanfatatkan lebih optimal lagi. Penanganan professional menurut Miarso
(Miarso,
2004) merupakan penanganan yang dilakukan oleh tenaga- tenaga ahli yang
terdidik dan terlatih yang memiliki standar kinerja dengan kode etik tertentu,
lembaga pembina, serta organisasi profesi yang jelas.
Ada
beberapa langkah yang dapat dilakukan untuk memanfaatkan teknologi informasi
dalam proses Pendidikan seperti: (1) membuat dan merancang sebuah aplikasi yang
dapat menyimpan seluruh database seluruh informasi yang ada di sekolah seperti
system penilaian, kurikulum, manajemen Pendidikan atau pun materi Pendidikan;
(2) pemanfaatan TV edukasi sebagai materi pengayaan dalam menunjang proses
pembelajaran atau penggunaan audio visual sebagai salah satumetode
pebelajaran yang menyenangkan; (3) pemanfaatan media internet dan media
komunikasi jarak jauh lainnya (seperti: WA, telephone, facebook, email dll)
untuk berbagi informasi yang berkaitan dengan pendidikan sehingga untuk
berinteraksi anata guru dan siswa tidak lagi harus bertatap muka; (5) terakhir
adalah pemanfaatan komputer sebagai sebagai alat pendukung Pendidikan lainnya.
Dalambidangpendidikan, teknologidaninformasidapatdimanfaatkandalambentuk:
1.
Sistem Informasi (SIM)
Keberadaan SIM dalam dunia
Pendidikan, khusunya di sekolah dan perguruan tinggi dirasakan sangat membantu
dalam proses pembelajaran. SIM yang ada di lembaga-lembaga pendidikan sangatlah
membantu dalam proses-proses pembelajaran. SIM memungkinkan terjadinya arus
informasi yang cepat dan akurat, baik dari dinas Pendidikan ke sekolah ataupun
dari sekolah ke tenaga pendidik dan peserta didik serta sebaliknya. Ini berarti
perkembangan teknologi dan mengefisiensikan waktu dalam proses tukar informasi
dalam bidang Pendidikan.
Selain itu system informasi akademik
berbasis website yang ada di lembaga Pendidikan dirasakan sangat membantu
setiap orang yang menginginkan informasi terkait dengan sekolah tersebut.
Khususnya bagi orang tua yang ingin mengetahui perkembangan tempat (sekolah)
dimana anaknya belajar, dan perkembangan anak di sekolah tersebut. Keberadaan
website yang interaktif di sekolah dapat membantu masyarakat luas untuk
mengetahui seputar informasi yang adadi sekolah tersebut seperti visi misi
sekolah, informasi kurikulum dan tenaga pengajar hingga informasi administrasi.
Informasi sekolah yang mudah diketahui oleh oleh masyarakat ini yang kemudia
memberikan dampak positif berupa meningkatnya minat masyarakat terhadap lembaga
tersebut.
Selain itu, bagi masyarakat yang
sudah berminat untuk mendaftar ke lembaga tersebut tidak harus bersusah payah
datang langsung untuk mencari informasi, karena seluruh informasi sudah dapat
diakses melalui website.
Dalam perguruan tinggi, SIM dapat
dikatakan sebagai hal wajib yang harus dimiliki. Ini bukan saja untuk
memudahkan arus komunikasi melainkan menjadi indicator dari lembaga Pendidikan
yang berkualitas.� Setidaknya ada 11
macam aplikasi yang saat ini sudah digunakan di perguruan tinggi diantaranya
adalah: Website Perguruan Tinggi, e-learning, OJS (online journal
system), SIM Akademik, SIM Inventory, e-library, SIM Keuangan, dan
lain sebagainya.
Aplikasi-aplikasi yang dikembangkan tersebut merupakan upaya
untuk memberikan kemudahan bagi penyelenggaraan Pendidikan dan proses belajar
yang muaranya adalah meningkatnya mutu dan kualitas Pendidikan.
2.
Media Pembelajaran
Prestasi
belajar siswa erat kaitannya dengan proses belajar yang dilakukan. Tingginya
prestasi siswa di sekolah sangat dimungkinkan dengan adanya proses pembelajaran
yang ditunjang dengan fasilitas belajar yang memadai.
Di
Indonesia sendiri pembelajaran dengan menggunakan metode ceramah, sudah lama
digunakan dan hasilnya adalah siswa merasa jenuh. Keadaan tersebut tidak
mungkin untuk terus dipaksakan, karena kondisi siswa yang tidak menikmati
proses belajar akansusah dalam menyerap pengetahuan (pelajaran) yangdisampaikan
oleh guru. Sehingga harus ad acara atau metode lain yang sekiranya dapat
membuat siswa� menikmati proses bekajar,
salah satunya dengan penerapan metodebelajar yang berbeda, yakni penerapan
computer atau audio visual sebagai media pembelajaran.
Hal
ini sejalan dengan apa yang disampaikan oleh Bobby DePorter (1999) bahwa
informasi diperoleh dari sesuatu yang dibaca, dilihat, didengar, dikatakan dan
dari apa yang dilakukan.Hasil
penelitian DePorter menunjukan bahwa komputer memenuhi persyaratan sebagai
media pembelajaran yang efektif, karena komputer mampu menyediakan informasi
yang berupa video, audio, teks, grafik, dan animasi, selain itu komputer
mendorong penggunanya untuk melibatkan ketrampilan kinestetik.
Menggunakanteknologi informasidalampembelajaran, dapatdilakukanmelalui
pemanfaatan internet yang digunakanpada proses belajar (e-learning) ataupun penggunaan
computer sebagai media interaktif. Dengan demikian diharapkan
penggunaan media pemebelajaranini
dapat merangsang pikiran, serta perhatian peserta didik sedemikian rupa
sehingga proses pembelajaran dapat terjadisecara optimal. Selain
itu, proses pembelajarantentunya
akan lebih efektif karena penggunaan media pembelajaran memberikankemudahandalam
proses komunikasi yang dilakukangurudenganpeserta
didiknya, seperti hambatan fisiologis, psikologis, kultural, dan
lingkungan.
Dalam pembelajaran, secara umum
terdapat 3 (tiga) kategori pemanfaatan teknologi informasi dalam pembelajaran,
yaitu:
a.
Sebagai
alat dalam penyampaian materi belajar, diantaranyaadalahdenganmenggunakanperangkat
computer, sounddaninfocus
yang dapat mempermudah peserta didik dalam memperolehmateri yang disampaikan oleh guru. Saat ini sudah sebagian besar
sekolah telah memanfaatkan computer dan teknologi lainnya sebagai media dalam
menyampaikan materi ajar, khususnya pada tingkat perguruan tinggi. Selain
dijadikan sebagai alat (media) belajar, peserta didik juga diajarkan untuk
mengoperasikan computer dan aplikasi pendukung lainnya.
b.
Selain digunakan sebagai media
belajar, perkembangan teknologi, informasi dan komunikasi juga dimanfaatkan
sebagai alat untuk mendistribusikan (menyampaikan) materi ajar dengan
menggunakan fasilitas internet, baik dalam bentuk webpage ataupun
melalui aplikasi lainnya yang dapat memudahkan siswa untuk memperoleh materi
yang disampaikan tersebut.
c.
Perkembangan media komunikasi
berbasis online juga memberikan kemudahan antara tenaga pendidik dan
peserta didik dalam berkomunikasi. Sehingga untuk melakukan komunikasi seputar
pembelajaran, peserta didik tidak lagi dituntut untuk bertatap muka secara
langsung karena sudah dapat dilakukan dengan media tersebut (seperti, wa, sms, facebook,
dan lain sebagainya).
3.
Pendidikan Life Skill
Padadunia yang mengalami perubahan
teknologi secara global ini, hamper seluruh bidang pekerjaan membutuhkan
komputer. Sehingga kecakapan dalam mengoperasikan computer menjadi suatu
keahlian yang banyak dibutuhkan dalam banyak bidang. Melihat perkembangat
tersebut, kemudian banyak pihak mulai menawarkan lembaga kursus Pendidikan life
skill dalam bidang teknologi informasi.
Pendidikan teknologi informasi termasukdalamsalahsatubentukkompetensi (skill) yang dapatdikembangkan. Kecakapanseseorang
dalam mengoperasikan komputer baik menggunakanaplikasi maupun bahasa pemrograman lainnyamerupakan
kecakapan hidup yang bersifat vokasional. Sementara ketrampilan menggali
informasi internet pada internet, mengolah dan memanfaatkannya merupakan general life skill.
Kesimpulan
Teknologi,
informasi dan komunikasi saat ini berkembang dengan sangat cepat. Perkembangan
yang terjadi ternyata berdampak pada segala bidang seperti ekonomi, kesehatan,
agama dan tentunya dalam bidang Pendidikan. Dalam bidang pendidikan,
perkembangan teknologi, informasi dan komunikasi ini mempunyai peran penting
khususnya dalam meningkatkan kualitas Pendidikan dan pembelajaran di Indonesia.
Ketertinggalan
pendidikan yang terjadi di Indonesia salah satunya disebabkan karena proses
pembelajaran di Indonesia yang masih menggunakan pola-pola lama, yaitu peserta
didik duduk dalam kelas dan mendengarkan materi yang disampaikan oleh guru.
Proses belajar yang demikian ternyata membuat peserta didik menjadi jenuh
sehingga proses pembelajaran yang berlangsung menjadi tidak optimal. Proses yang
pembelajaran yang tidak optimal tentunya akan berakibat pada kualitas
Pendidikan yang kurang berkualitas.
Perkembangan
teknologi, informasi dan komunikasi memberikan warna baru dalam dunia
pendidikan. Teknologi, informasi dan komunikasi dikembangkan dan dimanfaatkan
untuk meningkatkan kualitas pembelajaran dan Pendidikan di Indonesia melalui
beberapa cara seperti: menjadikan teknologi, informasi dan komunikasi sebagai
media penyampaian materi pembelajaran, sebagai alat pendistribusian bahan ajar
dengan memanfaatkan jaringan internet (website) dan Pendidikan life skill.
BIBLIOGRAFI
Bobby DePorter (1999). Quantum Learning. Jakarta: Kaifa.
Conny R. Semiawan. 1999. Perkembangan dan Belajar
Peserta Didik.Depdikbud
Departemen Pendidikan Nasional, 2003. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003,
Tentang Sistem Pendidikan Nasional, Jakarta: Depdiknas.
Nina W. Syam (2004). Teknologi Informasi dan
Komunikasi dalam Dunia Pendidikan.Bandung: Universitas PendidikanIndonesia.
Sugiyono. (2005). Metode Penelitian Administrasi.
Bandung: Alfabeta.
Yusufhadi Miarso. (2004). Menyemai Benih Teknologi Pendidikan.
Jakarta: Prenada Media.