����������� Syntax Literate
: Jurnal
Ilmiah Indonesia � ISSN : 2541 0849
��������� ��e-ISSN : 2548-1398
����������� Vol. 2,
No 6Juni 2017
MANAJEMEN DAKWAH PERSISTRI
SEBAGAI UPAYA UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS DA�IYAH
Marpuah
STAI PERSIS Bandung
Abstrak
Perubahan dan Perkembangan dunia yang semakin
kompleks merupakan tantangan dakwah yang berat, sehingga perlu adanya solusi
seperti melaluipenerapan dakwah Islam yang efektif, efisien dan tetap relevan.
Dakwah Islam yang efektif dan efisien harus didukung oleh kemampuan da�iyah
yang memenuhi kriteria dan kemampuan yang memadai. Salah satu upaya Persistri
Kab. Bandung dalam meningkatkan kualitas da�iyah melalui manajemen yang
dikelolah
Bidgar Dakwah. Penelitian yang berjudul �Manajemen Dakwah Persistri Sebagai
Upaya untuk Meningkatkan Kualitas Da�iyah� ini bertujuan untuk mendeskripsikan
manajemen dakwah yang dilakukan oleh Persistri untuk meningkatkan kualitas da�iyah
yang kaitannya dengan perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan evaluasi
manajemen dakwah. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah
pendekatan kualitatif dengan metode deskriptif. Persistri berupaya untuk meningkatkan kualitas da�iyah
yang siap menghadapi berbagai persoalan di masyarakat dengan menyelenggarakan
pendidikan (Tamhidul Mubalighah) dan pembinaan da�iyah secara terus menerus.
Penyelenggaraan ini bertujuan untuk mengembangkan kaderisasi da�iyah, serta
untuk tetap memberikan bimbingan kepada para da�iyah. Penelitian ini
menyimpulkan bahwa dengan menerapkan fungsi-fungsi manajemen dakwah secara
tepat, maka hasil yang dikeluarkan sebagai produk dakwah betul-betul merupakan
komoditas terpilih, baik berupa konsep-konsep penataan kehidupan yang Islami
maupun berupa bimbingan keterampilan sebagai solusi terhadap persoalan
kehidupan umat.
Kata Kunci: Manajemen Dakwah, Persistri
Pendahuluan
Tantangan yang dihadapi umat beragama, umat Islam khususnya pada
saat ini menjadi semakin kompleks. Hal ini disebabkan perubahan dunia
berlangsung sangat cepat, bila dibandingkan dengan perubahan pada abad-abad
sebelumnya. Perubahan demi perubahan tersebut menuntut kemampuan umat Islam
untuk tetap eksis dan bertahan dengan kekuatan yang andal, sehingga tidak
terlepas dari nilai-nilai dasar agamanya.
Kemajuan teknologi komunikasi sulit dibendung karena arusnya begitu
cepat telah menyebabkan hubungan yang intensif antarnegara di berbagai penjuru
dunia, sehingga suasana kehidupan semakin majemuk� dan kompetisi antargolongan semakin cepat,
oleh karenanya kita tidak boleh lengah dari mengamati berbagai kecenderungan
yang timbul dari waktu ke waktu.
Umat Islam perlu memanfaatkan perkembangan ilmu pengetahuan maupun
teknologi, namun untuk memahami, menerapkan, dan mengintegrasikan ilmu
pengetahuan dan teknologi ke dalam kehidupan, dibutuhkan upaya-upaya konkret
dalam menghadapi medan jihad yang penuh tantangan.
Dalam Islam perintah untuk menuntut ilmu tidak kenal batas waktu
dan tempat (long life education) karena hanya dengan ilmu pengetahuan
kecerdasan dapat tercapai untuk memerdekakan manusia agar bebas dari kebodohan,
keterbelakangan, dan kemiskinan (Kayo, 2007:2). Ilmu pengetahuan telah
mengantarkan manusia mampu menguasai alam dengan segala kekayaannya, baik yang
ada di laut, di udara, maupun yang ada di darat. Dalam sebuah hadits Rasulullah
SAW. mengajak untuk selalu menguasai ilmu pengetahuan.
من
اراد الدّ نيا� فعليه
با لعلم ومن
اراد الأخرة
فعليه با لعلم
ومن ارادهما
فعليه با لعلم
[ الحدث]
Siapa yang menghendaki dunia, maka
dia harus menguasainya dengan ilmu. Siapa yang menghendaki akhirat, maka dia
harus mencapainya dengan ilmu. Dan siapa yang menghendaki kedua-duanya, maka ia
harus menguasainya dengan ilmu. (Al-Hadits)
Dalam Alqur�an
Allah SWT. berfirman:�����������
��s���t�!$#t���%�!$#(#q�ZtB#u��N�3Z�Bt���%�!$#ur(#q�?r�&zO�=���9$#;M�y_uy4
Niscaya
Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di
antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat.
(QS. Al-Mujadilah (58):11)
Begitu
diutamakan dan dihargainya ilmu pengetahuan dalam Islam, karena ilmu
pengetahuan mempunyai peranan penting dan sangat� menentukan dalam mencapai kesejahteraan hidup
manusia. Banyak cara yang dapat digunakan oleh masyarakat untuk memperoleh
berbagai ilmu pengetahuan salah satunya melalui jalur Pendidikan, baik
Pendidikan formal maupun Pendidikan informal.
Dalam sebuah sambutan,
Menteri Agama RI� menyampaikan bahwa
pendidikan adalah spirit sebuah bangsa. Pendidikan dapat menjadi roda penggerak
kemajuan. Pendidikan dapat melahirkan generasi cemerlang dengan talenta yang
mengagumkan. Oleh karenanya masa depan sebuah bangsa� bisa sangat ditentukan oleh wajah
pendidikannya (Suherman, 2010).
Islam sangat menekankan arti penting pendidikan, baik pendidikan
sebagai sebuah budaya maupun sebagai struktur formal. Islam telah menekankan
pentingnya pendidikan sejak sangat dini, kita dapat melihat nilai-nilai
keislaman tentang bagaimana menanamkan pendidikan pada anak dalam usia yang
sangat dini. Disinilah peran ibu sangat menentukan dan sangat berarti.
Di Indonesia mengenal berbagai macam lembaga masyarakat yang
berbasis keagamaan yang cukup banyak yang kita kenal seperti NU, Muhammadiyah,
Persis, dan lain-lain. Dalam lembaga organisasi tersebut tentunya masing-masing
memiliki struktural kepemimpinan yang jelas, serta memiliki bidang otonom
sebagai wadah lain di internal lembaga. Di NU�
kita kenal dengan Muslimat, di Muhammadiyah Aisyiyah, dan di Persatuan
Islam (Persis)� disebut dengan Persatuan
Islam Istri (Persistri). Persatuan Islam Istri (Persistri) ini merupakan otonom
dari persis.
Persistri sebagai otonom dari Persis berperan dalam rangka andil
wanita muslimah untuk ikut berjuang mencerdaskan bangsa, dimana kaum ibu
menjadi ujung tombak pendidikan dalam keluarga, ibu sebagai� madrasatul ula bagi anak-anaknya,
disinilah peran Persistri begitu penting (Wildan, 2000:34).Dari itulah peneliti
merasa tertarik untuk membuat sebuah penelitian di Persatuan Islam Istri
(Persistri) Kab. Bandung dengan judul �Manajemen Dakwah Persatuan Islam Istri
(Persistri) sebagai Upaya untuk Meningkatkan
Kualitas Da�iyah di Kab. Bandung.�
Metode penelitian
Metode
yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif, karena objek yang akan diteliti berupa
nilai, sikap, perilaku serta simbol yang digunakannya, dimana permasalahan
cenderung belum jelas, holistik, kompleks, dinamis, dan penuh makna, sehingga data
pada situasi sosial tersebut dijaring dengan metode penelitian kualitatif yang
menggunakan pedoman penelitian seperti pedoman wawancara, selain itu peneliti
bermaksud untuk� memahami situasi sosial
secara mendalam. Penelitian ini dilakukan untuk mendeskripsikan dan melakukan
analisis terhadap data yang telah diperoleh dan selanjutkan diambil kesimpulan.
Sedangkan
subjek dalam penelitian ini berupa dokumen penting yang berkaitan dengan
permasalah penelitian seperti juklak dan juknis kegiatan, AD ART, draf hasil
musyawarah kerja dan berbagai dokumen lainnya. Teknik purposive samplingdalah
teknik pemilihan sampel dalam penelitian yang dipilih oleh hal tersebut
didasarkan pada permasalahan tentang Manajemen Dakwah Persistri Pengurus Daerah
(PD) Kabupaten Bandung dalam meningkatkan kualitas da�iyah.Purposive
samplingadalah teknik pengambilan sampel dalam penelitian dengan
berdasarkan pilihan dan pertimbangan peneliti, aspek apa dan siapa yang
dijadikan fokus pada saat situasi tertentu terus-menerus sepanjang penelitian. Purposive
sampling tergantung pada tujuan pada suatu saat (Nasution, 1992:29).
Dalam
penelitian ini, data yang telah terkumpul kemudian dianalisis secara kualitatif
deskriptif kemudian ditarik kesimpulan.
Hasil dan Pembahasan
A. Persatuan Islam Istri (Persistri)
Persistri merupakan lembaga otonom dari Persis yang menghimpun� para wanita Persis dan dibimbing dalam bagian
wanita dengan hak otonom� agar dapat
melaksanakan rencana program kerja (jihad Persis) dalam bidang kewanitaan,
sebagaimana yang terdapat dalam Qanun Persistri�
Bab I Pasal 1 dan 2 yaitu: (1) Jam�iyyah ini bernama Persatuan Islam
Istri� disingkat Persistri. (2) Persistri
didirikan di Bandung pada hari Jum�at tangga 11 Syawal 1355 M/25 Desember 1936
M. (3) Pimpinan Pusat Persistri berkedudukan di tempat Pipinan Pusat Persatuan
Islam (Qanun Persistri, 1984:5).
Aktivitas
Persistri pada dasarnya ditujukan agar para anggotanya mengikuti ajaran Islam
secara keseluruhan (kaffah) dan melaksanakan rencana Jihad Persistri.
Adapun rencana Jihad Persistri antara lain:
1.
Persistri
berkewajiban melaksanakan rencana jihadnya dalam bidang jam�iyyah,tarbiyah,
dan maliyyah di kalangan anggota, keluarga dan masyarakat.
2.
Melakukan
pendirian dan pengembangan terhadap lembaga pendidikan dan badan usaha yang Islami.
3.
Melakukan
penelitian dan kajian ilmiah tentang Islam.
Semua itu
dimaksudkan agar para anggora Persistri mampu berperan dalam pembangunan baik
secara materi maupun non materi serta memiliki akhlaqul karimah demi
tercapainya tujuan utama yakni:
a.
Menyandang
keberhasilan dunia dan akhirat.
b.
Mengikuti
ajaran Islam secara kaffah menurut tuntunan Al-Qur�an dan As-Sunnah
dalam rangka mencetak Mar�ah Sholihah.
�Sebagai pendamping atau partner kegiatan
Persis, Persistri mengembangkan dan memperluas akitivitasnya pada berbagai
dimensi dengan mendirikan berbagai lembaga yang sesuai dengan aktivitas kaum
ibu, seperti:
1.
Lembaga
Konsultasi Keluarga, sebagai layanan umum Konsultasi Psikologi Islami.
2.
Lembaga
Ar-Ruhama, sebagai lembaga yang
memberi layanan pemberian beasiswa
bagi putra-putri anggota dan calon anggota Persistri.
3.
Tamhiedul
Mubalighat,
4.
Lembaga
Pendidikan Prasekolah, sebagai lembaga layanan umum berupa Raudhatul Athfal
(RA) dan Taman Pendidikan Al-Qur�an.
5.
Lembaga
Penitipan Anak, sebagai lembaga layanan
umum yang menampung anak berusia balita.
6.
Lembaga
Pendidikan Anggota (LPA).
Dari
hasil wawancara peneliti dengan Bidgar (Bidang Garapan) Dakwah PD Persistri
Kab. Bandung bahwa dalam upaya meningkatkan kualitas da�iyah Persistri telah
membuat perencanaan jenis kegiatan, waktu dan tempat pelaksanaan, sasaran dan
target kegiatan serta menghitung anggaran yang dibutuhkan. Selain itu,
dilakukan pengorganisasian manajemen dakwah berupa staffing yaitu
menempatkan orang sesuai dengan kompetensinya. Dalam prakteknya, kegiatan ini
tidak lagi membentuk penitia pelaksana, melainkan penugasan sesuai dengan
kedudukan dan jabatan masing-masing elemen organisasi, dalam pelaksanaan dakwah
seperti ketua
beserta wakilnya,� sekretaris, bidgar
dakwah, tutor/pemateri dan lain sebagainya.
Untuk
efektifitas dan efisiensi waktu, manajemen dakwah Persistri dilakukan melalui
tahapan-tahapan yang telah disusun secara sistematis, yaitu:
a.
Pendataan
Bidgar Pengembangan Dakwah PC Kab. Bandung
b.
Pembinaan
Bidgar Pengembangan Dakwah PC dan Bidgar SDD PC Kab. Bandung
c.
Mengadakan
kajian gerakan dhal mudhil (sesat dan menyesatkan) dan gerakan pemikiran
Islam untuk memelihara akidah umat Islam dari penyimpangan gerakan.
d.
Pembinaan
da�iyah bagi alumni Tamhidul Mubalighah dalam rangka memberikan
bimbingan dan arahan serta nasehat yang berguna untuk pembekalan da�iyah terjun
dimasyarakat.
e.
Menugaskan
da�iyah PD ke PC Persistri se-Kab. Bandung untuk berdakwah.
f.
Tamhidul
Mubalighahyaitu
Pendidikan kader-kader da�iyah di Kab. Bandung yang diperuntukan bagi anggota
Persitri di Kab. Bandung� khususnya yang
berminat untuk menimba ilmu dakwah dan tabligh.
Setelah
dilakukan perencanaan, pengorganisasian dan pelaksanaan, selanjutnya akan
dilakukan evaluasi dakwah. Evaluasi dakwah dilakukan oleh ketua PD Persistri
setelah kegiatan itu berakhir. Hal tersebut bertujuan untuk memperbaiki
kualitas dalam pelaksanaan kegiatan sekanjutnya.
Sebagaimana
wawancara yang telah peneliti lakukan dengan ketua PD Persistri Kab. Bandung.
Beliau menyampaikan, �setelah kegiatan selesai, evaluasi saat itu juga
dilakukan, untuk menjadi bahan kajian dan bahan renungan agar ada peningkatan
kerja kearah yang lebih baik, pengulangan program dimungkinkan untuk
penyempurnaan.� Evaluasi juga secara khusus diadministrasikan dalam bentuk
laporan tentang kegiatan selama satu tahun yang telah disusun melalui
musyawarah kerja satu tahun. Sehingga dapat disimpulkan bahwa tujuan dari
dilakukannya evaluasi adalah mengetahui capaian-capaian terhadap program kerja
yang telah ditentukan.
B.
Interpretasi
Hasil
penelitian menggambarkan bahwa PD. Persistri Kab. Bandung telah menerapkan
konsep manajemen. Konsep manajemen merupakan rangkaian kegiatan dalam
merencanakan, mengorganisasikan, menggerakkan, mengendalikan, dan mengembangkan
terhadap segala upaya dalam mengatur dan mendayagunakan sumber daya manusia,
sarana dan prasarana secara efisien dan efektif untuk mencapai tujuan
organisasi yang telah ditetapkan (Sudjana, 2000: 17).
Manajemen yang
dikembangkan oleh Persistri itu terdapat tiga dimensi utama yaitu: 1) kegiatan
yang dilakukan oleh pengelola (pemimpin dan ketua) bersama orang lain atau
kelompok, 2) kegiatan yang dilakukan bersama dan melalui orang lain itu
mempunyai tujuan yang ingin dicapai, 3) dilakukan dalam organisasi, sehingga
tujuan yang akan dicapai merupakan tujuan organisasi/tujuan bersama.
1.
Perencanaan
Manajemen Dakwah dalam Meningkatkan Kualitas Da�iyah
Hasil observasi
dan wawancara yang dilakukan peneliti kepada Bidgar Pengembangan Dakwah (Bidgar
PD) dan Bidgar Sumber Daya Dakwah (Bidgar SDD), penulis memperoleh gambaran
tentang program yang telah dibuat oleh PD Persistri Kab. Bandung mengenai
dakwah dan kualitas da�iyah antara lain dengan adanya:
a.
Landasan
perencanaan
b.
Petunjuk
pelaksanaan
c.
Pelaksanaan/penyelenggaraan
program
d.
Penentuan
waktu
e.
Musyawarah
kerja
f.
Tempat
kegiatan
g.
Administrasi
kegiatanyang dilakukan dalam setiap kegiatan
Perencanaan ini
merupakan suatu rutinitas yang dilaksanakan di setiap jenjang kepemimpinan yang
berada di Persistri tak terkecuali oleh PD Persistri Kab. Bandung pada setiap
periode program jihadnya.
2.
Pengorganisasian
Manajemen Dakwah dalam Meningkatkan Kualitas Da�iyah
Wiludjeng (2007:9), mengartikan bahwa organizing
(pengorganisasian) adalah proses membagi pekerjaan, mengalokasikan sumber
daya, dan pengaturan serta koordinasi aktivitas anggota organisasi untuk
melaksanakan rencana.
PD Persistri Kab. Bandung dalam melaksanakan
pengorganisasian dapat mewujudkan langkah-langkah sebagai berikut:
a. Membangun
team work
b. Pembagian
dan pendelegasian tugas dan wewenang sesuai dengan tupoksi
c. Pemberian
kepercayaan kepada pelaksana tugas
d. Rasa
saling menghormati dan saling menghargai
e. Membangun
sinergitas dan kerjasama
3.
Pelaksanaan
Manajemen Dakwah dalam Meningkatkan Kualitas Da�iyah
Bentuk
pelaksanaan program yang dilakukan oleh PD Persistri Kab. Bandung untuk
kualitas da�iyah berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan pelaksana dan
responden sebagai peserta adalah sebagai berikut:
a.
Menyelenggarakan
kegiatan nyata dapat diwujudkan melalui pelaksanaannya dilapangan, seperti:
melakukan pendataan Bidgar jenjang�
kepemimpinan yang ada di bawahnya, pembinaan Bidgar Pengembangan Dakwah
(Bidgar PD) untuk Bidgar PC se kab. Bandung,�
kajian terhadap gerakan dan pemikiran dhal mudhil.
b. Pelaku dakwah/da�iyah
c. Menentukan objek dakwah/Mad�u
d. Menyiapkan media dakwah
e. Mempersiapkan materi yang akan digunakan untuk dakwah
f.
Memilih
metode dakwah, agar dakwah yang
disampaikan dapat dipahami.
g.
Seluruh
kegiatan dalam program itu dilaksanakan berdasarkan kepada sasaran yang telah
ditentukan.
h.
Menjalin
hubungan kerja sama dalam berbagai kegiatan, hal ini dilakukan agar pencapaian tujuan
dapat direalisasikan secara optimal.
i.
Melakukan
pengembangan tenaga tutorial
j.
Pengembangan
sumber daya secara optimal
k.
Meningkatkan
fasilitas yang dibutuhkan untuk dakwah.
l.
Meningkatkan
mutu kelembagaan atau organisasi
m.
Membangun
komunikasi
4.
Evaluasi
Manajemen Dakwah dalam Meningkatkan Kualitas Da�iyah
Pengendalian
dapat dimaksudkan sebagai sebuah kegiatan mengukur penyimpangan dari prestasi
yang direncanakan dan menggerakkan tindakan korektif (Munir dan Ilaihi, 2006:
167-168).
Berdasarkan
hasil observasi dan wawancara yang dilakukan penulis kepada Bidgar Dakwah,
responden dakwah (mad�u), dan da�iyah, bahwa pengendalian atau
evaluasi yang dilakukan oleh PD Persistri dalam penyelenggaraan program
kegiatan antara lain dengan adanya:
a.
Program
yang dilaksanakan akan melahirkan berbagai macam respon dan hasil.
b.
Menjadikan
masalah yang ada dalam setiap kegiatan sebagai media untuk melakukan berbagai
macam perbaikan, sehingga masalah yang ada dapat dijadikan sebuah peluang
untukmenjadi lebih baik.
c.
Melakukan
Follow up terhadapsegala hal yang menjadi sebuah keputusan menuntut
adanya tindak lanjut dalam menjawab persoalan atau mencari jalan keluar
d.
Melakukan
Feedback dalam membuat suatu keputusan dalam program dimasa yang akan
datang, sehingga langkah-langkah selanjutnya akan lebih baik.
e.
Memberikan
berbagai dukungan yang mampu memberikan tenaga dan kekuatan dalam realisasi
program kegiatan.
f.
Respon
positif dan negative yang dijadikan sebagai penyemangat dan pemacu
keberhasilan.
g.
Segala
gerak dan kinerja yang dilakukan tanpa mendapat materi bahkan kadang pelaksana
harus mengeluarkan materi demi terlaksananya sebuah kegiatan. Keikhlasan ini
menjadi tolok ukur keberangkatan memulai suatu usaha kerja dalam setiap gerak
dan langkah.
h.
Melakukan
efisiensi dalam menyelesaikan tugas.
i.
Meningkatkan
produktifitas.
C.
Pembahasan
Hasil Penelitian
1. Perencanaan
Manajemen Dakwah dalam Meningkatkan Kualitas Da�iyah
Perencanaan
berarti kegiatan menetapkan tujuan organisasi dan memilih cara yang terbaik
untuk mencapai tujuan tersebut (Hanafi, 2011:9). Secara garis besar perencanaan
untuk meningkatkan kualitas da�iyah yaitu menentukan rencana untuk melaksanakan
pendidikan dan pembinaan� da�iyah yang
ada di Kab. Bandung. Pendidikan da�iyah yang disebut dengan Tamhidul
Mubalighah adalah sarana pendidikan yang diperuntukan bagi seluruh anggota
Persistri yang ada di kab. Bandung, bertujuan untuk menumbuh kembangkan
kaderisasi da�iyah.Program
ini berkesinambungan dilaksanakan oleh PD Persistri Kab. Bandung. Sedangkan
pembinaan adalah sarana pendidikan yang diperuntukkan bagi alumni Tamhidul
Mubalighah dan da�iyah yang bertujuan untuk pemantapan dan pendalaman
materi, meningkatkan pemahaman dan keilmuan da�iyah.
Pendidikan yang
diselenggarakan Persistri diproporsikan sebagai kenyataan kehidupan. Kehidupan
adalah pendidikan dan pendidikan adalah kehidupan itu sendiri.� Kemudian yang kedua pendidikan dalam makna
luas terbatas pendidikan diproporsikan sebagai sejumlah pengembangan kualitas
manusia. Ini berarti sejalan dengan apa yang dilakukan Persistri dalam
pelaksanaan pendidikan bagi da�iyah.
Mahmud (2011),
menyampaikan dalam bukunya Pemikiran Pendidikan Islam, bahwa pengajaran
dapat diidentikkan dengan pendidikan karena terdapat kesesuaian antara hakikat
dan maknanya, yakni perbuatan memberi ajaran atau didikan.
Sehingga dapat
disimpulkan bahwa perencanaan manajemen dakwah Persistri bertujuan untuk
mencapai kualitas da�iyah yang memiliki kriteria-kriteria yang telah ditentukan
kriteria itu sejalan dengan kompetensi yang harus dimiliki da�iyah yang
diungkapkan oleh para ahli diatas. Penyelenggaraan pendidikan (Tamhidul
Mubalighah) dan pembinaan da�iyah sebagai cara dalam mencapai tujuan dari
perencanaan Persistri.
2. Pengorganisasian
Manajemen Dakwah dalam Meningkatkan Kualitas Da�iyah
Pengorganisasian
dimaksudkan untuk mengelompokkan kegiatan dakwah yang sudah direncanakan,
sehingga mempermudah pelaksanaannya. Kegiatan-kegiatan besar dibagi menjadi
beberapa kegiatan yang lebih kecil, masing-masing kegiatan ditugaskan
penangannya kepada orang-orang tertentu yang cakap dan mampu melaksanakannya.
Kayo
(2007:36)� menyampaikan bahwa, pembagian
pekerjaan dan tanggung jawab itu harus berpedoman kepada tujuan dan
ketersediaan tenaga serta kepakaran seseorang. Pekerjaan harus dikelompokkan,
sehingga membentuk bagian-bagian atau fungsi-fungsi, kemudian bagian-bagian itu
disusun secara spesifik guna membantu penempatan tenaga yang sesuai dengan
keahlian dan keterampilan masing-masing. Lanjutnya, pembagian pekerjaan yang
diiringi dengan tanggung jawab, pada hakikatnya bertujuan agar roda organisasi
dapat berjalan dengan harmonis, gairah, dan efisien.�
Pengorganisasian
yang dilakukan Persistri sudah jelas, seperti yang telah dipaparkan pada
deskripsi hasil penelitian sebagai berikut:
a.
Ketua
PD sebagai penanggung jawab kebijakan organisasi� di tingkat Kabupaten.
b.
Wakil
Ketuam bertanggung jawab untuk memimpin, mengarahkan, mengawasi, dan mengkoordinasikan
pelaksanaan kegiatan Bidgar dan bertanggung jawab kepada ketua.
c.
Sekretaris.
Bersama wakil ketua mengadakan publikasi dan penyiaran, bersama ketua ikut
mengawasi penggunaan dana organisasi (jam�iyah)�
dan bertanggung jawab kepada ketua.
d.
Wakil
sekretaris. Bertugas untuk melaksanakan teknis kesekretarisan membantu
sekretaris dalam mengelola jam�iyah dan bertanggung kepada ketua melalui
sekretaris.
e.
Bidgar
Dakwah bertugas untuk bertanggung jawab dan memberikan laporan �kepada ketua
f.
Wakil
Sekretaris.
g.
Bendahara
yang bertugas untuk pengelolaan dana dalam kegiatan
h. Tutor atau pemateri yang bertugas untuk menyampaikan materi pada
setiap kegiatan.
i.
Da�iyah yaitu orang
yang melaksanakan tugas untuk berdakwah�
Dengan adanya
pembagian tugas kerja maka akan terciptanya team workyang baik karena
masing-masing bidang bekerja sesuai dengan tupoksinya masing-masing. Berdasarkan
pemaparan di atas, dapat disimpulkan bahwa tujuan dari pengorganisasian dakwah
adalah:
a. Melakukan
mapping kegiatan dakwah menjadi departemen-departemen atau devisi-devisi
beserta dengan tugasnya.
b. Mengklasifikasikan
kegiatan dakwah serta tanggung jawab sesuai dengan jabatannya.
c. Melakukan
koordinasi berbagai tugas organisasi dakwah.
d. Melakukan
mapping pekerjaan-pekerjaan dakwah dalam unit-unit.
e. Membangun
hubungan dikalangan da�iyah.
3. Pelaksanaan
Manajemen Dakwah dalam Meningkatkan Kualitas Da�iyah
Actuiting
(tawjih), dalam pelaksanaan harus terwujudnya
aksi nyata seperti pemberian motivasi dalam rangka meningkatkan rasa percaya
diri sehingga tercipta rasa sense of belonging rasa memiliki dan rasa
tanggung jawab sense of responsibility maka akan� menumbuhkan rasa bahagia jika tujuan
berhasil.Untuk merealisasikan bimbingan yang diberikan kepada da�iyah dalam
rangka mempertahankan kualitas dan keilmuan maka perlu adanya pemahaman
terhadap materi dakwah, baik materi yang akan disampaikan dalam berdakwah
maupun materi yang diberikan kepada da�iyah dalam pelatihan pengembangan
kualitas dan peningkatan ilmu dan wawasan.
Materi itu
berupa bahan ajar yang diterima da�iyah saat pendidikan dan pembinaan yang
disampaikan oleh tutor dalam proses pembelajaran. Materi dakwah itu juga
merupakan isi pesan yang akan disampaikan da�iyah� kepada mad�u. Materi dakwah (maddah)
adalah ajaran Islam itu sendiri.
Penugasan
da�iyah PD Persistri ke PC se Kab. Bandung selain pendidikan dan pembinaan
da�iyah adalah merupakan realisasi pelaksanaan manajemen dakwah Persistri untuk
meningkatkan kualitas da�iyah. Penugasan da�iyah inilah sebagai kewajiban yang
harus dilaksanakan da�iyah dalam menjalankan tugas dakwah secara formil dari PD
Persistri untuk terjun di masyarakat yang berada di PC se Kab. Bandung. Dalam
pelaksanaan penugasan ini, da�iyah terlebih dahulu diberikan surat tugas yang
harus dibawa ke tempat dimana ia ditugaskan, kemudian surat tugas tersebut
diserahkan ke PC setempat sebagai bukti tugas yang sah, apabila dakwah telah
selesai dilaksanakan, surat tersebut ditandatangani oleh PC setempat dan
dikembalikan kepada da�iyah untuk dilaporkan kepada Bidgar Dakwah sebagai bukti
tugas telah dilaksanakan.
4. Evaluasi
Manajemen Dakwah dalam Meningkatkan Kualitas Da�iyah
Evaluasi dakwah
merujuk dari Juklak dan Juknis Persistri pada bab 7 pasal 12. Evaluasi dakwah
yaitu; 1) dilakukan oleh pimpinan jam�iyah di setiap jenjang baik secara
langsung dan tidak langsung serta dilaporkan kepada pimpinan Jam�iyyah yang
menugaskan, 2) sasaran evaluasi dakwah adalah: da�iyah dan objek dakwah (mad�u),
3) evaluasi terhadap objek dakwah meliputi: pemahaman, keyakinan, pengalaman,
dan iltizam terhadap jam�iyyah.Evaluasi dakwah
yang dilakukan Persistri,� yaitu;
a. Sasaran
evaluasi dakwah adalah: da�iyah dan objek dakwah (mad�u). Ketua
mengevaluasi da�iyah dalam penyampaian materi dakwah, pemahaman da�iyah
terhadap materi tersebut, dan metode yang digunakan da�iyah dalam dakwah.
b. Evaluasi
terhadap objek dakwah meliputi: pemahaman, keyakinan, pengalaman, dan iltizam
terhadap jam�iyah. Evaluasi ini khusus dalam hal pemahaman, sehingga dari hasil
dakwah dapat menyakinkan pemahaman yang bernilai Islami, keyakinan.
Pendidikan kader da�iyah dalam rangka
peningkatan kualitas� da�iyah pada masa
sekarang� dan yang akan datang mutlak
diperlukan, mengingat banyak sekali peran yang dapat dilakukan oleh para
da�iyah, sementara tantangan yang harus dihadapinya semakin berat dan
kompleks.� Untuk itu, berbagai aspek yang
berkaitan dengan penyelenggaraan peningakatan kualitas mubaligh tersebut perlu
diupayakan sebaik-baiknya, sehingga dapat�
melahirkan tenaga-tenaga mubaligh yang capable, profesionaldan acceptable.
Dengan cara demikian kehadiran mereka benar-benar dibutuhkan dan dirasakan
manfaatnya oleh masyarakat.
Kesimpulan
PD
Persistri Kab. Bandung dalam aplikasi
kegiatannya telah mengembangkan sistem manajemen. Melalui manajemen dakwah,
Persistri menyusun sejumlah rencana dakwah dengan langkah-langkah yang
sistematis dalam mekanisme kerja organisasi. Analisa kebutuhan, pendayagunaan
berbagai sumber daya organisasi, penempatan tenaga dan petugas pelaksana
kegiatan, membangun kerjasama, kordinasi antar jenjang kepemimpinan dan
melaksanakan evaluasi kegiatan untuk mengukur sejauhmana ketercapaian tujuan
sebagai kontrol perencanaan.
Hal
itu ditempuh dan dilakukan Persistri secara konsisten dan berkesinambungan demi
untuk mencapai tujuan organisasi dalam meningkatkan kualitas da�iyah. Melalui
upaya pendidikan dan pembinaan da�iyah yang berkesinambungan, dakwah Persistri
diharapkan akan terus berkembangan dan meningkat kualitas dan kuantitasnya,
begitu juga dengan da�iyah Persistri diharapkan mampu menjawab tantangan dakwah
dimasa sekarang yang penuh dengan kompleksitas ini. Sebagai organisasi
Persistri dan da�iyah sebagai individu, diharapkan mampu menjadi pengemban
tugas mulia, pengemban dakwah Islam yang berwawasan keilmuan dan berakhlakul
karimah, agar ajaran Islam dapat diamalkan dalam kehidupan sehari-hari di
masyarakat.
BIBLIOGRAFI
Kayo, K. P.� (2007). Manajemen
Dakwah�� dari�� Dakwah��
Konvensional�� menuju Dakwah
Kontemporer.Jakarta: Sinar Grafika Offset.
Kayo, Khatib
Pahlawan. 2011, Manajemen
Dakwah, Jakarta : Amzah.
Mahmud. 2011. Pemikiran
Pendidikan Islam.Bandung: Penerbit CV. PustakaSetia.
Mamduh M,
Hanafi. 2011. Manajemen Edisi ketiga.Yogyakarta: Unit Penerbitdan
Percetakan STI manajemen YKPN p.62.
Munir dan Wahyu
Ilahi. 2006. Manajemen Dakwah. Jakarta: Prenada Media.
Nasution.(1992). Metode Research. Bandung: JemmarsNusantara Press.
Sri Wiludjeng,
2007. Pengantar Manajemen. Edisi Pertama. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Sudjana, D.
2000. Strategi Pembelajaran Dalam Pendidikan Luar Sekolah. Bandung:Tarsito.
Suherman, Aris� dan� Ondi�
Saondi.� (2010). Etika� Profesi�
Keguruan Bandung:� PT Refika
Aditama.