Syntax Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia p�ISSN:
2541-0849
e-ISSN: 2548-1398
Vol. 5, No. 8, Agustus 2020
�
PENGARUH FAKTOR BUDAYA, SOSIAL, PRIBADI, DAN PSIKOLOGIS TERHADAP CONSUMER
BEHAVIOR DAN DAMPAKNYA PADA PURCHASING
DECISION PRODUK KOSMETIK KOREA MAHASISWI
KOTA SUKABUMI
Bambang Somantri dan Ghina
Cynthia Larasati
Program Studi
Manajemen, Institut Manajemen Wiyata Indonesia
Email:
[email protected] dan [email protected]
The purpose of this study to determine the effect of culture factor,
social factor, personal factor, and psychological factor on consumer behavior
and impact on purchasing decisions. The
research method used questionnaires distributed to 100 samples. While testing
instrument techniques include test validity and reliability testing. And
techniques of data analysis using descriptive analysis and causal associative,
while for hypothesis testing using path analysis. (1) culture factor has no
direct effect on purchasing decision. (2) social factor has no direct effect on
purchasing decision. (3) personal factor has no direct effect on purchasing
decision. (4) psychological factor has no direct
effect on purchasing decision. (5) Cultural factor has an indirect effect on
purchasing decision with consumer behavior as an intervening variable. (6)
social factor has no indirect effect on purchasing decision with consumer behavior as an intervening variable.
(7) personal factor has an indirect effect on purchasing decision with consumer
behavior as an intervening variable. (8) psychological factor has an indirect
effect on purchasing decisions with consumer behavior as an intervening
variable. (9) consumer behavior has a direct effect on the purchasing decision.
The analysis was only performed on three colleges and only four independent
variables are tested. Expected cultural factors, social factors, personal
factors, and psychological should be more considered by local cosmetics
business players to be able to compete with import products and can increase
purchasing decisions.
Keywords: culture
factor;
social facto;
personal factor;
psychological factor; consumer
behavior, and purchasing decision.
Abstrak
Tujuan dari
studi ini untuk mengetahui pengaruh faktor budaya, faktor sosial, faktor pribadi, dan faktor psikologis terhadap perilaku konsumen (consumer
behavior) dan implikasinya terhadap
keputusan pembelian (purchasing
decision). Metode penelitian
menggunakan kuesioner yang disebarkan kepada 100 sampel. Sedangkan Teknik pengujian instrumen meliputi uji validitas dan uji reliabilitas. Dan teknik analisis data menggunakan analisis deskriptif dan asosiatif kausal, sedangkan untuk pengujian hipotesis menggunakan analisis jalur (path analysis). hasil
penelitian ini menunjukkan bahwa: (1) faktor budaya tidak
berpengaruh positif secara langsung terhadap keputusan pembelian (purchasing decision). (2) faktor sosial tidak
berpengaruh positif secara langsung terhadap keputusan pembelian (purchasing decision). (3) faktor pribadi tidak berpengaruh positif secara langsung terhadap keputusan pembelian (purchasing
decision). (4) faktor psikologis
tidak berpengaruh fpositif secara langsung terhadap keputusan pembelian (purchasing
decision). (5) faktor budaya
berpengaruh positif secara tidak langsung
terhadap keputusan pembelian (purchasing decision) dengan
perilaku konsumen (consumer
behavior) sebagai variabel
intervening. (6) faktor sosial
tidak berpengaruh positif secara tidak langsung terhadap keputusan pembelian (purchasing decision) dengan
perilaku konsumen (consumer
behavior) sebagai variabel
intervening. (7) faktor pribadi
berpengaruh positif secara tidak langsung
terhadap keputusan pembelian (purchasing decision) dengan
perilaku konsumen (consumer
behavior) sebagai variabel
intervening. (8) faktor psikologis
tidak berpengaruh positif secara tidak langsung terhadap keputusan pembelian (purchasing decision) dengan
perilaku konsumen (consumer
behavior) sebagai variabel
intervening. (9) perilaku konsumen
(consumer behavior) berpengaruh positif secara langsung terhadap keputusan pembelian (purchasing
decision). Penelitian ini
hanya dilakukan di 3 perguruan tinggi di Kota Sukabumi saja dan hanya empat variabel
independen saja yang di
uji. Diharapkan faktor budaya, faktor sosial, faktor pribadi, dan faktor psikologis lebih diperhatikan oleh pelaku usaha kosmetik lokal agar tidak kalah saing dengan
produk impor dan dapat meningkatkan keputusan pembelian (purchasing
decision) konsumen.
Kata kunci: faktor budaya; faktor sosial; faktor pribadi; faktor psikologis; perilaku konsumen dan keputusan pembelian.
Pendahuluan
Pada saat ini Indonesia sebagai negara berkembang menjadi pasar yang
potensial bagi produk kosmetik karena memiliki pasar domestik yang luas,
sehingga semakin banyak muncul produk atau brand
kosmetik baru. Semakin banyaknya brand-brand
kosmetik bermunculan maka semakin ketat persaingan usaha. Untuk
dapat merebut pasar domestik, brand kosmetik
lokal selalu melakukan inovasi-inovasi yang lebih variatif sesuai dengan tren
zaman dan juga memiliki kualitas yang tidak kalah dengan produk impor. Pada tahun 2017 industri
kosmetik di Indonesia
bertambah sebanyak 153 perusahaan, sehingga saat ini jumlahnya mencapai lebih
dari 760 perusahaan, sebanyak 95% industri kosmetik nasional merupakan sektor industri
kecil dan menengah (IKM) dan sisanya industri skala besar (Kemenperin, 2018).
Disamping
industri kosmetik nasional yang tumbuh berkembang dan� semakin inovatif, produk lokal masih belum
bisa berjaya. Masyarakat Indonesia masih menyukai atau menggunakan produk
kosmetik impor. Indonesia mengimpor kosmetik dan perlengkapan toilet (termasuk
perlengkapan kecantikan, skin-care, manicure/pedicure) hingga senilai US$226,74 juta (sekitar Rp3,29 triliun
menggunakan kurs Rp14.500/US$), pada tahun 2017, angka tersebut dua kali lipat
dari penjualan kosmetik Indonesia. (cnbcindonesia.com). Tren penggunaan produk
kecantikan kini tidak lagi berkiblat pada produk yang berasal dari Barat dan
mulai bergeser pada produk Asia terutama Korea Selatan. (Ghaizani A, Amalia, Edriana Pangestuti, 2018) Produk kosmetik Korea memang sudah
tidak asing lagi dikalangan masyarakat Indonesia, sehingga produk-produk dari Korea dijadikan pilihan untuk perawatan wajah
masyarakat Indonesia. Survei yang dilakukan oleh ZAP Beauty Index 2018 terhadap 17.889 perempuan Indonesia yang tersebar
di pulau Sumatera, Jawa, Bali, dan Sulawesi mengungkapkan sebanyak 46,6%
perempuan paling suka produk asal negeri gingseng, diikuti 34,1% yang
memfavoritkan produk asal Indonesia, lalu 21,1% memilih produk asal Jepang. (kompas.com). Banyaknya minat masyarakat
terhadap produk kecantikan Korea tentunya tidak lepas dari pengaruh perilaku konsumen.
Kotler menjelaskan bahwa
perilaku konsumen adalah studi tentang bagaimana individu, kelompok, dan
organisasi memilih, membeli, menggunakan dan membuang barang, jasa, ide atau
pengalaman untuk memuaskan kebutuhan dan keinginan. Faktor yang mempengaruhi
perilaku konsumen akan berbeda pada masing- masing konsumen. Tren K-wave sendiri membawa variasi baru dalam pembelian konsumen
terutama di Indonesia, serta berpengaruh pula terhadap keputusan pembelian.
Para pemasar harus dapat memahami perilaku konsumen di setiap pangsa pasar yang
akan dituju, karena dengan memahami perilaku konsumen seorang pemasar dapat
melakukan proses pemasaran dengan efisien dan tepat. Faktor yang mempengaruhi
perilaku konsumen akan berbeda pada masing- masing konsumen.
Pertama,
faktor budaya, budaya disetiap negara pasti berbeda, pemasar harus mengetahui
budaya disetiap pangsa pasar yang akan dituju lalu disesuaikan dengan produk
yang akan dipasarkan sehingga masyarakat dapat menerima produk yang ditawarkan
hingga melakukan pembelian. Globalisasi budaya saat ini membuat budaya Korea
berhasil dikagumi di Indonesia bahkan hingga
ditiru. Kedua, faktor sosial, kondisi masyarakat yang dipengaruhi
oleh lingkungan serta nilai- nilai anggotanya, baik dari kelompok acuan,
keluarga maupun peran dan status. Ketiga, faktor pribadi semakin banyak
komunitas-komunitas K-pop dan drama Korea di Indonesia dapat mempengaruhi
pemilihan produk dan memperkenalkan gaya hidup baru kepada anggota atau
masyarakat sehingga�� mempengaruhi keputusan
pembelian konsumen. Keempat, faktor psikologis masyarakat akan membeli produk
sesuai dengan persepsi yang baik terhadap suatu produk dan mendapatkan
pembelajaran yang baik juga terhadap produk tersebut. Berdasarkan uraian di atas
fenomena K- wave ini sangat menarik
untuk dikaji lebih dalam melalui sebuah penelitian untuk menguji teori apakah
perilaku konsumen mahasiswi Kota Sukabumi berpengaruh terhadap keputusan
pembelian produk kosmetik Korea dan apa yang menyebabkan konsumen ingin membeli
produk kosmetik Korea.
Metode Penelitian
Metode penelitian merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Metode penelitian ini diterapkan dalam rangka memperoleh jawaban atas apa yang menjadi pertanyaan penelitian serta dapat memecahkan masalah-masalah penelitian dengan menggun akan cara atau proses yang sudah ditentukan untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Metode penelitian dalam penelitian ini adalah metode penelitian kuantitatif deskriptif dan kuantitatif asosiatif dan dianalisis dengan teknik statistic (Tinnick, 2006).
Populasi yang dipilih diharapkan dapat mewakili populasinya, (Sugiyono, 2017) mendefinisikan populasi sebagai wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek atau subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. dalam penelitian ini adalah para mahasiswi di Kota Sukabumi, peneliti membatasi popu-lasi ini di 3 (tiga) perguruan tinggi yaitu Institut Manajemen Wiyata Indonesia, Universitas Muhammadiyah, dan Politeknik Kota Sukabumi. Sampel pada penelitian ini menggunakan teknik nonprobability sampling yang adalah teknik pengambilan sampel yang tidak memberi peluang/kesempatan sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel (Sugiyono, 2017). Sambel yang pilih adalah sebanyak 100 orang mahasiswa mengunakan rumus Paul Leddy, di mana sampel adalah mahasiswa yang mengunakan produk kosmetik Korea. Regresi dan Path Analisis yang digunakan sebagai berikut :
Gambar 1
Model Penelitian
Hasil Dan Pembahasan
1. Pengaruh Faktor Budaya (X1) terhadap Purchasing
Decision (Z)
Hasil penelitian menunjukkan pada uji parsial (uji
t) diperoleh t hitung
-0,752 yang berarti lebih kecil daripada t tabel untuk taraf
signifikansi 5% (0,05) yaitu
1,98 dan diperoleh nilai
sig. sebesar 0,454 yang berarti
nilai sig. lebih besar dibandingkan nilai sig. yang sudah ditentukan (0,05), sehingga faktor budaya tidak
berpengaruh positif secara langsung terhadap purchasing decision produk
kosmetik Korea di Kota Sukabumi
sesuai dengan uji hipotesis maka H0-1 diterima.
Menurut (Armstrong, 2016) mengatakan bahwa faktor budaya
merupakan determinan paling
fundamental dari keinginan
dan perilaku konsumen, faktor ini juga menjadi faktor yang utama dalam purchasing
decision seseorang. Walaupun
begitu di dalam penelitian ini tidak terbukti atau bertolak belakang
dengan pendapat Kotler.
Hasil penelitian ini mendukung penelitian terdahulu oleh (Rambi, 2015) dan (Nurlaeli, 2017) yang menyatakan bahwa faktor budaya
tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap purchasing decision.
Purchasing decision para mahasiswi
di Kota Sukabumi untuk produk kosmetik Korea tidak didasari oleh budaya seperti nilai dasar, persepsi,
keinginan, dan perilaku. Faktor budaya terdiri
dari budaya, subbudaya, dan kelas sosial di dalam penelitian ini ketiganya tidak menjadi faktor utama untuk melakukan
pembelian produk kosmetik Korea. Karena responden tidak melakukan pembelian produk kosmetik Korea untuk digunakan sebagai kebutuhan tetapi hanya mengikuti tren kosmetik kekinian
atau hanya ingin coba-coba, lalu produk kosmetik
Korea tidak mudah diperoleh di daerah Kota Sukabumi kebanyakan melakukan pembelian secara online, dan kelas sosial tidak berpengaruh
kepada responden untuk melakukan pembelian kosmetik Korea sehingga dari semua
kalangan dapat membeli produk kosmetik Korea tersebut .
2.
Pengaruh Faktor Sosial (X2) terhadap Purchasing Decision (Z)
Hasil penelitian menunjukkan pada uji parsial (uji
t) diperoleh t hitung 1,491
yang berarti lebih kecil daripada t tabel untuk taraf
signifikansi 5% (0,05) yaitu
1,98 dan diperoleh nilai
sig. sebesar 0,139 yang berarti
nilai sig. lebih besar dibandingkan nilai sig. yang sudah ditentukan (0,05), sehingga faktor sosial tidak
berpengaruh positif secara langsung terhadap purchasing decision produk
kosmetik Korea di Kota Sukabumi
sesuai dengan uji hipotesis maka H0-2 diterima.
Menurut (Armstrong, 2016) bahwa faktor sosial mempengaruhi
purchasing decision seseorang. Di dalam penelitian ini tidak terbukti
atau bertolak belakang dengan pendapat Kotler. Hasil penelitian
ini mendukung penelitian terdahulu oleh (Nafali, 2016) dan (Sujani, 2017) yang menyatakan bahwa faktor sosial
tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap purchasing decision. Keputusan pembelian para mahasiswi di Kota Sukabumi untuk produk kosmetik Korea tidak dipengaruhi oleh faktor lingkungan sekitar para responden seperti teman dan keluarga tetapi para responden memiliki keputusan sendiri dan menentukan kosmetik mana yang ingin dibeli sesuai
dengan keinginan sendiri bukan orang lain dan juga
tidak mementingkan peran dan status mereka untuk melakukan pembelian kosmetik Korea.
3.
Pengaruh Faktor Pribadi (X3) terhadap Purchasing Decision (Z)
Hasil penelitian menunjukkan pada uji parsial (uji
t) diperoleh t hitung 0,654
yang berarti lebih kecil daripada t tabel untuk taraf
signifikansi 5% (0,05) yaitu
1,66 dan diperoleh nilai sig.
sebesar 0,515 yang berarti nilai sig. lebih besar dibandingkan nilai sig. yang sudah ditentukan (0,05), sehingga faktor pribadi tidak berpengaruh positif secara langsung terhadap purchasing
decision produk kosmetik
Korea di Kota Sukabumi sesuai
dengan uji hipotesis maka H0-3 diterima.
Menurut (Armstrong, 2016) bahwa faktor pribadi adalah karakteristik seseorang yang berbeda dengan orang lain dan mempengaruhi
purchasing decision seseorang. Di dalam penelitian ini tidak terbukti
atau bertolak belakang dengan pendapat Kotler. Hasil penelitian
ini mendukung penelitian terdahulu oleh (Eddy, M. F. A. Y. P., & Soegiarto, 2017) dan (Kumar, A. H., John, S. F., & Senith, 2014) yang menyatakan
bahwa faktor pribadi tidak memiliki
pengaruh yang signifikan terhadap purchasing decision. Faktor
pribadi ini terdiri dari usia
dan tahap siklus hidup, pekerjaan, situasi ekonomi, kepribadian, dan gaya hidup. Hal ini berarti indikator-indikator tersebut bukan merupakan suatu alasan yang kuat bagi para mahasiswi untuk lebih memilih
dan melakukan pembelian produk kosmetik Korea dibandingkan kosmetik lokal, terdapat faktor lain yang menjadi alasan utama untuk
melakukan pembelian kosmetik Korea seperti tren, kualitas produk, manfaat yang dirasakan sesuai dengan harapan para mahasiswi.
4.
Pengaruh Faktor Psikologis (X4) terhadap Purchasing Decision (Z)
Hasil penelitian menunjukkan pada uji parsial (uji
t) diperoleh t hitung 1,970
yang berarti lebih kecil daripada t tabel untuk taraf
signifikansi 5% (0,05) yaitu
1,98 dan diperoleh nilai
sig. sebesar 0,052 yang berarti
nilai sig. lebih besar dibandingkan nilai sig. yang sudah ditentukan (0,05), sehingga faktor psikologis tidak berpengaruh positif secara langsung terhadap purchasing
decision produk kosmetik
Korea di Kota Sukabumi sesuai
dengan uji hipotesis maka H0-4 diterima.
Faktor psikologis mempengaruhi purchasing
decision seseorang. Di dalam
penelitian tidak terbukti atau bertolak
belakang dengan pendapat (Armstrong, 2016). Dapat disebutkan bahwa purchasing
decision dapat terwujud
karena timbulnya motivasi konsumen salah satunya dengan adanya promosi melalui iklan, sedangkan produk kosmetik korea di Indonesia tidak didukung dengan iklan dan promosi dapat dikatakan
bahwa motivasi dalam penelitian ini tidak mempengaruhi
purchasing decision. Selanjutnya persepsi dan pengetahuan karena kurangnya informasi tentang produk sehingga persepsi dan pengetahuan masyarakat akan produk kosmetik Korea masih kurang terbukti
dengan hasil penelitian yang menunjukan bahwa persepsi memiliki nilai terendah dibanding dengan faktor lainnya.
Hasil penelitian ini mendukung penelitian terdahulu oleh (Rambi, 2015) dan (Kumar, A. H., John, S. F., & Senith, 2014) yang menyatakan
bahwa faktor psikologis tidak berpengaruh signifikan terhadap purchasing decision.
5.
Pengaruh Faktor Budaya (X1) terhadap Purchasing Decision (Z) dengan
Consumer Behavior (Y) Sebagai Variabel Intervening
Di dalam penelitian ini consumer
behavior memediasi hubungan
antara faktor budaya terhadap purchasing
decision produk kosmetik
Korea. Variabel consumer behavior mengakibatkan faktor budaya mempengaruhi purchasing
decision secara tidak langsung, ditunjukkan dari nilai pengaruh
langsung antara X1 terhadap Z (-0.098) lebih kecil dibandingkan nilai pengaruh tidak langsung X1 terhadap Z melalui Y (-0.067), maka H0-5 ditolak. Dilihat dari nilai
pengaruh tidak langsung yang negatif maka semakin rendah
budaya yang dianut mahasiswi terutama budaya lokal sendiri
menyebabkan para Mahasiswi menganut budaya modern yang cenderung ingin mengikuti zaman maka perilaku pembeliannya akan lebih konsumtif
dan keputusan pembelian kosmetik Korea akan naik.
6.
Pengaruh Faktor Sosial (X2) terhadap Purchasing Decision (Z) dengan
Consumer Behavior (Y) Sebagai Variabel Intervening
Di dalam penelitian ini consumer
behavior tidak memediasi
hubungan antara faktor sosial terhadap
purchasing decision produk kosmetik
Korea. Variabel consumer behavior mengakibatkan faktor sosial tidak mempengaruhi
purchasing decision secara tidak
langsung, ditunjukkan dari nilai pengaruh
langsung lebih besar dibandingkan nilai pengaruh tidak langsung (0.126 > 0.096)
maka H0-6 diterima.
Perilaku konsumen tidak dapat memediasi pada hubungan antara faktor sosial dan purchasing
decision disebabkan karena
kondisi seseorang terutama mahasiswi tidak dipengaruhi oleh lingkungan serta nilai anggotanya, baik dari kelompok
acuan, keluarga maupun peran dan status sehingga tidak berpengaruh terhadap perilaku konsumen untuk dapat melakukan
pembelian produk kosmetik Korea.
7.
Pengaruh Faktor Pribadi (X3) terhadap Purchasing Decision (Z) dengan
Consumer Behavior (Y) Sebagai Variabel Intervening
Dalam penelitian ini consumer
behavior memediasi hubungan
antara faktor pribadi terhadap purchasing
decision produk kosmetik
Korea. Variabel consumer behavior mengakibatkan faktor pribadi mempengaruhi purchasing
decision secara tidak langsung, ditunjukkan dari nilai pengaruh
langsung antara X3 terhadap Z (0.064) lebih kecil dibandingkan nilai pengaruh tidak langsung X3 terhadap Z melalui Y (0.138). Hal
ini karena kepribadian seseorang akan mempengaruhi perilaku bagaimana seseorang itu melakukan
pemilihan produk, apabila suatu perilaku
dilakukan terus menerus sampai membentuk nilai maka akan terbentuk
gaya hidup dan kepribadian yang akan berpengaruh terhadap keputusan pembelian produk sesuai dengan
gaya hidup dan kepribadiannya.
8. Pengaruh Faktor Psikologis (X4) terhadap Purchasing Decision (Z) dengan
Consumer Behavior (Y) Sebagai Variabel Intervening
Dalam penelitian ini consumer
behavior tidak memediasi
hubungan antara faktor psikologis terhadap purchasing decision produk
kosmetik Korea. Variabel consumer
behavior tidak mengakibatkan
faktor psikologis mempengaruhi purchasing decision secara
tidak langsung, ditunjukkan dari nilai pengaruh langsung lebih besar dibandingkan nilai pengaruh tidak langsung (0.185 >
0.174), dengan demikian dapat dijelaskan bahwa consumer behavior mahasiswi
terhadap pembelian produk kosmetik korea tidak dipengaruhi
oleh beberapa alasan seperti persepsi karena persepsi kosmetik Korea masih kalah dengan kosmetik
drug store yang banyak berdiri
di pusat perbelanjaan di
Kota Sukabumi sehingga menyebabkan mereka memiliki persepsi yang baik karena adanya
toko langsung, kedua adalah pengetahuan
tidak berpengaruhnya indikator ini karena
mahasiswi yang pernah membeli dan memakai produk kosmetik Korea merasakan ketidak cocokan bagi dirinya
sehingga mahasiswi mengurungkan niat untung tidak melakukan
pembelian ulang dan menyebabkan keyakinan dan sikap mahasiswi menjadi kurang terhadap produk Korea, dan menyebabkan tidak ada motivasi untuk
membeli produk kosmetik Korea untuk melakukan purchasing decision.
9. Pengaruh Consumer
Behavior (Y) terhadap Purchasing Decision (Z)
Hasil penelitian menunjukkan pada uji parsial (uji
t) diperoleh t hitung 5,440
yang berarti lebih besar daripada t tabel untuk taraf
signifikansi 5% (0,05) yaitu
1,66, sehingga perilaku konsumen berpengaruh positif secara langsung terhadap purchasing
decision produk kosmetik
Korea di Kota Sukabumi sesuai
dengan uji hipotesis maka H0-9 ditolak.
Proses purchasing decision tidak lepas dari
pengaruh consumer behavior karena
dari consumer behavior dapat
mencerminkan bagaimana seseorang memperoleh atau melakukan purchasing
decision produk kosmetik
Korea. Hasil penelitian ini
mendukung penelitian terdahulu oleh (Rindayani, 2015) yang menyatakan bahwa consumer behavior memiliki
pengaruh yang signifikan terhadap purchasing decision.
Faktor
budaya tidak berpengaruh positif secara langsung terhadap purchasing decision kosmetik Korea pada mahasiswi Kota Sukabumi.
Hasil penelitian ini mendukung penelitian terdahulu oleh (Nurlaeli, 2017) yang menyatakan bahwa faktor budaya
tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap purchasing decision. Hal ini berarti purchasing decision para mahasiswi di Kota Sukabumi untuk produk
kosmetik Korea tidak didasari oleh budaya seperti nilai dasar, persepsi,
keinginan, dan perilaku.
Faktor
sosial tidak berpengaruh positif secara langsung terhadap purchasing decision kosmetik Korea pada mahasiswi Kota Sukabumi.
Hasil penelitian ini mendukung penelitian terdahulu oleh (Sujani,
2017) yang menyatakan bahwa faktor
sosial tidak memiliki pengaruh yang sig- nifikan terhadap purchasing decision. Hal ini berarti purchasing decision para mahasiswi di Kota Sukabumi untuk produk
kosmetik Korea tidak dipengaruhi oleh faktor lingkungan sekitar para responden seperti
teman dan keluarga tetapi para responden memiliki keputusan sendiri untuk membeli.
Faktor
pribadi tidak berpengaruh positif secara langsung terhadap purchasing decision kosmetik Korea pada mahasiswi �Kota Sukabumi. Hasil penelitian ini mendukung penelitian
terdahulu oleh (Eddy,
M. F. A. Y. P., & Soegiarto, 2017) yang menyatakan bahwa faktor pribadi
tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap purchasing decision. Hal ini berarti usia dan tahap siklus hidup,
pekerjaan, situasi ekonomi, kepribadian, dan gaya hidup bukan merupakan suatu
alasan yang kuat bagi para mahasiswi untuk lebih memilih dan melakukan
pembelian produk kosmetik Korea dibandingkan kosmetik lokal.
Faktor
psikologis tidak berpengaruh pos- itif secara langsung terhadap purchasing decision kosmetik Korea pada
mahasiswi Kota Sukabumi.Hasil penelitian ini mendukung penelitian terdahulu
oleh (Rambi,
2015) yang menyatakan bahwa faktor
psikologis tidak berpengaruh signifikan terhadap purchasing decision. Hal ini dikarenakan kurangnya informasi
tentang produk sehingga persepsi dan pengetahuan masyarakat akan produk
kosmetik Korea masih kurang.
Faktor
budaya berpengaruh positif secara tidak langsung terhadap purchasing decision kosmetik Korea pada mahasiswi Kota Sukabumi
melalui consumer behavior sebagai
variabel intervening. Hal ini
disebabkan karena nilai pengaruh tidak langsung lebih besar dari nilai pengaruh
langsung. Hal ini, karena pada dasarnya budaya akan membentuk per- ilaku
seseorang salah satunya adalah perilaku pembelian yang akan berpengaruh
terhadap pemilihan produk, dan juga dengan adanya consumer behaviour sebagai variabel intervening akan memperkuat pengaruh faktor budaya dan purchasing
decision.
Faktor
sosial tidak berpengaruh positif secara tidak langsung terhadap purchasing decision kosmetik Korea pada
mahasiswi Kota Sukabumi melalui consumer
behavior sebagai variabel intervening.
Hal ini disebabkan karena nilai pengaruh langsung lebih besar dari nilai
pengaruh tidak langsung.
Faktor
pribadi berpengaruh positif secara tidak langsung terhadap purchasing decision kosmetik Korea pada mahasiswi Kota Sukabumi melalui consumer behavior sebagai variabel intervening. Hal ini disebabkan karena
nilai pengaruh tidak langsung lebih besar dari nilai pengaruh langsung. Maka
dengan adanya consumer behaviour sebagai
variabel intervening akan memperkuat
pengaruh faktor pribadi dan purchasing decision.
Faktor
psikologis tidak berpengaruh positif secara tidak langsung terhadap purchasing decision kosmetik Korea pada
mahasiswi Kota Sukabumi melalui consumer
behavior sebagai variabel intervening.
Hal ini disebabkan karena nilai pengaruh langsung lebih besar dari nilai
pengaruh tidak langsung.
Consumer Behavior berpengaruh positif secara
langsung terhadap purchasing decision kosmetik
Korea pada mahasiswi Kota Sukabumi.Hasil penelitian ini mendukung penelitian
terdahulu oleh (Rindayani,
2015) yang menyatakan bahwa consumer behavior memiliki pengaruh yang
signifikan terhadap purchasing decision. Proses
purchasing decision tidak lepas dari
pengaruh consumer behavior karena
dari consumer behavior dapat
mencerminkan bagaimana seseorang memperoleh atau melakukan purchasing decision produk kosmetik Korea.
BIBLIOGRAFI
Armstrong, Philip Kotler
&. Gary. (2016). Principles of Marketing 16e. United States: Pearson
Education.
Eddy, M. F. A. Y. P., & Soegiarto, K. (2017). Perilaku
Konsumen dalam Berbelanja Pakaian Wanita di Pasar Pagi Samarinda. Ekonomia,
5(3), 298�312.
Ghaizani A, Amalia, Edriana Pangestuti, and Lusy Deasyana
Rahma Devita. (2018). Pengaruh country of origin terhadap brand image dan
dampaknya bagi keputusan pembelian (Survei Online Pada Konsumen Skin Care Etude
House di Indonesia). Jurnal Administrasi Bisnis, 58(2), 110�118.
Kemenperin. (2018). Industri Kosmetik Nasional Tumbuh 20%.
Retrieved from Kementerian Perindustrian Republik Indonesia website:
https://kemenperin.go.id/artikel/18957/Industri-Kosmetik-Nasional-Tumbuh-20
Kumar, A. H., John, S. F., & Senith, S. (2014). A Study
on factors influencing consumer buying behavior in cosmetic Products.
International. Journal of Scientific and Research Publications, 4(9),
1�6.
Nafali, Mardon dan Djurwati Soepeno. (2016). Analisis
Pengaruh Faktor-faktor Perilaku Konsumen Terhadap Keputusan Pembelian Makanan
Mie Instanmerek Indomie. Jurnal EMBA : Jurnal Riset Ekonomi, Manajemen,
Bisnis Dan Akuntansi, 4(4).
Nurlaeli, Ida. (2017). Pengaruh Faktor Budaya, Psikologi,
Pelayanan, Promosi dan Pengetahuan tentang Produk terhadap Keputusan Nasabah
Memilih BPRS di Banyumas. Islamadina: Jurnal Pemikiran Islam, 18(2),
75�106.
Rambi, Widya. (2015). The Influence Of Consumer Behavior On
Purchase Decision Xiaomi Cellphone In Manado. Jurnal EMBA: Jurnal Riset
Ekonomi, Manajemen, Bisnis Dan Akuntansi, 3(2).
Rindayani, Ni Ketut Dita. (2015). Analisis Pengaruh
Perilaku Konsumen Terhadap Keputusan Pembelian Koran Kompas.
Sugiyono. (2017). Metode Penelitian Kuantitatif,
Kualitatif, dan R&D. Bandung: CV. Alfabeta.
Sujani. (2017). Pengaruh Perilaku Konsumen Terhadap Keputusan
Belanja Di Indomaret. Majalah Ekonomi, 22(2), 191�205.
Tinnick, DC Barker &. JD. (2006). Competing visions of
parental roles and ideological constraint. American Political Science Review,
100(2), 249�263.