Syntax Literate:
Jurnal Ilmiah Indonesia p�ISSN: 2541-0849
e-ISSN: 2548-1398
Vol. 6, No. 5, Mei 2021
ANALISIS
PENGEMBANGAN PRODUK INOVASI TERHADAP COMPETITIVE
ADVANTAGE
Reza
Eko Muchtadin
Mahasiswa Magister Manajemen, Universitas
Kristen Maranatha, Indonesia
Email: [email protected]
Abstract
This research was
conducted to analyze the development of innovation products Fish skin Cek Aat in Palembang city against competitive advantage. The
method used is a descriptive qualitative approach, to obtain information and an
in-depth picture of the development of fish skin products. Researchers
collected data using in-depth interview methods to fish skin owners and
managers of Cek Aat as well as consumers. The interview
was conducted at the location of Fish Skin Cek Aat in
between working hours, so that the author can see directly the process of
innovation product development. In addition, interviews are also conducted at
recess, so that respondents better understand and focus on answering the
author's questions. From this research obtained the conclusion that the
development of innovation products to competitive advantage fish skin products
Cek Aat can develop well, because the products made
by Cek Aat is very popular with the people of
Palembang. Savory taste and affordable price, make people love it. In addition,
there is still a rare similar product in Palembang city, making Cek Aat has few competitors, so that Cek Aat
can redevelop its business in accordance with the objectives set by the company
at the beginning of its establishment.
Keywords: competitive advantage; innovation products
Abstrak
Penelitian ini
dilakukan untuk menganalisis pengembangan produk inovasi fish skin Cek Aat di Kota
Palembang terhadap competitive advantage.
Metode yang digunakan adalah pendekatan kualitatif deskriptif, untuk memperoleh
informasi dan gambaran secara mendalam tentang pengembangan produk fish skin. Peneliti mengumpulkan data
dengan menggunakan metode wawancara mendalam (in-depth interview) kepada pemilik dan manager fish skin Cek Aat serta konsumen.
Wawancara dilakukan di lokasi fish skin
Cek Aat di sela-sela jam kerja, agar penulis dapat melihat langsung proses
pengembangan produk inovasi. Selain itu, wawancara juga dilakukan pada waktu
istirahat, supaya para responden lebih memahami dan lebih fokus menjawab
pertanyaan penulis. Dari penelitian ini diperoleh kesimpulan bahwa pengembangan
produk inovasi terhadap competitive
advantage produk fish skin Cek
Aat dapat berkembang dengan baik, karena produk yang dibuat oleh Cek Aat sangat
digemari oleh masyarakat kota Palembang. Rasa yang gurih dan harga yang
terjangkau, membuat masyarakat menggemarinya. Selain itu, masih jarangnya
produk serupa di Kota Palembang, membuat Cek Aat mempunyai sedikit pesaing,
sehingga Cek Aat dapat mengembangkan lagi usahanya sesuai dengan tujuan yang
sudah ditetapkan perusahaan pada awal pendiriannya.
Kata
Kunci: competitive
advantage; produk inovasi
Pendahuluan
Perusahaan mempunyai
tujuan untuk dapat tetap berjalan
dan berkembang, tujuan yang
bisa dicapai melalui usaha mempertahankan
dan meningkatkan tingkat penjualan/laba perusahaan. Hal ini dapat dilakukan apabila perusahaan dapat mempertahankan dan meningkatkan produk, melalui usaha mencari dan mengembangkan produk yang tepat. Pengembangan produk baru atau inovasi
produk sangat penting bagi sebuah
perusahaan. Karena teknologi
yang semakin maju, peningkatan kompetisi global, dan
kebutuhan pasar yang semakin
dinamis, perusahaan harus mampu berinovasi
untuk memenuhi kebutuhan pasar (Cooper & Kleinschmidt, 1990).
Inovasi produk merupakan hasil dari pengembangan produk baru oleh suatu perusahaan atau industri, baik yang sudah ada maupun
dari produk sebelumnya. Dari produk
lama yang sudah mencapai titik jenuh di pasaran, diperlukan sebuah inovasi untuk mengganti produk lama tersebut. Penggantian ini dapat berupa produk
pengganti yang secara total
baru atau dengan perkembangan produk lama yang lebih modern dan
up to date, sehingga
dapat terus memenuhi keinginan
konsumen (Amerk, 2013).
Apabila kebutuhan
konsumen telah terpenuhi, diharapkan timbul kepuasan pada konsumen tersebut, sehingga pada masa yang akan datang mereka akan
datang kembali membeli produk yang dibuat berikutnya terhadap produk yang sama. Produsen dapat meningkatkan hasil produksinya dengan melakukan
pengembangan produk untuk hasil yang lebih�
baik.
Pengembangan produk erat kaitannya dengan keberhasilan perusahaan dalam menjalankan dan meningkatkan penjualan perusahaan, karena dengan terus
mengembangkan produk diharapkan konsumen baru akan bertambah.
Tentu hal ini diharapkan akan meningkatkan penjualan perusahaan, dan apabila produk yang dibuat sesuai dengan
harapan dan keinginan konsumen.
Proses
pengembangan produk, perusahaan juga harus mampu untuk menentukan segmen pasar
yang akan dituju, sehingga tingkat keberhasilan diterima produk yang dikembangkan akan
semakin besar. Karena itu perlu diperhatikan juga perilaku konsumen. Menurut (Hasan, 2013), perilaku konsumen adalah suatu proses yang
terlibat ketika individu atau kelompok memilih, menggunakan, membeli atau mengatur produk, ide, jasa dan juga
pengalaman untuk memuaskan keinginan dan kebutuhan konsumen. Dalam pengertian pengembangan produk inovasi, makna produk
dan inovasi perlu diketahui agar gambaran penuh kaitan keduanya dapat dipahami.
Produk adalah sesuatu yang ditawarkan sebagai usaha untuk mencapai tujuan yang ditetapkan
oleh perusahaan perusahaan, untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen. Menurut (Kotler & Armstrong, 2010), �Produk ialah� sesuatu yang
dapat ditawarkan atau dijual �ke pasar untuk memenuhi
keinginan atau kebutuhan�, sedangkan (Saladin, 2007) menjelaskan:
�Produk adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan atau dijual ke pasar untuk diperhatikan,
dibeli, dipergunakan, atau dikonsumsi, dan yang dapat memuaskan keinginan dan
kebutuhan.�
Pempek CEK AAT adalah home industry pangan pempek yang
beralamat di Jalan Keramasan No. 77 Kertapati, Kota Palembang, Sumatera Selatan, CEK AAT berdiri mulai
tahun 11 Februari 2002, awalnya CEK AAT hanya memproduksi pempek,
kerupuk, dan kemplang khas Palembang yang menjadi oleh-oleh wisatawan yang
berkunjung ke Kota Palembang. Persaingan keras dengan toko yang menjual produk
serupa, semakin banyak toko pempek dan kerupuk di Kota
Palembang, dan lokasi CEK AAT yang dekat dengan toko pesaing membuat CEK AAT
memikirkan cara agar dapat bersaing dengan menginovasi produknya yang sudah
ada. Owner CEK AAT, Ibu Alinda Topo,
sering melihat kulit ikan yang dibuang sebagai sampah dan tidak dapat
dimanfaatkan lagi. Lalu muncul gagasan untuk mengolah kulit
ikan yang tersisa menjadi produk yang dapat dijual. Ibu Alinda Topo menguji
coba produk itu selama tiga tahun, akhirnya berhasil mengolah kulit ikan atau fish skin yang seringkali dibuang menjadi kerupuk
kulit ikan atau fish skin. Produk
fish skin CEK AAT dicoba untuk dijual di pasaran pada bulan Februari 2019.
Fish skin adalah makanan yang
terbuat dari bahan dasar kulit ikan yang diolah menjadi
makanan kering yang renyah. Fish skin
sendiri terbuat dari bahan dasar
ikan belida dan ikan gabus mengingat banyaknya
ikan tersebut di Kota Palembang. Selain itu persaingan dalam produk fish
skin tidak terlalu banyak dibandingkan dengan krupuk atau pempek-pempek
yang sudah menjadi ciri khas Palembang. Penggunaan bahan dasar ikan gabus dan belida sendiri dipilih karena mempunyai banyak manfaat diantaranya manfaat dari ikan gabus itu sendiri
adalah pembentukan dan pertumbuhan otot, mempercepat penyembuhan luka, menjaga keseimbangan
cairan dalam tubuh, memperbaiki gizi buruk, sehat
untuk pencernaan, sedangkan manfaat ikan belida sendiri adalah mengandung kalsium, mengandung vitamin A,
omega 3, mencegah penyakit jantung koroner, mengurangi kolestrol, dan sebagai antioksidan (Kusumaningrum & Asikin, 2016).
(Johnson, 2012) memberi definisi
keunggulan kompetitif sebagai cara perusahaan atau organisasi menciptakan nilai
bagi penggunanya yang baik lebih besar dari biaya untuk menciptakannya serta
superior dari kompetitor. (Porter, 2011) berpendapat bahwa
nilai adalah apa yang dapat membuat pembeli mau untuk membayar, dan nilai yang superior bersumber dari penawaran harga
yang ditawarkan lebih murah dari kompetitor
untuk manfaat yang sama atau memberikan manfaat unik yang lebih sepadan untuk
harga yang lebih tinggi. (Porter, 2011) mengatakan bahwa ada tiga tipe dasar keunggulan kompetitif yang dapat digabungkan
dengan lingkup kegiatan, seperti, fokus, kepemimpinan biaya, dan diferensiasi. Fokus sendiri dibagi lagi
menjadi fokus biaya dan fokus diferensiasi.
Keunggulan
biaya berupa kemampuan perusahaan untuk mempunyai biaya yang lebih murah di
bidang tersebut. Dengan keunggulan biaya, perusahaan unggul dalam operasi yang
efektif dan efisien. Pempek fish skin CEK
AAT menawarkan harga yang murah dan terjangkau bagi produknya karena struktur
harga yang rendah tetapi efisien. Diferensiasi ialah keunggulan yang dapat
digunakan untuk menawarkan
manfaat dari produk
yang dibuat, keunikan produk
yang dibuat atau lebih superior
dibandingkan dengan kompetitor. Perusahaan dengan keunggulan seperti ini bisa mengenakan harga yang lebih tinggi dari
pesaingnya, dan memperoleh margin laba atau keuntungan yang lebih tinggi dari pesaingnya. Umumnya, keunggulan jenis ini dapat diperoleh dengan berbagai cara
seperti kualitas, inovasi, atau pelayanan. Untuk segi harga, pempek fish skin CEK AAT jauh lebih murah, tetapi memiliki karakteristik yang
unik seperti tekstur pempek yang lebih renyah. Terakhir, fokus adalah kemampuan
untuk memahami dan membaca suatu segmen pasar atau konsumen secara mendalam dan membentuk
strategi terbaik untuk melayani segmen pasar dan konsumen tersebut. Segmen pasar pempek fish skin CEK AAT lebih kepada mahasiswa
dan anak muda. Fokus biaya yang lebih rendah dari kompetitor dan fokus
diferensiasi dari rasa gurih dan tekstur yang renyah menjadikan keunggulan
kompetitif dari pempek fish skin CEK
AAT.�
Metode Penelitian
Pendekatan
yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif deskriptif,
yaitu untuk memperoleh informasi serta gambaran secara mendalam tentang
pengembangan produk fish skin. (Moleong, 2013), mengatakan bahwa penelitian deskriptif mengumpulkan data berupa
kata-kata, gambar dan tidak menggunakan angka.
(Sugiyono,
2012) mengemukakan bahwa metode
penelitian kualitatif adalah metode yang bisa pakai untuk meneliti pada kondisi obyek yang alamiah, dimana peneliti adalah
sebagai instrumen utama, teknik pengumpulan data yang �dilakukan yaitu dengan cara triangulasi atau gabungan, analisis data bersifat induktif, dan hasil penelitian kualitatif lebih
menekankan makna dari pada generalisasi.
Alasan
penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif karena data yang didapatkan
dari penelitian bersifat deskriptif yang �dapat diperoleh melalui kata-kata, dokumen dan tulisan yang berasal dari sumber yang dapat dipercaya. Data tersebut dapat dibuat berupa teks wawancara, videotape, dokumen pribadi, catatan lapangan, memo dan dokumen resmi lainnya, (Moleong, 2013).
A.
Jenis Data
Data-data yang dikumpulkan pada penelitian ini adalah untuk memperoleh informasi yang kuat dengan pokok bahasan di atas dengan menggunakan data primer. Menurut (Sugiyono, 2012), data primer adalah data yang bisa langsung memberikan data kepada pengumpul data. Data primer yang dipakai dalam penelitian ini diperoleh dengan melakukan wawancara dengan narasumber yang telah dipilih.
B.
Teknik Penentuan Data
Untuk mendapatkan
data yang ingin diperoleh untuk suatu penelitian
dalam hal ini menggunakan teknik pengumpulan data. Dalam penelitian ini peneliti memilih jenis penelitian kualitatif maka data yang diperoleh
harus jelas, spesifik dan mendalam,
untuk itu data akan dikumpulkan dengan menggunakan metode wawancara. Wawancara
adalah percakapan yang dilakukan oleh kedua pihak untuk mendapatkan
hasil atau maksud tertentu, yaitu pewawancara sebagai orang yang mengajukan pertanyaan kepada narasumber sebagai orang yang memberikan jawaban atas pertanyaan, (Moleong, 2013). Wawancara dilakukan dengan pemilik usaha fish skin, data-data yang dikumpulkan berupa laporan pelaksanaan pengembangan fish skin, sehingga akan
diketahui bagaimana kualitas bahan baku, kelezatan rasa dan dampak dari
pengembangan produk tersebut.
(Sugiyono, 2012) mengatakan bahwa pengumpulan data bisa diperoleh dari hasil wawancara, dokumentasi, observasi, dan gabungan atau triangulasi. Teknik wawancara yang dilakukan adalah dengan wawancara yang semi terstruktur. Jenis wawancara ini termasuk ke dalam kategori in-depth interview yang dalam pelaksanaannya lebih bebas bila dibandingkan dengan wawancara terstruktur, (Sugiyono, 2012).
C.
Teknik Pengumpulan Data
1.
Cetak Biru (Blue Print) Penelitian
Pengembangan produk adalah suatu strategi yang dilakukan perusahaan untuk pertumbuhan atau pengembangan perusahaan dengan cara menawarkan produk baru atau produk yang telah dimodifikasi ke segmen pasar yang sekarang (Kotler & Keller, 2016). Pelaksanaan pengembangan produk akan mendorong perusahaan untuk mampu menggunakan sumber daya yang dimiliki secara efektif dan perlunya jawaban yang lebih akurat yang meliputi 5W1H. (Griffin, Ricky, W., & Ebert, 2013), mengemukakan tujuh aspek dalam pengembangan produk terdiri dari pencarian gagasan, penyaringan gagasan, pengembangan dan pengujian konsep, analisis bisnis, pengembangan prototipe, pengujian produk dan uji pemasaran, komersialisasi.
Hasil dan Pembahasan
A. Hasil Penelitian
1. Gambaran Umum Perusahaan
Bedasarkan data yang disadur langsung dari wawancara, Fish Skin Cek Aat merupakan usaha makanan kulit ikan.Mulai beroperasi dari tanggal 11 februari di Kota Palembang. Usaha Fish Skin Cek Aat .
2. Komponen Inovasi Produk
a) Pencarian gagasan
Inovasi dan
eksperimen suatu perusahaan pasti mengalami hambatan dan kesulitan, karena inovasi produk itu sangat penting bagi perusahaan tak bisa dibantah, bahwa terdapat hubungan yang kuat
antara inovasi produk dengan pengembangan pasar, artinya adalah, semakin inovatif dan
kreatif perusahaan membuat produk seperti keinginan konsumen, semakin cepat pula pasar berkembang. Maka, lemahnya
inovasi produk yang di buat
oleh �perusahaan bagaimanapun juga akan berimbas secara signifikan
kepada tumbuhnya pengembangan pasar.
Menurut (Griffin, Ricky, W., & Ebert, 2013), mengatakan bahwa pengembangan produk dimulai dengan pencarian gagasan
bagi produk-produk baru. Para manajer puncak harus bisa mendefinisikan atau menjelaskan produk dan pasar
yang ingin ditekankannya menyatakan tujuan dari dibuatnya produk baru tersebut. Merek harus menyatakan
berapa banyak usaha yang harus dicurahkan. Hasil wawancara bahwa gagasan usaha fish skin karena pasar makanan di
Palembang yang banyak menggunakan bahan baku ikan, sehingga kulit ikan pun
menjadi gagasan baru untuk dikembangkan.
Dapat
disimpulkan bahwa pasar makanan bahan baku ikan di Palembang banyak diproduksi hingga
menjadi gagasan baru dengan kulit ikan.
B.
Pembahasan
Pengembangan produk inovasi terhadap competitive advantage
dilakukan dengan 7 indikator atau dimensi sebagai berikut:
1. Pencarian Gagasan
Gagasan usaha adalah suatu ide yang bertujuan
untuk dapat mewujudkan suatu
pemikiran-pemikiran yang baru dan diterapkan
dengan suatu tindakan. Dalam mencari suatu gagasan usaha
berarti berusaha untuk bisa menemukan ide-ide yang
nantinya ide-ide tersebut dapat menjadi langkah awal dalam menentukan bisnis apa yang ingin dikembangkan dan ingin dibangun. Ide bisnis seperti ini tidak dapat muncul secara tiba-tiba. Alasan sang
pemilik usaha karena di Kota Palembang banyak memanfaatkan ikan belida dan ikan
gabus sebagai bahan dasar mpek mpek atau kerupuk kemplang, tetapi kulitnya
dibuang sehingga memiliki ide untuk memanfaatkan kulit ikan dengan mengolah
menjadi bahan yang layak dikonsumsi.
2. Penyaringan Gagasan
Pada
penelitian ini Cek Aat pernah melakukan mengolah berbagai kulit ikan tetapi
dari beberapa ikan hanya ikan gabus saja yang dapat diolah dan enak dikonsumsi. Beberapa cara untuk dapat melakukan pembentukan atau pemilihan ide produk
dan yang terpenting adanya dukungan seperti tersedianya tenaga kerja lokal, tersedianya bahan baku, tersedianya pasar lokal, teknologi, mendapat
prioritas dari pemerintah, peluang di masa yang akan datang dan sebagainya.
Dukungan tersebut telah tersedia bag usaha Cek Aat sehingga membuat fish skin
dinilai layak untuk dijadikan usaha.
3. Pengembangan dan Pengujian Konsep
Ide atau gagasan yang telah lulus penyaringan kemudian selanjutnya dapat dikembangkan
menjadi beberapa alternatif konsep produk. Konsep produk
berbeda dengan gagasan produk dan citra produk. Gagasan produk
adalah gagasan bagi kemungkinan produk yang dapat dianggap oleh perusahaan bisa ditawarkan ke pasar. Konsep produk
adalah versi terinci dari ide yang diungkapkan dalam istilah
konsumen yang punya arti. Pengembangan sudah dilakukan dengan melibatkan cukup
banyak pihak terutama dari konsumen atau orang-orang terdekat kita jadi sebelum
meluncurkan produk baru dengan memberikan tester kepada pelanggan apabila layak
maka diproduksi dan dipasarkan tetapi berdasarkan rekomendasi dari konsumen,
apakah perlu perbaikan atau sudah cukup atau ada inovasi yang lain
4. Analisis Bisnis
Cek Aat menganalisa bisnis dengan melihat perkembangan dari
produk tersebut biasanya dari tingkat penjualan produk tersebut apakah
mengalami penurunan atau mengalami peningkatan�
pada setiap periode tertentu. Ide produk yang sudah ada perlu dianalisis lebih
mendalam lagi sehingga bisa diketahui dengan cepat apa yang menjadi kekuatan dan kelemahannya
dengan memperhatikan situasi lingkungannya. Cek Aat harus bisa mempertimbangkan situasi dan pelaku atau lingkungan yang sesuai
dengan bisnisnya. Oleh karena itu
ide produk fish skin� sudah
diperhitungkan dan kemukinan situasi atau lingkungan yang mempengaruhi bisnis
tersebut.
5. Pengembangan Prototipe
�� Pengembangan
konsep adalah pengembangan tahapan lebih lanjut dari ide yang sudah terpilih dari konsep produk untuk kemudian dapat di proses ke tahap selanjutnya. Itulah mengapa dalam hal pengembangan tahapan produk atau ide harus mempunyai atau memiliki alternatif lain, yang dapat disesuaikan dengan keinginan dan kebutuhan konsumen atau pasar yang
paling menarik.
Tingkat ketertarikan pasar sasaran atas produk fish skin, yang kemudian dikembangkan dengan tujuan mendapatkan
produk dengan daya tarik pasar yang paling tinggi. Apabila produk fish
skin banyak diminati maka dilakukan pengembangan produk
walaupun produk ini mudah ditiru tetapi kualitas
produk dan rasa yang berbeda dibanding dengan yang lainnya.
6. Pengujian Produk dan Uji Pemasaran
Pengujian
produk dan pemasaran mulai dari seperti pola pengemasan yang sudah cukup baik
dibandingkan dengan produk-produk. Strategi awal pemasaran yang dikembangkan pada awal peluncuran produk kepasar, sehingga bisa diterima
pasaran dan memulai untuk menunjukkan pertumbuhannya. Berdasarkan hasil observasi pada pasar sasaran, Cek Aat telah menetapkan
proposisi nilai yang direncanakan, pangsa pasar, sasaran laba, dan penjualan untuk tahun-tahun pertama dengan jelas. Akan tetapi
perusahaan belum menetapkan garis besar dari model distribusi serta anggaran pemasaran untuk tahun
pertama. Hasil pemasaran pada fish skin Cek Aat mengenai rasa dapat diolah sesuai dengan
variasi rasa yang tren saat ini. Pemasaran yang dilakukan sudah ke wilayah
Palembang dan lingkungan kampus.
7. Komersialisasi
Keberadaan
fish skin akan menjadi menarik karena
peluang pengembangan makanan ringan sangat terbuka luas karena dapat dukungan dari faktor internal yang
kuat seperti besarnya jumlah penduduk khususnya di Palembang yang menjadi pasar
produk industri makanan, tingkat pendapatan masyarakat yang semakin meningkat
yang mendorong permintaan akan produk makanan olahan, Sebagian besar bahan baku
produksi cukup tersedia di Palembang, cukup tersedianya tenaga kerja dengan upah
yang relatif rendah. Hasil produk fish skin cek aat layak untuk diproduksi,
dikemas dan dijual.
Kesimpulan
Hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa pengembangan produk inovasi�
terhadap competitive advantage
produk fish skin yang dilakukan Cek
Aat dapat berkembang dengan baik, karena produk
yang di buat oleh Cek Aat sangat digemari oleh masyarakat khususnya dikota Palembang, karena rasanya yang gurih dan harganya yang terjangkau� membuat masyarakat menggemarinya, selain itu juga masih jarangnya produk fish skin di
kota Palembang, membuat Cek
Aat memiliki sedikit pesaing sehingga Cek Aat dapat mengembangkan lagi usahanya sesuai
dengan tujuan yang telah di tetapkan oleh perusahaan, dan sejauh ini sudah mencapai
target yang di buat oleh perusahan
Cek Aat itu sendiri, dan diharapkan produk dari Cek Aat itu makin
disukai.
Amerk, I. (2013). Manajemen
Inovasi. Yogyakarta: CV. Andi Offset.
Cooper, Robert G., &
Kleinschmidt, Elko J. (1990). New product success factors: a comparison of
�kills� versus successes and failures. R&D Management, 20(1),
47�63. Google Scholar
Griffin, Ricky, W., &
Ebert, R. J. (2013). Bisnis Jilid 1. Jakarta: Erlangga.
Hasan, A. (2013). Marketing.
Yogyakarta: Media Pressindo.
Johnson, G. W. (2012). Exploring
Strategy: Text and Cases (Eleventh E). Harlow: Pearson Education Limited.
Kotler, Philip, &
Armstrong, Garry. (2010). Prinsip-Prinsip Pemasaran, Jilid 1 dan 2 Edisi Kedua
Belas. Jakarta: Erlangga. Google Scholar
Kotler, Philip, &
Keller, Kevin Lane. (2016). Marketing Management 15th Edition. England.
Pearson Education, Inc. Google Scholar
Kusumaningrum, I., &
Asikin, N. A. (2016). Pemanfaatan tulang ikan belida untuk fortifikasi kalsium
pada olahan kerupuk. Lembaga Penelitian Dan Pengabdian Masyarakat,
Universitas Mulawarman. Google Scholar
Moleong, Lexy J. (2013). Metode
Penelitian Kualitatif, Bandung: Remaja Rosdakarya. Mosal. Google Scholar
Porter, Michael E. (2011). Competitive
advantage of nations: creating and sustaining superior performance. simon
and schuster. Google Scholar
Saladin, Djaslim. (2007). Industri
Pemasaran dan Unsur-Unsur Pemasaran. Bandung: CV Linda Karya. Google Scholar
Sugiyono, P. D. (2012).
Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif Dan R&D (Vol. 8). Alfabeta.
Bandung. Google Scholar
Reza Eko Muchtadin (2021) |
First publication right: Journal Syntax Literate |
This article is licensed under: |