� Syntax Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia p�ISSN: 2541-0849
� e-ISSN: 2548-1398
��Vol. 5, No. 7, Juli 2020
�
TINGKAT
PENGETAHUAN IBU HAMIL DENGAN PENGGUNAAN TABLET KALSIUM LAKTAT PADA IBU HAMIL
Lina
Siti Nuryawati
Sekolah Tinggi Kesehatan Yayasan Pendidikan
Imam Bonjol (STIKes YPIB) Majalengka
Email: [email protected]
Abstract
The need for
calcium increases during pregnancy, in addition to being important for the
health of the bones of the mother and fetus, it is also known that adequate
calcium intake can reduce the incidence of hypertension in pregnancy and
prevent premature birth. This study aims to determine the relationship of
knowledge with the use of calcium lactate tablets in pregnant women at UPTD Puskesmas
Cikijing Majalengka Regency in 2019. This type of research uses quantitative
research with cross sectional approach. The sample in this study was 91
pregnant women in UPTD Cikijing Community Health Center in Majalengka with
accidental sampling technique. The research was conducted on April 15-June 10,
2019. Data analysis used univariate analysis with frequency distribution and
bivariate analysis with chi square test. The results showed that more than half
(69.2%) of pregnant women who did not use calcium lactate tablets and less than
half (33.0%) of pregnant women lacked knowledge. There is a relationship of
knowledge with the use of calcium lactate tablets in pregnant women in UPTD
Cikijing Community Health Center in Majalengka in 2019 ( value = 0.014).
Health workers should provide counseling about calcium lactate tablets to
pregnant women to prevent reducing the risk of preeclampsia and prevent preterm
birth and motivate pregnant women to consume calcium lactate during pregnancy
according to the dosage and instructions, especially for pregnant women who
often complain of cramps or tingling and at risk of osteoporosis.
Keywords:
Knowledge;
pregnant women; calcium lactate tablets
Abstrak
Kebutuhan
kalsium meningkat selama kehamilan, selain penting bagi kesehatan tulang ibu
dan janin, diketahui pula asupan kalsium yang cukup dapat mengurangi kejadian
hipertensi dalam kehamilan dan mencegah kelahiran prematur. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan
pengetahuan dengan penggunaan tablet kalsium laktat pada ibu hamil di UPTD
Puskesmas Cikijing Kabupaten Majalengka Tahun 2019. Jenis penelitian ini menggunakan penelitian
kuantitatif dengan pendekatan cross sectional.
Sampel dalam penelitian ini adalah ibu hamil di
UPTD Puskesmas Cikijing Kabupaten Majalengka sebanyak 91 orang dengan teknik accidental sampling. Penelitiannya dilakukan pada tanggal 15 April-10 Juni
2019. Analisis datanya menggunakan analisis univariat
dengan distribusi frekuensi dan analisis bivariat dengan uji chi square. Hasil penelitian menunjukkan bahwa lebih dari setengah (69,2%) ibu hamil yang
tidak menggunakan tablet kalsium laktat dan kurang dari setengah (33,0%) ibu
hamil berpengetahuan kurang. Ada hubungan pengetahuan
dengan penggunaan tablet kalsium laktat pada ibu hamil di UPTD Puskesmas
Cikijing Kabupaten Majalengka Tahun 2019 (r value = 0,014). Petugas
kesehatan agar memberikan penyuluhan tentang tablet kalsium laktat pada
ibu hamil guna mencegah mengurangi risiko preeklampsia dan mencegah kelahiran
prematur serta memotivasi ibu hamil untuk mengkonsumsi kalsium laktat selama
kehamilan sesuai dengan dosis dan petunjuk terutama bagi ibu hamil yang sering
mengeluh keram atau kesemutan serta berisiko osteoporosis.
Kata kunci:
Pengetahuan; ibu hamil; tablet kalsium laktat.
Pendahuluan
Keberhasilan
upaya kesehatan ibu, di antaranya dapat dilihat dari indikator Angka Kematian
Ibu (AKI). AKI adalah jumlah kematian ibu selama masa kehamilan, persalinan dan
nifas yang disebabkan oleh kehamilan, persalinan, dan nifas atau pengelolaannya
tetapi bukan karena sebab-sebab lain seperti kecelakaan atau terjatuh di setiap
100. 000 kelahiran hidup (Kemenkes, 2017).
Kematian ibu di
Indonesia didominasi oleh penyebab utama yaitu hipertensi dalam kehamilan dan
perdarahan. Hypertensi dalam kehamilan menurut Siti Bandiyah 2019 dalam Sutiati
Bardja 2017 merupakan peningkatan sistolik sebesar 30 mmHg atau diastolik
sebesar 15 mmHg di atas nilai dasar tekanan darah (Bardja, 2017). Asupan kalsium
yang cukup dapat mengurangi kejadian hipertensi selama kehamilan, mengurangi
risiko preeklampsia dan mencegah kelahiran prematur. Dan sangat penting bagi
kesehatan tulang ibu dan janin, ini yang membuat kebutuhan kalsium meningkat
selama kehamilan (Camargo et al., 2013).
Selama masa
kehamilan, janin di dalam kandungan akan membutuhkan asupan kalsium untuk
pembentukan tulang dan gigi kuat. Kalsium juga penting untuk menjaga detak
jantung ibu hamil selalu stabil dan saraf serta otot berfungsi dengan baik.
Saat hamil, bayi yang sedang berkembang membutuhkan kalsium untuk membentuk
tulang dan gigi yang kuat; mengembangkan jantung, saraf, dan otot yang kuat; dan
untuk mengembangkan irama jantung dan kemampuan pembekuan darah yang
normal (Camargo et al., 2013).
Wanita hamil di
negara berkembang umumnya memiliki asupan kalsium yang rendah. Penelitian yang
dilakukan di Kamerun menunjukkan sebanyak 94, 6 % ibu hamil memiliki asupan
kalsium yang inadekuat. Berdasarkan penelitian di daerah selatanThailand,
tampak bahwa sebanyak 55 persen ibu hamil memiliki asupan kalsium inadekuat
dengan rata-rata asupan kalsium sebesar 493, 2mg/hari. 6 Penelitian Sacco et
al. di Peru menunjukkan bahwa prevalensi ibu hamil yangmemiliki asupan
kalsium inadekuat sebesar 86% (Agueh et al., 2015).
World Health
Organization (WHO) telah merekomendasikan suplementasi
kalsium 1500-2000 mg/hari pada populasi dengan asupan kalsium rendah sebagai
bagian dari antenatal care (ANC) sebagai pencegahan preeklampsia pada
ibu hamil, terutama pada ibu hamil yang memiliki risiko tinggi hipertensi (WHO, 2013). Sesuai dengan
rekomendasi WHO, di Indonesia telah ada anjuran suplementasi kalsium sebesar
1500-2000 mg/hari pada area dengan asupan kalsium rendah sebagai pencegahan
preeklampsia sebagaimana tertuang dalam Buku Saku Pelayanan Kesehatan Ibu di
Fasilitas Kesehatan Dasar dan Rujukan (Kemenkes, WHO, POGI, IBI 2013).
Meskipun demikian, anjuran ini belum menjadi program wajib Kementrian Kesehatan
(Kemenkes) RI. Pelaksanaan suplementasi kalsium di puskesmas tidak selalu sama
dalam hal waktu dan jumlah pemberian suplemen kalsium. Kepatuhan ibu hamil
mengonsumsi suplemen selama kehamilan menjadi salah satu tantangan yang paling
sering ditemui dalam mencapai pelaksanaan program suplementasi mikronutrien
yang efektif (Sanghvi, Harvey, & Wainwright, 2010); (Martin et al., 2017).
Pendidikan gizi
dan konseling selama kehamilan digunakan secara luas untuk memperbaiki status
gizi ibu hamil. Systematic review dan meta-analysis mengenai
pengaruh pendidikan gizi dan konseling selama kehamilan menunjukkan adanya
peningkatan outcome kesehatan ibu dan bayi, termasuk meningkatnya
kepatuhan mengonsumsi suplemen yang dianjurkan dan peningkatan asupan gizi ibu
hamil (Olude, 2012). Petugas
kesehatan berperan dalam pendidikan gizi dan konseling ibu hamil kaitannya
dalam meningkatkan pengetahuan ibu (Camargo et al., 2013) (Agueh et al., 2015). Konseling
mengenai suplementasi kalsium dan Hipertensi Dalam Kehamilan (HDK) yang
dilakukan dengan baik oleh petugas diharapkan dapat meningkatkan kepatuhan ibu
hamil dalam mengonsumsi suplemen kalsium. Kemudian dapat memenuhi kebutuhan
kalsium ibu hamil dan dapat mengurangi risiko terjadinya Hipertensi Dalam
Kehamilan.
Berdasarkan data Dinas Kesehatan Kabupaten Majalengka jumlah ibu
hamil di Kabupaten Majalengka pada tahun 2017 sebanyak 21.092 orang dan paling
banyak jumlah ibu hamil terdapat di UPTD Puskesmas Cikijing yaitu sebanyak 1.074 orang (Majalengka, 2018). Namun untuk
data mengenai jumlah konsumsi kalsium laktat belum ada hal ini dikarenakan
pelaksanaan suplementasi kalsium di puskesmas tidak selalu sama dan belum
menjadi program wajib dari pemerintah.
Tablet kalsium
laktat mengandung kalsium laktat, C6H10CaO6. 5H2O. Kebutuhan kalsium meningkat
selama kehamilan, selain penting bagi kesehatan tulang ibu dan janin, diketahui
pula asupan kalsium yang cukup dapat mengurangi kejadian HDK (hipertensi dalam
kehamilan), suplementasi kalsium dapat mengurangi risiko preeklampsia (gangguan
kehamilan yang ditibui oleh tekanan darah tinggi) dan mencegah kelahiran premature
(Camargo et al., 2013).
Kalsium
tidak dapat dihasilkan oleh tubuh sehingga kebutuhan kalsium harus dipenuhi
dari luar, yaitu dari makanan dan suplemen (jika dibutuhkan). Saat ibu hamil
kurang bisa memenuhi kebutuhan kalsium untuk janin, janin akan mengambil kalsium
dari tulang ibu. Sehingga, kurangnya asupan kalsium dapat mengganggu kesehatan
tulang ibu sendiri (Jannah, 2015).
Untuk mencegah
risiko pada kehamilan tersebut, maka ibu hamil perlu mengetahui dengan baik
tentang kegunaan kalsium laktat sehingga ibu hamil dapat mengkonsumsi kalsium
laktat selama kehamilan. Kalsium laktat adalah obat yang berfungsi untuk
mencegah serta mengatasi kadar kalsium yang rendah di dalam darah atau
hipokalsemia. Obat ini bisa ditimbulkan untuk memenuhi kebutuhan kalsium bagi
ibu hamil yang tidak mendapatkan kalsium yang cukup dari makanan (Marmi, 2015).
Pengetahuan
adalah hasil dari tahu, dan terjadi setelah orang melakukan penginderaan
terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan itu terjadi melalui panca indera
manusia yakni indera penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba.
Sebagian besar penginderaan manusia diperoleh melalui mata dan telinga.
Pengetahuan kognitif merupakan domain yang sangat penting dalam membentuk
tindakan seseorang (overt behavior) (Notoatmodjo, 2015).
Berbagai studi
tentang evaluasi program suplementasi menunjukkan bahwa kepatuhan ibu hamil
mengonsumsi suplemen selama kehamilan menjadi salah satu tantangan yang paling
sering ditemui dalam mencapai pelaksanaan program suplementasi yang efektif
pada ibu hamil. Selama ini informasi mengenai faktor-faktor yang berhubungan
dengan kepatuhan konsumsi suplemen kalsium masih terbatas dan belum banyak
informasi mengenai tingkat kecukupan kalsium pada ibu hamil di Indonesia (Purnasari, Briawan, & Dwiriani, 2016).
Hasil penelitian
ini sejalan dengan penelitian Purnasari di
Kabupaten Jember menunjukkan bahwa salah satu faktor yang mempengaruhinya
adalah pengetahuan yang kurang (r = 0,011).
Juga hasil penelitian Ivan (2016) di RS Panti Rapih Yogyakarta yang menyatakan
bahwa ada hubungan antara pengetahuan yang kurang dengan konsumsi kalsium pada
ibu hamil (r = 0,001). Demikian juga hasil penelitian Indriyani (2017)
di Puskesmas Sungai Jingah
Banjarmasin ada hubungan antara
pengetahuan ibu hamil dengan penggunaan tablet kalsium laktat (r = 0,024) (Purnasari et al.,
2016).
Berdasarkan
studi pendahuluan yang dilakukan pada 10 responden di UPTD Puskesmas Cikijing
yang berpengetahuan baik sebanyak 2 responden (20%), yang berpengetahuan cukup
4 responden (40%), dan yang berpengetahuan kurang 4 responden (40%).
Berdasarkan
uraian latar belakang dan hasil penelitian terdahulu yang masih menunjukkan
perbedaan, maka penulis merasa tertarik untuk meneliti kembali tentang
�Hubungan Pengetahuan dengan Penggunaan Tablet Kalsium Laktat Pada Ibu Hamil di
UPTD Puskesmas Cikijing Kabupaten Majalengka Tahun 2019.�
Metode Penelitian
Jenis penelitian ini menggunakan penelitian kuantitatif dengan pendekatan cross
sectional. Sampel pada penelitian ini adalah ibu hamil di UPTD Puskesmas Cikijing Kabupaten Majalengka
yang berjumlah 91 responden dengan menggunakan metode accidental sampling. Lokasi penelitian telah dilakukan di UPTD Puskesmas Cikijing Kabupaten Majalengka pada tanggal 15
April sampai dengan 10 Juni 2019. Instrumen pada penelitian ini menggunakan data primer yaitu kuesioner dan
lembar observasi. variabel penelitian menggunakan
distribusi frekuensi dan Uji yang dipakai adalah chi-square dengan batas kemaknaan 95%.
Hasil Penelitian
A.
Hasil
Penelitian
1. Analisis
Univariat
a.
Gambaran
Penggunaan Tablet Kalsium Laktat pada Ibu Hamil di
UPTD Puskesmas Cikijing Kabupaten Majalengka Tahun 2019
Tabel
1 Distribusi Frekuensi Penggunaan Tablet Kalsium
Laktat pada Ibu Hamil di UPTD Puskesmas Cikijing Kabupaten Majalengka Tahun
2019
No |
Penggunaan Tablet Kalsium Laktat pada Ibu Hamil |
Frekuensi |
% |
1 |
Tidak |
63 |
69.2 |
2 |
Ya |
28 |
30.8 |
|
Jumlah |
91 |
100.0 |
Berdasarkan tabel 1 diketahui bahwa ibu hamil
yang tidak menggunakan tablet kalsium laktat sebanyak 63 orang (69,2%) dan yang
menggunakan tablet kalsium laktat sebanyak 28 orang (30,8%). Hal ini
menunjukkan bahwa lebih dari setengah (69,2%) ibu hamil di UPTD Puskesmas Cikijing Kabupaten Majalengka
Tahun 2019 yang tidak menggunakan tablet kalsium laktat.
b.
Gambaran
Pengetahuan Ibu Hamil di UPTD Puskesmas Cikijing
Kabupaten Majalengka Tahun 2019
Tabel
2 Distribusi Frekuensi Pengetahuan Ibu Hamil di UPTD
Puskesmas Cikijing Kabupaten Majalengka Tahun 2019
No |
Pengetahuan Ibu Hamil |
Frekuensi |
% |
1 |
Kurang |
30 |
33.0 |
2 |
Cukup |
37 |
40.7 |
3 |
Baik |
24 |
26.4 |
|
Jumlah |
91 |
100.0 |
Berdasarkan tabel 2 diketahui bahwa ibu hamil
yang berpengetahuan kurang sebanyak 30 orang (33,0%), yang berpengetahuan cukup
sebanyak 37 orang (40,7%) dan berpengetahuan baik sebanyak 24 orang (26,4%).
Hal ini menunjukkan bahwa kurang dari setengah (33,0%) ibu hamil di UPTD Puskesmas Cikijing Kabupaten Majalengka
Tahun 2019 berpengetahuan kurang.
2. Analisis
Bivariat
a.
Hubungan Pengetahuan dengan Penggunaan Tablet Kalsium Laktat pada
Ibu Hamil di UPTD Puskesmas Cikijing Kabupaten Majalengka Tahun 2019
Tabel 3 Distribusi Proporsi Hubungan
Pengetahuan
dengan Penggunaan Tablet Kalsium Laktat pada Ibu Hamil di UPTD Puskesmas
Cikijing Kabupaten Majalengka Tahun 2019
No |
Pengetahuan
Ibu Hamil |
Penggunaan
Tablet Kalsium Laktat |
Jumlah |
r
value |
||||
Tidak |
Ya |
|||||||
n |
% |
n |
% |
n |
% |
0.014 |
||
1 |
Kurang |
24 |
80,0 |
6 |
20,0 |
30 |
100 |
|
2 |
Cukup |
28 |
75,7 |
9 |
24,3 |
37 |
100 |
|
3 |
Baik |
11 |
45,8 |
13 |
54,2 |
24 |
100 |
|
|
Jumlah |
63 |
69,2 |
28 |
30,8 |
91 |
100 |
Berdasarkan tabel 3 diketahui bahwa ibu hamil
yang tidak menggunakan tablet kalsium laktat dengan pengetahuan kurang sebanyak
24 orang (80,0%), ibu hamil yang tidak menggunakan tablet kalsium laktat dengan
pengetahuan cukup sebanyak 28 orang (75,7%), sedangkan ibu hamil yang tidak
menggunakan tablet kalsium laktat dengan pengetahuan baik sebanyak 11 orang
(45,8%). Hal ini menunjukkan bahwa proporsi ibu hamil yang tidak menggunakan
tablet kalsium laktat lebih banyak terdapat pada ibu hamil yang berpengetahuan
kurang dibanding ibu hamil yang berpengetahuan cukup atau baik.
Berdasarkan hasil uji statistik,
diperoleh r value = 0,014 yang artinya r value < α (0,05) sehingga hipotesis nol
ditolak. Dengan demikian maka ada hubungan pengetahuan dengan
penggunaan tablet kalsium laktat pada ibu hamil di UPTD Puskesmas Cikijing
Kabupaten Majalengka Tahun 2019.
B.
Pembahasan
1.
Gambaran
Penggunaan Tablet Kalsium Laktat pada Ibu Hamil di
UPTD Puskesmas Cikijing Kabupaten Majalengka Tahun 2019
Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan
bahwa lebih dari setengah (69,2%) ibu hamil di UPTD Puskesmas Cikijing Kabupaten Majalengka
Tahun 2019 yang tidak menggunakan tablet kalsium laktat. Hasil
observasi di lapangan masih banyak ibu hamil yang tidak meminum tablet kalsium
laktat selama kehamilan hal ini dikarenakan ibu belum tahu bahwa ibu hamil
memerlukan kalsium dan salah satu tablet yang dapat menambah kalsium pada ibu
hamil adalah tablet kalsium laktat, dampak dari kekurangan kalsium selama
kehamilan yaitu akan membuat bayinya
memiliki tulang yang rapuh, berisiko preeklampsia, kelahiran prematur �dan selama kehamilan bayi akan menyerap asupan kalsium dari tulang
ibu membuat ibu mengalami risiko keropos tulang atau osteoporosis.
Hasil penelitian ini lebih tinggi dibanding dengan
penelitian (Ivan, 2016) di RS Panti Rapih Yogyakarta ibu
hamil yang tidak mengkonsumsi kalsium sebesar 55% dan lebih rendah dibanding
hasil penelitian (Indriyani, 2017) di Puskesmas Sungai Jingah
Banjarmasin bahwa ibu hamil yang yang tidak mengkonsumsi tablet kalsium laktat
hanya 70%.
Kalsium laktat adalah obat yang berfungsi untuk
mencegah serta mengatasi kadar kalsium yang rendah di dalam darah atau
hipokalsemia. Kalsium laktat ini bisa ditimbulkan untuk memenuhi kebutuhan
kalsium bagi orang yang tidak mendapatkan kalsium yang cukup dari makanan
(Marmi, 2015). Kalsium laktat adalah obat yang berperan dalam memenuhi
kebutuhan tubuh akan kalsium, karena kekurangan
kalsium dalam tubuh dapat menyebabkan berbagai masalah dan gangguan tubuh (Rukiyah & Yulianti, 2014).
Kalsium laktat ini juga bisa digunakan bagi orang
yang mengalami gangguan kesehatan tertentu yang diakibatkan oleh kekurangan kalsium,
seperti osteoporosis, rakitis, gangguan kelenjar paratiroid dan penyakit otot
tertentu (latent tetany) (Varney, Kriebs, & Gegor, 2014). Kalsium laktat sangat penting
untuk wanita hamil. Kadar kalsium ibu memengaruhi
kepadatan mineral tulang janin dan bayi yang baru lahir. Ibu yang kekurangan
kalsium akan membuat bayinya memiliki tulang yang rapuh. Resiko lainnya
yaitu bayi akan menyerap asupan kalsium yang dari tulang ibu sehingga
mengurangi kepadatan tulang ibu, kalsium yang diserap bayi dari tulang ibu
membuat ibu mengalami risiko keropos tulang atau osteoporosis, meningkatkan
risiko hipertensi dan melahirkan prematur, mengganggu proses pembekuan darah
dan sekresi hormon dan ibu akan mengalami hipokalsemia yaitu kondisi kekurangan
kalsium di dalam aliran darah yang bisa berkaibat pada kelahiran prematur dan
kurangnya berat badan pada bayi (Cunningham,
2014).
Upaya untuk meningkatkan penggunaan tablet kalsium
laktat pada ibu hamil maka petugas kesehatan agar memberikan penyuluhan tentang
tablet kalsium laktat pada ibu hamil terutama pada ibu hamil yang mengeluh
sering keram atau sering merasa kesemutan dan berisiko osteoporosis, dan bagi
ibu hamil lainnya sebagai pemenuhan kebutuhan kalsium selama kehamilan untuk
mencegah mengurangi risiko preeklampsia dan mencegah kelahiran prematur. Bagi
ibu hamil agar berkonsultasi kepada bidan atau petugas kesehatan jika mengalami
keluhan sering keram atau sering merasa kesemutan dan mengkonsumsi tablet
kalsium laktat untuk mengatasi kekurangan kalsium selama kehamilan jika ibu
hamil berisiko osteoporosis.
2.
Gambaran
Pengetahuan Ibu Hamil di UPTD Puskesmas Cikijing
Kabupaten Majalengka Tahun 2019
Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan
bahwa kurang dari setengah (33,0%) ibu hamil di UPTD Puskesmas Cikijing Kabupaten Majalengka
Tahun 2019 berpengetahuan kurang. Hasil observasi di lapangan
masih terdapat ibu yang berpengetahuan kurang hal ini dikarenakan ibu belum
terpapar informasi tentang tablet kalsium laktat baik dari bidan atau dari
media informasi, akibatnya ibu hamil kurang memahami dengan baik tentang tablet
kalsium laktat.
Hasil
penelitian ini lebih rendah dibanding penelitian (Purnasari
et al., 2016) di Kabupaten Jember menunjukkan bahwa persentase ibu hamil yang yang
berpengetahuan kurang sebesar 65% juga hasil penelitian (Ivan, 2016) di RS Panti Rapih Yogyakarta ibu
hamil yang pengetahuannya kurang sebesar 45%.
Pengetahuan adalah merupakan hasil mengingat suatu hal, termasuk
mengingat kembali kejadian yang pernah dialami baik secara sengaja maupun tidak
sengaja dan ini terjadi setelah orang malakukan kontak atau pengamatan terhadap
suatu obyek tertentu. Pengetahuan
merupakan justified true believe. Seorang individu membenarkan (justifies)
kebenaran atas kepercayaannya berdasarkan observasinya mengenai dunia. Dalam
definisi ini, pengetahuan merupakan konstruksi dari kenyataan, dibandingkan
sesuatu yang benar secara abstrak. Penciptaaan pengetahuan melibatkan perasaan
dan sistem kepercayaan (belief sistems) dimana perasaan atau sistem
kepercayaan itu bisa tidak disadari (Mubarak, 2014).
Tablet
kalsium laktat mengandung kalsium laktat, C6H10CaO6. 5H2O. Kebutuhan kalsium
meningkat selama kehamilan, selain penting bagi kesehatan tulang ibu dan janin,
diketahui pula asupan kalsium yang cukup dapat mengurangi kejadian HDK
(hipertensi dalam kehamilan), suplementasi kalsium dapat mengurangi risiko preeklampsia
(gangguan kehamilan yang ditibui oleh tekanan darah tinggi) dan mencegah
kelahiran premature (Camargo
et al., 2013).
Kalsium tidak dapat dihasilkan oleh tubuh sehingga kebutuhan kalsium
harus dipenuhi dari luar, yaitu dari makanan dan suplemen (jika dibutuhkan).
Saat ibu hamil kurang bisa memenuhi kebutuhan kalsium untuk janin, janin akan
mengambil kalsium dari tulang ibu. Sehingga, kurangnya asupan kalsium dapat
mengganggu kesehatan tulang ibu sendiri (Jannah, 2015)�
Upaya untuk meningkatkan pengetahuan ibu hamil tentang
tablet kalsium laktat yaitu petugas kesehatan agar memberikan informasi atau
penyuluhan kepada ibu hamil ketika berkunjung memeriksakan kehamilan terutama
pada ibu hamil yang mengeluh sering keram dan sering kesemutan atau berisiko
osteoporosis yang merupakan tanda ibu kekurangan kalsium dapat diatasi dengan
mengkonsumsi kalisum laktat selama kehamilan. Bagi ibu hamil agar melakukan
pemeriksaan kehamilan dengan teratur untuk mendapatkan informasi penting dari
petugas kesehatan dan berkonsultasi jika ibu berisiko mengalami osteoporosis.����
3.
Hubungan Pengetahuan dengan Penggunaan Tablet Kalsium Laktat pada
Ibu Hamil di UPTD Puskesmas Cikijing Kabupaten Majalengka Tahun 2019
Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan pengetahuan
dengan penggunaan tablet kalsium laktat pada ibu hamil di UPTD Puskesmas
Cikijing Kabupaten Majalengka Tahun 2019 (r value = 0,014). Adanya hubungan hal ini dikarenakan semakin baik pengetahuan dan
pemahaman ibu tentang tablet
kalsium laktat akan melahirkan
sikap dan pada akhirnya mendorong perilaku yang baik yaitu penggunaan tablet kalsium laktat oleh ibu hamil.
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian (Purnasari et al.,
2016) di Kabupaten
Jember menunjukkan bahwa salah satu faktor yang mempengaruhinya adalah
pengetahuan yang kurang (r =
0,011). Juga hasil penelitian (Ivan, 2016) di RS Panti Rapih Yogyakarta yang menyatakan bahwa ada hubungan antara pengetahuan yang kurang dengan
konsumsi kalsium pada ibu hamil (r =
0,001). Demikian juga hasil penelitian Indriyani (2017) di Puskesmas Sungai Jingah Banjarmasin ada hubungan antara pengetahuan ibu hamil dengan penggunaan tablet
kalsium laktat (r =
0,024).
Hasil penelitian ini sejalan dengan teori bahwa pengetahuan merupakan
salah satu hal yang mempengaruhi perilaku. Lebih spesifik, faktor biologis,
pengalaman seseorang mengenai makanan dan faktor lingkungan dapat mempengaruhi
pilihan makan dan praktik makan seseorang. Proses psikologis yang kuat yang
meliputi persepsi, kepercayaan, nilai, dan sikap merupakan kunci dari apa yang
orang lakukan. Sehingga, pengetahuan
ibu hamil mengenai kecakupan kalsium dan suplementasi kalsium akan
mempengaruhi apa yang akan dilakukan yang biasa disebut determinan perilaku.
Dalam konteks inizi, hal ini berarti determinan yang dapat diubah adalah
pengetahuan sehingga menghasilkan tindakan yang nyata dalam masalah kesehatan (Notoatmodjo, 2015).
Hasil
penelitian ini sejalan dengan teori bahwa untuk
mencegah risiko pada kehamilan tersebut, maka ibu hamil perlu mengetahui dengan
baik tentang kegunaan kalsium laktat sehingga ibu hamil dapat mengkonsumsi
kalsium laktat selama kehamilan. Kalsium laktat adalah obat yang berfungsi
untuk mencegah serta mengatasi kadar kalsium yang rendah di dalam darah atau
hipokalsemia. Obat ini bisa ditimbulkan untuk memenuhi kebutuhan kalsium bagi ibu
hamil yang tidak mendapatkan kalsium yang cukup dari makanan (Marmi, 2015).
Pengetahuan
terbukti dapat mempengaruhi penggunaan
tablet kalsium laktat pada ibu hamil
maka dari itu perlunya petugas kesehatan melakukan penyuluhan pada ibu hamil
tentang kalsium laktat serta meningkatkan upaya
pemenuhan kalsium pada ibu hamil guna mencegah mengurangi
risiko preeklampsia dan mencegah kelahiran prematur salah satunya dengan mengkonsumsi
kalsium laktat. Bagi ibu hamil untuk mencegah risiko
preeklampsia dan mencegah kelahiran prematur
serta pemenuhan unsur kalsium selama kehamilan maka ibu hamil dapat
mengkonsumsi kalsium laktat secara teratur.
Kesimpulan
Lebih dari setengah (69,2%)
ibu hamil di UPTD
Puskesmas Cikijing Kabupaten Majalengka Tahun 2019 yang
tidak menggunakan tablet kalsium laktat. Kurang dari setengah (33,0%) ibu hamil di UPTD Puskesmas Cikijing Kabupaten Majalengka
Tahun 2019 berpengetahuan kurang. Ada hubungan pengetahuan dengan penggunaan tablet kalsium
laktat pada ibu hamil di UPTD Puskesmas Cikijing Kabupaten Majalengka Tahun 2019 (r value = 0,014).
BIBLIOGRAFI
Agueh, Victoire Damienne, Tugou�, Madeleine Flore, Sossa, Charles,
M�tonnou, Cl�mence, Azandjem�, Colette, Paraiso, Noel Moussiliou, Ouendo,
Marius Edgard, Ou�draogo, Laurent T., & Makoutod�, Michel. (2015). Dietary
calcium intake and associated factors among pregnant women in southern Benin in
2014. Food and Nutrition Sciences, 6(11), 945.
Bardja, Sutiati. (2017).
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Terjadinya Hipertensi Dalam Kehamilan Pada Ibu
Hamil Di Puskesmas Gunung Jati Tahun 2015. Syntax Literate; Jurnal Ilmiah
Indonesia, 2(11), 151�161.
Camargo, Erika Barbosa, Moraes,
Luci Fabiane Scheffer, Souza, Celsa Moura, Akutsu, Rita, Barreto, Jorge Maia,
da Silva, Edina Mariko Koga, Betr�n, Ana Pilar, & Torloni, Maria Regina.
(2013). Survey of calcium supplementation to prevent preeclampsia: the gap
between evidence and practice in Brazil. BMC Pregnancy and Childbirth, 13(1),
206.
Cunningham, F. Gary. (2014). Obstetri
Williams. Jakarta: EGC.
H, Ivan. (2016). Faktor yang
Berhubungan dengan Konsumsi Kalsium pada Ibu Hamil di RS Panti Rapih Yogyakarta.
Indriyani. (2017). Hubungan Tingkat
Pendidikan dan Pengetahuan Ibu Hamil dengan Penggunaan Tablet Kalsium Laktat di
Puskesmas Sungai Jingah. Jurnal Academy Pharmacy ISFI Ranjarmasin.
Jannah, Nurul. (2015). Buku Ajar
Asuhan Kebidanan: Kehamilan. Yogyakarta: CV Andi Ofset.
Kemenkes, R. I. (2017). Profil
kesehatan Republik Indonesia tahun 2017. Kementerian Kesehatan RI. Jakarta.
Majalengka, Dinas Kesehatan
Kabupaten. (2018). Profil Kesehatan Kabupaten Majalengka tahun 2017.
Marmi, Rahardjo K. (2015). Asuhan
neonatus, bayi, balita, dan anak prasekolah. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Martin, Stephanie L., Seim, Gretchen
L., Wawire, Salome, Chapleau, Gina M., Young, Sera L., & Dickin, Katherine
L. (2017). Translating formative research findings into a behaviour change
strategy to promote antenatal calcium and iron and folic acid supplementation
in western Kenya. Maternal & Child Nutrition, 13(1).
Mubarak, Wahit Iqbal. (2014). Pengantar
Keperawatan Komunitas. Jakarta: CV Sagung seto.
Notoatmodjo, Soekidjo. (2015). Metodologi
penelitian kesehatan. Jakarta: rineka cipta.
Olude, Girard dan. (2012).
Determinants Of Compliance To Antenatal Micronutrient Supplementation And
Women�s Perceptions Of Supplement Use In Rural Nepal. Public Heal Nutr, 13(1),
82�90.
Purnasari, Galih, Briawan, Dodik,
& Dwiriani, Cesilia Meti. (2016). Kepatuhan konsumsi suplemen kalsium serta
hubungannya dengan tingkat kecukupan kalsium pada ibu hamil di kabupaten
jember. Kesehat Reproduksi, 7(2), 83�93.
Rukiyah, A. Y., & Yulianti,
Lia. (2014). Asuhan Kebidanan Kehamilan Berdasarkan Kurikulum Berbasis
Kompetensi. Jakarta Timur: CV. Trans Info Media.
Sanghvi, Tina G., Harvey, Philip W.
J., & Wainwright, Emily. (2010). Maternal iron�folic acid supplementation
programs: evidence of impact and implementation. Food and Nutrition Bulletin,
31(2_suppl2), S100�S107.
Varney, Helen, Kriebs, Jan M.,
& Gegor, Carolyn L. (2014). Buku ajar asuhan kebidanan. Jakarta: Egc,
672�788.
WHO. (2013). Jumlah Ibu Hamil.
Retrieved January 12, 2019, from http://www.who.int/en/hypertension