Syntax Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia
p�ISSN: 2541-0849
e-ISSN: 2548-1398
Vol. 5, No. 8, Agustus 2020
�
ANALISIS
PERSPEKTIF KEUANGAN, PELANGGAN, PROSES BISNIS DAN PERTUMBUHAN TERHADAP KINERJA
ORGANISASI PADA YAYASAN ACT JAKARTA
Pri Pantjaningsih
Fakultas Ekonomi STIE Manajemen Bisnis Indonesia Jakarta
Email: pripantjaningsih318@gmail.com
Abstract
This study aims to obtain
in-depth information on the application of financial, customer, internal
business, and growth perspectives in assessing organizational performance and
to obtain how much from the results of data processing each perspective can
assess organizational performance. This research uses a descriptive
quantitative analysis method. The results of this study: (1) The financial
perspective of the Aksi Cepat
Tanggap Foundation is generally categorized as good
(2) The overall consumer perspective can be categorized as good. (3) The
perspective of internal business processes as a whole is categorized as good
(4) The perspective of growth and performance learning at the Aksi Cepat Tanggap
Foundation can be categorized as good. The results of this study that the
performance assessment using the perspective of finance, customers, internal
business, and learning & growth of the Balanced Scorecard method can be
concluded that the better for each year.
Keywords: Balanced Scorecard; performance assessment;
foundation
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh informasi secara mendalam
terhadap penerapan perspektif keuangan, pelanggan, bisnis internal dan
pertumbuhan dalam menilai kinerja organisasi serta memperoleh seberapa besar
dari hasil olahan data masing masing-masing perspektif dapat menilai kinerja
organisasi. Penelitian menggunakan metode analisis deskriptif kuantitatif. Hasil
penelitian ini: (1) Perspektif keuangan Yayasan Aksi Cepat Tanggap secara umum
dikategorikan baik (2) Perspektif konsumen secara keseluruhan dapat
dikategorikan baik. (3) Perspektif proses bisnis internal secara keseluruhan
dikategorikan baik (4) Perspektif pertumbuhan dan pembelajaran kinerja Yayasan
Aksi Cepat Tanggap dapat dikategorikan baik. Hasil dari penelitian ini bahwa penilaian kinerja dengan
menggunakan perspektif keuangan, pelanggan, bisnis internal dan pembelajaran
& pertumbuhan metode Balanced
Scorecard dapat disimpulkan semakin baik untuk
setiap tahunnya.
Kata kunci: Balanced Scorecard; penilaian kinerja;
yayasan
Pendahuluan
Salah satu organisasi nirlaba
profesional yang memfokuskan kerja-kerja kemanusiaan pada penanggulangan
bencana mulai fase darurat sampai dengan fase pemulihan paska bencana yakni
Yayasan Aksi Cepat Tanggap (ACT). Pada
umumnya sumber dana yang digunakan untuk menjalankan kegiatan organisasi ACT yakni donasi
yang berasal dari sumbangan atau donatur dari orang-orang yang ingin membantu sesamanya. Donasi tersebut dapat berupa dana kemanusiaan atau sosial, sedekah
dan wakaf (Setianto, 2020).
Berdasarkan hasil penelitian
yang� diselenggarakan oleh UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta bekerjasama dengan Ford Foundation tentang potensi zakat,
infaq dan shadaqah belum termasuk Wakaf (selanjutnya disingkat ZISWaf)
disimpulkan bahwa potensi ZIS diluar Wakaf di Indonesia sebesar 19,3 triliun.
Penelitian dengan topik yang sama diselenggarakan oleh PIRAC mencatat bahwa
potensi dana ZISWaf sebesar 20 triliun. (https://www.rumahzakat.org/dahsyatnya-potensi-ziswaf-di-indonesia/). Dengan
begitu besarnya potensi dana publik yakni ZISWaf maka dibutuhkan lembaga
pengelola dana publik ZISWaf professional yang mampu mengahadapi persaingan
bisnis.
ACT merupakan salah satu
lembaga pengelola dana publik, begitu besar potensi dana publik maka dibutuhkan
suatu pengukuran kinerja setiap periode. Kinerja dalam suatu periode tertentu
dapat dijadikan acuan untuk mengukur tingkat keberhasilan organisasi. Oleh
Karena itu, sistem kinerja yang sesuai dan cocok untuk organisasi sangat
diperlukan agar suatu organisasi mampu bersaing dan berkembang.
Dari hasil uraian tersebut,
dapat diartikan penelitian ini bertujuan agar dapat memperoleh hasil kinerja
ACT pada suatu periode tertentu sebagai alat ukur untuk mengukur tingkat
keberhasilan. Dan penelitian ini juga bermanfaat bagi donatur dan juga masyarakat
agar dapat digunakan sebagai alat control
ataupun evaluasi pada kinerja Lembaga ACT, serta bagi ilmu pengetahuan dapat
dijadikan tolak ukur sebagai ukuran di periode tertentu.
Pengukuran kinerja
menjadi salah satu faktor yang sangat penting bagi organisasi. Sistem
pengukuran kinerja dapat menjadi alat pengendalian organisasi karena pengukuran
kinerja dibuat dengan menetapkan reward
dan punishment system. Sistem pengukuran kinerja tradisional merupakan salah satu cara
yang umumnya digunakan oleh manajemen tradisional untuk mengukur kinerja (Pramadhany
& Rahardjo, 2011). Pengukuran kinerja secara tradisonal lebih menekankan kepada
aspek keuangan, Karena lebih mudah diterapkan sehingga tolok ukur kinerja
perusahaan diukur berkaitan dengan aspek keuangan saja. Sistem ini lazim
dilakukan dan mempunyai beberapa kelebihan, akan tetapi karena hanya
mentikberatkan pada aspek keuangan tentunya menimbulkan adanya kelemahan.
Ukuran kinerja yang baik tidak
hanya mampu meningkatkan kinerja organisasi namun juga membawa perubahan positif dalam memenuhi harapan publik atas pelayanan yang diberikan (Fitriyani,
2014). Untuk meningkatkan
kinerja organisasi, maka diperlukan suatu sistem berbasis kinerja, kinerja yang
baik harus mempunyai sistem pengukuran kinerja yang andal dan berkualitas,
sehingga diperlukan penggunaan ukuran kinerja yang tidak hanya mengandalkan
aspek keuangan saja tetapi juga memperhatikan aspek-aspek non-keuangan. Ada
banyak hal yang perlu diperhatikan dalam peningkatan kinerja perusahaan di
antaranya peningkatan kualitas sumber daya manusia, peningkatan kualitas
pelayanan yang diberikan, peningkatan kualitas manajemen dan peningkatan
efisiensi (Nurhayati,
2018). Indikator� perusahaan� telah� mencapai� tujuan,� visi� dan� misi� biasanya dapat� dilihat� dari� hasil� kinerja� dan� nilai� pasar� perusahaan (Wijaya,
2012).
Balanced Scorecard merupakan
alat untuk mengimplementasikan
strategi, selain itu dapat menyelaraskan berbagai fungsi (divisi, departemen,
seksi) agar segala keputusan dan kegiatannya di dalam masing-masing fungsi
tersebut dapat dimobilisasikan untuk mencapai tujuan perusahaan. Tujuan dan tolak ukur
dikembangkan untuk setiap 4 (empat) perspektif yaitu:
perspektif keuangan, perspektif pelanggan, perspektif proses usaha dan perspektif pembelajaran dan pertumbuhan (Alimudin,
2017). �Balanced scorecard digunakan untuk membantu perusahaan dalam merumuskan dan merencanakan strategi yang tepat untuk mengembangkan usaha tersebut dengan tidak melupakan
kapasitas dari perusahaan itu sendiri (Aulia
& Ikhwana, 2012).
Tabel 1 Operasional Variabel
Variabel |
Dimensi |
Indikator |
Skala |
Variabel (X) Perspektif Keuangan : rasio yang digunakan untuk mengukur
kinerja keuangan dengan rumus rasio efektivitas metode value for money (Hadiyati,
2014). |
Realisasi perolehan donasi 2016-2018 Target penerimaan donasi 2016-2018 |
Rasio Efektivitas per tahun: Realisasi Penerimaan donasi x 100% Target
penerimaan donasi |
Rasio |
Perspektif pelanggan: rasio yang
digunakan untuk mengukur kepuasan pelanggan terhadap pelayanan organisasi (Hadiyati,
2014). |
Rasio Akuisisi donatur 2016-2018 |
Rasio akuisisi donatur : jumlah donatur baru X 100% total donatur |
Rasio |
Rasio retensi donatur 2016-2018 |
Rasio retensi donatur: jumlah donatur lama dalam 1 periode� x 100% total jumlah donatur |
Rasio |
|
Tingkat Kepuasan donatur 2018 |
a. Wujud fisik |
Likert |
|
b. Keandalan |
|||
c. Daya tanggap |
|||
d. Jaminan |
|||
e. Empati |
|||
Perspektif Bisnis internal: perspektif
yang digunakan untuk mengukur keunggulan organisasi melalui perbaikan proses
internal organisasi. |
Rasio Retensisi karyawan 2016-2018 |
Rasio retensisi karyawan: jumlah karyawan keluar per periode x 100%
jumlah total |
Rasio |
Rasio Produktivitas karyawan 2016-2018 |
Rasio produktivitas karyawan: peningkatan penerimaan donasi x 100% jumlah
total karyawan |
Rasio |
|
Tingkat keberhasilan organisasi dalam
melakukan perbaikan dan menambah nilai bagi pelanggan dan stakeholders |
a. Motivasi |
Likert |
|
b. Kesempatan mengembangkan diri |
Likert |
||
c. Inovasi |
Likert |
||
d. Suasana dalam bekerja |
Likert |
||
Variabel (Y) Kinerja : Kinerja merupakan
hasil dari evaluasi terhadap pekerjaan yang telah selesai dilakukan, hasil
dari pekerjaan tersebut dibandingkan dengan kriteria yang telah ditetapkan
bersama. Pengukuran kinerja organisasi dapat dilakukan dengan penggunakan
laporan internal data organisasi dan penyebaran quesioner sebagai dasar untuk
melakukan pengukuran kinerja. Herwanto (2018) |
Rasio Efektivitas |
Laporan hasil penilaian kinerja
organisasi berdasarkan perspektif keuangan, perspektif pelanggan, perspektif
bisnis internal dan perspektif pertumbuhan dan pembelajaran |
Rasio |
Rasio Akuisisi donatur |
Rasio |
||
Rasio retensi donatur |
Rasio |
||
Tingkat kepuasan donatur dan penerima |
Likert |
||
Rasio inovasi |
Rasio |
||
Rasio proses operasi |
Rasio |
||
Rasio Retensisi karyawan |
Rasio |
||
Rasio produktivitas karyawan |
Rasio |
||
Tingkat kepuasan karyawan |
Likert |
Gambar 1 Model Penelitian
Hipotesis
H0� :� Diduga perspektif keuangan, pelanggan, bisnis internal dan pertumbuhan
& pembelajaran tidak dapat menilai kinerja
organisasi
H1� :� Diduga perspektif keuangan dalam metode Balanced
Scorecard dapat menilai
kinerja organisasi
H2� :� Diduga perspektif pelanggan dalam metode Balanced
Scorecard dapat menilai
kinerja organisasi
H3� :� Diduga perspektif bisnis internal dalam metode Balanced
Scorecard dapat menilai
kinerja organisasi
H4� :� Diduga perspektif pertumbuhan dan pembelajaran dalam metode Balanced Scorecard dapat menilai kinerja organisasi
H5� : Diduga
hasil olahan data terhadap penerapan perspektif keuangan, pelanggan, bisnis internal dan pertumbuhan dapat menilai kinerja organisasi.
Metode Penelitian
Sebelum dilakukan perhitungan dan pengolahan dengan
menggunakan alat analisis, maka semua instrumen penelitian diuji terlebih
dahulu untuk mengetahui apakah instrumen tersebut valid dan reliabel.
Pengujian instrumen dilakukan dengan menggunakan :
1.
Uji Validitas
2.
Reliabilitas
Analisis data yang digunakan dengan cara mengukur masing-masing
perspektif yang terdiri dari perspektif keuangan, bisnis internal, penggan serta pertumbuhan.
Dalam penelitian ini analisis data yang dilakukan untuk mengetahui penilaian kinerja dengan menggunakan Balanced
Scorecard, yakni dengan
tahapan:
a.
Mengukur kinerja dari
perspektif keuangan
Rumus = Realisasi Perolehan donasi x 100%
����������������� Target Penerimaan
donasi
b. Mengukur kinerja dari perspektif
pelanggan
c. Kemampuan Pemerolehan Donatur (Akuisisi Donatur):
Mengukur tingkat kemampuan lembaga dalam mendapatkan
pelanggan (donatur) baru (Pramadhany &
Rahardjo, 2011).
Rumus
= Jumlah Donatur baru x 100%
���������� ������������ Total Donatur
d.
Kemampuan Mempertahankan Donatur (Retensisi Donatur):
Mengukur tingkat dimana lembaga dapat mempertahankan
hubungan dengan pelanggan dalam hal ini donatur
(Pramadhany &
Rahardjo, 2011)
Rumus
= Jumlah Donatur
non aktif dalam 1 periode x 100%
��������������������������� ������������������� Total jumlah
Donatur
e.
Tingkat kepuasan Donatur
IKK=PP
������� Dimana:
����������� IKK���� = indeks kepuasan karyawan
����������� PP������� = perceived
performance
IK Maks�� = R x PP x EX maks
IK Min���������������� =
R x PP x EX min
Interval���� =
(IK maks � IK min)
Dimana:
PP������������ =
Banyak pertanyaan
R������������� = Jumlah Responden
EX min���� = skor minimal yang diberikan
EX maks�� = skor maksimal yang diberikan
f.
Mengukur kinerja dari
perspektif bisnis internal
1) Inovasi,
Inovasi
=������ Jumlah
perolehan program baru
x 100%
���������������������
������������������������������ Target
program baru
2) Proses Operasi,
Operasi = Jumlah pendapatan programx 100%
�������������������������� ������������������������� Target program
g. Perspektif pembelajaran dan pertumbuhan
Adapun pengukurannya sebagai berikut:
1) Retensi Karyawan
Rumus = Jumlah karyawan keluar per periode x 100%
�������������������������� �������� Jumlah total karyawan
2) Produktivitas Karyawan
Rumus
= Peningkatan penerimaan
donasi x 100%
������������������
����������������������� �Jumlah total karyawan
3) Peningkatan kepuasan karyawan,
sebagai berikut:
IKK=PP
Dimana :
����������� IKK���� = indeks kepuasan karyawan
����������� PP������� = perceived
performance
IK Maks��������� ����������� =
R x PP x EX maks
IK Min������������ ����������� =
R x PP x EX min
Interval����������� ����������� = (IK maks
� IK min)
Dimana:
PP������������������� ����������� = Banyak pertanyaan
R��������������������� ����������� = Jumlah Responden
EX min����������� ����������� = skor
minimal yang diberikan
EX maks��������� ����������� =
skor maksimal yang diberikan
5.���� Penilaian Kinerja Berdasarkan Balanced Scorecard
Tabel 2 Rating Scale
Rating Scale Skor |
Nilai |
-1 |
Kurang |
0 |
Cukup |
1 |
Baik |
��� ������������������������������Sumber: (Radithya
& Tin, 2011)
Setelah
menentukan rating scale, selanjutnya
adalah membuat ukuran kinerja berisi indikator-indikator yang akan digunakan
sebagai dasar pemberian skor. Ukuran kinerja dapat dilihat pada tabel berikut
ini:
Tabel 3 Ukuran Kinerja
Perspektif |
Sasaran
Strategik |
Ukuran |
Skor |
|
|
|
Hasil |
Pemacu
Kinerja |
|
Keuangan |
Rasio Ekonomi Rasio Efisiensi Rasio Efektivitas |
Penurunan biaya Pertumbuhan Pendapatan Peningkatan efisiensi Keuangan |
Revenue mix Cycle
effectiveness |
1 1 1 |
Pelanggan |
Meningkatnya kepercayaan pelanggan |
Kepuasan Pelanggan Retensi dan Akuisisi Pelanggan Profitabilitas Pelanggan |
a. Bertambahnya custumer baru b.Depth
of relationship c.Berkurangnya
keluhan |
1 1 1 |
Bisnis Internal |
Meningkatnya proses layanan kepada donator |
Inovasi Tingkat pelayanan |
Efisiensi Pelayanan |
1 1 |
Pembelajaran
dan Pertumbuhan |
Meningkatnya kapabilitas karyawan Meningkatnya komitmen karyawan |
Retensi dan Kepuasan Karyawan Pelatihan Karyawan |
a.Karyawan keluar berkurang b.Karyawan mengikuti latihan |
1 1 1 |
TOTAL |
10 |
Sumber : (Radithya & Tin, 2011)
A. Hasil Penelitian
a.
Uji Validitas perspektif
pelanggan
Untuk
persepektif pelanggan terdiri dari 15 butir pertanyaan dan pengujian di lakukan
terhadap 104 responden.
Tabel
4 Hasil Pengujian Validitas Kuesioner
Kepuasan Pelanggan
Item N=104 |
Hitung (r) |
Tabel (r) =
0.195 Signifikan =
0.05 dk = n-2 |
Hasil |
1 |
0.732 |
0.195 |
Valid |
2 |
0.732 |
0.195 |
Valid |
3 |
0.549 |
0.195 |
Valid |
4 |
0.613 |
0.195 |
Valid |
5 |
0.502 |
0.195 |
Valid |
6 |
0.465 |
0.195 |
Valid |
7 |
0.668 |
0.195 |
Valid |
8 |
0.365 |
0.195 |
Valid |
9 |
0.521 |
0.195 |
Valid |
10 |
0.531 |
0.195 |
Valid |
11 |
0.815 |
0.195 |
Valid |
12 |
0.488 |
0.195 |
Valid |
13 |
0.687 |
0.195 |
Valid |
14 |
0.736 |
0.195 |
Valid |
15 |
0.705 |
0.195 |
Valid |
Hasil
uji validitas: r hitung > r tabel yaitu 0.195 (α = 0.05) Dari hasil uji
validitas pada table 4.8 dapat dilihat bahwa semua pertanyaan valid, terlihat
dari r hitung lebih besar dari r tabel, jadi dapat diartikan bahwa pertanyaan
mampu mengungkapkan sesuatu yang di ukur oleh kuesioner.
b.
Uji Validitas perspektif
bisnis internal
Untuk
persepektif bisnis internal� terdiri dari
9 butir pertanyaan dan pengujian di lakukan terhadap 218 responden.
Tabel 5 Hasil Pengujian
Validitas bisnis internal
Item N=218 |
Hitung (r) |
Tabel (r) =
0.138 Signifikan =
0.05 dk = n-2 |
Hasil |
1 |
0.702 |
0.138 |
Valid |
2 |
0.642 |
0.138 |
Valid |
3 |
0.264 |
0.138 |
Valid |
4 |
0.593 |
0.138 |
Valid |
5 |
0.654 |
0.138 |
Valid |
6 |
0.695 |
0.138 |
Valid |
7 |
0.539 |
0.138 |
Valid |
8 |
0.619 |
0.138 |
Valid |
9 |
0.582 |
0.138 |
Valid |
���� ����Sumber: Data diolah 2020
Hasil
uji validitas: r hitung > r tabel yaitu 0.138 (α = 0.05), Dari hasil
uji validitas pada Tabel 5
dapat dilihat bahwa semua pertanyaan valid, terlihat dari r hitung lebih besar
dari r tabel, jadi dapat diartikan bahwa pertanyaan mampu mengungkapkan sesuatu
yang di ukur oleh kuesioner.
c.
Uji Validitas perspektif
pembelajaran dan pertumbuhan
Untuk
persepektif pembelajaran dan pertumbuhan �terdiri dari 8 butir pertanyaan dan pengujian
di lakukan terhadap 218 responden.
Tabel
6 Hasil Pengujian Validitas Persepektif
Pembelajaran dan pertumbuhan
Item �N=218 |
Hitung (r) |
Tabel (r) = 0.138 �Signifikan = 0.05 � dk = n-2 |
Hasil |
1 |
0.647 |
0.138 |
Valid |
2 |
0.724 |
0.138 |
Valid |
3 |
0.937 |
0.138 |
Valid |
4 |
0.844 |
0.138 |
Valid |
5 |
0.882 |
0.138 |
Valid |
6 |
0.843 |
0.138 |
Valid |
7 |
0.875 |
0.138 |
Valid |
8 |
0.628 |
0.138 |
Valid |
Sumber: Data
diolah 2020
Hasil
uji validitas: r hitung > r tabel yaitu 0.138 (α = 0.05), Dari hasil
uji validitas Tabel 6
dapat dilihat bahwa semua pertanyaan valid, terlihat dari r hitung lebih besar
dari r tabel, jadi dapat diartikan bahwa pertanyaan mampu mengungkapkan sesuatu
yang di ukur oleh kuesioner.
Pengujian
reabilitas dilakukan untuk mengetahui sejauh mana suatu alat ukur dapat di
percaya atau dapat di andalkan. Reliabilitas suatu konstruk variabel dikatakan
baik jika memiliki nilai Cronbanch�s Alpha lebih dari 0.700 (Ghozali & Latan, 2015).
Tabel 7 Hasil Uji Reliabilitas
No |
Persepektif |
Cronbanch�s |
Hasil |
Alpha |
|||
1 |
Pelanggan |
0.912 |
Reliabel |
2 |
Bisnis Internal |
0,814 |
Reliabel |
3 |
Pembelajaran dan
pertumbuhan |
0,782 |
Reliabel |
�� Sumber : Data diolah 2020
Rasio Efektivitas
Efektivitas
berkenaan dengan� apakah� suatu�
alternatif mencapai� hasil
(akibat) yang diharapkan, atau mencapai tujuan dari diadakan tindakan.Sehingga
ukuran efektivitas dapat diartikan sebagai suatu standar akan terpenuhinya
mengenai sasaran dan tujuan yang akan dicapai.
Rasio
Efektivitas = Realisasi perolehan donasi x 100%�
Target perolehan
donasi
Tabel 8 Rasio Efektivitas
Aksi Cepat Tanggap
Tahun |
Realisasi
Perolehan |
Target
Perolehan |
Rasio |
|
Donasi |
Donasi |
Efektivitas |
2016 |
Rp.146.000.000.000 |
186.000.000.000 |
78,80% |
2017 |
Rp.308.000.000.000 |
300.000.000.000 |
102,70% |
2018 |
Rp.616.000.000.000 |
664.000.000.000 |
92,98% |
Sumber: Laporan
Keuangan Aksi Cepat Tanggap
Berdasarkan
Tabel 8
diatas menunjukkan bahwa, realisasi pendapatan memang menunjukkan adanya
peningkatan dari tahun ke tahun. Hal ini menunjukkan Aksi
Cepat Tanggap terus meningkatkan baik kualitas maupun kuantitas dari program
yang ditawarkan agar dapat semakin menarik minat masyarakat untuk berdonasi ke
Aksi Cepat Tanggap.
a.
Kemampuan Pemerolehan
Donatur (Akuisisi Donatur), dengan rumus sebagai berikut:
Akuisisi
Donatur = Jumlah Donatur Baru x 100%
Total
Donatur
Tabel 9 Akuisisi Donatur Baru
Tahun |
Donatur Baru |
Jumlah Donatur |
Akuisisi |
2016 |
46.799 |
150.598 |
31,07% |
2017 |
68.740 |
219.338 |
31,33% |
2018 |
80.903 |
300,241 |
26,94% |
Sumber : Data
donatur Aksi Cepat Tanggap
Tabel 9 menunjukkan bahwa Aksi
Cepat Tanggap pada tahun 2016-2018 selalu ada pertambahan donatur baru dari
tahun ke tahun. Dari tahun 2016 ke tahun 2017 jumlah donatur baru yang
bertambah ada 219.338 donatur. Dari tahun 2017 ke tahun 2018 jumlah donatur
baru yang bertambah ada 300.241 donatur.
b.
Kemampuan mempertahankan
Donatur (Retensi Donatur)
Retensi
Donatur = Jumlah Donatur Lama dalam 1 periode x 100%
� Total Jumlah
Donatur
Tabel 10 Retensi Donatur
Aksi Cepat Tangap
Tahun |
Donatur Lama |
Jumlah Donatur |
Retensi Donatur |
2016 |
64.668 |
150.598 |
42,94% |
2017 |
92.379 |
219.338 |
42,11% |
2018 |
80.873 |
300,241 |
26,93% |
Sumber : Data
Donatur Aksi Cepat Tangap
Tabel
10
menunjukkan bahwa Aksi Cepat Tanggap pada tahun 2017 mengalami peningkatan
jumlah donatur lama, dan mengalami penurunan di tahun 2018. Dari tahun 2016 ke
tahun 2017 jumlah donatur lama� meningkat
sejumlah 27.711 donatur. Dari tahun 2017 ke tahun 2018 jumlah donatur lama
menurun sejumlah 11.506 donatur.
c.
Tingkat Kepuasan Donatur
Analisis
tingkat kepuasan donatur Aksi Cepat Tanggap
Tabel
11 Hasil kuesioner
tingkat kepuasan donatur
Indikator |
Pernyataan kuesioner |
Jumlah responden |
||||
SS |
S |
R |
TS |
STS |
||
Wujud fisik |
1.Ruang tunggu pelayanan kantor ACT bersih dan
nyaman |
33 |
68 |
3 |
0 |
0 |
2.Ketersediaan peralatan untuk mendukung kegiatan
sosial Ambulance peralatan medis dan peralatan penyelamatan |
38 |
57 |
9 |
0 |
0 |
|
3.ketersediaan fasilitas pendukung (tempat
ibadah,kantin dan ATM) |
49 |
53 |
2 |
0 |
0 |
|
Keandalan |
4.kecepatan dan kemudahan prosedur pelayanan yang
diberikan |
42 |
62 |
0 |
0 |
0 |
S.keakuratan��
pencatatan/administrasi donatur |
40 |
52 |
12 |
0 |
0 |
|
6.ketepatan penjelasaninformasiyang diberikan
karyav1an |
24 |
71 |
9 |
0 |
0 |
|
Daya Tanggap |
7.Komplain dari donatur langsung dttangani oleh
karyawan dengan cepat dan baik |
31 |
71 |
2 |
0 |
0 |
8.karyawan segera memberikan bantuan bila ada� kesulitan pada donatur |
3S |
67 |
2 |
0 |
0 |
|
9.karyawan mudah dihubungi oleh donatur |
26 |
67 |
9 |
0 |
0 |
|
Jaminan |
10.Keramahan dan kesopanan karyawan menimbulkan rasa
aman dan percava |
37 |
65 |
2 |
0 |
0 |
11.ACT merupakanlembaga profesionaldalam
mendistribusikan |
42 |
62 |
0 |
0 |
0 |
|
12. karyawan dan relawan ACT ahlidan terampildalam
membantu penyelamatan dan pemulihan para korban bencana |
34 |
63 |
7 |
0 |
0 |
|
Empati |
13. Pelayanan kepada semua donatur tanpa memandang
status |
42 |
60 |
2 |
0 |
0 |
14. karyawan melayani donatur dengan baik dan
memuaskan |
27 |
70 |
7 |
0 |
0 |
|
15. Ketersedian dan kecukupan waktu bagi donatur
untuk berkonsultasi |
26 |
76 |
2 |
0 |
0 |
|
Bobot Skor |
(5) |
(4) |
(3) |
(2) |
(1) |
|
Persentase (%) |
33,72 |
61,79 |
4,36 |
0 |
0 |
Sumber
: Data Priemer Diolah
Dari
tabel diatas 11
hasil perhitungan kuesioner di dapat 33,72 % responden menyatakan sangat puas,
61,79 % responden menyatakan puas, 4,29 % responden menyatakan ragu, 0 %
responden menyatakan tidak puas dan 0 % responden menyatakan sangat tidak puas.
a.
Pengukuran Proses Inovasi
����������������������� Proses
Inovasi = Jumlah Pendatapan jasa/program
baru x 100%
Target Inovasi
Tahun |
Jumlah pendapatan program baru |
Target Inovasi |
Proses Inovasi |
2016 |
3.586.158.830 |
5.000.000.000 |
71,72% |
2017 |
28.759.277.593 |
35.000.000.000 |
82,16% |
2018 |
60.443.880.493 |
70.000.000.000 |
86,34% |
Tabel 12 Rasio proses
inovasi
Sumber : Data
Donatur Aksi Cepat Tangap
Tabel
12
menunjukkan bahwa Aksi Cepat Tanggap pada tahun 2016-2018 selalu mmegalami
peningkatan proses inovasi.
b.
Pengukuran Proses Operasi
masing-masing program, dengan rumus sebagai berikut:
����������������������� Proses
Operasi =�
Realisasi perolehan masing-masing
program x
100%
Target
perolehan program
Tabel 13 Pengukuran jumlah peningkatan operasi
masing-masing program
Program |
Rasio
Proses Operasi |
||
2016 |
2017 |
2018 |
|
Program kemanusiaan |
91% |
157% |
110% |
Program Qurban |
58% |
56% |
67% |
Program Wakaf |
40% |
29% |
34% |
Program Wakaf |
75% |
70% |
45% |
Sumber : Data
Donatur Aksi Cepat Tangap
Tabel
13 menunjukkan bahwa program kemanusiaan
merupakan program yang memiliki rasio operasi yang paling tinggi diantara
ketiga program lainnya.
Tabel 14 Hasil Kuesioner Proses Bisnis dan Internal
lndikator |
Pemyataan |
Jumlah Responden |
||||
Kuesioner |
SS |
S |
R |
TS |
STS |
|
Sarana dan Prasarana |
1.Tersedia prasarana sesuai kebutuhan dan dalam
kondisi baik 'Peralatan dan perlengkapan, printer, komputer, mesin foto kopi, |
120 |
95 |
3 |
0 |
0 |
2. Komputerisasi telah berjalan dengan baik dalam
menunjang efisiensi dan efektivitas bekerja |
68 |
130 |
17 |
3 |
0 |
|
3. Data dan informasi yang dibutuhkan dalam
mendukung pekerjaan dapat diperoleh dengan mudah dan lengkap |
56 |
142 |
10 |
6 |
4 |
|
Proses |
4.Target dan waktu penyelesaian pekerjaan sesuai
dengan kemampuan� karyawan |
56 |
125 |
22 |
15 |
0 |
5. karyawan mampu mengatasi hambatan dalam pekerjaan
dengan baik |
23 |
174 |
14 |
7 |
0 |
|
6.karyawan mampu memberikan pelayanan sesuai dengan
prosedur vane sudah ada |
22 |
175 |
14 |
7 |
0 |
|
Kualitas |
7.karyawan yang bekerja diACT memiliki kemapuan
sesuai kebutuhan |
38 |
160 |
14 |
6 |
0 |
8.Semua karyawan diACT mempunyai keterampilan yang
kompeten sesuai bidang pekerjaannva. |
23 |
167 |
21 |
7 |
4 |
|
9.Tingkat�
kesalahan yang dilakukan karyawan dalam pekerjaannya rendah |
0 |
190 |
21 |
7 |
0 |
|
Bobot Skor |
(5) |
(4) |
(3) |
(2) |
(1) |
|
Persentase (%) |
20,69 |
69,22 |
6,93 |
2,96 |
0,41 |
Sumber
: Data Priemer Diolah
Dari
Tabel 14
hasil perhitungan kuesioner di dapat 20,69 % responden menyatakan sangat
setuju, 69,22 % responden menyatakan setuju, 6,93 % responden menyatakan ragu,
2,96 % responden menyatakan tidak setuju dan 0,41% responden menyatakan sangat
tidak setuju.
Perspektif
pertumbuhan dan pembelajaran memberikan penilaian yang
merupakan pemacu untuk membangun kualitas pelayanan dan kualitas personel yang
diperlukan untuk mewujudkan target keuangan, pelanggan dan proses internal.
Tolok ukur yang digunakan adalah peningkatan kapabilitas karyawan dan
peningkatan komitmen karyawan.
a.
Retensi Karyawan
Penilaian
dilakukan untuk menilai tingkat komitmen karyawan yang dapat dinilai dari
tingkat retensi karyawan. Tingkat retensi karyawan dinilai baik apabila selama
periode pengamatan mengalami penurunan, dinilai sedang apabila fluktuatif dan
dinilai kurang apabila mengalami peningkatan.
Retensi
karyawan = Jumlah karyawan keluar per periode x 100%
Jumlah total karyawan
Tabel 15 Pengukuran retensi
karyawan
Tahun |
Jumlah karyawan keluar |
Total karyawan |
Retensi karyawan |
|
|||
2016 |
39 |
195 |
20 % |
2017 |
53 |
295 |
17,96% |
2018 |
59 |
421 |
14,01% |
Sumber : Data
Yayasan Aksi Cepat Tanggap
Tabel
15
menunjukkan bahwa tingkat retensi karyawan Aksi Cepat Tanggap dari tahun
ketahun menurun yakni pada tahun 2016 sebesar 20%, tahun 2017 sebesar 17,96 %
tahun 2018 sebesar 14,01 %. Dengan demikian tingkat retensi
karyawan Aksi cepat tanggap dikategorikan �baik�.
b.
Produktivitas karyawan
Pengukuran
produktivitas karyawan ditunjukkan melalui perbandingan antara pendapatan yang
diperoleh Yayasan Aksi Cepat Tanggap dalam satu tahun dengan total karyawan
pada tahun tersebut. Peningkatan produktivitas karyawan menunjukkan kinerja
karyawan Aksi Cepat Tanggap semakin baik
Produktivitas
Karyawan = ��������� Penerimaan donasi
�������� �������������������������� Jumlah
total karyawan
Tabel 16 Pengukuran produktivitas
karyawan
Tahun |
Penerimaan Donasi |
Jumlah total karyawan |
Produktivitas Karyawan (dalam
Rupiah) |
2016 |
146.000.000.000 |
195 |
748.717.948 |
2017 |
308.000.000.000 |
295 |
1.044.067.796 |
2018 |
616.000.000.000 |
421 |
1.463.182.897 |
Sumber : Data
sekunder telah diolah
Berdasarkan
Tabel 16
didapatkan gambaran bahwa tingkat produktivitas karyawan Aksi Cepat Tanggap
mengalami peningkatan sejak tahun 2016 sampai tahun 2018. Peningkatan
produktivitas karyawan menggambarkan kinerja dalam aspek produktivitas karyawan
tergolong baik. Hal yang menyebabkan peningkatan
produktivitas karyawan adalah jumlah pendapatan yang diperoleh selama tahun
2012 sampai tahun 2014 mengalami peningkatan.
c.
Peningkatan kepuasan
karyawan
Peningkatan
kapabilitas karyawan dinilai dari peningkatan pelatihan/ seminar yang diadakan
baik dari dalam maupun luar rumah sakit. Tingkat pelatihan karyawan dinilai
baik apabila mengalami peningkatan, dinilai sedang apabila fluktuatif dan
dinilai kurang apabila mengalami penurunan selama periode penelitian.
Tabel 17 Hasil kuesioner
kepuasan karyawan
lndikator |
Pernyataan |
Jumlah responden |
||||
Kuesioner |
SS |
S |
R |
TS |
STS |
|
Motivasi |
1.ACT Selalu memberikan motivasi kepada
karyawannya untuk bekerja lebih baik dari sebelumnya |
108 |
10 1 |
3 |
6 |
0 |
2.Tersedia program kompensasi yang
menunjang apresiasi terhadap karyawan berprestasi |
80 |
124 |
11 |
3 |
0 |
|
Kesempatan
mengembankan diri |
3.ACT melakukan peningkatan kinerja
karyawan dengan pelatihan dan pendidikan |
115 |
81 |
14 |
8 |
0 |
4.ACT rutin mengadakan seminar untuk
meningkatkan kualitas sumber daya karyawan |
80 |
118 |
13 |
3 |
4 |
|
Inovasi |
5.ACT mempunyai program kompetisi ide
dan saran untuk menciptakan inovasi-inovasi baru |
56 |
111 |
36 |
15 |
0 |
6.ACT menanamkan budaya kolaborasi antar
departmen atau dengan mitra untuk meninakatkan kreativitas karvawan |
53 |
135 |
26 |
4 |
0 |
|
Susasana� |
7.Karyawan merasa nyaman bekerja
dilingkungan ACT |
76 |
121 |
21 |
0 |
0 |
8.Fasilitas yang disediakan ACT sudah
menunjang pekerjaan setiap bekerja karyawan |
59 |
159 |
0 |
0 |
0 |
|
Bobot Skor |
(5) |
(4) |
(3) |
(2) |
(1) |
|
Persentase (%) |
35,95 |
54, 47 |
7,11 |
2,24 |
0,23 |
Sumber
: Data Priemer Diolah
Dari
Tabel 17
hasil perhitungan kuesioner perspektif pertumbuhan dan pembelajaran di dapat
35,95 % responden menyatakan sangat setuju, 54,47 % responden menyatakan
setuju, 7,11 % responden menyatakan ragu, 2,24 % responden menyatakan tidak
setuju dan 0,23 % responden menyatakan sangat tidak setuju. Mayoritas responden
menyatakan setuju dan kurang dari 10% responden yang menyatakan ragu dan tidak
setuju.
Pengukuran
kinerja menurut Mulyadi (2011) dengan menggunakan metode
Balanced Scorecard yang terdiri dari
4 perspektif diantaranya: persfektif keuangan, perspektif pelanggan, perspektif
bisnis dan internal dan perspektif pembelajaran dan pertumbuhan.
Dalam
perspektif keuangan semakin tinggi rasio efisiensi maka semakin baik pula
kualitas dan kuantitas organisasi dalam memenuhi target input (penerimaan
donasi) dan output (program atau
produk). Dari Tabel 8
terjadi
penurunan rasio efektivitas ditahun 2018 yakni sebesar 9,72% (102,70%-92,98%)
dibandingkan tahun 2017. Hal tersebut disebabkan karna lembaga hanya mampu
mencapai perolehan donasi 92,98% dari target yang telah ditetapkan.
Meskipun
demikian tahun 2018 terjadi peningkatan perolehan donasi sebesar 50% atau
senilai Rp 308.000.000.000 (Rp 616.000.000.000-308.000.000.000) hal tersebut
disebakan pada tahun 2018 terjadi bencana alam yakni gempa Lombok. Dengan
demikian untuk perspektif keuangan rasio efektivitas dikategorikan �Baik�
Perspektif
pelanggan atau donatur yang terdiri dari akuisisi donatur, retensi donatur dan
kepuasan donatur. Dalam rasio akuisisi donatur pada tahun 2018 mengalami
penurunan 4,39% (31,33%-26,94%) dibandingkan dengan tahun 2017. Artinya pada
tahun 2018 mayoritas donatur yang berdonasi adalah donatur tetap. Hal tersebut
disebabkan donatur yang berdonasi adalah donatur dari lembaga/perusahaan yang
sudah pernah bekerja sama, meskipun demikian ditahun 2018 donatur baru
bertambah 15,03 % atau sejumlah 12.163 donatur dengan demikian kemampuan ACT
dalam mengakuisisi donatur dikategorikan �Baik�
Donatur
merupakan ujung tombak lembaga dalam menjalankan kegiatan operasional lembaga
karnanya lembaga harus mampu menjaga hubungan baik dengan donatur.� Dalam rasio retensi donatur pada Tabel 10 terjadi penurunan rasio
retensi donatur dari tahun ketahun. Khususnya pada tahun 2018 terjadi penurunan
rasio retensi donatur sbesar 15,18% (42,11%-26,93%) semakin rendah rasio
retensi donatur menunjukkan belum maksimalnya lembaga dalam mempertahankan
donatur. Karnanya dalam hal kemampuan mempertahankan donatur sudah
dikategorikan �Cukup Baik�.
Dalam
perspektif kepuasan donatur tingkat kepuasan donatur terhadap pelayanan sesuai
dengan Tabel 11
menjelaskan bahwa hanya 33,72% yang menyatakan sangat puas hal tersebut
disebabkan sedikitnya responden yang merasa sangat puas terhadap ketepatan
penjelasan informasi yang diberikan karyawan lembaga. Serta reponden menyatakan
puas yakni 61,79% hal tersebut karna donatur merasa diberikan kecukupan waktu
untuk berkonsultasi dengan karyawan. Dalam perspekif kepuasan pelanggan sudah
dapat dikategorikan �Baik�.
Dalam
perspektif proses inovasi terjadi kenaikan dari tahun ketahun. Pada tahun 2018
inovasi mencapai 86,34% karna pada tahun tersebut diluncurkan program-program
baru sejumlah 20 program. Program yang banyak menghimpun donasi adalah program
SKDI kapal kemanusiaan karna pada tahun tersebut terjadi konflik di Palestina
sehingga lembaga mampu mencapai target perolehan donasi (program baru). Dalam
hal ini proses inovasi dikategorikan �Baik�
Untuk
mengetahui peningkatan donasi dimasing-masing program maka perlu dianalisis
proses operasi masing-masing program. sesuai dengan tabel 15 program yang memiliki
operasi dengan rasio tertinggi di tahun 2018 adalah program kemanusiaan yang
mencapai 110% hal tersebut disebabkan Indonesia merupakan negara yang berada di
cincin api dunia yang mempunyai potensi besar terjadi bencana seperti gempa,
tsunami, banjir, longsor dan lain-lain. Hal tersebut menjadi salah satu
penyebab donasi kemanusiaan memegang proses operasi tertinggi.
Sedangkan
program yang memiliki rasio operasi yang rendah adalah program wakaf yakni
hanya 34% hal tersebut disebabkan karna program-program wakaf adalah program
jangka panjang dan kurang begitu diminati oleh para donatur. Sehingga rasio
dari keempat program di tahun 2018 yakni program kemanusiaan 110% , program
Qurban 67%, program Wakaf� 34% dan
program Zakat 45%� memperoleh rata-rata
rasio proses operasi 64% karnanya untuk proses operasi dikategorikan �Cukup
Baik�
Pengukuran
proses internal, sarana prasarana dalam perspektif proses bisnis dan internal
sesuai dengan Tabel 16
menjelaskan bahwa hanya 20,69% yang menyatakan sangat puas hal tersebut
disebabkan sedikitnya responden yang merasa sangat puas terhadap rendahnya
tingkat kesalahan yang dilakukan karyawan dalam bekerja. Serta reponden
menyatakan puas yakni 69,22% hal tersebut karna karyawan mampu memberikan
pelayanan sesuai dengan prosedur yang sudah ada. Dalam perspekif proses bisnis
dan internal sudah dapat dikategorikan �Baik�.
Karyawan
merupakan asset lembaga yang harus terus dikembangkan dan ditingkatkan skill
dan kapabilitasnya. Perspektif Pembelajaran dan pertumbuhan mengenai retensi
karyawan ditahun 2018 mengalami penurunan yakni 3,95% 17,96%-14,01%) dari tahun
2017. Artinya lembaga mampu mempertahankan karyawan sebagai asset lembaga.
Kemapuan
lembaga dalam� menyediakan fasilitas yang
menunjang setiap karyawan merupakan salah satu indikator yang paling banyak
disetujui oleh responden (karyawan). Dalam hal retensi karyawan dikategorikan
sudah �baik�
Pengukuran
produktivitas karyawan pada dasarnya digunakan untuk mengetahui sejauh mana
tingkat efektivitas dan efisiensi kerja karyawan dalam menghasilkan suatu hasil.
Rasio produktivitas karyawan Aksi Cepat Tanggap di tahun 2018 mengalami
peningkatan sejumlah Rp 419.115.101 (1.0463.182.897 � 1.044.067.796)� dibandingkan dengan tahun 2017. Artinya
karyawan lembaga sudah maksimal dalam tingkat efektivitas dan efisiensi dalam
bekerja. Karnanya dalam produktivitas karyawan dikategorikan� �baik�
Kepuasan
karyawan dalam bekerja dapat mendorong tingkat produktivitas karyawan dalam
bekerja. Dalam perspektif proses pertumbuhan dan pembelajaran tingkat kepuasan
karyawan sesuai dengan Tabel 17
menjelaskan bahwa hanya 35,95% yang menyatakan sangat puas hal tersebut
disebabkan sedikitnya responden yang setuju terhadap budaya kolaborasi antar
departemen.. Serta reponden menyatakan puas yakni 54,47% hal tersebut karna
fasilitas yang disediakan lembaga sudah menunjang pekerjaan setiap karyawan. Dalam
perspekif kepuasan karyawan perspektif pertumbuhan dan pembelajaran sudah dapat
dikategorikan �Baik�.
Berikut
disajikan tabel yang merangkum hasil dari
kinerja secara keseluruhan pada empat perspektif Balanced Scorecard dengan standar yang ditetapkan.
Tabel 18 �Hasil Ukuran Kinerja
Perspektif |
Sasaran
Strategik |
Ukuran |
Kategori |
Skor |
Keuangan |
Rasio
efektivitas |
Peningkatan
efisiensi keuangan |
Baik |
1 |
Pelanggan |
Meningkatnya
kepercayaan donatur |
Akuisisi
donatur |
Baik |
1 |
Retensi
donatur |
Cukup |
0 |
||
Kepuasan
donatur |
Baik |
1 |
||
Bisnis |
Meningkatnya
proses layanan kepada donatur |
Peningkatan
Inovasi |
Baik |
1 |
Peningkatan
Operasi |
Cukup |
0 |
||
Peningkatan
proses bisnis & internal |
Baik |
1 |
||
Pembelajaran
dan Pertumbuhan |
Meningkatnya
kapabilitas karyawan, Meningkatnya komitmen karyawan |
Retensi
Karyawan |
Baik |
1 |
produktivitas
Karyawan |
Baik |
1 |
||
Kepuasan
karyawan |
Baik |
1 |
||
Total
Skor |
|
|
Baik |
8 |
Sumber: (Mulyadi, 2011)
Dari
empat perspektif Balanced Scorecard
yang digunakan dengan 10 ukuran kinerja, ada 8 ukuran yang mencapai standar
yang telah ditetapkan, dan hanya 2 ukuran yang belum mancapai standar yakni
kemampuaan retensi donatur dan proses operasi dari tahun ketahun mengalami
penurunan. Dengan demikian hasil pengukuran kinerja dengan metode Balanced Scorecard dikategorikan �Baik�.
Berdasarkan
penelitian yang telah dilakukan melalui data-data yang telah dikumpulkan serta
berdasarkan model penelitian� maka
disimpulkan H1 perspektif keuangan, pelanggan, bisnis internal dan pertumbuhan
pembelajaran dapat menilai kinerja organisasi.
Kesimpulan
Dari perspektif ini secara umum
kinerja keuangan Yayasan Aksi Cepat Tanggap bisa dikatakan baik sebab di tahun
2018 terjadi peningkatan donasi sebesar 50% atau senilai Rp 308.000.000.000.
Kinerja Yayasan Aksi Cepat Tanggap
dilihat dari perspektif Pelanggan (donatur) dengan indikator kepuasan konsumen.
Secara keseluruhan dapat dikatakan baik. Dimana secara keseluruhan mayoritas
hasil jawaban responden menunjukkan persentase diatas 90%. Dengan begitu
berarti rata-rata hampir seluruh donatur merasa nyaman dan puas terhadap
fasilitas dan pelayanan yang diberikan Yayasan Aksi Cepat Tanggap.�
Kinerja Yayasan Aksi Cepat Tanggap
dilihat dari perspektif proses bisnis internal dilihat dari indikator proses operasi,
inovasi dan proses bisnis internal telah mencapai standar ideal. Proses Inovasi
mencapai 86,34% ditahun 2018, dan rasio operasi yang tertinggi adalah program
kemanusiaan yang mencapai 110% dan program wakaf hanya mencapaik 34%.�
Pengukuran proses internal dengan
indikator ketersediaan sarana dan prasarana responden menyatakan puas yakni
89,91%.
Kinerja Yayasan Aksi Cepat Tanggap
dilihat dari perspektif pertumbuhan dan pembelajaran dengan indikator retensi
karyawan, produktivitas karyawan dan kepuasan karyawan. Rasio retensi karyawan
tahun 2018 mengalami penurunan 3,95% hal tersebut membuktikan yayasan dapat
mempertahankan karyawan dengan baik. Rasio produktivitas karyawan di tahun 2018
mengalami pengingkatan sejumlah Rp 419.115.101,-.
Hasil
responden pada perspektif kepuasan karyawan yakni sebesar 90,42% responden
menyatakan puas.
BIBLIOGRAFI
Alimudin, Arasy. (2017). Analisis Pencapaian Strategi Menggunakan Balanced
Scorecard. Jurnal Pendidikan Ekonomi Dan Bisnis (JPEB), 5(2), 194�205.
Aulia, Dewi, & Ikhwana, Andri. (2012). Perencanaan strategi
pengembangan usaha kain tenun sutra dengan pendekatan metode balanced scorecard
(Studi kasus di Pabrik Sutra Tiga Putra). Jurnal Kalibrasi, 10(1).
Fitriyani, Dewi. (2014). Balanced Scorecard: Alternatif Pengukuran Kinerja
Organisasi Sektor Publik. Jurnal Cakrawala Akuntansi ISSN, 1979,
4851.
Ghozali, Imam, & Latan, Hengky. (2015). Partial Least Squares, konsep,
teknik dan aplikasi menggunakan program Smartpls 3.0 untuk penelitian empiris. Semarang:
Badan Penerbit UNDIP.
Hadiyati, Nuniek. (2014). Pengukuran Kinerja Dengan Metode Balanced
Scorecard (Studi Empiris Pada Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Delanggu Klaten).
Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Mulyadi. (2011). Auditing (Edisi keen). Jakarta: Salemba Empat.
Nurhayati, Mega Ayu. (2018). Pengaruh Promosi Terhadap Keputusan Konsumen
Memilih Jasa Cuci Steam Maju Abadi Cuci Steam Desa Lemahputih Kecamatan
Lemahsugih Kabupaten Majalengka. Syntax Literate; Jurnal Ilmiah Indonesia,
3(2), 47�57.
Pramadhany, Wahyu Eko Yuzandra, & Rahardjo, Shiddiq Nur. (2011). Penerapan
Metode Balanced Scorecard Sebagai Tolok Ukur Penilaian Kinerja Pada Organisasi
Nirlaba (Studi Kasus Pada Rumah Sakit Bhayangkara Semarang). Universitas
Diponegoro.
Radithya, Edwin, & Tin, Se. (2011). Evaluasi Penerapan Balance
Scorecard Terhadap Efisiensi Kinerja Karyawan di Divisi Penjualan PT. AUTO
2000. Akurat Jurnal Ilmiah Akuntansi, 2(06).
Setianto, Anang Wahyu Eko. (2020). Hukum Tentang Penarikan Uang Kembalian
Untuk Program Donasi. AL-IQTISHADY: Jurnal Ekonomi Syariah, 1(1),
17�32.
Wijaya, Novia. (2012). Pengaruh Intellectual Capital terhadap kinerja
keuangan dan nilai pasar perusahaan perbankan dengan metode Value Added
Intellectual Coefficient. Jurnal Bisnis Dan Akuntansi, 14(3), 157�180.