����������� Syntax Literate
: Jurnal
Ilmiah Indonesia � ISSN : 2541 0849
����������� e-ISSN
: 2548-1398
���������� Vol. 2,
No 6 Juni 2017
PENGARUH
TEKNIK AKUPRESURE TERHADAP PERUBAHAN
SKALA NYERI PADA KLIEN POST OPERASI SECTIO CAESAREA DI RSUD 45 KUNINGANTAHUN
2017
Ronni Syuhada dan Aria Pranatha
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kuningan (STIKKU)
Abstrak
Sectio caesarea adalah metode yang digunakan untuk
menyelamatkan bayi dan ibu dalam persalinan. Salah satu pihak berpendapat bahwa
kejadian sectio caesarea terus mengalami peningkatan, terutama di negara maju.
Berdasarkan data di RSUD 45 Kuningan, jumlah persalinan dengan sectio caesarea
sangat tinggi dibandingkan dengan persalinan normal. Rasa sakit adalah salah
satu keluhan yang paling umum dialami setelah operasi. Teknik manajemen nyeri
non farmakologis salah satunya dengan teknik akupresure. Tujuan dari penelitian
ini adalah untuk mengetahui pengaruh teknik akupresur untuk mengubah skala
nyeri pada klien sectio caesarea pasca operasi di RSUD 45 Kuningan 2017.Jenis
penelitian dilakukan dengan desain pre-experiment dengan satu kelompok pre-test
post-test tanpa kontrol. Teknik sampel yang digunakan adalah purposive sampling
dengan kriteria inklusi dan eksklusi, dengan 31 responden. Instrumen dalam
bentuk kuesioner data demografi, kuesioner skala skala nyeri sebelum dan
sesudah diberi intervensi, teknik SOP akupresur. Penilaian skala nyeri menurut
Wong-Baker Menghadapi Penilaian Nilai Nyeri dan Skala Nilai Numerik. Uji
statistik menggunakan uji t berpasangan.Berdasarkan hasil uji statistik yang
diperoleh Berdasarkan hasil uji statistik diperoleh mean sebelum 5,97 dan
berarti 4,90; SD sebelum 1.752 dan SD setelah 1.788; Dengan p = 0,000 (p
<0,05) sehingga dapat disimpulkan ada pengaruh teknik akupresur untuk
mengubah skala nyeri pada klien sectio caesarea pasca operasi di Ruang Dahlia
RSUD 45 Kuningan.Dianjurkan untuk bedah sesar klien sectio caesarea untuk
menggunakan teknik non-farmakologis teknik akupresur dalam mengurangi skala
nyeri yang dirasakan, bukan sebagai terapi penggantian farmakologis namun
sebagai terapi tambahan pada terapi farmakologis.
Kata Kunci: Teknik Akuipresure, Operasi
Pendahuluan
Pembedahan
merupakan salah satu bentuk terapi pengobatan dan juga dapat menyebabkan
kerusakan pada integritas tubuh. Sampai saat ini banyak berbagai macam
pembedahan, salah satunya yaitu sectio
caesarea. Sectio caesarea �adalah satu cara yang digunakan untuk
menyelamatkan bayi serta ibunya dalam proses persalinan.
Menurut WHO
(2015), pembedahan sesar merupakan salah satu bentuk operasi yang paling umum
didunia, setiap tahun angka kejadian sectio
caesarea terus meningkat, terutama dinegara-negara maju bahkan dinegara
berkembang. WHO memperkirakan di Indonesia sekitar 15-20% dilakukan pembedahan
dirumah sakit rujukan.
Menurut Riskesdas (2013) kelahiran sectio caesarea
di Indonesia menunjukkan
angka sebesar 9,8% dengan
proporsi tertinggi yaitu di DKI Jakarta sebesar 19,9% dan terendah di Sulawesi
Tenggara sebesar 3,3% sedangkan di provinsi Jawa Barat sebesar 7,8%. Secara umum pola persalinan melalui sectio caesareamenurut karakteristik
menunjukkan angka yang signifikan sebesar 18,9%, yang paling banyak melakukan
tindakan sectio caesarea yaitu yang tinggal didaerah perkotaan
sebesar 13,8%, perkerjaan sebagai pegawai sebanyak 20,9% dan pendidikan
tinggi/lulus PT sebanyak 25,1 %.
Pada proses operasi digunakan anestesi agar klien tidak merasakan nyeri pada saat dilakukan
tindakan pembedahan. Namun setelah selesai dilakukan tindakan
pembedahan/operasi, klien mulai sadar dan efek anestesi habis bereaksi, kemudian klien akan merasakan nyeri pada
bagian tubuh yang mengalami pembedahan. Menurut Sofiyah et. all (2014) menyatakan bahwa pengaruh obat bius yang dilakukan
biasanya akan menghilang sekitar 2 jam setelah proses persalinan selesai.
Nyeri merupakan salah satu keluhan tersering pada klien
setelah mengalami suatu tindakan pembedahan. Nyeri hebat post operasi terjadi selama satu sampai dua jam, sehingga klien
harus segera mendapatkan manajemen nyeri secepat mungkin karena jika tidak
ditangani dengan baik dapat berakibat negatif bagi kesehatan.
Cara untuk mengatasi nyeri bisa bermacam-macam, bisa
dengan cara farmakologi dengan menggunakan obat-obatan jenis analgetik maupun dengan teknik
non-farmakologi. Salah satu cara mengatasi nyeri dengan teknik non-farmakalogi
yaitu dengan teknik distraksi yaitu dengan teknik akupresur.
Menurut Damayanti dan Warsiti (2011) akupresur disebut juga akupuntur tanpa jarum, atau pijat akupuntur.
Teknik ini merupakan teknik penekanan, pemijatan dan pengurutan sepanjang
meridian tubuh atau garis energi. Teknik distraksi membuat kliendapat
mengontrol diri ketika terjadi rasa tidak nyaman atau nyeri, stres fisik dan
emosi pada nyeri.
Menurut Kurniasari (2016), menggenggam jari disertai
dengan menarik nafas dalam-dalam dapat mengurangi ketegangan fisik dan emosi,
karena genggaman jari akan menghangatkan titik-titik masuk dan keluarnya energi
pada meridian (saluran energi) yang
berhubungan dengan organ-organ didalam tubuh yang terletak pada jari tangan.
Kurniasari (2016) menambahkan titik-titik refleksi pada
tangan memberikan rangsangan secara refleks (spontan) pada saat genggaman. Rangsangan
tersebut akan mengalirkan semacam gelombang kejut atau listrik menuju otak
kemudian diproses dengan cepat dan diteruskan menuju saraf pada organ tubuh
yang mengalami gangguan, sehingga sumbatan dijalur energi menjadi lancar. Sedangkan
menurut Fengge (2011) dalam Nova Nanur dan Masruroh (2013) teknik akupresur menggunakan tekanan teknik
penekanan, pemijatan dan penguritan sepanjang meridian tubuh atau garis aliran
energi. Tekanan atau pijatan sepanjang garis meridian dapat menghilangkan
penyumbatan yang ada dan memperbaiki keseimbangan alami tubuh.�
Fengge (2011) dalam Nova Nanur dan Masruroh (2013)
menambahkan bahwa teknik akupresur sangat
praktis karena tidak memerlukan banyak alat dan cukup dengan jari tangan, ibu
jari, telunjuk, telapak tangan serta murah dan aman. Nova Nanur dan Masruroh
(2013) mengatakan teknik akupresur
diketahui dapat merangsang serat Ad yang masuk ke bagian dorsalis medula spinalis. Hal ini menimbulkan inhibisi segmental
dari rangsangan nyeri yang dihantarkan oleh serat C yang berjalan lebih lambat,
dan melalui koneksi di otak bagian tengah, menyebabkan inhibisi rangsangan nyeri pada serat C di bagian lain dari medula spinalis. Hal ini dapat menerangkan mengapa pijatan akupresur pada titik tertentu dapat
menghilangkan sensasi nyeri dibagian lain dari tubuh. Dengan merangsang
titik-titik tertentu disepanjang sistem meridian,
yang ditransmisi melalui serabut syaraf besar ke formatio reticularis, thalamus
dan sistem limbik akan melepaskan endorfin dalam tubuh.
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh
Nova Nanur dan Masruroh (2013) dengan judul �Pengaruh Pemberian Teknik
Akupresur Terhdap Nyeri Persalinan Kala I Fase Aktif Di RSUD Ambarawa Tahun
2013�. Hasil penelitian menunjukkan nilai p= 0,0001, dimana (p< 0,05), artinya terdapat
pengaruh pemberian teknik kupresur terhadap nyeri persalinan kala I fase aktif.
Berdasarkan data yang didapatkan peneliti di Ruang Dahlia RSUD 45
Kuningan, jumlah klien yang menjalani persalinan dengan sectio caesarea periode
1 Januari 2016 sampai 31 Desember 2016 berjumlah 571 atau 65,3%. Jumlah
tersebut sangat tinggi jika dibandingkan dengan klien yang menjalani persalinan
secara normal. Sedangkan jumlah persalinan dengan tindakan sectio caesarea periode
1 Januari sampai 28 Februari 2017 berjumlah 128 atau 3,6%.
Berdasarkan data
tersebut, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang �Pengaruh Tehnik
Akupresur Terhadap Perubahan Skala Nyeri Pada Klien Post Operasi Sectio
Caesarea di Ruang Dahlia RSUD 45 Kuningan Tahun 2017�.
Metode
Penelitian
Jenis
penelitian ini merupakan penelitian eksperimen dengan rancangan pra-eksperiment design dengan one group pre-test post-test without control.
Variabel penelitian dalam penelitian ini terdiri dari variabel independen
(variabel bebas) yaitu teknik akupresur
serta variabel dependen (variabel terikat) yaitu perubahan skala nyeri pada
klien post operasi sectio caesarea.
Peneliti
memberikan teknik dan akupresur pada
responden untuk melihat perbedaan skala nyeri sebelum dan sesudah diberikan
intervensi, setelah diketahui skala nyeri sebelum dan sesudah kemudian dicatat
dalam lembar observasi pengukuran skala nyeri. Penelitian dan pengumpulan data
dilaksanakan di Ruang Dahlia RSUD 45 Kuningan dari mulai 1 April sampai 18
April 2017.
Populasi
dari penelitian ini adalah semua klien post
operasi sectio caesarea yang dirawat
di Ruang Dahlia RSUD 45 Kuningan, pengambilan sampel dengan teknik purposive sampling dengan kriteria
inklusi dan eklusi, banyak sampel yaitu 30 responden. Pengumpulan data
diperoleh dari kuesioner data demografi, kuesioner berupa pengukuran skala
nyeri sebelum dan sesudah diberikan intervensi teknik akupresur, serta SOP teknik akupresur.
Penilaian skala nyeri yang digunakan yaitu penilaian menurut Wong-Baker Faces Pain Rating Scaledan Numeric Rating Scale.
Metode
analisis data yang digunakan pada penelitian ini meliputi analisis univariat
dengan distribusi frekuensi dan analisis bivariat dengan uji paired sampel t test.
Hasil
dan Pembahasan
A.
Hasil
1.
Analisis
Univariat
Berikut ini disajikan data gambaran intensitas nyeri
pada klien post operasi sectio caesareasebelum diberikan
intervensi teknik relaksasi genggam jari dan akupresur.
Tabel 1
Hasil Pengukuran Intensitas Nyeri Pada
Klien Post Operasi Sectio Caesarea Sebelum Diberikan
Intervensi Tehnik Akupresur di Ruang Dahlia RSUD 45 Kuningan Tahun 2017
Intensitas
Nyeri |
Skala Nyeri |
Kelompok
Intervensi |
|
F |
% |
||
Tidak
nyeri |
0
|
0 |
0 |
Nyeri
ringan |
1
� 2 |
0 |
0 |
Nyeri
sedang |
3
� 5 |
15 |
50,0 |
Nyeri
berat |
6
� 7 |
10 |
33,3 |
Nyeri
sangat berat |
8
� 9 |
3 |
10,0 |
Nyeri
hebat |
10
|
2 |
6,7 |
Total
|
31 |
30 |
Berdasarkan tabel di atas dapat dijelaskanbahwa dari
30 responden, lebih dari sebagian responden mengalami nyeri sedang dengan skala
nyeri 3 � 5 sebanyak 15responden (50,0%).
Selanjutnya dibawah ini disajikan data gambaran
intensitas nyeri pada klien post
operasi sectio caesarea setelah
diberikan akupresur.
Tabel 2
Hasil Pengukuran Intensitas Nyeri Pada
Klien Post Operasi Sectio Caesarea Sebelum Diberikan
Intervensi Tehnik Akupresur di Ruang Dahlia RSUD 45 Kuningan Tahun 2017
Intensitas
Nyeri |
Skala Nyeri |
Kelompok
Intervensi |
|
F |
% |
||
Tidak
nyeri |
0
|
0 |
0 |
Nyeri
ringan |
1
� 2 |
2 |
6,7 |
Nyeri
sedang |
3
� 5 |
19 |
63,3 |
Nyeri
berat |
6
� 7 |
6 |
20,0 |
Nyeri
sangat berat |
8
� 9 |
3 |
10,0 |
Nyeri
hebat |
10
|
0 |
0 |
Total
|
31 |
30 |
Berdasarkan tabel di atas dapat dijelaskan bahwa
dari 30 responden, setelah diberikan intervensi teknik akupresur mengalami penurunan nyeri dari sebelumnya, lebih dari
sebagian responden mengalami nyeri sedang sebanyak 19(63,3%).
2. Analisis
Bivariat
Pada
analisa bivariat ini disajikan hasil tabulasi silang antara variabel independen
yaitu teknik akupresur terhadap
variabel dependen yaitu perubahan skala nyeri pada klien post operasi sectio caesarea
di Ruang Dahlia RSUD 45 Kuningan Tahun 2017. Analisis bivariat digunakan untuk mengetahui
pengaruh teknik akupresur terhadap
perubahan skala nyeri pada klien post
operasi sectio caesarea. Analisa data
terdiri dari uji normalitas data dan uji paired-sampel
t test. Adapun hasilnya adalah sebagai berikut:
Berdasarkan hasil uji statistik One-Sampel Kolmogorov�Smirnov Test untuk variabel hasil pengukuran
skala nyeri sebelum pemberian intervensi teknik akupresur didapatkan nilai Z sebesar 1,147 dengan nilai Asymp. Sig (2-tailed) sebesar p=0,144. Untuk variabel hasil pengukuran skala
nyeri sesudah pemberian intervensi teknik akupresur
didapatkan nilai Z sebesar 1,055 dengan nilai Asymp. Sig (2-tailed) sebesar p=0,215. Untuk menentukan suatu data
berdistribusi normal atau tidak maka besarnya nilai Asymp. Sig (2-tailed)
atau p dibandingkan dengan taraf
kesalahan 0,05. Jika Asymp. Sig (2-tailed) lebih besar dari 0,05 (p>0,05)
maka data dikatakan telah terdistribusi normal dan jika Asymp. Sig (2-tailed)
lebih kecil dari 0,05 (p<0,05) maka data dikatakan tidak terdistribusi
secara normal.
Hasil uji normalitas data didapatkan semua variabel
mempunyai nilai Asymp. Sig (2-tailed) lebih besar dari 0,05
(p>0,05) yaitu sebelum pemberian intervensi sebesar 0,144 dan setelah
pemberian intervensi sebesar 0,215. Sehingga data dikatakan telah terdistribusi
normal.
Berdasarkan hasil uji normalitas data diperoleh
bahwa distribusi data terdistribusi normal. Setelah data terdistribusi secara
normal selanjutnya dilakukan uji statistik menggunakan uji paired-sampel t test. Uji paired-sampel
t test digunakan untuk mengetahui perbedaan skala nyeri sebelum diberikan
intervensi dan skala nyeri sesudah diberikan intervensi teknik akupresur, adapun hasil uji statistik dapat diperlihatkan
sebagai berikut:
Tabel 3
Hasil Uji Paired-Sampel T Test Pengaruh Teknik Akupresur Terhadap Perubahan Skala Nyeri
Pada Klien Post Operasi Sectio Caesarea Di Ruang Dahlia RSUD 45 Kuningan
Eksperimen |
N |
Mean |
SD |
P
value |
Pre
test |
30 |
5,97 |
1,752 |
0,000 |
Post
test |
30 |
4,90 |
1,788 |
Berdasarkan tabel 5.3 dapat dijelaskan bahwa hasil
uji paired-sampel t test menunjukkan
skala nyeri sebelum dan sesudah pemberian intervensi teknik akupresur didapatkan mean sebelum 5,97 dan mean sesudah 4,90; SD sebelum 1,752 dan
SD sesudah 1,788; dengan taraf signifikansi. (2-tailed) menunjukkan p = 0,000 (p<0,05).
Hipotesis dalam penelitian ini adalah pengaruh
teknik akupresure terhadap perubahan
skala nyeri pada klien post operasi sectio caesarea di Ruang Dahlia RSUD 45
Kuningan.
Hasil t-test menunjukkan nilai p lebih kecil dari 0,05 (0,000<0,05) sehingga hipotesis
diterima. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh teknik akupresure terhadap perubahan skala
nyeri pada klien post operasi sectio caesarea di Ruang Dahlia RSUD 45
Kuningan. Oleh sebab itu, teknik akupresure
efektif diberikan dalam upaya menurunkan skala nyeri yang dialami oleh klien post operasi sectio caesarea.
B. Pembahasan
1. Gambaran
Skala Nyeri Pada Klien Post Operasi Sectio Caesarea Sebelum Diberikan
Intervensi Tehnik Akupresur di Ruang Dahlia RSUD 45 Kuningan
Berdasarkan hasil penelitian, intensitas nyeri yang
dialami oleh 30 responden sebelum diberikan intervensi teknik akupresure paling banyak dalam
intensitas nyeri sedang sebanyak 15 responden (50,0%).
Tindakan pembedahan atau operasi merupakan salah
bentuk terapi pengobatan yang dapat membantu mengatasi masalah kesehatan atas
indikasi atau kontraindikasi yang terjadi akibat penyakit atau keluhan yang
diderita, selain itu pembedahan juga merupakan suatu tindakan yang dapat
menimbulkan banyak komplikasi, seperti infeksi luka, perdarahan dan nyeri pasca
pembedahan. Nyeri akibat pembedahan merupakan salah satu keluhan yang paling
sering terjadi akibat pembedahan seperti sectio
caesarea, nyeri juga merupakan keluhan yang paling sering dirasakan setelah
efek anastesi yang diberikan mulai hilang setelah 2 jam.
Berdasarkan hasil penelitian, nyeri yang dirasakan
mulai timbul sekitar 2 sampai 3 jam pasca pembedahan, hal ini sesuai dengan
pernyataan dari Sofiyah (2014) bahwa 2 jam setelah persalinan dengan pembedahan
sectio caesarea dan efek anastesi
hilang maka nyeri akan mulai dirasakan oleh klien. Nyeri yang dialami klien post operasi sectio caesarea berbeda-beda dan unik, tergantung pada pengalaman
nyeri yang pernah dialami sebelumnya. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh
bahwa lebih dari sebagian responden belum pernah menjalani pembedahan, oleh
karena itu banyak responden yang belum mengetahui tentang manajemen nyeri
non-farmakologi dan responden tidak mempunyai riwayat nyeri post sectio caesarea sebelumnya.
Berdasarkan hasil penelitian sebelum dilakukan
intervensi teknik akupresure didapatkan
bahwa nyeri yang dialami oleh responden mengalami nyeri sedang, hal tersebut
diakibatkan karena kebanyakan responden hanya terfokus pada nyeri yang
dirasakan dengan posisi tidur. Dengan posisi tidur yang salah sehingga membuat
organ yang mengalami pembedahan menjadi tegang dan menimbulkan reaksi nyeri
yang hebat setelah pembedahan. Hal ini sesuai dengan salah satu pihak yang
beranggapan bahwa sebelum dilakukan intervensi skala nyeri yang dirasakan dalam
rentang nyeri sedang, salah satu faktor yang berpengaruh seperti perhatian
responden terhadap nyeri dengan cara responden tidur untuk mengurangi nyerinya
dan dukungan keluarga selalu menemani ketika klien mengeluh nyeri dengan tidak
meninggalkan klien.
Makna nyeri yang dipersepsikan berbeda pada setiap
individu mempengaruhi pandangan terhadap nyeri, jika memandang sebagai suatu
ancaman makna nyeri akan dipersepsikan secara berlebihan namun apabila
dipersepsikan bukan sebagai suatu ancaman, maka dapat beradaptasi dengan baik
terhadap nyeri yang dirasakan, misalnya dengan melakukan beberapa teknik yang
dapat mengurangi intensitas nyeri.
Menurut analisa peneliti, 30 responden mempersepsikan
nyeri berbeda-beda, rata-rata responden tidak melakukan apapun untuk mengurangi
nyeri yang dirasakan, hanya sedikit responden yang mengetahui manajemen nyeri
non-farmakologi seperti teknik relaksasi nafas dalam, tetapi responden
mengatakan teknik tersebut kurang efektif dalam mengurangi nyeri. Terlebih
lagi, bidan diruang tersebut tidak memberitahukan pada responden yang baru
pertama menjalani pembedahan sectio
caesarea, tentang teknik yang dapat diguanakan dalam mengurangi nyeri yang
dirasakan. Berdasarkan hasil analisis, responden tidak mengetahui tentang
non-farmakologi yang lain seperti tehnik relaksasi genggam jari dan akupresur.
2. Gambaran
Skala Nyeri Pada Klien Post Operasi Sectio Caesarea Sesudah Diberikan
Intervensi Tehnik Akupresur di Ruang Dahlia RSUD 45 Kuningan
Hasil penelitian dijelaskan pada tabel 5.2 diperoleh
bahwa setelah diberikan intervensi teknik akupresur, 2 orang (6,7%) mengalami
nyeri ringan, 19 orang (63,3%) nyeri sedang, 6 orang (20,0%) nyeri berat, 3
orang (10,0%) nyeri sangat berat dan tidak ada klien yang mengalami nyeri hebat
serta tidak mengalami nyeri. Hasil penelitian menggambarkan bahwa klien post operasi sectio caesarea yang diberikan intervensi teknik akupresuretingkat nyeri cenderung
menurun ke nyeri sedang dan nyeri ringan. Hal ini memberikan informasi bahwa
klien yang diberikan teknik akupresuremampu
memberikan efek yaitu menurunkan skala nyeri yang diraskan klien post operasi sectio caesarea.
Berdasarkan hasil penelitian diperoleh bahwa pada
saat klien post operasi sectio caesarea diberikan intervensi teknik
akupresure yang disertai dengan
kondisi pikiran yang tenang diikuti dengan menarik nafas dalam, klien merasakan
ada kejutan seperti sengatan listrik yang mengalir dari jari tangan dan telapak
tangan ke bagian organ tertentu, seperti kebagian abdomen atau perut bahkan ke bagian ekstremitas seperti kaki. Aliran kejut atau listrik tersebut
mengalir dari jari tangan dan telapak tangan melalui titik meridian yang disalurkan kebagian otak yang kemudian dialirkan
kembali kebagian organ tertentu yang mengalami gangguan melalui garis meridian
tubuh yang saling terhubung.
Hal ini sesuai dengan pernyataan dari Cane (2013)
dalam Haniyah (2016)bahwa disepanjang jari-jari tangan kita terdapat saluran meridian energi yang terhubung dengan
berbagai organ. Liana Dewi (2010) juga menambahkan bahwa disetiap ujung jari
kita merupakan saluran masuk dan keluarnya energi atau sering disebut meridian (energy channel) yang berhubungan dengan organ-organ didalam tubuh
kita serta emosi yang berkaitan. Selain itu dengan adanya pemberian teknik akupresure pada telapak tangan dapat
memberikan rangsangan pada titik akupuntur dan mendorong produksi endorfin dalam tubuh. Endorphin
adalah pembunuh rasa nyeri yang dihasilkan sendiri oleh tubuh. Endorphin merupakan molekul-molekul peptid atau protein yang dibuat dari zat
yang disebut beta-lipoptropin yang
ditemukan pada kelenjar pituitary.
Alexander (2001) dalam Nova Nanur et.all (2013)
menambahkan dengan adanya endorfin dapat
memicu respon menenangkan dan membangkitkan semangat dan memiliki efek positif
pada emosi, sehingga dapat menyebabkan relaksasi dan normalisasi fungsi tubuh.
Hal ini juga didukung oleh teori gate control yaitu intensitas nyeri
diturunkan dengan memblok tranmisi pada gerbang (gate) dan teori endorpin
yaitu menurunkan nyeri. Intensitas nyeri dipengaruhi oleh meningkatnya kadar endorphin dalam tubuh. Dengan pemberian
tehnik akupresur dapat merangsang serabut A beta yang terdapat dikulit dan
dengan pemberian teknik akupresure diketahui
merangsang serat Ad yang masuk kebagian dorsalis
medula spinalis.
Berdasarkan hasil penelitian diperoleh intensitas
nyeri yang dirasakan responden mengalami perubahan dari nyeri sebelum diberikan
intervensi. Menurut analisa peneliti, hal tersebut diakibatkan karenaakupresurepada tangan responden, dengan
pemberian teknik akupresure merangsang
serat Ad yang masuk kebagian dorsalis
medula spinalis kemudian merangsang pengeluaran hormon endorphin dari tubuh untuk menenangkan dan
membangkitkan semangat serta memiliki efek positif pada emosi, yang menyebabkan
relaksasi dan normalisasi fungsi tubuh sehingga nyeri yang dirasakan berkurang.
Berdasarkan
analisis tersebut, dapat disimpulkan bahwa teknik akupresure efektif dalam menurunkan skala nyeri pada klien post operasi sectio caesarea di Ruang Dahlia RSUD 45 Kuningan.
3.
Pengaruh Teknik Relaksasi Akupresure Terhadap Perubahan Skala
Nyeri Pada Klien Post Operasi Sectio Caesarea Di Ruang Dahlia RSUD 45
Kuningan
Berdasarkan hasil penelitian, diperoleh bahwa
pemberian intervensi teknik akupresure
terbukti dapat menurunkan intensitas nyeri yang dirasakan pada klien post operasi sectio caesarea di Ruang Dahlia RSUD 45 Kuningan. Dibuktikan dengan
hasil uji paired-sampel t test menunjukkan
sebelum dan sesudah pemberian intervensi teknik akupresure didapatkan mean
sebelum 5,97 dan mean sesudah 4,90;
SD sebelum 1,752 dan SD sesudah 1,788; dengan taraf signifikansi. (2-tailed) menunjukkan p=0,000
(p<0,05). Hal ini sejalan dengan penelitian intervensi lain yang dilakukan
untuk menurunkan skala nyeri oleh Sofiyah, et.
all (2014) dengan judul �Pengaruh Teknik Relaksasi Genggam Jari Terhadap
Perubahan Skala Nyeri Pada Klien Post Operasi
Sectio Caesarea Di RSUD Prof. Dr.
Margono Soekardjo Purwokerto� dengan hasil penelitian yaitu ada pengaruh
pemberian teknik relaksasi genggam jari terhadap perubahan skala nyeri pada
klien post operasi sectio caesarea dengan p value 0,000 (p<α).
Sebelum dilakukan tehnik akupresur pada klien post operasi sectio caesarea diperoleh 15 responden yang mengalami nyeri sedang
(50,0%), 10 orang nyeri berat (33,3%), 3 orang nyeri sangat berat (10,0%) dan 2
orang nyeri hebat (6,7%). Setelah klien terdata skala nyeri yang dirasakan (pre-test), peneliti mengajarkan klien
teknik akupresure masing-masing
selama 2 siklus selama 30 menit, setelah klien bisa melakukan secara mandiri,
peneliti menyarankan untuk terus mengulanginya beberapa kali sampai nyeri yang
dirasakan oleh klien berkurang.
Pemberian
kedua intervensi diberikan pada klien post
operasi sectio caesarea 2 jam sebelum
pemberian injeksi analgetik, agar hasil pengukuran skala nyeri setelah
diberikan intervensi (post-test)
tidak bias dengan pemberian injeksi analgetik. Pemberian intervensi untuk kedua
intervensi ini dilakukan selama 30 menit, untuk masing-masing responden.
Setelah dilakukan beberapa kali untuk kedua intervensi dan sebelum klien
diberikan terapi analgetik, kemudian dilakukan pengukuran skala nyeri setelah
intervensi (post-test).
Sehingga
diperoleh, klien yang mengalami nyeri ringan 2 orang (6,7%), nyeri sedang 19
orang (63,3%), nyeri berat 6 orang (20,0%) dan nyeri sangat berat 3 orang
(10,0%). Dari hasil ini dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh pemberian teknik
akupresure terhadap perubahan skala
nyeri pada klien post operasi sectio caesarea di Ruang Dahlia RSUD 45
Kuningan, karena intensitas nyeri yang dirasakan responden mengalami perubahan
dari nyeri sebelum diberikan intervensi.
Teknik relaksasi merupakan salah satu bentuk terapi
pengobatan dalam manajemen nyeri non-farmakologi, salah satunya dalam teknik
distraksi. Menurut Asmadi (2012:149) tehnik distraksi adalah suatu teknik yang
bertujuan untuk mengalihkan perhatian klien terhadap nyeri. Teknik
akupresure adalah seni penyembuhan
kuno menggunakan jari untuk menekan titik-titik penyembuhan secara bertahap
yang merangsang kemampuan tubuh untuk penyembuhan diri secara alami. Akupresure menggunakan titik-titik
tekanan yang sama pada meridian
(saluran energi) pada organ. Akupresure lebih
menggunakan tekanan jari pada telapak tangan.
Tujuan dalam pemberian teknik akupresure hampir sama, salah satunya yaitu dalam menurunkan nyeri
dan membantu dalam melancarkan aliran darah. Pemberian intervensi teknik akupresure bukanlah sebagai terapi
pengganti pemberian analgetik dalam pereda nyeri post operasi, tetapi diberikan sebagai pendamping terapi
farmakologi agar dapat mempersingkat episode nyeri yang berlangsung beberapa
menit atau detik yang dirasakan oleh klien post
operasi.
Teknik akupresure
adalah suatu metode yang hampir sama dengan metode akupuntur, yang membedakan
adalah alat yang digunakan. Akupuntur menggunakan jarum yang ditusukkan pada
titik-titik tertentu, sedangkan akupresure
lebih banyak menggunakan penekanan, ketukan dan pijatan dengan menggunakan jari
tangan, telapak tangan pada titik-titik akupuntur. Teknik
akupresure dapat mengurangi
sensasi-sensasi nyeri melalui peningkatan endorphin,
yaitu hormon yang mampu menghadirkan rasa rileks pada tubuh secara alami,
memblok reseptor nyeri ke otak.
Penekanan titik akupresure dapat
berpengaruh terhadap produksi endorphin
dalam tubuh.
Berdasarkan hasil penelitian, diperoleh hasil bahwa
klien post operasi sectio caesarea yang diberikan teknik akupresure mengatakan bahwa nyeri yang
dialami sedikit berkurang. Responden merasakan saat diberikan teknik relaksasi
genggam jari dan akupresurepada
tangan seperti ada aliran kejut atau listrik yang dirasakan pada organ perut
dan kaki. Aliran kejut tersebut mengalir mulai dari bagian tangan kemudian
disalurkan kebagian otak melalui garis meridian
tubuh yang dilanjutkan menuju organ tertentu yang mengalami rasa tidak nyaman
atau nyeri.
Hal ini sejalan dengan pernyataan dari Cane (2013)
dalam Haniyah bahwa disepanjang jari-jari tangan kita terdapat saluran meridian energi yang terhubung dengan
berbagai organ. Liana Dewi (2010) menambahkan bahwa disetiap ujung jari kita
merupakan saluran masuk dan keluarnya energi atau sering disebut meridian (energy channel) yang berhubungan dengan organ-organ didalam tubuh
kita serta emosi yang berkaitan. Selain itu dengan adanya pemberian teknik akupresure pada telapak tangan
memberikan rangsangan pada titik akupuntur dan mendorong produksi endorfin
dalam tubuh (Aprillia,
2010 dalam Ridwan dan Herlina,
2015).
Mekanisme terjadinya nyeri dijelaskan dengan teori gate control, dimana adanya luka akibat
pembedahan sehingga menyebabkan keluarnya mediator nyeri yang akan menstimulasi
transmisi impuls nyeri yang dapat diatur atau bahkan dihambat oleh mekanisme
pertahanan disepanjang sistem saraf pusat. Teori gate control yaitu intensitas nyeri diturunkan dengan memblok
tranmisi nyeri pada gerbang (gate)
dan teori endorphin yaitu menurunkan
intensitas nyeri dipengaruhi oleh meningkatnya kadar endorphin dalam tubuh.
Teori �gate
control� menggambarkan bahwa ada mekanisme gate terbuka pada ujung saraf
ruas tulang belakang (spinal cord)
yang dapat meningkatkan atau menurunkan aliran impuls saraf dari serat perifer
menuju sistem saraf pusat. Bila gate tertutup
maka tidak ada nyeri dan bila gate
terbuka maka ada� nyeri. Dalam hal ini,
rasa nyeri dikendalikan oleh penghambatan pada jalur energi. Pemblokan yang
terjadi dilakukan melalui pengalihan perhatian (distraksi) melaui intervensi
tehnik teknik akupresure.
Pemberian teknik akupresure
diketahui dapat merangsang serat Ad yang masuk kebagian dorsalis medula
spinalis. Hal ini menimbulkan inhibisi segmental dari rangsangan nyeri yang
dihantarkan oleh serat C yang berjalan lebih lambat dan melalui koneksi diotak
bagian tengah menyebabkan inhibisi
rangsangan nyeri pada serat C dibagian lain dari medula spinalis. Pesan yang dihasilkan akan menstimulasi mekanoreseptor, apabila masukan yang
dominan berasal dari serabut delta A dan serabut C, maka akan membuka
pertahanan tersebut dan klien mempersepsikan sensasi nyeri bahkan jika impuls nyeri dihantarkan ke otak,
terdapat pusat korteks yang lebih tinggi diotak yang memodifikasi nyeri.
Pemberian teknik akupresure
diyakini dapat mengurangi sensasi-sensasi nyeri melalui peningkatan endorphin, yaitu hormon yang� mampu menghadirkan rasa rileks pada tubuh
secara alami, memblok reseptor nyeri
ke otak. Pelepasan endorphin dikontrol oleh sistem saraf. Endorphin adalah zat penghilang rasa sakit secara alami yang
diproduksi oleh tubuh yang dapat memicu respon menenangkan dan membangkitkan
semangat didalam tubuh, memiliki efek positif pada emosi, dapat menyebabkan
relaksasi dan normalisasi fungsi tubuh. Sehingga hasil pelepasan endorphin, tekanan darah akan turun dan
meningkatkan sirkulasi darah sehingga dapat menurunkan intensitas nyeri yang
dirasakan.
Haniyah et.all
(2016) dan Nova Nanur (2013) berpendapat bahwa relaksasi genggam jari� dan akupresure
merupakan teknik sentuhan serta pemijatan ringan pada jari tangan dan telapak
tangan, yang dapat menormalkan denyut jantung dan tekanan darah, serta
meningkatkan kondisi rileks dalam tubuh dengan memicu perasaan nyaman melalui
titik akupuntur dipermukaan jari tangan dan telapak tangan. Teknik akupresure memfasilitasi distraksi dan
menurunkan transmisi sensorik stimulasi dari dinding abdomen sehingga
mengurangi ketidaknyamanan pada area yang sakit.
Kesimpulan
Berikut
adalah kesimpulan yang dapat penulis peroleh dari hasil penelitian dan
pembahasan di atas:
1.
Sebagian
besar responden klien postoperasi sectio caesarea di Ruang Dahlia RSUD 45
Kuningan sebelum diberikan intervensi teknik akupresure mengalami nyeri sedang dengan skala nyeri 3-5 sebanyak
16 responden (51,6%).
2.
Sebagain
besar responden klien postoperasi sectio caesarea di Ruang Dahlia RSUD 45
Kuningan sesudah diberikan intervensi teknik akupresure mengalami nyeri sedang dengan skala nyeri 3-5 sebanyak
20 responden (64,5%).
3.
Terdapat
pengaruh teknik akupresure terhadap
perubahan skala nyeri pada klien post operasi
sectio caesarea di Ruang Dahlia RSUD
45 Kuningan.
BIBLIOGRAFI
Asmadi.
2012. Teknik Prosedural Keperawatan :
Konsep dan Aplikasi Kebutuhan Dasar Klien. Jakarta : Salemba Medika
Damayanti, Dwi R
Euis dan Warsiti. 2011. Pengaruh
Pemberian Teknik Akupresur Titik Pada Tangan Terhadap Nyeri Persalinan Pada Ibu
Intranatal Kala I Di RSU PKU Muhammadiyah Bantul. Naskah Publikasi STIKKES
�Aisyiyah Yogyakarta Tahun 2011. Diakses tanggal 23 Maret 2017, jam 07.15
Haniyah, Siti.
Setyawati, M Budi dan Siti Mar�atus S. 2016. Efektifitas Teknik Relaksasi Genggam Jari Terhadap Nyeri Post Sectio
Caesarea Di RSUD Ajibarang Tahun 2016. Muswil
IPEMI Jateng, 17 September 2016. STIKes Harapan Bangsa Purwokerto. Diakses
tanggal 25 Februari 2017
Kurniasari, Revi
Diana.2016. Pengaruh Teknik Relaksasi
Genggam Jari Terhadap Penurunan Kecemasan Pada Pasien Pre Operasi Sectio
Caesarea Tahun 2016. Publikasi
Ilmiah. Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Surakarta. Diakses
tanggal 10 Desember 2017
Liana Dewi,
Emmy. 2010. Tehnik Relaksasi Genggam Jari
: Genggam Jari Untuk Keseimbangan Emosi. Diakses tanggal 21 Februari 2017,
jam 12.00, dari www.pembelajar.com/tehnik-relaksasi-genggam-jari-untuk-keseimbangan-emosi
Nova Nanur,
Fransiska Dan Masruroh. 2013. Pengaruh
Pemberian Teknik Akupresur Terhadap Nyeri Persalinan Kala I Fase Aktif Di RSUD
Ambarawa 2013. Prosiding Seminar Nasional Dan Internasional, Universitas
Muhammadiyah Semarang Tahun 2014. Diakses tanggal 23 Maret 2017, jam 09.00
Ridwan, M dan
Herlina. 2015. Metode Akupresur Untuk
Meredakan Nyeri Haid. Jurnal
Kesehatan Metro Sai Wawai Volume VIII No. 1 Edisi Juni 2015, ISSN : 19779-469X.
Program Kebidanan Metro Politeknik Kesehatan Tanjungkarang. Diakses tanggal 23
Maret 2017
Riskesdas. 2013. Badan Penelitian Dan Pengembangan
Kesehatan Kementrian Kesehatan RI Tahun 2013: Jumlah Pasien Sectio Caesarea. Diakses pada tanggal 19 Oktober 2016,
dari https://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=1&cad=rja&uact=8&ved=0ahUKEwiqlPzKi8vSAhUDx7wKHQJ2CQ0QFggbMAA&url=http%3A%2F%2Fwww.depkes.go.id%2Fresources%2Fdownload%2Fpusdatin%2Fprofil-kesehatan-indonesia%2Fprofil-kesehatan-indonesia-2013.pdf&usg=AFQjCNEuo4ufQnGeUaGa7FN1Gi2HkMFLuA&sig2=uh23ihGS3YtyAzA-dmZfVA
Sofiyah, Linatu;
Ma�rifah, A Raudothul dan Indri Heri Susanti. 2014. Pengaruh Teknik Relaksasi Genggam Jari Terhadap Perubahan Skala Nyeri
Pada Pasien Post Operasi Sectio Caesarea Di RSUD Prof. Dr. Margono Soekardjo
Purwokerto. Prodi Keperawatan S1, STIKES Harapan Bangsa Purwokerto. Diakses
tanggal 17 Maret 2017
World Health
Organization. 2015.Caesarean sections
should only be performed when medically necessary. Diakses tanggal 10
Desember 2016 pukul 05.21, dari� http://www.who.int/mediacentre/news/releases/2015/caesarean-sections/en/