Syntax Literate : Jurnal Ilmiah Indonesia p�ISSN: 2541-0849

e-ISSN : 2548-1398

Vol. 5, No. 11, November 2020

PENGARUH EVA, OSS DAN COO TERHADAP MVA PADA PERUSAHAAN OTOMOTIF DI BEI

 

Willy Wigia Sofyan dan Prima Naomi

Universitas Paramadina Jakarta, Indonesia

Email: [email protected] dan [email protected]

 

Abstract

This research aims to see how much influence Economic Value Added (EVA), Ownership Structure (OSS), and Country of Origin (COO) on market performance proxied by Market Value Added (MVA) either simultaneously or partially so that it can become information for investors before investing in automotive companies in Indonesia. The research data used were 11 automotive sub-sector companies listed on the Indonesia Stock Exchange for a period of 10 years, starting from 2009-2018. Sampling using a purposive sampling technique. The analysis method uses panel data with classical assumption testing. The results of this study prove that simultaneously EVA, OSS, and COO can have a significant effect on MVA. Meanwhile, partially EVA and COO have no significant effect on MVA, but OSS can have a significant effect on MVA. In this study, it was found that stock performance cannot always be measured by company fundamentals, it requires an ideal proportion of the share ownership structure so that it has an impact on increasing firm value, the Country of Origin Effect has no effect on improving company performance in the capital market.

 

Keywords: Economic Value Added; Market Value Added; Ownership Structure; Country of Origin

 

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk melihat seberapa besar pengaruh Economic Value Added (EVA), Ownership Structure (OSS), dan Country of Origin (COO) terhadap kinerja pasar yang diproksikan oleh Market Value Added (MVA) baik secara simultan ataupun parsial, sehingga dapat menjadi informasi untuk investor sebelum menanamkan modalnya pada perusahaan otomotif di Indonesia. Data penelitian yang digunakan yaitu 11 perusahaan sub sektor otomotif yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama periode 10 tahun, mulai dari tahun 2009-2018. Pengambilan sampel menggunakan teknik purposive sampling. Metode analisis menggunakan data panel dengan pengujian asumsi klasik. Hasil penelitian ini membuktikan bahwa EVA, OSS, dan COO secara simultan dapat berpengaruh signifikan terhadap MVA. Sedangkan secara parsial EVA dan COO tidak berpengaruh signifikan terhadap MVA, tetapi OSS dapat berpengaruh signifikan terhadap MVA. Pada penelitian ini ditemukan, bahwa kinerja saham tidak selamanya dapat di ukur dengan fundamendal perusahaan, diperlukan proporsi yang ideal pada struktur kepemilikan saham sehingga berdampak pada peningkatan nilai perusahaan, Country of Origin Effect tidak berpengaruh terhadap peningkatan kinerja perusahaan di pasar modal.

 

Kata kunci: Economic Value Added, Market Value Added, Ownership Structure, Country of Origin

 

Pendahuluan

Industri otomotif dan komponen otomotif merupakan salah satu klaster industri unggulan yang berperan mendongkrak pertumbuhan ekonomi di atas 7% (Dewayana & Dedy, 2012). Perkembangan industri otomotif di Indonesia ke depan cukup baik, dikarenakan potensi pasar dalam negeri yang cukup besar. Situasi ini dapat dilihat berdasarkan data Domestic Market dan Production pada grafik 1 dibawah ini.

 

Grafik 1 Grafik Domestic Market dan Production

Sumber: GAIKINDO (Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia)

 

Secara umum tingkat produksi belum mampu untuk memenuhi permintaan pasar. Oleh karena itu, perusahaan sektor otomotif menjadi hal yang patut untuk diperhitungkan investor. Melihat fenomena bahwa daya beli dari sisi domestik tinggi, maka industri otomotif di Indonesia terus meningkatkan produksi dan kualitas yang dihasilkan. Hal ini akan mengakibatkan ketatnya persaingan perusahaan di industri otomotif. Peneliti mengasumsikan bahwa semakin tinggi persaingan antar perusahaan otomotif maka akan berpengaruh terhadap kinerja perusahaan tersebut. Apabila kinerja perusahaan dinilai tidak baik, maka akan menurunkan tingkat kepercayaan investor untuk membeli sahamnya dan menanamkan modalnya pada perusahaan tersebut.

Untuk menilai bahwa sebuah perusahaan memiliki kinerja yang baik maka dapat diukur dengan berbagai metode pendekatan. Umumnya menggunakan pendekatan rasio keuangan. (Ekaningsih, 2011) menyatakan bahwa pengukuran yang menggunakan rasio keuangan memiliki kelemahan utama yaitu mengabaikan adanya biaya modal, sehingga sulit untuk mengetahui apakah suatu perusahaan telah berhasil menciptakan nilai tambah atau tidak. Untuk menanggulangi keterbatasan metode rasio keuangan, maka Stern dan Stewart (1989), pendiri perusahaan konsultan Stern Stewart & Company di Amerika Serikat memperkenalkan metode baru dalam menilai kinerja perusahaan yaitu Economic Value Added (EVA). Pendapat Stern Stewart dalam buku (Stern, Shiely, & Ross, 2001) yakniEconomic Value Added is the financial performance measure that comes closer than any other of capturing the true economic profit of an enterprise. EVA also is the performance measure most directly linked to the creation of shareholder wealth over time�. Sedangkan MVA merupakan indikator untuk mengukur adanya penciptaan nilai tambah dari suatu investasi.

Faktor lain yang mempengaruhi kinerja perusahaan pada industri otomotif yaitu kepemilikan struktur saham, yang lebih banyak dikuasai oleh kepemilikan asing (foreign ownership), artinya sumber pendanaan serta kebijakan perusahaan pada industri otomotif lebih di dominasi oleh pihak asing, yang mungkin bisa berdampak pada peningkatan nilai perusahaan atau penurunan nilai perusahaan. (Wihartanto & Naomi, 2016) mengungkapkan bahwa kepemilikan efek oleh investor asing berpengaruh negatif signifikan terhadap perubahan harga pasar. Sehingga perlu mengetahui manakah yang lebih berpengaruh terhadap kinerja perusahaan pada industri otomotif yang ditinjau berdasarkan struktur kepemilikan yang berbeda antara lain dari sisi kepemilikan manajerial, institusional dan pihak asing sendiri. (Fahdiansyah, 2018) menyatakan bahwa adanya pengaruh yang signifikan dari variabel dengan kepemilikan institusional dan kepemilikan individual (manajerial) terhadap nilai perusahaan, yang menunjukan bahwa struktur kepemilikan yang memungkinkan pemilik perusahaan melakukan pengawasan terhadap kinerja manajemen perusahaan dapat berdampak pada peningkatan nilai perusahaan.

(Kotler & Keller, 2013) mengungkapkan Country of Origin merupakan asosiasi dan kepercayaan mental seseorang akan suatu produk yang dipicu oleh negara asal produk yang secara umum dianggap sebagai karakteristik suatu produk. Penelitian yang dilakukan oleh (Sunarti, 2018) bahwa Country of Origin berpengaruh signifikan terhadap citra merek. Brand Image yang cukup kuat pada citra merek negara asal (Country of Origin) akan mempengaruhi pembelian produk yang dampaknya dapat meningkatkan nilai perusahaan (Al-Sulaiti & J. Baker, 2016). Terlihat pada grafik 2 dibawah ini pada industri otomotif dan komponen otomotif.

 

Grafik 2 Data Market Share by Brand 2015-2019

Sumber: GAIKINDO

 

Market Share selama 5 tahun terakhir pada industri otomotif di Indonesia dikuasai oleh tiga brand dari negara Jepang, Amerika dan Gabungan Eropa. Market Share tertinggi sebanyak 97% di dominasi oleh merek dari negara Jepang. Hal tersebut menggambarkan bahwa citra merek produk negara Jepang (Country of Origin) berhasil mempengaruhi persepsi minat pembelian pada masyarakat Indonesia.

Berdasarkan fenomena yang terjadi pada industri otomotif di Indonesia dan beberapa hasil penelitian sebelumnya, maka peneliti melakukan penelitian yang lebih komprehensif dengan pengajuan hipotesis seperti gambar 1 dibawah ini.

 

Gambar 1 Kerangka Pemikiran Penelitian

 

Hipotesis

H1���� : Apakah terdapat pengaruh secara simultan dari faktor EVA, OSS, dan COO terhadap MVA pada industri otomotif?

H2���� : Apakah terdapat pengaruh dari faktor EVA terhadap MVA pada industri otomotif?

H3���� : Apakah terdapat pengaruh dari faktor OSS terhadap MVA pada industri otomotif?

H4���� : Apakah terdapat pengaruh dari faktor COO terhadap MVA pada industri otomotif?

 

Metode Penelitian

Populasi dalam penelitian ini adalah industri manufaktur sub sektor otomotif yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) selama sepuluh tahun yakni dari tahun 2009-2018. Pengambilan sampel menggunakan teknik purposive sampling, yaitu teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu, karena tidak semua sampel memiliki kriteria yang sesuai dengan peneliti tentukan (Sugiono, 2013). Kriteria perusahaan tersebut adalah perusahaan yang tidak pernah melakukan delisting, kemudian perusahaan mempublikasikan laporan tahunan teraudit yang berakhir tanggal 31 Desember. Jumlah sampel yang memenuhi kriteria sebanyak 11 perusahaan. Operasionalisasi variabel penelitian yang digunakan terlihat pada tabel 1 dibawah ini.

 

Tabel 1

Operasionalisasi Variabel

Variabel

Definisi

Operasional

Indikator

Skala

Pengukuran

Economic Value Added (X1)

Selisih antara laba operasional setelah pajak dengan biaya modal

NOPAT � COC (Cost of Capital)

Rasio

Managerial Ownership (X2)

Perbandingan jumlah pemegang saham pihak manajemen dengan jumlah saham yang beredar

 

Rasio

Institutional Ownership (X3)

Perbandingan jumlah pemegang saham pihak institusional dengan jumlah saham yang beredar

Rasio

Foreign Ownership (X4)

Perbandingan jumlah pemegang saham pihak asing dengan jumlah saham yang beredar

Rasio

Country of Origin (dummy)

Negara asal merek produksi dari perusahaan yang telah dirubah menjadi variabel dummy

Kategori 1 untuk merek Jepang

Kategori 2 untuk merek Eropa

Kategori 3 untuk merek Amerika

Kategori 0 untuk lainnya

Ordinal

Market Value Added (Y)

Selisih antara harga pasar saham dan nilai buku saham dengan jumlah saham yang dikeluarkan

Rasio

�����������

Metode pada penelitian ini menggunakan analisis regersi data panel (pooled data), yang kemudian dilakukan dua pengujian asumsi klasik yaitu uji multikolinieritas dan heteroskedastisitas. Menurut (Basuki & Prawoto, 2016) dalam regresi data panel tidak semua pengujian asumsi klasik perlu dilakukan, karena model diasumsikan bersifat linier, pada syarat BLUE (Best Linier Unbias Estimator) uji normalitas tidak termasuk didalamnya, dan data tidak bersifat time series sehingga uji autokorelasi tidak perlu dilakukan. Untuk menjawab hipotesis penelitian menggunakan pengujian secara simultan (uji F), parsial (uji t), dan koefisien determinasi (uji R2) untuk mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen.

 

 

 

Hasil dan Pembahasan

Regresi data panel harus melalui tahapan penentuan model estimasi yang tepat. Menurut (Basuki & Prawoto, 2016) dalam metode estimasi model regresi dengan menggunakan data panel dapat dilakukan melalui tiga pendekatan antara lain dengan Pooled Least Square (PLS) atau Common Effect Models (CEM), Fixed Effect Models (FEM), dan Random Effect Models (REM). Untuk memilih model mana yang paling tepat digunakan.

A.    Pemilihan Model Regresi Data Panel

1.      Hasil Uji Chow

Tabel 2

Hasil Estimasi Uji Chow

Redundant Fixed Effects Tests

 

 

Equation: EQ01

 

 

 

Test cross-section fixed effects

 

 

 

 

 

 

Effects Test

Statistic  

d.f. 

Prob. 

 

 

 

 

 

Cross-section F

5.578120

(10,94)

0.0000

Cross-section Chi-square

51.246887

10

0.0000

Sumber: Hasil Output Eviews 10

Nilai probabilitas Cross Section F dan Chi�-Square < 0.05, sehingga menolak CEM dan menerima FEM, maka pengujian data berlanjut ke uji Hausman.

2.      Hasil Uji Hausman

Tabel 3

Hasil Estimasi Uji Hausman

Correlated Random Effects - Hausman Test

 

Equation: EQ01

 

 

 

Test cross-section random effects

 

 

 

 

 

 

Test Summary

Chi-Sq. Statistic

Chi-Sq. d.f.

Prob. 

 

 

 

 

 

Cross-section random

36.076931

5

0.0000

 

 

 

 

 

Sumber: Hasil Output Eviews 10

Nilai Chi-Square Statistics pada Cross-Section Random sebesar 36.07 dengan nilai probabilitas < 0.05, sehingga menolak REM dan menerima FEM, maka model terbaik yang digunakan pada penelitian ini adalah Fixed Effect Model.

 

 

 

 

 

 

 

B.     Pengujian Asumsi Klasik

1.      Hasil Uji Multikolinieritas

Uji multikolinearitas bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat hubungan kolinier antar variabel independen (Ghozali, 2017).

 

Tabel 4

Hasil Uji Multikolinieritas

 

EVA

MO

IO

FO

COO

 

 

 

 

 

 

EVA

 1.00

-0.10

-0.18

 0.13

-0.06

MO

-0.10

 1.00

-0.26

 0.14

 0.12

IO

-0.18

-0.26

 1.0

-0.87

-0.07

FO

 0.13

 0.14

-0.87

 1.00

 0.29

COO

-0.06

 0.12

-0.07

 0.29

 1.00

Sumber: Hasil Output Eviews 10

Bahwa koefisien korelasi antar variabel bebas tidak ada yang > 0.9 atau < -0.9 yang berarti bahwa tidak terdapat korelasi yang kuat antar variabel bebas sehingga model pada penelitian ini bebas dari masalah multikolinearitas.

2.      Hasil Uji Heteroskedastisitas

Pengujian heteroskedastisitas menggunakan metode Glejser, yaitu dengan meregres nilai absolute residual terhadap variabel independen.

Tabel 5

Hasil Uji Heteroskedastisitas

Dependent Variable: ABS(RESID)

 

Sample: 2009 2018

 

 

Periods included: 10

 

 

Cross-sections included: 11

 

Total panel (balanced) observations: 110

 

 

 

 

 

F-statistic

4.567378

    Prob(F-statistic)

0.000833

Sumber: Hasil Output Eviews 10

Nilai prob(F-statistic)<0.05, maka model terdapat masalah heteroskedastisitas sehingga model tidak memenuhi syarat atau asumsi homoskedastisitas. Menurut (Reed & Haichun, 2011) jika terdapat masalah asumsi heteroskedastisitas maka solusinya adalah menggunakan metode Feasibel General Least Square (FGLS) dengan koefisien estimasi White Period, dimana dengan model ini, koefisien estimasi menjadi kebal atau robust terhadap pelanggaran asumsi heteroskedastisitas, begitupula penelitian yang dilakukan oleh (Setyawan, 2019) menunjukkan bahwa penggunaan metode FGLS dapat mempertahankan sifat estimator yaitu tak bias dan konsisten, sehingga tidak perlu dilakukan uji ulang heteroskedastisitas.

 

 

 

Tabel 6

Hasil Uji Feasibel General Least Square

Dependent Variable: MVA

 

Sample: 2009 2018

 

 

Periods included: 10

 

 

Cross-sections included: 11

 

Total panel (balanced) observations: 110

White period standard errors & covariance (d.f. corrected)

 

 

 

 

 

F-statistic

3.177796

�������� Prob(F-statistic)

0.000309

Sumber: Hasil Output Eviews 10

C.    Hasil Pengujian Hipotesis

1.      Uji Signifikansi Simultan (Uji F)

Uji F dilakukan untuk mengetahui signifikan atau tidak variabel-variabel independen terhadap variabel dependen secara menyeluruh (bersama-sama).

Tabel 7

Hasil Uji F

R-Squared

0.336472

Adjusted R-squared

0.230590

S.E. of regression

2.23E+13

F-statistic

3.177796

Prob(F-statistic)

0.000309

��������������������������������� Sumber: Hasil Output Eviews 10

Nilai F-statistic = 3.17 dengan p value atau Prob(F-statistic) = 0.00 < 0.05, maka secara menyeluruh semua variabel bebas mempengaruhi variabel terikat.

2.      Uji Signifikansi Parsial (Uji t)

Uji t dilakukan untuk mengetahui signifikan atau tidaknya variabel-variabel independen terhadap variabel dependen secara individu.

Tabel 8

Hasil Uji t

Variabel

Coefficient

Std. Error

t-Statistic

Prob.

C

1.37E+13

7.07E+11

19.31852

0.0000

EVA

0.166870

0.140021

1.191753

0.2364

MO

-7.77E+12

2.99E+12

-2.600925

0.0108

IO

-2.69E+12

6.04E+11

-4.452663

0.0000

FO

-6.16E+12

1.42E+12

-4.348513

0.0000

COO

-3.81E+09

2.33E+10

-0.163427

0.8705

Sumber: Hasil Output Eviews 10

Variabel EVA dan variabel COO tidak berpengaruh signifikan secara parsial dengan nilai probabilitas > 0.05, sedangkan variabel MO, IO, dan FO berpengaruh signifikan secara parsial dengan nilai probabilitas < 0.05.

3.      Koefisien Determinasi (R2)

Berdasarkan tabel 6 di atas, nilai R-Squared = 0.33, maka sekumpulan variabel bebas hanya mampu menjelaskan variabel terikat sebesar 33%, sedangkan sisanya sebesar 67% dipengaruhi oleh faktor diluar variabel bebas di dalam penelitian. Namun masih signifikan yang diperlihatkan oleh uji simultan

D.    Pembahasan

1.      Pengaruh Economic Value Added, Ownership Structure, Country of Origin Terhadap Market Value Added

Berdasarkan hasil uji F, ketiga variabel bebas EVA, OSS, dan COO secara simultan (bersama-sama) berpengaruh signifikan terhadap MVA. 33% variasi MVA dapat dijelaskan oleh variasi ketiga variabel tersebut, sedangkan 67% dijelaskan oleh sebab-sebab lain diluar model. Sebab-sebab lain diluar dari ketiga model variabel yang dapat mempengaruhi MVA, diungkapkan oleh hasil penelitian (Sitorus, 2016). yang menyatakan bahwa pada industri manufaktur Dividend Per Share (DPS) menunjukkan pengaruh positif dan signifikan terhadap Market Value Added. DPS yang diberikan perusahaan kepada investor terbukti mampu memberikan sinyal yang positif terhadap harga saham dan pada akhirnya akan meningkatkan MVA.

Selain itu, pada industri otomotif yang memungkinkan naik turunnya market dapat dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti penyerapan pasar domestik yang stagnan pada 5 tahun terakhir, pertumbuhan ekonomi yang belum menyentuh angkat 6%, penurunan uang muka pada kendaraan bermotor, yang tidak diikuti dengan penurunan suku bunga.

2.    Pengaruh Economic Value Added Terhadap Market Value Added

Berdasarkan hasil uji t, menunjukkan bahwa EVA secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap MVA. Hasil penelitian ini membuktikan penelitian yang telah dilakukan oleh (Windyarti, 2007), bahwa perusahaan yang memiliki EVA positif tidak selalu berpengaruh signifikan terhadap MVA. Pada industri otomotif fundamental perusahaan belum berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan. Sebab di Indonesia pergerakan market lebih banyak dipengaruhi oleh rumor ataupun corporate action dengan tujuan untuk mendongkrak performa di pasar modal.

Kemungkinan lain yang menyebabkan EVA tidak berpengaruh signifikan terhadap MVA, yang pertama adalah terkait dengan keputusan operasional, sehingga nilai laba operasi setelah pajak lebih kecil dibandingkan dengan biaya rata-rata tertimbang dan besarnya modal yang di investasikan. Yang kedua adalah terkait dengan keputusan financial yang diambil perusahaan dalam menentukan sumber dana yang efisien. Keputusan tersebut berdampak pada cost of capital dan stock price.

3.    Pengaruh Ownership Structure Terhadap Market Value Added

Berdasarkan hasil uji t, menunjukkan bahwa Managerial Ownership (MO), Institutional Ownership (IO), dan Foreign Ownership (FO) dapat berpengaruh signifikan terhadap MVA. Nilai koefisien regresi ketiga variabel MO, IO, dan FO bertanda negatif, yang artinya jika ketiga struktur kepemilikan manajerial, institusional, dan asing masing-masing semakin besar, maka akan menurunkan MVA. Beberapa penelitian sebelumnya yang mendukung hasil penelitian ini, seperti yang telah dilakukan oleh (Dwi, 2012) dalam penelitiannya menyatakan bahwa penurunan nilai perusahaan disebabkan oleh adanya tindakan oportunistik pihak manajemen. (Suteja, 2009) menyatakan bahwa tindakan monitoring aktif berubah menjadi pasif dan oportunistik ketika kepemilikan saham investor institusional semakin besar. Kemudian, (Wihartanto & Naomi, 2016) menyatakan bahwa kepemilikan efek oleh investor asing berpengaruh negatif signifikan terhadap perubahan harga saham.

Jika kepemilikan suatu saham terlalu besar oleh satu pihak tertentu, maka dapat berpengaruh besar terhadap kebijakan yang diambil dan pihak yang memiliki proporsi keberadaannya dalam perusahaan masih bersifat minoritas, tidak akan bisa memaksimalkan fungsi yang sebenarnya di dalam perusahaan. Idealnya, jika pada struktur kepemilikan perusahaan proporsi pihak tertentu tidak saling mendominasi dalam kepemilikan saham, maka akan tercipta suatu sistem kontrol yang baik dalam melakukan pengawasan satu sama lain, dan dapat memaksimumkan fungsi kualitas manajerialnya.

4.    Pengaruh Country of Origin Terhadap Market Value Added

Berdasarkan hasil uji t, menunjukkan bahwa COO secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap MVA. Hasil penelitian ini mendukung penelitian yang telah dilakukan oleh (Dinata & Srikandi, 2015) yang menyatakan bahwa Indonesia bukan negara yang sensitif akan Country of Origin, tetapi sensitif terhadap sebuah produk yang dapat menghasilkan persepsi kualitas yang bagus, kehandalan layanan yang baik, dan harga jual yang kembali tinggi. Sehingga COO tidak berkolerasi dengan peningkatan kinerja perusahaan otomotif di pasar modal.

Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan, maka dapat disimpulkan bahwa Economic Value Added, Ownership Structure, dan Country of Origin secara bersama-sama (simultan) dapat memberikan pengaruh terhadap Market Value Added. Economic Value Added tidak berpengaruh signifikan terhadap Market Value Added pada industri otomotif di Indonesia. Ownership Structure yang terdiri dari Managerial Ownership, Institutional Ownership, dan Foreign Ownership dapat berpengaruh signifikan terhadap Market Value Added pada industri otomotif di Indonesia. Country of Origin tidak berpengaruh signifikan terhadap Market Value Added pada industri otomotif di Indonesia.

Keterbatasan pada penelitian ini adalah pada pengujian variabel-variabel penelitian yang hanya sebatas pada value added, struktur kepemilikan saham, dan county of origin effect, mungkin akan lebih komperhensif jika dilakukan penambahan variabel-variabel lainnya yang dapat mempengaruhi kinerja perusahaan dan nilai perusahaan. disarankan agar pada penelitian berikutnya menggunakan pendekatan variabel yang lainnya, seperti Return on Equity (ROE), Return on Assets (ROA), Earning per Share (EPS), dan Devidend per Share (DPS) untuk melihat seberapa besar pengaruhnya terhadap Market Value Added. Kemudian, sebagai pembanding dan untuk menghasilkan temuan yang lebih menarik, sebaiknya dapat mempergunakan sampel data pada perusahaan sektor otomotif di negara-negara lain.

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan implikasi bagi pihak yang berkepentingan. Bagi investor dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan alternatif dalam menilai kinerja perusahaan. Bagi perusahaan perlu melakukan pengukuran kinerja perusahaan berbasiskan value added, komposisi struktur kepemilikan saham yang ideal, serta country of origin effect terhadap peningkatan market, sehingga dapat melihat dan menilai seberapa besar pengaruhnya terhadap kinerja pada perusahaan.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

BIBLIOGRAFI

 

 

Al-Sulaiti, I. K., & J. Baker, M. (2016). Country of Origin Effects: a Literature Review. Emerald Insight Marketing Intelligence & Planning, 150-199.

 

Basuki, A. T., & Prawoto, N. (2016). Analisis Regresi Dalam Penelitian Ekonomi & Bisnis : Dilengkapi Aplikasi SPSS & EVIEWS. Depok: PT Rajagrafindo Persada.

 

Dewayana, T., & Dedy, S. (2012). Peluang dan Tantangan Industri Komponen Otomotif Indonesia. Seminar Nasional Competitive Advantage, 1-6.

 

Dinata, J., & Srikandi, K. (2015). Country of Origin dan Pengaruhnya Terhadap Persepsi Kualitas dan Minat Beli. Jurnal Administrasi Bisnis, 1-8.

 

Dwi, S. (2012). Kepemilikan Manajerial, Kepemilikan Institusional, Kebijakan Deviden, dan Kebijakan Hutang Analisis Terhadap Nilai Perusahaan. Accounting Analysis Journal, 1-12.

 

Ekaningsih, L. (2011). Analisis Perbandingan Penilaian Kinerja Perusahaan Di Bursa Efek Indonesia. Jurnal Akuntansi Universitas Jember, 17-30.

 

Fahdiansyah, R. (2018). Struktur Kepemilikan dan Nilai Perusahaan. Jurnal Varian, 41-49.

 

Ghozali, I. &. (2017). Analisis Multivariat dan Ekonometrika Teori, Konsep, dan Aplikasi dengan EViews 10. Semarang: Universitas Diponegoro.

 

Kotler, P., & Keller, K. L. (2013). Manajemen Pemasaran. Jakarta: Erlangga.

 

Reed, R., & Haichun, Y. (2011). Which Panel Data Estimator Should I Use. Routledge Taylor & Francis Group, 985-999.

 

Setyawan, A. (2019). Analisis Masalah Heteroskedastisitas Menggunakan Generalized Least Square. Eigen Mathematics Journal, 62-72.

 

Sitorus, M. (2016). Analisis Pengaruh ROE, EPS, DPS, DOL, dan DFL Tehadap Market Value Added Pada Industri Manufaktur Di BEI Tahun 2011-2014. Diponegoro Journal of Management, 1-13.

 

Stern, J. M., Shiely, J. S., & Ross, I. (2001). The EVA Challenge � Implementing Value Added Change in an Organization. New York: John Wiley & Sons.

 

Sugiono. (2013). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.

 

Sunarti, F. N. (2018). Pengaruh Country of Origin Terhadap Citra Merek dan Dampaknya Pada Keputusan Pembelian. Jurnal Administrasi Bisnis Universitas Brawijaya, 111-119.

Suteja, J. (2009). Pengaruh Struktur Modal, Kepemilikan, dan Faktor Eksternal pada Penentuan Nilai Perusahaan. Trikonomika, 78-79.

 

Wihartanto, & Naomi, P. (2016). Pengaruh Perubahan Kepemilikan Efek Oleh Investor Terhadap Harga Saham Di Pasar Modal Indonesia. Jurnal Manajemen Universitas Paramadina.

 

Windyarti, A. K. (2007). Analisis Pengaruh Economic Value Added Terhadap Market Value Added Pada 20 Emiten Terakftif Di Bursa Efek Jakarta Periode 2001-2005. Jurnal Informasi, Perpajakan, Akuntansi dan Keuangan Publik, 97-115.