���������� Syntax Literate : Jurnal Ilmiah
Indonesia � ISSN : 2541-0849
�������� ��e-ISSN : 2548-1398
��������� �Vol. 2,
No 7 Juli 2017
PENGARUH SENAM
DIABETES PERHADAP PENURUNAN KADAR GULA DARAH PADA PASIEN DIABETES MELLITUS DI UPT PUSKESMAS MUNDU KABUPATEN CIREBON� TAHUN�
2017
Endang Subandi
Sekolah
Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKes) Cirebon
Abstrak
Diabetes Mellitus adalah kelainan pada tubuh, yang
dimana pada awal kemunculannya Diabetes Mellitus ditandai dengan peningkatan
kadar gula darah. Pengecekan dan/atau pengontrolan gula darah dapat dilakukan
guna mengontrol kadar gula darah pada pasien. Hal tersebut dilakukan unuk menjaga
kondisi gula darah agar senantiasa baik dan tidak merugikan pasien. Dalam
pelaksanaannya pengontrolan gula darah dapat dilakukan dengan berbagai
penatalaksanaan yang dilakukan oleh penderita diabetes itu sendiriHal ini bisa
dicapai dengan melakukan 4 pilar pengendalian diabetes mellitus, yaitu edukasi,
pengaturan makanan, olahraga, dan obat. Di samping 4 pilar pengendalian seperti
di atas, pengendalian melalui pelatihan jasmani juga perlu diupayakan. Sebab
dalam pelaksanaannya latihan jasmani sendiri adalah pengendalian yang cukup
optimal dan baik untuk penderita diabetes millitus. Adapun contoh dari latihan
jasmani yang dimaksud adalah dengan melakukan senam diabetes millitus. Tujuan
penelitian ini untuk mengetahui seberapa tinggi
dampak yang ditimbulkan senam diabetes atas penurunan kadar gula darah pada
pasien diabetes mellitus di �UPT
Puskesmas Mundu Kabupaten Cirebon tahun 2017. Penelitian ini berjeniskan
quasy eksperimen dengan rancangan penelitian one group pre-test post-test. Populasi
dalam penelitian ini adalah seluruh pasien Diabtetes Mellitus yang terdaftar
mengikuti Senam Diabetes di Puskesmas Mundu Kabupaten Cirebon dengan
keseluruhan peserta berjumlah 50 orang. Teknik sampling yang digunakan dalam
penelitian ini adalah total sampling. Pengambilan data penelitian dengan
menggunakan Glukometer. Analisa data menggunakan analisis univariat dengan persentase dan analisis bivariat
menggunakan uji Wilcoxon. Analisis dan
hasil penelitian menyebutkan bahwa nilai rerata kadar gula darah pada penderita diabetes mellitus pada
fase awal berjumlah 245,78 dan
setelah senam diabetes
sebesar 165,50 dengan hasil t hitung (-6,145) > t table
(2,011) dan nilai probabilitas
(p=0,000<0,05), maka
Ha diterima berarti terdapat pengaruh atau dampak
senam diabetes atas penurunan kadar gula darah pada pasien diabetes mellitus di
UPT Puskesmas Mundu Kota Cirebon. Berdasarkan analisis dan pembahasan di
atas penulis dapat menyimpulkan bahwa senam diabetesb berpengaruh menurunankan
kadar gula darah pada penderita diabetes mellitus di UPT Puskesmas Mundu Kota
Cirebon.
Kata Kunci: Senam Diabetes,
Penurunan Kadar Gula Darah
Pendahuluan
Pengaruh era
globalisasi di segala bidang, perkembangan teknologi dan industri mengakibatkan
perubahan pada perilaku dan gaya hidup masyarakat serta situasi lingkungan,
seperti perubahan terhadap pola konsumsi makanan yang serba instan, serta perkembangan
dunia teknologi dan komunikasi yang semakin meninggi membuat manusia seakan
enggan untuk bergerak dan berolahraga. Perubahan tersebut memberi kontribusi
terhadap semakin meningkatnya beberapa penyakit, sebagaimana penyakit jantung,
kanker, penyakit saluran pernapasan dan diabetes mellitus (Mety: 2015).
Diabetes Mellitus (DM) adalah
rangkuman kelainan heterogen yang timbul pada tubuh manusia. Pada awal
kemunculannya diabetes mellitus muncul dengan peningakatan kadar gula darah
yang cukup signifikan (hiperglikemia) �(Smeltzer, 2013). Penyakit ini disebabkan
gangguan metabolism glukosa akibat kekurangan insulin baik secara absolu
tmaupun relative, diabetes mellitus dapat diklasifikasikan berdasarkan
penyebabnya, perjalanan klinik, dan terapinya, yaitu diabetes� tipe 1, diabetes tipe 2 (RISKESDAS 2013),
diabetes mellitus gestasional (GDM) serta tipe-tipe tertentu yang memiliki
kaitan dengan keadaan lain (International Diabetes Federation, 2006).
Diabetes mellitus
merupakan penyakit kronis yang dapat menimbulkan morbiditas dan mortalitas
utama, seperti halnya penyakit kronislainnya. Controlling gula darah merupakan cara terbaik yang harus dilakukan
penderita untuk menjaga kondisi tubuh agar diabetes tidak begitu dominan
mengusai tubuhnya. Hal ini bisa dicapai dengan melakukan 4 pilar pengendalian
diabetes mellitus, yaitu edukasi, pengaturan makanan, olahraga, dan obat
(Nirwanto: 2016)
DM atau Diabetes
Mellitus dapat menyerang setiap orang, setiap lapisan, dan setiap jenjang usia,
maupun ekonomi. Pada beberapa waktu terakhir diabetes menjadi penyakit dengan
prioritas yang lebih utama. Hal tersebut terjadi karena diabetes menjadi salah
satu pembunuh tertinggi masyarakat Indonesia. Sehingga, untuk menghindari
peningkatan angka kematian, jadilah diabetes dijadikan sebagai penyakit dengan
prioritas pelayanan yang cukup tinggi.
Latihan jasmani
�sebagaimana senam diabetes� dapat digunakan untuk mencegah, menghindari, dan
menurunkan resiko peningkatan kadar gula darah. Menurut PERSADIA (Persatuan
Diabetes Indonesia) senam diabetes adalah senam fisik yang dikonsep untuk dapat
digunakan pada penderita diabetes di kondisi, usia, dan status fisik tertentu.
Pada proses pelaksanaannya senam ini dilakukan untuk menurunkan kadar gula
darah. Ilyas (2013) menerangkan bahwa latihan jasmani semisal senam diabetes
menyebabkan peningkatan aliran darah pada tubuh. Hal tersebut menyebabkan jalan
kapiler semakin terbuka. Pada tahap lanjut kondisi ini akan membuat tubuh
memproduksi banyak reseptor insulin sehingga berpengaruh pada penurunan kadar
gila darah pada tubuh. (Nirwanto: 2016).
Pelaksanaan senam
diabetes seyogyanya memperhatikan otot-otot yang akan diolah, sehingga manfaat
senam akan lebih dirasakan oleh pelaku senam itu sendiri. Selain harus
memperhatikan hal seperti yang disebutkan di atas, pelaku senam juga harus
menerapkan senam secara lebih teratur untuk hasil yang lebih baik. Senam
diabetes yang dilakukan hendaknya melibatkan otot-otot besar dan sesuai dengan
keinginan sehingga agar dapat bermanfaat senam dapat dirasakan secara terus
menerus. Senam sebaiknya dilakukan secara teratur dan dilakukan pada aktu pagi
hari (Karinda: 2014).
Senam diabetes dibuat
oleh Tim ahli yang terdiri atas tiga dokter (spesialis rehabilitas medis,
spesialis penyakit dalam, spesialis olahraga kesehatan), ahli gizi dan pelatih
sanggar senam. Senam diabtetes merupakan senam aerobic low impact menyenangkan, tidak membosankan� ritmis dengan gerakan yang menyenangkan,
tidak membosankan dan dapat diikuti semua kelompok umum sehingga menarik
kelompok club diabetes. Senam diabetes merupakan gerakan senam yang difungsikan
untuk memaksimalkan gerakan ritmik otot, sendi tubuh, vaskuler, serta saraf
dengan melakukan peregangan dan relaksasi. Konsep gerakan pada senam sehat
diabetes mellitus menggunakan konsep latihan ketahanan jantung paru (endurance) dengan mempertahankan
keseimbangan otot kanan dan kiri (NN: 2008)
Prevalensi diabetes
mellitus belakang mengalami peningkatan yang cukup pesat, baik itu di dunia
maupun Indonesia sebagai salah satu negara dengan penderita yang relatif
banyak. WHO mengungkapkan bahwa pada tahun 2003 jumlah penderita diabetes di
dunia berkisar di angka 194 juta. Jumlah tersebut diprediksi terus meningkat
hingga angka 333 juta di tahun 2025. Dari 194 juta penderita di dunia penderita
diabetes mellitus di Asia Tenggara Di Asia Tenggara berjumlah hampir seperempat
diantaranya. Jumlah penderita diabetes mellitus di ASEAN berada di angka 46
juta jiwa dan diprediksi akan terus meningkat hingga angka 119 juta jiwa di
beberapa tahun kedepan. Indonesia sebagai salah satu bagian ASEAN menyumbang
sedikitnya 8,4 juta jiwa untuk penderita diabates. Jumlah tersebut merupakan
jumlah terakhir di tahun 2000 dan diprediksi meningkat hingga angka 21,3 juta
jiwa di tahun 2030. Indonesia di prediksi menduduki urutan kelima di
duniIndonesia di prediksi menduduki urutan kelima di duniasebagai negara dengan
jumlah penderita diabetes terbanyak setelah India, Cina, Amerika Serikat, dan
Pakistan. Berdasrkan data Riskesdas 2007, total penyebaran penderita diabetes
mellitus di Pulau Jawa adalah di provinsi Jawa Barat sendiri sebesar 0,8%.
Sedangkan di kota
Cirebon sendiri menurut Dinas Kesehatan Kabupaten Cirebon total penderita
diabetes berada di kisaran 1,65% (4.693 jiwa) dari keseluruhan pasien rawat
inap di seluruh puskesmas, sedangkan untuk rawat inap sendiri di seluruh rumah
sakit baik itu rumah sakit� Negeri maupun
rumah sakit Swasta adalah 1.81% (781 Jiwa) (Depkes Kota Cirebon: 2016).
Menurut penelitian
sebelumnya� Nirwanto K. Rahim (2015).
Pengaruh senam diabetes atas proses penurunan kdar gula darah pada pasien
dengan diabetes mellitus di UPT Puskesmas Global Kecamatan Limboto Kabupaten
Gorontalo. Penelitian ini menerapkan jenis penelitian quasy eksperimen dengan desain one
group pra-post test design. Sampel penelitian ini berjumlah 33 responden
dengan teknik total sampling dan berdasarkan kriteria sampel. Data dikumpulkan
melalui tekhnik lembar observasi, dianalisis dengan uji T-berpasangan. Hasil
penelitian menunjukan didapatkan kadar gula darah sesaat sebelum pelaksanaan
intervensi senam dengan nilai mean 198.67 dan std. deviasi 32.575. untuuk nilai
p value = 0.000 (<0.05). Kesimpulannya penelitian ini adalah dapat
berpengaruh senam sidabetes atas proses penurunan kadar gula sewaktu pada
pasien dengan DM tipe II di Wilayah kerja Puskesmas global Kecamatan Limboto
Kabupaten Gorontalo tahun 2015 (Nirwanto: 2016).
Menurut hasil studi
pendahuluan di tanggal 3 Desember tahun 2016 di UPT Puskesmas Mundu Kabupaten
Cirebon penderita Diabetes Mellitus yang
terhitung dalam satu bulan terahkir berjumlah 50 orang.
Berdasarkan
permasalahan diatas, perlu upaya untuk mengatasi solusi pada pasien diabetes
mellitus, sehingga diharapkan adanya penurunan kadar gula darah setelah
dilakukan senam diabetes. Sehubungan dengan hal tersebut, peneliti tertarik
untuk melakukan penelitian mengenai �Pengaruh Senam Diabetes terhadap proses penurunan
�kadar gula darah yang terjadi pada
pasien Diabetes mellitus Di UPT
Puskesmas Mundu Kabupaten Cirebon�
Tahun� 2017�
Metode Penelitian
Desain
penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Quasi Experimental. Quasi Experimental sendiri merupakan eksperimen yang dilakukan dengan tidak ada batas-batasan
yang ketat, pada saat yang sama dapat mengontrol ancaman-ancaman validitas
(Wikipedia: 2014). Di samping menggunakan metode sebagaimana yang diterapkan di
atas, peneliti juga menggunakan One group
pretest-posttest, dimana rancangan yang tidak ada kelompok pembanding� (control)
melainkan telah dilakukan observasi tahap awal (pretest)� yang memungkinkan
peneliti melakukan pengujian atas apa yang terjadi setelah adanya eksperimen (posttest) (Scaher dan Richard: 2004).
Desain penelitian yang dimaksud dan One
group pretest-posttest dapat digambarkan sebagaimana bagan berikut:
Bagan 1
Desain Penelitian Quasi
Eksperimen
Pre tes������������ Perlakuan������� post
test O1������������������
Keterangan:
O1������ : Pre test tentang
pengukuran kadar glukosa
O2������ : Post test tentang pengukuran kadar
glukosa
�
Seluruh responden yang merupakan Pasien DM� di UPT Puskesmas
�
Mundu Kabupaten Cirebon.
����������� Dalam
penelitian ini variabel bebas (independen) yang digunakan adalah senam
diabetes, sedangkan variabel tetapnya (dependen) adalah penurunan kadar gula
darah. Dalam penelitian ini populasi yang digunakan adalah seluruh pasien
Diabetes Militus yang terdaftar sebagai anggota senam diabetes di Puskesmas
Mundu Kabupaten Cirebon yang berjumlah 50 orang. Teknik sampling disini berbentuk total
sampling. Teknik sampling tersebut
memungkinkan peneliti menggunakan keseluruhan sampel yang tersedia dalam suatu
penelitian.
Karena penelitian ini
merupakan penelitian sebab akibat, maka peneliti menggunakan teknik pengumpulan
data dengan alur sebagaimana berikut; (1) Memperoleh persetujuan pembimbing
untuk melakukan tindak lanjut dalam pebelitian, (2) Meminta surat pengantar
untuk kegiatan pengambilan data, (3) Menyerahkan surat pengantar tersebut
kepada petugas dan/atau ketua Puskesmas Mundu Cirebon, (4) Pengambilan data
dilakukan dengan melakukan pendekatan pada calon responden guna mengarahkan
mereka untuk mengisi informed consent, (5)
Setelah informed consent �diisi, peneliti kemudian melakukan pengambilan
data dengan cek gula darah melalui prosedur umum yang dilakukan.
Analisis yang dilakukan
dalam penelitian ini adalah analisis univariat dan bivariat. Analisis univariat
adalah analisis untuk menjelaskan atau mendeskripsikan� karakteristik setiap variabel penelitian.
Bentuk analisis univariat ini tergantung dari jenis datanya (Sri HArtini: 2009)� variable bebasnya yaitu Senam Diabetes,
sedangkan variabel terikatnya yaitu penurunan kadar gula darah. Adapun analisis
bivariat adalah analisa yang dilakukan atas dua jenis variabel yang diduga
memiliki kaitan satu dengan yang lain. Analisa bivariat disini digunakan untuk
mengetahui seberapa tinggi pengaruh yang ditimbulkan senam diabetes atas
penurunan kadar gula darah pada pasien diabetes mellitus di UPT Puskesmas Mundu
Kabupaten Cirebon. Analisis bivariat sendiri adalah analisis yang memiliki
rumusan sebagaimana berikut:
Keterangan :
D�������� = berdasarkan rumus di bawah
a��������� = koefisient test Shapiro Wilk
Xn-i+1 = angka ke n-i+1 pada data
Xi������� = angka ke i pada data
Keterangan :
Xi������� =
angka ke i pada data
��� �������
Keterangan :
G�������������������� =
identik dengan nilai Z distribusi normal
T3�������������������������� =
berdasarkan rumus di atas
bn, cn, dn��������� = konversi statistik shapiro-wilk
pendekatan distribusi normal
Adapun uji bivariat
yang dipakai jika data terdistribusi normal adalah dengan melaksanakan Uji
t-test untuk membandingkan perbedaan kemampuan bina diri sebelum dan/atau sesudah
proses latihan. Untuk menganalisis hasil penelitian menggunakan pre-test dan post-test one group design, maka rumusnya (Notoatmodjo: 2012):
Keterangan:
Md ���� = mean dari perbedaan pre test dengan post
test
xd ������ = deviasi tiap-tiap subjek (d-Md)
∑x2d �� = total kuadrat deviasi
N ������� = subjek pada sampel
Pada penelitian ini
analisa data dilakukan dengan menggunakan program SPSS. Uji t-test tersebut akan diperoleh nilai ρ, yaitu nilai yang menyatakan
besarnya peluang hasil penelitian (misal adanya perbedaan mean). Pada tahap
lanjut hasil dari perhitungan di atas kemudian diinterpretasikan dengan
perbandingan nilai ρ dan nilai
alpha (α = 0,05). Bila nilai ρ ≤ α, maka keputusannya
adalah H0 ditolak sedangkan bila nilai ρ ≥ α, maka keputusannya adalah Ha
diterima (Notoatmodjo: 2012).
Dan jika analisa data
tidak terdistribusi dengan normal menggunakan uji wilcoxon dengan rumus:
Keterangan:
Z �������� = Nilai hasil pengujian statistik uji
peringkat bertanda
T �������� = Jumlah tanda peringkat negatifA
�����������
����������� � ������� =
Probabilitas untuk memperoleh tanda (+) dan (-) = 0,5 karena nilai
����������������������� �� krisis 5%
Bila nilai Z yang
diperoleh dalam hitungann adalah lebih besar dari pada nilai kritis Ztabel 5%
(Zh > Zt) maka keputusannya H0 ditolak dan Ha
diterima(Notoatmodjo: 2012).
Hasil
dan Pembahasan
A.
Hasil
Penelitian
1.
Analisis
Univariat
a.
Karakteristik responden
1)
Jenis Kelamin
Berdasarkan
hasil analisis data jenis kelamin penderita diabetes mellitus di UPT Puskesmas
Mundu Kabupaten Cirebon tahun 2017 terhadap 50 responden secara deskriptif
dapat dilihat pada tabel sebagai berikut:
Tabel
1
Distribusi
Frekuensi Jenis Kelamin Penderita diabetes mellitus di UPT Puskesmas Mundu
Kabupaten Cirebon tahun 2017
Jenis Kelamin |
Frekuensi |
Persentase |
Laki-Laki |
13 |
26% |
Perempuan |
37 |
74% |
Total |
50 |
100% |
Berdasarkan
tabel 1, terlihat bahwa sebagian besar responden
berjenis kelamin perempuan
yaitu 37 orang (74%).
2)
Usia
Berdasarkan hasil
analisis data usia penderita diabetes mellitus di UPT Puskesmas Mundu Kabupaten
Cirebon tahun 2017 terhadap 50 responden secara deskriptif dapat dilihat pada
tabel sebagai berikut:
Tabel
2
Distribusi
Frekuensi Usia Penderita diabetes mellitus di UPT Puskesmas Mundu� Kabupaten Cirebon tahun 2017
Usia |
Frekuensi |
Persentase |
≥
45 tahun |
36 |
72% |
<
45 tahun |
14 |
28% |
Total |
50 |
100% |
Berdasarkan
tabel 2, terlihat bahwa sebagian besar responden berusia
≥ 45 tahun yaitu 36 orang
(72%).
b.
Kadar Gula Darah Pada Penderita Diabetes
Mellitus Sebelum Dilakukan Senam Diabetes
Berdasarkan hasil analisis data kadar gula darah
pada penderita diabetes mellitus sebelum dilakukan senam diabetes di UPT
Puskesmas Mundu Kabupaten Cirebon tahun 2017 terhadap 50 responden secara
deskriptif dapat dilihat pada tabel sebagai berikut:
Tabel 3
Distribusi
Frekuensi Kadar Gula Darah Pada Penderita Diabetes Mellitus Sebelum Dilakukan
Senam Diabetes di UPT Puskesmas Mundu Kabupaten Cirebon tahun 2017
Kadar Gula
Darah |
Frekuensi |
Persentase |
Di Atas Normal |
50 |
100% |
Normal |
0 |
0% |
Di Bawah Normal |
0 |
0% |
Total |
50 |
100% |
Berdasarkan
tabel 3, terlihat bahwa kadar gula darah
pada penderita diabetes mellitus sebelum dilakukan senam diabetes seluruhnya dengan kategori di atas normal yaitu 50 orang (100%).
c.
Kadar Gula Darah Pada Penderita Diabetes
Mellitus Sesudah Dilakukan Senam Diabetes
Berdasarkan hasil analisis data kadar gula darah
pada penderita diabetes mellitus sesudah dilakukan senam diabetes di UPT
Puskesmas Mundu Kabupaten Cirebon tahun 2017 terhadap 50 responden secara
deskriptif dapat dilihat pada tabel sebagai berikut:
Tabel 4
Distribusi Frekuensi Kadar Gula Darah
Pada Penderita Diabetes Mellitus Sesudah Dilakukan Senam Diabetes di UPT
Puskesmas Mundu� Kabupaten Cirebon tahun
2017
Kadar Gula
Darah |
Frekuensi |
Persentase |
Di Atas Normal |
26 |
52% |
Normal |
21 |
42% |
Di Bawah Normal |
3 |
6% |
Total |
50 |
100% |
Berdasarkan
tabel 4, terlihat bahwa kadar gula darah
pada penderita diabetes mellitus sesudah dilakukan senam diabetes sebagian besar dengan kategori di atas normal yaitu 26 orang (52%).
d.
Penurunan Kadar Gula Darah Pada
Penderita Diabetes Mellitus Sebelum Dan Sesudah Dilakukan Senam Diabetes
Berdasarkan
hasil analisa data kadar gula darah pada penderita diabetes mellitus sebelum
dan setelah dilakukan senam diabetes di UPT Puskesmas Mundu Kabupaten Cirebon
tahun 2017 terhadap 50 responden dapat dilihat pada grafik sebagai berikut:
Grafik 1
Penurunan Kadar Gula Darah Pada
Penderita Diabetes Mellitus Sebelum dan Sesudah Dilakukan Senam Diabetes di UPT
Puskesmas Mundu Kabupaten Cirebon tahun 2017
Berdasarkan
grafik 5.1 menunjukkan bahwa adanya perubahan
kadar gula darah pada penderita diabetes mellitus antara
sebelum dan sesudah dilakukan senam diabetes.
Perubahan ini disebabkan penderita diabetes mellitus mengikuti senam
diabetes sehingga bisa membantu menurunkan kadar
gulah darah. Berdasarkan
hasil pre-test didapatkan seluruh responden dalam kategori di atas
normal yaitu 50 orang (100%). Sedangkan hasil post-test
didapatkan hasil bahwa sebagian besar responden dalam kategori di atas
normal yaitu 26 orang (52%). Berdasarkan hasil tersebut dapat
disimpulkan bahwa terjadi penurunan kadar gula darah pada penderita
diabetes mellitus.
2.
Analisis Bivariat
Uji bivariat untuk
menguji kenormalan data hasil penelitian menggunakan �Kolmogorov Smirnov�. Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui
apakah sampel yang diselidiki berdistribusi normal atau tidak dengan hasil
sebagai berikut:
Tabel 5
Hasil
Uji Normalitas Pengaruh Senam Diabetes Terhadap Penurunan Kadar Gula Darah Pada
Pasien Penderita Diabetes Mellilus di UPT Puskesmas Mundu Kabupaten Cirebon
Tahun 2017
Kelompok |
Sig |
Keterangan |
Pre-Test |
0,000 |
Tidak Normal |
Post-Test |
0,016 |
Tidak Normal |
Berdasarkan
tabel 5 menunjukkan bahwa hasil uji normalitas menunjukkan data
berdistribusi tidak normal karena nilai p-value
< 0,05, sehingga untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh senam
diabetes terhadap penurunan kadar gula darah pada pasien penderita diabetes
mellilus di UPT Puskesmas Mundu Kabupaten Cirebon tahun 2017 menggunakan uji
statistik non parametrik Wilcoxon
yang disajikan pada tabel sebagai berikut:
Tabel 6
Nilai Pengaruh Senam Diabetes Terhadap Penurunan Kadar
Gula Darah Pada Pasien Penderita Diabetes Mellilus di UPT Puskesmas Mundu
Kabupaten Cirebon Tahun 2017
Kelompok |
Mean |
SD |
SE |
t� Account |
P Value |
Correlation |
N |
Pre Test |
245,78 |
62,789 |
8,880 |
-6,145 |
0,000 |
0,772 |
50 |
Post Test |
165,50 |
54,823 |
7,753 |
Pada tabel 5.6 terlihat bahwa nilai
signifikansi (sig.2-tailed) dengan uji Wilcoxon
yaitu < 0,05 maka berdasarkan kriteria pengambilan keputusan yaitu Ha
diterima. Hasil t hitung
adalah -6,145 sedangkan
t table dengan rumus dk = n � 2 = 50 - 2 = 48 dengan taraf
signifikansi 5% sehingga diperoleh nilai t table adalah 2,011 (tabel
t). Disimpulkan bahwa t hitung (-6,145) > t table (2,011), maka Ha
diterima berarti senam diabetes dapat menurunkan kadar gula darah pada
penderita diabetes mellitus di UPT Puskesmas Mundu Kabupaten Cirebon tahun
2017.
B.
Pembahasan
1.
Kadar
Gula Darah Pada Penderita Diabetes Mellitus Sebelum Dilakukan Senam Diabetes
Berdasarkan data hasil penelitian kadar gula darah pada
penderita diabetes mellitus sebelum dilakukan senam diabetes di UPT Puskesmas
Mundu Kabupaten Cirebon tahun 2017
diperoleh hasil seluruhnya
dengan kategori di atas normal yaitu 50 orang (100%).
Hasil
tersebut didukung data jenis kelamin responden yang sebagian besar adalah
perempuan dan berusia ≥ 45 tahun. Kaum wanita merupakan
pihak yang membawa gen untuk diwariskan kepada anak-anaknya dan manusia� mengalami�
penurunan� fisiologis� yang menurun dengan cepat setelah usia 40
tahun.
Karena semakin tua
golongan usia lanjut mengalami gangguan toleransi glukosa.� Peningkatan kadar glukosa pada lanjut usia
karena aresitensi insulin akibat perubahan komposisi tubuh, turunnya aktivitas,
perubahan pola makan dan penurunan fungsi neurohormonal,� seiring bertambahnya usia sel menjadi semakin
resisten terhadap insulin, menurunnya kemampuan lansia unuk menggunakan glukosa
(Medical: 2016).
Dengan demikian
berdasarkan hasil penelitian
dapat disimpulkan bahwa sebelum pemberian senam diabetes diperoleh hasil seluruh responden
memiliki kadar gula darah dalam kategroi di atas normal. Hal ini bisa disebabkkan faktor usia dimana
terjadi penurunan fisiologis akibat bertambahnya usia dan semakin
tua golongan usia lanjut mengalami gangguan toleransi glukosa.
2.
Kadar
Gula Darah Pada Penderita Diabetes
Mellitus Sesudah Dilakukan Senam Diabetes
Berdasarkan data hasil penelitian kadar gula darah pada penderita diabetes
mellitus sesudah dilakukan senam diabetes di UPT Puskesmas Mundu Kabupaten
Cirebon tahun 2017 diperoleh hasil sebagian besar dengan kategori di atas normal yaitu 26 orang (52%).
Nilai rata-rata kadar gula darah pada penderita
diabetes mellitus sesudah dilakukan senam diabetes adalah 165,50 yang
menunjukkan bahwa terjadi penurunan kadar gula darah pada penderita diabetes
mellitus. Penurunan rata-rata kadar gula darah pada penderita diabetes mellitus
tersebut disebabkan pemberian senam diabetes yang bermanfaat untuk mengontrol
gula darah.
Hasil penelitian ini didukung penelitian yang
dilakukan oleh Nirwanto (2015) menunjukkan bahwa didapatkan kadar gula darah
sewaktu sebelum intervensi senam dengan nilai mean 198.67 dan std. deviasi
28.987 sedangkan kadar gula darah sewaktu setelah intervensi senam dengan nilai
mean 163.27 dan std. deviasi 32.575 (Nirwanto: 2009). Selain itu, hasil
penelitian Afriza (2011) juga menunjukkan rata-rata kadar glukosa darah sebelum
senam adalah 231,86 mg/dl dan rata-rata sesudah senam adalah 226,93 mg/dl
(Nursalam: 2013).
Dengan demikian berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa setelah
pemberian senam diabetes
diperoleh hasil sebagian besar responden mengalami penurunan kadar gula darah. Hal ini disebabkkan adanya pemberian
intervensi melalui senam diabetes yang bermanfaat untuk mengontrol kadar
gula dalam darah.
3.
Pengaruh
Senam Diabetes Terhadap Penurunan Kadar Gula Darah Pada Penderita Diabetes
Mellitus
Hasil uji
statistik dengan menggunakan uji Wilcoxon diperoleh rata-rata kadar
gula darah pada penderita diabetes mellitus sebelum diberikan senam diabetes sebesar 245,78 dan setelah senam
diabetes sebesar 165,50 dengan hasil
t hitung (-6,145)
> t table (2,011) dan
nilai probabilitas (p =0,000), maka Ha diterima berarti senam
diabetes dapat menurunkan kadar gula darah pada penderita diabetes mellitus di
UPT Puskesmas Mundu Kabupaten Cirebon tahun 2017.
Penurunan rata-rata nilai
post-test dikarenakan responden telah melakukan senam diabetes
yang dapat menurunkan kadar gula darah pada penderita diabetes mellitus. Senam
diabetes yang diberikan pada penelitian ini menunjukkan terdapat penurunan
kadar gula darah pada penderita diabetes mellitus yang bermakna dibandingkan
sebelum diberi senam diabetes. Pemberian senam diabetes ini bertujuan untuk
mengontrol kadar gula darah penderita diabetes mellitus.
Hasil penelitian ini didukung oleh penelitian
Nirwanto (2015) diperoleh nilai p value = 0.000 (<0,05) dengan kesimpulan
adalah terdapat pengaruh senam diabetes terhadap penurunan kadar gula darah
sewaktu pada pasien dengan DM tipe II di Wilayah Kerja Puskesmas Global Kec.
Limboto kab. Gorontalo tahun 2015 (Nirwanto: 2016). Selain itu hasil penelitian Agista (2016) diperoleh hasil nilai p
value = 0.000 (≤0,05) yang berarti terdapat penurunan kadar gula darah
pada pasien DM di Persatuan Diabetes Indonesia (PERSADIA) Rumah Sakit Ciremai
Kota Cirebon tahun 2016.
Dengan demikian Berdasarkan hasil penelitian
menunjukkan bahwa setelah diberikannya senam diabetes dapat menurunkan kadar
gula darah pada penderita diabetes mellitus di UPT Puskesmas Mundu Kabupaten
Cirebon tahun 2017 dibandingkan dengan sebelum diberikan senam diabetes. Adanya
pemberian senam diabetes terhadap penderita diabetes mellitus diharapkan dapat
meningkatkan partisipasi responden untuk aktif melakukan senam diabetes secara
teratur yang bermanfaat untuk menurunkan kadar gula darah.
Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan pada 50
responden di UPT
Puskesmas Mundu Kabupaten Cirebon tahun 2017, maka dapat
ditarik kesimpulan sebagai berikut:
1.
Hasil sebelum dilakukan
intervensi senam diabetes kadar gula darah pada penderita
diabetes mellitus seluruhnya
adalah dengan kategori di atas normal yaitu 50 orang (100%).
2. Hasil setelah dilakukan intervensi senam diabetes kadar gula
darah
pada penderita diabetes mellitus adalah dengan kategori normal yaitu 21 orang (42%).
3. Hasil uji statistik Wilcoxon
diperoleh t hitung (-6,145) > t table (2,011) serta nilai probabilitas (p
=0,000), oleh karena (p < 0,05) berarti senam diabetes dapat
menurunkan kadar gula darah pada penderita diabetes mellitus di UPT Puskesmas
Mundu Kabupaten Cirebon tahun 2017.
BIBLIOGRAFI
Depkes Kota Cirebon.
2016. Profil Kesehatan Kota Cirebon. Kota
Cirebon: Depkes.
Karinda Ari Ririn.
2014. Pengaruh Senam Sehat Diabetes
Mellitus Terhadap Klien Diabetes Mellitus Tipe 2 Di Wilayah Kerja Puskesmas
Patrang Jember. Disudur� 20 November
2016 . Tersedia dari : http :// revository.unej.ac.id; 2014.
Medical. 2016. Bedah: Diagnosis NANDA-1 2015-2017
Intervensi NIC. Hasil NOC. Jakarta: NOC
Mety, Hada, Sundaya.
2015. Pengaruh Senam Diabetes Terhadap
Kadar Gula Darah Pada Pasien DM Tipe 2 Di RS Pelabuhan Cirebon Tahun 2015. Skripsi
Cirebon: STIKes Cirebon; 2015.
Nirwanto, K., Rahim. 2016. Pengaruh Senam Diabetes Terhadap Penurunan Kadar Gula Darah Sewaktu
Pada Pasien Dengan Diabetes Mellitus Di Wilayah Kerja Puskesmas Global
Kecamatan Limboto Kabupaten Gorontalo. Disudur 2 Desember 2016. Tersedia
dari : http://kim.ung.ac.id/.
NN. 2008. Eksokrin dan Endokrin Pada Pankreas. Yogyakarta:
Graha Ilmu.
Notoatmodjo, Soekidjo.
2012. Metodologi Penelitian Kesehatan.
Jakarta: Rineka Cipta�
Nursalam. 2013. Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan
Pendekatan Praktis edisi 3. Jakarta: Salemba medika.
Sacher, A., Ronald dan
Richart, A. AcPherson. 2004. Tinjauan
Klinis Hasil Pemeriksaan Laboratorium. Jakarta: EGC.
Wikipedia Bahasa
Indonesia. 2014. Gula darah. Disudur
20 November 2016. Tersedia dari : http:/id.wikipedia.org/wiki.gula_darah.