Syntax Literate : Jurnal Ilmiah
Indonesia p�ISSN: 2541-0849
e-ISSN : 2548-1398
Vol. 5, No. 6, Juni 2020
�
PENGARUH MEDIA ANIMASI TERHADAP KETERAMPILAN MENULIS CERITA
MURID KELAS V SD SE-KOTA MAKASSAR
��������
Syahruni Hambali, Erwin Akib
dan Sitti Aida Azis
Universitas Muhammadiyah
Makassar
Email: [email protected], Erwin@[email protected] dan [email protected]
Abstract
The main
problem in this study is how is effect using animation media on story writing
skill of fifth grade students of elementary school in Makassar City. This study
aims to know how is effect using animation media on story writing skill of
fifth grade students of elementary school in Makassar City. The kind of this
study is a quasi-experimental study that aims to determine the effect of the
use of animation media on story writing skills of fifth grade students of
elementary school in Makassar City as many as 112 students, grouped into two
groups, namely the fifth grade students of Pongtiku Elementary School and the
fifth grade of Kaccia Elementary School as many as 56 people as an experimental
group/class, and fifth grade students in Sangir elementary school and fifth
grade in Labuang Baji elementary school as a control group/class. The study was
conducted during 10 meetings, which is divided into 5 meetings in the
experimental class and 5 meetings in the control class. Data is collected by
using a test of Indonesian learning outcomes in the form of pre-test and
post-test, The results of descriptive analysis was obtained as follows, shows
that students' ability to write stories is higher, where the scores of
experimental class students are higher than those of the control class.
Meanwhile, the results of the t-test showed that the significant difference in
the t-table value with the t-test value was proven by the t-test. Based on the
results of the study, it can be concluded that the animation media influences
to story writing skills in fifth grade students of elementary school� in Makassar City.
Keywords:
Animation media skill, Animation media and the result of study
Abstrak
Masalah
utama dalam penelitian ini adalah bagaimana pengaruh penggunaan media animasi
terhadap keterampilan menulis cerita murid kelas V SDN se-Kota Makassar.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana pengaruh penggunaan media
animasi terhadap keterampilan menulis cerita murid kelas V SDN se-Kota
Makassar. Jenis penelitian ini adalah penelitian quasi eksperimen yang bertujuan
untuk mengetahui pengaruh penggunaan media animasi terhadap keterampilan
menulis cerita murid kelas V SD Negeri se-Kota Makassar sebanyak 112 murid,
dikelompokkan atas dua kelompok, yaitu siswa kelas V SD Pongtiku dan kelas V SD
Kaccia sebanyak 56 orang sebagai kelompok/ kelas eksperimen dan siswa kelas V
SD Sangir dan kelas V SD Labuang Baji sebanyak 56 orang sebagai kelompok/ kelas
kontrol. Penelitian dilaksanakan selama 10 kali pertemuan yang terbagi 5 kali
pertemuan pada kelas eksperimen dan 5 kali pertemuan pada kelas kontrol.
Pengambilan data dilakukan dengan menggunakan tes hasil belajar bahasa
Indonesia berupa pre-test dan post-test. Adapun hasil analisis deskriptif yang
diperoleh sebagai berikut, menunjukkan bahwa siswa kemampuan dalam menulis
cerita lebih tinggi, dimana skor murid kelas eksperimen lebih tinggi daripada
kelas kontrol. Sementara itu, dari hasil uji-t menunjukkan bahwa perbedaan
signifikan nilai t-tabel dengan nilai t-test terbukti dengan t-test.
Berdasarkan hasil penelitian maka dapat disimpulkan bahwa media animasi
berpengaruh terhadap keterampilan menulis cerita pada murid kelas V� SD Negeri se-Kota Makassar.
Kata kunci: Keterampilan media animasi,
media animasi dan hasil belajar
Pendahuluan
Pendidikan merupakan harapan dan cita-cita luhur bagi para
pemimpin bangsa ini khususnya untuk orang tua. Selain
itu Pendidikan merupakan
hal yang penting dalam kehidupan seseorang terlebih untuk menghadapi persaingan dan kompetisi global yang semakin tinggi
memaksa setiap individu untuk lebih
cerdas dalam menyikapi hal tersebut guna memenuhi kebutuhan hidupnya. Atas dasar
itulah, maka seseorang dituntut untuk meningkatkan kualitas hidupnya melalui
pendidikan agar dapat bersaing dan berkompetensi secara global (Mukson, 2017).
Pembelajaran bahasa
Indonesia di sekolah dasar (SD) merupakan bagian penting dalam kerangka
pengembangan pendidikan maksimal yang bertujuan untuk menciptakan sumber daya
manusia yang memiliki kemampuan berbahasa yang optimal. Salah
satu kompetensi menulis yang diharapkan dikuasai oleh murid, yaitu menulis
karangan.Karangan merupakan satuan bahasa terlengkap, dalam hierarkan merupakan
suatu gramatikal tertinggi atau terbesar, karangan ini direalisasikan dalam
bentuk karangan yang utuh (buku, serf ansiklopedia, dan sebagainya),
paragraf.Kalimat atau kata yang membawa amanat yang lengkap (Kridalaksana, 2001).
Adapun ayat yang
berkaitan dengan tulisan antara lain terdapat dalam surah Al Qalam:68:1
ن ۚ
وَالْقَلَمِ
وَمَا
يَسْطُرُونَ
Artinya: Nun, demi pena dan apa yang mereka tulis/catat.
Banyak hadist diriwayatkan bahwa Rasulullah saw bersabda: sesungguhnya
yang pertama kali Allah ciptakan adalah al Qalam atau pena. Allah berfirman
kepada qalam �Tulislah!. Al Qalam bertanya apa yang akan aku tulis.
Menulis merupakan suatu proses yang
menggunakan lambang-lambang atau sejumlah huruf untuk menyusun, mencatat, dan
mengomunikasikan, serta dapat menampung aspirasi atau makna yang ingin
disalurkan kepada orang lain
(Darmadi, 2016).
Pencapaian peranan dan urgensi
menulis sebagaimana yang terurai tentu sulit diperoleh. Hal ini disebabkan oleh
minat murid pada kegiatan menulisyang masih kurang. Salah satu jenis karangan
yang dinilai menjadi momok dan menakutkan bagi murid SD se-Kota Makassar adalah
tulisan narasi karena ada beberapa aspek yang perlu diperhatikan.Selain
penggunaan kalimat efektif, ejaan dan tanda baca, penyusunan sebuah tulisan
dalam bentuk cerita juga memerlukan teknik tersendiri sehingga tulisan yang
dibuat merupakan hasil buah pikiran seseorang yang bagus untuk dibaca.Salah
satu teknik yang perlu diperhatikan adalah penyajian bahan-bahan dalam tulisan
sebagai hasil pengidraan penulis yang dapat dijadikan sebagai gambaran
memperkuat tulisan narasi.
Berdasarkan hasil observasi sebelum
penelitian di beberapa sekolah dasar di Makassar diantaranya SD Negeri
Pongtiku� Makassar, SD Negeri Kaccia
Makassar, SD Negeri Labuang Baji Makassar, dan SD Negeri Makassar, proses
pembelajaran tidak berjalan dengan baik ketika penyajian materi keterampilan
menulis narasi. Hasil keterampilan menunjukkan hanya sekitar 60% murid yang
sudah memiliki keterampilan menulis cerita.Hasil ini jauh dari standar
ketuntasan belajar minimal (SKBM) nasional, yaitu 75%. Selain itu, masalah yang
tampak adalah (1) keterampilan murid dalam menulis masih rendah; (2) murid
kurang memiliki keaktifan dan kreativitas dalam belajar; (3) murid sulit
berinspirasi dan sulit menciptakan ide/gagasan; (4) sulit menulis cerita secara
kronologis.
Kondisi tersebut berdampak pada
hasil belajar menulis cerita di sekolah SD Negeri Labuang� Baji Makassar dan SD Negeri Kaccia Makassar.
Berdasarkan hasil pengamatan penulis bahwa hasil pembelajaran menulis tahun
2017, nilai murid hanya mencapai rata-rata 60. Demikian halnya dengan nilai
ketuntasan yang tidak mencapai KKM, yakni 75% murid yang mendapat nilai 65 ke
atas.
Berdasarkan hal ini semestinya guru
mampu menggunakan bahkan membuat media pembelajaran untuk membantu murid dalam
proses belajar mengajar di kelas. (Sagala, 2011) mengatakan bahwa dengan
mengenal media pengajaran dan memahami cara-cara penggunaannya akan sangat
membantu tugas para guru dalam meningkatkan efektivitas proses pembelajaran.
Pemanfaatan media animasi yang merupakan bagian dari multimedia diharapkan
dapat membantu proses pembelajaransehingga peserta didik dapat beraktivitas
mengoptimalkan kongnitifnya.
Adapun media animasi berorientasi
pendidikan karakter dibuat dengan menggunakan program perangkat lunak adobe flash (video animasi), meski
demikian penggunaan media dalam pembelajaran hendaknya dapat mengasah
kecerdasan dan kompetensi murid.
Berdasarkan pemaparan tersebut,
maka ditetapkan judul dalam penelitian ini yaitu "Pengaruh Media Animasi
terhadap Keterampilan Menulis Cerita Murid Kelas V SD se-Kota Makassar".
Adapun rumusan
masalah pada penelitian ini adalah� (1) Apakah terdapat pengaruh
penggunaan media animasi terhadap keterampilan menulis cerita murid kelas V SD
se-Kota Makassar?(2) Bagaimanakah gambaran penggunaan media
animasi terhadap keterampilan menulis
cerita murid kelas V SD se-Kota Makassar?
Adapun tujuan penelitiannya adalah (1) Mengetahui
apakah ada pengaruh penggunaan media animasi terhadap menulis cerita murid
kelas V se-Kota
Makassar. (2) Mengetahui bagaimana gambaran media animasiterhadap kemampuan
menulis cerita murid kelas V SD se-Kota Makassar.
Media dalam kehidupan bermasyarakat terdapat ciri utama yakni
adanya hubungan di antara anggotanya. Hubungan itu berlangsung sedemikian rupa,
sehingga terjadi proses saling mempengaruhi. Peningkatan efisiensi dan
efektivitas tersebut sebagian bergantung kepada faktor penunjang, yakni sarana
dan prasarana. Media berasal dari bahasa Latin dan merupakan bentuk jamak dari
kata medium yang secara harfiah berarti perantara atau pengantar.Jadi dapat
dipahami bahwa media adalah perantara atau pengantar dari pengirim ke penerima
pesan. (Widya, 2008), mengemukakan bahwa media adalah semua bentuk perantara yang
dipakai orang menyebar ide, sehingga ide atau gagasan itu sampai kepada
penerima. Adapun beberapa jenis media pengajaran yang dapat digunakan dalam
proses pengajaran yaitu: Pertama,
media grafis seperti gambar, foto, grafik, bagan atau diagram, poster, kartun,
komik, dan lain-lain. Media grafis sering juga disebut media dua dimensi,yakni
mempunyai ukuran panjang dan lebar. (Hamalik, 2005) memberi
batasan bahwa media pendidikan adalah alat, metode dan teknik digunakan dalam
rangka mengaktifkan komunikasi dan interaksi antar guru dan murid dalam prose
pendidikan dan pengajaran disekolah. Dari pengertian serta batasan-batasan yang
dikemukakan oleh para ahli di atas, terdapat beberapa persamaan di antaranya,
bahwa media adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan
dari indera penglihatan ke otak sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan,
perhatian dan minat perhatian murid sedemikian rupa sehingga proses belajar
terjadi. Dari beberapa pendapat tentang media pengajaran dapat disimpulkan
bahwa proses dan hasil belajar para murid menunjukkan perbedaan yang berarti
antara pengajaran tanpa media dengan media pengajaran yang menggunakan media.
Media Animasi Menurut (Salim & Gould, 2003) animasi adalah proses
penciptaan efek gerak atau efek perubahan bentuk yang terjadi selama beberapa
waktu (morphing). (Suheri, 2006) mengatakan bahwa animasi merupakan kumpulan gambar yang diolah
sedemikian rupa sehingga menghasilkan gerakan. Salah satu keunggulan animasi
adalah kemampuannya untuk menjelaskan suatu kejadian secara sistematis dalam
tiap waktu perubahan. media animasi pembelajaran adalah media audio visual yang
merupakan kumpulan gambar bergerak dan suara berisikan materi pembelajaran yang
ditampilkan melalui media elektronik projektor sebagai usaha untuk menciptakan
pembelajaran yang aktif dan menyenangkan.
Kelebihan media animasi adalah penggabungan
unsur media lain seperti audio, teks, video, image, grafik, dan sound menjadi
satu kesatuan penyajian, sehingga mengakomodasi sesuai dengan modalitas belajar
murid. Selain itu, dapat mengakomodasi murid yang memiliki tipe visual,
auditif, maupun kinestetik �(Sudrajat, 2010).
Keterampilan Menulis Menulis merupakan suatu proses yang terdiri dari kegiatan (1) pramenulis
(pengalaman pramenulis meliputi menggali ide, mengingat dan memunculkan ide,
menghubungkan-hubungkan ide sehingga dimunculkan topik yang menarik untuk
ditulis) kemudian diikuti oleh penyusunan kerangka karangan, (2) penyusunan dan
buram (usaha untuk menyusun teks dengan menuangkan semua ide tentang topik yang
telah dibatasi, (3) penyuntingan (pemberian kesemutan untuk berpikir kembali,
melihat kembali, dan menyusun kembali teks yang telah disusun), (4)
pembahasandan pengkreasian (mencari masukan untuk memperbaiki tulisan serta
mengkreasikan ide dalam bentuk yang berbeda). Keempat proses membawa implikasi
pada penilaian keterampilan menulis. Dengan kata lain penilaian menulis tidak
semata-mata bertumpu pada hasil tetapi juga mempertimbangkan proses penulisan. Menulis� adalah� segenap�
rangkaian� kegiatan� seseorang�
dalam rangka mengungkapkan gagasan dan�
menyampaikannya� melalui� bahasa tulis kepada orang lain agar mudah
dipahami (Nurudin et al., 2010). ��
Adapun
ciri-ciri tulisan yang baik menurut Mc.Mahan & Day dalam Tarigan (2008: 7)
adalah (a) Jujur: jangan coba memalsukan gagasan/ide (b) Jelas jangan
membingungkan para pembaca (c) Singkat: jangan memboroskan waktu para pembaca.
(d) Usahakan keanekaragaman: panjang kalimat yang beraneka ragam;
berkaryadengan penuh kegembiraan.�
Menurut D�Angelo (dalam Tarigan 2008), tujuan menulis adalah
memproyeksikan sesuatu mengenai diri seseorang. Tulisan mengandung nada yang
serasi dengan maksud dan tujuannya. Dapat dijelaskan bahwa menulis tidak hanya
mengharuskan memilih suatu pokok pembicaraan yang cocok dan sesuai, tetapi juga
harus menentukan siapa yang akan membaca tulisan tersebut, serta apa maksud dan
tujuan ia menulis.
Menurut (Jauhari, 2013) manfaat
menulis yaitu (1) Peningkatan kecerdasan, (2) Pengembangan daya inisiatif dan
kreativitas, (3) Penumbuhan keberanian, (4) Pendorong kemauan dan kemampuan
mengumpulkan informasi.
Keterampilan
menulis merupakan keterampilan yang sangat kompleks dibanding dengan
keterampilan lainnya. Karena didalam keterampilan menulis diperlukan pemahaman
tentang konsep yang akan dibahas, pemahaman mengenai apa yang dibahas, penyusun
kalimat yang jelas serta penggunaan tanda baca yang benar. Selain itu harus ada
perbedaan yang mendasar antara bahasa tulis dan bahasa lisan. Menulis biasanya menuliskan sesuatu yang sudah ada, kemudian orang
melakukan pengembangan/ mengembangkannya, karenanya dibutuhkan banyak referensi
dan biasanya proses kreatif ini bersifat ilmiah. Sedangkan mengarang adalah
menuangkan sesuatu berupa ide atau gagasan yang ada di pikiran kita dalam
bentuk tulisan, biasanya proses kreatifnya bersifat nonilmia.
Metode Penelitian
Penelitian ini
merupakan penelitian Quasi eksperimen. Tindakan yang dilakukan untuk
melihat adakah pengaruh yang signifikan penggunaan media animasi dalam model
pembelajaran langsung terhadap hasil belajar Bahasa Indonesia murid kelas V SD
Negeri se-Kota Makassar.
Penelitian ini dilaksanakan dengan metode Quasi-eksperimen.Kelompok pertama
kelas eksperimen melakukan pembelajaran dengan media animasi yang
mengintegrasikan nilai. Kelompok kedua adalah kelompok kelas kontrol atau
kelompok pembanding melakukan pembelajaran secara normal. Dalam penelitian ini,
tidak dilakukan randomisasi untuk memasukan subjek ke dalam kelompok eksperimen
dan kelompok kontrol, dengan menggunakan control group design. Adapun
subjek penelitian ini adalah di SDN Kaccia, SDI Pingtiku I, SDN Bertingkat
Labuang Baji, dan SDN Sangir Kota Makassar dengan jumlah seluruh siswa adalah
112 murid.� Teknik pengambilan sampel
yang di-gunakan adalah Cluster Random Sampling. Adapun sampel yang
digunakan adalah siswa kelas V SDN Kaccia 28 murid, SDI Pingtiku I 28 murid,
SDN Bertingkat Labuang Baji 28 murid, dan SDN Sangir 28 murid
Teknik pengumpulan data serta
instrument yang digunakan adalah teknik tes. Dimana Teknik pengumpulan data
yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes awal dan tes akhir. Akan tetapi
sebelum instrumen tes diujikan, perlu diadakan uji validitas. Validitas
digunakan untuk me-ngetahui ketetapan alat penilaian terhadap konsep yang
dinilai sehingga betul-betul menilai apa yang seharusnya dinilai.
Teknik analisis data yang digunakan
dalam penelitian ini terbagi atas dua yaitu analisis statistik deskriptif dan
analisis statistik inferensial. teknik analisis data, digunakan tiga macam uji
yang terdiri dari uji normalitas, uji homogenitas, dan uji hipotesis.
Hasil dan Pembahasan
A.
Hasil
Penelitian
Data
penelitian ini tentang keterampilan menulis cerita murid Sekolah Dasar Kelas V se-Kota Makassar. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
penggunaan media animasi terhadap keterampilan menulis cerita murid sekolah
dasar kelas V se-Kota
Makassar. Penelitian ini menggunakan metode eksperiment, yakni menempatkan
subjek penelitian kedalam 4 sekolah yang dibedakan menjadi kategori kelas
kontrol (SD Sangir dan SD Pongtiku Kota Makassar) dan kelas eksperiment (SD
Labuang Baji dan SD Kaccia Kota Makassar. Sebelum
pembelajaran dalam kelas dilaksanakan baik kelompok kelas kontrol maupun
kelompok kelas eksperiment dilakukan pre
test. Hal ini bertujuan untuk mengetahui penguasaan kemampuan menulis
cerita murid yang akan diajarkan dan sebagai data awal untuk mengetahui kondisi
awal sampel. Namun demikian, sebelum
analisis data dengan uji perbedaan tersebut atau uji t , perlu dilakukan uji
analisis yang meliputi uji normalitas dan uji homogenitas. Proses analisis data
penelitian diuraikan sebagai berikut.
Tabel 1 Hasil Uji
Normalitas Postes Kelas Kontrol dan Eksperiment
Tests of Normality |
||||||||
|
Kelompok |
Kolmogorov-Smirnova |
Shapiro-Wilk |
|||||
|
Statistic |
Df |
Sig. |
Statistic |
�df |
Sig. |
||
Pretest |
Kelas Kontrol |
,095 |
56 |
,200* |
,969 |
56 |
,157 |
|
|
Kelas Eksperimen |
,105 |
56 |
,188 |
,965 |
56 |
,104 |
|
Postest |
Kelas Kontrol |
,109 |
56 |
,095 |
,977 |
56 |
,347 |
|
Kelas Eksperimen |
,144 |
56 |
,006 |
,963 |
56 |
,085 |
||
Lilliefors Significance Correction |
||||||||
Dari
tabel Uji normalitas Pretest dan Posttest terdapat signifikan berdistriusi
normal sehingga terdapat peningkatan dari sebelum mendapatkan perlakuan yang
diterapkan pada kelas kontrol dan eksperimen. Tabel Uji normalitas
XhitungXtabel
sehingga dapat disimpulkan bahwa hasil dari uji yang lakukan berdistribusi
normal.
Tabel 2 Hasil Uji
Homogenitas Pretest dan Posttest Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen Kota Makassar
Test of Homogeneity of Variances |
|||
Postest� |
|||
vLevene Statistic |
df1 |
df2 |
Sig. |
������������������ ,190 |
1 |
110 |
,663 |
Berdasarkan
table output �Test of Homogenety of
Variance� di ketahui nilai signifikan. Variabel hasil belajar pada murid kelas
control dan kelas eksperiment adalah 0,663. Karena nilai Sig. 0,663 >0,05
maka sebagaimana dasar pengambilan keputusan dalam uji homogenitas di atas
dapat disimpulkan bahwa data hasil belajar murid kelas control dan kelas
eksperiment adalah sama dan homogeny.
Tabel 3 Hasil
Analisis Anova Postest Kelompok Kelas Kontrol dan Kelas Eksperiment
ANOVA |
|||||
Postes� |
|||||
|
Sum of Squares |
Df |
Mean Square |
F |
Sig. |
Between Groups |
2914,650 |
�1 |
2914,650���� |
88,405 |
,000 |
Within Groups |
3626,635 |
�
110 |
32,969 |
|
|
Total |
6541,285 |
�
111 |
|
|
|
Berdasarkan hasil table output SPSS diatas, diketahui
nilai sig. adalah sebsar 0.000. Karena nilai sig. 0,000 <0,05, maka sesuai
dengan dasar pengambilan keputusan dalam uji F dapat disimnpulkan bahwa
hipotesis diterima. Hal tersebut sejalan dengan nilai Fhitung
adalah 88,405. Karena nilai Fhitung 88,405>Ftabel 6,90,
maka sebagaimana dasar pengambilan keputusan dalam uji F dapat disimpulkan
bahwa hipotesis diterima.
Hasil uji-t
setelah diberi perlakuan (post-test) adalah fh𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔>f𝑡(88,405>6,90)
berarti antara kelas eksperimen dengan kelas kontrol perbedaannya signifikan.
Rata-rata nilai postest kelas eksperimen adalah 86,56 dan rata-rata nilai
postes kelas kontrol adalah 76,36. Hasil ini menunjukkan kemampuan murid
setelah diberi perlakuan berbeda, yakni kelas eksperimen menggunakan media animasi
dan kelas kontrol tanpa media animasi dalam pembelajaran. Terlihat
kemampuan murid kelas eksperimen lebih tinggi daripada kelas kontrol
ditunjukkan dengan adanya perbedaan nilai rata-rata murid. Berdasarkan perhitungan
F dapat disimpulkan bahwa pembelajaran menggunakan media animasi dapat
meningkatkan hasil belajar murid. Dengan demikian hipotesis yang menyatakan
�pembelajaran dengan memanfaatkan media animasi lebih efektif
dibandingkan dengan pembelajaran tanpa media animasi pada murid kelas V
SD se-Kota
Makassar�, diterima.
B. Pembahasan
Data yang telah
dianalisis menunjukkan bahwa tidak ada signifikan perbedaan pre-test antara kelas eksperimen dan
kelas kontrol. Hal ini dapat dilihat sebelum perlakuan bahwa skor rata-rata
kelas eksperimen adalah 73,95 sedangkan kelas kontrol adalah 75,99. Setelah
melakukan perlakuan, nilai rata-rata kelas eksperimen adalah sebesar 86,56,
sedangkan kelas kontrol nilai rata-ratanya sebesar 76,36. Ini berarti bahwa
kemampuan menulis cerita murid dari kedua kelas secara signifikan perbedaan.
Kelas eksperimen lebih tinggi dari kelas kontrol. Temuan ini menunjukkan bahwa
dengan menggunakan media animasi adalah salah satu media pembelajaran terbaik
dalam mengajar menulis cerita. Media animasi adalah media yang menarik untuk
dipertontonkan pada murid, karena dengan cerita yang ada dalam film animasi
tersebut mampu mengajak murid untuk berimajinasi dan meluangkan cerita yang ia
dengar dengan menulis. Hal ini dapat membuat murid termotivasi dalam belajar
Berdasarkan hasil t-test, penulis menemukan bahwa ada perbedaan yang signifikan
antara pre-test kelas eksperimen dan
kelas kontrol. Satu hal yang berbeda dari kelas eksperimen untuk mengontrol
kelas, itu teknik pengajaran yang digunakan selama perlakuan. Kelas eksperimen
diajar dengan menggunakan media animasi berupa film kartun. Itu berbeda dengan
kelas kontrol yang diajar dengan menggunakan teknik tradisional. Selanjutnya
berdasarkan log belajar murid, penulis mengamati bahwa murid di kelas
eksperimen biasanya menikmati belajar menulis cerita dengan menggunakan media
animasi. Para murid menyatakan bahwa menulis cerita dengan melihat film itu
lebih menarik.
Kesimpulan
Berdasarkan
hasil analisis data dan pembahasan hasil pada bab sebelumnya, penulis
menyimpulkan bahwa peningkatan keterampilan menulis SD Negeri Kelas V se-Kota Makassar dalam
menulis cerita melalui penggunaan media animasi itu sangat baik. Adapun hasil
analisis deskriptif yang diperoleh sebagai berikut, menunjukkan bahwa kemampuan
murid dalam menulis cerita lebih tinggi, karena skor murid kelas eksperimen
lebih tinggi dari kelas kontrol. Dilihat, dari hasil uji-t menunjukkan bahwa
perbedaan signifikan nilai t-tabel dengan nilai t-test terbukti dengan t-test.
Jadi hasil dari uji-t berartiberarti
�ditolak dan �diterima.
Sedangkan
respon murid terhadap media animasi berada pada kategori tinggi dengan
persentase 80 %, artinya murid memberikan respon positif terhadap penggunaan
media animasi selama pembelajaran.Penulis juga menyimpulkan bahwa ada perbedaan
yang signifikan antara post-test kelas eksperimen dan kelas kontrol. Dengan
kata lain, penggunaan media animasi dapat meningkatkan kemampuan menulis cerita
murid di kelas eksperimen dibandingkan kelas kontrol dan murid sangat menikmati
belajar menulis cerita dengan menggunakan media animasi yang diterapkan.
BIBLIOGRAFI
Darmadi, S. (2016). Ownership concentration, family control,
and auditor choice. Asian Review of Accounting.
Hamalik, O. (2005). Pengembangan sumber daya manusia
manajemen pelatihan ketenagakerjaan pendekatan terpadu. Jakarta: Bumi Aksara.
Jauhari, M. N. R. (2013). Pengembangan Modul Fisika Berbasis
Problem Based Learning Pada Materi Fluida Untuk Siswa Cerdas Istimewa-berbakat
Istimewa. Inkuiri, 2(03).
Kridalaksana, H. (2001). Kamus Linguistik edisi ketiga. Jakarta:
PT Gramedia Pustaka Utama.
Mukson, M. (2017). Pengaruh Status Sosial Ekonomi Terhadap
Motivasi Belajar Mahasiswa Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Muhadi
Stiabudi Brebes Tahun 2017. Syntax Literate; Jurnal Ilmiah Indonesia, 2(7),
116�129.
Nurudin, M., Watanabe, M., Ohta, S., Hardiyanto, E. B.,
Mendham, D., Inoue, Y., � Heriyanto, J. (2010). Application of Soil Color to
Access productivity of Acacia mangium Plantation in Indonesia. The Japanese
Forest Society Congress The Japanese Forest Society Congress 121, 444. THE
JAPANESE FORESTRY SOCIETY.
Sagala, S. (2011). The concept and meaning of learning. Bandung:
Alfabeta.
Salim, S., & Gould, A. (2003). Improved astrometry and
photometry for the Luyten catalog. II. Faint stars and the revised catalog. The
Astrophysical Journal, 582(2), 1011.
Sudrajat, A. (2010). Standar Pelaksanaan Proses
Pembelajaran.
Suheri, A. (2006). Animasi Multimedia Pembelajaran. Jurnal
Media Teknologi, 2(1), 27�33.
Widya, Y. (2008). Pedoman Perawatan Kesehatan Anak. Bandung:
Penerbit Yrama Widya.