� Syntax
Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia p�ISSN: 2541-0849
� e-ISSN: 2548-1398
� Vol. 5, No. 7, Juli 2020
DUKUNGAN BIDAN TERHADAP PEMBERIAN ASI
EKSKLUSIF DI PUSKESMAS JAMBLANG KABUPATEN CIREBON TAHUN 2020
Emah Rohemah
Akademi Kebidanan Graha Husada Cirebon
Email: [email protected]
Abstract
Exclusive breastfeeding is only giving ASI
without any accompanying food or drink until the baby is 6 months old. Coverage
of exclusive breastfeeding at the Jamblang Health Center in Cirebon Regency
which is 46.3% has not reached the national target of 80%. Midwife support is a
factor influencing the success of exclusive breastfeeding. The purpose of this
study was to determine the relationship between midwife support and exclusive
breastfeeding in the work area of the Jamblang Health Center, Cirebon Regency.
This research is a qualitative descriptive survey using a cross sectional
approach. The number of respondents was 104 people. Data on exclusive midwife
support and breastfeeding were obtained by questionnaire. Statistical tests to
determine the relationship between variables using the chi square test. The
results of data analysis obtained p value of midwife support 0.038 (p-value
<0.05) towards exclusive breastfeeding means that there is a significant relationship
between midwife support for exclusive breastfeeding.
Keywords: Exclusive Breastfeeding; Midwife Support; Cross Sectional
Abstrak
ASI
eksklusif yaitu proses pemberian ASI selama 6 bulan tanpa diberi makanan dan
minuman pendamping apapun. Cakupan ASI eksklusif di Puskesmas Jamblang
Kabupaten Cirebon yaitu sebesar 46,3% belum mencapai target nasional yakni 80%.
Faktor yang menjadi keberhasilan ASI eksklusif yaitu dukungan dari bidan.
Penelitian ini bertujuan guna mengetahui antara dukungan bidan terhadap
pemberian ASI eksklusif di wilayah kerja Puskesmas
Jamblang, Kabupaten Cirebon. Penelitian ini adalah survei deskriptif kualitatif dengan menggunakan pendekatan cross sectional. Jumlah responden adalah
104 orang. Data tentang dukungan bidan dan menyusui eksklusif diperoleh dengan
kuesioner. Uji statistik guna mengetahui hubungan antar variabel menggunakan uji chi square. Hasil analisis data
menunjukan bahwa niala p value dukungan bidan 0,038 (p-value<0,05) terhadap pemberian ASI eksklusif artinya terdapat
hubungan yang signifikan antara dukungan bidan terhadap pemberian ASI
eksklusif.
Kata kunci: ASI Eksklusif; Dukungan Bidan; Cross Sectional
Pendahuluan
Air Susu Ibu
(ASI) merupakan cairan kehidupan terbaik yang mengandung berbagai zat dan
sangat dibutuhkan oleh bayi. ASI sangat baik untuk pertumbuhan bayi dan sesuai
kebutuhannya. Selain itu, ASI dapat meningkatkan kekebalan tubuh sehingga bisa
menjadi pelindung (imun) bagi bayi dari semua jenis infeksi. (Bidan dan Dosen Kebidanan Indonesia, 2018).
Menurut World
Health Organization (WHO, 2017), Air Susu Ibu (ASI) diberikan pada bayi
baru lahir hingga 6 bulan tanpa makanan serta minuman lain, kecuali vitamin,
obat yang dianjurkan oleh tenaga kesehatan karena alasan medis disebut ASI
eksklusif.
Bayi yang tidak mendapatkan
ASI eksklusif beresiko terserang diare. Pemberian susu formula juga bisa
mengakibatkan resiko terserang diare hingga mengakibatkan terjadinya gizi buruk
karena kandungan zat gizi dalam susu formula yang tidak cukup memenuhi
kebutuhan bayi (Kemenkes, 2014).
Menurut Depkes
RI, bahwa perkembangan otak anak delapan puluh persen dimulai sejak didalam
kandungan hingga usia 3 tahun, dikenal dengan periode emas. Oleh karena itu
pada masa ini dibutuhkan pemberian ASI eksklusif selama 6 bulan serta bisa dilanjutkan
hingga anak berusia 2 tahun, karena ASI mengandung karbohidrat, protein,
mineral, dan lemak sesuai dengan jumlah yang dibutuhkan bayi (Kemenkes, 2014).
Berdasarkan hasil penelitian
yang dilaksanakan di di Amerika Serikat bahwa bayi yang mendapatkan ASI
eksklusif 6 bulan lebih rendah mengalami ISPA (infeksi saluran pernafasan)
sebesar 72%, lebih rendah mengalami diabetes dengan resiko
30% dan lebih rendah mengalami otitis media dengan resiko 50%. Selain itu,
ASI juga dapat menurunkan resiko SIDS (sudden infant death syndrome)
sebesar 36% (American Academy of Pediatrics, 2012).
Mengingat
banyaknya manfaat yang dapat diperoleh dengan pemberian ASI eksklusif kepada
bayi selama 6 bulan maka badan kesehatan dunia United
Nation Children Fund (UNICEF) dan World Health Organization (WHO)
merekomendasikan agar bayi yang lahir hanya mendapatkan ASI dari ibunya selama
6 bulan.
Begitupun Indonesia,
Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 450/MENKES/SK/IV/2017 sebagai peraturan
tentang pentingnya ASI eksklusif bagi bayi dan Peraturan Pemerintah (PP) Nomor
33 tahun 2012.
Berdasarkan data World
Health Organization (WHO), bahwa hanya 44% dari bayi baru lahir di dunia
yang mendapat ASI dalam waktu satu jam pertama sejak lahir, masih sedikit juga
bayi di bawah usia 6 bulan menyusu secara eksklusif. �Cakupan pemberian
ASI eksklusif di Asia Selatan 47%, Amerika Latin dan Karibia 32%, Asia Timur
30%, Afrika Tengah 25%, dan Negara berkembang 46%. Secara keseluruhan, kurang
dari 40% anak di bawah usia 6 bulan di beri ASI eksklusif (WHO, 2015)
Hal tersebut
belum sesuai dengan target WHO yaitu meningkatkan pemberian ASI eksklusif dalam
6 bulan pertama sampai paling sedikit 50%. Ini merupakan target ke lim
a WHO di tahun
2025 (WHO, 2014)
Menurut data
pemantauan status gizi di Indonesia pada tahun 2017 menunjukan cakupan
pemberian ASI eksklusif selama 6 bulan pertama oleh ibu kepada bayinya masih
sangat rendah yakni 35,7%. Artinya ada 65% bayi yang tidak diberikan ASI secara
eksklusif selama 6 bulan saat lahir. Angka ini cukup jauh dari target cakupan
ASI eksklusif pada 2019 yang ditetapkan oleh WHO ataupun Kementrian Kesehatan
yaitu 80% (Kemenkes RI, 2017)
Berdasarkan
Profil Kesehatan Provinsi Jawa Barat tahun 2017 cakupan ASI eksklusif di Jawa
Barat sebesar 53,0%. Sedangkan untuk Kab. Cirebon presentase bayi yang
mendapatkan ASI eksklusif terhadap bayi umur 0-6 bulan sebesar 32,79%. Angka
pemberian ASI eksklusif tersebut masih rendah karena target cakupan pemberian
ASI eksklusif pada bayi 0-6 bulan adalah 80% (Kemenkes, 2015).
Berdasarkan hasil
studi pendahuluan yang dilakukan di Puskesmas Jamblang diperoleh bahwa cakupan
pemberian ASI eksklusif Puskesmas Jamblang pada tahun 2019 sudah mencapai
target pemberian ASI eksklusif yaitu 40%, namun belum mencapai target yang
ditetapkan WHO dan Kemenkes sebesar 80%, dimana cakupan pemberian ASI eksklusif
Puskesmas Jamblang pada tahun 2019 sebesar 46,3%.
Berdasarkan hasil
wawancara yang dilakukan peneliti terhadap pegawai bagian Koordinator Gizi
(Nutrisionis) Puskesmas Jamblang Kabupaten Cirebon diketahui bahwa cakupan
pemberian ASI eksklusif tahun 2019 mengalami penurunan dari tahun sebelumnya
sebesar 7,9%, dimana pada tahun 2018 sebesar 54,2% dan tahun 2019 sebesar
46,3%. Beliau juga menyebutkan bahwamasih sedikit ibu-ibu yang menyusui secara
eksklusif. Anggapan ibu-ibu selama ini adalah makanan pendamping ASI lebih bisa
membuat bayi lebih sehat, tidak rewel dan juga faktor kebudayaan dan tradisi
yang menyebabkan rendahnya pemberian ASI eksklusif. Ibu-ibu juga meyakini bahwa
makanan tersebut dapat membuat bayi cepat kenyang, cepat gemuk, dan tidak mudah
sakit.
Berbagai faktor
yang mempengaruhi keberhasilan ASI eksklusif seperti faktor pengetahuan ibu,
faktor psikologis, faktor fisik ibu, faktor sosial budaya, faktor dukungan
tenaga kesehatan, serta faktor dukungan keluarga. Faktor dukungan tenaga
kesehatan khususnya bidan sangat berpengaruh terhadap keberhasilan ASI
eksklusif. Hal tersebut sesuai Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 33 tahun 2012,
yang menyebutkan bahwa Bidan bertanggung jawab untuk memberikan pendidikan terkait
ASI eksklusif serta memberikan support pada ibu menyusui yang dimulai
sejak proses kehamilan, saat pertama kali ibu menyusui hingga dengan selama ibu
menyusui. Dukungan yang diberikan Bidan juga dapat meningkatkan rasa
kepercayaan diri pada ibu untuk terus memberikan ASI eksklusif pada bayinya (Alianmoghaddam, Phibbs, & Benn, 2017).
Metode Penelitian
Penelitian ini adalah penelitian survey deskritif
kualitatif dengan menggunakan pendekatan cross sectional dimana pengamatan terhadap variabel bebas dan
terikat dilakukan dalam waktu yang
bersamaan.
Penelitian ini dilakukan di wilayah kerja
Puskesmas Jamblang Kab. Cirebon dan dilaksanakan pada tanggal
10-12 bulan Februari tahun 2020.
Populasi merupakan keseluruhan subjek penelitian atau objek
yang diteliti (Notoatmodjo, 2015). Pada penelitian ini populasinya ialah Ibu yang mempunyai
bayi berusia 7 - 24 bulan di wilayah
kerja Puskesmas Jamblang sebanyak 1.036 orang. Kriteria inklusi dari penelitian
ini adalah Ibu yang menetap di
wilayah kerja Puskesmas Jamblang,
bersedia menjadi responden, dan
dengan kondisi sehat baik fisik ataupun mental, Bayi dalam keadaan sehat. Kriteria
eksklusi pada penelitian ini adalah Ibu
dengan keadaan patologis yang tidak dapat menyusui bayinya seperti kanker
payudara, HIV, Ibu yang mempunyai bayi dengan keadaan patologis misalnya
gangguan kongenital, gangguan pencernaan.
Pengambilan sampel pada penelitian ini, karena jumlah
populasi lebih dari 100, maka jumlah sampel diambil 10% dari jumlah populasi.
Dimana didapatkan jumlah sampel pada penelitian ini sebanyak 104 responden.
Variabel dalam penelitian ini mencakup
variabel terikat yaitu dukungan bidan dan variabel bebasnya pemberian
ASI eksklusif.
Jenis data dalam penelitian ini
menggunakan data primer, yaitu ibu menyusui yang
mempunyai bayi usia 7-24 bulan di wilayah kerja Puskesmas Jamblang.
Pengambilan data responden dilakukan
dengan cara menyebar kuesioner langsung ke 104 Ibu� yang memiliki bayi usia 7-24 bulan di wilayah
kerja Puskesmas Jamblang mengenai dukungan bidan dan pemberian ASI eksklusif.
Hasil dan Pembahasan
A.
Analisis univariat
1. Dukungan
bidan
Tabel 1 Distribusi Frekuensi
Dukungan Bidan terhadap Pemberian ASI Eksklusif di Wilayah Kerja Puskesmas
Jamblang Kabupaten Cirebon Tahun 2020
No. |
Dukungan Bidan |
F |
% |
1 |
Mendukung |
57 |
54,8 |
2 |
Kurang Mendukung |
47 |
45,2 |
Total |
104 |
100 |
Berdasarkan tabel
1 diatas mengenai distribusi frekuensi dukungan bidan terhadap pemberian ASI
eksklusif, bahwa jumlah responden yang mendapat dukungan bidan terhadap
pemberian ASI eksklusif sebesar 54,8% (57 responden) lebih banyak dibandingkan
dengan responden yang kurang mendapat dukungan bidan terhadap pemberian ASI
eksklusif yaitu 45,2% (47 responden).
Hasil penelitian
ini sesuai dengan teori (Alianmoghaddam et al., 2017), bahwa faktor tenaga
kesehatan khususnya bidan sangat berpengaruh terhadap keberhasilan ASI
eksklusif. Dimana Bidan bertanggung jawab dalam memberikan pendidikan terkait
ASI eksklusif serta memberikan dukungan terhadap ibu menyusui yang dimulai saat
proses kehamilan, saat pertama kali ibu menyusui
hingga sampai selama ibu menyusui. Selain itu dukungan bidan juga bisa
memberikan kepercayaan diri terhadap ibu untuk terus memberikan ASI eksklusif terhadap
bayinya (Alianmoghaddam et al., 2017).
Menurut (Presiden Republik Indonesia, 2014), bidan wajib memberikan
informasi dan edukasi ASI eksklusif kepada ibu. Dukungan bidan dalam
mensosialisasikan ASI eksklusif dapat dimulai sejak pemeriksaan kehamilan
sampai dengan periode pemberian ASI eksklusif. Informasi dan edukasi yang
diberikan meliputi keuntungan dan keunggulan ASI, gizi ibu dan persiapan serta
mempertahankan menyusui.
Puskesmas
Jamblang Kabupaten Cirebon telah melaksanakan berbagai program ASI eksklusif
diantaranya melakukan penyuluhan mengenai ASI eksklusif saat Posyandu dan saat
pemeriksaan kehamilan. Puskesmas Jamblang juga menempelkan poster mengenai ASI
eksklusif di beberapa ruangan diantaranya ruangan untuk pemeriksaan kehamilan,
ruangan gizi maupun ruang tunggu pasien. Selain itu juga disediakan ruangan
tempat menyusui di Puskesmas.
Jadi, pada
dasarnya semua bidan mendukung dalam pemberian ASI Eksklusif. Dimana dalam hal
ini peran bidan sebagai pendidik dan sebagai pelaksana telah dilakukan untuk
mendukung ibu menyusui. Sebagai pendidik, Bidan memberikan pendidikan dan
penyuluhan kesehatan kepada individu dan keluarga, kelompok dan masyarakat. Meskipun pada kenyataannya fenomena yang terjadi di lapangan pada saat
bidan memberikan penyuluhan terkadang ibu tidak fokus terhadap penyuluhan.
Karena biasanya fokus ibu teralihkan pada bayinya, yang terkadang rewel atau
kurang nyaman pada keramaian.
2. Pemberian
ASI eksklusif
Tabel 2 Distribusi
Frekuensi
Pemberian ASI Eksklusif di Wilayah Kerja
Puskesmas Jamblang Kabupaten Cirebon Tahun 2020
No. |
Pemberian ASI Eksklusif |
F |
% |
1 |
ASI Eksklusif |
47 |
45,2 |
2 |
Tidak ASI
Eksklusif |
57 |
54,8 |
Total |
104 |
100 |
Berdasarkan tabel
2 diatas mengenai distribusi frekuensi pemberian ASI eksklusif, bahwa jumlah
responden yang tidak memberikan ASI eksklusif sebesar 54,8% (57 responden)
lebih banyak dibandingkan dengan responden yang memberikan ASI eksklusif yaitu
45,2% (47 responden).
Meskipun jumlah
responden yang tidak memberikan ASI eksklusif lebih banyak dibandingkan dengan
responden yang memberikan ASI eksklusif tapi tidak mempengaruhi aktifitas
penelitian ini. Adapun faktor yang mempengaruhi pemberian ASI eksklusif salah satunya
adalah faktor dukungan tenaga kesehatan khususnya bidan. Bidan merupakan
petugas kesehatan yang paling dekat dengan wanita. Dukungan bidan akan
menentukan perilaku pemberian ASI eksklusif (Ariwati, Rosyidi, & Pranowowati, 2014).
Berdasarkan hasil
penelitian dapat diketahui bahwa sebagian besar Ibu yang kurang mendapatkan
dukungan dari bidan untuk memberikan ASI eksklusif yaitu sebanyak 45,2% (47
responden).
Sesuai dengan
teori (Astutik, 2014), yang menyatakan bahwa kurangnya dukungan tenaga
kesehatan khususnya bidan menyebabkan ibu kurang motivasi untuk memberikan ASI
eksklusif. Untuk itu, Bidan berperan dalam keberhasilan ASI eksklusif mulai
dari edukasi selama kehamilan hingga selama proses ibu menyusui.
B.
Analisis bivariat
Setelah dilakukan
analisis univariat, dilakukan analisis bivariat, untuk melihat
hubungan antara variabel bebas (dukungan bidan) dan variabel terikat (pemberian
asi eksklusif) dengan menggunakan uji Chi-square dengan tingkat
signifikasi 0,05. �Adapun hasil
penelitian diperoleh data sebagai berikut:
Tabel 3 Hubungan antara
Dukungan Bidan terhadap Pemberian ASI Eksklusif di Wilayah Kerja Puskesmas
Jamblang
Kabupaten Cirebon Tahun 2020
Dukungan Bidan |
Pemberian ASI Eksklusif |
Total |
|
||||
ASI Eksklusif |
Tidak ASI Eksklusif |
F |
% |
p-value |
|||
F |
% |
F |
% |
||||
Mendukung |
31 |
29,8 |
26 |
25,0 |
57 |
54,8 |
0,038 |
Kurang Mendukung |
16 |
15,4 |
31 |
29,8 |
47 |
45,2 |
|
Total |
47 |
45,2 |
57 |
54,8 |
104 |
100 |
|
Berdasarkan tabel
3 di atas didapatkan, hasil analisis hubungan antara dukungan Bidan terhadap
pemberian ASI eksklusif di Wilayah Kerja Puskesmas Jamblang Kabupaten Cirebon
tahun 2020 dengan metode korelasi Chi square, diperoleh bahwa Ibu yang
mendapat dukungan dan memberikan ASI eksklusif yaitu sebanyak 29,8% (31
responden), persentase tersebut lebih tinggi jika dibandingkan dengan Ibu yang
mendapat dukungan dan memberikan ASI eksklusif yaitu sebanyak 25,0% (26
responden). Sedangkan persentase Ibu yang kurang mendapakan dukungan dan
memberikan ASI eksklusif yaitu 15,4% (16 responden) lebih rendah jika
dibandingkan dengan Ibu yang kurang mendapatkan dukungan dan tidak memberikan
ASI eksklusif yaitu sebanyak 29,8% (31 responden).
Berdasarkan
hasil uji statistik dengan menggunakan chi square didapatkan hasil p
value = 0,038. Nilai p value < 0,05 maka Ho ditolak, yang berarti
bahwa ada hubungan antara dukungan bidan terhadap pemberian ASI eksklusif.
Hal ini
menunjukkan bahwa keberhasilan pemberian ASI eksklusif juga dipengaruhi oleh
dukungan tenaga kesehatan khususnya bidan. Ibu yang mendapatkan dukungan baik
dari Bidan akan menjadi lebih percaya diri dalam memberikan ASI eksklusif,
namun dukungan baik dari Bidan juga tidak sepenuhnya dapat mempengaruhi ibu
dalam pemberian ASI eksklusif. Hal ini disebabkan keterampilan konseling yang
dimiliki oleh bidan baik dalam menyampaikan informasi dan edukasi bagi ibu
mengenai ASI eksklusif.
Keterampilan (skill)
adalah salah satu faktor untuk mencapai kompetensi bidan dalam memberikan
dukungan. Keterampilan konseling yang baik sangat penting dimiliki oleh seorang
Bidan karena hal tersebut dapat menumbuhkan rasa percaya masyarakat kepada
seorang Bidan. Selain itu bidan yang terampil jugaakan merasa memiliki
kemampuan yang baik untuk memberi dukungan (Siti, 2012).
Hasil penelitian
ini juga selaras dengan penelitian (Aisyaroh & Unissula, 2016) yang menyatakan bahwa
terdapat hubungan antara dukungan bidan dalam pemberian ASI eksklusif dengan p
value < 0,05 sebesar 0,037. Hasil tersebut menunjukkan bahwa dukungan
bidan merupakan upaya yang dilakukan oleh bidan untuk membentuk perilaku ibu
untuk memberikan ASI eksklusif.
Sesuai dengan
teori dari (Notoatmodjo, 2010), bahwa perilaku dipengaruhi oleh dukungan tenaga
kesehatan karena dengan diberikan dukungan oleh tenaga kesehatan sebagai
kelompok referensi, seseorang akan dapat menentukan perilakau sehat.
Selain itu, hasil
penelitian ini juga selaras dengan teori (Proverawati & Rahmawati, 2010) yang menyatakan bahwa Ibu
menyusui membutuhkan lebih banyak dukungan dan pertolongan baik ketika mereka
memulai maupun melanjutkan menyusui. Sebagai langkah awal mereka membutuhkan
bantuan sejak kehamilan dan setelah persalinan. Ibu menyusui membutuhkan
dukungan pemberian ASI secara eksklusif baik dari bidan, keluarga juga
lingkungan sekitarnya.
Namun, dukungan
bidan tidak sepenuhnya dapat mempengaruhi seorang Ibu dalam pemberian ASI
eksklusif. Meskipun telah mendapat dukungan bidan dalam pemberian ASI eksklusif
terdapat sebagian kecil respondenyang tidak memberikan ASI eksklusifyaitu
sebesar 25,0% (26 responden). Hal ini disebabkan karena ada beberapa faktor
yang mempengaruhi seperti ASI yang tidak keluar pada waktu melahirkan sehingga
bayi segera diberi susu formula. Kemudian faktor lainnya yaitu Ibu merasa ASI
yang diberikan tidak cukup untuk bayinya sehingga memberikan makanan tambahan
selain ASI sebelum bayi usia 3 bulan. Selain itu penyebab gagalnya pemberian
ASI eksklusif yaitu budaya memberikan madu, air, dan pisang lumat yang dianggap
baik untuk bayi.
Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh
peneliti dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
Persentase Ibu yang mendapatkan dukungan bidan untuk
pemberian ASI eksklusif di wilayah kerja Puskesmas Jamblang Kabupaten Cirebon
yaitu 54,8% (57 responden). �Persentase
Ibu yang tidak memberikan ASI eksklusif yaitu 54,8% (57 responden). Angka
tersebut masih belum mencapai target nasional cakupan ASI eksklusif yaitu 80%.
Berdasarkan uji statistik dengan menggunakan uji chi
square nilai p value = 0,038(< 0,05) yang berarti Ho ditolak
dan Ha diterima. Dapat disimpulkan bahwa ada hubungan antara
dukungan bidan terhadap pemberian ASI eksklusif di wilayah kerja Puskesmas
Jamblang Kabupaten Cirebon. Dengan nilai koefisien kontingensi positif sebesar
0,199, yang berarti tingkat keeratan hubungannya adalah sangat rendah.
BIBLIOGRAFI
Aisyaroh, Noveri,
& Unissula, Staff Pengajar D. III Kebidanan. (2016). Dukungan Bidan
dalam Pemberian ASI Eksklusif di Desa Sumbersari Kecamatan Ngampel Kabupaten
Kendal.
Alianmoghaddam,
Narges, Phibbs, Suzanne, & Benn, Cheryl. (2017). Resistance to
breastfeeding: A Foucauldian analysis of breastfeeding support from health
professionals. Women and Birth, 30(6), e281�e291.
Ariwati,
Valentina Dili, Rosyidi, M. Imron, & Pranowowati, Puji. (2014). Hubungan
Dukungan Bidan tentang Pemberian ASI Eksklusif dengan Perilaku Pemberian ASI
Eksklusif di Wilayah Kerja Puskesmas Ambarawa Kabupaten Semarang. STIKES
Ngudi Waluyo Ungaran.
Astutik,
Reni Yuli. (2014). Payudara dan laktasi. Jakarta: Salemba Medika, 47�50.
Indonesia,
Bidan dan Dosen Kebidanan. (2018). Kebidanan : Teori dan Asuhan Volume
2. Jakarta: EGC.
Indonesia,
Presiden Republik. (2014). Peraturan Pemerintah Republik Indonesia nomor 33
tahun 2012 tentang pemberian air susu ibu eksklusif.
Kemenkes,
R. I. (2014). Manajemen laktasi: buku panduan bagi bidan dan petugas
kesehataan di puskesmas. Jakarta: Dirjen Bina Kesehatan Masyarakat.
Kemenkes,
R. I. (2015). Profil kesehatan Indonesia tahun 2014. Jakarta: Kemenkes RI.
Notoatmodjo,
Soekidjo. (2015). Metodologi penelitian kesehatan. Jakarta: rineka
cipta.
Organization,
World Health. (2014). Global nutrition targets 2025: Stunting policy brief.
World Health Organization.
Organization,
World Health. (2015). World health statistics 2015. World Health
Organization.
Pediatrics,
American Academy of. (2012). Breastfeeding and The Use of Human Milk. Pediatrics,
3(129), 827�841.
Proverawati,
Atikah, & Rahmawati, Eni. (2010). Kapita selekta ASI dan menyusui. Yogyakarta:
Nuha Medika, 9, 13�17.
RI,
Kementerian Kesehatan. (2017). Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2016.
Siti,
Maryam. (2012). Peran Bidan dalam Menyukseskan MDGS. Jakarta. Salemba.