Syntax Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia
p�ISSN: 2541-0849
e-ISSN: 2548-1398
Vol. 5, No. 8, Agustus 2020
PENGEMBANGAN
PERANGKAT PEMBELAJARAN FISIKA BERBASIS PROBLEM BASED LEARNING PADA
METERI LISTRIK STATIS DAN DINAMIS
Novi Astrihani
Universitas Nahdlatul
Ulama Cirebon Indonesia
Email: [email protected]
Abstract
This study aims to determine how the development of Vocational School
physics learning tools based on Problem Based Learning for Vocational School
students in class XI TKR, how the achievement of students after participating
in the learning process using Problem Based Learning-based Vocational School
Physics learning tools and to determine the effect of Problem Based Learning
tools on static and dynamic electricity material that has been developed for
learning outcomes. The method used is the analysis method, namely the data
analysis technique carried out to determine the feasibility of Vocational
School physics learning tools based on Problem Based Learning (PBL) in class XII
Light Vehicle Engineering, which includes data instruments in the form of
preliminary studies, validations, and product trials. The result of this
research and development is a problem based learning
Vocational School Physics learning tool consisting of a syllabus, lesson plans,
teaching materials, assessment sheets, and student worksheets. The problems
that arise in this study are related to the validity of the development of
problem-based learning vocational high school physics learning tools for SMK class
XII TKR students, the achievement of students after participating in the
learning process using Problem Based Learning-based SMK Physics learning tools,
and the effect of using the learning method using the Problem method. Based
Learning on student learning outcomes.
Keywords: learning Media; Problem
Based Learning; syllabus
Abstrak
Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui bagaimana pengembangan perangkat pembelajaran fisika SMK berbasis Problem Based Learning untuk peserta
didik SMK kelas XI TKR, bagaimana pencapaian peserta didik setelah
mengikuti proses pembelajaran
menggunakan perangkat pembelajaran Fisika SMK berbasis Problem
Based Learning serta mengetahui
pengaruh perangkat pembelajaran berbasis Problem Based Learning pada materi listrik statis dan dinamis yang telah dikembangkan terhadap hasil belajar. Metode yang digunakan yaitu metode analisis
yakni teknik analisis data yang dilakukan untuk mengetahui kelayakan perangkat pembelajaran fisika SMK berbasis Problem Based learning (PBL) pada kelas XII Teknik Kendaraan Ringan, yang meliputi instrumen data berupa studi pendahuluan, validasi, dan uji coba produk. Hasil
dari penelitian dan pengembangan ini adalah perangkat pembelajaran Fisika SMK
berbasis problem based learning yang
terdiri dari Silabus, RPP, Bahan Ajar, lembar penilaian dan Lembar Kerja Siswa. Masalah yang muncul dalam penelitian
ini berkaitan dengan kevalidan pengembangan perangkat pembelajaran fisika SMK berbasis Problem
Based Learning untuk peserta
didik SMK kelas XII TKR, pencapaian peserta didik setelah mengikuti
proses pembelajaran menggunakan
perangkat pembelajaran Fisika SMK berbasis Problem Based Learning serta pengaruh penggunaan metode belajar menggunakan metode Problem Based Learning terhadap hasil belajar siswa.
Kata kunci : perangkat pembelajaran;
Problem Based Learning; silabus
Pendahuluan
Pengembangan perangkat
pembelajaran kurikulum saat ini sangatlah
penting, diantaranya silabus, RPP, bahan ajar dan buku peserta didik.
Perangkat tersebut dianggap belum memiliki ketersesuaian. Masih terdapat beberapa sub materi dalam buku
guru yang tidak sesuai pada
buku siswa. Selain itu, materi
dalam buku pembelajaran peserta didik dinilai masih
kurang, sehingga guru masih perlu menambahkan
materi dari sumber lain.
Beberapa penelitian
mengenai perangkat pembelajaran telah dilakukan diantaranya pengembangan
perangkat pembelajaran Sains SMP berorientasi pendidikan berkarakter dengan
model kooperatif pada materi sensitivitas indera peraba menunjukan bahwa peserta didik mampu belajar
secara kelompok dan terlibat dalam proses berpikir kritis (Subekti, 2010).
Selain itu
mengenai
pengembangan perangkat pembelajaran berorientasi model pembelajaran diskusi
pada pokok bahasan energi dan perubahannya untuk menumbuhkan sikap ilmiah
peserta didik menyatakan
bahwa model pembelajaran yang
dikembangkan berkualitas baik dan dapat meningkatkan sikap ilmiah peserta didik (Wahyudiati, 2010).
Model pembelajaran adalah suatu perencanaan atau suatu pola
yang digunakan
sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran di kelas atau pembelajaran
dalam tutorial. Pembelajaran
terpadu sebagai suatu konsep dapat dikatakan
sebagai suatu pendekatan belajar mengajar yang melibatkan beberapa bidang
studi untuk memberikan pengalaman bermakna kepada anak didik (Trianto, 2014).
Penelitian serupa juga dilakukan oleh Hadi Rohyana (2017)
mengenai analisis proses berfikir kritis siswa pada Problem Based Learning berbanatuan edmodo untuk meningkatkan
kemampuan berfikir kritis kelas VII. Hasil penelitian ini efektif untuk
meningkatkan cara berfikir kritis siswa kelas VII.
Pada penelitian yang
lain didapatkan simpulan. Bahwa adanya peningkatan
hasil belajar siswa, prestasi kelas X AP 1 mencapai 76,66%, kelas X AP 2 sebesar 80% dari hasil analisis
data tersebut menunjukan bahwa��� presentase siswa yang mencapai KKM lebih dari 75%. Sehingga dapat disimpulkan bahwa perangkat pembelajaran yang dikembangkan sangat efektif dan dapat meningkatkan hasil belajar siswa
(Rahmadi, 2015). Hasil belajar adalah kemampuan yang diperoleh anak setelah melalui kegiatan belajar (Jihad,
2013).
Berdasarkan fenomena yang telah dijelaskan diatas maka dalam
pembelajaran Fisika di SMK diperlukan adanya pengembangan suatu perangkat
pembelajaran Fisika di SMK yang dapat menunjang pelaksanaan pembelajaran.
Dengan adanya perangkat pembelajaran ini, diharapkan dapat memudahkan siswa
dalam memahami konsep-konsep fisika dan dapat meng-kontekstual-kan teori
pembelajaran fisika pada keahlian yang dimilikinya. Pengembangan produk
yang pernah dilakukan kemudian divalidasi oleh dua dosen ahli
dan dua pendidik. Hasil dari validasi menunjukan
bahwa perangkat pembelajaran berupa silabus, RPP, Bahan Ajar, dan
instrument penilaian sudah layak untuk digunakan
dalam proses pembelajaran (Rahayu, 2015).
Problem Based
Learning (PBL) merupakan model pembelajaran yang menyajikan masalah kontekstual sehingga merangsang peserta didik belajar
dalam kelompok untuk memecahkan masalah dari permasalahan
dunia nyata dan mengikat peserta didik pada rasa ingin tahu terhadap
pembelajaran, sehingga mereka memiliki model belajar sendiri (Kebudayaan, 2013). Sejalan
dengan hal tersebut (Norsalisa & Widiyaningrum, 2013) menyatakan
bahwa Problem
Based Learning (PBL) merupakan pembelajaran yang menghadapkan siswa pada masalah dunia nyata untuk memulai
pembelajaran. Peserta didik dapat memperoleh
informasi dari lingkungan sekitar mereka berdasar pada permasalahan yang ada dalam kehidupan sehari-hari mereka agar memiliki kemampuan memecahkan masalah (Setyorini, Sukiswo, & Subali, 2011).
Berdasarkan hasil
penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa model Problem
Based Learning (PBL) dapat meningkatkan
kemampuan berfikir kritis siswa. Hal ini dapat dilihat
bahwa 75% siswa memiliki kemampuan berfikir kritis, 7,5% siswa memiliki kemampuan sangat kritis, psikomotorik siswa memiliki nilai rerata 82,75 dalam kategori sangat aktif, dan afektif siswa mempunyai
nilai rerata sebesar 73,38 yang termasuk kategori baik. Oleh karena itu, para guru diharapkan mampu memvariasikan model pembelajaran
yang dapat menghindari rasa
bosan dan tercipta suasana yang menyenangkan. Model Problem Based Learning (PBL) dapat dijadikan solusi untuk meningkatkan
kemampuan siswa pada mata pelajaran Fisika di SMK.
Penelitian ini
dilaksanakan di SMK SIMA BANGSA. SMK SIMA BANGSA ini sudah memiliki
labolatorium komputer dan proyektor sehingga dapat menggunakan fasilitas yang ada guna memudahkan penyampaian materi pelajaran Fisika. Pentingnya proyektor untuk menyampaikan materi khususnya materi gelombang dan bunyi, diharapkan siswa dapat menganalogikan
gelombang dan bunyi melalui penayangan slide presentation. Guru yang mengajar pelajaran fisika belum sesuai
dengan pedagogiknya sehingga kurangnya kompetensi penyampaian materi fisika. KKM kelas XI TKR di SMK Sima Bangsa adalah 75. Nilai Rerata Ujian Akhir Semester (UAS)
kelas XI TKR SMK Sima Bangsa adalah 64. Dilihat dari KKM dan rerata yang belum sesuai sehingga perlu adanya pembelajaran
yang aktif, kreatif, dan inovatif. Dengan menggunakan model pembelajaran Problem Based Lerning
ini peserta didik dapat memperoleh
informasi dari lingkungan sekitar mereka berdasarkan permasalahan yang ada dalam kehidupan sehari-hari mereka, agara memiliki kemampuan memecahkan masalah.
Metode Penelitian
Tahap analis kebutuhan guru dan siswa akan
dilakukan di SMK Sima Bangsa dan akan diujicobakan di SMK Sima Bangsa yang
beralamat di jalan arya salingsingan No. 17 Desa Waruroyom Kecamatan Depok
Kabupaten Cirebon dengan materi pokok listrik statis dan dinamis pada kelas XI
Teknik Kendaraan Ringan. Penelitian dan pengembangan ini akan dilakukan pada Tahun Pelajaran
2017/2018.
Teknik analisis data dilakukan
untuk mengetahui kelayakan perangkat pembelajaran fisika SMK berbasis Problem Based learning (PBL) pada kelas XII Teknik Kendaraan Ringan, yang meliputi instrumen data berupa studi pendahuluan, validasi, dan ujicoba produk.
Hasil dan Pembahasan
Hasil dari penelitian dan pengembangan ini adalah perangkat pembelajaran
Fisika SMK berbasis problem based
learning yang terdiri dari Silabus, RPP, Bahan Ajar, lembar penilaian dan
Lembar Kerja Siswa. SK yang menjadi bahan kajian perangkat pembelajarannya adalah
SK 1 yaitu �Menginterpretasikan Listrik Statis Dan Dinamis�. KD yang� menjadi bahan kajian perangkat
pembelajarannya adalah KD 1 yaitu,�membedakan konsep listrik statis dan
dinamis�. Penelitian dan pengembangan ini dilakukan dengan menggunakan Borg and Gall dari tahap 1 sampai dengan
tahap 7. Data hasil dari tahap prosedur penelitian pengembangan yang dilakukan
adalah sebagai berikut:
1. Hasil Tahap Studi Pendahuluan
a.
Studi pustaka
Hasil
studi pustaka merupakan hasil analisis dari SK-KD mata pelajaran fisika pada
kelas XII SMK Teknologi dan Rekayasa yang mengacu pada standar isi
(Permendiknas Nomor 22 Tahun 2006). Hasil analisis ini ditujukan untuk menentukan
Standar Kompetensi, Kompetensi Dasar, Materi Pembelajaran yang memungkinkan
untuk dipilih sebagai acuan pengembangan perangkat pembelajaran. Hasil studi
pustaka ini dapat dilihat pada Lampiran.
b.
Survei lapangan
Selain data analisis SK dan KD, pada tahap studi
pendahuluan juga didapatkan data hasil observasi sekolah yang akan dijadikan
objek penelitian yaitu, SMK SIMA BANGSA. Ada beberapa hal yang menjadi kriteria
observasi adalah kelengkapan perangkat pembelajaran yang dimiliki, kelengkapan
sarana dan prasarana yang dimiliki sekolah dalam belajar dan pembelajaran, dan
kemampuan peserta didik.
Berdasarkan data hasil observasi yang telah dilakukan,
diperoleh: 1). Perangkat pembelajaran yang dimiliki oleh guru dari sekolah
tersebut belum lengkap, perangkat pembelajaran yang sudah ada disekolah
tersebut terdiri dari: RPP, Silabus, Lembar penilaian, dan bahan ajar; 2)
perangkat pembelajaran yang tidak saling terpaduan dan tidak mendukung
pembelajaran yang kontektual serta belum mengintegrasikan dalam metode pembelajaran
Problem Based Learning; 3) sarana
prasaran sekolah yang belum lengkap; 4) kemampuan akademik dan motivasi belajar
peserta didik yang masih rendah.
2. Hasil Tahap Perencanaan
Berdasarkan hasil tahap studi pendahuluan
yang telah dilakukan, maka spesifikasi khusus perangkat pembelajaran yang akan
dikembangkan adalah sebagai berkut:
a.
SK yang akan dipilih untuk dikembangan perangkat pembelajarannya adalah
SK 1 yaitu, Menginterpretasikan Listrik Statis Dan Dinamis kelas XII TKR SMK.
Terdapat arahan bagi guru untuk mendidik dengan menggunakan metode pembelajaran
Problem Based Learning dalam
pelajaran fisika materi listrik statis dan dinamis.
b.
Terdapat keterpaduan antara Silabus, RPP, bahan ajar, dan Lembar Kerja
Siswa. Berikut��
adalah�� perencanaan�� pembelajaran�� yang��
dijelaskan�� dalam perencanaan SK
dan KD, indikator pembelajaran, tujuan pembelajaran, model pembelajaran, metode
pembelajaran, dan peta konsep pembelajaran Problem
Based Learning:
Pemilihan SK dan KD mengacu pada standar isi
(Permendiknas Nomor 22 Tahun 2006) yang disesuaikan dengan pola dari mudah ke
sukar, konkret ke abstrak, dan dengan pendekatan terpadu sehingga akan mudah
ditemukan pola keterkaitan. Indikator pembelajaran disesuaikan dengan
pencapaian KD yang diinginkan, dirumuskan dengan cakupan kompetensi yang
terkandung di dalam KD, dan dikembangkan sesuai dengan hakikat sains menggunakan
kata kerja operasional yang dapat diukur dan terdiri dari indikator kognitif
produk yang tahapannya dimulai dari C1 sampai C6, kognitif proses yang
tahapannya dimulai dari P1 sampai P5, psikomotorik, serta indikator
ketercapaian afektif.
Tujuan pembelajaran disesuaikan dengan
Permendiknas Nomor 41 Tahun 2008 tentang standar proses, yang didalamnya
menggambarkan proses dan hasil belajar yang diharapkan dapat tercapai oleh
peserta didik sesuai dengan kompetensi dasar, dikembangkan sesuai dengan
hakikat sains dan terdiri dari tujuan pembelajaran kognitif produk, kognitif
proses, psikomotorik, dan afektif.
Berdasarkan tujuan pembelajaran, materi
pembelajaran, karakteristik peserta didik, dan fasilitas yang tersedia, maka
model pembelajaran yang cocok untuk digunakan adalah Problem Based Learning. Metode pembelajaran dipilih dengan
mempertimbangkan pengembangan kemampuan peserta didik agar lebih kreatif, inovatif,
dan dikondisikan pada pembelajaran yang bersifat problematis, sehingga
digunakan metode tugas, kerja kelompok, diskusi, tanya jawab, dan
percobaan/eksperimen.
c.
Analisis konsep digunakan
untuk mengidentifikasi konsep-konsep yang akan diajarkan. Konsep yang diajarkan
diawali dari Listrik dan diakhiri dengan penerapan alat-alat elektronik.
Analisis knsep disajikan pada gambar 1
Peta konsep.
Gambar 1 Peta Konsep
Contoh rencana pembelajaran yang lebih
lengkap disajikan pada lampiran.
d.
Analisis Hasil Pretes
Di
analisis hasil pretes, melakukan uji 35 soal pilihan ganda yang dijadikan
sebagai tolak ukur untuk mendapatkan soal yang valid guna mendapatkan soal yang
kemudian akan diujikan pada post-tes. Analisis soal di ujikan pada 39 siswa TKR
dengan jumah soal 35 soal yang valid adalah 30 soal pilihan ganda.
3. Hasil Tahap Penyusunan Draf
I (Desain Produk Awal)
a.
Silabus
Desain
awal silabus yang telah dikembangkan oleh sekolah, terdapat komponen-komponen
berikut:
1)
Nama mata pelajaran,
jenjang sekolah, kelas dan semester dengan jelas sehingga ada kejelasan tentang
tingkat pengetahuan prasyarat, pengetahuan awal dan karakteristik peserta didik
yang akan diberi pelajaran.
2)
Standar kompetensi yang
merupakan pernyataan tentang pengetahuan, keterampilan dan sikap yang harus
dikuasai oleh peerta didik serta tingkat penguasaan yang diharapkan adanya
perubahan setelah pembelajaran dalam mempelajari suatu mata pelajaran.
3)
Kompetensi dasar, peserta
didik harus menguasai kompeternsi dasarnya terlebih dahulu sebelum menguasai
Standar yang telah ditetapkan oleh tiap mata pelajaran dengan perincian atau
penjabaran lebih lanjut dari standar kompetensi.
4)
Materi pokok sebagai sarana
pencapaian kompetensi dasar dan yang akan dinilai menggunakan instrumen
penilaian berdasarkan indikator pencapaian hasil belajar.
5)
Pengalaman belajar peserta
didik, yaitu aktivitas belajar yang perlu dilakukan oleh peserta didik dalam
mencapai penguasaan standar kompetensi, kompetensi dasar dan materi
pembelajaran.
6)
Penjabaran kompetensi dasar
menjadi indikator, indikator merupakan kompetensi dasar secara spesifik yang
dijadikan ukuran untuk mengetahui ketercapaian hasil pembelajaran, berupa
indikator kognitif proses dan kognitif produk.
7)
Penjelasan indikator ke
dalam instrumen penilaian meliputi bentuk instrumen dan contoh instrumen.
b.
RPP
Desain
awal RPP yang telah dikembangkan disekolah, terdapat komponen-komponen berikut:
1)
Standar kompetensi dan
kompetensi dasar.
2)
Indikator pencapaian
kompetensi dasar tersebut, yang berupa indikator kognitif.
3)
Alokasi waktu yang diperlukan
untuk mencapai kompetensi dasar.
4)
Rumusan tujuan pembelajaran
yang ingin dicapai dalam pembelajaran fisika.
5)
Materi pembelajaran yang
akan diberikan pada peserta didik untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah
dirumuskan.
6)
Metode pembelajaran yang
dapat mendukung sifat materi dan tujuan pembelajaran.
7)
Langkah-langkah kegiatan
pembelajaran yang mengikuti sintaks Problem
Based Learning dan memadukan Lembar Kerja Siswa dan Bahan Ajar serta
mengitegrasikan metode pembelajaran Problem
Based Learning.
8)
Membagi setiap jam
pertemuan berdasarkan pada satuan tujuan pembelajaran atau sifat/jenis materi
pembelajaran bila untuk mencapai satu kompetensi dasar membutuhkan alokasi
waktu lebih dari 8 jam pelajaran.
9)
Sumber atau media
pembelajaran secara konkret untuk setiap bagian/pertemuan.
10) Teknik
penilaian.
c.
Bahan Ajar
Desain
awal bahan ajar yang telah dikembangkan, terdapat komponen-komponen berikut:
1)
Kata-kata sains yang dapat
dibaca pada uraian materi pelajaran.
2)
Tujuan yang memuat tujuan
yang hendak dicapai setelah mempelajari materi bahan ajar.
3)
Materi pelajaran berisi
uraian materi yang harus dipelajari.
4)
Bagan atau gambar yang
mendukung ilustrasi pada uraian materi.
5)
Uji diri setiap materi
pokok, masalah-masalah dalam kehidupan sehari-hari yang perlu didiskusikan.
d.
Lembar Kegiatan Peserta
Didik (LKS)
Desain
awal LKPD yang telah dikembangkan, terdapat komponen-komponen berikut:
1)
Judul: Berupa judul suatu
topik pembelajaran.
2)
Tujuan Pembelajaran: Berupa
tujuan pembelajaran khusus (TPK), yang pengembangannya melalui Analisis Materi
Pelajaran (AMP).
3)
Wacana-wacana materi
prasyarat berupa Pendahuluan, sebagai pengetahuan dan keterampilan yang
merupakan bekal awal pembelajar.
4)
Kegiatan pralaboratorium:
Berupa penyajian masalah yang harus disampaikan guru untuk dipecahkan oleh peserta
didik dengan prosedur ilmiah.
5)
Soal latihan: soal latihan
yang disajikan lebih ke Problem Based Learning dan penyediaan kolom untuk
jawaban.
6)
Kegiatan laboratorium:
Berupa kolom isian kegiatan kerja yang telah direncanakan dan telah diperiksa
guru, bimbingan pengumpulan data, bimbingan analisis data, dan bimbingan
penarikan kesimpulan. Semua bimbingan berupa pertanyaan-pertanyaan yang
jawabannya merupakan tuntunan melakukan setiap langkah prosedur ilmiah.
4. Hasil Tahap Validasi Produk
Awal (Draf I)
Tabel 1, 2, �3� menyajikan hasil validasi terhadap Draf I dan
saran yang diberikan oleh masing-masing validator serta revisi tahap 1 yang
diperoleh dari 2 orang dosen ahli pendidikan fisika, 1 orang guru Fisika SMK,
dan 2 orang teman sejawat.
Tabel
1
Hasil Validasi Produk Awal Oleh Dosen Ahli
Validator Produk |
Dosen 1 |
Dosen 2 |
Rerata |
Kategori |
Silabus |
4 |
4 |
4 |
SB |
RPP |
4 |
4 |
4 |
SB |
LOHBS |
4 |
4 |
4 |
SB |
Bahan Ajar |
4 |
4 |
4 |
SB |
LKPD |
4 |
4 |
4 |
SB |
Tabel
2
Hasil Validasi Produk Awal Oleh Guru
Validator Produk |
Guru |
Rerata |
Kategori |
Silabus |
4 |
4 |
SB |
RPP |
4 |
4 |
SB |
Bahan
Ajar |
4 |
4 |
SB |
LKS |
4 |
4 |
SB |
Tabel 3 Hasil Validasi Produk Awal
Oleh Teman Sejawat
Validator Produk |
Sejawat 1 |
Sejawat 2 |
Rerata |
Kategori |
Silabus |
4 |
4 |
4 |
SB |
RPP |
4 |
4 |
4 |
SB |
Bahan
Ajar |
4 |
4 |
4 |
SB |
LKS |
4 |
4 |
4 |
SB |
Tabel
1, 2 dan
3
Menunjukkan hasil penilaian tiap perangkat yang diperoleh dari validator.
Rerata yang diperoleh untuk penilaian silabus adalah 4 dengan kategori �Sangat
Baik�, rerata yang diperoleh untuk penilaian RPP adalah 4 dengan kategori
�Sangat Baik�, rerata yang diperoleh untuk penilaian Bahan Ajar adalah 4 dengan
kategori �Sangat Baik�, dan rerata yang diperoleh untuk penilaian LKS adalah 4
dengan kategori �Sangat Baik�. Selengkapnya dari hasil validasi terdapat pada
Lampiran.
5. Hasil Tahap Uji Coba
Perangkat pembelajaran yang dikembangkan
diujicobakan selama 6 jam pelajaran (5 �
45) dari total alokasi waktu yang sesungguhnya 10 jam pelajaran. Tahap uji coba
terbagi menjadi 2, yaitu tahap uji coba terbatas dan uji coba diperluas
Kesimpulan
Pengembangan perangkat pembelajaran
Pengembangan Perangkat Pembelajaran Fisika Berbasis Problem Based Learning Pada
Meteri Listrik Statis Dan Dinamis Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Serta
Evektivitasnya dilakukan dengan menggunakan metode Research and Development
oleh Borg & Gall melalui tahapan-tahapan:�
Research And Information Collecting (melakukan pengumpulan informasi dan
membuat kerangka kerja penelitian), Planning (melakukan perencanaan dan tujuan
penelitian), Develop Preliminary Form Of Product (mengembangkan bentuk produk
awal dan memvalidasi produk), Preliminary Field Testing (melakukan uji coba
lapangan permulaan), Main Product Revision (melakukan revisi terhadap produk
utama), Main Field Testing Product Revision (melakukan uji coba lapangan
utama), dan Operational Product Revision (melakukan revisi terhadap uji coba
lapangan utama).
Kualitas produk Pembelajaran Fisika Berbasis
Problem Based Learning Pada Meteri Listrik Statis Dan Dinamis Untuk
Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Serta Evektivitasnya yang dikembangkan mendapatkan
nilai dengan rerata 4 dan berkategori �sangat baik�.
Pencapaian hasil belajar peserta didik
setelah mengikuti proses pembelajaran menggunakan Pembelajaran Fisika Berbasis
Problem Based Learning Pada Meteri Listrik Statis Dan Dinamis Untuk Meningkatkan
Hasil Belajar Siswa Serta Evektivitasnya mengalami peningkatan.
BIBLIOGRAFI
Jihad, Asep. (2013). Evaluasi pembelajaran. Multi Pressindo.
Kebudayaan, Kementrian Pendidikan. (2013). Materi Pelatihan Guru
Implementasi Kurikulum 2013. Nuh, M.(2013). Kurikulum.
Norsalisa, Eko, & Widiyaningrum, Priyantini. (2013). Pengembangan
Media Pembelajaran Zat Adiktif dan Psikotropika Berbentuk Komik Kontekstual di
SMP. Journal of Innovative Science Education, 2(1).
Rahayu, Rina. (2015). Pengembangan Perangkat Pembelajaran IPA Berbasis
Problem Based Learning Di SMP. Jurnal Kependidikan: Penelitian Inovasi
Pembelajaran, 45(1).
Rahmadi, Furdan. (2015). Pengembangan perangkat pembelajaran berbasis
pemecahan masalah berorientasi pada kemampuan penalaran dan komunikasi
matematika. Jurnal Pendidikan Matematika, 10(2), 137�145.
Setyorini, U., Sukiswo, S. E., & Subali, B. (2011). Penerapan model
problem based learning untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa SMP. Jurnal
Pendidikan Fisika Indonesia, 7(1).
Subekti, Hasan. (2010). Pengembangan Perangkat Pembelajaran Sains SMP
Berorientasi Pendidikan Berkarakter Dengan Model Kooperatif Pada Materi
Sensitifitas Indera Peraba. Proceeding of The 4 Th International Confrence
on Teacher Education.
Trianto, T. (2014). Model Pembelajaran Terpadu; Konsep, Strategi dan
Implementationnya dalam KTSP. Jakarta: Bumi Aksara.
Wahyudiati, Dwi. (2010). Pengembangan perangkat pembelajaran berorientasi
model pembelajaran diskusi pada pokok bahasan energi dan perubahannya untuk
menumbuhkan sikap ilmiah siswa. Badan Penelitian Dan Pengembangan.