�Syntax
Literate : Jurnal Ilmiah Indonesia p�ISSN: 2541-0849
�e-ISSN : 2548-1398
�Vol. 5, No.
8, Agustus 2020
Pengaruh Kepemimpinan
Transformasional Terhadap Motivasi Kerja Di PT. Mahameru Mekar Djaya
Jesslyn
Kartawidjaja
Fakultas Ekonomi, Magister Manajemen Universitas Katolik Parahyangan Bandung
Email: [email protected]
Abstract
Employee work motivation is an influential condition
to arouse, direct, and maintain individual and group behavior related to the
work environment. To increase work motivation, the role of a leader is needed.
One of the leadership styles that is believed to increase employee motivation
is transformational leadership. Transformational leadership is a leadership
style in which the leader creates a vision and an environment that motivates
employees to excel by exceeding expectations. This research uses a descriptive
method. The quantitative data analysis technique used is descriptive
statistical analysis and simple linear regression analysis. This study used a
survey census, where the entire population became respondents in this study, as
many as 40 people from the Operational Division employees of PT. Mahameru Mekar Djaya Bandung. The results of the data analysis show that
transformational leadership is applied by the Operational Manager of PT. Mahameru Mekar Bandung is
included in the very strong category and the Operations Department employees
have high employee motivation. The results of a simple regression analysis
indicate that transformational leadership has a positive and significant effect
on work motivation, namely 30.8%.
Keywords: leadership;
transformational leadership; work motivation
Abstrak
Motivasi kerja karyawan adalah kondisi yang
berpengaruh dalam upaya untuk membangkitkan,
mengarahkan, dan memelihara
perilaku individu
maupun kelompok yang
berhubungan dengan lingkungan kerja. Untuk meningkatkan
motivasi kerja, peran pemimpin sangat diperlukan. Salah satu gaya kepemimpinan
yang diyakini dapat meningkatkan motivasi kerja karyawan adalah kepemimpinan transformasional. Kepemimpinan transformasional adalah gaya
kepemimpinan di mana pemimpin
menciptakan visi dan lingkungan yang memotivasi para karyawan untuk berprestasi
dengan melampaui harapan.
Penelitian ini menggunakan metode deskriptif. Teknik analisis data kuantitatif
yang digunakan adalah analisis statistik deskriptif dan analisis regresi linear sederhana. Penelitian ini menggunakan sensus survei yakni seluruh
populasi menjadi responden dalam penelitian ini yaitu sebanyak 40 orang dari karyawan Bagian Operasional PT. Mahameru Mekar Djaya Bandung. Hasil analisis data menunjukkan bahwa kepemimpinan transformasional yang diterapkan
oleh Manajer Operasional
PT. Mahameru Mekar Bandung termasuk dalam kategori yang sangat kuat dan karyawan Bagian Operasional memiliki motivasi kerja karyawan yang tinggi. Hasil analisis regresi sederhana menunjukkan bahwa kepemimpinan transformasional berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap motivasi kerja yaitu sebesar 30,8%.
Kata kunci: kepemimpinan; kepemimpinan transformasional; motivasi kerja
Pendahuluan
Di dalam sebuah organisasi, motivasi kerja merupakan salah satu unsur yang sangat penting karena dapat memberikan energi
yang mampu menggerakkan segala potensi yang ada, menciptakan keinginan yang tinggi dan luhur, mendukung perilaku manusia agar mau bekerja dengan
giat, meningkatkan gairah kebersamaan serta antusias untuk mencapai hasil yang optimal. David McClelland menyebutkan
bahwa setiap orang digerakkan oleh tiga kebutuhan dasar yang memengaruhi motivasi, yaitu kebutuhan berprestasi, kebutuhan berkuasa, dan kebutuhan berafiliasi (Mangkunegara,
2016). Kebutuhan untuk berprestasi merupakan refleksi dari
dorongan akan upaya-upaya serta hasil yang lebih, mencapai standar-standar, dan
berusaha keras untuk berhasil. Kebutuhan
akan kekuasaan adalah dorongan
untuk mencapai otoritas/ kekuasaan untuk memiliki pengaruh terhadap orang lain, sedangkan kebutuhan
akan afiliasi adalah keinginan
untuk menjalin suatu hubungan antar-personal yang ramah dan akrab (Mangkunegara, 2016).
Motivasi kerja
yang tinggi dapat dicapai jika pemimpin
mampu menggerakkan, memengaruhi, mengarahkan dan mendorong karyawannya untuk mencapai tujuan tertentu. Dengan demikian, gaya kepemimpinan memiliki peran yang sangat penting dalam memengaruhi dan meningkatkan motivasi kerja karyawan untuk mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan (Gopal
& Chowdhury, 2014). Kepemimpinan
adalah norma atau cara yang digunakan oleh seseorang untuk memengaruhi orang
lain yang dilihatnya (Thoha,
2013), (Pujiastuti,
2017). Dalam hal ini
pemimpin harus memiliki kemampuan dan kesiapan yang dimiliki untuk dapat
memengaruhi, mendorong, mengajak, menuntun, dan mengarahkan agar bawahan atau
kelompok menerima pengaruh tersebut dan selanjutnya berbuat sesuatu yang dapat
membantu tercapainya suatu tujuan tertentu yang telah ditetapkan (Kamaludin,
2016).
Kepemimpinan tranformasional
merupakan model kepemimpinan
di mana seorang pemimpin cenderung untuk memberikan motivasi kepada bawahan untuk bekerja lebih
baik serta menitikberatkan kepada perilaku untuk membantu transformasi para bawahan agar lebih memiliki motivasi untuk mencapai tujuan organisasi. Dengan demikian, kepemimpinan transformasional akan menciptakan kerjasama dan hubungan yang harmonis antara pimpinan dan bawahan sehingga akan memengaruhi
peningkatan motivasi kerja karyawan (Fatmala
Sari, 2013). Kepemimpinan
transformasional merupakan gaya kepemimpinan yang diyakini paling efektif dalam meningkatkan motivasi kerja karyawan karena dapat membuat pengikutnya
terinspirasi, tertantang,
dan termotivasi untuk mengejar visi (Natulius,
2011). Kepemimpinan
transformasional memiliki beberapa unsur perilaku yaitu pengaruh idealis, motivasi inspirasional, stimulasi intelektual, dan konsiderasi individual.
Bass mengemukakan
bahwa pengaruh idealis, artinya menyediakan visi dan sense of
mission, menghasilkan kebanggaan,
dan memperoleh rasa hormat serta kepercayaan. Motivasi inspirasional artinya mengkomunikasikan harapan yang tinggi, menggunakan simbol untuk memfokuskan usaha, mengekspresikan tujuan-tujuan penting dalam cara-cara yang sederhana. Stimulasi intelektual yakni proses pemimpin dalam meningkatkan kesadaran para pengikut terhadap masalah-masalah dari perspektif yang baru. Sedangkan konsiderasi individual adalah memberikan perhatian personal, memperlakukan
setiap karyawan secara individual, melatih dan memberi saran (U�ar,
Eren, & Erzengin, 2012).
PT. Mahameru
Mekar Djaya merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang distribusi barang kebutuhan sehari-hari. Berdasarkan hasil studi pendahuluan
yang telah dilakukan, diyakini bahwa terdapat motivasi kerja karyawan yang rendah, khususnya pada karyawan Bagian Operasional PT. Mahameru Mekar Djaya Bandung. Untuk itu di dalam penelitian
ini akan diteliti apakah Manajer Operasional PT. Mahameru Mekar Djaya telah melakukan
gaya kepemimpinan transformasional, dan seberapa kuat gaya kepemimpinan
transformasional yang telah
dilakukannya tersebut, bagaimana tingkat motivasi kerja karyawan Bagian Operasional PT. Mahameru Mekar Djaya Bandung, serta bagaimana pengaruh dari kepemimpinan transformasional terhadap motivasi kerja karyawan Bagian Operasional PT. Mahameru Mekar Djaya Bandung.
Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode deskriptif. Penelitian ini bertujuan untuk memberikan gambaran
atau pemaparan mengenai permasalahan yang diteliti berdasarkan data. Data
tersebut kemudian disajikan, dianalisis, dan diinterpretasikan (Sekaran & Bougie, 2016). Berdasarkan tujuannya, penelitian ini termasuk ke dalam
penelitian terapan (applied research), karena hasil dari penelitian ini ditujukan untuk mengungkapkan fenomena
yang terjadi dan membantu perusahaan untuk menyelesaikan permasalahan yang
sedang dihadapi (Sekaran & Bougie, 2016). Teknik analisis
data kuantitatif yang digunakan
adalah analisis statistik deskriptif dan analisis regresi linear sederhana. Teknik pengumpulan
data kepada responden adalah dengan menggunakan
kuesioner yang diadopsi dan
dikembangkan dari Multifactor Leadership Questionnaire (MLQ) (Talim, 2018). Sedangkan untuk mengukur motivasi kerja, digunakan kuesioner dari The Personal Value Questionnaire (Talim, 2018).
Penelitian
dilaksanakan di PT. Mahameru
Mekar Djaya Bandung yang beralamat di Jalan Soekarno
Hatta Nomor 736, Kelurahan Cimincrang, Kecamatan Gedebage, Kotamadya Bandung,
Jawa Barat. Penelitian ini menggunakan sensus survei, di mana seluruh anggota populasi akan dijadikan
responden penelitian yaitu sejumlah 40 orang karyawan Bagian Operasional PT. Mahameru Mekar Djaya Bandung.
Adapun langkah-langkah yang dilakukan dalam pengolahan data tersebut adalah sebagai berikut:
a. Uji
Validitas dan Uji Reliabilitas
1. Teknik
pengujian untuk mengetahui validitas masing-masing indikator dari variabel kepemimpinan
transformasional dan motivasi
kerja adalah dengan melihat nilai Corrected
Item-Total Correlation. Setiap indikator dinyatakan valid apabila memiliki nilai Corrected Item-Total Correlation atau korelasi lebih besar dari 0,3 (Sulistyastuti, 2017).
2. Teknik
pengujian untuk mengetahui validitas masing-masing indikator dari variabel kepemimpinan
transformasional dan motivasi
kerja adalah dengan melihat nilai
Cronbach�s Alpha. Instrumen
dikatakan reliabel jika memiliki
nilai Cronbach�s Alpha lebih besar dari
0,6 (Talim, 2018).
b. Analisis Statistik Deskriptif
Analisis statistik deskriptif adalah analisis
data dengan mendeskripsikan atau menggambarkan data pada setiap variabel
penelitian guna melihat gambaran secara umum penilaian responden untuk masing-masing
penelitian (Talim, 2018). Penyajian data dalam
penelitian ini adalah menggunakan rata-rata data
dari jawaban setiap responden untuk dianalisis. Kategori variabel kepemimpinan transformasional dan
motivasi kerja adalah sebagai berikut:
� Tabel 1 Kategori Variabel Kepemimpinan
Transformasional Dan Motivasi
Kerja
Kategori |
Nilai Rata- rata |
Kepemimpinan Transformasional |
Motivasi Kerja |
1. |
1,0 � 2,0 |
Lemah |
Rendah |
2. |
2,01 � 3,0 |
Cukup Kuat |
Cukup Tinggi |
3. |
3,01� 4,0 |
Kuat |
Tinggi |
4. |
4,01 � 5,0 |
Sangat Kuat |
Sangat Tinggi |
c. Uji Normalitas
Uji
normalitas data bertujuan untuk menguji
apakah model regresi, variabel terikat dan variabel bebas keduanya mempunyai
distribusi normal atau tidak (Nurwisda & Rosyadi, 2018). Data yang baik
dan layak digunakan dalam penelitian adalah yang memiliki distribusi normal. Dalam penelitian ini penulis akan menggunakan
cara dengan melihat kurva normal P � plot. Menurut Singgih Santoso terdapat beberapa cara mendeteksi
normalitas dengan melihat penyebaran data (titik) pada sumbu diagonal dari grafik yaitu:
(Nafidah, 2015)
●� Jika data menyebar
di sekitar garis diagonal
dan mengikuti arah garis diagonal, maka regresi memenuhi asumsi normalitas.
●� Jika data menyebar dari garis diagonal dan atau tidak mengikuti
arah garis diagonal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas.
d. Uji
Linearitas
Uji linearitas bertujuan untuk mengetahui apakah dua variabel
memiliki hubungan yang
linear secara signifikan atau tidak. Dasar pengambilan keputusan uji linearitas dalam penelitian ini adalah dengan memperhatikan
nilai signifikansinya (Sig.)
(Raharjo,
2014).
●
Jika nilai Deviation
from Linearity Sig. > 0,05, maka ada hubungan yang linear secara signifikan antara variabel independen dengan variabel dependen.
●
Jika nilai Deviation
from Linearity Sig. < 0,05, maka tidak ada hubungan
yang linear secara signifikan
antara variabel independen dengan variabel dependen.
e. Uji
Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji terjadinya
perbedaan variansi (variance) dari
nilai residual pada suatu periode pengamatan ke periode pengamatan
yang lainnya (Uviyanti
& Pramuka, 2020). Dalam penelitian
ini penulis akan menggunakan� cara
dengan melihat pola gambar Scatterplots. Adapun pedoman yang digunakan untuk melihat pola gambar
Scatterplots adalah
sebagai berikut. Tidak terjadi gejala
atau masalah heteroskedastisitas apabila: (Raharjo,
2017)
●
Titik-titik data penyebar di atas dan di bawah atau di sekitar
angka 0.
●
Titik-titik tidak
mengumpul hanya di atas atau di bawah
saja.
●
Penyebaran titik-titik
data tidak boleh membentuk pola bergelombang melebar kemudian menyempit dan melebar kembali.
●
Penyebaran titik-titik
data tidak berpola.
f. Analisis Regresi Linear
Analisis
regresi linear digunakan untuk mengetahui arah hubungan antara variabel
independen dengan variabel dependen, apakah positif atau negatif serta untuk
memprediksi nilai dari variabel dependen apabila nilai variabel independen
mengalami kenaikan atau penurunan. Persamaan umum regresi linear sederhana (Sugiyono, 2017) adalah:
Keterangan:
Y�=
Subjek/ nilai dalam variabel dependen yang diprediksikan.
a� =�
Harga Y, bila X = 0 (harga konstan)
b� = �Angka arah
atau koefisien regresi, yang menunjukkan angka peningkatan ataupun penurunan
variabel dependen yang didasarkan pada variabel independen. Apabila b (+) maka
naik, dan bila b (-), maka terjadi penurunan.�
X =
Subjek pada variabel independen yang mempunyai nilai tertentu.
Analisis regresi linear sederhana ini dilakukan dengan bantuan program Statistical Package for the Social Sciences (SPSS).
Hasil dan Pembahasan
Semua indikator
dari variabel kepemimpinan transformasional dan
motivasi kerja dinyatakan valid karena semuanya memiliki nilai Corrected
Item-Total Correlation lebih besar
dari 0,3. Hasil pengukuran variabel kepemimpinan transformasional dan motivasi kerja dinyatakan reliabel karena semuanya memiliki nilai Cronbach�s
Alpha lebih besar dari 0,6.
Berdasarkan analisis
deskriptif variabel kepemimpinan transformasional, didapat hasil bahwa
dimensi
pengaruh idealis memiliki nilai rata-rata sebesar 4,05 dengan kategori sangat
kuat. Artinya, karyawan merasakan sangat kuat bahwa pemimpin merupakan model
inspirasi bagi mereka untuk menerima nilai-nilai, norma dan prinsip-prinsip
bersama. Motivasi
inspirasional memiliki
perolehan
nilai rata-rata sebesar 4,34 dengan kategori sangat kuat. Artinya
karyawan
merasakan sangat kuat perilaku pemimpin yang dapat merangsang antusias dan
mengatakan hal-hal yang bersifat membangun kepercayaan diri karyawan terhadap
kemampuan dalam menyelesaikan tugas dan mencapai tujuan kelompok. Dimensi
stimulasi intelektual memperoleh nilai rata-rata
sebesar 3,80 dengan kategori kuat. Artinya, karyawan merasakan kuat sikap
pemimpin yang merangsang timbulnya ide dan inovasi serta
memberikan solusi kreatif terhadap permasalahan yang dihadapi oleh karyawan, dan dimensi
konsiderasi individual memperoleh nilai rata-rata sebesar 4,01 dengan kategori
sangat kuat. Artinya, karyawan merasakan sangat kuat sikap pemimpin yang memberikan
perhatian, saran, serta memperlakukan karyawan secara individual sesuai dengan
kebutuhan dan kemampuan masing-masing individu. Kepemimpinan transformasional memiliki
nilai rata-rata total yaitu
sebesar 4,02 dengan
kategori sangat kuat. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa Manajer Operasional PT. Mahameru
Mekar Djaya telah menerapkan gaya kepemimpinan transformasional di dalam perusahaan dan karyawan Bagian Operasional
merasakan sangat kuat
kepemimpinan yang berfokus kepada proses di mana pemimpin dan karyawan saling
meningkatkan moralitas dan motivasi bersama.
Berdasarkan analisis deskriptif variabel motivasi kerja, didapat hasil bahwa dimensi kebutuhan akan pencapaian memiliki nilai rata-rata sebesar 3,93 dengan kategori tinggi. Artinya, secara umum terdapat dorongan yang tinggi dari karyawan untuk berusaha berhasil dan mencapai standar-standar yang telah ditetapkan perusahaan serta memiliki keinginan untuk mencapai prestasi yang tinggi. Dimensi kebutuhan akan kekuasaan memiliki nilai rata-rata sebesar 3,30 dengan kategori tinggi. Dengan demikian diketahui bahwa karyawan memiliki dorongan yang tinggi untuk dapat mengendalikan dan memengaruhi orang lain. Dimensi kebutuhan akan afiliasi memiliki nilai rata-rata sebesar 3,76 dengan kategori tinggi. Nilai ini menunjukkan bahwa terdapat dorongan yang tinggi dari karyawan untuk menjalin suatu hubungan antar-personal yang erat, ramah dan akrab. Variabel motivasi kerja memiliki nilai rata-rata total yaitu sebesar 3,31 dengan kategori tinggi. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa motivasi kerja karyawan pada Bagian Operasional di PT. Mahameru Mekar Djaya Bandung termasuk ke dalam kategori yang tinggi.
Dari hasil uji p-plot, dapat terlihat titik-titik yang mengikuti dan mendekati garis diagonalnya sehingga dapat disimpulkan bahwa data penelitian ini memiliki penyebaran dan berdistribusi normal. Dengan normalnya data pada penelitian ini, maka penelitian ini dapat dilanjutkan.
Berdasarkan nilai signifikansi
(Sig.) pada hasil uji linearitas
diperoleh nilai Deviation from Linearity Sig. sebesar 0,059 yang mana nilai tersebut lebih besar dari 0,05. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan linear secara signifikan antara variabel independen (kepemimpinan transformasional) dengan variabel dependen (motivasi kerja).��
Dari hasil Scatterplot untuk menguji
heteroskedastisitas, menunjukkan penyebaran titik-titik
data yang menyebar di atas
dan di bawah atau di sekitar angka 0. Titik-titik data tidak mengumpul hanya di atas atau di bawah
saja. Penyebaran titik juga tidak membentuk suatu pola. Dengan demikian
dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi
masalah heteroskedastisitas
sehingga model regresi yang
baik dan ideal dapat terpenuhi.
Hasil persamaan regresi linear sederhana kepemimpinan transformasional (X)
terhadap motivasi kerja (Y) adalah sebagai berikut:
Y = 45,010+0,572X
a = angka konstan dari unstandardised coefficients, yang nilainya sebesar 45,010. Angka ini merupakan angka konstan yang memiliki arti bahwa jika tidak ada kepemimpinan transformasional (X), maka nilai konsisten dari Motivasi Kerja (Y) adalah sebesar 45,010.
b = angka koefisien regresi, yang nilainya sebesar 0,572. Angka ini mengandung arti bahwa setiap penambahan 1% tingkat kepemimpinan transformasional (X), maka motivasi kerja (Y) akan meningkat sebesar 0,572.
Berdasarkan hasil persamaan regresi tersebut di atas, nilai koefisien regresi bernilai (+), dengan demikian dapat dikatakan bahwa kepemimpinan transformasional (X) berpengaruh positif terhadap motivasi kerja (Y). Nilai signifikansi (Sig.) yang didapat yaitu sebesar 0,000. Nilai ini lebih kecil dibandingkan dengan nilai probabilitas 0,05. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kepemimpinan transformasional (X) berpengaruh signifikan terhadap motivasi kerja karyawan (Y).
Dapat diketahui
pula nilai R Square yaitu
sebesar 0,308. Nilai ini mengandung arti bahwa pengaruh kepemimpinan transformasional (X)
terhadap motivasi kerja (Y) adalah sebesar 30,8%. Sedangkan sisanya sebesar 69,2% motivasi kerja dipengaruhi oleh variabel lainnya yang tidak diketahui dan tidak termasuk dalam analisis regresi ini. �
Berdasarkan hasil analisis regresi linear sederhana tersebut di atas, maka dapat disimpulkan
bahwa kepemimpinan transformasional berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap motivasi kerja yaitu sebesar 30,8% dan sisanya sebesar 69,2% dipengaruhi oleh variabel lainnya yang tidak diketahui. Hasil penelitian ini selaras dengan penelitian yang dilakukan oleh (Savitri,
2014) bahwa terdapat pengaruh dari gaya kepemimpinan
transformasional terhadap motivasi kerja pada perawat di Instalasi Rawat Inap II Rumah Sakit Umum
Dr. Saiful Anwar Malang, serta
penelitian yang dilakukan (Ninda & Iskandar, 2015) bahwa secara simultan terdapat pengaruh yang signifikan dan positif dari dimensi pengaruh idealis, motivasi inspirasional, stimulasi intelektual dan konsiderasi individual secara keseluruhan terhadap
variabel motivasi kerja.
Kesimpulan
Berdasarkan hasil
penelitian yang dilakukan
oleh peneliti, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
Manajer Operasional
dari PT. Mahameru Mekar Djaya Bandung telah menerapkan gaya kepemimpinan transformasional, dan karyawan
Bagian Operasional merasakan
sangat kuat gaya kepemimpinan transformasional yang telah diterapkan oleh Manajer Operasional tersebut. Pada umumnya karyawan Bagian Operasional PT. Mahameru Mekar Djaya Bandung memiliki motivasi kerja yang tinggi.
Berdasarkan hasil
analisis regresi linear sederhana yang telah dilakukan, dapat diketahui bahwa kepemimpinan transformasional berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap motivasi kerja yaitu sebesar 30,8% dan sisanya sebesar 69,2% dipengaruhi
oleh variabel lainnya yang tidak diketahui. Dengan nilai pengaruh
yang cukup kecil tersebut, yaitu sebesar 30,8%, maka perlu dilakukan penelitian lebih lanjut untuk mencari
variabel-variabel lainnya
yang memiliki pengaruh yang
lebih besar terhadap motivasi kerja karyawan dibandingkan dengan kepemimpinan transformasional.
Fatmala Sari, Ani Endarti Diana. (2013). Pengaruh
Kepemimpinan Transformasional Terhadap Motivasi Kerja Pegawai Di Kantor
Kecamatan Simo Kabupaten Boyolali. Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Gopal, R., & Chowdhury, Rima Ghose.
(2014). Leadership styles and employee motivation: An empirical investigation
in a leading oil company in India. International Journal of Research in
Business Management, 2(5), 1�10.
Kamaludin, Kamaludin. (2016). Pengaruh
Peran Kepemimpinan Kepala Sekolah Dan Iklim Sekolah Terhadap Kinerja Guru. Syntax
Literate; Jurnal Ilmiah Indonesia, 1(3), 17�29.
Mangkunegara, A. A. Anwar Prabu. (2016). Manajemen
sumber daya manusia perusahaan. PT. Remaja Rosdakarya.
Nafidah, Nurun. (2015). Pengaruh kinerja
pustakawan terhadap kepuasan pemustaka pada perpustakaan Universitas Indonesia.
Natulius, F. (2011). Analisa
kepemimpinan transaksional dan transformasional untuk meningkatkan kerja sama
tim dan kinerja waktu proyek (Studi Kasus pada Perusahaan PT. X). Jakarta:
Universitas Indonesia.
Ninda, Prasdita Intan, & Iskandar,
Dadang. (2015). Pengaruh Kepemimpinan Transormasional Terhadap Motivasi Kerja
(Studi Kasus: Karyawan Human Capital Center (HCC) PT Telkom Japati Bandung. EProceedings
of Management, 2(3).
Nurwisda, Delaga, & Rosyadi, Noor. (2018).
Pengaruh Kebutuhan Fisiologis, Keamanan, Sosial, Penghargaan Dan Aktualisasi
Diri Terhadap Prestasi Kerja Pegawai Puskesmas Petarukan Kab. Pemalang. Syntax
Literate; Jurnal Ilmiah Indonesia, 3(10), 30�46.
Pujiastuti, Endang. (2017). Hubungan Antara
Kompetensi Profesional Tenaga Medis, Budaya Kerja Dan Gaya Kepemimpinan Dengan
Mutu Pelayanan Pasien Rawat Inap Di Rumah Sakit Waled Kab. Cirebon. Syntax
Literate; Jurnal Ilmiah Indonesia, 2(4), 34�65.
Raharjo, Sahid. (2014). Cara Melakukan Uji
Linearitas dengan Program SPSS. Blog Sahid Raharjo.
Raharjo, Sahid. (2017). Panduan Uji
Heteroskedastisitas dengan Gambar Scatterplots SPSS. Retrieved from SPSS
Indonesia: www. spssindonesia. com.
Sekaran, Uma, & Bougie, Roger. (2016). Research
methods for business: A skill building approach. John Wiley & Sons.
Sugiyono. (2017). Metode Penelitian
Pendidikan. Bandung: Alfabeta.
Sulistyastuti, Erwan Agus Purwanto dan Dyah
Ratih. (2017). Metode Penelitian Kuantitatif. Yogyakarta: Gava Media.
Talim, M. Banowati. (2018). Analisis
hubungan kepemimpinan transformasional dengan motivasi kerja pegawai di lembaga
pendidikan tinggi. Program Magister Manajemen Program Pascasarjana
Universitas Katolik Parahyangan.
Thoha, Mifiah. (2013). Kepemimpinan Dalam
Manajemen, edisi 1, Jakarta, PT. Raja Grafindo.
U�ar, Ahmet Cengiz, Eren, Erol, &
Erzengin, Esra. (2012). Determination of the relationship between leadership
perceptions of blue collars and organizational outcomes by using MLQ analysis. Procedia-Social
and Behavioral Sciences, 41, 196�208.
Uviyanti, Siti, & Pramuka, Bambang Agus.
(2020). Pengaruh Sistem Informasi Akuntansi Terhadap Kualitas Laporan Bantuan
Operasional Sekolah (Bos). Syntax Literate; Jurnal Ilmiah Indonesia, 5(7),
471�480.