� Syntax Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia
p�ISSN: 2541-0849
� e-ISSN: 2548-1398
��Vol. 5,
No. 7,
Juli 2020
�
PENGARUH MODEL GUIDED DISCOVERY LEARNING BERBASIS
MEDIA AUDIOVISUAL TERHADAP
HASIL BELAJAR IPA
Anggi Pramowardhani
Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Islam Al Ihya Kuningan
Email: [email protected]
Abstract
This
study aims to determine the influence
of guided discovery learning model of audiovisual media on the learning
outcomes sains on the
concept of light and its properties in SDN 1 Sukamulya.
This research is an experimental research. The population in
this study are the students of grade V of SDN 1 Sukamulya. The sampling technique used
is the total sampling in which the authors set the population to be a research
sample. So the research sample used is the students of grade V.A which amounted
to 30 students as experimental group and students of grade V.B which amounted
to 30 students. The data collection technique used is multiple choice test. Data analysis technique in this research is normality
test, homogeneity test and hypothesis test (t test) used for the influence of
guided discovery learning model of audiovisual media toward class V student
learning outcomes on the concept of light and its properties in SDN 1 Sukamulya. Based on the calculation of
hypothesis test by using t test, t data obtained hit (5,70)> t daf (1,67),
then Hi accepted means that there is influence of guided discovery learning
model of audiovisual media on the learning outcomes sains on the concept of light and its
properties in SDN 1 Sukamulya. The conclusion of this
research is that there is influence of guided discovery learning model of
audiovisual media on the learning outcomes sains on the concept of light and its
properties in SDN 1 Sukamulya.
Keywords: Guided Discovery Learning Model; Audiovisual Media; Student Learning Outcomes.
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
pengaruh model guided discovery learning berbasis media audiovisual terhadap hasil belajar IPA pada konsep cahaya
dan sifat-sifatnya di Kelas V SD
Negeri 1 Sukamulya. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen. Populasi pada penelitian ini adalah siswa kelas V SD Negeri 1 Sukamulya.
Teknik pengambilan sampel yang
digunakan adalah total sampling
dimana penulis menetapkan populasi menjadi sampel penelitian. Jadi sampel
penelitian yang digunakan adalah siswa kelas V.A SD Negeri 1 Sukamulya yang berjumlah 30 siswa sebagai kelompok
eksperimen dan siswa kelas V.B SD Negeri 1 Sukamulya yang berjumlah 30 siswa. Teknik pengumpulan data yang digunakan
adalah tes pilihan ganda. Teknik analisis data dalam
penelitian ini adalah uji normalitas, uji homogenitas dan uji hipotesis (uji t) yang digunakan untuk pengaruh model guided discovery learning berbasis media audiovisual terhadap hasil belajar IPA pada konsep
cahaya dan sifat-sifatnya di Kelas V
SD Negeri 1 Sukamulya.
Berdasarkan perhitungan uji hipotesis dengan menggunakan
uji t diperoleh data t hit
(5,70) > t daf (1,67), maka Hi diterima artinya
bahwa terdapat pengaruh model guided discovery learning berbasis media audiovisual terhadap hasil belajar IPA pada konsep
cahaya dan sifat-sifatnya di Kelas V
SD Negeri 1 Sukamulya. Kesimpulan dalam penelitian ini adalah terdapat pengaruh model guided discovery learning berbasis media audiovisual terhadap hasil belajar IPA pada konsep
cahaya dan sifat-sifatnya di Kelas V
SD Negeri 1 Sukamulya.
Kata kunci: �Model Guided Discovery Learning; Media Audiovisual; Hasil
Belajar Siswa.
Pendahuluan
Keberhasilan
pembelajaran dapat dilihat dari kualitas yang diperoleh oleh siswa. Jika para siswa mampu menguasai apa
yang mereka pelajari sesuai dengan tujuan pembelajaran yang diharapkan, maka
dapat dipastikan keberhasilan pembelajaran telah tercapai. Peran
serta guru sangat penting untuk
menciptakan suasana belajar yang kondusif, sehingga dapat meningkatkan
pemahaman materi yang dipelajari termasuk juga hasil belajar siswa yang
memuaskan.
Sanjaya menjelaskan
bahwa Hasil belajar siswa merupakan
hasil kegiatan belajar, yaitu sejauhmana siswa menguasai bahan pelajaran yang
diajarkan, yang diikuti oleh munculnya perasaan puas bahwa siswa telah
melakukan sesuatu dengan baik (Sanjaya, 2019). Hal ini berarti prestasi belajar hanya bisa diketahui jika telah
dilakukan penilaian terhadap hasil belajar siswa.
Berdasarkan hasil studi pendahuluan yang peneliti laksanakan di SD Negeri 1 Sukamulya Kabupaten Kuningan pada mata pelajaran IPA kelas V hasil belajar siswa
masih rendah. Hal ini terlihat dari nilai ulangan harian dalam mata
pelajaran IPA dimana sebagian besar siswa kelas V di SD Negeri 1 Sukamulya Kabupaten Kuningan yaitu sebesar 71% memperoleh nilai IPA di bawah Kriteria
Ketuntasan Minimal (KKM) yang telah ditetapkan yaitu 70 (Wawancara dengan Guru
Kelas V SDN 1 Sukamulya)
Menurut Dimyanti�Model guided
discovery learning merupakan suatu model pembelajaran yang terpusat pada
siswa, dimana siswa didorong untuk berpikir sendiri dalam mencari dan menemukan
suatu pengetahuan, dimana guru hanya bertindak sebagai pembimbing, pemberi
petunjuk dan fasilitator (Dimyanti, 2014). Model guided discovery learning dapat melatih
siswa dalam mencari dan mengumpulkan data di lapangan, siswa terlibat secara
aktif dalam penemuan atau memperoleh pengetahuan dan informasi serta
meningkatkan hasil belajar siswa.
Widdiharto (2012 : 8) mengemukakan bahwa model guided discovery learning berbasis media audiovisual dimulai kelompok belajar mendiskusikan
masalah untuk dipecahkn melalui pengumpulan data, kelompok belajar merumuskan dan menetapkan jawaban sementara, siswa melakukan penemuan dengan
pengumpulan dan pengolahan data, siswa
dalam kelompok belajar mencatat, menganalisis penemuan dan pengamatan, kelompok belajar menyelesaikan
LKS dengan memanfaatkan berbagai sumber belajar, kelompok belajar mendiskusikan konsep berdasarkan hasil penemuan, dan kelompok belajar membuat
kesimpulan jawaban hasil penemuan sehingga meningkatkan hasil belajar siswa.
Sebagaimana dikemukakan oleh Hadiningsih kelebihan
model guided
discovery learning adalah siswa belajar bagaimana belajar (learn to how learn), belajar menghargai diri sendiri, memotivasi diri
dan lebih mudah untuk mentransfer, memperkecil atau menghindari menghafal dan siswa bertanggung jawab atas
pembelajarannya sendiri, siswa
lebih memahami sains dan teknologi, dan siswa dapat memecahkan masalah, karena mereka benar-benar diberi kesempatan
berperan serta didalam kegiatan sains sesuai dengan perkembangan intelektual
mereka dengan bimbingan guru (Hadiningsih, 2016).
Penerapan model guided discovery learning dapat
dikolaborasikan dengan penggunaan media audiovisual. Munadi menyatakan
bahwa �Media audiovisual adalah alat bantu
yang berupa gambar dan suara dalam
menerima suatu pesan, sehingga siswa
dapat memperoleh ilmu dan pengalaman yang bermanfaat untuk meraih tujuan yang
ingin dicapai� (Munadi, 2015). Penggunaan media audiovisual yang
tepat dalam kegiatan pembelajaran dapat meningkatkan interaksi dan komunikasi
yang baik diantara guru dengan siswa, menumbuhkan minat dan motivasi belajar,
meningkatkan efektivitas penyampaian materi pembelajaran dan meningkatkan
motivasi belajar siswa.
Kusumah yang mengemukakan bahwa kelebihan media audiovisual adalah memberikan
dasar-dasar konkrit untuk berpikir,
membuat pelajaran lebih menarik, memungkinkan hasil belajar lebih tahan, memberikan pengalaman-pengalaman yang
nyata, mengembangkan
keteraturan dan kontinuitas berpikir, dan dapat memberikan pengalaman-pengalaman yang tidak diperoleh
lewat cara lain dan membuat kegiatan belajar lebih mendalam efisien dan
beraneka ragam (Kusumah, 2015).
Hasil penelitian Wati membuktikan bahwa terdapat model discovery learning
terhadap pemahaman konsep pada siswa kelas VII SMP Negeri 4 Cirebon.
Berdasarkan hasil pengujian statistik t hit (10,283) > t daf (1,67), maka
terima Hi artinya terdapat pengaruh model discovery learning terhadap pemahaman
konsep pada siswa kelas VII SMP Negeri 4 Cirebon (Wati, 2012).
Hasil penelitian
Iskandar (2016) menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan penggunaan media audiovisual terhadap
motivasi belajar dan hasil belajar kelas v pada mata pelajaran IPS� di SD Negeri 2 Patala Kecamatan Cilebak
Kabupaten Kuningan Tahun Ajaran 2015/2016.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui implementasi
model guided discovery learning berbasis media audiovisual terhadap peningkatan hasil belajar IPA.
Bertitik tolak dari pendapat di atas, penulis
memberikan hipotesis adalah �Terdapat pengaruh model guided discovery learning berbasis media audiovisual terhadap hasil belajar siswa IPA�.
Metodologi Penelitian
Nonequivalent Group pretest-posttest design
Group ������������ Pre Test���������������������� Treatmen ������������������� Post
Test
��������� A���� �������������� O1��������������������������� �������
X������������������������ ��� O2��
��������� B���� �������������� O1��������������������������� �������
Y������������������������ ��� O2��
Keterangan :
A����� = Kelompok eksperimen
B����� = Kelompok kontrol
O1��� = Tes awal
diberikan pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol
O2��� = Tes Akhir
diberikan pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol
X���� = Perlakuan model guided discovery learning berbasis media audiovisual
Y���� = Perlakuan model konvensional.
Populasi pada penelitian ini adalah siswa kelas V.A SD Negeri 1 Sukamulya Kabupaten Kuningan yang berjumlah 30 siswa
sebagai kelompok eksperimen dan siswa kelas V.B SD Negeri 1 Sukamulya Kabupaten Kuningan yang berjumlah 30 siswa.
Teknik pengambilan sampel
yang digunakan dalam penelitian ini adalah total
sampling, dimana penulis menetapkan populasi sebagai sampel penelitian
sehingga sampel yang didapat adalah siswa
kelas V.A SD Negeri 1 Sukamulya Kabupaten Kuningan yang berjumlah 30 siswa sebagai kelompok eksperimen dan
siswa kelas V.B SD Negeri 1 Sukamulya Kabupaten Kuningan yang berjumlah 30 siswa.
Dalam penelitian ini tes yang dibuat adalah tes pilihan ganda. Tes ini dilakukan sebanyak 2 kali.
1.
Pre Test
Merupakan uji awal sebelum
dilakukan eksperimen pada sampel penelitian dan menjadi langkah awal dalam
penyamanan kondisi kelompok eksperimen. Tes awal (pretes) dilakukan untuk mengetahui rata-rata hasil belajar IPA. Tes awal
kelas eksperimen dilakukan sebelum menggunakan model guided discovery learning berbasis media audiovisual.�
2.
Post Test
Merupakan uji akhir eksperimen,
yaitu setelah dilaksanakannya eksperimen. Tes akhir (posttes) dilakukan untuk mengetahui perkembangan kemampuan siswa setelah
menggunakan model guided discovery learning berbasis media audiovisual pada kelas
eksperimen.
Teknik Analisis Data
1. Prasyarat Statistik
Adapun langkah-langkah yang dilakukan dalam pengolahan data tersebut adalah
sebagai berikut :
a.
Melakukan Uji Normalitas data
1) Menentukan rata-rata dan
standar deviasi
����������� ����������� ������������ ���������������� Sd =
Keterangan : X�� = rata-rata
�������������������������
��������� ����Sd� =
Standar Deviasi
2) Menentukan rentang kelas,
banyak kelas dan panjang kelas dengan menggunakan rumus :
r = data terbesar
� data terkecil��������������
k = 1 + 3,3 log n
p = r / k
Keterangan :�������� r�
= Rentang
����������������������������������� k =
Banyaknya kelas
����������������������������������� p = Panjang
kelas��
3) Membuat data frekuensi dan
observasi dan membuat frekuensi ekspektasi
4) Menentukan nilai c� dari daftar
������������
5) Menentukan normalitas
distribusi dengan kriteria c�hit < c�daf maka populasi berdistribusi
normal.
a) Jika
�lebih kecil
dari �0,95 (db), maka
dinyatakan normal. Untuk perhitungan selanjutnya menggunakan uji kesamaan
rata-rata (uji t)
b) Jika
�lebih besar
dari �0,95 (db), maka
dinyatakan tidak normal. Untuk perhitungan selanjutnya menggunakan statistik
dan non parametrik yaitu uji Wilcoxon.
b.
Uji Homogenitas
1) Mencari nilai F dengan
menggunakan rumus :
����
2) Menentukan nilai F daftar dengan
mencari nilai Fx (n2 - 1) (n1-1)
3) Menentukan homogenitas
Variansi dengan kriteria F hit < F daf maka Homogenitas kedua Variansi sama.
a) Apabila Fhitung < Ftabel
maka kedua variansi homogen
b) Apabila Fhitung > F tabel
maka kedua variansi tidak homogen.
2. Pengujian Hipotesis
Bila data berdistribusi normal dan mempunyai Variansi homogen maka
pengujian hipotesis uji t adalah sebagai berikut :
a. Menentukan Deviasi Standar Gabungan (DSG)
Dsg
b. Menentukan Nilai t hitung
c. Menentukan derajat kebebasan
Db = n1 + n2 � 2
d. Menentukan nilai t daftar
T daf (0,05) (58) = 2,39
e. Menentukan Hipotesis
1) Apabila t hitung < t tabel maka Ho yang
diterima artinya tidak terdapat implementasi model guided discovery learning berbasis media audiovisual terhadap peningkatan hasil belajar IPA
2) Apabila t hitung > t tabel maka Hi yang
diterima artinya terdapat implementasi
model guided discovery learning berbasis media audiovisual terhadap peningkatan hasil belajar IPA.
Hasil
dan Pembahsan
Data pre test hasil belajar siswa kelompok eksperimen memperoleh nilai terendah sebesar 35, nilai
tertinggi sebesar 60 dan memperoleh rata-rata sebesar 50,17 berada di bawah nilai kriteria ketuntasan minimal (KKM) yang telah ditetapkan sebesar 68, hal ini membuktikan bahwa hasil belajar siswa sebelum menerapkan model guided discovery learning berbasis media audiovisual pada konsep cahaya dan sifat-sifatnya Kelas V SD Negeri 1 Sukamulya Kabupaten Kuningan masih rendah.
Data pre test hasil belajar siswa kelompok kontrol memperoleh nilai terendah sebesar 40, nilai tertinggi sebesar 65 dan memperoleh rata-rata sebesar 51,67 berada di bawah nilai kriteria ketuntasan minimal (KKM) yang telah ditetapkan sebesar 68, hal ini membuktikan bahwa hasil belajar siswa kelompok kontrol sebelum menerapkan metode konvensional Kelas V SD Negeri
1 Sukamulya Kabupaten Kuningan masih rendah.
Hasil
penelitian Ahmad (2012) membuktikan bahwa data pretest hasil belajar
siswa kelas V pada mata
pelajaran bahasa indonesia di SD Negeri 1 Cikijing Kabupaten Majalengka memperoleh nilai rata-rata 62,75 berada berada di bawah nilai kriteria ketuntasan minimal (KKM) yang telah ditetapkan sebesar 73.
Berdasarkan perhitungan uji statistik dengan uji
normalitas data pre test hasil belajar siswa kelompok eksperimen diperoleh
χ� hit (4,53) < χ� daf (5,99) maka populasi tersebut berdistribusi normal. Begitu juga uji
normalitas data pre test hasil belajar siswa kelompok kontrol diperoleh
χ� hit (4,13) < χ� daf (5,99) maka populasi tersebut berdistribusi
normal.
Berdasarkan
hasil perhitungan diperoleh F hit = 1,13 dan F daf dari hasil interpolasi F daf (0,05) (29/29) = 1,71. Dengan demikian F hit (1,13) < (1,71) dengan
menggunakan taraf kepercayaan (α) 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa nilai pre test hasil belajar siswa antara kelompok eksperimen dan kontrol mempunyai variansi yang homogen.
Data post test kelompok eksperimen memperoleh nilai terendah sebesar 65, nilai tertinggi
sebesar 95 dan memperoleh rata-rata sebesar 78,17 berada di atas nilai kriteria ketuntasan
minimal (KKM) yang telah ditetapkan sebesar 68, hal ini membuktikan bahwa penerapan model guided discovery learning berbasis media audiovisual dapat meningkatkan hasil belajar
siswa pada konsep cahaya dan sifat-sifatnya Kelas V SD Negeri 1 Sukamulya Kabupaten Kuningan.
Data post test hasil belajar siswa kelompok kontrol memperoleh nilai terendah sebesar 60, nilai
tertinggi sebesar 80 dan memperoleh rata-rata sebesar 66,83 berada di bawah nilai kriteria
ketuntasan minimal (KKM) yang telah ditetapkan sebesar 68, hal ini membuktikan bahwa hasil belajar siswa kelompok kontrol setelah menerapkan metode konvensional Kelas V SD Negeri
1 Sukamulya Kabupaten Kuningan masih rendah.
Ruseffendi (2014 : 141)� mengemukakan kelebihan model guided discovery learning adalah siswa belajar berfikir analisis dan mencoba
memecahkan problema yang dihadapi sendiri dan biasanya akan ditransfer dalam
kehidupan bermasyarakat, menimbulkan interaksi antar siswa dan melatih
ketrampilan dasar yang dimiliki oleh siswa, meningkatkan penalaran, analisis
dan keterampilan siswa memecahkan masalaha tanpa pertolongan orang lain, dan meningkatkan
kreatifitas siswa untuk terus belajar dan tidak hanya menerima saja.
Hasil
penelitian Ahmad (2012) membuktikan bahwa terdapat pengaruh media visual
terhadap hasil belajar siswa kelas v pada mata pelajaran bahasa indonesia di SD
Negeri 1 Cikijing Kabupaten Majalengka. Sedangkan Yuswati (2014) menunjukkan bahwa pengunaan media audiovisual
dapat, meningkatkan hasil
belajar siswa pada pembelajaran IPS di kelas
IV� PT. Lestari Tani Teladan (LTT)
Kabupaten Donggala
Berdasarkan perhitungan uji statistik dengan uji
normalitas data post test hasil belajar siswa kelompok eksperimen setelah
dilaksanakan model guided discovery learning berbasis media audiovisual diperoleh χ� hit (5,19)
< χ� daf (7,81) maka populasi tersebut berdistribusi normal. Berdasarkan
perhitungan uji statistik dengan uji normalitas data post test hasil belajar siswa kelompok kontrol dengan tetap melaksanakan pendekatan
konvensional diperoleh χ� hit (4,59) < χ� daf (7,81)
maka populasi tersebut berdistribusi normal.
Berdasarkan
hasil perhitungan diperoleh F hit = 1,59 dan F daf dari hasil interpolasi F daf
(0,05) (29/29) = 1,71. Dengan demikian F hit (1,59) < F daf (1,71) dengan menggunakan taraf kepercayaan
(α) 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa nilai post test hasil belajar
siswa antara kelompok eksperimen
dengan kontrol mempunyai variansi yang homogen.
Hasil
penelitian Andira menunjukkan
hasil pengujian statistik t hit (8,521) > t daf (1,67), maka terima
Hi artinya terdapat pengaruh model discovery learning terhadap pemahaman
konsep pada siswa kelas VII SMP Negeri 1 Majalengka (Andira, 2010).
Hasil
penelitian Nuryati (2012) membuktikan
bahwa hasil pengujian statistik dengan uji hipotesis diperoleh t hit
(4,092) > t daf (1,67), maka terima Hi artinya terdapat pengaruh model guided
discovery learning terhadap prestasi belajar siswa pada mata pelajaran
IPA di SD Negeri 1 Cilimus Kabupaten Kuningan.
Berdasarkan
perhitungan uji hipotesis dengan menggunakan
uji t diperoleh data t hit (5,70)
> t daf (1,67), maka Hi diterima artinya
bahwa terdapat pengaruh model guided discovery learning berbasis media audiovisual terhadap hasil belajar IPA pada konsep
cahaya dan sifat-sifatnya di Kelas V
SD Negeri 1 Sukamulya.
Berdasarkan
perhitungan uji statistik dengan menggunakan uji t, hipotesis yang menyatakan terdapat implementasi model guided discovery learning berbasis media audiovisual terhadap peningkatan hasil belajar IPA, dapat diterima pada taraf kepercayaan (α) 0,05.
Widdiharto (2012 : 8) mengemukakan bahwa model guided discovery learning berbasis media audiovisual dimulai kelompok belajar mendiskusikan
masalah untuk dipecahkn melalui pengumpulan data, kelompok belajar merumuskan dan menetapkan jawaban sementara, siswa melakukan penemuan dengan
pengumpulan dan pengolahan data, siswa
dalam kelompok belajar mencatat, menganalisis penemuan dan pengamatan, kelompok belajar menyelesaikan
LKS dengan memanfaatkan berbagai sumber belajar, kelompok belajar mendiskusikan konsep berdasarkan hasil penemuan, dan kelompok belajar membuat
kesimpulan jawaban hasil penemuan sehingga meningkatkan hasil belajar siswa.
Hasil
penelitian Handayani (2017) hasil penelitian menunjukkan model pembelajaran guide
inquiry secara efektif mampu meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa
kelas X 9 MIPA Semester 2. Hal tersebut terlihat dari meningginya motivasi
belajar pada tiap tahapan siklus, dan lulusnya 93% siswa X 9 MIPA dari kriteria
ketuntasan minimum, pada akhir siklus II. Yang artinya, hal tersebut semakin
menegaskan bahwa model pembelajaran ini mampu secara efektif
meningkatkan motivasi belajar dan hasil belajar siswa.
Hasil
penelitian Raggil menunjukkan
berdasarkan hasil pengujian statistik diperoleh Z hit (3,592) > Z daf
(2,38), maka terima Hi artinya terdapat pengaruh model discovery learning
terhadap pemahaman konsep pada siswa kelas VII SMP Negeri 1 Cilimus Kabupaten
Kuningan (Raggil, 2011).
Widdiharto (2012 : 8) mengemukakan bahwa kelebihan model guided discovery learning adalah membantu siswa mengembangkan penguasaan
keterampilan dari proses kognitif siswa, membangkitkan motivasi belajar siswa
misalnya siswa merasakan bagaimana proses penyelidikan, menemukan keberhasilan
dan kadang-kadang kegagalan, memberikan kesempatan pada siswa untuk bergerak
maju sesuai dengan kemampuannya sendiri, meningkatkan kemampuan siswa untuk
mengarahkan sendiri cara belajarnya, sehingga siswa lebih merasa terlibat, dan
membantu dan memperkuat pribadi siswa dengan bertambahnya kepercayaan pada diri
sendiri.
Hasil
penelitian Nurcahayadi membuktikan
hasil pengujian statistik Z hit (4,173) > Z daf (2,38), maka terima
Hi artinya terdapat pengaruh model discovery learning terhadap pemahaman
konsep pada siswa kelas VII SMP Negeri 1 Kalimanggis Kabupaten Kuningan (Nurcahayadi, 2011).
Penelitian Susilowati
(2012) menunjukkan bahwa hasil pengujian statistik diperoleh t hit (6,027) >
t daf (1,67), maka terima Hi artinya terdapat pengaruh media audiovisual terhadap prestasi
belajar siswa pada mata pelajaran Bahasa Indonesia di kelas V SD Negeri 1
Cikijing Kabupaten Majalengka.
Kesimpulan adalah terdapat pengaruh model guided discovery learning berbasis media audiovisual terhadap hasil belajar siswa kelas V pada
konsep cahaya dan sifat-sifatnya di SD Negeri 1 Sukamulya.
BIBLIOGRAFI
Andira, Indra. (2010). Pengaruh Model Discovery
Learning Terhadap Pemahaman Konsep Pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 1 Majalengka.
Dimyanti. (2014). Strategi Pembelajaran Cooperative
Learning. Surabaya: Kartika.
Hadiningsih. (2016). Model Pembelajaran Kreatif.
Jakarta: Bumi Aksara.
Handayani.
(2017. Penerapan Metode Guided Inquiry Dalam Meningkatkan Motivasi Dan
Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Biologi. Syntax Literate
; Jurnal Ilmiah Indonesia. Vol
2 No 11. http://www.jurnal.syntaxliterate.co.id/index.php/syntax-literate/article/view/258
Iskandar,
Deden. (2016). Pengaruh Yang Signifikan Penggunaan Media Audiovisual Terhadap Motivasi Belajar Dan Hasil Belajar
Kelas V Pada Mata Pelajaran IPS� di SD
Negeri 2 Patala Kecamatan Cilebak Kabupaten Kuningan Tahun Ajaran 2015/2016. Jurnal
PGSD STKIP Muhammadiyah. Online Vol. 4
No. 3
Kusumah. (2015). Media Pembelajaran. Bandung:
Pustaka Setia.
Munadi, Yudhi. (2015). Media Pembelajaran Sebuah
Pendekatan Baru. Jakarta: Gaung Persada Press.
Nurcahayadi, Cahya. (2011). Pengaruh Model
Discovery Learning Terhadap Pemahaman Konsep Pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 1
Kalimanggis Kabupaten.
Nuryati.
(2012). Pengaruh Media
Audiovisual Terhadap Prestasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPA di
SD Negeri 1 Cilimus Kabupaten Kuningan. Jurnal
PGSD STKIP Muhammadiyah. Online Vol. 4
No. 3
Raggil. (2011). Pengaruh Model Discovery Learning
Terhadap Pemahaman Konsep Pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 1 Cilimus Kabupaten
Kuningan.
Russefendi. 2014. Metode
Pembelajaran. Bandung : PT Remaja Rosdakarya.
Sanjaya, Wina. (2019). Strategi Pembelajaran
Berorientasi Standar Proses Pendidikan.
Wati, Atin Dwi Sulistia. (2012). Pengaruh Model
Discovery Learning Terhadap Pemahaman Konsep Pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 4
Cirebon.
Widdiharto, Rachmadi. 2012. Model Pembelajaran. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.
Yuswanti (2014).
�Pengunaan Media Gambar Untuk
Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Pembelajaran IPS di kelas IV� PT. Lestari Tani Teladan (LTT)
Kabupaten Donggala�. Jurnal Kreatif Tadulako Online
Vol. 3 No. 4.