Syntax
Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia p�ISSN: 2541-0849
e-ISSN:
2548-1398
Vol.
6, No. 7, Juli 2021
�
ANALISIS PENURUNAN TANAH DENGAN PLAXIS 2D DAN 3D PADA
PROYEK REKLAMASI BELAWAN
Rudianto Surbakti
Universitas Medan Area (UMA) Medan Sumatera Utara, Indonesia
Email: [email protected]
Abstrak
Penurunan tanah adalah masalah yang sering ditemukan pada konstruksi diatas tanah lunak selain pergerakan tanah dan pergeseran tanah. Tanah dengan konsistensi lunak dan memiliki permeabilitas rendah akan lambat mengalirkan air pori dalam tanah sehingga diperlukan penanganan khusus untuk mempercepat prosesnya. Salah satu metode untuk mempercepat proses pengaliran air pori pada tanah dasar yaitu dengan memberikan beban Preloading dan pemancang PVD (Pre-fabricated Vertical Drain). PVD mampu mempercepat keluarnya air pori tanah sehingga proses konsolidasi bisa berlangsung lebih cepat. Data harian penurunan tanah yang terjadi di lapangan dicatat dari settlement plate yang dipasang di lapangan. Analisis ini bertujuan untuk mengetahui perbandingan antara penurunan tanah yang dihitung menggunakan program Plaxis 2D dan 3D dibandingkan dengan penurunan yang tercatat pada settlement plate. Analisis menunjukkan bahwa besar penurunan yang terjadi pada Plaxis 2D adalah 6,47 meter dan dari analisis Plaxis 3D adalah 6,356 meter. Penurunan yang terjadi menurut pengamatan settlement plate di lapangan adalah 6,32 meter. Dapat disimpulkan bahwa analisis dengan menggunakan Plaxis 3D lebih mendekati penurunan hasil observasi dibandingkan dengan menggunakan Plaxis 2D.
Kata Kunci: preloading, PVD (Pre-fabricated Vertical Drain), Plaxis, penurunan tanah.
Abstract
Land subsidence is a
problem that is often found in construction on soft soil other than displacement
and disposition of soil. Soil with a soft consistency and low permeability will
slowly drain the pore water in the soil so special handling is needed to speed
up the process. One of the methods to speed up the process of pore water drainage
in the subgrade is by applying the preloading load and staking the PVD
(Pre-fabricated Vertical Drain). PVD is able to accelerate the discharge of
soil pore water so that the consolidation process can take place faster. Daily
data of land subsidence that occurs in the field are recorded from the
settlement plates installed in the field. This analysis aims to determine the
comparison between settlement of soil which �calculated using the Plaxis 2D and 3D program compared to the settlement �recorded on the settlement plate. The analysis
shows that large of settlement that occurred in Plaxis
2D was 6.47 meters and from Plaxis 3D �analysis was 6.356
meters. While the settlement that occurred according to observations of
settlement plates in the field was 6,32 meters. It can be concluded that the
analysis using Plaxis 3D is closer to the observation
settlement compared to using Plaxis 2D.
Keyword: preloading, PVD
(Pre-fabricated Vertical Drain), Plaxis, settlement
of soil.
Pendahuluan
Sifat tanah lunak yang buruk menyebabkan diperlukannya penelitian mendalam mengenai potensi penurunan tanah yang terjadi. Faktor-faktor yang menyebabkan tanah lunak memiliki karakteristik buruk adalah karena tanah ini memiliki kadar air yang tinggi, ukuran butiran yang kecil serta gradasi butiran yang buruk (Andriani, Yuliet, & Fernandez, 2012). Kadar air tanah dapat dikurangi maka daya dukung dan sudut gesernya dapat ditingkatkan, namun proses menurunkan kadar air ini menjadi sulit dikarenakan permeabilitas tanah yang sangat rendah. Dikarenakan tanah lunak memiliki kuat geser rendah dan kompresibilitas tinggi, jika tidak diselidiki dengan seksama akan menyebabkan ketidakstabilan dan penurunan tanah yang berbahaya bagi konstruksi (Permukiman & Wilayah, 2002).
Mengatasi hal
ini maka perlu dilakukan penanganan tanah agar air tanah dapat keluar
dan tanah dapat terkompresi sehingga dapat meningkatkan daya dukungnya. Penambahan PVD untuk menaikkan permeabilitas tanah dan penambahan beban preloading merupakan salah satu metode yang umum digunakan untuk menangani tanah-tanah lunak. Metode pembebanan awal (preloading) dan drainase
vertikal mampu untuk meningkatkan kekuatan geser tanah lunak dan mengeluarkan air pori dalam tanah (Xu, 2017).
Metode element hingga
menggunkan Plaxis sangat umum digunakan
untuk menganalisa masalah-masalah geoteknik. Dimana
progam ini mampu menghitung dan menganalisa berbagai masalah geoteknik seperti penurunan, pergerakan dan tegangan-tegangan
yang beerja (Pertiwi, 2014). Program ini dirancang untuk
dapat melakukan pembuatan geometri yang akan dianalisa. Berdasarkan data tanah hasil penyelidikan geoteknik dan laboratorium yang diperoleh dari lapangan dapat dihasilkan potensi besar penurunn yang akan terjadi (Rujikiatkamjorn, Indraratna, & Chu,
2008).
Berapa besar penurunan tanah yang terjadi dapat dihitung
dan dianalisa dengan finite
element method yaitu dengan
menggunakan software Plaxis
2D dan 3D. Penurunan sebenarnya
yang terjadi di lapangan dicatat melalui penurunan settlement plate yang dipasang
(Hird, Pyrah, Russell, & Cinicioglu,
1995). Hasil perhitungan penurunan tanah dari pemodelan
2D dan 3D dapat dibandingkan
sehingga diperoleh metode mana yang paling mendekati
penurunan yang sebenarnya
di lapangan. Masih menjadi perdebatan manakah yang lebih efisien dalam
menggunakan Plaxis 3D atau 2D sebagai penentu besar penurunan
yang akan terjadi di lapangan. Penelitian ini� bertujuan untuk mengtahui manakah software yang paling efektif
digunakan dalam perencanaan konstruksi diatas tanah lunak.
Manfaat dari penelitian ini adalah untuk memudahkan
para perencana konstruksi untuk menentukan manakah antara Plaxis 2D dan 3D yang paling efisien
digunakan dalam perencanaan proyek. Analisis ini bertujuan
untuk mengetahui perbandingan antara penurunan tanah yang dihitung menggunakan program Plaxis 2D dan 3D dibandingkan dengan penurunan yang tercatat pada settlement
plate.
Metode Penelitian
Metode yang digunakan
dalam penelitian ini adalah memodelkan
dimensi pekerjaan reklamasi serta tahapan-tahapan penimbunannya dengan menggunakan software
Plaxis 2D dan 3D. Dimana data-data yang diperlukan untuk proses analisis data diperoleh dari hasil laboratorium
dan pengujian lapangan yang
dilakukan pada proyek tersebut.
Penelitian ini,
yang fokus menjadi tinjauan penelitian adalah lokasi reklamasi
yang menggunakan metode pra-pembebanan yang digbungkan dengan pemasangan pre-fabricated
vertical drain. Pekerjaan reklamasi
ini akan berdampingan langsung dengan lokasi pengerukan
alur nelayan, sehingga pada perhitungan nantinya harus memperhitungkan kedalaman pengerukan yang telah dikerjakan, hal ini dimaksudkan agar hasil perhitungan yang dilakukan dapat diperoleh dengan hasil seakurat mungkin (Sengul, Edil, & Ozaydin, 2017).
Ada beberapa tahapan
dalam proses analisis data
yang dilakukan pada penelitian
ini, mulai dari analisa hasil
pengujian laboratorium sampel tanah sampai
proses perhitungan dengan menggunakan Plaxis 2D dan 3D. Sebagai pembanding antara perhitungan Plaxis 2D dan 3D dengan penurunan sebenarnya di lapangan digunakan data
settlement plate S-13, yang mana lokasinya paling dekat dengan lokasi
pengujian tanah di lapangan (Tjie-Liong, 2014).
Gambar 1
Lokasi yang
Dimodelkan dalam Penelitian
Sumber: Penulis
Gambar 2
Potongan Melintang Lokasi yang Dianalisis setelah Selesai Pekerjaan Preloading
Sumber: Penulis
Tahapan-tahapan
yang dilakukan pada proses penelitian adalah sebagai berikut: Tahap pertama, pengumpulan data properties tanah dari hasil
laboratorium, data settlement plate S-13, data properties tanah timbun
yang digunakan, dan stratifikasi tanah yang diperoleh dari hasil boring BH-02. Tahap kedua:
perhitungan waktu dan tahapan proses penimbunan yang diambil dari data settlement plate
S-13, mulai dari galian sand replacement sampai dengan elevasi puncak
penimbunan. Tahap ketiga: perhitungan efek smear zone yang diakibatkan
oleh pemancangan pre-fabricated vertical drain dengan menggunakan Mandrel. Tahap keempat: perhitungan waktu dan
kedalaman penurunan (konsolidasi) tanah dengan kombinasi pra-pembebanan dan PVD
menggunakan Plaxis 2D dan 3D. Tahap kelima: membandingkan dan menganalisa� hasil perhitungan dengan realisasi penurunan
yang terjadi di lapangan (Iskandar &
Silalahi, 2018).
Hasil dan Pembahasan
Waktu pelaksanaan yang dubutuhkan
untuk setiap tahapan pekerjaan lapangan dapat
diperoleh dari data pengukuran harian yang terdapat pada settlement plate
S-13. Dimana pada data settlement plate selain tercatat penurunan
instrument juga tercatat penambahan elevasi tanah timbunan setiap harinya. Dari
data ini diketahui� berapa lama waktu
yang dibutuhkan untuk menaikkan elevasi timbunan pada setiap tahapan
pekerjaannya. Dimana tahapan-tahapan pelaksanaan pekerjaannya adalah sebagai
berikut:
1.
Tahap 1 : Pekerjaan galian tanah untuk
penimbunan sand replacement selama 30 hari
2.
Tahap 2 : Pekerjaan timbunan sand
replacement selama 10 hari
3.
Tahap 3: Pekerjaan timbunan underwater
selama 3 hari
4.
Tahap 4: pekerjaan timbunan above
water selama 3 hari
5.
Tahap 5: konsolidasi timbunan selama 6
hari
6.
Tahap 6: pemasangan PVD dan settlement
plate selama 10 hari.
7.
Tahap 7: penimbunan preloading tahap 1
setinggi 1,5 meter selama 43 hari.
8.
Tahap 8: penimbunan preloading tahap 2
setinggi 0,7 meter selama 1 hari.
9.
Tahap 9: penimbunan preloading tahap 3
setinggi 2,6 meter selama 1 hari.
10. Tahap
10: penimbunan preloading tahap 4 setinggi 0,8 meter selama
1 hari.
11. Tahap
11: penimbunan preloading tahap 5 setinggi 1,1 m selama 7 hari.
12. Tahap
12: konsolidasi akhir timbunan selama 89 hari.
Memodelkan pekerjaan galian dan
timbunan agar sesuai dengan kondisi sebenarnya di lapangan, ada
beberapa kondisi yang harus diperhatikan yaitu: pertama, initial condition dimana
kondisi penampang belum dilakukan galian untuk sand replacement. Kedua,
kondisi setelah dilakukan galian sand replacement sebelum dilakukan
penimbunan, pada kondisi ini galian terbuka akan menyebabkan pergerakan tanah
menuju galian tersebut. Ketiga, kondisi setelah dilakukan penimbunan sand
replacement, reklamasi dibawah elevasi air laut dan reklamasi diatas
elevasi air laut. Keempat, kondisi setelah dipasangkan Pre-fabricated
Vertical Drain (PVD) dimana pada kondisi ini PVD yang sudah dimodelkan
diaktifkan dan tanah akan mengalami percepatan penurunan konsolidas dan kelima
kondisi pada saat dilakukan preloading dimana tahapan penimbunannya
harus sesuai dengan kondisi sebenarnya di lapangan (Indraratna, Bamunawita, Redana, &
McIntosh, 2003).
Gambar
3
Potongan Melintang
Konstruksi yang Sudah Dimodelkan di Plaxis
Sumber: Penulis
Seluruh
tahapan perhitungan dimasukkan ke dalam
program Plaxis 2D dengan benar, maka program dapat melakukan perhitungan. Hasil output� perhitungannya menunjukkan bahwa penurunan vertikal yang terjadi berada dibawah timbunan preloading
adalah 6,615 meter, sedangkan
pada titik tinjauan yaitu lokasi pemasangan
settlement plate terjadi penurunan
sebesar -6.470 meter (Setyanto, Zakaria,
& Giwa, 2016).
Gambar 4
Penyebaran Penurunan pada Model Plaxis 2D
Sumber: Penulis
����������� Hubungan antara waktu
pelaksanaan pekerjaan dengan penurunan yang terjadi pada titik tinjauan settlement
plate S-13 dapat dilihat pada grafik berikut ini:
Gambar 5
Grafik Hubungan Antara Vertical Displacement dengan Waktu di Titik Settlement Plate S-13
Sumber: Penulis
Sama halnya
dengan permodelan dengan Plaxis 2D, pada Plaxis 3D langkah awal yang harus
dilakukan adalah memodelkan geometri tanah yang akan dianalisis. Model
penampang lapisan tanah pada Plaxis 3D digambarkan 1 baris PVD dimana lebar model
adalah 1,5 meter.
Sedangkan panjang permodelan adalah 200 meter untuk mengakomodir keseluruhan
struktur yang ada dilapangan yaitu sand replacement dan preloading (Li, Vaudel, Zhang,
Ren, & Wen, 2019). Tahapan-tahapan perhitungan yang sama dengan model di
Plaxis 2D, diperoleh hasil perhitungan penurunan di Plaxis 3D adalah 6,356 meter dengan penyebaran penurunan tanah dasar seperti
gambar berikut:
Gambar 6
Penyebaran Penurunan Tanah pada Model Plaxis 3D
Sumber: Penulis
Grafik
penurunan tanah terhadap waktu pelaksanaan pekerjaan menunjukkan bagaimana pola
penurunan tanah yang terjadi. Dari grafik terlihat
bahwa ketika
pekerjaan galian sand key, lapisan tanah di lokasi tinjauan mengalami penurunan akibat lateral
displacement. Kemudian lapisan tanah mengalami vertical displacement pada saat sand
replacement ditimbun
pasir. Vertical
Displacement yang terjadi disebabkan oleh adanya tegangan yang diberikan oleh pasir timbun yang menyebabkan terangkatnya lapisan-lapisan dengan tegangan yang lebih rendah (Ueng, 2012).
Penurunan
terjadi dengan lambat ketika PVD belum dipasang dan semakin cepat setelah
PVD dipasang menembus lapisan tanah lunak. PVD mampu
menaikkan permeabilitas
tanah sehingga desipasi
air posi semakin cepat. Masa
tunggu preloading selama 89 hari, grafik
penurunan tanah mulai melambat sampai akhirnya tidak terjadi penurunan
tanah lagi (Nguyen, Yun, & Kim,
2018).
Gambar 6
Grafik Hubungan Antara Vertical Displacement dengan Waktu Di Titik Settlement Plate S-13
Sumber: Penulis
Kedua
permodelan yang menggunakan
data-data dan karakteristik tanah yang sama, namun
permodelan pertama menggunakan
program Plaxis 2D dan permodelan
kedua Plaxis 3D, diketahui bahwa penurunan tanah yang terjadi dari permodelan Plaxis 3D lebih dekat dengan penurunan observasi lapangan.
Hasilnya seperti tertera pada tabel berikut:
Tabel 1
Rekapitulasi Hasil Perhitungan Penurunan Tanah
Permodelan |
Berdasarkan Settlement Plate (m) |
Prediksi Penurunan |
Perbedaan
Penurunan Prediksi dengan Lapangan (cm) |
Persentasi Perbedaan Penurunan (%) |
|
PLAXIS 2D |
-6.320 |
-6.470 |
-15,036 |
2,379 |
|
PLAXIS 3D |
-6.356 |
-3.58 |
0.566 |
Sumbar: Penulis
Hasil penelitian
sebelumnya yang dilakukan (Hayati, 2019)
menyimpulkan bahwa penurunan hasil pemodelan Plaxis 3D lebih mendekati aktual lapangan. Hasil tersebut senada dengan hasil dari
penelitian ini. Plaxis 3D juga menunjukkan pada saat konsolidasi akhir selama 89 hari, penurunan tanah
tidak terlalu signifikan dan stabil. Plaxis 2D menunjukkan bahwa penurunan
masih relatif besar di awal-awal waktu konsolidasi akhir (Napitupulu,
Roesyanto, & Iskandar, 2021). Perbandingannya pola penurunan tanah hasil
analisis Plaxis 2D dan 3D dapat dilihat pada gambar berikut ini:
Gambar 7
Perbandingan Pola Penurunan Model Plaxis 2D, Plaxis 3D dan Aktual Lapangan
Sumber: Penulis
Kesimpulan
Penurunan konsolidasi menggunakan
pemodelan Plaxis 3D memberikan hasil yang lebih mendekati keadaan sebenarnya di
lapangan dibandingkan dengan pemodelan Plaxis 2D. Hasil perhitungan dan pola
penurunan tanah dengan Plaxis 3D lebih akurat dibandingkan dengan hasil
perhitungan Plaxis 2D. Plaxis 3D lebih mendekati kondisi sebenarnya dilapangan
dikarenakan pergerakan tanah dianalisis ke sumbu x, y dan z yang merupakan
gambaran sebenarnya lapangan. Penelitian berikutnya dapat diteliti efek penggunaan
alat pancang PVD (smear zone) terhadap permeabilitas tanah dasar
terhadap besar penurunan tanah yang terjadi.
Andriani, Andriani, Yuliet, Rina, &
Fernandez, Franky Leo. (2012). Pengaruh Penggunaan Semen sebagai Bahan
Stabilisasi pada Tanah Lempung Daerah Lambung Bukit terhadap Nilai CBR Tanah. Jurnal
Rekayasa Sipil (JRS-Unand), 8(1), 29�44. Google
Scholar
Hayati, Titi. (2019). Analisis Pengaruh
Smear Zone pada Penurunan dan Waktu Konsolidasi Proyek Reklamasi Belawan Fase
II dengan Plaxis 2D dan 3D. Medan: Universitas Sumatera Utara. Google
Scholar
Hird, C. C., Pyrah, I. C., Russell, D.,
& Cinicioglu, F. (1995). Modelling the effect of vertical drains in
two-dimensional finite element analyses of embankments on soft ground. Canadian
Geotechnical Journal, 32(5), 795�807. Google
Scholar
Indraratna, Buddhima, Bamunawita, C.,
Redana, I. W., & McIntosh, G. (2003). Modelling of prefabricated vertical
drains in soft clay and evaluation of their effectiveness in practice. Proceedings
of the Institution of Civil Engineers-Ground Improvement, 7(3),
127�137. Google
Scholar
Iskandar, R., & Silalahi, S. A. (2018).
Soil settlement analysis in soft soil by using preloading system and
prefabricated vertical draining runway of Kualanamu Airport. IOP Conference
Series: Materials Science and Engineering, 309(1), 1-8. 12024. IOP
Publishing. Google
Scholar
Li, Kai, Vaudel, Marc, Zhang, Bing, Ren,
Yan, & Wen, Bo. (2019). PDV: an integrative proteomics data viewer. Bioinformatics,
35(7), 1249�1251. Google
Scholar
Napitupulu, Melvi Maulita, Roesyanto,
Roesyanto, & Iskandar, Rudi. (2021). Analisa Konsolidasi Di Area Non
Sand-Key pada Areal Reklamasi Proyek Pengembangan Pelabuhan Belawan-Phase I
Menggunakan Plaxis 2D dan 3D. Syntax Literate; Jurnal Ilmiah Indonesia, 6(1),
311�320. Google
Scholar
Nguyen, Ba Phu, Yun, Dae Ho, & Kim, Yun
Tae. (2018). An equivalent plane strain model of PVD-improved soft deposit. Computers
and Geotechnics, 103, 32�42. Google
Scholar
Permukiman, Departemen, & Wilayah,
Prasarana. (2002). Panduan Geoteknik 4. Edisi Pertama, Jakarta: Departemen
Permukiman dan Prasarana Wilayah. Google
Scholar
Pertiwi, Dea. (2014). Persyaratan
Perencanaan Geoteknik dan keGemPaan. Bandung: Kementerian Pekerjaan Umum
Badan Penelitian dan Pengembangan Pusat. Google
Scholar
Rujikiatkamjorn, Cholachat, Indraratna,
Buddhima, & Chu, Jian. (2008). 2D and 3D numerical modeling of combined
surcharge and vacuum preloading with vertical drains. International Journal
of Geomechanics, 8(2), 144�156. Google
Scholar
Sengul, Tayfun, Edil, Tuncer, &
Ozaydin, Kutay. (2017). Laboratory determination of smear and transition zones
due to prefabricated vertical drain installation. Marine Georesources &
Geotechnology, 35(7), 895�904. Google
Scholar
Setyanto, Setyanto, Zakaria, Ahmad, &
Giwa, Permana. (2016). Analisis Stabilitas Lereng dan Penanganan Longsoran
Menggunakan Metode Elemen Hingga Plaxis V. 8.2 (Studi Kasus: Ruas Jalan
Liwa�Simpang Gunung Kemala STA. 263+ 650). Journal Rekayasa, 20(2),
119�138. Google
Scholar
Tjie-Liong, Gouw. (2014). Common mistakes
on the application of Plaxis 2D in analyzing excavation problems. International
Journal of Applied Engineering Research, 9(21), 8291�8311. Google
Scholar
Ueng, T. S. (2010). Shaking table tests for
studies of soil liquefaction and soil-pile interaction. Geotechnical
Engineering, 41(1), 77-104. Google
Scholar
Xu, Binbin. (2017). Influence of Surcharge
Preloading Improvement on Surrounding Environment Based on Plaxis 3D. IOP
Conference Series: Earth and Environmental Science, 100(1), 1-6. 12108.
IOP Publishing. Google
Scholar
Rudianto Surbakti (2021) |
First publication right: |
This article is licensed under: |