� e-ISSN: 2548-1398
� Vol. 5, No. 9,
September 2020
�
FORMULASI DAN
EVALUASI FISIK SEDIAAN LOSION TABIR SURYA EKSTRAK KULIT BUAH MANGGA (MANGIFERA INDICA L.)
Yenni Puspita Tanjung dan Owi Rowinda Lumanik
Akademi Farmasi Bumi Siliwangi
Email:
yennipuspitatanjung85@gmail.com dan
[email protected]
Abstract
Mango
peel (Mangifera indica L.) has a compound content of flavonoids that can be used
as a sunscreen. This research purpose�s to obtain a
sunscreen lotion from Irwin mango peel extract, to find out which lotion
formula meets the physical evaluation requirements, and to find out the effect
of variations of Irwin mango peel extract on physical evaluation results. The sunscreen
lotion formula is made with 3 variations of the concentration of mango Irwin
fruit peel, namely F1 (0.3%), F2 (0.5%), and F3 (0.7%). Physical evaluation of
the sunscreen lotion formulations was carried out during 28 days of storage at
room temperature based on the organoleptic evaluation, dispersion, homogeneity,
pH, viscosity, and the type of emulsion used. The results of this research
indicate that sunscreen lotion preparations can be made from Irwin mango peel
extract and sunscreen lotion mango peel extract preparations show F1, F2, and
F3 were qualified for the physical evaluation results which
involved organoleptic, dispersion, homogeneity pH, viscosity, and the type
emulsion. Variations in the concentration
of Irwin mango peel extract gave significantly different effect (p <0.05) on
the organoleptic evaluation and dispersion as well did not give a significant
effect (p> 0.05) on the evaluation of pH, homogeneity, viscosity, and the
type emulsion
Keywords:
sunscreen lotion; mango skin extract (Mangifera indica L.); flavonoids
Abstrak
Kulit buah mangga (Mangifera indica L.)
memiliki kandungan senyawa flavonoid yang dapat digunakan sebagai tabir surya.
Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh sediaan losion tabir surya dari
ekstrak kulit buah mangga irwin dan
mengetahui formula losion mana yang memenuhi syarat evaluasi fisik, serta untuk
mengetahui pengaruh variasi ekstrak kulit buah mangga Irwin terhadap hasil
evaluasi fisik. Formula losion tabir surya dibuat dengan 3 variasi konsentrasi
ekstrak kulit buah mangga irwin� yaitu F1
(0,3%), F2 (0,5%), dan F3 (0,7%). Evaluasi fisik formulasi losion tabir surya
yang telah dibuat dilakukan selama 28 hari penyimpanan pada suhu ruang meliputi
evaluasi organoleptis, daya sebar, homogenitas, pH, viskositas dan tipe emulsi
yang digunakan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa sediaan losion tabir
surya dapat dibuat dari ekstrak kulit buah mangga irwin dan sediaan losion
tabir surya ekstrak kulit buah mangga menunjukkan F1, F2, dan F3 memenuhi
syarat hasil evaluasi fisik yang meliputi organoleptis, daya sebar,
homogenitas, pH, viskositas, dan tipe emulsi. Variasi konsentrasi ekstrak kulit
buah mangga irwin memberikan hasil berbeda berpengaruh secara signifikan
(p<0,05) terhadap evaluasi daya sebar serta tidak berpengaruh secara
signifikan (p>0,05) terhadap evaluasi pH dan evaluasi viskositas.
Kata kunci: losion tabir surya; ekstrak kulit
buah mangga (Mangifera indica L.); flavonoid
Pendahuluan
Pemaparan sinar matahari (sinar ultraviolet/sinar UV) yang berlebihan dapat menyebabkan eritema,
hiperpigmentasi, bahkan sampai menyebabkan kanker kulit. Radiasi sinar UV yang
paling berpotensi pigmentasi adalah sinar UV A (320 nm-400 nm) dan yang
menyebabkan terjadinya luka bakar (sunburn)
dan kanker kulit� adalah sinar UV B
(290 nm-320 nm). Sedangkan sinar UV C (100 nm-290 nm) bersifat karsinogenik,
namun sinar tersebut dapat disaring oleh lapisan ozon sehingga tidak sampai ke
permukaan bumi (Arizona & Zulkarnain, 2018).
Pemaparan sinar ultraviolet secara kronik akan
mengakibatkan perubahan struktur kulit dan stress oksidatif pada kulit
(Sukma, 2018).
Kulit manusia sesungguhnya telah memiliki sistem
perlindungan alamiah terhadap efek sinar matahari yang merugikan dengan cara
penebalan stratum korneum dan pigmentasi kulit. Namun, tidak efektif untuk
menahan sinar kontak yang berlebih. Berbagai upaya dilakukan untuk mengurangi
dan mencegah timbulnya kerusakan seluler akibat radiasi UV. Oleh karena itu,
diperlukan kosmetik pelindung kulit tambahan yaitu kosmesetikal tabir surya
(Sukma, 2018).
Berdasarkan penelitian Joshi and Pawar �diketahui bahwa kosmesetikal tabir surya
dengan� senyawa herbal telah menjadi tren
modern dan semakin populer di bidang kecantikan karena efek sampingnya
yang relatif sedikit. Salah satu senyawa herbal yang berpotensi digunakan
sebagai tabir surya adalah kulit mangga (Joshi & Pawar, 2015).
Limbah mangga berupa kulit memilki kandungan flavonoid
yang merupakan senyawa fenolik dengan kapasitas antioksidan lebih besar
dan� aktivitas sebagai antikanker
(Mukti, 2017). Menurut (Kim et al., 2010) bahwa
kulit mangga memiliki kandungan flavonoid tiga kali lipat lebih banyak dibandingkan
dengan daging buah mangga sebanyak 92,65 mg/g (Kim et al., 2010). Senyawa fenolik�
dapat berperan sebagai tabir surya karena antioksidan sebagai fotoprotektif
untuk mencegah efek merugikan akibat radiasi UV (Sukma, 2018).
�Hal ini didukung oleh (Panovska et al., 2005) yang
mengungkapkan bahwa senyawa antioksidan merupakan suatu inhibitor yang
digunakan untuk menghambat autooksidasi. Adanya kandungan flavonoid dengan
aktivitas antioksidan memungkinkan kulit mangga dapat dibuat sebagai sediaan
tabir surya (Panovska et al., 2005).
Bentuk sediaan tabir surya di pasaran dewasa ini banyak
beredar dalam bentuk losion. Losion lebih mudah digunakan pada kulit karena
konsistensinya tidak terlalu padat, sehingga dapat dengan cepat menyebar lebih
merata pada permukaan kulit (Putri et al., 2019).
Berdasarkan latar belakang tersebut, perlu dilakukan penelitian formulasi losion tabir surya ekstrak kulit
buah mangga irwin yang divariasikan konsentrasi dari ekstraknya.
Metode Penelitian
Jenis
penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimental. Pada penelitian ini
dilakukan beberapa tahapan antara lain formulasi sediaan losion tabir surya
dari ekstrak kulit buah manga irwin. Dilakukan evaluasi fisik pada sediaan losion tabir surya meliputi
organoleptis, daya sebar, homogenitas, pH, viskositas dan tipe emulsi sediaan. Evaluasi fisik dilakukan selama penyimpanan 28 hari,
yaitu hari ke 0, 1, 7, 14, 21, dan 28 pada suhu ruang (25-30�C) (Zulkarnain & Oktaviasari, 2017)� .
Tabel 1
Bahan |
Konsentrasi (%) |
Kegunaan |
||
F1 |
F2 |
F3 |
||
Ekstrak
kulit buah mangga |
0,3 |
0,5 |
0,7 |
Antioksidan |
Setil
Alkohol |
5 |
5 |
5 |
Pengemulsi,
Emolien |
Parafin Cair |
4 |
4 |
4 |
Emolien |
Asam Stearat |
5 |
5 |
5 |
Pengemulsi |
Gliserin |
2,5 |
2,5 |
2,5 |
Humektan |
Trietanolamin |
1 |
1 |
1 |
Pengemulsi |
Metil
paraben |
0,2 |
0,2 |
0,2 |
Pengawet |
Propil
paraben |
0,1 |
0,1 |
0,1 |
Pengawet |
Aquades
hingga |
100 |
100 |
100 |
Pelarut |
Mango oil |
3 tetes |
3 tetes |
3 tetes |
Pewangi |
�Formula Sediaan Losion Tabir Surya Ekstrak Kulit Buah
Mangga Irwin
Pada penelitian
ini dibuat losion tabir surya sebanyak 3 formula yang divariasikan konsentrasi
ekstraknya yaitu 0,3% (F1); 0,5% (F2); dan 0,7% (F3). Variasi ini dilakukan
untuk mengetahui apakah perbedaan konsentrasi ekstrak berpengaruh terhadap
hasil evaluasi fisik yang meliputi organoleptis, homogenitas, daya sebar, pH,
viskositas, dan tipe emulsi yang digunakan.
Proses
pembuatan losion tabir surya dilakukan dengan memisahkan bahan-bahan fase
minyak dengan bahan-bahan fase air. Bahan fase minyak yaitu parrafin liquidum,
asam stearat, dan setil alkohol berperan sebagai pengemulsi. Ketiga bahan
tersebut dimasukkan ke dalam cawan penguap untuk dilebur
pada waterbath dengan suhu 70˚C
karena ketiga bahan ini memiliki titik lebur pada suhu 70˚C. Bahan fase
air terdiri dari gliserin sebagai humektan dan TEA sebagai pengemulsi. Kedua
bahan ini� dicampurkan dengan air panas
di beaker glass pada suhu 70˚C.
Pengawet yang digunakan dalam formulasi ini adalah kombinasi metil paraben dan
propil paraben. Kombinasi pengawet ini dsilakukan karena
dengan kombinasi maka dapat meningkatkan efek kerjanya untuk melindungi sediaan
dari bakteri dan jamur
(Rowe
et al., 2009). Kedua bahan
ini juga dilarutkan hingga larut dengan air panas di beaker glass pada suhu 70˚C.�
Fase minyak dan fase air dicampurkan pada suhu yang sama sambil diaduk
hingga terbentuk basis losion. Prinsip basis losion umumnya sama seperti
prinsip pembuatan krim dengan adanya reaksi saponifikasi (penyabunan) dari
suatu asam lemak yang tinggi dengan suatu basa yang dikerjakan dalam suasana
panas pada suhu 70˚C (Butar�Butar,
n.d.). Ekstrak kulit
buah mangga irwin dilarutkan dengan aquades panas secukupnya dan ditambahkan
dengan basis losion diaduk hingga homogen. Sediaan losion dimasukkan ke dalam
wadah dan dilakukan evaluasi pada sediaan.
A.
Evaluasi Fisik Losion
Tabir Surya
1.
Evaluasi Organoleptis
Uji organoleptis sediaan losion menggunakan panca indera
dan parameter yang diamati adalah warna, bentuk dan bau (Putri
et al., 2019).
2.
Evaluasi Daya Sebar
Dilakukan dengan cara sampel diambil sebanyak 1 gram,
diletakkan ditengah cawan petri dalam posisi terbalik, letakkan cawan petri
yang lain di atas losion dalam posisi terbalik dan diberi beban 125 gram dengan
rentang waktu 1-2 menit, lalu diukur diameter penyebarannya. Syarat diameter
penyebaran daya sebar adalah 5cm-7cm (Garg,
A, 2002).
3.
Uji Homogenitas
Dioleskan sediaan losion di atas kaca objek, kemudian
ditutup dengan penutup kaca objek. Amati ada atau tidaknya partikel kasar yang
terdapat dalam sediaan (Damayanti et al.,
2017).
4.
Evaluasi� pH
Pengukuran pH sediaan losion menggunakan kertas pH
universal. Pengukuran dilakukan secara langsung dengan mencelupkan kertas pH ke
dalam losion dan disesuaikan hasil yang tertera pada warna pH. Rentang pH yang
diperbolehkan untuk sediaan tabir surya adalah 4,5-8,0 (Nasional, 1996).
5.
Evaluasi Viskositas
Sebanyak 100 gram losion dimasukkan ke dalam beaker glass
250 ml kemudian viskositasnya diukur menggunakan Viscometer Brokfield LV, kemudian
diatur spindle no 4 dengan kecepatan 6 rpm�
Viskositas yang diperbolehkan untuk sediaan tabir surya adalah
2000cp-50000cp
(Rahman
et al., 2013).
6.
Evaluasi Tipe Emulsi
Menggunakan metilen biru yang diteteskan pada losion yang
ada pada kaca objek. Jika tipe a/m (air dalam minyak) maka metilen biru� akan bergerombol pada permukaan. Jika tipe
m/a (minyak dalam air) maka zat warna akan melarut didalamnya dan bercampur
merata
(Sukma,
2018).
B.
Analisis Data
Statistik
Analisis
data statistik ditentukan dengan uji normalitas data digunakan uji Shapiro Wilk dengan
confidence interval 95%. Bila nilai p>0,05 maka data terdistribusi normal
dan jika p<0,05 maka
data tidak terdistribusi
normal. Data yang terdistribusi normal dilanjutkan menggunakan uji One
Way ANOVA. Data yang tidak terdistribusi
normal dilanjutkan menggunakan
uji Kruskal Wallis. Nilai p>0,05 menunjukkan tidak berpengaruh secara signifikan dan p<0,05 menunjukkan berbeda berpengaruh signifikan (Meylina, 2018).
1. Alat
Neraca
analitis, gelas kimia, kertas perkamen,
spatel, pipet tetes, cawan porselen, penangas air (waterbath), pH universal, kaca objek, viscometer Brokfield LV, cawan petri, kaca arloji, termometer, mikroskop optic.
2. Bahan
Ekstrak
kulit buah mangga irwin (Mangifera indica L.)
(Lansida Herbal), Setil Alkohol (Fadjar Kimia), Parafin Cair (Fadjar
Kimia), Gliserin (Fadjar
Kimia), Asam Stearat (Fadjar Kimia), Trietanolamin (Fadjar Kimia), Propil paraben (Fadjar Kimia), Metil paraben (Fadjar Kimia), Aquades (Fadjar Kimia), Mango oil (Fadjar
Kimia)
Hasil dan Pembahasan
A.
Hasil
1. Hasil
Evaluasi Organoleptis
Tabel 2
Hasil Evaluasi Organoleptis Sediaan Losion Tabir Surya
Formula |
Organoleptis |
Hari ke-0 |
Hari ke-1 |
Hari ke-7 |
Hari ke-14 |
Hari ke-21 |
Hari ke-28 |
F1 |
Bentuk |
SP |
SP |
SP |
SP |
SP |
SP |
|
Warna |
KM |
KM |
KM |
KM |
KM |
KM |
|
Bau |
BKM |
BKM |
BKM |
BKM |
BKM |
BKM |
F2 |
Bentuk |
SP |
SP |
SP |
SP |
SP |
SP |
|
Warna |
KK |
KK |
KK |
KK |
KK |
KK |
|
Bau |
BK |
BK |
BK |
BK |
BK |
BKM |
F3 |
Bentuk |
SP |
SP |
SP |
SP |
SP |
SP |
|
Warna |
KK |
KK |
KK |
KK |
KK |
KK |
|
Bau |
BKM |
BKM |
BKM |
BKM |
BKM |
BKM |
� �����Keterangan :
F1: Formula losion
dengan ekstrak 0,3%;F2: Formula losion dengan ekstrak 0,5%;F3: Formula losion
dengan ekstrak 0,7%;SP : Semi Padat;KM : Kuning Muda;KK : Kuning Kecoklatan;
BKM : Bau Khas Mangga.
2.
Hasil Evaluasi Daya Sebar
Gambar 1
Grafik Hasil Evaluasi Daya Sebar
3.
Hasil
Evaluasi Homogenitas
Tabel 3
Hasil Evaluasi Homogenitas
Sediaan Losion Tabir Surya
Formula |
Evaluasi
Homogenitas (Hari ke-) |
|||||
0 |
1 |
7 |
14 |
21 |
28 |
|
F2 |
+ |
+ |
+ |
+ |
+ |
+ |
F1 |
+ |
+ |
+ |
+ |
+ |
+ |
F3 |
+ |
+ |
+ |
+ |
+ |
+ |
����� �Keterangan : (+) : Homogen;
(-): Tidak Homogen
4.
Hasil
Evaluasi pH
Gambar 2
Grafik Hasil Evaluasi pH
5.
Hasil
Evaluasi Viskositas
Gambar 3
Grafik Hasil Evaluasi Viskositas
6. Hasil
Evaluasi Tipe Emulsi
Tabel 4
Hasil Evaluasi Tipe Emulsi Sediaan Losion Tabir Surya
Tipe Emulsi |
||
Formula |
Awal (Hari ke-0) |
Akhir (Setelah 28 hari penyimpanan) |
F1 |
M/A |
M/A |
F2 |
M/A |
M/A |
F3 |
M/A |
M/A |
B.
Pembahasan
Ekstrak kulit buah
mangga
irwin yang diperoleh ekstrak kental dengan warna coklat tua, bau khas, dan
konsentrasi kental. Dari hasil skrinning fitokimia secara kualitatif
membuktikan bahwa ekstrak kulit buah mangga irwin positif mengandung flavonoid.
Dalam penelitian ini peneliti membandingkan evaluasi fisik dengan perbedaan konsentrasi ekstrak kulit buah
mangga untuk masing-masing formula yaitu, 0,3% untuk Formula I, 0,5% untuk
Formula II, dan 0,7% untuk Formula III. . Sediaan losion tabir surya ekstrak kulit buah mangga dilakukan evaluasi fisik meliputi uji organoleptis, daya
sebar, homogenitas, pH, viskositas dan tipe emulsi pada suhu
ruang
(25-30�C) (Zulkarnain &
Oktaviasari, 2017).
Hasil evaluasi
organoleptis selama 28 hari (Tabel 2), ketiga formula memiliki perbedaan warna untuk F1 berwarna kuning muda sedangkan
pada F2 dan F3 berwarna kuning
kecoklatan. Pengaruh perbedaan warna pada sediaan diakibatkan oleh konsentrasi ekstrak yang ada di dalam sediaan
losion tabir surya, warna ekstrak
kulit buah mangga irwin memiliki
warna coklat gelap. Semakin tinggi konsentrasi ekstrak dalam sediaan
losion maka semakin gelap warna
pada sediaan (Sukma, 2018).
Hasil evaluasi
daya sebar selama 28 hari (Gambar 1) sediaan losion mengalami perubahan namun masih memenuhi
persyaratan daya sebar sediaan losion.
Perubahan daya sebar dipengaruhi oleh viskositas sediaan dimana angka fluktuatif
yang dimiliki oleh viskositas
berpengaruh terhadap daya sebarnya. Semakin rendah viskositas maka tahanan yang dimiliki pun rendah sehingga sediaan losion semakin mudah mengalir
dan daya sebarnya meningkat (Nuralifah et al., 2019).
Hasil evaluasi
homogenitas (Tabel 3) sediaan losion dapat membentuk sediaan yang homogen dimana tidak
memiliki bintik-bintik atau butiran kasar (Daud et al., 2018).
Selanjutnya
dilakukan evaluasi pH
(Gambar 2) selama 28 hari penyimpanan nilai pH konsisten dengan angka pH 5 dan sesuai dengan standar mutu sediaan losion
4,5- 8,0. Hal ini membuktikan
sediaan losion relatif aman terhadap
pemakaian kulit (Restika, 2017).
Pengukuran
evaluasi viskositas (Gambar
3) sediaan losion mengalami perubahan pada nilai viskositas. Perubahan ini disebabkan
oleh pengaruh wadah penyimpanan yang kurang kedap sehingga dapat menyebabkan sediaan losion tabir surya menyerap
air dari luar, perubahan suhu dan kondisi tempat penyimpanan seperti kelembaban udara (Sopyan et al., 2016).
Hasil evaluasi
tipe emulsi (Tabel 4) sediaan losion tabir suya
memiliki tipe emulsi losion m/a. Tipe emulsi M/A sesuai dengan diharapkan
untuk sediaan losion karena memiliki
banyak keuntungan diantaranya mudah dibilas dengan air dan tidak lengket sehingga
memberikan kenyamanan pada pemakai (Daud et al., 2018).
Data yang diperoleh
terlebih dahulu dilakukan uji normalitas data menggunakan uji Shapiro Wilk. Hasil menunjukkan
bahwa data tidak terdistribusi normal dimana
p<0,05.� Pengujian
selanjutnya dilakukan dengan uji Kruskal Wallis dan didapatkan
hasil sediaan losion tabir surya
dengan variasi konsentrasi ekstrak kulit buah mangga
irwin
memberikan
hasil berbeda berpengaruh secara signifikan (p<0,05) terhadap evaluasi organoleptis dan daya sebar serta
tidak berpengaruh secara signifikan (p>0,05) terhadap evaluasi pH, homogenitas, viskositas dan tipe emulsi.�
Kesimpulan
Ekstrak kulit buah
mangga irwin (Mangifera indica L.) dapat
diformulasikan dalam bentuk sediaan losion tabir surya.
Formula losion tabir surya ekstrak kulit
buah mangga irwin dengan variasi
konsentrasi ekstrak kulit buah mangga
irwin yang memenuhi syarat evaluasi fisik adalah F1 (0,3%), F2
(0,5%), dan F3 (0,7%). Variasi konsentrasi
ekstrak kulit buah mangga irwin
pada losion tabir surya memberikan
hasil berbeda berpengaruh secara signifikan (p<0,05) terhadap evaluasi organoleptis dan daya sebar. Serta tidak berpengaruh secara signifikan (p>0,05) terhadap evaluasi pH, homogenitas, viskositas, dan tipe emulsi.
BIBILIOGRAFI
Arizona, M., & Zulkarnain, A. K. (2018). Optimasi Formula
dan Uji Aktivitas Secara In Vitro Lotion O/W Ekstrak Etanolik Rimpang Temu
Mangga (Curcuma Mangga Val. dan van Zijp) sebagai Tabir Surya. Majalah
Farmaseutik, 14(1).
Butar�Butar, E. (2011). Pembuatan Dan Uji Sediaan Krim
Hidrokortison. Fakultas
Farmasi Universitas Sumatera Utara Medan
Damayanti, R. H., Meylina, L., & Rusli, R. (2017).
Formulasi Sediaan Lotion Tabir Surya Ekstrak Daun Cempedak (Artocarpus
champeden Spreng). Proceeding of Mulawarman Pharmaceuticals Conferences,
6, 167�172.
Daud, N. S., Musdalipah, M., & Idayati, I. (2018).
Optimasi Formula Lotion Tabir Surya Ekstrak Kulit Buah Naga Super Merah
(Hylocereus costaricensis) Menggunakan Metode Desain D-Optimal. Jurnal Sains
Farmasi & Klinis, 5(2), 72�77.
Garg, A, D. (2002). Aggarwal, S., Garg, A, K., Sigla,
Pharmaceutical Technology. Mary Clark, North America.
Joshi, L. S., & Pawar, H. A. (2015). Herbal cosmetics and
cosmeceuticals: An overview. Nat Prod Chem Res, 3(2), 170.
Kim, H., Moon, J. Y., Kim, H., Lee, D.-S., Cho, M., Choi,
H.-K., Kim, Y. S., Mosaddik, A., & Cho, S. K. (2010). Antioxidant and
antiproliferative activities of mango (Mangifera indica L.) flesh and peel. Food
Chemistry, 121(2), 429�436.
Meylina, K. (2018). .Optimasi dan Asam Stearat Pada Lotion
Tabir Surya Ekstrak Etanol Kelopak Bunga Rosella (Hibiscus sabdariffa L.)
Dengan Metode Desain Faktorial. Skripsi Program Studi Farmasi. Universitas
Sanata Dharma. hal 8.
Mukti, G. W. (2017). Peningkatan Nilai Tambah Limbah Kulit
Mangga Melalui Pelatihan Pembuatan Keripik Dan Manisan Kulit Mangga. Jurnal
Pengabdian Kepada Masyarakat, 1(3).
Nasional, B. S. (1996). Sediaan Tabir Surya, Badan
Standardisasi Nasional, Jakarta. SNI 16-4399-1996.
Nuralifah, N., Armadany, F. I., Parawansah, P., &
Pratiwi, A. (2019). Uji Aktivitas Antibakteri Sediaan Krim Anti Jerawat Ekstrak
Etanol Terpurifikasi Daun Sirih (Piper betle L.) dengan Basis Vanishing Cream
Terhadap Propionibacterium acne. Pharmauho: Jurnal Farmasi, Sains, Dan
Kesehatan, 4(2).
Panovska, T. K., Kulevanova, S., & Stenova, M. (2005). In
Vitro Antioxidant of Some Teucrium Spesies (Lamiaceae). Journol Acta
Pharmachology, 55(2).
Putri, Y. D., Kartamihardja, H., & Lisna, I. (2019).
Formulasi dan Evaluasi Losion Tabir Surya Ekstrak Daun Stevia (Stevia
rebaudiana Bertoni M). Jurnal Sains Farmasi & Klinis, 6(1),
32�36.
Rahman, A. G., Astuti, I. Y., & Dhiani, B. A. (2013).
Formulasi lotion ekstrak rimpang bangle (Zingiber purpureum roxb) dengan
variasi konsentrasi trietanolamin sebagai emulgator dan uji iritasinya. PHARMACY:
Jurnal Farmasi Indonesia (Pharmaceutical Journal of Indonesia), 10(1).
Restika, E. (2017). Formulasi dan Penentuan Potensi Tabir
Surya dari Krim Ekstrak Metanol Umbi Ubi Kelapa Ungu (Dioscorea alata var
purpurea). Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar.
Rowe, R. C., Sheskey, P., & Quinn, M. (2009). Handbook
of pharmaceutical excipients. Libros Digitales-Pharmaceutical Press.
Sopyan, I. I., Apriana, R. A., & dolih Gozali, D. (2016).
Formulasi Sediaan Losio Dari Esktrak Kulit Buah Delima (Punica Granatum L.)
Sebagai Tabir Surya. Farmaka, 14(1), 43�58.
Sukma, Y. C. (2018). Formulasi sediaan tabir surya
mikroemulsi ekstrak kulit buah Nanas (Ananas comosus L) dan uji in vitro nilai
sun protection factor (SPF). Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim.
Zulkarnain, A. K., & Oktaviasari, L. (2017). Formulasi
dan Uji Stabilitas Fisik Sediaan Lotion O/W Pati Kentang (Solanum Tuberosum L.)
Serta Aktivitasnya Sebagai Tabir Surya. Majalah Farmaseutik, 13(1).